Penerapan Hukum Tata Laksana Pemerintaha
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2
2014
Nama
: Rabiah
Stambuk
: B 401 13 037
MID
: Hukum Tata Laksana Pemerintahan
1. Bagaimana penerapan hukum tata laksana pemerintahan di Indonesia?
Jawab:
Dari beberapa wacana yang saya baca di Internet dapat
menyimpulkan bahwa penerapan hukum tata laksana pemerintahan di
Indonesia belum berjalan dengan baik, masih banyak ditemukan
kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi
yang merupakan dua produk utama Good Governance. Sebagai negara
yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi, maka kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
seperti disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga
dalam proses kebijakan publik. Menjadi salah satu bentuk pengawasan
rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan good governance.
Memang akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih
baik dari pada perlakukan otoriter dan represif pemerintah. Masyarakat
yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang
tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good
governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan haknya tetapi
juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam
menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah
nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat ini
masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya
di hadapan negara.
Namun ketika kebijakan desentralisasi menggantikan kebijakan
sentralisasi, masyarakat masih tetap pesimis. Pesimisme masyarakat
tetap timbul karena praktik- praktik negatif seperti KKN yang
mewarnai perilaku aparat pemerintah daerah, peraturan daerah yang
tidak mengakomodasi kepentingan warga masyarakat dan sulitnya
berinvestasi karena rumitnya proses perijinan. Intinya, permasalahan
yang terjadi tidak banyak berubah yaitu buruknya penyelenggaraan tata
pemerintahan melihat masyarakat dan pemerintah yang masih bertolak
berlakang untuk mengatasi masalah yang seharusnya menjalin
harmonisasi dan bekerjasama dalam mengatasi masalah-masalah yang
ada. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum
yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas
pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Masalah-masalah
tersebut juga telah menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia,
sehingga jumlah pengangguran semakin meningkat, jumlah penduduk
miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan telah
menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah yang dapat
mengancam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya
masalah karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good
governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang
berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang
saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem
politik yang kurang demokratis.
Bahkan kondisi saat inipun
menunjukkan masih berlangsungnya praktek dan perilaku yang
bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan yang baik, yang bisa
menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi.
Diterapkannya Good Governance di Indonesia tidak hanya
membawa dampak positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi
hal tersebut mampu membawa dampak positif terhadap badan usaha
non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance.
Tata laksana pemerintahan yang baik adalah seperangkat proses yang
diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk
menentukan keputusan. Tata laksana pemerintahan yang baik ini
walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya segala sesuatu akan
menjadi sempurna namun, apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi
penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi.
Banyak badan-badan donor internasional, seperti IMF dan Bank
Dunia, mensyaratkan diberlakukannya unsur-unsur tata laksana
pemerintahan yang baik sebagai dasar bantuan dan pinjaman yang akan
mereka berikan.Upaya untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang
baik dengan pelayanan publik barangkali bukan merupakan hal yang
baru. keterkaitan antara konsep good-governance (tata-pemerintahan
yang baik) dengan konsep public service (pelayanan publik) tentu sudah
cukup jelas logikanya publik dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain
yang membuktikan betapa pentingnya pelayanan publik ialah
keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat.
Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak
diatur dalam sebuah undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai
bahwa governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara,
atau management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak lagi
semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu
sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi
pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang
dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan good
governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan
fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi,
manusia, aturan, dan lain-lain). Clean government adalah pemerintahan
yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan
perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment
berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi
termasuk dalam makna proses pemerintah. Peraturan
Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
pada dasarnya menuntut keterlibatan seluruh komponen pemangku
kepentingan, baik di lingkungan birokrasi maupun di lingkungan
masyarakat.
Penyelenggaraan
pemerintahan
yang
baik,
adalah
pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan
pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Esensi
kepemerintahan yang baik (good governance) dicirikan dengan
terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan dengan
esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan
untuk memberikan keleluasaan kepada daerah mengatur dan mengurus
masyarakat setempat, dan meningkatkan pelayanan publik.
Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa
Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan amanah. Sesuai
dengan karakteristik tata laksana pemerintahan yang baik yaitu
partisipasi aktif, tegaknya hukum, transparansi, responsif, berorientasi
akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat, keadilan dan perlakuan
yang sama untuk semua orang, efektif dan ekonomis dan dapat
dipertanggungjawabkan jika karakteristik ini ditegakkan dalam berbagai
institusi pemerintahan maka apa yang didambakan Indonesia untuk
menjadi negara yang pemerintahannya baik dan bersih dapat terwujud
dan kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi
menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli
dengan kepentingan masyarakat.
Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga
pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil saling
menjaga, support dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang sedang dilakukan. Terutama antara pemerintah dan
masyarakat menjadi bagian penting tercapainya good governance.
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan
didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya
pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua
unsur prinsip-prinsip good governance.Tanpa good governance sulit
bagi masing-masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan saling
mengawasi. Good governance tidak akan bisa tercapai apabila integritas
pemerintah dalam menjalankan pemerintah tidak dapat dijamin. Hukum
hanya akan menjadi bumerang yang bisa balik menyerang negara dan
pemerintah menjadi lebih buruk apabila tidak dipakai sebagaimana
mestinya. Konsistensi pemerintah dan masyarakat harus terjamin
sebagai wujud peran masing-masing dalam pemerintah. Setiap pihak
harus bergerak dan menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
UNIVERSITAS TADULAKO
2
2014
Nama
: Rabiah
Stambuk
: B 401 13 037
MID
: Hukum Tata Laksana Pemerintahan
1. Bagaimana penerapan hukum tata laksana pemerintahan di Indonesia?
Jawab:
Dari beberapa wacana yang saya baca di Internet dapat
menyimpulkan bahwa penerapan hukum tata laksana pemerintahan di
Indonesia belum berjalan dengan baik, masih banyak ditemukan
kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi
yang merupakan dua produk utama Good Governance. Sebagai negara
yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi, maka kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
seperti disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga
dalam proses kebijakan publik. Menjadi salah satu bentuk pengawasan
rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan good governance.
Memang akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih
baik dari pada perlakukan otoriter dan represif pemerintah. Masyarakat
yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang
tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good
governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan haknya tetapi
juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam
menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah
nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat ini
masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya
di hadapan negara.
Namun ketika kebijakan desentralisasi menggantikan kebijakan
sentralisasi, masyarakat masih tetap pesimis. Pesimisme masyarakat
tetap timbul karena praktik- praktik negatif seperti KKN yang
mewarnai perilaku aparat pemerintah daerah, peraturan daerah yang
tidak mengakomodasi kepentingan warga masyarakat dan sulitnya
berinvestasi karena rumitnya proses perijinan. Intinya, permasalahan
yang terjadi tidak banyak berubah yaitu buruknya penyelenggaraan tata
pemerintahan melihat masyarakat dan pemerintah yang masih bertolak
berlakang untuk mengatasi masalah yang seharusnya menjalin
harmonisasi dan bekerjasama dalam mengatasi masalah-masalah yang
ada. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum
yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas
pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Masalah-masalah
tersebut juga telah menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia,
sehingga jumlah pengangguran semakin meningkat, jumlah penduduk
miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan telah
menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah yang dapat
mengancam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya
masalah karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good
governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang
berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang
saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem
politik yang kurang demokratis.
Bahkan kondisi saat inipun
menunjukkan masih berlangsungnya praktek dan perilaku yang
bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan yang baik, yang bisa
menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi.
Diterapkannya Good Governance di Indonesia tidak hanya
membawa dampak positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi
hal tersebut mampu membawa dampak positif terhadap badan usaha
non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance.
Tata laksana pemerintahan yang baik adalah seperangkat proses yang
diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk
menentukan keputusan. Tata laksana pemerintahan yang baik ini
walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya segala sesuatu akan
menjadi sempurna namun, apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi
penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi.
Banyak badan-badan donor internasional, seperti IMF dan Bank
Dunia, mensyaratkan diberlakukannya unsur-unsur tata laksana
pemerintahan yang baik sebagai dasar bantuan dan pinjaman yang akan
mereka berikan.Upaya untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang
baik dengan pelayanan publik barangkali bukan merupakan hal yang
baru. keterkaitan antara konsep good-governance (tata-pemerintahan
yang baik) dengan konsep public service (pelayanan publik) tentu sudah
cukup jelas logikanya publik dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain
yang membuktikan betapa pentingnya pelayanan publik ialah
keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat.
Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak
diatur dalam sebuah undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai
bahwa governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara,
atau management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak lagi
semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu
sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi
pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang
dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan good
governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan
fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi,
manusia, aturan, dan lain-lain). Clean government adalah pemerintahan
yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan
perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment
berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi
termasuk dalam makna proses pemerintah. Peraturan
Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
pada dasarnya menuntut keterlibatan seluruh komponen pemangku
kepentingan, baik di lingkungan birokrasi maupun di lingkungan
masyarakat.
Penyelenggaraan
pemerintahan
yang
baik,
adalah
pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan
pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Esensi
kepemerintahan yang baik (good governance) dicirikan dengan
terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan dengan
esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan
untuk memberikan keleluasaan kepada daerah mengatur dan mengurus
masyarakat setempat, dan meningkatkan pelayanan publik.
Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa
Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan amanah. Sesuai
dengan karakteristik tata laksana pemerintahan yang baik yaitu
partisipasi aktif, tegaknya hukum, transparansi, responsif, berorientasi
akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat, keadilan dan perlakuan
yang sama untuk semua orang, efektif dan ekonomis dan dapat
dipertanggungjawabkan jika karakteristik ini ditegakkan dalam berbagai
institusi pemerintahan maka apa yang didambakan Indonesia untuk
menjadi negara yang pemerintahannya baik dan bersih dapat terwujud
dan kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi
menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli
dengan kepentingan masyarakat.
Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga
pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil saling
menjaga, support dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang sedang dilakukan. Terutama antara pemerintah dan
masyarakat menjadi bagian penting tercapainya good governance.
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan
didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya
pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua
unsur prinsip-prinsip good governance.Tanpa good governance sulit
bagi masing-masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan saling
mengawasi. Good governance tidak akan bisa tercapai apabila integritas
pemerintah dalam menjalankan pemerintah tidak dapat dijamin. Hukum
hanya akan menjadi bumerang yang bisa balik menyerang negara dan
pemerintah menjadi lebih buruk apabila tidak dipakai sebagaimana
mestinya. Konsistensi pemerintah dan masyarakat harus terjamin
sebagai wujud peran masing-masing dalam pemerintah. Setiap pihak
harus bergerak dan menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangan
masing-masing.