PROSPEK PELABUHAN KUALA TANJUNG DAN PT INALUM PROSPEK PROYEK KAWASAN

  MEGA PROYEK NASIONAL PELAKSANAAN PEKERJAAN PROSPEK PELABUHAN KUALA

JALAN TOL MEDAN-TEBING

  DAN PROSPEK TEBING TANJUNG DAN PT INALUM

  TINGGI DIMULAI TINGGI 2014 PROSPEK PROYEK KAWASAN REFERENSI TEBING TINGGI DELI SINERGI AHUN XI 2013 AHUN 2013 T R 130 T O M

  Prospek O

  T.Tinggi 2014 N 1978 - 8080 N

  ISS ESA HILANG MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI DUA TERBILANG

  SALAM REDAKSI REFERENSI TEBING TINGGI DELI SINERGI

  TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/286 TAHUN 2002 Pembaca Budiman…

  KETUA PENGARAH : Tak terasa tahun 2013 sudah berada di ujung tanduk masa. Sekira 365 hari Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM kita lewati dengan berbagai dinamika. Secara pribadi, ada banyak pengalaman ( WaliKota Tebing Tinggi ) yang telah kita reguk, yang manis, nikmat, indah dan menyenangkan. Tapi tak sedikit pula dengan pahit, menyakitkan, buruk dan menggelisahkan. Tak

  WAKIL KETUA PENGARAH : hanya pribadi, kelompok social bahkan negara juga mengalami dinamika itu.

  H. Irham Taufik, SH, M.AP Para ilmuwan menyebutnya sebagai dinamika sejarah. (Wakil WaliKota Tebing Tinggi ) Sejarah sebagai sebuah reka ulang perjalanan hidup manusia, dalam pandan-

  PENGENDALI : gan nilai-nilai kemanusiaan adalah sesuatu yang sangat penting. Bahkan tera-

  H. Johan Samose Harahap, SH, MSP mat penting. Karena dengan memahami sejarah, manusia akan bisa bercermin (Sekdako Tebing Tinggi Deli ) terhadap masa depannya. Soekarno, bapak kemerdekaan Indonesia, sudah berpesan dengan semboyan yang terkenal ‘Jasmerah’ (jangan melupakan

  PENANGGUNG JAWAB : sejarah).

  Ir. H. Zainul Halim Dalam pandangan Bung Karno, sebuah bangsa yang melupakan sejarah masa (Asisten Administrasi Umum ) lalunya, maka bangsa itu akan tercerabut dari akar kemanusiaannya dan dengan mudah ditaklukkan oleh bangsa lain, baik secara mental maupun fisik.

  PIMPINAN REDAKSI : Sejarah dengan demikian menjadi cermin untuk mempelajari kemenangan Ahdi Sucipto, SH dan kekalahan peradaban sebuah bangsa.

  (Kabag Adm. Humas PP) Akan halnya SINERGI majalah kesayangan kita ini, tanpa terasa usianya sudah REDAKSI : terus bertambah. Sejak 1997 majalah ini menyapa pembacanya dengan setia.

  Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda Para pengelolanya juga mengalami berbagai perubahan. Saat ini, majalah SIN- BENDAHARA :

  ERGI telah dikelola oleh generasi kelima dengan hasrat mencoba menjadikan Jafet Candra Saragih majalah ini lebih baik, meski di sana sini selalu saja ada hambatannya. Edisi Desember 2013 ini, Kami mencoba mengkaji persoalan masa depan

  KOORDINATOR LIPUTAN : kota Tebingtinggi di 2014. Kajian itu, ingin melihat sejauh mana kemampuan Drs Abdul Khalik, MAP dan kapasitas kota Tebingtinggi dalam menangkap prospek 2014 dengan

  SEKRETARIS REDAKSI : adanya sejumlah proyek besar di sektar kota. Misalnya, Bandara KNIA, jalan

  Dian Astuti

  tol Medan-Tebingtinggi yang dimulai pengerjaannya tahun depan, pelabuhan

LAYOUT DESAIN GRAFIS

  bebas Kuala Tanjung dan nasionalisasi PT Inalum Kuala Tanjung, maupun KEK Edi Suardi, S.Sos Sei Mangkei.

  Aswin Nasution, ST SINERGI edisi ini juga diisi dengan sejumlah rubric yang mudah-mudahan FOTOGRAFER : bisa menambah wawasan dan empati kita terhadap kota tercinta ini. Di kolom Sulaiman Tejo ekonomi ada telaah soal konsep ‘one village one product’. Juga di halaman Chairul Fadhli lingkungan, mencoba menyoroti proyek besar berupa pembangunan bendun-

  KOORDINATOR DISTRIBUSI gan Bajayu di Kel. Tambangan, Kec. Padang Hilir dengan nilai Rp250 milyar.

  RIDUAN Bendungan ini, kabarnya terkendala dalam pembebasan lahannya. Berikutnya, diramaikan sejumlah laporan lain, di halaman opini kami menco-

  LIPUTAN DAN REPORTER : ba menyajikan sejumlah artikel para penyumbang tulisan. Ada pula, laporan Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi soal respon masyarakat terhadap pembangunan jembatan Iskandar Muda yang kabarnya punya pendapat berwarna.

Di halaman pluralis, ada tulisan tentang perjuangan di atas gerbong kereta api Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran

penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan sesosok anak manusia yang cacat. Laporan ini bisa jadi pelajaran, bagaimana tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak seharusnya menyikapi hidup ini. Tulisan lain yang bisa jadi renungan adalah mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya. kolom tepian yang ditulis rekan Khairul Hakim yang baru menyelesaikan pen-

  Tulisan dikirim ke alamat redaksi : didikan S2 Antropologinya di Unimed dan lanjut ke S3 di IAIN SU. Judulnya ‘

  Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Rabindranath Tagore’ yang dikenal sebagai sosok besar dari anak benua India. Daerah Kota Tebing Tinggi

  Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Semoga di penutup tahun ini memuaskan pembaca. Pemred

  Eimail : sinergi@tebingtinggikota.go.id Facebook : majalah_sinergi@yahoo.co.id

  DAFTAR ISI SINERGI EDISI 132 DESEMBER 2013

  41. WANITA • Bermakna Sebagai Perjuangan Seorang Ibu

  58. RAGAM • Dunia Kehilagan Madiba

  55. OPINI • Mewujudkan Kota Lemang Yang Asri dan Bebas Banjir • Hidup Itu Perjuangan

  54. INFORMASI TEKNOLOGI • Teknologi PenyadapdanPenangkalnya

  53. INFONASIONAL • Situs Gunung Padang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Internasional

  52. PUISI

  47. SASTRA • Bersekolah Di Kebon Belanda • Teori Kultivasi: Dalam Sebuah Esai

  44. SOSIAL • Pejuang Kehidupan Di Lintasan Gerbong KA

  41. AGAMA • Perayaan Natal Oikumene Tebing Tinggi Berlangsung Khidmat

  37. LENSA SRIKANDI

  4. MOMENTUM

  34. LENSA PEMKO

  30. PEMKO KITA • Peringatan Peristiwa Berdarah 13 Desember Generasi Muda Diminta Hargai Perjuangan Pahlawan • Perayaan Natal PNS Pemko Tebing Tinggi Berlangsung Sukses Walikota : Yesus Sosok Sederhana dan Rendah Hati • 68 PNS Purna Bhakti Pemko Tebing Tinggi Terima Cenderamata • Karang Taruna Harus Mampu Sebagai Motivator Pembangunan

  29. KESEHATAN • Gerak Jalan Sehat Warnai Hari Hiv/Aids Di Tebing Tinggi

  25. LINGKUNGAN HIDUP • Banjir, Penanganannya dan Dilema Sampah • Warga Tebing Tinggi Diajak Gemar Mena- nam Pohon

  24. HUKUM • Angka Perceraian Di Pengadilan Agama Tebing Tinggi Meningkat

  22. EKONOMI • One Village One Product Adalah Praktek, Bukan Teori

  17. PENDIDIKAN • Etika Perilaku Dalam Menjalankan Profesi Jurnalis • Sekolah Diminta Aktifkan ‘Mading’* Siswa Sman 1 Tebingtinggi Juara Lomba Karya Tulis Pwi

  9. UTAMA • Mega Proyek Nasional Dan Prospek Tebingtinggi 2014 • Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi Dimulai • Prospek Pelabuhan Kuala Tanjung Dan PT Inalum Prospek Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (Kek) Sei Mangkei

  8. SINERGITAS • PROSPEK

  59. TEPIAN • Rabindranath Tagore Redaksi JUANDA Redaksi KHARUL HAKIM Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI Pimpinan Redaksi AHDI SUCIPTO.SH Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH Redaksi RIZAL SYAM Koordinator Liputan Drs.ABDUL KHALIK.MAP Distributor RIDWAN Foto Grafer Sinergi FADHLI Layout Desain Grafis EDI SUWARDI.S.Sos Layout Desain Grafis ASWIN NAST.ST Foto Grafer Sinergi SULAIMAN

  MOMENTUM

  MOMENTUM

  MOMENTUM Fatal Atraction Krisis ekonomi memang telah lama berlalu. Akan tetapi, tanda-tanda perubahan yang diharapkan agaknya masih berjalan sangat lambat dan ter- seok-seok, apalagi nilai tukar rupiah hingga saat ini semakin melemah. Walau kondisi sosial-politik nasional sudah semakin membaik, tapi prilaku korupsi masih tetap tinggi. Kondisi seperti ini tak akan mampu meng- abaikan kemiskinan rakyat. Kemiski- nan akan tetap mejadi wajah setiap pemerintahan. Pemulihan ekonomi yang berja- lan lambat ini ditunjukkan antara lain dari masih rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. Motor pemulihan ekonomi selama ini masih sangat tergantung pada besaran tingkat kon- sumsi semata, dan sedikit didorong oleh kegiatan investasi portofolio dan ekspor. Dalam pemulihan ekonomi yang masih lambat ini, perekonomian nasional dihantui pula dengan ambisi nasional untuk melakukan otonomi daerah dan desentralisasi. Selain itu, adanya komitment nasional untuk melaksanakan perdagangan bebas multilateral (WTO), regional (AFTA), kerjasama informal APEC, dan bahkan ASEAN Economic Com- munity (AEC) tahun 2020 merupa- kan tambahan pekerjaan rumah yang harus pula disikapi secara serius. Dalam hal otonomi daerah dan desentralisasi, berbagai persoalan masih semrawut. Tarik menarik ini selanjutnya menimbulkan berbagai ketidakpastian, sehingga banyak daerah menetapkan berbagai peratu- ran baru khususnya yang berkaitan dengan pajak daerah, lisensi dan pungutan lainnya. Diperkirakan lebih dari 1000 peraturan yang berkaitan dengan pajak dan pungutan lainnya telah dikeluarkan daerah-daerah. Peraturan-peraturan ini telah meng- hasilkan beban berat bagi pelaksan- aan kegiatan usaha di daerah. Terlepas dari itu semua, usaha kecil menengah telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis ekonomi di masa lalu. Eksistensi UKM telah memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar hampir 60%, penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia dan kontribusi UKM terhadap ekspor tahun 1997 sebesar 7,5% (BPS tahun 2000). Dalam menghadapi era perdagangan bebas dan otonomisasi daerah maka pengembangan UKM diarahkan pada : (1). Pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif bagi UKM; (2). Pengembangan lembaga-lembaga financial yang dapat memberikan akses terhadap sumber modal yang transparan dan lebih murah; (3). Memberikan jasa layanan pengem- bangan bisnis non finansial kepada UKM yang lebih efektif; dan (4). Pembentukan aliansi strategis antara UKM dan UKM lainnya atau dengan usaha besar di Indonesia atau di luar negeri. Berkembang atau matinya usaha kecil menengah dalam era per- dagangan bebas tergantung dari ke- mampuan bersaing dan peningkatan efisiensi serta membentuk jaringan bisnis dengan lembaga lainnya. Semoga Kota Tinggitinggi mampu mencapai semua yang diharapkan masyarakatnya. Prospek kedepan cuma satu, yaitu: Menuju masyarakat yang sejahatera. (khairul hakim)

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pros- pek berarti harapan atau kemungkinan. Dalam bidang usaha, Paul R. Krugman (2003:121) menyatakan bahwa “Prospek adalah pelu- ang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam memenuhi kebu- tuhan hidupnya juga un- tuk mendapatkan profit atau keuntungan”. Tentu saja, untuk tata kelola pemerintahan, pening- katan usaha di bidang ekonomi harus menuju puncak: yaitu kesejahter- aan rakyat. Harapan ini akan terwujud bila laju pertumbuhan ekonomi meningkat tajam. Jika ini terjadi, tentu saja memberikan peluang yang sangat besar bagi pengembangan investasi baru. Moga-moga ini menjadi kenyataan! Prospek

8 SINERGITAS

  9 U T A M A “Bodoh orang Tebing jika tak mampu memanfaatkan mega proyek nasional yang ada disekitarnya. Kita harus mengambil peran besar dalam kegiatan itu dan tidak boleh diam berpangku tangan,” kata Wali Kota Tebingtinggi Ir.H.Umar Zunaidi Ha- sibuan, MM, dalam satu kesempatan.

  Pernyataan itu disampaikan berulang- ulang di berbagai kesempatan, kepada masyarakat kota Tebingtinggi sejak 2011 lalu. Ketika Umar mulai memegang kendali pemerintahan di kota lintasan itu. Ungkapan itu memang agak keras, tapi hal itu bentuk kekhawatiran Wali Kota atas ketidak mampuan anak kota mengambil dan menikmati kue nasional yang besar itu. Mega proyek besar nasional yang di- maksud Umar Zunaidi Hasibuan, adalah berbagai proyek yang ada di sekitar kota Tebingtinggi dalam radius 100 km. Mega proyek besar yang sudah beroperasi dan bakal menyusul itu, bisa diruntut satu per satu, yakni Bandara KNIA yang sudah operasional, kemudian jalan tol Medan- Tebingtinggi. Ada lagi nasionalisasi PT Inalum dan pembangunan pelabuhan bebas Kuala Tanjung di Kab. Batubara serta MP3EI Sei Mangkei di Kab. Simalungun. Semua proyek nasional itu, diibaratkan sebagai kue tar rasa manis yang besar dan siap dibagi-bagi kepada publik. Syaratnya, mampu memanfaatkannya dengan baik demi peningkatan taraf hidup bersama. Penikmat kue tar itu, seyogianya adalah masyarakat di sekitar di mana mega proyek itu diselenggarakan. Misalnya, masyarakat Deli Serdang, Sergai, Tebingtinggi, Batu- bara dan Simalungun. Jika kemudian, yang menikmati mega proyek itu, adalah mereka yang berada di luar lingkaran proyek, jelas ada yang salah dalam pemanfaatannya. Bisa jadi inilah yang dimaksud Wali Kota Tebingtinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM, bahwa masyarakatnya harus meman- faatkan proyek itu semaksimal mungkin demi peningkatan kesejahteraan bersama. Menyikapi hal itu, langkah besar Pemko Tebingtinggi, sepertinya memang pantas di apresiasi positif.

  Tingginya pembangunan real estat di kota Tebingtinggi dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan gejala, posisi strategis kota berhadapan dengan mega proyek itu. Artinya, ada arus urbanisasi yang tinggi beserta pemodalan masuk ke kota Tebingtinggi. Pemko Tebingtinggi pun, kelihatannya memahami posisi sentral kota. Misalnya, upaya pengendalian banjir kota yang terus diupayakan, guna menambah daya tarik kota selain pembangunan berbagai infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi. Salah satu yang jadi perhatian, adalah kesiapan kota Tebingtinggi seba- gai pusat ekonomi kreatif dan jasa kreatif dalam mendukung proses percepatan proyek. Program Pemko Tebingtinggi melalui ‘one village one product’ sebenarnya meru- pakan jawaban strategis, namun hingga kini wujudnya belum kelihatan. Meski berbagai infrastuktur pendukung terus dipersiapkan, di antaranya pembangunan pasar ekonomi kreatif di terminal Bandar Kajum serta rehabilitasi plaza Tebing Mas di perempatan Jalan Iskandar Muda. Selain rencana reorientasi Pasar Gambir dan re- habiltasi Pasar Sakti sebagai pusat ekonomi tradisional. Kondisi itu berjalan seiring dengan mas- uknya perusahaan multi nasional melalui jaringan pasar waralaba semisal Indomaret dan Alfamart yang jeli melihat potensi kota di masa depan. Kepekaan mereka, sebe- narnya bisa jadi pelajaran bagi pengambil kebijakan kalangan birokrasi, namun kecenderungan itu belum terlihat, kecuali berharap mendapatkan sedikit retri- busi dari izin yang dikeluarkan. Adanya belasan mini market multi nasional serta beberapa retail nasional yang beroperasi di kota Tebingtinggi yang mini ini, sebe- narnya sinyal adanya gerakan besar sektor ekonomi di sekitar kota. Sayangnya, aktivitas ekonomi kota Tebingtinggi, sejujurnya masih terlihat ja- lan di tempat, karena pelaku ekonomi lokal masih mengandalkan kemampuan sendiri dalam mengayuh kegiatan mencari laba itu. Sedangkan lembaga yang seharusnya mampu menangkap peluang itu, misalnya Diskouperindag, belum siap menerjemah- kan kehendak jaman yang berubah itu. Walau diakui minat berusaha masyarakat lokal maupun pendatang (urban) di kota Tebingtinggi kian tinggi.

  

MEGA PROYEK NASIONAL DAN PROSPEK

TEBINGTINGGI 2014 rumah toko (ruko) sebagai ladang usaha yang terus terisi dan jadi pusat ekonomi. Pembangunan ruko melebar kemana-ma- na hingga ke batas kota, bahkan menjalar ke luar kota. “Saya khawatir geliat ekono- mi kota Tebingtinggi tumbuh liar dan menyapu warganya sendiri,” ujar seorang pengusaha Ramdan Hanafi.

  Menurut pengusaha ini, pertumbuhan ekonomi kota Tebingtinggi, saat ini muncul dari proses masuknya modal menengah hingga besar ke dalam denyut ekonomi kota. Tapi tidak diimbangi oleh modal warga lokal yang terus kehilangan potensi ekonominya. Salah satunya, kata Ramdan, terjadinya alih lahan strategis yang jor-joran dari warga lokal kepada investor. Oleh investor lahan itu selan- jutnya, menghasilkan banyak laba dengan membuat perumahan dan pertokoan. “Ini sebenarnya harus disadari sebagai proses peminggiran warga lokal,” cetus dia. Proses itu bisa diamati pada berbagai jalan strategis kota. Jika beberapa tahun lalu tepi jalan-jalan itu masih banyak dihuni perumahan warga lokal. Tapi hanya dalam hitungan bulan, sudah alih fungsi dan berubah menjadi pertokoan. Perubahan areal lahan dari pemukiman warga men- jadi pertokoan dan real estat menunjuk- kan gajala geliat ekonomi. Tapi sekaligu terjadinya proses peminggiran ekonomi terhadap warga lokal. Karena hasil penjua- lan lahan strategis itu, tidak pula dibekali dengan kompetensi pengelolaan keuangan yang baik. Sehingga, dana penjualan yang seharusnya bisa menajdi modal memban- gun potensi ekonomi lokal, justru beru- bah jadi modal konsumtif yang berakhir dengan pemiskinan finasial.

  Parahnya, alih lahan itu tidak pula diatur secara ketat dan selanjutnya berkembang liar. Rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) yang seharusnya jadi acuan, keli- hatan tidak lagi bisa ditegakkan. Misalnya, pembangunan jor-joran perumahan di Jalan Sukarno Hatta, Kel. Tambangan bisa berlangsung, padahal wilayah itu peruntu- kannya adalah lokasi industri. Hal lain yang juga mengkhawatirkan, adalah minimnya fasilitas jasa publik bero- rientasi ekonomi di kota Tebingtinggi, ka- rena tidak adanya arahan jelas. Misalnya, minimnya keinginan investor membangun hotel dan penginapan serta fasilitas rekrea- si. Ketiadaan hotel standard dan pengi- napan representatif, menjadi penghalang masuknya orang luar menikmati sesuatu di kota Tebingtinggi. Padahal, sebagai kota penyangga mega proyek nasional, Pemko Tebingtinggi sudah harus memahami pentingnya hotel dan penginapan repre- sentatif. Tidak tertatanya berbagai peningga- lan sejarah menjadi salah satu masalah pula yang mengikutinya. Sebab, prospek jasa kreatif kota yang bisa diandalkan untuk membujuk orang luar datang ke Tebingtinggi belum ada. Percepatan proses perlindungan terhadap berbagai benda cagar budaya jadi mendesak. Walau diakui, upaya ke arah itu sudah menjadi pe- mikiran dan tindak aksi di 2014. Pluralitas masyarakat juga belum dipandang sebagai prospek dalam menyiapkan diri menyam- but gemerlap mega proyek itu.

  Sebagai miniatur Sumut yang pluralistik, kota Tebingtinggi menyediakan potensi itu secara alamiah. Di kota ini ada puluhan et- nis dengan berbagai kekayaan budayanya, sehingga jika pemanfaatannya dilakukan secara kreatif akan mampu menghasilkan pundi-pund ekonomi. Disporabudpar, se- harusnya memiliki rencana strategis untuk mengelola potens pluralitas itu menjadi karya besar bagi kota. Msalnya, melalui kegiatan pekan budaya atau semacamnya sebagai kalender budaya tahunan.

  Prospek kota Tebingtinggi pada 2014 dalam menyikapi mega proyek nasional yang ada di sekitarnya dan terus ber- langsung hingga satu dekade ke depan, sebenarnya cukup prospektif. Hanya saja, dibutuhkan satu kalimat kunci, yakni ; ‘sejauh mana orang Tebingtinggi mampu memanfaatkan potensi itu secara kreatif demi merebut kue tar yang sudah diletak- kan di dekat kita.’ Masyarakat kota Tebingtinggi tidak akan paham persoalan itu, sehingga elit poli- tik dituntut memberikan pencerahan ke mana harusnya bahtera ini diarahkan dan dikelola dalam menjawab tantangan yang sudah di depan mata. Semoga birokrasi kita bisa. Jika tidak, bersiaplah bahwa kita hanya akan jadi penonton dan bukan pemain. Abdul Khalik

  U T A M A Gambar Ilustrasi

10 Hal itu ditandai dengan pertumbuhan

  11 U T A M A

  Untuk itu, dia menilai dengan berbagai kendala yang dihadapi tersebut, maka pembangunan jalan tol yang paling siap adalah ruas Medan-Tebing Tinggi. "Ruas Medan-Kuala Namu akan ditangani oleh pemerintah, sedangkan Kuala Namu- Tebing Tinggi nanti dilelang," ungkapnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

  Pemerintah memastikan proses pem- bangunan jalan tol trans Sumatra tahap pertama dengan estimasi nilai total mencapai Rp31,5 triliun akan dimulai pada akhir 2013. Pemerintah memutuskan segera merealisasian pembangunan jalan tol trans-Sumatera yang terdiri dari 23 ruas. Pembangunan akan dilakukan dalam beberapa tahap dengan perkiraan ground breaking tahap pertama pada September atau Oktober 2013. Untuk tahap I akan dibangun empat ruas tol yang terdiri dari ruas Medan-Binjai sepanjang 16,8 km dengan estimasi total biaya investasi sekitar Rp2 triliun, ruas Pekanbaru-Dumai 135 km dengan inves- tasi Rp14,7 triliun, Palembang-Indralaya dengan panjang 22 km dengan biaya men- capai Rp1 triliun dan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 150 km serta investasi sekitar Rp13,8 triliun.

  Pengerjaan proyek tahap pertama jalan tol trans Sumatra akan ditangani oleh BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh negara.

  Rencananya, PT Hutama Karya akan ditu- gaskan untuk menangani proyek jalan tol Medan-Binjai setelah peraturan presiden diteken.

  Hingga kini pembebasan lahan untuk ruas Kuala Namu-Tebing Tinggi mencapai 73%. Agar dapat dilelang, pembebasan lahan harus mencapai minimum 75%, sehingga masih tersisa 2% lahan yang harus segera dibebaskan.

  Lahan 2% tersebut dinilai lebih sulit untuk dibebaskan, karena dimiliki oleh masyarakat. Sebanyak 73% lahan yang telah dibebaskan adalam milik BUMN Perkebunan, sehingga mudah untuk dibe- baskan. Pembebasan lahan akan selesai pada akhir Agustus 2013 sehingga dapat langsung dilelang.

  Dia menegaskan proyek ruas tol Medan- Tebing Tinggi bukanlah bagian dari rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan.

  Namun, nantinya proyek ini tetap menjadi bagian dari trans-Sumatra. "Ini bagian dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum, kan ada juga rencana untuk trans-Sumatra yakni Medan-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai," paparnya.

  Saat ini, pembangunan ruas tol Medan- Binjai sudah memasuki pembentukan tim khusus untuk pembebasan lahan. Namun, dia belum dapat memastikan kapan tim tersebut mulai bekerja sehingga belum ada kepastian proses pengerjaan proyeknya.

  Sementara untuk ruas Medan-Tebing Tinggi sudah mencapai penetapan trase dan pembebasan lahan sedang berjalan.

  Diprkirakan untuk konstruksi ruas tol Medan-Kuala Namu akan memakan waktu 900 hari yang telah dimulai sejak awal 2013.

  Pembangunan ruas tol Kuala Namu-Tebing Tinggi juga diperkirakan akan memakan waktu 900 hari. Pengerjaan itu akan lebih cepat dari target waktu yang ditetapkan apabila pembebasan lahan sudah terpenuhi seluruhnya.

  "Medan-Kuala Namu itu ada yang belum bebas lahannya, jadi agak telat. Di Serdang Bedagai saya yakin lebih cepat pembeba- san lahannya. Semua pihak mendukung termasuk masyarakat, tidak seperti di Deliserdang, kan daerahnya sudah menjadi daerah sub-urban, dimana-mana daerah- daerah seperti itu lebih sulit," jelasnya

  Pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi dinilai lebih siap dibandingkan dengan ruas tol Medan-Binjai sebagai bagian dari megaproyek ja- lan tol trans Sumatra. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJN) I Kementerian Peker- jaan Umum Wijaya Seta mengatakan penugasan BUMN untuk menggarap proyek tol Medan-Binjai belum dapat dilakukan. Pasalnya, masih terkendala banyak hal, termasuk penerbitaan PP, permodalan, pentapan trase, dan penolakan banyak pihak terkait dengan penugasan BUMN.. Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Tol

Medan-Tebing Tinggi Dimulai

  Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Medan-Tebingtinggi belum juga tuntas. Tim PercepatanPembebasan Lahan baru berhasil membebaskan lahan 71,78%. "Lahan bebas sudah mencapai 71,78%," kata Ketua Tim Percepatan Pembebasan Lahan, Zulkifli Taufik, kepada wartawan di Kantor Gubernur, Jumat kemarin. Menurut Zulkifli, realisasi pembebasan 71,78% lahan atau seluas 312,37 ha itu hingga periode akhir Agustus 2013. Artin- ya persentase lebih besar lagi jika termasuk data pembebasan terkini. "Namun saya tidak bisa menyebutkan lebih lanjut karena data terkini belum saya terima," katanya.

  Jalan tol Medan - Tebingtinggi memiliki luas keseluruhan 443,17 ha. Jalan tol meli- puti Seksi I Medan - Kualanamu - Lubuk Pakam seluas 199,48 ha, Seksi IA Medan - Kualanamu 143,94 ha dan Seksi II Kuala- namu - Tebingtinggi 263,49 ha.

  Apa sebenarnya alasan pembebasannya terkesan lamban? Menurut Zulkifli, relatif tidak ada permasalahan menonjol. Hanya saja ada hal-hal yang belum disiapkan antara masyarakat dan pemerintah. "Semi- sal penentuan harga tanah. Nah kita kan punya hitungan-hitungan yang sebenarnya sudah bakulah, namun masyarakat punya hitungan lain. Maklum semenjak isu jalan tol melebar, harga tanah semakin mahal," katanya. Soal ketersediaan anggaran pembebasan, menurut Zulkifli sudah disiapkan Pem- provsu. "Tapi kan kita tidak bisa membayar lebih dari nilai per persil misalnya, dari mana anggarannya lagi, apa pula payung hukumnya? Nah ini yang secara umum yang jadi masalah," katanya. Secara terpisah, Anggota Komisi A DPRD Sumut, Sopar Siburian menilai pembeba- san lahan yang baru 71,78% itu lamban. Penyebabnya menurutnya karena Pem- provsu belum serius dalam aksinya. Menu- rutnya, keseriusan yang muncul masih sebatas keinginan.

  "Kalau kita hanya ingin serius, tentu tidak akan selesai. Sebenarnya kalau lahan itu milik rakyat lebih mudah dilakukan. Kare- na itu hanya menyangkut soal jumlah ganti rugi. Jadi jauh lebih gampang," katanya. Kemudian, hal lainnya yang perlu di- lakukan secara jujur oleh tim Pemprovsu dalam pembebasan lahan adalah soal siapa yang berhak menerima ganti rugi (tepat sasaran). Sebab selama ini, masalah mun- cul karena yang menerima dana kerahi- man bukanlah orang yang berhak. "Kemudian eksekusi ganti rugi itu harus dibuat perencanaannya supaya terukur. Kapan dan berapa lama negosiasi itu harus jelas. Selama ini kan tidak begitu. Tiba-tiba kita dengar sudah rusuh saja di lapangan," bebernya.

  Menurutnya, kalau memang pembebasan lahan itu sulit, tentu bisa dilakukan kon- sinyasi ke pengadilan. Hal itu kata Sopar, diatur dalam UU dan peraturan yang ber- laku. Sehingga, proyek infrastruktur yang sudah direncanakan tidak terus molor.

  "Nanti lama-lama dananya bisa hilang. Kami juga mengkritik Pemprovsu yang menempatkan Kasat Polisi Pamong Praja, sebagai ketua tim percepatan pembebasan lahan. Harusnya cukup dilibatkan tokoh masyarakat setempat. Kalau pakai Satpol PP, kesannya kita mau menindak kes- alahan. Masyarakat langsung terbangun resistensinya," pungkasnya.

  Dahulukan Tol Medan-Tebing

  Pemerintah berupaya pembangunan Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi bisa lebih cepat untuk mendukung operasional Bandara Kualanamu pengganti Polonia Medan.

  "Dibandingkan pembangunan Tol Medan- Binjai, diperkirakan lebih duluan rampung Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi yang pembebasan lahannya sudah lebih banyak.

  Pemerintah Pusat dan Sumut sedang fokus pada kedua proyek itu," kata Sekretaris Daerah Sumut, Nurdin Lubis di Medan.

  Pembangunan jalan tol itu sendiri sudah dipercayakan Pemerintah Pusat ke PT WIKA, yang merupakan BUMN. Pemer- intah daerah sendiri diberi tanggung jawab untuk membebaskan lahan, di mana dewasa ini sedang dalam proses. “Pemprov Sumut berharap bisa segera menuntaskan pembebasan lahan baik milik perkebunan BUMN dan masyarakat, agar jalan tol itu segera dibangun," ucapnya.

  Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah I Wijaya Seta mengakui, akan lebih duluannya pembangunan jalan Tol Medan-Tebing Tinggi daripada Medan- Binjai. Alasan dia, pembebasan lahan untuk Tol Medan-Tebing sudah duluan dan lebih banyak yang sudah rampung. "Pembangunan tol menunggu pembebasan lahan bisa 100 persen, karena tentunya tidak bisa membangun kalau masih ada kendala lahan," tuturnya.

  Dia menyebutkan, lahan yang sudah dibebaskan mencapai 65 persen dari total lahan yang perlu dibebaskan sekitar 441,61 hektare."Semua lahan yang mau dibebas- kan itu ada di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi," paparnya.

  Anggota DPD RI asal Sumut, Parlind- ungan Purba mengatakan, DPD RI terus berupaya melobi Pemerintah Pusat untuk lebih memperhatikan infrastruktur, khu- susnya jalan di Sumut. "Diakui, infrastruk- tur Sumut jauh ketinggalan dari daerah lain di Jawa, bahkan di beberapa daerah Sumatera seperti Sumatera Barat. Padahal, Sumut menjadi andalan untuk pembangu- nan nasional di wilayah Koridor Sumat- era," ujarnya. Dia menegaskan, pihaknya juga siap mem- bantu Pemerintah Provinsi Sumut untuk mempercepat pembebasan lahan dengan cara berdialog secara lebih terbuka kepada masyarakat tentang pentingnya dukungan membantu pembangunan di Sumut. (Kha- lik, dari berbagai sumber)

  U T A M A

12 Tol Medan - Tebing Capai 71%

PROSPEK PELABUHAN

  13 Mengingat aksesnya langsung

  berhadapan ke Selat Malaka, Kuala Tanjung, ke depan telah diplot men- jadi penyangga Pelabuhan Belawan.

  Untuk pembenahan itu, seperti diutarakan Dirut Pelindo I Medan, Harry Sutanto, saat ini progres pem- benahan itu sudah pada tahap pe- nyelesaian detail engineering design. Diperkirakan, awal 2012 sudah bisa dilaksanakan pekerjaan yang bisa mendukung Kuala Tanjung menjadi pelabuhan yang bakal diminati para pengguna jasa kepelabuhanan. Pembenahan tersebut guna mem- berdayakan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan ekspor untuk hasil- hasil produksi perkebunan sawit dan antar pulau. Selama ini, pelabuhan yang memiliki dermaga menjorok ke laut sepanjang lebih dari 1.000 meter itu, belum banyak dimanfaatkan oleh kalangan produsen hasil-hasil perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) dan industri yang terdapat di kabupaten tetangga Batubara. Sehingga pelabuhan yang semula dipersiapkan menjadi pelabuhan komersial (umum) itu, terkesan lebih banyak mubazirnya. Ini karena pelabuhan itu, hanya dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan saja.

  Padahal, jika melihat posisi dan letak Pelabuhan Kuala Tanjung, cukup strategis, dan perannya diharapkan bisa mengurangi kepadatan arus bongkar muat Pelabuhan Belawan.

  Namun karena kurangnya fasilitas kepelabuhanan di sini, membuat para user (pengguna jasa kepelabu- hanan) dan pemilik barang, lebih berpaling (memanfaatkan) Pelabu- han Belawan.

  Pembenahan pelabuhan ini, san- gat terkait dengan pembangunan kawasan industri berskala besar yang saat ini tengah dipersiapkan di Sei Mangke, Kabupaten Simalungun. Rencananya, kawasan industri yang lebih memadukan antara industri hulu dan hilir kelapa sawit ini akan menjadi Kawasan Kluster Industri Kelapa Sawit Sei Mangke. Hanya berjarak 40 kilometer dari Pelabuhan Kuala Tanjung, kawasan kluster industri ini tengah diper- siapkan di atas lahan seluas 1.400 hektare dari luas keseluruhan proyek ini yang mencapai 3.000 hektare. Di bagi dalam tiga tahap pembangunan, proyek Sei Mangke telah memas- uki tahapan awal, yakni seluas 104 hektare yang kini siap dijual kepada investor. Salah satu investor yang menyatakan minatnya masuk dalam kawasan ini adalah Ferrostal AG dari Jerman. Untuk menghadapi limpahan produksi (ekspor) dari Kawasan kluster Industri Sei Mangkei, yang diperkirakan siap beroperasi pada tahun 2014, Pelabuhan Kuala Tanjung kini tengah dipersiapkan menampung 2,4 ton CPO produk ekspor. Untuk merealisasikan itu, baru-baru ini telah ditandatangani pembangunan jalur kereta api Kuala Tanjung - Sei Mangkei, yang ren- cananya akan selesai pada 2014.

  Awal tahun depan, Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu- bara yang selama ini terkesan masif, bakal menggeliat. Sebagai pelabu- han terbesar kedua di Sumut setelah Pelabuhan Belawan, Kuala Tanjung fungsinya lebih menitikberatkan kepada kegiatan untuk kepentingan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan beberapa perusahaan yang ada di seputaran pelabuhan tersebut. Untuk mengoptimalkan Pelabuhan Kuala Tanjung, tentu butuh pem- benahan di sana sini, guna meleng- kapi perannya sebagai pelabuhan terkemuka di wilayah Pantai Timur Sumut, mendampingi Pelabuhan Belawan. Apalagi, pelabuhan ini telah ditetapkan sebagai koridor pengembangan ekonomi untuk wilayah Barat, khusus untuk hasil bumi turunan sawit serta lumbung energi.

  

Kuala Tanjung dan PT Inalum U T A M A Pemerintah Provinsi Sumatra Utara men- jajaki peluang ikut serta berinvestasi dalam proyek pembangunan Pelabuhan kuala Tanjung tahap pertama sebagai pengem- bangaan Pelabuhan Belawan Medan yang menelan dana hingga Rp. 6,5 triliun Kepala Humas PT Pelabuhan Indone- sia (pelindo) I Eriansyah mengatakan Pemprov Sumut kemungkinan melibatkan badan usaha milik daerah (BUMD) dalam proyek Pelabuhan Kuala Tanjung itu.“Pada prinsipnya Pelindo I sangat mendukung apabila Pemprov Sumut berkeinginan untuk berinvestasi pada pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung,” katanya. Eriansyah memaparkan dukungan Pem- prov Sumut disampaikan pasa saat jajaran direksi Pelindo I menggelar audiensi langsung dengan Wakil Gubernur Suma- tra Utara Tengku Erry Nuradi. Namun, Dia menambahkan belum ada penjelasan detail mekanisme dan besaran keikutser- taan Pemprov Sumut pada Proyek Kuala Tanjung yang masuk dalam rencana Mas- terplan Percepatan dan Perluasan Pem- bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

  Selain itu, PT PELINDO I merancang dan mempersiapkan pembangunan Pelabu- han Kuala Tanjung, terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut). Sesuai skema dan rancangan yang sudah dis- iapkan Pelindo I, jika ini selesai dilakukan, maka panjang Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya bisa mencapai 21 kilometer, dengan masa pengerjaan mencapai tiga tahun. Artinya, Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya dapat menampung 21 juta peti kemas tiap tahun. Dirut PT Pelindo I, Bambang Eka Cahya- na, usai bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, di kantor gubernur, Jalan Diponegoro

  Medan, Kamis petang (24/10), mengatakan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan rangkaian dari penguatan pelayanan pelabuhan di Sumut.

  Sebab, keberadaan Pelabuhan Belawan Medan saat ini, tidak mampu melayani padatnya arus lalu-lintas kapal cargo dan peti kemas. “Panjang pelabuhan Belawan saat ini hanya 950 meter. Hanya mampu melayani 1,2 juta peti kemas tiap tahun. Dengan panjang pelabuhan seperti itu, layaknya hanya bisa melayani 1 juta peti kemas pertahun. Sekarang terlalu padat, ” jelas Bambang.

  Dirinya menyatakan, menyelesaikan masalah ini, pihaknya sudah memapar- kan skema dan konsep pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang berdekatan dengan Bandara Kuala Namu Interna- tional Airport (KNIA), di Kabupaten Deli Serdang. Pemerintah pusat, menurutnya dalam waktu dekat melakukan pelebaran pelabuhan sepanjang 700 meter. Total keseluruhan pelabuhan Belawan usai penambahan menjadi 1.650 meter dan dapat menampung 2 juta peti kemas pertahunnya. “Dengan kapasitas Pelabu- han Belawan yang terbatas, mempengaruhi kemampuan bongkar muat. Idialnya, bongkar muat peti kemas paling lama dua hari untuk satu kapal cargo ukuran besar, tetapi saat ini terpaksa makan waktu lima hari. Kita menyadari ini merugikan pengu- saha, ” ungkapnya. Guna mendukung rencana pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, PT. Pelindo telah melayangka permohonan kepada pemerintah pusat, termasuk izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), yang telah dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup pada 3 September 2013 lalu. “Pelabuhan Kuala Tanjung akan terinte- grasi dengan PT Inalum dalam bidang pengiriman alumunium dan peti kemas. Untuk memudahkan operasional bongkar muat, PT. Pelindo I juga mengajukan surat permohonan kepada Dirjen Perkeretaa- pian untuk membangun jalur kereta api langsung ke pelabuhan," ujarnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, menyatakan peman- faatan Pelabuhan Kuala Tanjung diharap- kan sinergi dan mendorong pertumbuhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang termasuk ke dalam MP3EI, sekaligus mendongkrak perekonomian di Sumut. "Produk yang dihasilkan dari Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, akan lebih mudah diangkut melalu Pelabuhan Kuala Tanjung. Begitu juga dengan bahan baku yang dibutuhkan sejumlah indsutri yang ada di Kawasan Ekonimo Khusus Sei Mangke. Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung yang komprehensif dapat me- nekan tingginya biaya transportasi,” jelas Erry Nuradi. "Tetapi studi kelayakan secara menyeluruh harus dilakukan, sebelum membangun Pelabuhan Kuala Tanjung, termasuk keter- sediaan pasokan listrik yang mendukung operasional pelabuhan," tambahnya. Dia mengatakan, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, juga diharapkan akan ber- sinergi dengan Singapura, yang mengan- dalkan devisa melalui bidang perdagangan dan jasa. “Singapura tidak memiliki Sum- ber Daya Alam. Mereka mampu menjadi kiblat perdagangan karena menguasai bidang perdagangan dan jasa. Indonesia seharusnya lebih dari Singapura,” tandas dia. (Khalik, dari berbagai sumber)

  U T A M A

14 Peluang Berinvestasi

  

Prospek Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Sei Mangkei

  "Di KEK Sei Mangkei ini akan berkembang pesat industri-industriu berkelas dunia. Bahkan, dengan keunggulan geografis yang dimilikinya, KEK Sei Mangkei akan menjadi simpul ekonomi dunia," ujar Hatta dalam sambutannya di KEK Sei Mangkei, Simalungun, Rabu (3/7). Disampaikan Hatta, keberadaaan KEK Sei Mangkei merupakan komponen strategis dari program MP3EI. KEK Sei Mangkei dirancang untuk mengakomodir lebih dari 200 unit industri berkelas dunia yang besar artinya bagi perwujudan daya saing bangsa Indonesia ke masa depan. "Bahkan saat ini KEK Sei Mangkei adalah satu-satunya KEK yang memiliki akses ke Selat Malaka yang juga akan terintegrasi dengan kawasan Kuala Tanjung dan terkoneksi langsung dengan Global Hub Kuala Tanjung. Ini akan membuat KEK Sei Mangkei akan berkembang pesat dan menjadi simpul ekonomi dunia," katanya. Dikatakannya, kehadiran KEK Sei Man- gkei, diharapkan dapat mengurangi ket- ergantungannya pada bahan baku impor dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Untuk diketahui, terdapat tiga proyek infrastruktur yang di ground breaking di KEK Sei Mangkei. Pertama adalah pembangunan dry port dengan kapasitas

  30.312 sampai 75 ribu teus per tahun. Un- tuk proyek ini disiapkan investasi sebesar Rp78 miliar. Proyek kedua adalah pemban- gunan tank farm kapasitas dua kali lima ribu ton untuk CPO dan dua kali tiga ribu ton untuk CPKO (tahap 1). Investasi sebe- sar Rp100 miliar disiapkan untuk proyek ini. Proyek ketiga, yang menelan dana sebesar Rp35 miliar adalah pembangunan instalasi pengolahan air bersih kapasitas 250 meter kubik per jam. Pembangunan infrastruktur tersebut didanai oleh PTPN

  III selaku pembangun dan pengelola KEK Sei Mangkei. Proyek ini diharapkan dapat selesai dan akan dioperasikan pada akhir 2014.

  Hatta menyampaikan, kemajuan angka investasi di KEK Sei Mangkei sangat pesat. Menurutnya, banyak investor terkemuka datang untuk berinvestasi di KEK Sei Man- gkei. Pada periode 2013-2014 ini sebagian dari mereka telah dan akan merealisasikan investasinya sebesar Rp.6,5 triliun. "20 tahun mendatang diperkirakan nilai inv- estasi di dalam kawasan KEK Sei Mangkei akan meningkat menjadi Rp 46 triliun, yang terdiri dari Rp 38 triliun untuk zona industri, Rp5,5 triliun untuk zona logistik, dan Rp. 2,5 triliun untuk pengembangan kawasan dan zona pariwisata," kata Hatta.

  Untuk mendukung investasi tersebut, Pemerintah mendukung dengan berinv- estasi pada pengembangan infrastruktur wilayah sebesar Rp 2,7 trilliun.

  Menurut Hatta, kehadiran KEK Sei Mangkei dapat mendorong pertumbuhan Sumatera Utara yang kaya akan potensi sumber daya alam. "Secara khusus wilayah Sumatera Utara ini sangat kaya dengan Sumber Daya Air. Danau Toba misalnya, yang merupakan Danau terbesar di Asia memiliki luas permukaan air lebih dari 110.000 ribu hektar. Dari Danau Toba ini kita bisa mengandalkan sumberdaya air berkelanjutan yang mencapai 3,5 milyar meter kubik setiap tahunnya," terang Hatta.

  Bahkan, dengan letaknya di ketinggian 900 meter dari permukaan laut menjadikan Danau Toba sebagai danau yang tertinggi di dunia. Ketinggian ini memberikan ke- unggulan pembangkitan tenaga listrik yang bersih dan berkelanjutan. "Melalui aliran Sungai Asahan, kita berpeluang membang- kitkan sekitar 1100 Megawat, yang sampai saat ini kita baru memanfaatkan sekitar 700 (tujuh ratus) Megawatt," imbuhnya.

  Pemerintah akhirnya meresmikan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangu- nan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Sumatera Utara dan ground breaking KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ground breaking dan Peresmian dilaksanakan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan didampingi

Menteri Perhubungan E E Mangindaan, Menteri Perindustrian M S Hidayat, dan Kepala BPN

Herdaman Supandji. Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Sumatera Utara, Bupati Simalungun, Bupati Batubara, Wakapolda Sumatera Utara, Pangdam Bukit Barisan, serta jajaran Muspida Provinsi dan Kabupaten Simalungun dan Batubara. U T A M A

  Salah satunya adalah Wilayah Sungai Bah Bolon yang menjadi sumber daya pent- ing bagi keberlanjutan KEK Sei Mangkei, Kuala Tanjung dan aktifitas sosial-ekonomi lain di wilayah ini. "Ke masa depan, ke- beradaan sumber daya air anugerah Tuhan ini kita perlu jaga kelestariannya. Daya saing kita dan dunia ke masa depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk mengelola sumber daya air kita secara berkelanjutan," katanya.

  Hatta menambahkan, terkait dengan logistik , KEK akan dikoneksikan dengan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Posisi geo ekonomi Sumat- era Utara sangat strategis terhadap Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan tersibuk di dunia. Setiap ta- hun, tidak kurang dari 120 ribu lalu lintas kapal melalui Selat Malaka. Artinya setiap hari lebih dari 300 kapal melalui rumah kita ini. Kapal-kapal tersebut mengangkut berbagai barang melayani perdagangan ke Asia Timur (China, Jepang, Korea), ke Asia Selatan (India, Pakistan), ke Timur Tengah-Afrika dan ke Eropa. "Mencermati adanya akses konektifitas dunia ini, kita harus cerdas, bisa, dan sesegera mungkin memanfaatkannya sebagai bagian konek- tifitas logistik nasional dan untuk men- gurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik kita oleh negara tetangga," ujarnya. Disampikan Hatta, diperkirakan setiap tahunnya Indonesia mengeluarkan sebesar lima sampai enam persen dari nilai ekspor kita untuk membayar jasa kepelabuhanan (port services) dan angkutan laut (feeder shipping) asing. "Ini disebabkan oleh kondisi dari 25 pelabuhan utama nasional mempunyai keterbatasan kedalaman, sempitnya alur pelabuhan, sehingga hanya mampu melayani bongkar muat kapal bertonase kecil," tuturnya. Karena itulah, keberadaan pelabuhan Kuala Tanjung, di kabupaten Batubara memiliki peran pent- ing sebagai pelabuhan hub internasional. "Kita ingin pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung perlu diwujudkan sesegera mungkin. Sebab hanya dengan demikian Pelabuhan Kuala Tanjung akan mampu memberikan Indonesia modalitas funda- mental bagi sistem logistik nasional serta percepatan dan perluasan pembangunan sosial, ekonomi dan ekologi nasional," katanya. Apalagi, sebentar lagi Bandara Kualanamu juga akan beroperasi.

  Guna mendukung arus barang di KEK Sei Mangkei, selain menyiapkan jalan darat, pemerintah juga telah menyiapkan transportasi berbasis rel ke Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Untuk jaringan kereta api ini, disiapkan investasi sebesar Rp5 triliun. "Diharapkan ini semua selesai 2014 dan bisa beroperasi pada 2015," ujar Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tunjung Inderawan. Namun, lanjutnya, target itu bisa mundur jika persoalan pembebasan lahan tidak kunjung diatasi. Menurutnya, masih ada sedikit lahan sepanjang lima kilometer yang di lintasan Bandar Tinggi- Kuala Tanjung. "2,7 kilometer berada di Kabupaten Simalangun dan 2,3 kilometer di Kabupaten Batubara. Sesuai kesepa- katan, pemprov dan pemkab yang harus membebaskan ini. Kita harap pemda segera mengerjaka ini," tutur Tundjung.

  Sebagai kawasan ekonomi yang telah berkembang, KEK Sei Mangkei telah memiliki beberapa infrastruktur untuk mendukung aktivitas industri di dalam kawasan. Infrastruktur yang siap dires- mikan tersebut meliputi jaringan listrik tegangan menengah 20 kv sepanjang 2.700 m, jalan ROW 43 dan 28 sepanjang 1.704 m, drainase induk sepanjang 1.920 m, dan sarana pengolahan air bersih kapasitas 250 m3/jam dengan panjang pipa 1.350 m (Tahap I) dan 2.024 m (Tahap II). In- frastruktur yang didanai oleh PTPN III tersebut menelan dana Rp 5,8 miliar untuk jaringan listrik, Rp 35,9 miliar untuk jalan, Rp 11,4 miliar untuk drainase induk, dan Rp 8,8 miliar untuk saranan pengolahan air bersih.

  Di kawasan ini, PT. Unilever Oleochemical Indonesia juga membangun pabriknya se- luas 27 hektar. Sebagai salah satu investasi pionir di KEK Sei Mangkei, kehadiran pabrik Unilever selaras dengan cita-cita KEK Sei Mangkei dalam mengembangkan industri hilir kelapa sawit. Investasi sebesar Rp 2,04 triliun disiapkan untuk mening- katkan nilai tambah CPO menjadi produk olahan berupa fatty acid, surfactant, soap noodle, dan glycerine. Diharapkan pabrik ini dapat mempekerjakan 550 sampai 600 tenaga kerja dan menciptakan multi- plier effects seperti membangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

  Investasi yang telah dimulai sejak Kuartal