Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
PEDOMAN PENYUSUNAN
Dokumen Lingkungan Hidup
Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan
Pendahuluan secara Umum
Referensi Rinci: Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III PERMENLH 16/2012 2
Proses Penyusunan Amdal
Pemrakarsa
Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi
Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal
bupati/walikota
1 Pengumuman
Catatan: Keputusan disampaikan kepada Pemrakarsa
SPT dari
dan
Pengumuman
Paling lambat 5 hari kerja
Konsultasi
setelah diterbitkan
Publik
= 10 hari Kerja
Penilaian Kerangka Acuan
30 hari kerja
15 Pengumuman Izin
KA oleh
KA oleh
Persetujuan
Acuan (KA)
KA oleh
Ketua KPA
Penerbitan:
1. Keputusan Kelayakan
Penyusuna 7 Lingkungan; dan
n ANDAL dan
2. izin Lingkungan
RKL-RPL
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Layak
10 hari
Pengajuan Permohonan Izin
8 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman
Lingkungan
kerja
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan
Penilaian 9 Penilaian 11 Penilaian RKL-RPL 12 Satu surat
oleh Tim
oleh
Ketidaklayakan LH
anggota
Tidak Layak Catatan: Waktu penilaian tidak
Lingkungan termasuk waktu perbaikan
10 Pengumuman Permohonan
Rekomendasi
dokumen oleh pemrakarsa
Izin Lingkungan
KPA
Proses Penyusunan UKL-UPL
Pemrakarsa
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
Pemeriksaan UKL-
Penyusunan
Permohonan Izin Lingkungan
UPL dan
UKL-UPL Penerbitan dan Pemeriksaan UKL/UPL
Rekomendasi UKL-UPL dapat
Biaya
Pemeriksaan Administrasi
dilakukan oleh:
Penyusunan UKL-UPL oleh
a. Pejabat yang
Pemrakarsa
ditunjuk oleh
Pengumuman Permohonan Izin
Menteri;
Lingkungan
b. Kepala Instansi LH
Pemrakarsa Provinsi; atau
c. Kepala Instansi LH
Pemeriksaan Substansi UKL/UPL
Kab/Kota.
Catatan : Jangka waktu
Pasal 40 PP 27/2012
Pemeriksaan Teknis UKL-
Penerbitan Rekomendasi
Jasa Pemeriksaan
UPL:
14 Hari Kerja ,
UKL-UPL dibebankan
termasuk pengumuman kepada Pemrakarsa Persetujuan UKL-UPL &
– sesuai SBU/PNBP
permohonan izin lingkungan
Izin Lingkungan
DAN Biaya Adm Penerbitan tidak termasuk perbaikan/ Rekomendasi UKL-UPL dan
Izin Lingkungan dibebankan
penyempurnaan
Pengumuman Izin Lingkungan
kepada Pemrakarsa (PNBP)
Konsep Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Environmental Impact Assessment- EIA)
Identifikas
EIA is a window
1 for the Future: PROSES
the process of
2 identifying the
Dampak Lingkungan future
consequences of a
Prediksi current or
(biogeofisik-kimia &
Sosial-Ekonomi) dari
proposed action.
3 Rencana Pembangunan
Pengambilan Keputusan
4 Mitigasi
Evaluasi
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
Esensi Dasar Amdal & UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin
Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)
Pengambil Keputusan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
AMDAL atau UKL-UPL =
Izin
Menyediakan Informasi
Lingkungan
Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL:
• Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau kegiatan, dan
Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
Dokumen Lingkungan Hidup
Dokumen lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012 mencakup:
1. Dokumen AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL- RPL);
2. Formulir UKL-UPL;
3. SPPL
Muatan Dokumen Amdal – Pasal 25 UU No. 32/2009
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 25 UU No.
32 Tahun 2009 tentang PPLH, dokumen Amdal memuat:
Pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
Rencana pengelolaan LH
Evaluasi Kegiatan di
f b sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/atau kegiatan
dan pemantauan LH
Evaluasi Dampak Penting Secara Holistik terhadap dampak yang terjadi out
e Dokumen
put rekomendasi
Saran, Masukan dan
Kelayakan/
Amdal
c Tanggapan Masyarakat
Ketidaklayakan LH
Prakiraan Besaran Dampak & Sifat Penting Dampak
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
AMDAL
•PENGUMUMAN ;dan • KONSULTASI PUBLIK
Prakiraan= Besaran dampak & sifat
penting dampak sesuai hasil evaluasi A dampak potensial = DPH
POTENSIAL DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK
P-
KELAYAKAN
KOMPONEN KEGIATAN
PENTING DAMPAK
LINGKUNGAN
HIPOTETIK PENTING
B DAMPAK
HIPOTETIK
POTENSIAL DAMPAK
IDENTIFIKASI
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK
EVALUASI
C DAMPAK
PRAKIRAAN
HIPOTETIK PENTING
2 EVALUASI DAN
HIPOTETIK PENTING
2 DAMPAK LINGKUNGAN PEMANTAUAN
D DAMPAK HIPOTETIK PENTING
TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK 3 HIPOTETIK PENTING
• Dampak Penting
E 3 • Dampak lingkungan
RONA
lainnya (dampak tidak penting tetapi
LINGKUNGAN
Evaluasi = telaahan terhadap F keterkaitan dan interaksi seluruh
POTENSIAL DAMPAK
tetap dkelola dan
Analisis atas
DPH karekteristik dampak
dipantau
Kegiatan di Sekitar
Surat Persetujuan KA lingkungan
Surat Kelayakan Lingkungan
Izn lingkungan
METODOLOGI DI KA-ANDAL (DPH
PENGENDALIAN /
YANG DIKAJI)
KERANGKA ACUAN (KA)
ANALISIS DAMPAK
RKL-RPL
LINGKUNGAN (ANDAL)
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal (KA, Andal dan RKL-RPL)
Referensi Rinci: Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III PERMENLH 16/2012
Dokumen Amdal
Dokumen Amdal
dalam Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
1.Dokumen Kerangka Acuan (KA);
2.Dokumen Andal; 3.Dokumen RKL-RPL
Muatan KERANGKA ACUAN dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Latar Belakang • Tujuan/Manfaat Kegiatan • Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun
dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)
PELINGKUPAN
• Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan fokus pada kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk pengelolaan LH yang sudah ada/tersedia;
• Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal (environmental setting): Komponen lingkungan terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak lingkungannya;
• Hasil pelibatan masyarakat/pengumuman • Dampak penting hipotetik (DPH) • Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
sesuai DPH
METODE STUDI
• Metode pengumpulan dan analisis data; • Metode prakiraan dampak sesuai DPH yang
dikaji; dan • Metode evaluasi Dampak Penting dan Telaahan secara holitistik terhadap dampak lingkungan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
KA: Pendahuluan
a. Tujuan dilaksanakannya rencana
a. Justitifikasi dilaksanakanya
usaha dan/atau kegiatan; dan
rencana usaha dan/atau
Latar
kegiatan ini, termasuk
b. justifikasi manfaat (masyarakat
Belakang
persetujuan prinsip;
sekitar dan peranannya terhadap pembangunan nasional dan daerah)
b. Mengapa wajib amdal dan pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu
KA:
atau kawasan);
Pendahuluan
c. Mengapa ini dinilai oleh KPA
Tujuan Pusat, Provinsi atau Kab/Kota
a. Pemrakarsa dan penanggung jawab
Pelaksana
rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
Studi
b. Pelaksana studi amdal yang terdiri dari :
• tim penyusun dokumen amdal (1 KTPA dan 2 ATPA); • tenaga ahli, dan ; • asisten penyusun dokumen amdal
KA: Pelingkupan
Status studi Amdal: terintegrasi,
peta-peta yang relevan yang memenuhi kaidah-
bersamaan,setelah FS;
kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
Kesesuaian dengan RTRW & PIPIB revisi 8
tahun 2015;
yang memadai
Komponen kegiatan yang berpotensi penyebab dampak & Pengelolaan LH yang sudah disiapkan/direncanakan + ALTERNATIF
Menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional
Setiap DPH yang dikaji memiliki
Deskripsi Komponen Rencana Usaha
di berbagai literatur yang sesuai
dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak dengan kaidah ilmiah metode
batas waktu
penentuan dampak penting
Lingkungan
hipotetik dalam Amdal.
kajian tersendiri
Deskripsi Rona LH Awal
Dampak
Batas
(Environmental Setting):
Penting
Wilayah
Batas waktu
Komponen Lingkungan Hidup
Studi Kajian (DPH)
Hipotetik (DPH)
yang terkena dampak;
• Usaha dan/atau kegiatan disekitar
• Identifikasi dampak
potensial,
1.Batas project;
Hasil Pelibatan Masyarakat
• evaluasi dampak
2.Batas ekologis,
potensial
3.Batas Sosial,
• Ringkasan Daftar
informasi apa yang dibutuhkan oleh
DPH
4.Batas Adm
pengambil keputusan terkait dengan hasil
Esensi dasar pelingkupan: membatasi kajian ANDAL pada hal
pelibatan masyarakat ini
yang penting untuk pengambilan keputusan
Bentuk Kajian Alternatif
UNEP, EIA Resource Manual
(mis. Penggunaan energi
(penggunaan bahan baku
• kebutuhan
yang lebih efisien dibanding
yang tidak beracun)
• input / supply
membangun pembangkit
• aktifitas
energi baru)
• lokasi,
kebutuhan
input / supply
• proses
(mis- menyediakan
transportasi umum dari pada menambah
dalam AMDAL
jaringan jalan)
(mis : untuk operasional
penjadualan
bandara dan sistem
baik untuk seluruh kegiatan atau untuk
(mis- penggunanaan teknologi yang ramah
komponen-komponen
lingkungan, atau efisien
kegiatan (mis-lokasi bendungan atau saluran
energi)
irigasi) 15
Bentuk Kajian Alternatif
• Alternatif Alternatif dalam AMDAL – Lokasi – desain – kegiatan konstruksi, operasi dan decommisioning – skala / ukuran proyek – pentahapan proyek – waktu pelaksanaan – alternatif tanpa kegiatan
Studi Kasus: AMDAL PLTA Cirata
Studi Kelayakan
Dampak Ketinggian Waduk
Keuntungan besar secara
Masih cukup besar untuk menghasilkan energi
ekonomi semakin besar
listrik, modal investasi relatif lebi h lambat,
tenaga listrik Modal
namun masih memberikan keuntungan
investasi cepat kembali
ekonomis
2. Teknis
Resiko kegagalan waduk karena
Resiko kegagalan waduk relatif lebih kecil karena
rawan gempa
air yang tertampung lebih sedikit
3. Lingkungan
Potensi Konflik sosial dan lahan
Potensi Konflik sosial dan lahan relatif lebih kecil
relatif lebih besar
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 08/2015 Surat Keputusan Menteri LHK Nomor SK 141/MenlhkVIII/2015 pada 22 Mei tentang Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru
Pemanfaatan HUtan, Penggunaan Kawasan Hutan, dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain. Lokasi PIPIB
(Moratorium)
Lokasi yang
masih boleh
Hutan Alam Primer revisi VIII –
ada izin baru
Lahan Gambut
Tidak Boleh
di dalam dan di luar
kawasan Hutan
Ada Izin Baru
Revisi VIII
Sebagai informasi “Dalam revisi VIII pada Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB)”, luas areal penundaan izin baru mengalami perubahan. Jika dalam revisi VII luas areal (moratorium) sebesar 64.088.984 hektare atau mengalami pengurangan sebesar -36.494 hektare , kali ini luasnya menjadi sebesar 65.015.014 hektare. Atau mengalami pertambahan 926.030 hektare.
CONTOH TABEL RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN
Dampak Lingkungan yang Diidentifikasi
1.Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan (Proyek) terhadap lingkungan
2.Dampak lingkungan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan (Proyek)
Dampak Lingkungan: Interaksi antara Kegiatan dan Lingkungan/Ekosistem
Jenis Kegiatan:,
Tipologi Ekosistem:
Kehutanan, Perhubungan,
DAS, Pesisir, Lahan
PU, ESDM dll.
Basah, Hutan dll
Kegiatan/
Lingkungan atau
Aktivitas
Dampak
Ekosistem
1. Deskripsi ringkas rencana kegiatan; 2. Rencana lokasi kegiatan, termasuk estimasi luas lahan yang
Komponen Lingkungan
dibutuhkan;
1. Biogeofisik-kimia: i.e.
3. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya,
Air, udara, lahan, flora,
kapasitas, input, dan output.
fauna, transportasi, dsb
4. Sumber daya yang digunakan (bahan, air, energi, dan lain-
2. Sosekbud: hubungan
lain) dan perkiraan besarnya;
sosial, pola hidup
5. Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya;
3. Kesehatan masyarakat:
6. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari prevalensi penyakit,
perubahan kesmas awal
Contoh : Dampak Lingkungan : Pencemaran Lingkungan
PPU Perkotaan
Pencemaran Industri
Hujan Asam
Erosi
& Pembangkit Listik
Erosi Tanah
Muka Air Tanah Agriculture
Saluran air limbah,
Leachate & seepage
bocor merembes
Bangunan Air
Aliran permukaan dari
seepage (rembesan) ke air
dari TPA dan
ke air tanah:
Limbah
lahan pertanian: nitrogen, tanah: nitrogen
permukaan lahan:
nitrogen dan
fosfor dan pestidida
Aliran sungai yang
and pestida
residu minyak,
patogen
Saluran air limbah,
senyawa organik,
tercemar
dengan outfall di
nitogen dan
membawa
Deposisi
sungai: BOD,
kontaminants lainnya
nutrient, sediment
astmosferik: hujan
sediment dan
dll. ke dalam
asam dan sedimen
Air Tanah (Ground Water)
bakteri
danau
Pencemaran air disebabkan oleh berbagai sumber dan proses yang berbeda, dan perubahan penggunaan lahan dapat secara signifikan mengubah jumlah dan tipe pencemaran pada sebuah sistem sungai Sumber: digambar ulang dari (Marsh, W.M. and J.M. Grosso (1996) Environmental Geography: Science, land use and Earth Systems. Kohn Wiley & Sons. New York
Contoh hasil prakiraan dampak Kegiatan PLTA
Proses Pelingkupan: Metode Evaluasi Dampak Potensial
Contoh Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial:
Menghilangkan/
meniadakan (delisting) dampak potensial yang
dianggap TIDAK RELEVAN atau TIDAK PENTING
KA: Metode Studi
Bagian ini berisi metode pengumpulan Metode-metode ilmiah data primer dan sekunder yang sahih
Metode pengumpulan
yang berlaku secara
serta dapat dipercaya (reliable) untuk
dan analisis data
nasional
digunakan dalam penyusunan rona
dan/atau internasional lingkungan hidup awal yang rinci dan
di berbagai literatur
sebagai masukan dalam melakukan
prakiraan besaran dan sifat penting dampak
metode untuk mengevaluasi
Metode
keterkaitan dan interaksi dampak
Metode
lingkungan yang diprakirakan
Prakiraan
timbul (seluruh dampak penting
Studi
hipotetik) secara keseluruhan dalam rangka penentuan
Dampak Penting
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara
metode untuk memprakirakan
3 dalam studi Andal untuk masing- masing DPH, termasuk rumus-
total terhadap lingkungan hidup
besaran dan sifat penting dampak
Metode Evaluasi Secara Holistik rumus dan asumsi prakiraan
dampaknya disertai
terhadap Dampak Lingkungan
argumentasi/alasan pemilihan metode tersebut
Konsep Dasar Metode Studi
DPH Metode Informasi Metode
Data &
Metode
1 Pengumpulan yang
Analis data
DPH Metode
Data & Informasi
Analis data
DPH Metode
3 Prakiraan yang Pengumpulan
dibutuhkan
data
Analis data
Dampak
Keterkaitan dan
interaksi antar
Metode Evaluasi secara Holistik
dampak
terhadap Dampak Lingkungan
lingkungan
Dampak Penting Hipotetik Pembangunan dan Operasional Pelabuhan secara umum
No
Jenis Kegiatan
Dampak Penting
Hipotetik
Batas Waktu Kajian
A. Tahap Pra Konstruksi
Perubahan sikap dan
3 bulan, mengingat durasi pemberian informasi kepada masyarakat
1 Sosialisasi Kegiatan
persepsi masyarakat
berlangsung diperkirakan dalam waktu 3 bulan yang dilakukan
Keresahan masyarakat secara periodik setiap akan konstruksi
B. Tahap Konstruksi 2 bulan, dengan asumsi mobilisasi tenaga kerja berlangsung dalam
2 Mobilisasi Tenaga Kerja
Kesempatan kerja
waktu 2 bulan yang dilakukan secara periodik setiap akan konstruksi
Perubahan pola arus
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam
dan sedimentasi
waktu 5 tahun
Peningkatan muka air banjir
Penurunan kualitas air laut (khususnya TSS)
Gangguan biota laut
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam
(plankton dan benthos) waktu 5 tahun, sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah dalam 5 tahunan
Pekerjaan Pengurugan
Berkurangnya habitat
perairan dangkal untuk
biota laut, benthos
3 interchange area dan lapangan penumpukan
Penurunan komposisi
serta area pendukung
dan kelimpahan
terminal
plankton/nekton
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan selama 5 tahun,
Penurunan kualitas
ritasi pembangunan dianggap sama sehingga besaran yang perlu
udara (debu)
dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
Gangguan habitat
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam
fauna P Galang
waktu 5 tahun
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan selama 5 tahun,
Peningkatan
ritasi pembangunan dianggap sama sehingga besaran yang perlu
kebisingan
dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
No
Jenis Kegiatan
Dampak Penting Hipotetik
Batas Waktu Kajian
B. Tahap Konstruksi
Gangguan kenyamanan
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai
lingkungan
dilakukan dalam waktu 5 tahun
Penurunan pemanfaatan area laut untuk mencari ikan
Pekerjaan
Penurunan tingkat pendapatan
Pengurugan perairan
nelayan
3 dangkal untuk
Keresahan masyarakat nelayan
interchange area dan
Penurunan kinerja jalan
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan
lapangan
selama 5 tahun, ritasi pembangunan dianggap sama
penumpukan serta
sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah
area pendukung
secara harian saja
terminal
Perubahan Mata Pencaharian
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun C. Tahap Operasi
Persiapan operasional: Tersedianya Kesempatan kerja
2 tahun, selama masa operasi Terminal Multipurpose dan
4 Rekruitmen tenaga
Kesempatan berusaha
pendukungnya
kerja
Peningkatan pendapatan
Operasional terminal
Penurunan kualitas udara
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan
Multipurpose dan
Peningkatan kebisingan
selama 5 tahun, ritasi pembangunan dianggap sama
Operasional zona logistic, Zona Industri
Penurunan kinerja jalan
sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
5 (Processing curah kering, dan Zona Industri (Packaging
dan supporting facilities terminal petikemas)
No
Jenis Kegiatan
Dampak Penting
Hipotetik
Batas Waktu Kajian
C. Tahap Operasi
Gangguan kenyamanan lingkungan
2 tahun, selama masa operasi Terminal Multipurpose
Peningkatan angka kesakitan
dan pendukungnya
Gangguan habitat fauna P Galang Penurunan kualitas air laut
Operasional terminal
Penurunan komposisi dan
Multipurpose dan
kelimpahan plankton/bentos/nekton
Operasional zona
Berkurangnya pendapatan nelayan
logistic, Zona
Keresahan masyarakat nelayan
Industri 5 (Processing curah
Alih fungsi lahan
kering, dan Zona
Perubahan jenis lapangan pekerjaan
Industri
Perubahan pola kegiatan social
(Packaging dan supporting
Gangguan transportasi laut
5 Tahun pada tahap operasi
facilities terminal petikemas)
Gangguan keselamatan pelayaran Perubahan Jumlah Penduduk
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun
Catatan: DPH dapat bertambah dan berkurang sesuai kondisi dilapangan dan kesiapan pemrakarsa merencanakan kegiatan dengan baik dan sudah disiapkan SOP atau pengelolaan sejak awal atau telah ada pengalaman pengelolaan eksisting yang baik.
Batas wilayah Studi
Batas Wilayah Studi
Legenda Batas Proyek Batas Ekologis Batas Sosial
Batas Administrasi Batas Wilayah Studi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Contoh metode studi
CONTOH KEGIATAN BENDUNGAN
Zonal dengan inti tegak
2. Tinggi Bendungan dari dasar galian pondasi
120 meter
3 Elevasi puncak bendungan
+ 194 meter dpl
4 Panjang puncak bendungan
699meter
5 Lebar Puncak
14,00 meter
6 Kapasitas Waduk Bruto
486,85 juta m 3
7 Sedimen
36 juta m 3
8 Kapasitas efektif waduk
450,85 juta m 3
9 Elevai dasar waduk/tanah asli
+ 84,00meter dpl
10 Elevasi Muka Air Normal maksimal (NWL)
+ 185 meter dpl
11 Elevasi mercu pelimpah
+ 185 meter dpl
12 Elevasi Muka Air Banjir 100 Tahunan
+ 187,09 meter dpl
13 Elevasi Muka Air Banjir 1000 Tahunan
+ 187,69 meter dpl
14 Elevasi Muka Air Banjir
+ 189,990meter dpl
15 Elevasi Muka Air rendah
+ 129,00 meter dpl
16 Kemiringan lereng hulu
17 Kemiringan lereng hilir
18 Total luas genangan secara horizontal
1.716 ha.
Contoh Kegiatan BENDUNGAN
Komponen
Uraian
Jalan Masuk (Access Road)
Jalan akan dibangun sepanjang 5,6 km dengan ROW 15 meter
Bendungan*
Timbunan Zonal Inti Tegak Tipe Urugan Berzonal setinggi 108m
Genangan
Seluas 2017,00 hektar dengan volume
mencapai 370.469.962,84 m 3
Quarry dan Borrow Area
Sebagai sumber material konstruksi baik pasir,
• batu dan tanah urug
Sarana Penunjang
Berupa kantor dan utilitas pendukungnya
*Termasuk bangunan pengambilan, pengelak, pelimpah dan terowongan
Komponen Rencana Kegiatan
Dampak dari kegiatan PLTP
Metode Prakiraan Dampak
Macam metode prakiraan dampak (untuk berbagai komponen atau paramater lingkungan, termasuk sosial & kesehatan):
Metode Formal
Model Fisik (physical model) Eksperimen (experimental method) Model matematik
Metode Non Formal
Teknik Analog Penilaian ahli (professional judgment)
“Prakiraan dampak dapat dilakukan dengan metode formal dan informal. Sedapat-dapatnya diusahakan untuk digunakan metode
formal ......dengan menghasilkan hasil kuantitatif” (Soemarwoto,
Otto, 1999 hal 251)
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting Kenaikan Air Larian
1. Curah Hujan
2. Jumlah Hari-Hujan atau
Dampak Penting:
Intensitas Hujan di
Kenaikan air larian
daerah proyek
Jenis Data
3. Koefiesien air larian
yang
berjenis tataguna lahan
diperlukan
daerah terbangun dan
Model Prakiraan Dampak:
daerah tidak terbangun
Q = CIA,
di daerah proyek
Q = (Cp-Ch) x I x A 4. Luas masing-masing jenis
tataguna lahan
Dimana:
Q = debit air larian (m 3 /hari-hujan) C = koefisien air larian, Cp koefisien air larian pertanian, Ch = koefisien air lairian hutan I = Intensitas hujan (m/hari-hujan) A = Luas Daerah proyek (m 2 ), luas hutan yang diperkirakan akan mengalami kerusakan atau dikonversi menjadi lahan pertanian (perluasan lahan pertanian) (Chow, 1964)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting Kenaikan Laju Erosi
1. Curah Hujan
2. Jenis tanah dan nilai K
Dampak Penting:
(lihat tabel nilai K
Kenaikan laju erosi
dikaitkan dengan jenis
Jenis Data
tanah)
yang
3. Panjang lereng (m)
Model Prakiraan Dampak:
diperlukan
4. Kemirigan lereng (%)
E = RKLSCP
5. Nilai CP untuk hutan dan
E= f{RKL, (C,P)}
tanaman campuran (lihat
Dampak total erosi = E x
tabel nilai CP)
luas kerusakan hutan
6. Luas kerusakan hutan
Dimana:
E = rata-rata erosi tanah tahunan (ton/ha) R = indeks erosivitas hujan = 0.41 x H 1.09 . H = curah hujan (mm/tahun)
K = faktor erodibilitas tanah (lihat daftar jenis tanah dan nilai K) L = faktor panjang lereng = (Lo/22), Lo = panjang lereng (m) S = faktor kemiringan lereng = ((s) 1,4 )/9, s = kemiringan lereng (%)
C = faktor pengelolaan tanah (lihat tabel nilai CP) P = faktor praktek pengawetan tanah (lihat tabel nilai CP)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting Pencemaran Air
1. Populasi penduduk daerah
hulu dan proyek serta proyeksinya kedepan;
2. Produksi ton/tahun)
3. Volume limbah (m3/unit
Dampak Penting:
produksi atau
Pencemaran Air
m3/orang/tahun
Jenis Data
4. Faktor emisi untuk setiap
yang parameter i.e. BOD, COD
Model Prakiraan Dampak: dan TSS)
• Beban Pencemaran (BP) 5. Debit sungai,
diperlukan
6. Kadar zat pencemar dalam
• Kadar Zat pencemar dalam
sungai;
sungai di sebelah hilir
7. Debit limbah;
(mg/liter)
8. Kadar zat pencemar dalam
limbah;
9. Jenis sumber pencemar
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode Analisis Data
Data
1. BOD 5 SNI 6989.57:2008
SNI 06-2530-1991
2. COD
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.15-2004
3. TSS
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.03-2004
4. Minyak dan
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.10-2004
SNI 06-6989.11-2004
CONTOH TABEL METODE STUDI
Metode Evaluasi
No.
DPH
Metode Prakiraan Dampak
Data dan Informasi yang Relevan dan Dibutuhkan
Metode Pengumpulan Data Untuk Prakiraan
Metode Analisis Data
Dampak Melainkan Untuk Prakiraan (Tidak Per Individu Secara
larian Peningkatan air
Q = CAI ΔQ =(C -C )xIxA
a. b. Jumlah hari hujan Curah hujan
a. b. Data sekunder dari BMG Thornwaithe
a. b. sohyet Professional
metode bagan alir Menggunakan Keseluruhan)
kegiatan
permukaan dari
c. Koefisien air larian per jenis bukaan
d. pengumpulan data adalah: Lokasi titik-titik Chay Asdak
c. Data sekunder dari buku
terbangun dan area lahan (untuk area
c. perhitungan Hasil Dr. Joko Tingkir pakar hidrologi
judgment oleh
Keterangan:
lahan pembukaan
metode ini digunakan untuk
non terbangun)
hubungan holistik d. menelaah Luas masing- 2) Desa V ditransfer dalam antar seluruh tataguna lahan masing jenis
Desa U
Tiga desa ini dipilih karena 3) Desa W
geospasial bentuk
dampak
lokasinya berada di elevasi yang lebih rendah dari tapak kegiatan, sehingga ada
ARCGIS menggunakan
kemungkinan besar air larian a. tersebut. akan mengalir ke desa Lokasi titik pengumpulan
peta sampling (lihat peta data digambarkan pada pada lampiran ….)
Terbentuknya Medan Magnet
terhadap timbulnya medan Menggunakan metode analogi
medan b. membandingkan data Medan listrik yang menggunakan data ”medan medan listrik magnet dan
a. dihasilkan Medan magnet yang
Dilakukan dengan
dan Medan Listrik
kegiatan serupa dan magnet dan medan listrik dari
operasional SUTT
medan listrik alami akan sekunder dari buku
a. Data medan magnet dan
standar WHO dan SNI untuk membandingkannya dengan operasional SUTT ambang batas medan magnet dan dihasilkan
SUTT, karya Prof. Gundala listrik dan magnet dari
operasional SUTT
medan listrik
pemantauan berkala dan medan listrik operasional SUTT yang medan magnet
b. Putra Petir, 1965)
dengan
dan SNI untuk ambang standar WHO
(catatan:
Data sekunder hasil
batas
Kegiatan yang dijadikan acuan
pengoperasian SUTT 175 kV dari adalah: pembangunan dan
dianalogikan
Kab X ke Kota Y, telah disetujui berdasarkan SKKL nomor tahun 200x oleh Gubernur … Provinsi Y. Catatan: Rona untuk kegiatan ini serupa dengan sehingga dapat digunakan sebagai rencana kegiatan yang diusulkan, analogi)
Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka
Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas
Lampiran
Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan yang terkait dengan:
a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan;
b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal;
c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP)
d. Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan;
e. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan;
f. biodata singkat personil penyusun Amdal;
g. surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan dan ditandatangani di atas materai;
h. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan; • Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji • Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing- masing DPH;
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan serta interaksinya atas dampak lingkungan yang diperkiraakan terjadi untuk menentukan karekteristik dampak lingkungan secara total terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan; • Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
Disadur dari Dokumen KA (
mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan
kegiatan;
Administrasi Dokumen Kerangka Acuan)
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji • Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
a. berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup
AWAL
(environmental setting) secara rinci dan mendalamdi lokasi rencana usaha dan/atau
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
kegiatan
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-
masing DPH;
b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap
DAMPAK LINGKUNGAN
lingkungan hidup
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang diperkiraakan terjadi untuk menentukan
Uraian hasil prakiraan secara cermat mengenai
karekteristik dampak lingkungan secara total
besaran dan sifat penting dampak untuk setiap
terhadap lingkungan;
dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji.
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
Perhitungan dan analisis prakiraan dampak
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
penting hipotetik tersebut menggunakan
pemrakarsa
metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka acuan
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
menguraikan hasil evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksiseluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan
PENDAHULUAN
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup • Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
kegiatan;
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
AWAL Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen
kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
(dampak yang bersifat strategis) maupun komponen
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-
kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan.
masing DPH; Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan (compliance),
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level)
DAMPAK LINGKUNGAN
dari suatu pengelolaan lingkungan hidup
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang diperkiraakan terjadi untuk menentukan karekteristik dampak lingkungan secara total terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan; • Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
CONTOH TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK
(Catatan:
Hasil Prakiraan Dampak
Terdapat dua opsi melakukan prakiraan: 1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan perubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya
No
DPH
Rona Lingkungan
Hidup Awal
kegiatan.Pada opsi ini, perubahan rona secara alamiah tidak
Hasil Evaluasi Dampak
2. diperhitungkan Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan dengan adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan perubahan rona secara alamiah, sehingga untuk opsi ini wajib ada pula analisis/perhitungan perubahan rona secara alamiah)
Tahap konstruksi
Peningkata
C = 0,2 (Hutan tropis)
Besarnya dampak:
DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
n air larian permukaa
waktu yang sama,karena kegiatan yang
n dari
I = 200 mm/tahun
Dengan perubahan rona menjadi kebun sawit maka diperkirakan Q ’
menyebabkan DPH1 dan DPH 2
dilakukan secara bersamaan, sehingga
kegiatan pembukaa
menjadi 0,45 m3/tahun
A = 10.000 ha (hutan
ada kemungkinan bahwa perubahan bentang alam (khususnya terbentuknya
n lahan
tropis)
Sehingga terjadi peningkatan
ΔQ = 0,05 m3/tahun
cekungan), akan berinteraksi dengan
Maka Q air larian
Sifat penting dampak:
peningkatan air aliran, dapat menjadikan
awal = 0,4 m3/tahun
cekungan terisi air yang memungkinkan
Tidak penting, karena besarannya hanya naik + 10% dari nilai Q
menjadi tempat berkembangnya vector
alamiah
penyakit demam berdarah, maka dari analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi dampak penting
Gangguan
Rona awal lokasi
Besarnya dampak:
DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
estetika
kegiatan adalah
waktu yang sama, karena kegiatan yang
akibat
perbukitan, namun
Berdasarkan indeks visual sensitivity-intencity pada Headley, 2009, maka besaran dampak gangguan estetika termasuk kelas
menyebabkan DPH1 dan DPH 2
perubahan
dengan adanya
“N” dimana
dilakukan secara bersamaan, sehingga
bentang
kegiatan, akan ada
merupakan dampak gangguan estetika yang tidak berpengaruh,
ada kemungkinan bahwa perubahan
alam
dua bukit yang menjadi dataran dan
mengingat tidak adanya pengurangan substansial pada kualitas
cekungan), akan berinteraksi dengan peningkatan air aliran, dapat menjadikan
bentang alam (khususnya terbentuknya
cekungan terisi air yang memungkinkan
adanya tiga
menjadi tempat berkembangnya vector
“borrow pit” cekungan bekas
Sifat penting dampak: Tidak penting, karena gangguan ini tidak berpengaruh terhadap
analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi penyakit demam berdarah, maka dari
masyarakat lokal
dampak penting
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
1. Pendekatan “Dengan & Tanpa Proyek” Besar dampak lingkungan ( magnitude of impact ) dan
arah dampak lingkungan yang akan terjadi di ruang dan waktu tertentu, diprakirakan dengan pendekatan sebagai berikut:
Dampak proyek= Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan dengan proyek tanpa proyek
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak
Melakukan Prakiraan kondisi
Lingkungan yang
LH pada waktu t dengan
digunakan dalam AMDAL
proyek (Q dp )
Dengan
Kualtas
Proyek (Q dp )
Lingkungan
(Q) b
Tanpa Proyek (Q dp )
Dampak yang
Melakukan Prakiraan kondisi
ingin
LH pada waktu t tanpa proyek
Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978); b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan adanya pembangunan tersebut (SCOPE Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
2. Prinsip Keterkaitan antar Dampak dari Proyek Prakiraan dampak suatu komponen harus
mempertimbangkan prakiraan komponen lingkungan lain yang terkait .
Contoh, prakiraan dampak laju erosi dan kenaikan air larian harus hasil prakiraan dampak kerusakan hutan
Besar Dampak & Penting Dampak
an Hidup
A (BML/KBK
B O Besar
1 Dampa O 5 k
Kondisi
O 6 LH
C O 3 tanpa proyek
0 T1
T2
T2n
T3
Besar Dampak & Sifat Penting Dampak
• Besar dampak (magnitude of
• Nilai penting Nilaiyang kita
impact): merujuk pada derajat
berikan pada dampak
perubahan lingkungan
tersebut untuk pengambilan
(besar/kecil) i.e. Suhu dalam o C,
keputusan
hasil dalam ton/ha, oksigen terlarut dalam mg/l;
• Makna penting perubahan
• Dampak besar (big magnitude
(dampak) lingkungan
of impact): merujuk pada
terhadap kehidupan sosial
perubahan lingkungan yang
dan ekologi akibat adanya
tergolong besar
rencana kegiatan/usaha
Dampak yang besar (big magnitude of impact ) tidak senantiasa berdampak penting (misal kematian 1.000 ekor burung gereja mempunyai nilai besar yang tinggi, tetapi nilai penting yang rendah;
Dampak yang kecil (small magnitude of impact) dapat bersifat penting (misal kematian seekor badak Jawa mempunyai nilai besar rendah, tetapi nilai penting yang tinggi
Soemarwoto, 2009
Kriteria Dampak Penting
Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau
Sumber: Pasal 22 ayat (2) UU 32/2009 dan Keputusan Kepala Bapedal 056/1994
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak Lingkungan Hidup
Metode Ilmiah sesuai dengan metode ilmiah evaluasi dalam
Amdal Karakteristik
Evaluasi
Dampak Rencana
Arahan
secara
Usaha dan/atau
Pengelolaan
Holistik
Kegiatan secara
Lingkungan
Dampak LH
Total terhadap
Hidup
INTERAKSI DAMPAK
Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP Penentuan
Kelayakan
1. Bentuk hubungan keterkaitan an interkasi DPH besertta
Lingkungan
karakteriknya i.e. Frekuensi terjadinya dampak, durasi
Hidup
dan intensitas;
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang
paling banyak menimbulkan dampak lingkungan;
Kriteria
3. Area yang perlu mendapat perhatian
Kelayakan Lingkungan Hidup
Bagan alir Dampak penting secara holistik
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: • entitas dan/atau spesies kunci (key species); • memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); • memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau • memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud; dan
Contoh Kasus: Pembuangan air limbah hasil pengolahan IPAL
Debit inlet TETAP
IPAL
Sungai yang
Debit outlet
debitnya fluktuatif
TETAP
[bergantung pada
musim]
Kolam Penampungan Air
ai
Limbah Hasil
ng
Pengolahan IPAL
su
Debit Pembuangan DIATUR
Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha
dan atau kegiatan
Misal: Kebijakan pangan dan lahan pertanian nasional Contoh Kasus:
Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi DIY- Jawa Tengah-Jawa Timur
Ruas [alignment] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan pertanian yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai lahan ABADI.
Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar 1800 ha, dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun. Diputuskan bahwa BP Jalan Tol, WAJIB mencari alignment baru dan menghindari areal lahan pertanian.
Nilai sosial atau pandangan masyarakat [social
values/emic view] yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan
Misal: Hal-hal terkait kepercayaan/agama, budaya dlsb Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pembangunan jalur transmisi SUTET Paiton-Bali, Propinsi Jawa Timur-Bali
P. Jawa
P. Bali
70 m
Selat Bali
Pure Segara Rupek
Contoh Kasus: Ditolaknya rencana pelurusan dan pendalaman alur pelayaran di
Tanjung Benoa, Propinsi Bali, karena lokasi karang mati diyakini oleh masyarakat lokal sebagai PUSER BUMI [pusat keseimbangan alam].
Daratan Laut
Alur pelayaran lama Pelabuhan
Tanjung
Perbaikan alur
Benoa
pelayaran diusulkan
Karang mati
TUMPANG TINDIH DENGAN JARINGAN BAWAH LAUT
Muatan RKL-RPL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Matrik/tabel untuk dampak lingkungan (dampak
penting hasil kajian Andal dan dampak lingkungan lainnya tetap dikelola, hasil dari evaluasi dampak potensial(tidak DPH) dan hasil prakiraan dampak
(tidak penting);
Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan kaidah kartografi
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Matrik/tabel untuk pemantauan dampak lingkungn
(dampak penting hasil kajian Andal dan dampak lingkungan lainnya tetap dipantau, hasil dari evaluasi dampak potensial(tidak DPH) dan hasil prakiraan dampak (tidak penting););
Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan kaidah kartografi
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN PERNYATAAN PELAKSANAAN DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dampak-Dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL
Komponen
Prakiraan dan Evaluasi (ANDAL)
Rencana Kegiatan
Pelingkupan (KA)
Saran, Pendapat
RKL & RPL
Penekanan Dalam
Revisi Pedoman Penyusunan dan Penilaian Amdal
Matriks Pengelolaan Lingkungan Hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak lainnya)
2. sumber dampak (dampak penting & dampak lainnya)
3. Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
No
Dampak LH
yang dikelola
Pelaksana; • Instansi
Pengawas • Instansi Penerima Laporan
dst Keterangan: PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
No.
Lingkungan Dampak
Dampak
Sumber
Indikator keberhasilan
Bentuk pengelolaan
lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan
yang dikelola
pengelolaan lingkungan hidup
lingkungan hidup
Periode pengelolaan
lingkungan hidup
Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL) 1. Penurunan kualitas udara
Kegiatan mobilisasi alat
timbul tidak melebihi Konsentrasi debu yang
a. penyiraman jalan Melakukan
a. proyek yang menjadi Di dalam tapak
kali
minimal sehari dua
a. Instansi Pelaksana yaitu PT X selaku pemrakarsa dan kontrakor
(parameter
ambien
dan bahan
konstruksi pada tahap
ambien untuk parameter debu
baku mutu udara
secara berkala
sumber pencemar
pelaksana kegiatan konstruksi
debu)
b. Memasang plat
kualitas udara,
kendaraan angkut
penghalang pada ban
melalui permukiman BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y warga Kabupaten X, DInas PU Kab X, c. c. dilihat pada peta 2.1 Instansi Penerima Laporan yaitu Lokasi rinci dapat BLHD Kabupaten X, DInas PU Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
b. Di jalan angkut yang
b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
Prov Y
sedimentasi di laju
2. Peningkatan
Erosi tanah karena sebab
Stabilnya laju
sekitar waduk selama sedimentasi di area
tanaman penahan waduk dengan Menanami area sekitar
a. a. Di area sekitar
waduk dalam radius 5 km
sekali
a. Penanaman
dan pemberian pemahaman di batas sosial yaitu PT X selaku
a. Instansi Pelaksana penanaman
waduk
b. pada area pemrakarsa mungkin n setiap bulan sekali Instansi pelaksana pemberian yang
antropogenik maupun
alamiah
umur waduk
erosi
dengan
b. Memberikan
b. Di batas sosial yang
pemeliharaa
pemahaman kepada
memberikan
pemahaman di luar batas sosial
berdekatan
penduduk yang beraktivitas di daerah
peningkatan erosi kontribusi terhadap
b. pemahama Pemberian
c. Instansi Pengawas yaitu BLHD yaitu pemda kab X
waduk dengan
mengurangi kegiatan rawan erosi guna
antropogenik
n dilakukan
Kabupaten X, DInas PU Kab X,
BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
yang dapat menjadi
c. yang masih mungkin Di luar batas sosial
setahun sekali
d. BLHD Kabupaten X, DInas PU Instansi Penerima Laporan yaitu
antropogenik sumber erosi
memberikan kontribusi terhadap
Prov Y Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
peningkatan erosi antropogenik d. dilihat pada peta 2.1 Lokasi rinci dapat
Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola (pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP, panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)
1. sampah Timbulnya
Kegiatan
pekerja akomodasi
Sampah domestik
domestic
peraturan perundangan dikelola sesuai dengan
sampah domestic dengan dipilah antara
a. Mengumpulkan
Di area akomodasi pekerja
konstruksi
Dilakukan sehari
sekali
a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
selaku pemrakarsa
konstruksi
anorganik sesuai organic dengan
b. Kabupaten X, BLH Provinsi Y Instansi Pengawas yaitu BLHD
dengan SOP perusahaan nomor
Y, b. BLHD Kabupaten X, BLH Provinsi
….
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
jasa angkutan sampah Y untuk menyediakan Dinas Kebersihan Kab Bekerjasama dengan dengan Dinas dalam MOU nomor domestic harian (diatur … Kebersihan)
Contoh RKL dari kegiatan Pelabuhan
Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sbb.:
1. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau dan sumber dampak.
2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.
No
Dampak yang Dipantau
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantau Lingkungan
Hidup
Jenis dampak
yang timbul
Analisis Data
Contoh Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan yang
Bentuk Pemantauan Lingkungan
Institusi Pemantauan Lingkungan
Jenis Dampak
No.
yang Timbul
Indikator
Metode
(bisa di
ambien dan
Paramete Dampak
an &
Laporan
bisa di
Analisis
Pantau
Frekuensi Pelaksana
Kedalam Dewateri Pemantaua Sumur
BLHD kab A,
muka air
an/
ng dari
n langsung
pantau A, B, bulan dua selaku
kab A,
BLHD Prov
tanah (MAT)
ketinggia tahap
pada sumur
C, D dan E
kali
pemrakarsa BLHD
B, Dinas PU
n MAT
operasio pantau
yang berada
dan seluruh Prov B,
Prov B,
Dinas PU Dinas PU
tambang menggunak koordina
penambang Prov B,
Dinas PU
piezometer
Kab A
(lokasi rinci pada peta di lampira n …..)
Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL
Referensi Rinci: Lampiran IV PERMENLH 16/2012
Muatan Formulir UKL-UPL
Konsep Formulir UKL-UPL
dalam Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
A. Identitas pemrakarsa;
B. Rencana usaha dan/atau kegiatan;
C. Dampak lingkungan yang akan terjadi dan program pengelolaan serta pemantauan lingkungan;
D. Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan;
E. Surat pernyataan
Konsep Dasar UKL-UPL
Deskripsi Komponen Rencana
Pengelolaan
Dampak
Besaran
Pemantauan
Usaha dan/atau
Lingkungan
Kegiatan Penyebab
Lingkungan
Dampak
Dampak Lingkungan
Peta lokasi rencana
Peta-Peta
usaha dan/atau Kegiatan
Identitas Pemrakarsa
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
4. Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
a. Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang;
b. Penjelasan mengenai persetujuan prinsip atas rencana kegiatan
c. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan (lanjutan)
CONT
OH TA RENC MENG ENAI K BEL U
DAM T MEN EGIAT OMPO
DAPA ANA K
RAIAN
Contoh: Kegiatan Peternakan
AN YA PAK L NEN
INGK Tahap Prakonstruksi : IMBU LKAN NG
1) Pembebasan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan yang dibebaskan dan UNGA
status tanah). 2) dan lain lain……
Tahap Konstruksi: 1) Pembukaan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan, dan tehnik pembukaan lahan).
2) Pembangunan kandang, kantor dan mess karyawan (jelaskan luasan bangunan). 3) dan lain-lain…..
Tahap Operasi: 1) Pemasukan ternak (tuliskan jumlah ternak yang akan dimasukkan).
ternak yang
menimbulkan limbah, atau dampak terhadap lingkungan hidup). 3) dan lain-lain…
(Catatan: Khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang berskala besar, seperti antara lain: industri kertas, tekstil dan sebagainya, lampirkan pula diagram alir proses yang disertai dengan keterangan keseimbangan bahan dan air (mass balance dan water balance))
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
C. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
Bagian ini pada dasarnya berisi satu tabel/matriks, yang merangkum mengenai:
1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha dan/atau kegiatan