ANALISIS RISIKO DENGUE BERBASIS MAYA INDEX PADA RUMAH PENDERITA DBD DI KOTA BANJAR TAHUN 2012

HASIL

Tabel 1. Matriks 3x3 Komponen Breeding Risk Indicator

Berdasarkan pengamatan pada 100 rumah

dan Hygiene Risk Indicator pada Maya Index

penderita DBD di Kota Banjar ditemukan 915

kontainer. Hampir 30% rumah ditemukan kontainer

BRI

positif larva Aedes. Rata-rata jumlah kontainer setiap

rumah adalah 9 kontainer. Berdasarkan perhitungan, Container Index (CI) diperoleh sebesar 3,85% dan

1 BRI1/HRI1

BRI2/HRI1

BRI3/HRI1

Breteau Index (BI) sebesar 35.

Bak air, tempayan, penampung air pada kulkas

2 BRI1/HRI2 BRI2/HRI2

BRI3/HRI2

dan dispenser, vas bunga, talang air, pot tanaman,

0 ember, sumur, kolam, tempat minum burung, dan

3 BRI1/HRI3

BRI2/HRI3

BRI3/HRI3

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

akuarium adalah jenis-jenis controllable containers

yang ditemukan di rumah penderita. Sementara,

Kasus Pf

Kasus Pv

ditemukan pula enam jenis disposable containers

Maya Index direpresentasikan oleh tingkat

berupa ban bekas, kaleng bekas, botol bekas, plastik

Gambar 4. Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Jenis Plasmodium per Bulan di Desa Sokoagung Kecamatan

risiko larval breeding risk, maka nilai dari BRI dan

Bagelen Kabupaten Purworejo Tahun 2014

bekas, dan ember bekas. Pot tanaman, tempayan, dan

HRI setiap rumah tangga dibuat dalam matrik 3x3

Sumber: Data Puskesmas Bagelen

bak air adalah jenis controllable containers yang

(Tabel 1). BRI sangat berkaitan dengan controllable

paling banyak ditemukan. Sementara, pada kategori

Hasil wawancara dari 12 penderita demam adalah

PEMBAHASAN

containers (CC) dan HRI merujuk kepada

disposable containers, botol bekas adalah yang

sebagian besar melakukan aktifitas MCK di luar rumah

Desa Sokoagung merupakan salah satu desa di

disposable containers (DC). BRI diperoleh dari

terbanyak (41,8%).

pada malam hari (7 orang; 58,3%), sebagian melakukan

wilayah Kecamatan Bagelen yang terletak di sebelah

pembagian antara jumlah CC yang ditemukan di

Dari total 915 kontainer yang diamati,

aktifitas mengambil nira kelapa pada petang hingga

timur laut dengan jarak ± 4 km dari ibu kota kecamatan.

rumah tangga dengan rata-rata CC yang positif larva.

ditemukan 33 kontainer positif larva Aedes (4%).

malam hari (4 orang; 33,3%) dan menghadiri pertemuan

Secara geografis terletak pada koordinat 1.79.96.78° LS

Sementara, HRI adalah pembagian antara jumlah

Dari seluruh kontainer positif Aedes (33 kontainer),

warga (1 orang; 8,3%). Faktor risiko riwayat kontak

dan 110.04.67.48° BT. Secara geologi daerah Sokoagung

DC di rumah tangga dengan rata-rata DC yang

sebagian besar larva Aedes ditemukan pada

penderita demam meliputi semua penderita demam keluar

merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. 9 positif larva. Kedua indikator tersebut (BRI dan

kontainer terkendali/controllable containers

rumah malam hari tidak menggunakan perlindungan

Kasus malaria di Desa Sokoagung ditemukan pada

HRI) dikategorikan ke dalam tiga kategori: tinggi,

(94,29%), berupa bak air (48,57%) dan tempat

terhadap gigitan nyamuk (Alat Pelindung Diri/APD) (12

laki-laki dan perempuan hampir di segala umur kecuali <1

sedang, dan rendah, berdasarkan distribusi tertiles.

penampung air pada dispenser (22,86%). Sementara,

orang; 100%), melakukan perjalanan di

tahun dan telah terjadi penularan setempat dengan

Kategori MI tinggi adalah BRI3/HRI3, BRI3/HRI2,

pada kategori disposable container, dari 65

kebun/pekarangan (9 orang; 75%), keberadaan anggota

ditemukannya penderita berumur 1-4 tahun (3,5%). Anak

dan BRI2/HRI3. Kategori sedang adalah

kontainer hanya ditemukan 2 kontainer positif larva

keluarga serumah yang sakit (8 orang; 66,7%) dan di berumur 1-4 tahun kemungkinan besar berada di dalam

BRI1/HRI3, BRI2/HRI2, dan BRI3/HRI1.

Aedes (Tabel 2).

tempat kerja ada yang sakit (1 orang; 8,3%). Faktor risiko rumah pada waktu malam hari. Penularan setempat 10 Sementara, kategori rendah adalah BRI1/HRI1, 8,10

Ta b e l 3 m e n u n j u k k a n b e r d a s a r k a n

lingkungan yaitu sebagian besar sekitar rumah penderita menunjukkan sumber parasit Plasmodium berada di

BRI2/HRI1, dan BRI1/HRI2.

perhitungan Breeding Risk Index (BRI) dan Hygiene

demam banyak semak bernyamuk (9 orang; 75%), adanya daerah tersebut. Penularan ini didukung dengan 11 Selain itu, dilakukan pula penentuan

Risk Index (HRI) pada 100 rumah penderita DBD,

aliran air di sekitar rumah (4 orang; 33,3%), kolam di ditemukannya penderita malaria positif Plasmodium pada

kepadatan larva berbasis Container Index (CI) dan

lebih dari 90% rumah berada dalam kategori BRI

sekitar rumah (3 orang; 25%) dan adanya aliran air di

fase gamet. Fase gamet apabila terhisap oleh nyamuk

Breteau Index (BI). CI didapatkan dengan

tinggi. Sementara, dari aspek HRI, lebih dari 90%

sekitar tempat kerja (2 orang; 16,7%).

Anopheles betina vektor malaria akan berkembangbiak

menghitung jumlah kontainer positif larva dibagi

Kasus malaria di Desa Sokoagung tahun 2014

Distribusi kasus malaria berdasarkan jenis

tersebar pada semua kelompok umur kecuali pada

Plasmodium per bulan tahun 2014 di Desa

bayi, dan ditemukan baik pada laki-laki dan wanita

Sokoagung disajikan pada Gambar 4. Kasus malaria

(Tabel 1). Kasus malaria terbanyak ditemukan pada

dengan infeksi Plasmodium vivax meningkat dari 3

kelompok umur 15-24 tahun (23,5%) dan terendah

kasus pada bulan Agustus menjadi 28 kasus pada

pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 3,9%. Kasus

bulan Oktober 2014 sedangkan kasus P. falciparum

malaria pada remaja dilaporkan lebih banyak pada

menurun dari 29 kasus pada bulan September

laki-laki (40,4%), dan kasus malaria pada dewasa

menjadi 5 kasus pada bulan Oktober.

lebih banyak pada wanita (60,8%).

Jenis Plasmodium yang menginfeksi

Mass Blood Survey (MBS) dan Wawancara

penderita malaria di Desa Sokoagung pada tahun

Penderita Demam

2013 didominasi oleh P. falciparum yaitu 36 kasus

Dari 90 sediaan darah tebal yang terkumpul

sedangkan 7 kasus terinfeksi P. vivax. Pada tahun

pada kegiatan MBS didapatkan 3 sediaan yang

2014 penderita malaria didominasi oleh P. vivax

menunjukkan positif Plasmodium vivax. Parasit ini yaitu sebanyak 61 kasus, sedangkan malaria d ite m uk an da la m fase gamet dan ring pada satu P. falciparum hanya 41 kasus (Gambar 3).

orang penderita, sedangkan 2 orang penderita lainnya ditemukan pada fase ring.

rumah berada pada kategori rendah. Nilai Maya

tempat-tempat penampungan air yang dapat

Index menunjukkan 97% rumah berkategori sedang.

dikendalikan dan berada di dalam rumah penderita (controllable containers).

PEMBAHASAN

Perkembangan fase pra-dewasa vektor DBD,

Penelitian ini mengungkapkan bahwa

Ae. aegypti dan Ae. albopictus sangat ditentukan

sebagian besar rumah penderita DBD di Kota Banjar

oleh ketersediaan air, tempat penampungan air

masih memiliki potensi terhadap terjadinya

(kontainer), dan lingkungan (curah hujan dan

penularan infeksi virus dengue. Berdasarkan analisis 12 musim). Aedes memiliki daya adaptasi yang sangat Maya Index (MI) dan indeks kepadatan larva, 13,14 baik dengan berbagai kondisi lingkungan. Aedes tingkat risiko termasuk kategori sedang. Penelitian

mampu memanfaatkan adanya genangan air pada

ini juga menemukan bahwa sebagian besar

kontainer terbuka sebagai tempat berkembang biak.

kontainer positif Aedes umumnya ditemukan pada

Habitat larva Aedes dikategorikan menjadi dua,

Jenis Kontainer

Controllable Containers

Tempayan Penampung Air di Kulkas Penampung Air di Dispenser Vas Bunga Talang Air Pot Bunga Ember Sumur Kolam Tempat Minum Burung Aquarium

Disposable Containers

Ban Bekas Kaleng Bekas

Botol Bekas Plastik Bekas Ember Bekas

Kontainer dengan

dari Total Kontainer

% Positif Larva

Tabel 2. Jenis Kontainer dan Keberadaan Larva Aedes pada 100 rumah penderita DBD di Kota Banjar, Jawa Barat Tahun 2012

Breeding Risk Index

Hygiene Risk Index

Maya Index

Jenis Kelamin

Golongan Umur

Gambar 2. Distribusi Kasus Malaria Per Bulan di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sumber: Data Puskesmas Bagelen

Tabel 1. Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen

Kabupaten Purworejo Tahun 2014

Sumber: Data Puskesmas Bagelen

Analisis Risiko Dengue.....(Dhewantara dan Dinata) BALABA Vol. 11 No. 01, Juni 2015: 51-58

Tabel 3. Proporsi Rumah Penderita DBD Berdasarkan Breeding Risk Index, Hygiene Risk Index, dan Maya Index di Kota Banjar Tahun 2012 (n=100)

Malaria di Desa ...................(Sholichah, dkk)

BALABA Vol. 11 No. 01, Juni 2015: 1-8

Kecamatan Bagelen merupakan salah satu

mempunyai wilayah bermasalah malaria.

yaitu habitat alami dan habitat buatan (man-made).

sanitasi atau kebersihan lingkungan. Indikator

Serba Serbi Parasit

kecamatan endemis malaria di Kabupaten

keberadaan tempat perkembangbiakan potensial Purworejo. Pada bulan Agustus-Oktober 2014 4

Kecamatan Bagelen berada pada ketinggian 17

Habitat alami Aedes yaitu seperti lubang pada bambu

ditunjukkan oleh banyaknya controllable containers terjadi peningkatan kasus malaria di Desa 2 63,76 Km . Lahan di Kecamatan Bagelen sebagian

meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah

atau pohon, aksila daun, dan tempurung kelapa.

(baik mengandung larva maupun tidak), sementara Sokoagung Kecamatan Bagelen hingga 2-4 kali lipat

Sementara, habitat buatan manusia berupa kontainer

indikator kebersihan lingkungan diwakili oleh dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2013. 7,8 sawah seluas 5.305 ha.

besar lahan pertanian yang berupa bukan lahan

buatan (artificial containers) adalah bak air, ember,

banyaknya kontainer bekas atau terbengkalai di Pada bulan Agustus-Oktober 2014 tercatat 8,44 dan

sumur, kolam, tempayan, dan lain-lain. Keberadaan

habitatnya ini, khususnya habitat buatan, sangat

lingkungan sekitar rumah. Pendekatan MI ini

pertama kali digunakan di Meksiko dan meski relatif 2013 malaria hanya sebanyak 3,9 dan 7 kasus. 5

33 kasus; sedangkan pada bulan Agustus – Oktober

bergantung pada perilaku masyarakat. Oleh karena

terbatas publikasi yang menggunakan pendekatan Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan

itu, intervensi melalui pengendalian dan pengawasan

ini, beberapa studi telah menggunakannya dalam karakteristik kasus malaria (berdasarkan data 5,8,9,10 merupakan bagian dari pengendalian vektor dan analisis.

terhadap kontainer buatan dan perilaku masyarakat

Penelitian ini mengungkapkan bahwa justru risiko penularan malaria di Desa Sokoagung

sekunder kasus malaria) dan mengidentifikasi faktor

penularan penyakit DBD. Perhatian yang sangat

hampir sebagian besar rumah penderita memiliki Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo.

perlu ditekankan juga upaya pengawasan dan

pengendalian faktor-faktor risiko di lingkungan

jenis controllable containers (BRI kategori tinggi)

rumah penderita DBD. Pada penelitian ini, survei

umumnya berada di dalam rumah dan aspek

METODE

kebersihan lingkungan di sekitar rumah penderita Penelitian ini merupakan penelitian

dilakukan di rumah dengan riwayat anggota rumah

yang relatif cukup baik (HRI kategori rendah). Hal observasional dengan rancangan cross sectional di

tangga pernah tertular Dengue. Secara tidak

ini mengindikasikan bahwa perlu adanya penekanan Dusun Kedungrejo, Desa Sokoagung, Kecamatan

langsung, hal ini juga akan menggambarkan tingkat

kembali tentang pemahaman masyarakat terhadap Bagelen, Kabupaten Purworejo pada saat setelah

kewaspadaan anggota rumah tangga terhadap

upaya-upaya pengendalian sarang nyamuk (PSN), KLB (November 2014). Kegiatan meliputi

sumber utama penyakit Dengue yaitu habitat Aedes

khususnya pada tempat-tempat penampungan air pengumpulan data sekunder kasus malaria, Mass

pra-dewasa pasca penularan.

yang ada di dalam rumah yang selama ini kurang Blood Survey (MBS) dan wawancara tentang faktor

Penelitian ini menggambarkan bahwa

menjadi perhatian, seperti bak air, ember, dan risiko penularan malaria pada penderita demam.

sebagian besar habitat vektor berupa kontainer

penampung air di dispenser. Dalam penelitian ini, Data sekunder kasus malaria tahun 2013-2014

buatan dan sebagian besar kontainer tersebut berada

bak air didefinisikan sebagai kontainer kunci (key Kecamatan Bagelen diperoleh dari laporan kasus

di dalam rumah penderita yang sesungguhnya

container). Studi Joharina dan Widiarti tahun 2014 di malaria Puskesmas Bagelen. MBS dilakukan

mudah untuk dijangkau dan dikendalikan. Kontainer

Jawa Timur juga mengungkapkan bahwa bak air terhadap masyarakat bergejala demam dan tidak

buatan seperti ember, bak air, sumur, tempayan,

penampung air di dispenser, dan pot bunga menjadi

merupakan key container yang berperan dalam

demam dengan cara ditusuk jari dengan jumlah 17 tempat yang paling lazim di setiap rumah dan perkembangbiakan vektor DBD. Selain itu, sampel minimal 79 responden. Sediaan darah berupa

walaupun sebagian besar rumah berkategori berisiko sediaan darah tebal dengan pewarnaan Giemsa 10%

kerapkali ditemukan mengandung larva Aedes.

rendah, masyarakat tetap perlu memperhatikan selama 15 menit. Pemeriksaan mikroskopis

Gambar 1. Kasus Malaria di Kecamatan Bagelen

Situasi ini mengindikasikan bahwa jenis-jenis

aspek kebersihan lingkungan di sekitar rumah dilakukan pada sediaan darah untuk

Kabupaten Purworejo Tahun 2014

kontainer tersebut sangat potensial dan cocok

tinggalnya, terutama di musim penghujan yang mengidentifikasi jenis plasmodium. Kasus positif 6

Sumber: Data Puskesmas Bagelen

sebagai tempat perkembangbiakan Aedes. Studi di

berpotensi munculnya genangan-genangan air pada malaria mendapat pengobatan standar sesuai jenis

wilayah lain seperti Denpasar, Jakarta, dan

Kasus malaria di Kecamatan Bagelen paling

Yogyakarta juga pernah mengungkapkan hal yang

kontainer bekas yang berada di luar rumah.

Plasmodium. Subyek MBS dan menunjukkan gejala 5,15,16 serupa. Bahkan juga telah diungkapkan Sebagian besar rumah penderita yang demam dilakukan wawancara mengenai aktifitas

banyak terjadi di Desa Sokoagung. Pada tahun 2014

dikunjungi masih cukup rentan terhadap risiko sebelum demam, riwayat kontak dan kondisi

terdapat 102 kasus di Desa Sokoagung, 4 kasus di

karakteristik jenis dari kontainer tertentu sangat

penularan DBD. Hal ini ditunjukkan dengan 97% lingkungan rumah serta lingkungan kerja.

Desa Soko, 3 kasus di Desa Kalirejo, 1 kasus masing-

cocok bagi perkembangbiakan larva Aedes, seperti

rumah tangga termasuk pada kategori risiko sedang. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif

masing di Desa Kemanukan dan Desa Hargorojo

dalam bahan, warna, tekstur, dan sifatnya

Banyaknya kontainer potensial positif Aedes di dalam bentuk narasi, tabel dan grafik untuk

(Gambar 1).

(tertutup/terbuka). Namun, pada survei yang

dalam rumah, khususnya rumah penderita, menjadi menggambarkan karakteristik kasus malaria

Kasus malaria di Desa Sokoagung tahun 2013

dilakukan di Kota Banjar ini tidak menekankan pada

faktor utama penularan dalam rumah, mengingat (berdasarkan data sekunder kasus malaria) dan

ditemukan pada bulan Juni-Desember, sedangkan

variabel-variabel karakteristik tersebut.

sifat virus Dengue yang tidak hanya dapat menular gambaran faktor risiko penularan di Desa

tahun 2014 mulai Januari dan ditemukan lagi bulan

Dalam perpektif analisis risiko dengan

secara horizontal, melainkan dapat pula ditularkan Sokoagung, Kecamatan Bagelen, Kabupaten

Maret selanjutnya muncul lagi bulan Agustus dan

pendekatan larval breeding risk ini, kontainer

terjadi peningkatan pada bulan Agustus-Desember.

dibedakan menjadi controllable containers (habitat

secara vertikal antar-generasi nyamuk Aedes kepada

Purworejo. 18 yang dapat dikendalikan oleh manusia) dan turunannya (transmisi transovarial). Temuan ini

Pada tahun 2013 tercatat kasus tertinggi terjadi pada

bulan Juni sebanyak 13 kasus. Pada tahun 2014

disposable containers (habitat yang muncul dari

serupa dengan hasil penelitian Pramestuti dan

HASIL

peningkatan kasus terjadi pada bulan Agustus-

sampah, barang-barang bekas, dan cenderung

Alamsyah tahun 2014 di Banjarnegara, yang

Karakteristik Kasus Malaria

September sebanyak 8 kasus menjadi 44 kasus

kurang diperhatikan oleh masyarakat). Analisis MI

menyatakan Kelurahan Kutabanjarnegara sebagai

Kecamatan Bagelen merupakan salah satu 19 (Gambar 2). lebih memperhatikan pada dua aspek yaitu daerah risiko sedang berdasarkan analisis MI. kecamatan di Kabupaten Purworejo yang

keberadaan tempat perkembangbiakan potensial dan

Analisis Risiko Dengue.....(Dhewantara dan Dinata)

BALABA Vol. 11 No. 01, Juni 2015: 51-58

Berdasarkan nilai Container Index (CI) dan

KESIMPULAN

MALARIA DI DESA SOKOAGUNG, KECAMATAN BAGELEN, KABUPATEN PURWOREJO:

Breteau Index (BI) dari 100 rumah yang dikunjungi

Berdasarkan Maya Index, sebagian besar

KARAKTERISTIK DAN FAKTOR RISIKO

ini, masing-masing 3,85% dan 35, menunjukkan

rumah penderita DBD masih memiliki tingkat risiko

masih adanya potensi risiko penularan infeksi virus

sedang terhadap perkembangbiakan vektor yang

MALARIA IN SOKOAGUNG VILLAGE, BAGELEN SUB DISTRICT, PURWOREJO DISTRICT:

CHARACTERISTIC AND RISK FACTORS OF MALARIA

Dengue. Angka BI ini lebih tinggi dibandingkan BI

dapat berpotensi terjadinya penularan infeksi virus

Kota Depok (16,9), namun relatif lebih rendah dari

dengue.

BI Kota Bandung (42) dan Kota Cimahi (46,8). 20

Zumrotus Sholichah*, Bondan Fajar W, Adil Ustiawan

Berdasarkan nilai CI dan BI ini, maka risiko

Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, Badan Litbang Kesehatan, penularan DBD termasuk kategori sedang (Density

SARAN

Intervensi pengendalian vektor sangat perlu

Kemenkes RI

Figure 5).

dilakukan melalui upaya berupa penyuluhan dan

Jl. Selamanik No. 16A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia

*E_mail : zumsh4@gmail.com

Dalam rangka meminimalkan risiko

pemeriksaan jentik berkala terutama pada tempat-

penularan, maka upaya promotif dan preventif

tempat penampung air di dalam rumah yang

melalui penyuluhan dan aksi kader jumantik yang

Received date: 27/2/2015, Revised date: 17/4/2015, Accepted date: 20/4/2015 selama ini dilakukan dapat menjadi langkah tepat

terkendali (controllable containers), serta juga dapat

dilakukan dengan modifikasi dan manipulasi

pengendalian vektor DBD. Namun, perlu ditekankan

lingkungan dengan menerapkan prinsip 3R untuk

bahwa pelibatan masyarakat juga menjadi hal yang

mengurangi disposable containers.

ABSTRAK

sangat penting untuk diperkuat. Beberapa studi telah Pada bulan Agustus-Oktober 2014 terjadi peningkatan kasus malaria di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan menggambarkan karakteristik kasus malaria (berdasarkan

data sekunder kasus malaria) dan mengidentifikasi faktor risiko penularan malaria di desa tersebut. Penelitian dilakukan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

mengungkapkan bahwa penyuluhan memang dapat

UCAPAN TERIMA KASIH

dengan rancangan cross sectional pada November 2014. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data sekunder kasus PSN. Namun, baiknya pengetahuan masyarakat

Ucapan terima kasih disampaikan kepada

jajaran Dinas Kesehatan Kota Banjar, seluruh

malaria, Mass Blood Survey (MBS) dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Malaria ditemukan pada laki-laki (50

tentang PSN tidak selalu berbanding lurus dengan orang; 49%) dan perempuan (52 orang; 51%) terutama pada golongan umur 5-14 tahun (23 orang; 22,5%) dan 15-24 tahun responden yang berpartisipasi dalam survei, Dr.

(24 orang; 23,5%). Jenis Plasmodium yang dominan adalah Plasmodium vivax. Faktor risiko penularan adalah terpapar berkurangnya faktor risiko penularan DBD, seperti

gigitan nyamuk yaitu MCK di luar rumah, mengambil nira kelapa dan pertemuan warga. Faktor risiko lainnya adalah riwayat yang terjadi di Bayah, Banten dan Jakarta. 15,21 Faktor

Hector Gomez-Dantes yang telah mengarahkan

kontak penderita demam meliputi keluar rumah malam hari tidak menggunakan APD, melakukan perjalanan di sosial ekonomi, sikap, pengetahuan, dan partisipasi

dalam teknik analisis data, dan seluruh rekan-rekan

peneliti Loka Litbang P2B2 Ciamis yang berperan

kebun/pekarangan, keberadaan anggota keluarga serumah yang sakit dan di tempat kerja ada yang sakit. Faktor risiko lingkungan meliputi sekitar rumah banyak semak bernyamuk, aliran air di sekitar rumah, kolam di sekitar rumah dan adanya

aktif masyarakat terhadap program pengendalian

dalam penelitian ini.

aliran air di sekitar tempat kerja.

penyakit perlu diperhatikan sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya preventif

DAFTAR PUSTAKA

Kata kunci: malaria, faktor risiko, Sokoagung

pengendalian vektor DBD. 22,23 Peningkatan

1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

pengetahuan dan kesadaran akan hidup sehat dan

Situasi demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta:

ABSTRACT

bersih sejak dini dan pelibatan masyarakat dengan

On August-October 2014 malaria cases increase in Sokoagung Village, Bagelen Sub District, Purworejo District. Therefore pendekatan budaya lokal, keagamaan, kelompok

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI;

conducted research aimed to described characteristics of malaria cases (based on secondary data) and identified risk factors

kerja warga yang lintas sektor adalah langkah yang in this village. Research conducted with cross sectional study on November 2014. Activities carried out is secondary data

collection of malaria cases, Mass Blood Survey and interviews. Data were analyzed descriptively. Malaria cases founded in tepat dalam mencapai keberhasilan pengelolaan

2. Departemen Kesehatan. Laporan hasil riskesdas

men (50; 49%) andwomen (52; 51%) especial inthe age group 5-14 years (23; 22.5%) and 15-24 years (24; 23.5%). pengendalian vektor secara terpadu. Temuan dari Provinsi Jawa Barat tahun 2007. Jakarta: Departemen Plasmodium vivax is dominant. Risk factors of transmission are exposure to mosquito bites include toilets out side the home,

penelitian ini mendorong perlunya perhatian dan Kesehatan RI; 2008:66–67. taking coconut sap and meeting people. Others risk factors are contact history of fever sufferers include do not use personal protection from mosquito bites when go out at night, traveling in the garden/yard, the presence of a sick family at home, there

pengawasan yang lebih terhadap tempat-tempat

3. Dinata A, Dhewantara PW. Karakteristik lingkungan

are sick person (fever sufferers) in the workplace. Environmental risk factors are bushes with mosquito around the house, penampung air yang berada di dalam rumah dan

water bodie saround the house, pond around the house and presence of water bodies around the workplace. dapat dikendalikan (controllable container) untuk

fisik, biologi, dan sosial di daerah endemis DBD Kota

Banjar tahun 2011. J. Ekol. Kesehat. 2012; 11 (4):

memutus rantai perkembangbiakan vektor dan

Keywords: malaria, risk factors, Sokoagung

mengurangi risiko penularan. Selain itu, upaya lain

4. Dinata A. Gambaran kondisi lingkungan fisik,

dalam pengendalian tempat perkembangbiakan 3 biologi, dan sosial di daerah endemis DBD Kota PENDAHULUAN Purbalingga, Banjarnegara, Grobogan dan Pati. vektor juga dapat dilakukan melalui modifikasi dan

Kabupaten Purworejo menyumbang kasus manipulasi lingkungan, seperti salah satunya

Banjar menurut strata endemisitas. Laporan

Malaria ditemukan di seluruh provinsi di

malaria terbesar di Provinsi Jawa Tengah pada tahun perbaikan akses terhadap suplai air bersih di

penelitian. Pangandaran: Lokalitbang P2B2 Ciamis;

Indonesia. Berdasarkan nilai Annual Parasite

2011 yaitu sebanyak 1.001 penderita dengan API permukiman, sehingga mengurangi kebiasaan

Incidence (API), Daerah Jawa-Bali termasuk

stratifikasi malaria rendah (API 0-1 per 1000

1,34‰. Pada tahun 2012 berada di urutan kedua

5. Purnama SG, Baskoro T. Maya index dan kepadatan

masyarakat menampung air dan penerapan prinsip

penduduk) tetapi masih terdapat desa/fokus malaria

setelah Banjarnegara dengan jumlah kasus sebanyak

3R (reuse, reduce, recycle) melalui pemanfaatan 1 tinggi. Hampir setengah (45%) dari desa endemis 540. Tahun 2013 kembali memberi kasus terbanyak

larva Aedes aegypti terhadap infeksi Dengue. Makara

ulang botol bekas, ban bekas, dan kaleng bekas. 2 merupakan daerah terpencil. Saat ini masih di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 712

Kesehat. 2012; 16 (2): 57–64.

6. Arunachalam N, Tana S, Espino F, et al. Eco-bio-

ditemukan desa High Case Incidence (HCI). Di

penderita dengan API sebesar 0,98‰ yang lebih

social determinants of dengue vector breeding: a

Provinsi Jawa Tengah terdapat 31 desa HCI yang 3 tinggi dari API tahun 2012 sebesar 0,57‰.

multicountry study in urban and periurban Asia. Bull.

tersebar di 5 kabupaten yaitu Purworejo,

Gambaran Rabies..................(Sopi dan Mau)

BALABA Vol. 11 No. 01, Juni 2015: 1-8

World Health Organ. 2010; 88 (3): 173–84.

16. Mardihusodo SJ, Satoto TBT, Garcia A, Focks DA.

7. Pham HV, Doan HTM, Phan TTT, Minh NNT.

Pupal/demograhic and adult aspiration surveys of

Ecological factors associated with dengue fever in a

residential and public sites in Yogyakarta, Indonesia,

Central Highlands Province, Vietnam. BMC Infect.

to inform development of a targeted source control

Dis. 2011; 11 (1): 172

strategy for dengue. Dengue Bulletin. 2011; 35 (December): 141–52.

8. Danis-Lozano R, Rodriguez MH, Hernandez-Avila M. Gender-related family head schooling and Aedes

17. Joharina AS, Widiarti. Kepadatan larva nyamuk

aegypti larval breeding risk in southern Mexico.

vektor sebagai indikator penularan demam berdarah

Salud Publica Mex. 2002; 44 (3): 237–42..

dengue di daerah endemis di Jawa Timur. Jurnal Vektor Penyakit. 2014; 8 (2): 33-40.

9. Halstead SB. Community-based dengue control?: a description and critique the rockefeller foundation

18. Andraud M, Hens N, Marais C, Beutels P. Dynamic

program. Trop. Med. 1994; 35 (4): 285–91.

epidemiological models for dengue transmission: a systematic review of structural approaches. PLoS

10. Miller J, Martinez-Balanzar A, Gazga-Salinas D. ONE. 2012; 7:e49085

Where Aedes aegypti live in Guerrero; using the maya index to measure breeding risk. In: Halstead S,

19. Pramestuti N, Alamsyah DAN. Maya index Aedes spp

Gomez-Dantes H, eds. Dengue: A worldwide

di Kelurahan Kutabanjarnegara Kecamatan

problem, a common strategy. Mexico, D.F: Ministry

Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Vektor

of Health, Mexico, and Rockefeller Foundation;

Penyakit. 2014; 8 (1): 1-6.

20. Astuti EP, Ipa M. Gambaran indeks entomologi aedes

11. World Health Organization Regional Office for

di enam wilayah endemis demam berdarah dengue

South-East Asia. Comprehensive guidelines for

Provinsi Jawa Barat Tahun 2009. Buletin Spirakel.

prevention and control of dengue and dengue

2013; 3-9.

haemorrhagic fever. Revised and expanded edition.

21. Sungkar S, Winita R, Kurniawan A. Pengaruh

SEARO Technical Publication Series No. 60. New

penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan

Delhi: WHO-SEARO; 2011.

masyarakat dan kepadatan Aedes aegypti di

12. Adeleke M a, Mafiana CF, Idowu a B, Sam-Wobo SO,

Kecamatatn Bayah, Provinsi Banten. Makara

Idowu O a. Population dynamics of indoor sampled

Kesehat. 2010; 14 (2): 81–5.

mosquitoes and their implication in disease

22. Mohamad M, Selamat MI, Ismail Z: Factors

transmission in Abeokuta, south-western Nigeria. J.

associated with larval control practices in a dengue

Vector Borne Dis. 2010; 47 (1): 33–8.

outbreak prone area. J Environ Public Health. 2014:

13. Aditya G, Pramanik MK, Saha GK. Larval habitats

and species composition of mosquitoes in Darjeeling

23. Unlu I, Farajollahi A, Healy SP, Crepeau T, Bartlett-

Himalayas, India. J. Vector Borne Dis. 2006; 43 (1):

Healy K, Williges E, Strickman D, Clark GG, augler

R, Fonseca DM. Area-wide management of Aedes

14. Honorio N, Castro M, de Barros F, Magalhaes M,

albopictus: choice of study sites based on geospatial

Sabroza P. The spatial distribution of Aedes aegypti

characteristics, socioeconomic factors and mosquito

and Aedes albopictus in a transition zone, Rio de

populations. Pest Management Science. 2011; 67:

Janeiro, Brasil. Salud pública, Rio Janeiro. 2009; 25

965-74.

(6): 1203–14. 15. Ramadhani MM, Astuty H. Kepadatan dan

penyebaran Aedes aegypti setelah penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. eJKI. 2013; 1 (1): 10–4.

Analisis Risiko Dengue.....(Dhewantara dan Dinata)

BALABA Vol. 11 No. 01, Juni 2015: 43-50

26. Moningka FE, Nova HK, Sondakh R. Hubungan antara pengetahuan dan sikap pemilik anjing dengan tindakan pencegahan rabies di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw Kabupaten Minahasa Selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado. [Diunduh 5 Februari 2015]. Diunduh dari: http://fkm.unsrat.ac.id/wp- content/uploads/2013/08/FONIE-ELFI- MONINGKA.pdf>.

27. Pudjiatmoko. Kebutuhan sumber daya dan kendalanya dalam pengendalian flu burung dan rabies di lapangan. Direktorat Kesehatan Hewan; 2013.

28. Sinta SN. Ensiklopedi penyakit menular dan infeksi. Sendangadi, Yogyakarta; 2011.

49

Dokumen yang terkait

FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN BATANG TORU, KABUPATEN TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA TAHUN 2014 RISK FACTORS OF CHIKUNGUNYA FEVER OUTBREAK IN BATANG TORU SUB-DISTRICT, SOUTH TAPANULI DISTRICT, NORTH SUMATERA, 2014

0 0 8

GAMBARAN PEMANFAATAN KARTU PENDERITA MALARIA SEBAGAI UPAYA PEMANTAUAN PENGOBATAN MALARIA VIVAX (STUDI KASUS DI PUSKESMAS WANADADI I DAN BANJARMANGU I, KABUPATEN BANJARNEGARA) DESCRIPTION OF MALARIA CARD UTILIZE AS EFFORT TO CONTROL OF MALARIA VIVAX THERAP

0 0 6

KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI DESA SELANDAKA KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 EARLY WARNING OF LEPTOSPIROSIS IN SELANDAKA VILLAGE, SUMPIUH SUB DISTRICT, BANYUMAS DISTRICT AT 2013

0 0 6

DISTRIBUSI SPASIAL DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUMAS, PROVINSI JAWA TENGAH SPATIAL DISTRIBUTION OF DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER CASES IN BANYUMAS DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE

0 0 8

LARVAE DENSITY OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) VECTOR Aedes sp. IN ENDEMIC, SPORADIC AND POTENTIAL AREA IN SEMARANG CITY, CENTRAL JAVA PROVINCE

0 1 6

EFEK PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011

0 3 6

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA TAHUN 2011-2014

0 5 8

PENGARUH VARIASI WARNA LAMPU PADA ALAT PEREKAT LALAT TERHADAP JUMLAH LALAT RUMAH (Musca Domestica) YANG TERPERANGKAP

1 5 6

HEALTH SEEKING BEHAVIOR OF DHF PATIENT IN SUKABUMI CITY IN 2012

0 0 8

GAMBARAN PEMAKAIAN INSEKTISIDA RUMAH TANGGA DI DAERAH ENDEMIS DBD KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013

0 0 6