TATA KELOLA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

1 Erwin 2 , Edi Indrizal Abstract

At the time of the earthquake affecting substantial losses due to the damage they cause, usually very high expectations of the people to the government for rehabilitation and reconstruction (rehabilitation and reconstruction) of homes affected. Therefore readiness to undertake the rehabilitation of earthquake remains an important concern by the parties in the response to natural disasters, both government and society.

This study is a qualitative study to describe the experience of the parties in order to direct the rehabilitation of houses affected by the earthquake of 2007 in Tanah Datar, West Sumatra province. The results of this study found the application of the principles of transparency, participation and accountability in the interrelation between the government and society in the process of preparation and implementation of the rehabilitation of earthquake-affected neighborhoods. Open governance practices have proven quite successful even minimize complaints and public protests or other social conflict that impacts are not uncommon in post- disaster management in the region. Experiences of good practice organizing the rehabilitation of houses affected by the earthquake in Tanah Datar this would even be used as a pilot, and learning resources of many parties in implementing the governance of disaster management in the various regions.

Key word: disaster management, good governance, inter-relationships of the parties, good practice.

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

ndonesia merupakan salah satu negara kawasan “supermarket” bencana alam, di dunia yang dikenal rawan bencana

Dikatakan demikian karena daerah ini juga berada di sekitar pusaran cincin api I memiliki potensi paling kompleks untuk

antara lain di Provinsi Sumatera Barat. alam. Letak geologis negara ini yang

pertemuan antar patahan lempeng bumi terjadinya bencana alam seperti gempa benua-benua

bumi, tanah longsor, angin badai, banjir, gunung api yang masih aktif hingga kini

bahkan hingga tsunami. menyebabkan

Salah satu bencana alam besar gempa tektonik dan vulkanik dapat terjadi

potensi

kompleksitas

yang dihadapi Provinsi Sumatera Barat dari masa ke masa. Posisi geografisnya

belum luput dari banyak ingatan warganya yang terletak di antara samudera terluas di

yakni peristiwa gempa 30 September dunia

kemudian populer juga Samudera

yakni Samudera

disingkat G 30 S 2009. Gempa bumi bencana alam jadi makin kompeks karena

berkekuatan 7.9 SR ketika itu tercatat telah memungkinkan terjadinya anomali iklim,

dampak luar biasa cuaca, banjir, longsor, badai, topan dan

mengakibatkan

seriusnya dialami masyarakat di daerah sebagainya.

ini, terutama di daerah Kota Padang, Di Indonesia sendiri beberapa

Kabupaten Padang Pariaman dan Kota daerah kemudian populer disebut sebagai

Pariaman.

1 Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas, Padang

2 Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas, Padang

Selain juga di Kota Bukittinggi, Kabupaten di daerah yang berbeda itu juga telah Pesisir Selatan, Kabupaten Solok dan Kota

menyebabkan korban jiwa dan kerugian Solok. Inilah gempa dengan dampak

harta benda yang cukup besar. Jika terburuk yang pernah dialami masyarakat

dibandingkan antara kedua daerah yang Sumatera Barat selama ini.

mengalami bencana alam gempa bumi Berdasarkan data terakhir yang

Tahun 2007 itu bahkan Kabupaten Tanah diterbitkan oleh Satkorlak Penanggulangan

Datar terdampak lebih parah dibandingkan Bencana Provinsi Sumatera Barat dan

Kota Padang.

BNPB per tanggal 18 Oktober 2009, Gempa bumi yang terjadi pada jumlah korban jiwa pascabencana gempa

6 Maret 2007 berpusat di bumi di Sumatera Barat tercatat sebanyak

Selasa

Kabupaten Tanah Datar itu kemudian 1.117 jiwa meninggal dunia, 1.214 jiwa

dikenal dengan sebutan Gempa Tanah korban luka berat, 1.688 luka ringan, serta

Datar 2007. United States Geological pengungsi sejumlah 410 jiwa, yang

Survey (USGS) mencatat pada waktu itu sebagian besar berada di Kabupaten

terjadi dua gempa berkekuatan masing- Padang Pariaman dan Kota Padang.

masing 6,4 dan 6,3 SR berselang sekitar Selain itu, sesuai hasil pemutakhiran data

dua jam. Gempa terjadi pada koordinat terakhir pada tanggal 28 Oktober 2009,

0,490° LS, 100,529° BT pada kedalaman total jumlah rumah yang mengalami

30 km, pada jarak 55 km timur laut kerusakan sebanyak 249.833 unit dengan

Padang. Sembilan jam kemudian USGS rincian: 114.797 unit rumah rusak berat,

mencatat gempa ketiga pada koordinat 67.198 unit rumah rusak sedang dan

0.287° LS, 100.605° BT. Intensitas gempa 67.838 unit rumah rusak ringan. Dampak

lebih rendah, dengan bencana juga mengakibatkan kerusakan

susulan

ini

magnitudo 4,9. Sementara itu, Badan sejumlah gedung pemerintahan, fasilitas

Meteorologi dan Geofisika (BMG) juga kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas

melaporkan tiga kali gempa pada 6 Maret perdagangan,

2007 itu. Menurut laporan Kantor BMG di kantoran

hotel

dan gedung/per

Kota Padang Panjang pada hari kedua Berdasarkan penaksiran kerusakan dan

pascagempa Tanah Datar tersebut tercatat kerugian pascabencana mengindikasikan

jumlah gempa yang terjadi mencapai 226 bahwa kerusakan dan kerugian terparah

kali. Pada hari Kamis 8 Maret 2007 sampai terjadi pada komponen perumahan dengan

tengah hari masih terjadi 45 kali gempa nilai kerusakan dan kerugian mencapai

susulan. Peristiwa gempa itu disebut juga Rp. 15,41 triliun. Sektor infrastruktur

telah memicu aktivitas Gunung Talang mengalami

yang terletak di Kabupaten Solok dan mencapai Rp. 963 miliar, sektor sosial Rp.

kerusakan

dan kerugian

terbentuknya sebuah ngarai baru di Nagari 1,52 triliun, sektor ekonomi Rp. 2,3 triliun,

Gunung Rajo di Kabupaten Tanah Datar. dan lintas sektor (sub‐sektor pemerintahan

Padang-Bukittinggi dan dan lingkungan) menderita kerusakan dan

Jalan

raya

Padang-Solok sempat macet karena kerugian sebesar

tertimbun tanah longsor. sehingga

Gempa bumi 6 Maret 2007 di kerugian tercatat Rp 20,86 triliun.

total nilai

kerusakan 3 dan

Kabupaten Tanah Datar tercatat juga telah Dua tahun sebelumnya yaitu pada

membawa dampak kerugian yang cukup Tahun 2007 bencana alam gempa bumi

luas hingga daerah sekitarnya yakni juga telah melanda Kota Padang. Pada

Kabupaten Solok, Kabupaten Lima Puluh Tahun 2007 itu bencana alam gempa bumi

Kota, Kota Solok, Kota Payakumbuh dan yang berkategori besar juga terjadi di

Kota Padang Panjang. Adapun Kabupaten Kabupaten Tanah Datar. Masyarakat

Tanah Datar sendiri tercatat sebagai masih bisa mengingat (dan seharusnyalah

daerah yang paling parah terkena dampak, tidak boleh melupakan), dari kedua

baik dari korban jiwa maupun kerusakan bencana alam di waktu yang berbeda dan

dan kerugian material yang ditimbul kannya. Di antara kerugian material paling

serius kemudian dirasakan masyarakat Dikutip dari buku Rencana Aksi Rehabilitasi

meliputi kerusakan rumah warga, mulai Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana Gempa

dari rusak ringan, sedang, hingga berat, Bumi di Provinsi Sumatera Barat 2009-2011

yang dususn oleh Bappenas RI (2008).

dan oleh karenanya memerlukan reha (rehab-rekon) rumah warga terdampak bilitasi dan rekonstruksi.

pascagempa Tanah Datar 2007 yang Peristiwa

minim riak protes dan konflik mungkin bisa mengakibatkan

dijadikan rintisan pembelajaran bersama kerugian materil bisa saja berulang terjadi.

oleh banyak pihak dalam penanggulangan Selain terkait dengan siklus alam, terlebih

bencana di daerah. Di sinilah penelitian ini penting ia berhubungan pula dengan

dipandang menemukan relevansi dan bagaimana kesiap-siagaan para pihak

urgensinya.

dalam menghadapi dan menaggulangi bencana alam itu sendiri. Dewasa ini se

2. Perumusan Masalah

makin dibutuhkan adanya pendekatan empa bumi merupakan sebuah penanggulangan bencana secara lebih

G paling ditakutkan manusia dibandingkan

fenomena dan peristiwa bencana tepat dan lebih baik guna meminimalisir

alam destruktif yang biasanya dampak-dampak yang tidak diinginkan

terjadi. Inter-relasi dan kesiapan para

lainnya, sebab pihak,

bencana

alam

dapat menghancurkan ling kungan tinggal, masyarakat

baik pemerintah

maupun

merenggut banyak korban jiwa penduduk bencana akan menentukan tingkat dampak

dalam

penanggulangan

dan dampak berjangka panjangnya untuk bencana yang ditimbulkan dan seperti apa

kembali bisa pulih. Gempa bumi adalah pemulihan yang selanjutnya diwujudkan.

pergerakan bumi secara mendadak yang Termasuk dalam hal mempersiapkan

disebabkan oleh pelepasan kekuatan pelaksanaan rehabilitasi-rekonstruksi ru

gesekan alamiah dari dalam bumi yang mah warga terdampak pascagempa, yang

telah terakumulasi cukup panjang atau biasanya

cukup lama waktunya. Gempa bumi dapat masyarakat

terjadi akibat gerakan kekuatan tektonik ditanggulangi.

dari lempeng dunia telah membentuk Jika inter-relasi dan kesiapan para

bumi, dengan bergerak per lahan di bawah pihak buruk dalam menyelenggarakan

tanah dan saling bertabrakan. Terkadang penanggulangan bencana, maka dampak

pergerakan ini bertahap, terkadang pula kerugian bisa semakin parah dan bahkan

lempengan ini terkunci selama ratusan berlarut-larut dapat menimbulkan masalah

tahun dan tak mampu mengeluarkan baru lainnya. Sebaliknya jika inter-relasi

energi sampai di satu titik yang mampu dan kesiagaan para pihak terlaksana baik

membangun energi besar, lempengan ini minimal memperhatikan prinsip trans

kemudian melepas energi tersebut. Untuk paransi, akuntabilitas dan partisipasi, maka

gempa yang terjadi di bawah laut, pada dampak kerugian akibat bencana alam

keadaan tertentu bahkan dapat memicu akan bisa ditekan. Demikianlah pula

tsunami. Sebagian besar dari peristiwa halnya apabila inter-relasi dan kesiapan

kegempaan ini hingga kini belum bisa para pihak buruk ketika mempersiapkan

diprediksi waktu akan terjadinya secara rencana rehabilitasi-rekonstruksi, maka

akurat oleh ilmu penge tahuan dan dampak ikutan berupa konflik antar warga

teknologi manusia. Selain itu gempa juga dan antara warga dengan pemerintah bisa

bisa terjadi akibat proses vulkanik gunung terjadi kemudian hari sehingga semakin

api. Dalam istilah masyarakat gempa menambah rumit kompleksnya dampak

kategori ini disebut gunung meletus. bencana. Sebaliknya jika inter-relasi dan

kategorinya, apakah gempa kesiagaan

Apapun

tektonik ataupun vulkanik, dan apakah dengan tata kelola yang baik-minimal

para pihak

dilaksanakan

gempa di darat atau di laut, manakala memperhatikan

gempa terjadi di sekitar daerah yang padat governance (transparansi, partisipasi dan

prinsip-prinsip

open

penduduk, maka potensi dampaknya akuntabilitas),

jatuhnya korban jiwa dan ataupun konflik-konflik sosial yang dapat

maka keluhan,

protes

terhadap

kerugian fisik ataupun material bisa terjadi pascabencana alam kiranya akan

menjadi lebih tinggi.

bisa diminimalisir. Mengingat gempa bumi sering kali Pengalaman langsung dari inter-

tidak bisa diprediksi waktu terjadinya dan relasi para pihak khususnya dalam

sering menyebabkan dampak kerugian penyelenggaraan rehabilitasi-rekonstruksi

yang dahsat, oleh karenanya manusia yang dahsat, oleh karenanya manusia

warga terdampak menghadapi dan terus menerus berikhtiar

pascagempa 2007. Hal kurang lebih sama menanggulangi

juga pernah terjadi yang menggambarkan kompleks bisa ditimbulkannya. Dalam hal

bencana

yang lebih

kekurang-puasan masyarakat ini menjadi penting memahami penang

adanya

terhadap penanggulangan bencana yang gulangan bencana secara lebih utuh mulai

dilakukan pemerintah daerah lainnya dari tindakan preventif (sebelum terjadinya

maupun pemerintah nasional di Aceh, bencana), di saat terjadinya bencana

Jogjakarta, dsb.

(mitigasi dan tanggap darurat)

Di sisi lainnya, sayangnya pula penaggulangan bencana pascagempa.

dan

selama ini minim sekali perhatian terhadap Fase-fase penanggulangan bencana itu

pengalaman praktik yang cukup baik untuk kini juga semakin banyak dipahami

dijadikan rintisan pembelajaran bersama sebagai

dalam penanggulangan bencana. Media komprehensif yang bisa menunjukkan

massa pun biasanya hanya lebih suka tingkat perkembangan dan menentukan ke

perhatian sebatas mengi langsungan

memberi

formasikan kapan dan dimana terjadinya manusia.

peradaban

kehidupan

bencana, serta nilai kerugian dari dampak Dengan tidak mengecilkan arti dari

terjadi. Kalaupun ada proses dan tahapan penanggulangan

gempa yang

tentang upaya penang bencana yang lainnya, perhatian terhadap

pemberitaan

gulangan bencana lebih banyak yang inter-relasi dan kesiapan para pihak dalam

dilaporkan berupa hal-hal yang sifatnya rangka pelaksanaan

seremonial belaka, atau atas kejadian- rekonstruksi pascagempa sungguh amat

rehabilitasi

dan

berupa protes dan penting menjadi sorotan perhatian. Salah

kejdian

negatif

demontrasi warga.

satu titik kritis yang penting ialah Padahal meskipun masih minim, bagaimana pemerintah melakukan per

sejatinya masih ada juga pengalaman siapan, pendataan dan perencanaan

praktik yang baik (good parctice) bisa dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi-

dijadikan pembelajaran bersama oleh rekonstruksi (rehab-rekon) rumah warga

pihak. Salah satunya ialah terdampak pascagempa. Hal ini menjadi

banyak

pengalaman penanggulangan bencana, amat penting mengingat pengalaman

khususnya dalam rangka rehab-rekon selama ini dari sudut pandang masyarakat

rumah warga terdampak pascagempa di yang mengalami bencana alam, hal yang

Kabupaten Tanah Datar 2007. Apa yang paling tinggi mereka harapkan dalam

dilakukan pemerintah daerah setempat penaggulangan

dengan melibatkan para pihak, meliputi biasanya adalah aspirasi terhadap adanya

bencana

pascagempa

pemerintah, masyarakat (civil perbaikan atau pembangunan kembali

arena

society) dan bahkan juga dunia usaha rumah warga terdampak.

(economic society) dalam penyeleng Sayangnya

rehab-rekon rumah warga pengalaman penanganan bencana di

berdasarkan

garaan

terdampak pascagempa sungguh penting daerah selama ini tidak jarang masih

didokumentasikan secara ditemukan keluhan, protes hingga konflik

diteliti

dan

ilmiah. Seperti apa inter-relasi antara para sosial akibat lemahnya kesiapan dan

pihak itu dibangun dalam praktik tata buruknya tata kelola rehab-rekon rumah

kelola penanggulangan bencana yang warga terdampak pascagempa. Di provinsi

lebih baik? Bagaimana peran pemerintah, Sumatera Barat misalnya berdasarkan

masyarakat dan dunia usaha dalam pengalaman pascagempa di kota Padang

rehab-rekon rumah sejumlah demostrasi dan protes masya

penyelenggaraan

warga terdampak pascagempa? Bagai rakat kepada pemerintah akibat buruknya

manakah proses dan mekanisme rehab- penanganan rehab-rekon rumah warga

rekon rumah warga terdampak pasca terdampak gempa masih terus terjadi

dijalankan sehingga keluhan, beberapa

gempa

berbagai konflik yang pemerintah

berpotensi terjadi bisa diatasi? Apa menghadapi

penanganan rehab-rekon pembelajaran yang bermakna bisa digali pascagempa 2009, ternyata masih tersisa

dari pengalaman para pihak dalam cukup banyak persoalan yang dikeluhkan

penanganan rehab-rekon rumah warga penanganan rehab-rekon rumah warga

B. Kajian Pustaka

partisipasi dalam rangka rehab-rekon

a. Rehab-Rekon

Rumah Warga

rumah warga terdampak pascagempa

Terdampak

Pascabencana:

penting dalam tata kelola penanggulangan

Aspirasi Pertama Masyarakat

bencana di daerah? ejatinya bencana alam itu adalah merupakan konsekwensi kombinasi dari aktivitas alam dan aktivitas

S manusia (Bankoff, 2007). Artinya, peristiwa

3. Tujuan Penelitian dan Metode yang

Digunakan

seperti gempa bumi, tanah longsor, ecara umum penelitian ini bertujuan

pascagempa, dalam rangka rehabilitasi- S manakala terjadi konsekwensi yang

tsunami, banjir bandang, angin topan, untuk mendeskripsikan pengala man

beliung, dsb. barulah praktik penanggulangan bencana

badai, puting

dikatakan

sebagai bencana alam

rekonstruksi rumah warga terdampak berhubungan dengan aktivitas manusia pascagempa di Kabupaten Tanah Datar

dan kehidupan masyarakat. Dalam hal Tahun 2007. Secara khusus, penelitian ini

terjadi sebuah gempa bumi misalnya, jika bertujuan mendeskripsikan inter-relasi dan

gempa itu tidak sampai menimbulkan kesiapan para pihak dalam penyeleng

dampak korban ataupun kerugian bagi garaan

manusia maka kejadian gempa itu tidak terdampak pascagempa di atas prinsip

sampai disebut sebagai suatu bencana transparansi, akuntabilitas dan partisipasi

gempa bumi itu dalam rangka tata kelola penanggulangan

alam.

Manakala

korban jiwa ataupun bencana yang baik.

menimbulkan

kerugian fisik dan material yang dirasakan Sesuai dengan fokus perhatian

manusia dalam kehidupannya barulah penelitian ini pada inter-relasi para pihak

dikatakan telah terjadi bencana alam. dalam praktik tata kelola penanggulangan

Ketika suatu gempa bumi terjadi dan bencana (good governance), penelitian ini

dikatakan sebagai sebuah berpretensi untuk memahami makna dari

kemudian

bencana alam, itu artinya ada konsekwensi pilihan dan pola tindakan sosial dalam

yang dihadapi manusia. Konsekwensinya relasi para pihak utamanya pemerintah

bisa beraneka macam, mulai dari adanya dan masyarakat. Untuk itu penelitian ini

korban cedera atau meninggal dunia, juga mencoba mendalami motivasi dan

hingga mungkin berupa kerusakan dan tujuan yang terkandung di balik tindakan

hilangnya harta benda. Oleh karena itu sosial yang dipelajari.

besar atau kecilnya kosekwensi korban Penelitian

kerugian material secara metode kualitatif dan bertipe deskriptif.

menentukan pula terhadap Metode

langsung

peninglaian tentang besar atau kecil suatu wawancara mendalam dan pengamatan

bencana alam.

yang ditujukan untuk mendalami informasi Lalu, jika terjadi gempa bumi tentang

sekaligus dinyatakan sebagai sebuah (pemerintah

bencana alam di suatu daerah, apa yang gambaran

dan masyarakat)

serta

diharapkan oleh peristiwa gempa dan penanggulangan

segera ditangani? bencana pascagempa di Tanah Datar

masyarakat untuk

bencana alam maka 2007. Data penelitian ini juga diperkaya

Ketika

terjadi

penanganan langsung yang lazimnya dengan data sekunder yang dikumpulkan

dilakukan ialah berupa langkah tanggap dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Orang-orang yang cedera (SKPD) yang terkait langsung dengan

darurat.

sesegera mungkin harus ditangani untuk penanganan pascagempa Tanah Datar

berobat, yang hilang segera dicari untuk 2007 tersebut. Selain itu peneliti juga

dipastikan keadaannya, yang meninggal menelusuri berbagai arsip kebijakan dan

dunia diurus untuk dikebumikan. Selain itu arsip laporan atau tulisan lainnya tentang

pada periode tanggap darurat juga amat peristiwa gempa dan penanggulanagan

penting untuk memastikan penyediaan bencana pascagempa Tanah Datar 2007.

pangan,

bersih, tempat-tempat berlindung, penerangan, sarana MCK dan

air air

antara lain mengkonfirmasikan adanya Setelah masa tanggap darurat selesai

beberapa masalah yang paling mendesak barulah masuk tahap berikutnya yang tidak

untuk diselesaikan pascabencana gempa kalah penting yakni masa rehabilitasi dan

bumi, yakni: pembangunan kembali rumah rekonstruksi. Berbagai kerusakan atau

warga terdampak, jaringan listrik, kesulitan bahkan kehancuran harta benda, meliputi

air bersih, harga sembako yang dirasa rumah

mahal dan lainnya (Lihat Gambar 1). Di berbagai infrastruktur sarana-prasarana

warga, jalan,

jembatan

dan

antara berbagai masalah yang dinilai umum perlu untuk diperbaiki atau harus

mendesak diselesaikan terlihat masalah dibangun kembali.

banyak diharapkan Pada bulan Desember tahun 2009

yang

paling

diselesaikan ialah Lembaga

masyarakat untuk

tentang pembangunan kembali rumah melakukan suatu survei khusus untuk

warga yang terdampak. Temuan itu mendapatkan gambaran evaluasi publik

mendapatkan pembenaran atas

semakin

manakala diketahui bahwa ketika itu pascagempa di Provinsi Sumatera Barat.

penanggulangan

bencana

rehabilitasi- rekonstruksi Survei itu menerapkan over sampling

pelaksanaan

rumah warga pascagempa 2007 saja di khusus di Kota Padang mengingat kota ini

Kota Padang masih banyak yang belum merupakan daerah terdampak yang paling

juga terselesaikan secara baik. parah pascagempa di Provinsi Sumatera

Gambar 1. Masalah yang paling mendesak diselesaikan akibat gempa

menangani gempa. Antara rehabilitasi-rekonstruksi

Tingginya harapan publik terhadap

dalam

kelompok yang puas dan tidak puas terdampak pascagempa biasanya seiring

rumah

warga

terhadap penanganan bencana hampir besarnya

berimbang, baik untuk pemerintah provinsi pemerintah untuk dapat lebih baik lagi

maupun kabupaten/ kota. Dalam hal ini melakukan

ketidak-puasan publik terhadap kinerja Menurut hasil survei LSI itu kurang lebih

penanganan

pascagempa.

pemerintah kota bahkan sedikit tinggi separuh dari responden ternyata merasa

terhadap pemerintah kurang puas terhadap pemerintah daerah

dibandingkan

provinsi. (Lihat Gambar 2 dan 3). Gambar 2. Kepuasan masyarakat terhadap Gambar 3. Kepuasan masyarakat terhadap

Pemprov dalam menangani gempa Pemkab/Pemko dalam menangani gempa Pemprov dalam menangani gempa Pemkab/Pemko dalam menangani gempa

Sejarah mencatat

banyaknya

Sebaliknya,

penanggulangan bencana yang dilakukan memang telah menimbulkan dampak

pemerintah buruk dan masyarakatnya kerugian yang sangat besar terhadap

tetap tidak berdaya maka kerugian akibat manusia

bencana alam bisa menjadi lebih besar (Londok,

dan asset

penghidupannya

atau bahkan akan berkepanjangan dan terdampak bencana alam mungkin bisa

lebih rumit untuk diatasi. menjadi tidak berdaya, sehingga tinggi

tengah-tengah perubahan sekali harapannya untuk mendapatkan

Di

paradigma penanggulangan bencana ke uluran bantuan pihak luar terutama yang

mendorong agar terdekat yaitu dari pemerintah daerah.

pengurangan risiko bencana menjadi Sementara itu pemerintah hendaknyalah

lazim dari proses memiliki kemampuan dalam melaksanakan

sesuatu

yang

pembangunan yang terdesentralisasi. Di penanggulangan

Indonesia, perhatian pada pentingnya dalam hal menyelenggarakan rehabilitasi-

bencana,

termasuk

bencana sekurang- rekonstruksi rumah warga terdampak

penanggulangan

kurangnya telah pula diwujudkan lewat bencana.

lahirnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun menyatakan

2007 tentang Penanggulangan Bencana. masyarakat

bahwa

ketidak-berdayaan

Undang-Undang tersebut manajemen

daerah diwajibkan untuk oleh

satuan kerja Badan kerugian dalam bidang keuangan dan

pemerintah bisa

menyebabkan

membentuk

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) struktural yang lebih besar. Dengan kata

yakni di setiap provinsi hingga tingkat lain, berbagai kerugian akibat bencana

kabupaten/kota.

alam tergantung juga kepada kemampuan

keragaan struktur untuk

Namun

organisasi semata tentulah tidak cukup. bencana dan daya tahan dari pemerintah

Itulah sebabnya dalam perkembangan maupun masyarakat yang menghadapi

cara pandang dan praktik penanggulangan bencana.

bencana yang lebih mutakhir secara bersamaan tuntutan adanya tata kelola

b. Tata Kelola Penanggulangan

(governance) penanggulangan bencana

Bencana

yang lebih baik juga semakin nyata. erbagai pengalaman bencana alam

Transparansi, partisipasi dan akuntabilitas yang

pemerintah, masyarakat dan dunia usaha berbagai pihak untuk merubah pola pikir B akan amat menentukan seperti apa

para pihak baik memberikan pembelajaran kepada

dan cara tindak

kualitas dan keberhasilan dari suatu Dalam perkembangannya dewasa ini

menanggulanginya.

aktivitas penanggulangan bencana. Dalam semakin disadari betapa pentingnya inter-

kasus penyelenggaraan penanggulangan relasi antara para pihak dalam setiap

bencana alam gempa bumi 2007 di Tanah proses dan tahapan penanggulangan

Datar misalnya, ketika itu undang-undang bencana.

penanggulangan bencana belum ada, masyarakat

Baik pemerintah

maupun

demkinan pula BPBD pun belum terbentuk memiliki kesiapan dan kemampuan dalam

hendaklah

sama-sama

seperti sekarang. Tetapi hal-hal itu tidak mencegah,

proses penanggulangan ataupun menanggulangi bencana alam

bencana di daerah. Pengalaman daerah ini yang dapat melanda tanpa diketahui waktu

melaksanakan rehabilitasi- akan terjadinya. Jika pemerintah dan

dalam

rekonstruksi rumah warga terdampak masyarakat di suatu daerah lebih siaga

pascagempa bahkan dinilai patut disebut menghadapi dan mampu menanggulangi

sebagai salah satu praktik yang baik (good bencana, dampak kerugian yang akan

practice) dan kiranya bisa dijadikan rintisan dialami

untuk pembelajaran bagi berbagai pihak. cenderung dapat ditekan atau diperkecil.

masyarakat dan

penanggulangan bencana penanggulangan bencana

membuat keputusan, secara

dalam

mempersiapkan, akuntabel justru bisa menjadi kunci

melaksanakan hingga mengevaluasi setiap mengoptimalkan

fase penanggulangan penanggulangan bencana.

bencana. Secara khusus dari sudut Tata kelola (governance) memiliki

pandang kajian ilmu sosial inter-relasi para arti dan peran sangat penting dalam

pihak itu sendiri bisa dipelajari sebagai menjamin pencapaian tujuan paling dasar

suatu perwujudan realitas sosial maupun dari suatu entitas politik, baik itu negara

fenomena tindakan sosial. maupun wilayah-wilayah politik yang lebih

Berkenaan dengan konteks tata kecil di bawahnya, termasuk seperti

kelola yang baik (good governance) dalam provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.

bencana di daerah Dalam

penanggulangan

sekurang-kurangnya harus ada tiga prinsip pemerintahan dan pembangunan maka

konteks

penyelenggaraan

tata kelola paling pokok dalam inter-relasi tata kelola pemerintahan yang baik (good

para pihak dimaksud, yakni: transparansi, governance) akan memberi manfaat luas

partisipasi dan akuntabilitas. Pertama, bagi tumbuh kembangnya demokrasi dan

transparasi menyangkut keterbukaan akan kesejahteraan rakyat (Kemitraan, 2008).

informasi publik sebagai fondasi utama Oleh

yang baik dalam didefinisikan sebagai suatu proses, aturan,

bencana. Kedua, atau hasil interaksi antara kalangan

penanggulangan

partisipasi untuk memastikan adanya legislatif, eksekutif, masyarakat sipil (civil

keterlibatan dari seluruh pihak terkait, society), pengadilan, dan masyarakat yang

utamanya masyarakat sebagai pemanfaat kemudian disebut para stakeholder di

agenda 4 dan program wilayah tertentu. Dalam hal ini tata kelola

utama

dari

rehabilitasi-rekonstruksi. Ketiga, dimaknai

akuntabilitas dalam pengertian seluruh kekuasaan di bidang ekonomi, politik dan

sebagai

pengejawantahan

dan wajib administratif untuk mengelola sebuah

pihak

dapat

mempertanggungjawabkan keputusan dan negara di seluruh tingkatannya (UNDP,

aksi atau tindakan yang diambil. Praktik 1997). World Bank mengartikan tata kelola

tata kelola yang baik (good governance) dari beberapa sisi. Di satu sisi tata kelola

minimal menerapkan ketiga prinsip itulah dapat diartikan sebagai aturan formal dan

kemudian disebut juga oleh Kemitraan informal yang mengatur wilayah publik,

sebagai basis bagi sebuah tata kelola yang terutama

dalam proses pengambilan lebih terbuka (open governance). keputusan. Selain itu tata kelola juga diartikan sebagai “kapasitas pemerintah

C. Temuan dan Pembahasan Hasil

untuk merancang, merumuskan, dan

Penelitian

melaksanakan kebijakan

serta

1. Gambaran

Umum Daerah

memberlakukan hukuman

terhadap

Kabupaten Tanah Datar “Luhak

pelanggarnya” (WB, 1992).

Kemitraan

Nan Tuo”

(2012) mendefinisikan tata kelola sebagai abupaten Tanah Datar adalah salah proses pembuatan kebijakan publik dan

dengan sebutan “Luhak Nan Tuo”. Daerah K

kabupaten di Provinsi implementasinya melalui interaksi antara

satu

Sumatera Barat yang dikenal juga arena negara, masyarakat sipil, dan

masyarakat ekonomi (pasar). Sementara kabupaten ini memiliki luas 1336,00 Km², itu menurut Berggruen dan Gardels (2013)

terletak pada 00°17” s.d. 00°39” LS dan tata kelola (governance) adalah proses

100°19” s/d 100°51 BT. Ibukota kabupaten menyelaraskan budaya, institusi politik dan

Tanah Datar terletak di Kota Batusangkar sistem

yang berjarak 102 Km dari Kota Padang berkembang dalam masyarakat dengan tujuan utama menciptakan kehidupan

ekonomi yang

tumbuh

dan

bersama yang lebih baik. 4 Lihat Uphoff (1988). Di dalam setiap Berbagai

intervensi proyek, program, ataupun kegiatan (governance) yang dikemukakan di atas

pembangunan seyogyanyalah masyarakat harus menunjukkan betapa pentingnya perhatian

dipandang sebagai pemanfaat atau penerima terhadap inter-relasi antara para pihak

manfaat utama dari agenda pembangunan itu sendiri.

ibukota Provinsi

Singkarak yang cukup luas sebagian Kabupaten

Sumatera

Barat.

merupakan wilayah berbagai penjuru lintas perhubungan darat

ini mudah

Kabupaten Tanah Datar yakni terletak di di dalam maupun dengan luar provinsi

Batipuh Selatan dan karena terpaut dengan jalan lintas tengah

Kecamatan

Rambatan. Dari seluruh kecamatan yang Sumatera.

kecamatan terletak pada Secara administratif

ada,

tiga

ketinggian antara 750 s.d. 1000 meter di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14

wilayah

atas permukaan laut, yaitu Kecamatan X Kecamatan dan 75 Nagari setingkat

Koto, Salimpaung, dan Tanjung Baru. desa/kelurahan).

Sementara itu empat Kecamatan lainnya, Kabupaten Tanah Datar di sebelah utara

Batas-batas

daerah

yaitu Kecamatan Lima Kaum, Tanjung berbatasan dengan wilayah administrasi

Emas, Padang Ganting dan Sungai Tarab Kabupaten Agam dan Kabupaten 50 Kota.

terletak pada ketinggian 450 s.d. 550 Di sebelah selatan berbatasan dengan

meter dari permukaan laut. Sedangkan Kabupaten Solok. Di sebelah timur

lagi terletak pada berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung

tujuh kecamatan

bervariasi, misalnya dan Kota Sawahlunto. Sedangkan di

ketinggian

yang

Kecamatan Lintau Buo yang terletak pada sebelah barat berbatasan dengan Kota

ketinggian antara 200 s.d. 750 meter dari Padang Panjang dan Kabupaten Padang

permukaan laut. Secara umum kabupaten Pariaman.

ini memiliki tingkat curah hujan cukup Wilayah Kabupaten Tanah Datar

tinggi dan cukup merata sepanjang tahun. tersebar di sekitar kaki Gunung Merapi,

Rata-rata hari hujannya 19 hari/bulan, Gunung Singgalang dan Gunung Sago,

sedangkan rata-rata curah hujannya 11,45 serta dialiri 25 sungai dimana 5 di

mm/bulan.

antaranya tergolong sungai besar. Danau

Gambar 4. Peta Administratif Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar Kecamatan, maka Kecamatan yang paling

Bila dilihat dari luas wilayah

penduduk

mencapai 338.494 jiwa yang tersebar di 5 kecil luasnya adalah Kecamatan Tanjung

395 Jorong atau di 74 Nagari. Dari total Baru dengan luas 43,14 Km², sedangkan

jumlah penduduk itu dapat pula dipilah Kecamatan yang paling luas adalah

penduduk laki-laki 164.852 jiwa dan Kecamatan Lintau Buo Utara, yakni 204,31 Km², kemudian diikuti Kecamatan X Koto

yang luasnya 152,02 Km². Di era Orde Baru Jorong justru sempat Kabupaten Tanah Datar dikenal dijadikan sebagai wilayah-wilayah administrasi juga dengan sebutan “Luhak Nan Tuo” desa. Di era reformasi seiring perubahan era karena “Kembali ke Nagari” di Provinsi Sumatera diidentifikasi sebagai pusat

kebudayaan dan tempat asal persebaran Barat maka diberlakukan sistem pemerintahan sukubangsa Minangkabau. Berdasarkan terkecil itu kini di tingkat Nagari (setingkat

hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 desa/kelurahan secara nasional). Namun Jorong didapatkan sebagai kesatuan wilayah teritorial tetap informasi bahwa jumlah dipertahankan di dalam setiap Nagari.

perempuan 173.642 jiwa. Sesuai dengan Selasa 6 Maret 2007 itu. Gempa pertama keadaan alam dan karakteristik sosial

berkekuatan 5,8 SR terjadi di koordinat setempat sumber mata pencaharian utama

0,480° LS, 100,370 BT pada kedalaman mayoritas

33 km dengan lokasi 19 km selatan Kota bergantung

penduduknya

banyak

Bukittinggi. Gempa kedua berkekuatan 5,8 pertanian seperti sawah, kebun-ladang,

SR pada koordinat 0,5 LS dan 100,4 BT di perternakan dan perikanan. Selain itu

sebelah barat daya Batusangkar ibukota dijumpai pula penduduk yang melakukan

Kabupaten Tanah Datar. Hanya kurang aktivitas ekonomi tradisional sebagai

lebih dua jam setelah itu pada pukul 12.49 pedagang, baik di kampung mereka sendiri

terjadi gempa ketiga berkekuatan 5,8 SR maupun merantau. Besarnya komposisi

dengan pusat gempa tak jauh dari gempa jumlah

sebelumnya pada koordinat 0,5 LS dan dibandingkan laki-laki di daerah ini antara

penduduk

perempuan

100,5 BT. Pada hari kedua pascagempa lain disebabkan oleh relatif masih kuatnya

Tanah Datar tersebut tercatat jumlah tradisi merantau yang dilakukan kaum laki-

gempa yang terjadi mencapai 226 kali. laki ke luar daerah seantero nusantara, 6 Pada hari Kamis 8 Maret 2007 sampai

bahkan hingga luar negeri. tengah hari terjadi 45 kali gempa dengan intensitas antara 3,3 hingga 4,2 SR.

Masyarakat Tanah Datar sendiri

2. Sekilas Kronologis

Peristiwa

kemudian mengenang peristiwa gempa 6

Bencana Alam Gempa Bumi Tanah

Maret 2007 itu sebagai salah satu bencana

Datar 2007

alam terbesar yang melanda daerah ini. empa bumi dapat diterjadi kapan

G Hingga kini kemajuan yang pesat dalam mengakibatkan kerugian materi dan

Gempa bumi dengan pusat gempa berada saja

di Gunung Rajo Kecamatan Batipuh sebelumnya waktu akan terjadinya.

Kabupaten Tanah Datar tersebut telah

perkembangan ilmu pengetahuan dan korban jiwa di Kabupaten Tanah Datar. teknologipun belum dapat memastikan

Pemerintah Provinsi Sumatera kapan suatu gempa bumi akan terjadi,

Barat pada tanggal 6 Maret 2007 sempat kecuali

melaporkan adanya korban jiwa mencapai kejadian peristiwa.

barulah mencatatnya

setelah

70 orang. Namun pada hari berikutnya peristiwa Gempa Bumi Selasa 6 Maret

Demikian pulalah

tanggal 7 Maret 2007 Gubernur Sumatera 2007 di Kabupaten Tanah Datar. Tak

Barat waktu itu Gamawan Fauzi meralat seorang pun yang tahu akan terjadi gempa

jumlah korban menjadi 52 orang, dengan bumi

korban ternyata musibah bencana alam di daerah mereka.

yang kemudian

dihitung ganda. Gempa Pada hari ketika peristiwa itu Bupati

sebelumnya

Tanah Datar 2007 juga dilaporkan telah Kabupaten Tanah Datar Shadiq Pasadigoe

menimbulkan dampak kerugian mulai dari bahkan masih menjalani rawat inap di RSU

bangunan rumah warga, M. Djamil Padang. Meskpun menurut

rusaknya

sekolah, perkantoran dan tempat ibadah. dokter sang kepala daerah masih harus

Sebagaimana dirilis oleh sejumlah menjalani rawat inap, namun kemudian

media massa berdasarkan pendataan Bupati Shadiq memilih langsung leluar

respi pemerintah pada periode tanggap rumah sakit untuk kembali ke Tanah Datar

darurat pascabencana itu dilaporkan juga agar

bahwa di Kabupaten Tanah Datar saja penanggulangan bencana di daerahnya.

bisa memimpin

langsung

terdapat bangunan rumah warga yang Bukan

mengalami rusak berat 3.110 unit, rusak Geological Survey (USGS) yang sempat

sedang 3.437 unit dan rusak ringan 3.551 mencatat kejadian gempa bumi Tanah

unit. Sekolah yang mengalami rusak berat Datar 2007 tersebut. Badan Meteorologi

68 unit, rusak sedang 30 unit dan rusak dan Geofisika (BMG) di Padang Panjang

Bangunan gedung melaporkan telah terjadi 3 kali gempa pada

ringan

40 unit.

perkantoran yang mengalami rusak berat

18 unit, rusak sedang 9 unit dan rusak

ringan 10 unit. Sedangkan bangunan Uraian gambaran umum daerah ini sebagian

tempat ibadah (masjid dan mushala) rusak besar dikutip dari Buku Tanah Datar Dalam

berat 74 unit, rusak sedang 28 unit dan Angka 2011 (BPS, 2012).

rusak ringan 48 unit. Demikian pula di Kota rusak ringan). Selain itu tercatat juga Padang

keugian dari rusaknya sarana kesehatan Penanggulangan Gempa 11 Maret 2007

Rp. 2,5 milyar, rumah ibadah Rp. 1 milyar menunjukkan nilai fisik bangunan yang

dan jalan Rp. 5 miliyar. rusak bernilai sekitar Rp. 146,1 milyar.

Berdasarkan penelusuran laporan Kerusakan rumah penduduk Rp. 94,2

resmi pemerintah Kabupaten Tanah Datar milyar dengan rincian 707 unit rusak berat,

yang kami lakukan pada penelitian ini 1.519 unit rusak sedang dan 1.843 unit

khusus diperoleh data dan rusak ringan. Gedung kantor pemerintah

secara

informasi yang lebih terperinci perihal yang rusak senilai Rp. 12 milyar terdiri atas

kerugian yang telah ditimbulkan gempa

2 unit rusak berat, 11 unit rusak sedang bumi 6 Maret 2007 di Kabupaten Tanah dan 25 rusak ringan. Sarana pendidikan

Datar. Korban jiwa akibat gempa di daerah SD negeri Rp. 12,3 milyar (26 unit rusak

ini meliputi 11 orang meninggal dunia, 46 berat, 5 unit rusak sedang dan 14 rusak

orang luka berat dan 187 orang luka ringan),

ringan. Adapun kerugian materi yang swasta Rp. 16,5 milyar (13 unit rusak

SMTP/SMTA/PT

negeri

dan

ditimbulkannya bervasiasi sebagai berikut: berat, 7 unit rusak sedang dan 13 unit

Kerusakan Jalan/ Jembatan, Irigasi dan Jaringan Air Bersih

4 Jaringan Air Bersih

4 unit + 500 m

Kerusakan Prasarana dan Sarana Pendidikan

No.

Jenis

Jumlah (Unit)

Kerusakan Prasarana dan Sarana Kesehatan

2 Puskesmas Pembantu

3 Poliklinik Bidan Desa

4 Rumah Dinas Dokter

5 Rumah Dinas Paramedis

Kerusakan Prasarana dan Sarana Ibadah

3 TPA / TPSA

Rumah Penduduk

No. Kategori Kerusakan Jumlah (Unit)

1 Rusak Berat (RB) 4.586

2 Rusak Sedang (RS) 5.191

3 Rusak Ringan (RR) 6.870 Jumlah

Prasarana dan Sarana Perdagangan (Pasar, Ruko, Toko, dan Koperasi) Koperasi/ UKM

No. Kategori Kerusakan Jumlah (Unit)

1 Rusak Berat (RB) -

2 Rusak Sedang (RS)

3 Rusak Ringan (RR)

3 Jumlah

Pasar/ Ruko/ Toko/ Kedai

No. Kategori Kerusakan Jumlah (Unit)

1 Rusak Berat (RB)

2 Rusak Sedang (RS)

3 Rusak Ringan (RR)

30 Jumlah

Prasarana dan Sarana Sosial (Panti Asuhan)

No. Kategori Kerusakan Jumlah (Unit)

1 Rusak Berat (RB)

2 Rusak Sedang (RS) -

3 Rusak Ringan (RR) - Jumlah

Prasarana dan Sarana Pemerintahan (Gedung Kantor)

No.

Jenis

Jumlah (Unit)

1 Perkantoran

2 Rumah Dinas

14 Jumlah

Prasarana dan Sarana Kepariwisataan

No.

Nama Lokasi

Keterangan

1 Objek Wisata Tanjung Mutiara RB

2 Objek Wisata Lembah Anai RR

3 Benda Cagar Budaya di seluruh RS dan RR

Kecamatan

Dari uraian data di atas tampak sendiri tentunya juga kerugian materil jelas bahwa di antara berbagai kerugian

rumah dalam bentuk kerusakan rumah materi yang telah ditimbulkan bencana

warga ini menjadi masalah yang teramat alam gempa bumi Tanah Datar Tahun

serius karena menyangkut tempat tinggal, 2007 itu yang terbesar adalah kerusakan

tempat berlindung dan tempat berkumpul rumah warga, baik yang berkategori Rusak

sehari-hari sebagai pusat Berat (RB), Rusak Sedang (RS) maupun

keluarga

kehidupan sosial mereka. Oleh karena itu Rusak Ringan (RR). Bagi masyarakat

pula

amatlah

logis jika keperluan logis jika keperluan

Kabupaten Tanah Datar. Hanya berselang terdampak pascabencana alam gempa

rumah

warga

sehari besoknya tanggal 7 Maret 2007 bumi ini menjelma menjadi prioritas bagi

ketika Bupati Shadiq Pasadigoe telah masyarakat maupun oleh pemerintah

pulang ke Tanah Datar, susunan ketua untuk segera dapat dilaksanakan sebaik-

Bupati Shadiq baiknya.

kemudian

diganti.

menunjuk Imran yang saat itu menjabat Kepala Kantor Pasar sebagai Ketua

3. Penanggulangan Tanggap Darurat

Penanggulangan

Tanggap Darurat,

yang Mengawali

sekaligus

sedangkan Samsul Bahri tetap difokuskan

menjalankan tugas utamanya

Rekonstruksi Pascabencana

Sekretaris Daerah. Ketika alam rangka upaya penanganan

sebagai

D Kabupaten Tanah Datar telah mengambil pascabencana ini ternyata ada kombinasi

langsung kepada Bupati bencana alam gempa bumi Tanah

ditanyakan

Shadiq mengenai alasannya mengganti Datar 2007 tercatat pemerintah

ketua penanggulangan tanggap darurat

langkah-langkah kebijakan yang telah alasan objektif dan subjektif yang menarik dilakukan. Setelah terjadinya gempa bumi

dicermati di balik keputusan itu. Dengan pemerintah

adanya kejadian bencana alam gempa mengambil langkah segera melakukan

bumi cukup besar ini tentu saja pemerintah penanggulangan

menghadapi tambahan awalnya terhitung mulai dari tanggal 6 - 20

banyak pekerjaan yang harus ditangani di Maret

sekretariat daerah, karenanya Samsul penanggulangan

Bahri sebagai Sekretaris Daerah lebih pascabencana alam gempa bumi ini

tanggap

darurat

difokuskan untuk menjalankan tugasnya menjadi penting diperhatikan sebagai

dapur” pemerintahan bagian tidak terpisahkan dan telah menjadi

“mengomandoi

daerah yakni di Sekretariat Daerah. awal

Sedangkan penunjukan Imran Kepala penaggulangan pasca bencana menuju

serta landasan

rangkaian

Kantor Pasar merangkap Ketua Tanggap proses

Darurat pascabencana diperkuat pula oleh rekonstruksi.

dan tahapan

rehabilitasi-

subjektif bahwa yang Pertama, pada tanggal 6 Maret

pertimbangan

bersnagkutan merupakan salah seorang 2007 pukul 20.00 pemerintah kabupaten

pejabat yang dikenal lebih komunikatif dipimpin langsung oleh Wakil Bupati

dengan warga dan memiliki kemampuan Aulizul Suib melaksanakan rapat Satuan

dengan pendekatan Pelaksana

(SATLAK-PB) untuk menentukan langkah- Kedua, mendirikan Posko Induk di langkah

Pagaruyung di Istano Basa penanggulangan pada masa tanggap 7 Pagaruyung dan Posko Lapangan di darurat.

Kecamatan Batipuh. Keputusan ini juga Pada rapat pertama itu antara lain

telah langsung diambil sejak rapat pertama telah

SATLAK-PB pada hari Selasa malam pelaksana

dibentuk struktur

organisasi

Tanggal 6 Maret 2007. Istano Pagaruyung Darurat dan ditunjuklah Samsul Bahri

penanggulangan

Tanggap

sendiri seminggu sebelum gempa memang sebagai ketuanya. Waktu itu Samsul Bahri

dahulu juga mengalami juga tercatat sebagai Sekretaris Daerah

telah

lebih

musibah kebakaran besar yang membumi- hanguskan

salah

satu bangunan

kebanggaan sukubangsa Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigoe tidak

monumental

Minangkabau itu. Penetapan posko induk hadir pada rapat pertama SALTLAK-PB itu

itu sekaligus memecahkan masalah tidak karena sedang menjalani rawat inap di RSU M.

harus mencari lokasi posko baru lagi dan Djamil Padang. Meski seharusnya dinyatakan

penanggulangan kedua masih harus mejalani pengobatan rawat inap di

koordinasi

bencana yaitu bencana kebakaran Istana rumah sakit, sehari setelah peristiwa gempa

maupun bencana alam yaitu pada tanggal 7 Maret 2007 ia minggalkan

Pagaruyung

gempa bumi bisa lebih mudah diorganisir rumah sakit untuk kembali ke Tanah Datar

pengomandoan dan koordinasinya lewat mengurusi langsung penanggulangan bencana

satu posko induk. Demikian pula dengan yang menimpa daerahnya.

penetapan posko

Agama Kabupaten, Dinas Sosial, Dinas darurat di Kecamatan Batipuh dipandang

lapangan

tanggap

Pariwisata dan sebagainya melakukan tepat karena memang daerah Kecamatan

pendataan untuk sektornya masing-masing Batipuh dan sekitarnya paling parah

berkoordinasi dan bekerjasama dengan terdampak.

PU, Bappeda dan Sekretariat Daerah. Ketiga, melanjutkan kunjungan

Setiap proses dan kemajuan kegiatan korban dan daerah yang terkena bencana

pendataan itu kemudian dikoordinasikan alam

rapat-rapat penanggulangan terkoordinasi

gempa bumi

tanggap darurat SATLAK-PB agar setiap tanggap

data dan informasi juga terhimpun dan rangka mempercepat evakuasi korban ke

darurat SATLAK-PB

dalam

bisa diverifikasi lagi secara bersama di Rumah Sakit terdekat, sedangkan bagi

Posko Induk.

Secara khusus pendataan rumah diselenggarakan urusan jenazah dan

korban meninggal

dunia

langsung

terdampak pascabencana pemakamannya bersama keluarga dan

warga

perhatian penanganan masyarakat. Ketika tepat setelah terjadi

mendapat

tersendiri. Bupati Shadiq menunjuk Kepala bencana masing-masing orang banyak

Pusat Statistik (BPS) terkejut dan lebih sibuk mengurus diri dan

Kantor

Biro

Kabupaten Tanah Datar langsung menjadi kelaurga masing-masing terlebih dahulu.

penanggungjawab pelaksanaan pendataan Meskipun kunjungan pejabat dan aparat

atas pertimbangan bahwa instansi inilah atas nama pemerintah daerah juga sudah

yang paling berkapabilitas dan diakui langsung

datanya untuk digunakan dalam banyak dilakukan

urusan pemerintahan dan pembangunan Dengan adanya satuan organisasi khusus

secara nasional. Tentu saja disadari BPS tanggap darurat dan tersedianya posko

memiliki keterbatasan sumberdaya baik induk dan posko lapangan maka lintas

SDM maupun peralatan pendukung untuk informasi,

melaksanakan tugasnya ketika itu. Itu kepada korban dan daerah terkena

sebabnya meskipun BPS ditunjuk sebagai bencana bisa dilakukan secara lebih tepat,

penaggungjawab tugas, bukan berarti lebih cepat, lebih terencana dan lebih

mereka harus melakukannya sendiri. terarah.

Melalui rapat itu secara musyawarah Keempat,

mufakat juga diputuskan bahwa SKPD pendataan terhadap korban dan sarana

melaksanakan

lainnya pun ditugaskan untuk membantu prasarana yang rusak akibat bencana

pelaksanaan pendataan, termasuk dari alam gempa bumi. Posko Induk dan Posko

Satpol PP, Dinas PU, Bappeda, Dinas Lapangan juga berkoordinasi dengan

Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Dinas SKPD terkait di tingkat kabupaten, instansi

Pariwisata dan lain-lainnya. Tidak cukup tingkat kecamatan hingga pemerintahan

dari pemerintahan saja, pelaksanaan Nagari dan para Wali Jorong. Untuk

pendataan rumah warga terdampak juga menjamin akurasi dan validitas pendataan,

melibatkan SDM relawan mahasiswa dan sejak rapat Tanggap Darurat Tanggal 7

pemuda asal Kabupaten Tanah Datar Maret 2007 yang dipimpin langsung oleh

langsung dengan Bupati keputusan strategis dan realisitis

lewat

koordinasi

beberapa perguruan tinggi dan ormas pun telah diambil. Sesuai dengan tugas

kepemudaan di daerah ini. Selain itu, di pokok

dalam pendataan ini juga dilibatkan pihak melakukan

dan fungsinya SKPD

terkait

petugas/aparat kemaanan dari Kepolisian masing-masing.

dan ABRI menjadi bagian dari tim ikut melakukan pendataan kerusakan jalan,

turun ke lapangan yang terbukti telah jembatan, irigasi, jaringan air bersih dan

jalannya kegiatan bangunan

memperlancar

pendataan pascabencana alam gempa melaksanakan tugasnya itu PU juga

pemerintahan.

Dalam

bumi Tanah Datar 2007 ini. berkoordinasi dan bermitra dengan SKPD

Berdasarkan hasil penelitian ini terkait

juga ditemukan adanya hal-hal teknis yang Daerah, Bappeda, Dinas Pertanian dan

lainnya, misalnya

Sekretariat

menarik dipetik sebagai pembelajaran PDAM. Demikian pula Dinas Pendidikan,

pelaksanaan pendataan Dinas Kesehatan, Kantor Departemen

dalam

pascabencana.

BPS selaku BPS selaku

dinasikannya dengan Posko Induk atau mengembangkan

pendataan

yang dibentuk menyiapkan lembar formulir pendataan

pemerintah daerah. Bupati pun ikut yang digunakan dengan standar rinci isian

lewat komunikasi dan yang dilengkapi ruang validasi

memantaunya

koordinasi dengan Posko Induk, Posko masyarakat,

dari

Lapangan, atau langsung dengan Wali diketahui Wali Jorong atau Wali Nagari.

Nagari dan Wali Jorong. Fleksibilitas Sistem validasi yang melibatkan para

berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak ini terbukti penting artinya untuk

Bupati yang bisa saja dilakukan secara menjamin akurasi dan validitas hasil

informal dan tidak kaku berbatas waktu ini pendataan. Tidak hanya itu, pendataan