PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1 9 7 1 )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
S K R I P S I
A N D R E A S C . H A R R Y P R A S E T Y A PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1 9 7 1 ) < * • t w f p M I L I I I P E R P U S T A K A A N U N I V E R S I T A S A 1 R L A N O O A 1
S U R A B A Y A
FAK U LT AS HUKUM UNI VERSI TAS AI RLAN GGA 1 9 8 9
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PRQSPEK FERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR DI ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP
DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971 ) SKRIPSI
OLEH : ANDREAS C. HARRY PRASETYA
038ifll996 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
1989
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
FROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR DI ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP
DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 19?1 ) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS
DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM OLEH ANDREAS C. HARRY PRASETYA
038411996 DOSEN p;
ING DAN PEMGUJI Hi^nN_lLSAGO^v S.H., MA.
DOSEN PB GUJI j , i m i D J PEHGUJI
EKAN RAMKLAU, §.H.,
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1989
Pada saat raengalami kejatuhan, soseorang biea monemukan kebe- oaran dirinya dongan menerima kojatuhan itu hanya sebagai tantangan untuk mencoba kewbali.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Syukur kepada Allah Vang Maha Balk dan Maha Penga- slh karena telah melindungi, menerangi, dan memberikan kekuatan kepada soya dalam menyeleeaikan skripsi tentang prospek perkembangan gagasan zona bebas senjata nuklir dl Asia Tenggara ( sebuah bahasan terhadap Deklarasl Kuala
Lumpur tahun 1971 ), Saya menyadari bahwa skrlpsl ini masih jauh dari kesempurnaan, Untuk itu dengan tangan terbuka, saya te- tap menerima sumbangan saran-saran dari siapa saja yang ingin menambah kekurangan yang ada dalam skripsi ini, Se- hingga nantinya skripsi ini dianggap layak sebagai bacaan ilmiah,
Dalam kesompatan ini juga* tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya dalam menyoleaaikan skripsi ini, Ter utama suya sampaikan kepada ;
1. Bapak Uarun Alaagoff, S.H., MA. eelaku pombimbing dan penguji i yang dengan keraurahan dan kerelaan hati mau membimbing dan menguji skripsi saya ini,
2, Bapak J# Hendy Tedjonagoro, S.H, dan Bapak Eman Rame- lan, S,H#fKS. yang sudi menyerapatkan vaktunya untuk menguji skripsi saya*
3* Bapak dan Ibu, oerta adifc saya yang tercinta* atas doa
iv
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dorongannya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi, if. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Airlang- ga etas segala bimblngan dan pengajarannya, Behingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dl Fakultas Hukum dengan balk. 5* Mbah Soewono don Oom Rudi yang audl menampung dan meng- antar saya dalam mencari data skripsi ini solama saya berada dl Jakarta* 6 « Mas Krlstladl sekeluarga yang membantu eaya mendapatkan bahan literature yang berhubungan dengan penulisan skrip- si saya.
7. Ibu Jamilah serta Pegawai Perpustakaan Lit-Bang Depar- temon Luar Negeri Jakarta, yang dengan segala keramaii- annya membantu saya dalam memperoleh bahan literature.
8. Rekan-rekan Keluarga Mahasisva Hukum Internasional FH Unair atas dorongan semangatnya hingga saya dapat ujian skripsi pada waktunya,
9* Kelompok 32 ( Kokok, Tatok, dan Indah } serta rekan-re- kan yang lain, yang dengan caranya sendiri-sendiri meo- bantu saya menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya seraoga skripsi ini dapat membantu bagi sia- pa saja yang memerlukannya dan menambah perkembangan Hukum Internasional pada kjmsusnya, dan Ilmu Hukum pada umumnya*
Surabaya, Januari 1989 Andreas C. Harry P
DAFTAR ISI
13
BAB IV SIKAP DAN KEPENTIiJGAN NEGARA-NEGARA 1'SUPER POWER" DI ASIA TENGGARA.........
2. Perkembangan di Indocina *•••»•••»••••» ifl
32
1. Negara-negara ASEAN »•»•»•»»»•*••••«•,•
26 BAB III SIKAP DAN KONDISI NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA .......... ......... 32
3. Tindakan-tindakan Untuk Terwujudnya Zona Bebas Senjata Nuklir ••*••••••••••
19
2. Timbulnya Gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir........... ..... .
1. TinJauan Terhadap Deklarasl Kuala Lumpur Tahun 1 9 7 1 ...... ..... .
Halanan KATA PENGANTAR ....iv Di.* TAR ISI ................ ........ . Tl BAB 1 PENDAHULUAN ...........................
13
11 BAB II USAHA MENGEMBANGKAN GAGASAN ZONA BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA..... .
9 6. Pertanggungjawaban Sletematlka .......
9 5. Metodologi.........................
6 If, Tujuan Penulisan ,........ ......... *
6 3. Alaean Pemlllhan Judul ....... .
1 2. Penjelasan Jud u l ....... ...... .
1 1* Permasalahan ; Latar Belakang dan Rumusan ......... ......... ..........
vi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Halaman1. Pandangan Amerika Serikat Torhadap Asia Tenggara...... 48
2* Pandangan Uni Sovyet Torhadap Asia Tenggara....... .
55 3* Pengaruh Perjanjian Ponghapusan
Senjata Nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet...............
60 BAB
V PENUTUP...................... ......... '
66
1. Kesimpulan ••••••««•••*•••••••••••••••••
66
DAFTAK BACAAN LAMPIHAN
vii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
B A B I P E N D A H U L U A N1. Pgrroasalahan : Latar .Belakang dan Rumusannva Perang, konflik bersenjata, ataupun keadaan yang berhubungan dengan hal itu adalah eesuatu yang tidak di-
Bukai atau dibenci oleh umat raanusia# Ini dieebabkan perang menimbulkan kesengearaan, kerugian harta benda, jiwa, dan sebagainya. Namun demikian perang adalah suatu keadaan yang dibenarkan oleh Hukum Internasional, yaitu bahwa perang merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pelaksanaan po litik luar negeri suatu negara dalam ketiadaan sistem ke- amanan yang efektif1 atau bila cara lain yang lebih baik tidak dapat ditempuh,
Sejak Perang Dun:ia II berakhir, perang atau konflik y m e l i b a t k a n hampir semua negara di dunia sudah tidak ada lagi* Tetapi setelah itu perang dingin makin berkem- bang antara negara Amerika Serikat ( AS ) dan Uni Sovyet, yang kemudian dikena> sebagai negara-negara "Super Power11. Dengan puham-paham mereka ( liberalisme dan sosialisme- komunisme ), AS dan Uni Sovyet menyebarkan pengaruhnya ke pada negara-negara lain dengan cara memberikan bantuan per— senjataan, bantuan ekonomi, pangan, dan eebagainya# Sehing-
^J.G. Merrills, Anatomy of International Law, a Ifltegflfltttfflfll Law in the Contemporary
Sweet and Maxwell Limited, London^ 1976, h, 59,
1 ga kedua negara "Super Power" tersebut menjadi pusat per- eekutuan bagi negara-negara yang menjadi aekutunya, Dalam meningkatkan kemampuan pertahanan mereka, ba ik Amerika Serikat dan Uni Sovyet Baling menambah kekuatan persenjataan mereka masing-raasing, termasuk persenjataan dengan tenaga nuklir, Penambahan kekuatan persenjataan ini be ,ujuan untuk menangkal serangan atau ancaman dari pihak lawan. Seperti strategi nuklir Barat, khususnya Amerika
Serikat, persenjataan nuklir berperanan utama sebagai pe- p nangkal terhadap agresi.
Bagi negara yang telah mampu membuat sendiri senjata ini, senjata nuklir dijadikan prioritas dalam strategi per tahanan mereka, baik itu rudal jarak pendek, jarak menengah, ataupun jarak jauh, Ini dapat dipahami karena eenjata nu klir dianggap begitu efieien dalaju mcnghancurkan sasaran- eaBaran yang dituju, sehingga orang sering menjulukinya se bagai eenjata pamungkaG*^ Akhirnya sebagian isi dunia ini hampir dipenuhi oleh pangkalan-pangkalan nuklir milik ne gara-negara "Super Power" dan sekutu-sekutunya.
Menghadapi ketegangan-ketegangan internasional se-
2
Barat", Analisa* No. 2 Th. XV, Februari 1986 ( selanjutnya disingkat A.R. Sutopo I ), h. 73, A.R• Sutopo, "Senjata Konvensional dalam Strategi
Nuklir", Analisa. No* 6 Th* XV, Juni 1986 ( selanjutnya disingkat A,R. Sutopo II ), h. 503.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
macam ituf akibat perang dingin ontar negara-negara "Super Power11 tersebut yang berpengaruh ke negara-negara lainnya, diperlukan sikap atau perbuatan yang tepat agar auatu ne gara atau kelompok negara itu lkut terlibat menjadi sekutu dari aalah satu negara "Super Power11 atau menahan diri un tuk tidak terlibat atau ikut cainpur tangan dalam perten- tangan antar negara-negara "Super Power" tersebut#
ASEAN ( Aaaociation of South-Eaat Asian Nations ), aebagai wadah dari negara-negara yang berada di Asia Teng gara yang terbentuk pada tanggal 8 Aguatua 1967* berusaha untuk tidak ikut terlibat dalam pertentangan tersebut di ataa, namun berusaha untuk menjaga kedamaian dan meredakan ketegangan yang timbul di wilayah Aeia Tenggara, Ini ter- lihat dalam iai d( :laraci pendirian ASEAN, The ASEAN De claration ( Bangkok Declaration 8 Agustue 1967 )» di ba- gi^n pertimbangannya dieebutkan bahwa negara-negara di
Asia Tenggara mempunyai tanggung jawab bereama dalam men- jamin kedamaian dan kemajuan pembangunan naaional, juga menetapkan untuk menjomin atabilitae dan keamanan negara- negara Aoia Tenggara dari pengaruh luar.
Dengan dilata**belakangi pertimbangan di ataa tadi dan didasarkan pada persamaan oejarah yang sama, bahwa ke- banyakan negara-negara Asia Tengjara pernah raongalaai frus- taai dan kekecewaan dalam hubun^an mereka dengan negara-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
negara "Super Power” dan pernoh meraaakan campur tangan negara-nogara besar, khususnya negara-negara "Super Power", ASEAN ingin membentuk kawasannya sebagai kawaean yang be bas, damai, dan notral dari pengaruh using. Dan tidak ada campur tangan kekuatan asing di wilayah Asia Tenggara, maka dibentuklah suatu deklarasi, yaitu Deklarasi mengenai Zona Bebas, Domed, dan Netral dl wilayah Asia Tenggara, yang ditandatangani di Kuala Lumpur, 27 November 1971 oleh negara-negara anggota ASEAN.
Doklarasi ini, yang dikenal dengan nama Deklarasi ZOPFAN ( Zone of Peace, Freedom and Neutrality ) isinya adalah gagasan untuk membentuk kawasan Asia Tenggara seba gai kawasan yang bebas, damai, dan netral dari kekuatan at i campur tangan negara asing. Untuk mencapai ini diper- lukan waktu yang sangat panJang dan tidak dapat dicapai eekaliguo. Jadi diperlukan tahapan-tahapan untuk mencapai apa yang tertuang dal run Deklarasi ZOPFAN tersebut.
Oleh karena pada saat ini masalah yang sering di- bicarakan adalah bahaya perang nuklir bila pecah, persen jataan nuklir, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan senjata nuklir, maka sebaiknyalah tahapan yang dilaksana-
^Abdulrahim bin Thamby Chik, "Keamanan Dalam Negeri di Asia Tenggara Dalam Tahun 1980-an", dalam Robert A v Scalaplno dan Jueuf Wanondl ( ad ), Aeja. IflB^Cfffl.Maa Tflhun 19B0-an. cet. I, Ifayaean Proklomaai, CSIS, Jakarta, Oktotier 1985, h. 7. kan lobih dahulu oloh negara-negara anggota ASEAN adalah gagaoan untuk membentuk Asia Tenggara aabagai kawasan be- bas senjata nuklir#
Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ini merupakan lang- kah awal guna mencapai dan melaksanakan ZOPFAN. Dan gagasan ini telah disetujui oleh beberapa anggota ASEAN, seperti yang dikatakan oleh Tengku Ahmad Rithauddin, Henteri Luar
Negeri Malaysia ( aaat itu ), pada sidang pertama Panitia Tetap ASEAN di Kuala Lumpur tung^al 10 September 19&t»
Di Jakarta kita telah sepakat untuk bersama-sama meng- ambil langkah-Jangkah guna uiulai malaksanukan ZOPFAN dengan suatu deklaraai mengenal Asia Tenggara sebagai tona bebas senjata nuklir. Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir (ZBSN) Itu dengan sendlrinya terpadu dalam kon sep ZOPFAN dan merupakan salah satu ciri (attributes) atau prasyarat untuk raencapai ZOPFAN di Asia Tengga ra i * « •
Juga Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Mochtar Kusu- maatmadja, menambahkan pendapat Rithauddin dengan mengatakan I
- . . maka harus dilokukan berbagai usaha untuk oe- laksanakan ZOPFAN "melalui pombentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir sebagai salah satu komponennya", dan pembentukan Asia Tonggara sebagai suatu ZBSN merupakan
s
"salah satu langkah prioritaa untuk mewujudkan ZOPFAN,"® Konsep Zona Bebas Senjata nuklir ini berisi gagasan agar Asia Tenggara ini bebas dari persenjataan nuklir,
5
na Mjb&s Senjata Nuklir : Catatan ataa Beberapa Masalah ", Analisaf No. 6 Th. XV, Juni 1986 ( selanjutnya disebut J. Soodjati Djiwandono I ), h. Z*75* h. 476.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
pangkalan nuklir, dan eogala cesuatu yang berhubungan de ngan senjata nuklir. Dan bertujuan agar negara-negara dl Aele Tenggara Ini tidak terlibat dalam pertentangan antar negara “Super Power" khususnya dalam hoi yang berhubungan dengan senjata nuklir. Karena senjata nuklir ini oeniobul- kan ketakutan umat manueia dan mengandung kecomasan me ngenai tidak post .nya jaaiinan keamanan dan pordamaian in ternasional di maca depan bila perang nuklir pecah.
Dari uraian di atas, timbul perraaealahan-permasalahan yang perlu dibahas, yaitu : a* Bagairaanakah prospek perkembangan Zona Bebas Senjata
Nuklir di masa yang akan datang di wilayah Asia Teng gara ini ? ; b, Apakah sikap atau kondisi negara-negara di Asia Teng gara ini mendukung terbentuknya Zona Bebas Senjata Nu
- • klir ?
c. Bagaxmanakah sikap nQ^ara-nojnra "Super Power" terhadap timbulnya konsep Zona Bebas Senjata Nuklir, bila dihu- bungkan dengan kepentlnyannya dan strateginya di Asia Tenggara ?.
2. Pen.1elasan Judul Dalam penulisan skripsi ini saya memilih judul **Pros- pek Perkembangan Gagasan Zona Bebas Nuklir di Asia Tengga ra ( Sebuah Bahasan Terhadap Deklarasi Kuala Lumpur Tahun
1971 merupakan pernyataan dari negara-negara anggota ASE^N, yang isinya berupa gagasan untuk membentuk Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebaB, damai, dan netral dari penga ruh asing manapun* Gagasan ini tidak akan tercapai bila tidak didukung dongan upaya-upaya lain.
Upaya itu ealah satunyr adalah .embentuk kawaBan Aaia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir, karena kon sep Zona Bebas Senjata Nuklir ini lebih mudah dicapai dan adanya eenjata nuklir banyak menimbulkan keresahan umat, Behingga banyak negara ingin agar senjata nuklir dikurangi bahkan kalau biaa dihapuskan, Dan juga konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ini merupakan salah eatu syarat untuk mere- alisasi konsep ZOPFAN di Asia Tenggara, eeperti yang di- utarakan Menlu Rithauddin dan Menlu Mochtar Kusumaatmadja pada saat sidang riortama Pnnitia Totap ASEAN di Kuala Lum pur t&hun 198**.^
Gagasan membentuk Asia Tonggara sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir ini perlu dikembangkan, dan dalam usaha un tuk mengembangkannya tentulah banyak hambatan untuk menca- pninya, misalnya saja dari negara Amerika Serikat yang ae- nolak adanya gagasan bebae senjata nuklir ini,** juga ke- adaan negara-negara di Asia Tenggara sendiri yang dapat 7Ibld.. h. 475 dan 476. O
Soetarjo, MKawasan Daoui-Bebas Senjata Nuklir Dan Keaaanan di Asteng", Merdeka. 28 Januari 1988*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga mempengaruhi terbentuknya gagasan ZBSN ini* Untuk ltu perlu dibahas bogaimana proapek porkem- ba^an gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini dl masa yang akan datang, agar dapat mendukung terwujudnya Zona Bebas, Damai, dan Netral di kawasan Asia Tenggara, sebagaimana toreantum dalam Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971* 3 . Alflspa.-Femlllh^fl
Adapun saya memilih judul penulisan skripsi demiki- an, karena beberapa hal, yaitu : a* Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 atau dikenal dengan
Deklarasi mengenai
ZOPFAN
itu tidak akan tercapai, bila tidak didukung upaya lain. Salah satunya adalah dengan membentuk lebih dulu Zona Bebas Senjata Nuklir*
b. Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir dilaksanakan lebih da- hulu , karena sekarang ini banyok negara
yang
mengkha- tiatirkan akibat dari perang nuklir jika hal itu terjadi* Sohingga jika konsep ZBSN dlmunculkan banyak negara yang akan aendukungnya* c. Prospek perkembangan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini maeih belum menentu, apakah dapat terlaksana dengan balk atau tidak. Karena adanya kendala yang dapat meng hambat terwujudnya Zona Bebas Senjata Nuklir ini di Asia
Tenggara,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Tu.luan Penulisnn Soya menulis skripsi ini, selain bertujuan untuk memenuhl persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum, juga berharap agar dapat 3
a. Mengungkapkan bahwa ASEAN sebagai Organisasi Internasio nal Regional mempunyai keinginan agar di kawasan Asia Tenggara ini tercipta keadaan yang damai dan bebas dari pengaruh pertentangan antar negara-negara "Super Power*1.
b. Menyatakan bahwa Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Teng gara pentlng dlbentuk lebih dahulu, dan merupakan salah satu cara untuk terwujudnya ZOPFAN*
c. Mencoba membantu memberikan masukan bagalmana caranya agar Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara itu da pat terlaksana.
5 . M a f e o t a l Q K l
a* Pendekatan masalah* Saya akan membahas masalah dalam penulisan lnl de ngan cara pendekatan yuridis, yakni mendasarkan pada aturan- aturan yang ada, ftperti Deklaraai Kuala Lumpur tahun 1971, Deklarasl Bangkok tahun 1967* Deklarasl Manila tahun 1987, da.. Perjanjian Perlucutan Senjata antara AS dan Uni Sovyet*
Dan Juga mengkaitknnnya dengan pondekatcn politis, yaitu bagalmana hubungannya dengan keadaan internasional dewasa ini. Karena masalah Hukum Internasional erat kaitannya de-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
ngan Hubungan Internasional yang banyak merabahaa masalah politik.
b. Sumber data* Data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini saya peroleh dari buku-buku porpustakaan, juga data dari surat kabar, bule^in atau majalah* c* ProBedur pengumpulan dan pengolahan data*
Data yang mendukung masalah saya kumpulkan melalui bahan-bahan kepustakaan atau berdasarkan pada studi kopus- takaan saja, kemudian diolah dengan cara mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan data mana yang berhubungan de ngan masalah politik, dan data mana yang berhubungan de ngan masalah yuridis. Sehingtfa jtemudahkan untuk memulai penulisan skripsi ini* d« Analisa data*
Data yang saya peroleh ini, saya analisa selaln ber dasarkan pada metode doskriptif analitis, yaitu dengan ca rs menguraikan data tersebut dan kemudian membahas dan menganalisanya sesual dongan permasalohan yang ada, juga menggunakan metode induktif, yaknl membahas permasalahan yang khusus dahulu kemudian menghubungkannya dengan hal- hal umura lainnya* Dalam hal ini, masalah yang khusuB yaitu mengenai Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, di- kaitkan dengan hal-hal yang umua yakni keadaan di Aiia
Tenggara dan strategi serta pandangan negara-negara "Super
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11 Power"* Sehingga dapat ditarlk kesimpulan untuk menjawab
permasalahan yang khusus tadi*
6. Pertonggung.lav ban Sletemat.lka Saya menulis skripsi ini terdiri dari lima bab.
Bub I menguraikan latar belakang permasalahan serta ramus- annya mengapa gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir itu tim- bul. Dan bab ini merupakan pengantar untuk membahas per- masalahan yang terjadi,
Mengenai bagaimesno prospek perkembangan gagasan Zo na Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dimasukkan dalam bab II, karena permasalahan ini merupakan prioritas pem- bahasan penulisan skripsi ini. Permasalahan dalam bab II ini tidak dapat langsung dijawab, karena tergontung pada boberapa kondisi.
Masing-maoing kondisi itu diuraikan dalam bab III dan bab IV, yaitu kondisi keudaan di Asia Tenggara sendirl apakah mendukung tercap&inya gagasan tersebut dan pandangan serta strategi negara-negara "Super Power" di Asia Tengga ra * Khusus untuk bab III hanya meinbahas Headaan di negara- negara ASEAN dan Indocina saja, sebab hal ini yang relevan dengan pokok porwasalahan yang terdapat di dalam bab II tadi,
Hasil dari pembahaean bab III dan bab IV akan dapat menjawab apakah gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tenggara dapat terlaksana Gtcoi tidak, Jawaban ini dimasuk- kc * dalnro bab V, yang raerupnkan kesimpulan dari eemua pem- bahaean dalam penulisan ini. Serta beberapa oaran agar konsep Zona Bebas Senjata Nuklir dan ZOPFAN itu dapat ter- capai.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
B A B XI USAHA MENGELiEANGKAN GAGASAN ZONA BEBAS SENJATA
NUKLIR DI ASIA TENGGARA 1.
Lumpur Tahun 1971
TiiLlauarL Terhadap _Deklnrasi Kuala
Seperti organisasi intorneslonal lainnya yang mem- punyai oomacan aturan yang bertujuan untuk mengatur negara- negara anggotanya, memberikan hak dan kewajiban, dan juga yang utama adalah guna menunjukkan identitas organises! internasional tersebut pada negara yang bukan menjadi ang- gotanya dan pada organises! internasional lainnya*
Begitu pula dengan Organisaai Internasional Regio nal di Asia Tenggara, yaitu ASEAN yang terbentuk pada tang- gal 8 Agustue 1967 mempunyai aturan yang menunjukkan ke- khasan dari ASEAN, Dan aturan itu biasa disebut dengan nama 1 Deklarasi* Salah satunya adalah Deklarasi Kuala Lumpur ta hun 1971*
Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 atau yang dikenal dengan Deklarasi ZOPFAIl ( Zone Of Peace, Freedom and Neutral ity Declaration ), ditandatanguni oleh negara-negara anggo ta ASEAN pada tanggal 27 November 1971, merupakan pernyata- an ari negara-negara anggota ASEAN berupa konsep kawasan
Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebao, damai, dan netral dari pengaruh negara luar kawasan, dan Juga bebas dari caa- pur tangan masalah -masalah internal kawasan oleh negara
13
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14 asing.Ini dapat dimengerti karena sebelum ASEAN terben- tuk, kondisi negara-negara dl kawasan Asia Tenggara baru saja selesal menghadapi perang atau konflik, balk mengha- dapl pemberontakan dalam negerinya# maupun perang melawan penjajah yang menguasai negara-negara tereebut. Juga no- gara-negara Aeia tenggara pornah mengalami kokecewaan da lasi hubungan mereka dengan negara besar dari luar.Seportl campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri negara-no- gara Asia Tonggara yang menguntungkan negara-negara bes&r tersebut, dan kemudlan menjajahnya#
Ketertarikon negara-negara aslng, terutama negara- negara besar terhadap kawasan Aeia Tenggara lnlp dlsebab- kan poslal geografis kawasan ini yang letaknya di antara dua benua ( Asia dan Australia ), dan dua oamudera ( Samu- dero Paslfik dan Samudera Indonesia )• Sehingga kawasan Asia Tenggara mendudukl poslsl ailang dan merupakan per- simpangan jalan dunia* Hal ini lalu membuat kawasan ini mempunyai art! strategis yang vital, kedudukan politis yang penting, dan fungal ekonomi yang besar sekali bagi bangsa— bangsa aslng yang menylnggahinya,^
9Roeslan Abdulgani, Asia,Tjmggara dl Tangah Hakima* cet. It Lembaga Studi Penbangunan, Jakarta, Doseo- ber 1978 ( selanjutnya disebut Rooslan Abdulgani I ), h, 3,
Maka dari itu, setelah oeleoai dijajah dan dicam- puri urusan dalam negerinya oloh bangsa aalng, dan sesudah boborapa negara asing keluar dari kawasan Asia Tenggara, seperti Amerika Serikat yang dalam proses mengundurkan ke- terlibatan pasukannya dalam perang Vietnam, juga Inggris menarik mundur pasukannya dari kawasan Asia,^ dan ditan- dal pula dengon oeningkatnya pengaruh parang dlngln antar negara-negara "Super Power", negara-negara anggota ASEAN berusaha agar kejadian Itu tldak terulang kembali dan me* ngurangl keterllbatan pengaruh asing dl Asia Tenggara, di- nyatakanlah Deklurasl Kuala Lumpur tahun 1971 ( Doklaraol ZOPFAN ).
Dalam Deklurasl ZOPFAN dlsebutkan kelnglnan negara- negara onggota ASEAN untuk meredakan ketegangan lnternaoi- onal dan untuk mc_'capai kedamalan abadl dl Asia Tonggara, bebas dari pengaruh luar dalam masalah internal yang men- K.nayakan perdamaian, kemerdekaan, dan integritas* Dan Do* klarasi ini s
INSPIRED by the worthly aims and objectives of tho United Nations, in particular by the principles of respect for the soveregnity and territorial integrity of all states absontlon from threat or use of force, peaceful settlement of international disputes, equal rights and self-determination and non-interference in
15
^Roeslan Abdulgani, Nationalism» Regionalism* and Security Problems In South-East Asia, First Editiont Banyan Publications, New Delhi, 198if ( selanjutnya disebut Roeslan Abdulgani II ), h. 46.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga tho affairs oi States.11 Selain berdas&rkan pada Piagam PBB, Deklarasi ZOPFAN juga dilandasi oleh prinsip-prinsip dari Declaration of tho Promotion of World Peace and Cooperation dari Konporensi Bandung tahun 1935$ yaitu prinoip hidup berdampingan seca- ra damai ( peaceful co-existence ) di antara negara-negara di dunia ini*
Dengaa adanya Deklarasi ZOPFAN ini diharapkan agar negara-negara Asia Tenggara dap&c memperkuat stabilitae ekonomi dan soeial di kawacan, menjamin kedamaian, dan ko- majuan nasional tiap-tiap negara, seperti yang tercantum dalam pertlmbangan Deklarasi Bangkok tahun 1967 bahwa un- tuk mencapai kedamaian dan kemajuan nasional harus :
- determined to ensure their stability and securi ty from extornal interferonce in any form of manifes tation in order to preserve their national identifies in accordance with the ideals and aspirations of thoir peoples#
Jadi pada dasarnya Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 menghendaki agar negara-negara Asia Tenggara dapat memper kuat ikatan kerjosama regional dan solidarltas di antara mereka dengan bebss, damai, dan tanpa pengaruh campur ta- ngan asing.
16
11ASEAiJ So> .'
q
tar tat, "Zone of Poace, Freedom and Neutrality Declaration ( Kuala Lumpur Declaration ) 27 No vember 1971"» Documents of ASEAN, h. if,
^ASEAN Secretariat, "The ASEAN Declaration ( Bang kok Declaration ) 8 August 1967". o p . cit.f h. 1,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Untuk mencapai tujuan dari Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971i yakni menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas, dan netral dibutuhkan tindakan-tlndakan ak- tif. Balk dari negara-negara Asia Tenggara sendiri, juga dari negara-negara luar kawasan, terutama negara-negara "Supor Power"•
Tindakan dari negara-negara A
b
I
q
Tenggara sendiri adalah menghindari atau mengatasi konflik di antara meroka itu, dengan membinn hubungan bortetangga yang balk satu sama lain untuk menciptakan dan oomelihara perdamaian dan et. Ilitns kawasan ini bebas dari campur tangan luar,1^
Dan monghindarkan dlri untuk tidak mengundang kekuatan asing di kawasannya, Sedangkan untuk negara-negara luar kawasan dibutuhkan adanya pengakuon, jaminan, eerta penghargaan untuk menjunjung tinggi terhadap adanya gagasan ZOPFAN ini,1** dengan cara menahan diri untuk tidak melibatkan diri dalan urusan dalam negeri negara-negara Asia Tenggara.1^
Pada awalnya, yaitu antara tahun 1975 sampai tahun 1978, tindakan-tindakan aktif itu dapat dilaksanakan. Um-
17
15 J* Soedjati Djiwandono. "Aspek Politik dan Koaman- an ASEAN", Aflalina. No. 10 Th. XVI, Oktober 1987, h. 911.
^Roeslan Abdulgani I, o p . clt.r h, 47, r. . 1! 5 M d0no!*Jsim?n* AMa-Ngutrnlism and U.S.. Poller.
Foreign Affairs Study, American Enterprise Institute for Public Policy Research, Washington D*C., August 1975, h. 51.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
pamanya keluarnya Amerika Serikat dari Indocina, eebelum perang Vietnam selesai dengan keiaenangan Vietnam Utara ( tahun 1975 Sehingga aaat itu, suaeana bebasi damai, dan tidak ada compur tangan asing di Asia Tenggara dapat tercapui*
Namun setelah Vietnam melakukan Intervene! ke Kam- boja dengan alasan untuk mengusir Khmer Marah, pada tahun 1978# situasi di Indocina menjadi berubah dan kawasan Asia Tenggara menjadl tidak damai l»git karena Vietnam mencaa- puri urusan dalam negeri Kamboja* Akibat uloh Vietnam ini negara-negara bestir ikut campur tangan dalam masalah Kam boja. Hal ini membuat gagasan ZOPFAN praktis tenggelam*
Negara-negara anggota ASEAN mencoba membantu aenye- lesaikan masalah Kamboja ini, balk oendiri maupun secara kolektif, tetapi solalu menemui jalan buntu, Akibatnya ma- dalah Kamboja menjadi batu sandungan dalam mencapai gagas- an ZOPFAN.17 ftelihat keuyataan di atas, ditambah dengan adanya pr *kalan asinj di Asia Tenggara, usaha untuk mewujudkan gagasan ZOPFAN akon metnbutuhkon waktu yang lama. Guna men- capainya dibutuhkan tahapan-tahapan yang dapat mendukung
- ^Jamea Luhulima, "Masihkah ZO^FAtf Relevan bagi Ma- sa Depan. Asia Tenggara ?», Kompas. 9 November 1988, h.IX.
q p .
^Roeslan Abdulgani II, cit.f h. 65. terwujudnya gagasan bebas, damai, dan netral di Asia Teng gara* Dengan kata lain, Deklaraei Kuala Lumpur tahun 1971 membutuhkan pendukung guna mencapai apa yang menjadi tuju- annya#
Bcrtitik tolak dari hal tereebut di atas, bahwa un tuk mewujudkan gagasan ZOPFAH mei&erlukan waktu yang sangat lama« Apolagi dengan adanya masalah di Indocina menghaobat tercapainya gagasan ini# Untuk taenjaga agar gagaean ZOPFAN ini tidak hilang, maka negarc-nogara nnggota ASEAN, teru- tama Malaysia dan Indonesia mengomukakan bahwa ZOPFAN ado- lah tujuan jangka panjang dan untuk mencapainya harua di- i a rumuskan dulu tujuan jangka raonengahnya,
Tujuan jangka menen^ah inilah yang harua ditompuh lebih dulu oleh negara-negara Asia Tenggara, dan melakukan usaha-usaha awa.l yang porlu untuk memperoleh pengakuan dan ponghormatan bagi terwujudnya ZOPFAN, ceporti yang tercan-
tum dalam Deklorrsi Kuala Lumpur tahun 1971 :
that Indonesia, lialaysia, the Philippines, and Thailand [anggota ASKAJJ saat ituj are determined to exert initial ly necosoary offorto to cccuro the recognition of, and respect for, South-East Asia as a Zone of Peace, Freedom and Neutrality, free from any form or manner of inter-
19 T A
James Luhulima, I q c , c^t*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
Usaha-usaha awal atau tahapan untuk mencapai tujuan Jang- ka menengah ini harus lebih mudah diwujudkan, dan nendu- kung usaha terciptanya gagaean ZOPFAN#
Bersamaan dengan itu, dunia lagl dlhadapkan pada perkembangan perlombaan senjata nuklir antar negara-negara "Super Pot/or" dan sekutu-sekutunya, di mana eonjata nuklir ini digunakan untuk menangkal aerangan dari plhak lawan, juga untuk memperkuat persenjataan yang sudah ada dan mem* perkuat pertahanan mereka masing-masing#
Senjata nuklir ini mulal dlkembangkan pada tahun 1945 hingga 1949 oleh Amerika Serlkat yang telah meraono- poll penguasaannya, dengan maksud untuk menangkal serangan & au agresl, dan menunjukkan kemampuan persenjataan itu kepada Uni Sovyet# Begitu pula seb&liknya Uni Sovyot me- ngembangkan senjata nuklir ini untuk menambah kekuatan sonjata konvenslonalnya#
Perkembangan senjata nuklir dari negara-negara "Su per Power" ini makin mengalami kemajuan dan perluasannya selama tahun 1984# baik dari segi kualitas maupun kuanti-
^ASEAN Secretariat, "ZOPFAN Declaration ( Kuala Lunpur Declaration ) 27 Novowoer 1971, loc. cit»
International JtalntionsP Fourth Edition, Little^rown and Company, Boston, 1982, h# 333#
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
21
tasnya. Dan perkembangan personjataan nuklir ini diikuti oleh negara-negara lainnya yang telah mampu membuat eendiri oenjata torsebut, dan dalam uji coba dapat melodakkannya dengan berhasil, eeperti Inggris# Perancie, Cina, dan In dia.22
Akibatnya eebagian isi dunia ini hampir dipenuhi oleh pangkalan-pangkalan nuklir dan senjata-senjata nuklir
Dilik
negara-negara "Super Power11 beserta eokutunya* Ini dapat dimengerti, karena porsenjataan nuklir dijadikan pri- oritas pertahanan mereka, dan dianggap efisien dalam meng- hancurkan easaran-easaran yang dituju*
Mengingat akan bahayanya bila perang nuklir pecah di maea yang akan datang, mendorong maeyarakat internaslo— nal untuk mencegah agar pereenjataan nuklir tidak dikuaaai dan dibuat oleh banyak negara lagi. Karena jika perang nu klir itu pecah akan monimbulkan ketakutan umat manusia ter- hadap akibat-akibat yang mengerlkan dari perang tersebut*
Tidak kurang dari Perserikatan Bangea-Bangea ( PBB ) sendiri nemperlihatkan keceraaet.nnya terhadap adanya perlom- baan senjata nuklir antar negara-negara "Super Power11, dan di dalam salah eatu bagian dari Dokumen Final Sidang Khuouo
21, Stockhoii.Ti ^ ™ n H n! T S la’ Horld Armaments end Dlaaraannnt.
Stockholm International Peace Roeearch Institute, London and Philadelphia, 1985, h. if 1,
1 Majelis Umum P13B X, Juni 1978, menyebutkan bahwa persenja- taan nuklir merupakan bahaya terbesar dari umat ruanusla dan kelangsungan hidup peradabannya, don karena ltu per- lombaan senjata nuklir dalam soaua aspeknya harus dicegah p i guna nenghlndarl terjadinya bencana tersebut, J Juga dl dalam Resolusi 41/60, tanggal 3 Desember 1986* mengenai Penlnjauan dan Pelaksanaan Perjanjlan dari Dokuaen Keputuc- ar lalam Sidang Khusus ke-20 Majolie Umum ( Review and in* plementatlon of the Concluding Document of the General
Assembly ), Bagion F ; Convention on the Prohibition of the Use of Nuclear Weapons, raonyebutkon Majelis Umum
I Ponvlnced that nuclear disarmament In ossentlal for
the prevention of nuclear war and for the -strengthen* lag of International peace and security* Further convinced that a prohibition of the use or throat of use of nuclear weapons would be a step to wards tho complete elimination of nucloar weapons leading to general and complete disarmamentPundor strict and effective international control, ^
Tlndakati dari PBB ini dllkuti oleh negara-negara yang tidak memllikl senjata nuklir, dengan menyatakan bah* wa kawasan dari negara-negara ltu bebas dari persenjataan nuklir atau kawasannya merupakan suatu daerah Zona Bebas
p x
Sutopo, "Non-Proliferasi dan Zona Bebas Son- jata Nuklir", Anftliaa. No. 6 Th. XV, Juni 1986 ( selanjut- nya disebut A.R. Sutopo III ), h, 455.
^United Nations, Resolutions adopted on the roportn of the First Committee. 1966, h, 154,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Senjata Nuklir* Beberapa kawasan yang telah menyatakan da- erahnya sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir adalah 5 Afrika, Amerika Latin, dan Paeifik Selatan,2-5 untuk daerah yang dihuni manusia. Sedangkan untuk daerah yang tidak dihuni, yang dinyatakan sebagai daerah yang tidak boleh digunakan untuk percobaan peluncuran eenjata nuklir, adalah I Wila- yah Antartika, Angkasa Luar, dan di Daoar Lautan.
Menyadari bahwa kawasannya sobagai wilayah yang stra- tegls untuk porluaean pengaruh negara-negara "Super Power", terutama dalam hal pengembangan senjata nuklir, dan juga didasarkan pada ketakutan akan wilayahnya ltu nantl dijadi- kan ajang percobaan eenjata nuklir oleh negara-negara pe- iiiilik eenjata nuklir, terutama negara-negara "Super Power", maka negara-negara ASEAN borusaha juga mewujudkan kawasan
Asia Tenggara eebarai kawasan boba3 senjata nuklir, Gagasan Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata
Nu *ir ini pertama kali dicetuskan oleh dua negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia dan Malaysia, di Genova, dalam fo- pMenurut Tha. PiflarnuMQfltJ'.act Sheets. No. 53• De partment for Disarmament Affairs, New York, 1982, Paeifik
Selatan dinyatakan sebagai daerah bebas senjata nuklir, me- lalui South Pacific Nuclear Free Zone Treaty ( Treaty Raro tonga ), pada tanggal 11 Dosember 1986 oleh 13 negara Pasl- fik Selatan* Islnya adalah melindungi kawasan ini agar bebas dari pangkalan senjata nuklir, percobaannya, dan pengaruh polusl radioaktifnya. Sedangkan larangan penggunaan senjata nuklir di Afrika dan Amerika Latin dinyatakan nelalui Dekla- rasi Denuklirisasi Afrika tahun 196lf, dan Perjanjian Larang- an Penggunaan Senjata Nuklir di Amerika Latin tahun 1967 ( Perjanjian Tlateloco ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
26
rum Komi si untuk P*%rlucutan Senjata, pada tahun 1962* loi gagasan ini adalah menjaga agar Asia Tenggara bebas da ri persenjataan nuklir, pangkalan nuklir, dan segala sesua- tu yang berhubungan dengan senjata nuklir*
Qagasan Zona Bebas Senjata Nuklir inilah yang raeru- pakan longkah awal guna mencapai Asia Tenggara sebagai ka wasan yang bebas, damaiv dan netral ( ZOPFAN )* Sebagai langkah awal atau salah eatu tahapan untuk mencapai ZOPFAN, gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini harus dikembangkan dan dicapai dulu9 supaya gagasan ZOPFAN itu tidak "hilang" karena adanya fceberapa masalah, eoperti masalah Kamboja*
Beberapa negara anggota ASEAN telah bersepakat un tuk menjadikan Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir sebagai satu tahapan untuk mewujudkan ZOPFAN, seper- ti yang diucapkan oleh Mentor! Luar Negeri Indonesia saat itu, Prof. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., pada 20th AS£AN
Ministeral Meeting and Post-Mlnieteral Conferences with the Dialogue Partners, Singapura, 15 - 20 Juni 1987 :
- we believe thore is greater need to redouble our efforts and expedite the realisation of ZOPFAN* This we should do, inter alia by according priority to those component elements of ZOPFAN that are amenable to ear lier implementation such as the establishment of a nuclear-weapon-free-zone oncompaeing all of Southoaot
26 ji
"Parlucut Senjnfca Penting untuk Kawasan Paeifik11, K o w p b b .
25 Noveaber 1988, h. VIZ.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25 Asia.2^
Dan Juga Presldon Suharto menegaskannya dalam pldatonya dl KTT ASEAN III di Manila, Descmber 1987 l
I an pleased to note the significant progress mado by ASEAN in its efforts to establish the aforementioned xono that will cover all Southeast Asian countries.
Including the progress made in the preparation of a Draft Agreement on Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zono. The effort of AS£AN to establish such a zone, which will bo an important contribution to peace and security in our region, must bo continued and intensi fied, even though the Kampuchean issue not been re solved . • « *
Negara Mai ysia juga menegaekan dukungannya, agar gagasan Zona Bebas Nuklir dl Asia Tenggara ini dicapal lo- bih dulu, dan morupakan prasyarat untuk mencapai ZOPFAN, sepertl yang diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia saat itu, Rithauddin, pada sidang pertama Panitia Tetap ASEAN di Kuala Lumpur, tanggal 10 September 1984, bahwa konsep Zona Bebae Senjata Nuklir itu dengan sendirinya torpadu dalam konsep ZOPFAN di Asia Tenggara.2^
Gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini agar dapat 2?ASEAN Secretariat, "Opening Statement By H.E. Prof.
Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Foreign Minister of the Repu- S-1? ?f I?d2n®fia,!t ASEAN Ministeral Meeting and Poat- HjJllfl.tflrfil-gQnffirQnCflfi-Jfdth thftJlialogue Partner*^ Singa- pore, 15 - 20 June 1987, h* 21.
PR
ASEAN Secretariat, "Third ASEAN Summit held after 10 years", ASEAN Newsletterf No. 24, November - December 1987, h. 5.
2^J. Soedjati Djiwandono I, pp. cit.f h. 475.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
terlakeana di Asia Tenggara, aerta dihargai oleh negara- negara pemilik senjata nuklir dan negara-negara kawasan Asia Tenggara sendiri, harus dikerabangkan dan dilakukan tindakan-tindakan untuk mencapainya. Tindakan-tindakan ini bertujuan, supoya konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ini ti dak eebagai angan-angan saja dari negara-negara ASEAN,
3* Tlatiatan-tifltiflkflfl Vfl. tuk Terwu. ludnva zona Bebas San .lata H U U i £ Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ( Nuclear Weapon
Free Zone ) di Asia Tenggara, yang diuaulkan oleh negara- negara anggota ASEAN ini, harus diwujudkan. Karena ini me- rupakan salah satu cara atau praeyarat untuk mencapai ZOP FAN. Sehingga Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971, yang ber- isikan ZOPFAN itu ada kelanjutonnya,
Dalam Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 juga telah disebutkan pentingnya mendirikan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara ..atuk meiabantu perdamaian dan keamanan dunia, dengan cara mongurangi wilayah konflik internaaional*
Negara-negara anggota ASEAN, melalui kepala pemerin- tahonnya maeing-masing, dalam KTT III, Manila, Philippiaa, Desember 1987, telah bersepaktt, bahwa untuk mempergiat usoha pencapuian ZOPFAN, harus terlcbih dahulu mendirikan dengan eegera Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata Nu klir, Kesopakatan Kepala Pemerintahdo negara-negara anggota
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27 ASEAN ini tercantum dalam Deklaraai Manila ( The Manila
Declaration of 1987 )» dan ditandatangani oleh keenam Ke- pala Pomerintahan anggota ASEAN* Lebih lengkapnya dalam Deklaraai Manila disebutkan ;
o
II o w b s And Do Hereby Agree ae F Political Cooperation
5. ASEAN shall Intensify ito efforts toward the early establishment of a Southeast A8la Nuclear Weapon Freo Zono ( SEA NWFZ ), including the continuation of the consideration of all aspects relating to the establish**
Pencantuman dalam Deklarasl Manila tahun 1987 lnl eaja, saya anggap maslh kurang untuk dapat melaksanakan konsop Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara* Karena yang tertuang dalam Deklaraai Manila tahun 1987 hanyalah penegasan bahwa gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir itu ha m s dlvmjudkan lebih dulu, deni tercapainya Asia Tenggara yang bebas, damai, dan netral* Bukan mengatur secara khu- 6uo tentang Zona Bobas Senjata Nuklir itu sendiri* Ini di- oobabkan Deklarasl Manila tahun 1987 merupakan pernyataan uaua, balk masalah okonomi, politik, sosial, dan sobagal- nya, dari negara-negara anggota ASEAN* Dan Deklarasl Mani la tahun 1987 hanya mongikat bagi keonan negara anggota ASEAN.
Agar gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir dl Asia Tong- ASEAN Secretariat, »Tho Manila Declaration of 1987",
ASEAN Newsletter. No. 2i+, November - December 19871 lampirou
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28