FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN BATANG TORU, KABUPATEN TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA TAHUN 2014 RISK FACTORS OF CHIKUNGUNYA FEVER OUTBREAK IN BATANG TORU SUB-DISTRICT, SOUTH TAPANULI DISTRICT, NORTH SUMATERA, 2014
RISK FACTORS OF CHIKUNGUNYA FEVER OUTBREAK IN BATANG TORU SUB-DISTRICT,
Bandung), Jawa Tengah (Demak, Purworejo,
Selandaka yang datang berobat ke Puskesmas II
SOUTH TAPANULI DISTRICT, NORTH SUMATERA, 2014
Klaten, Kabupaten/Kota Semarang, Pati), DIY, Jawa
Sumpiuh, menunjukkan gejala klinis leptospirosis.
Timur (Ponorogo, Gresik, Malang), Bengkulu (Kab.
Serum darah yang diperoleh kemudian diperiksa
Frans Yosep Sitepu*, Emilda Arasanti**, Amri Rambe **
Kaur), Kepulauan Riau (Tanjung Uban), Sulawesi
dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
*Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Selatan (Makassar, Gowa, Maros, Pinrang). Data 2
di Instalasi Bakteriologi Balai Litbang P2B2
Jl. Prof. HM Yamin, SH No. 41 AA Medan 20234, Sumatera Utara, Indonesia
**Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
Banjarnegara.
E-mail: franz_sitepu@yahoo.co.uk
2004-2011 terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang
Sampel tikus diperoleh dengan melakukan
merupakan daerah dengan masalah leptospirosis
Received date: 3/2/2014, Revised date: 17/3/2014, Accepted date: 21/3/2014 yaitu Kota Semarang, Kabupaten Semarang,
kegiatan penangkapan tikus dengan memasang
perangkap hidup sebanyak 150 perangkap yang
Demak, Klaten, Pati, Purworejo, Jepara, Wonogiri,
dipasang selama dua malam di lokasi penelitian.
Sukoharjo, Cilacap serta Banyumas, Purbalingga, 3
Untuk penangkapan di dalam rumah, diletakkan
dan Banjarnegara. 4
minimal dua perangkap sedangkan di luar rumah,
Kasus leptospirosis di Kabupaten Banyumas 2 tiap area luasnya 10 m dipasang dua perangkap
ABSTRAK
mulai dilaporkan pada tahun 2010. Data dari Dinas
dengan pintu perangkap saling bertolak belakang.
Demam chikungunya adalah penyakit arbovirosis dengan angka kesakitan yang tinggi dan berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi. Tanggal 17 Januari 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan melaporkan adanya kejadian luar
Kesehatan Kabupaten Banyumas kasus leptospirosis
biasa (KLB) demam chikungunya di Kecamatan Batang Toru dengan jumlah kasus sebanyak 74 orang. Penelitian analitik tahun 2010 sampai 2012 berturut-turut sebanyak 1
Perangkap diletakkan di tempat yang diperkirakan
menggunakan desain kasus kontrol, dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya KLB demam chikungunya. kasus, 5 kasus, 3 kasus dan sampai dengan bulan Juli
sering dikunjungi tikus, diketahui dengan melihat
bekas telapak kaki, kotoran maupun bekas keratan
Kasus adalah penduduk yang sedang sakit atau baru mengalami sakit dengan gejala klinis utama demam, nyeri pada
2013 sebanyak 3 kasus. Informasi dari Rumah Sakit persendian dan bintik-bintik merah pada kulit. Kontrol adalah penduduk yang tidak sedang sakit dan tidak baru mengalami tikus. Untuk memikat masuknya tikus ke dalam
sakit dengan gejala klinis utama demam, nyeri pada persendian dan bintik-bintik merah pada kulit, diambil dari desa lain Banyumas, kasus leptospirosis cukup banyak
dengan karakteristik penduduk dan topografi yang hampir sama dengan daerah penelitian. Analisis secara bivariat ditemui (kasus klinis) tetapi tidak dilaporkan ke
perangkap, dipasang umpan kelapa atau ikan asin
menggunakan chi-square dan regresi logistik dengan derajat kepercayaan 95%. Sampel darah pasien diuji menggunakan dinas kesehatan karena dianggap tidak termasuk
bakar yang diganti setiap hari. Tikus yang tertangkap
dibius dengan cara menyuntikkan atropin dosis 0,02-
rapid diagnostic test (RDT) Chikungunya IgM. Analisis bivariate menunjukkan variabel yang berhubungan dengan
kejadian demam chikungunya adalah tidak menggunakan kelambu pada saat tidur pagi dan sore hari (p- value: 0,000; OR= penyakit yang wajib dilaporkan. Tiga kasus
4,825, CI= 2,379-9,782) dan terdapat jentik nyamuk di tempat penampungan air (TPA) sekitar rumah (p-value= 0,000; leptospirosis yang terjadi di Kabupaten Banyumas
0,05mg/kg berat badan tikus, dilanjutkan dengan
OR= 6,206; CI= 2,905-13,257). Analisis multivariat menunjukkan faktor risiko yang paling berpengaruh adalah terdapat terdapat di Desa Selandaka Kecamatan Sumpiuh, 7 pada otot tebal bagian paha tikus, selanjutnya jentik nyamuk di TPA sekitar rumah (p-value= 0,013; OR= 3,837; CI= 1,322-11,131). Hasil uji dengan RDT pada 7 sampel
ketamin HCL dosis 50-100mg/kg berat badan tikus
dimana tiga warga yang positif tersebut masih
dilakukan identifikasi dan pemberian label
darah didapatkan 2 positif Chikungunya IgM. Telah terjadi KLB Demam Chikungunya di Kecamatan Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan. Penularan chikungunya terjadi secara terus-menerus dan sumber penularan lebih dari 1 merupakan satu keluarga.
menggunakan kunci identifikasi tikus. Setelah
orang.
Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan proses identifikasi, dilakukan
mengidentifikasi rodensia jenis tikus sebagai hewan
pembedahan untuk pengambilan sampel ginjal tikus
Kata kunci: faktor risiko, KLB, demam chikungunya
penular leptospirosis, mengidentifikasi keberadaan
guna pemeriksaan bakteri leptospira dengan metode
bakteri Leptospira pada tikus dan manusia di daerah
Polymerase Chain Reaction (PCR) di Instalasi
ABSTRACT
dengan masalah leptospirosis di Kabupaten
Chikungunya fever is a vector-borne disease with high morbidity rates it caused socioeconomic impact. On 17 January Banyumas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Bakteriologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara.Data
lingkungan abiotik diperoleh dengan cara
2014, an outbreak of Chikungunya fever was reported in Batang Toru Sub-district, South Tapanuli District, North Sumatera. The total number of cases were 74 with no fatalities. An analytical study with case control design was undertaken to
determine the risk factors of the outbreak. The cases were population with major clinical symptoms of Chikungunya, such as program untuk kewaspadaan dini serta
digunakan sebagai data dasar bagi pemegang
pengukuran langsung, dan observasi, sedangkan
fever, arthralgia, myalgia, rash and headache. Controls were neighbours of the cases who did'nt have clinical symptoms of penanggulangan dan pengendalian leptospirosis di
curah hujan diperoleh dari data sekunder. Data yang
chikungunya. The study used bivariate analyses with chi-square and logistic regression (95% confidence level). Some wilayah Kabupaten Banyumas.
diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif
untuk mengetahui jenis tikus dan keberadaan bakteri
patient's blood were tested with rapid diagnostic test (RDT) of IgM Chikungunya. The bivariate analysis showed that variable associated with the incidence of chikungunya were sleeping without bednets in the morning anf afternoon (p- value:
leptospira pada tikus maupun pada manusia.
0,000; OR= 4.825, CI= 2.379-9.782) and the mosquitoes larvaes in the water reservoirs around the house (p-value: 0.013;
METODE
OR=3.837; CI=1.322-11.131). The result of RDT confirmed that two of seven cases were positive for IgM Chikungunya. Penelitian ini merupakan survei potong
Outbreak of chikungunya fever was confirmed. Chikungunya transmission occured continuosly and the source of lintang, dengan lokasi penelitian di Desa Selandaka transmission was more than one person. Desa Selandaka merupakan daerah rawan
HASIL
Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas pada
banjir, untuk Selandaka Barat rawan banjir bandang
Key words: risk factor, outbreak, chikungunya fever
bulan Juli 2013. Populasi penelitian ada dua yaitu
dari gunung, sedangkan Selandaka Selatan tipe
seluruh tikus yang ada di lokasi penelitian serta
banjir tergenang. Hasil penjaringan kasus
semua penduduk yang berada di sekitar lokasi yang
leptospirosis oleh petugas Puskesmas/Dinas
diprediksi terjadi penularan leptospirosis. Sampel
Kesehatan yang dilakukan pada penduduk di sekitar
tikus adalah semua tikus yang tertangkap di lokasi
kasus diperoleh 7 suspect kasus dan sudah diambil
penelitian, sedangkan sampel penduduk adalah
sampel darahnya. Dari ketujuh suspect tersebut hasil
Faktor Risiko ..................................(Frans Yosep Sitepu et al.)
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 15-20
PENDAHULUAN
utama demam, nyeri pada persendian dan bintik-
KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI DESA SELANDAKA KECAMATAN
Demam chikungunya atau demam chik
bintik merah pada kulit (ruam) di Desa Perkebunan
SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
Sigala-gala dan Kelurahan Aek Pining dengan
EARLY WARNING OF LEPTOSPIROSIS IN SELANDAKA VILLAGE, SUMPIUH SUB DISTRICT,
virus Alphavirus dari famili Togaviridae yang
jumlah 74 orang. Kontrol adalah penduduk yang
BANYUMAS DISTRICT AT 2013
disebarkan oleh nyamuk dari spesies Aedes sp.
tidak sedang sakit dan tidak baru mengalami sakit
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili (Afrika)
dengan gejala klinis utama demam, nyeri pada
Dewi Puspita Ningsih, Rahmawati, Dian Indra Dewi*
yang berdasarkan kepada gejala yang dialami oleh
persendian dan bintik-bintik merah pada kulit di
*Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
penderitanya, yang berarti posisi tubuh meliuk atau
Desa Wek III yang memiliki karakteristik penduduk
Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia
melengkung, mengacu pada postur penderita yang
dan topografi yang hampir sama dengan daerah yang
Email: dewipuspitaning87@gmail.com
Received date: 18/2/2014, Revised date: 26/4/2014, Accepted date: 6/5/2014 terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta
membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia)
sedang mengalami KLB.
Variabel yang diteliti adalah variabel perilaku
persendian tangan dan khaki. 1,2 Hingga saat ini
berupa penggunaan obat anti nyamuk (repellent,
belum ada vaksin atau obat khusus terhadap demam
obat bakar, semprot, dan elektrik), praktek
chikungunya namun penyakit ini bersifat self
pemberantasan sarang nyamuk/PSN (menutup,
limiting diseases (penyakit yang sembuh dengan
menguras dan mengubur), tidak menggunakan
sendirinya) dan belum pernah ada laporan kematian
kelambu saat tidur pagi dan sore hari, terdapat jentik
ABSTRAK
akibat penyakit ini. 3,4
nyamuk di tempat penampungan air (TPA) di sekitar
Leptospirosis di Kabupaten Banyumas mulai dilaporkan sejak tahun 2010 sebanyak satu kasus. Tahun 2011 meningkat menjadi 5 kasus, 2012 sebanyak 3 kasus dan sampai dengan bulan Juli 2013 sebanyak 3 kasus. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi rodensia jenis tikus sebagai hewan penular leptospirosis dan keberadaan bakteri Leptospira pada tikus chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di
Kejadian luar biasa (KLB) demam
rumah, bekerja di luar rumah.
dan manusia. Penelitian ini merupakan survei potong lintang, lokasi penelitian di Desa Selandaka Kecamatan Sumpiuh Samarinda dan Jakarta pada tahun 1973. Secara
Data yang telah dikumpul kemudian diolah
Kabupaten Banyumas pada bulan Juli 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan penangkapan tikus dan cecurut, serta epidemiologis, hampir seluruh wilayah di Indonesia
dengan menggunakan komputer dan dianalisis
secara deskriptif yang bertujuan untuk
penjaringan kasus leptospirosis. Pemeriksaan sampel ginjal tikus dan darah manusia dilakukan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Instalasi Bakteriologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Analisis data secara deskriptif. Hasil
berpotensi untuk timbulnya KLB demam
penelitian menunjukkan keberhasilan penangkapan tikus dalam rumah lebih besar (10,67%) daripada luar rumah (9,33%). chikungunya.
mendeskripsikan kejadian penyakit menurut tempat,
Tikus yang tertangkap Rattus tanezumi sebanyak 10 ekor dan 5 ekor cecurut Suncus murinus. Hasil pemeriksaan Pada tanggal 17 Januari 2014 Dinas
orang dan waktu kemudian disajikan dalam bentuk
laboratorium menunjukkan tidak ditemukan bakteri Leptospira pada tikus, cecurut maupun serum penderita suspek Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mendapat leptospirosis. mengenai faktor risiko KLB demam chikungunya
tabel, grafik, dan narasi. Secara analitik, data
laporan W1 dari Dinas Kesehatan Kabupaten
dianalisis secara bivariat dan multivariat. Analisis
Kata kunci : leptospirosis, Banyumas, tikus
Tapanuli Selatan bahwa telah terjadi KLB demam
bivariat dengan uji chi square dengan tingkat
chikungunya di Desa Perkebunan Sigala-gala dan ABSTRACT kemaknaan 95% (á= 5%). Analisis multivariat Leptospirosis became known in Banyumas since the discovery of one case in 2010, 5 cases in 2011, 3 cases in 2012 and until
Kelurahan Aek Pining Kecamatan Batang Toru
July 2013, 3 cases occurred in Selandaka village, Sumpiuh sub-District. This research aimed to identify rats spesies and dengan jumlah kasus sebanyak 74 orang.
dengan uji regresi logistik berganda.
shrew as reservoir of leptospirosis and to detect the presence of Leptospira sp in rats, shrew and human at the area with Berdasarkan laporan surveilans Dinas Kesehatan
leptospirosis problem in Banyumas. The research method was a survey with cross sectional approach, located in Selandaka Kabupaten Tapanuli Selatan, kasus demam
HASIL
Berdasarkan laporan surveilans Dinas
village Sumpiuh, Banyumas on July 2013. Traping rats and case screening using the Rapid Diagnostic Test ( RDT ) for
Leptospira IgG/IgM were conducted during the survey. Polymerase Chain Reaction (PCR) assay was performed at chikungunya terakhir kali terjadi pada tahun 2009.
Bacteriology Laboratory in BalaiLitbang P2B2 Banjarnegara to detect leptospira in patient's blood and rat's kidney. Tujuan penelitian untuk mendapatkan
Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan, kasus
Descriptive analysis were done on the data to know leptospirasp to know of spesies rats and human. Result : 15 rats captured kepastian terjadinya KLB demam chikungunya,
demam chikungunya yang terakhir terjadi pada
tahun 2009. Tahun 2010 s/d 2012 tidak ada laporan
(10 Rattus tanezumi dan 5 Suncus murinus) and from the screening 7 human was suspected of leptospirosis. Results of
deskripsi KLB berdasarkan variabel tempat, orang laboratory tests showed no leptospira bacteria found in rats , shrew or serum of patients suspected of leptospirosis . It's kasus demam chikungunya sehingga kasus yang
important to do and activate leptospirosis surveillance and socialization for all stakeholders (community , health workers dan waktu, cara penularan serta mengidentifikasi
and local government), especially in improving early diagnosis and control / prevention of leptospirosis. faktor risiko yang berhubungan terhadap kejadian 5 tahun 2009. Berikut adalah tampilan grafik kasus
terjadi tersebut merupakan kasus pertama setelah
KLB demam chikungunya.
demam chikungunya di Kabupaten Tapanuli Selatan
Key words : leptospirosis, Banyumas, rats
dari tahun 2009 s/d 2014.
METODE
di dalam ginjal reservoir dan dikeluarkan melalui Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
Pemastian diagnosa KLB demam
PENDAHULUAN
urin saat berkemih. Penularan leptospirosis pada dengan menggunakan desain case control (1:1).
chikungunya di Kecamatan Batang Toru Kabupaten
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit
manusia terjadi secara kontak langsung dengan Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Perkebunan
Tapanuli Selatan Sumatera Utara berdasarkan
bersumber binatang (zoonosis) yang memerlukan
hewan terinfeksi Leptospira atau secara tidak Sigala-gala, Kelurahan Aek Pining dan Desa Wek III
rekomendasi Kemenkes RI meliputi tiga gejala
upaya penanggulangan yang serius. Penyakit ini
langsung melalui air atau tanah yang terkontaminasi Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli
utama yaitu demam, nyeri pada persendian, dan
dikelompokkan dalam the emerging infectious
urin yang terinfeksi Leptospira. Bakteri ini masuk ke Selatan. Kasus adalah penduduk yang sedang sakit
ruam. Distribusi frekuensi gejala klinis Demam
disease. Leptospirosis disebabkan oleh infeksi
dalam tubuh melalui kulit yang luka atau membran atau baru mengalami sakit dengan gejala klinis
Chikungunya di Kecamatan Batang Toru dapat
bakteri berbentuk spiral dari genus Leptospira.
dilihat pada Tabel 1.
Leptospirosis pada manusia ditularkan oleh hewan
mukosa. Penyakit ini sebenarnya tidak ganas,
yang terinfeksi leptospira dengan reservoir utama
namun jika tidak diobati dengan tepat dapat
adalah rodensia jenis tikus. Leptospira dapat hidup
mengakibatkan komplikasi ke hati, ginjal dan
Efektivitas Ekstrak .............(Anis Nurwidayati et el)
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 31-38
dan hampir berupa endapan sehingga sulit
sampel darah (whole blood) maupun serum didapatkan diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi yang
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Gejala Klinis Demam
1. WHO. Schistosomiasis fact sheet. [cited October
Chikungunya di Kecamatan Batang Toru
dua sampel positif.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi efektivitas fraksi metanol, fraksi etilasetat dan fraksi
dikehendaki. Hasil uji di laboratorium mengenai
11, 2010]. Available from http://www.who.int.
Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara
Tahun 2014
diketahui bahwa kasus demam chikungunya telah terjadi
2. n-heksan ekstrak metanol biji jarak merah terhadap Hadidjaja P. Schistosomiasis di Sulawesi Tengah sejak awal bulan November 2013. Namun, hal ini tidak keong uji di laboratorium menunjukkan bahwa Indonesia. Jakarta: Balai Pewnerbitan FKUI; terdeteksi karena tidak ada laporan ke Puskesmas Batang fraksi metanol ekstrak biji jarak merah paling 1985:11-2.
Toru maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli efektif dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan
Gejala Klinis
Jumlah
Persentase (%)
Selatan. Hal ini menunjukkan masih kurang optimalnya fraksi etil asetat ekstrak biji jarak merah.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Demam
Laporan schistosomiasis Sulawesi Tengah 2012.
sistem surveilans di wilayah tersebut.
Nyeri sendi
4. Jianbin L. Study of plant molluscicide from
Attack rate (AR) KLB demam chikungunya di
Ruam
jatropha curcas seed (JCS) in laboratory. Hubei Institute Of Schistosomiasis Control; 2000. [cited
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
KESIMPULAN
sebesar 1,98%. Jika dilihat berdasarkan tempat maka AR Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa
Sakit kepala
tertinggi adalah di Desa Perkebunan Sigala-gala sebesar ekstrak metanol biji jarak merah paling efektif dalam
S e p t e m b e r 7 , 2 0 0 6 ] . Av a i l a b l e f r o m :
Mata merah
http://www.Intox.Org/databank/documents/plant/j
membunuh keong uji di laboratorium dibandingkan
Kasus KLB demam chikungunya pertama kali dengan ekstrak metanol biji jarak pagar dan ekstrak
atropha/jcurc.htm.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa gejala klinis
dilaporkan di Desa Perkebunan Sigala-gala pada Bulan metanol biji jarak kastor, dengan nilai LC 50 10,41
5. Rug M, Ruppel A. Toxic activities of the plant
demam chikungunya di Desa Perkebunan Sigala-gala dan
November 2013. Wilayah desa tersebut dikelilingi oleh ppm dan LC 95 sebesar 18,6 ppm. Tanaman jarak
Jatropha curcas against intermediate snail hosts
Kelurahan Aek Pining berupa demam yang dialami oleh
perkebunan karet dimana kondisi ini merupakan tempat merah dapat menjadi bahan alternatif dalam
and larvae of schistosomes. Trop Med Int Health.
seluruh penderita (100%). Sementara, gejala klinis sakit
yang baik sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk pengendalian keong Oncomelania hupensis
2000; 5 (6): 423-30.
kepala dan mata merah dialami oleh 1 penderita (1,4%).
Aedes albopictus.
6. Briger. A Laboratory Manual for Modern Organik
Selain berdasarkan gejala klinis utama, pemastian
lindoensis.
diagnosa KLB demam chikungunya di Kecamatan
Penderita KLB demam chikungunya dengan jenis
Chemistry. New York: Harver and Row Publisher;
kelamin perempuan memiliki AR tertinggi yaitu sebesar
Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara
SARAN
2,71%. Distribusi frekuensi secara lengkap dapat dilihat Perlu dilakukan pengujian toksisitas atau efek
dengan penggunaan rapid diagnostic test (RDT)
chikungunya IgM. Berdasarkan hasil RDT terhadap tujuh
pada Tabel 3.
farmakologis ekstrak bahan alam yang akan diuji terhadap hewan lain, misalnya ikan ataupun pada hewan coba untuk menjaga keamanan bagi manusia, tanaman, maupun hewan lain di wilayah sekitar penggunaan ekstrak bahan alam apabila dilakukan di lapangan.
KLB telah terjadi
KLB
pada Nopember dilaporkan
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala, Bapak Jastal atas ijin dan pembiayaan penelitian. Terima kasih kami ucapkan kepada Drs. Slamet Wahyono, Apt sebagai konsultan atas masukan, saran, dan bimbingan dalam pelaksaan penelitian. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh staf di Laboratorium Schistosomiasis Napu atas segala bantuan yang diberikan selama pelaksanaan uji ekstrak biji jarak terhadap keong O.h.lindoensis.
Gambar 1. Jumlah Penderita Demam Chikungunya di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera
Utara Tahun 2009-2014
Faktor Risiko ..................................(Frans Yosep Sitepu et al.)
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 9-14
menggunakan kolom/tabung fraksinasi, untuk berdasarkan kelompok umur tertinggi pada kelompok
Hasil kematian keong uji di laboratorium
Attack rate KLB Demam Chikungunya
bukan merupakan faktor tunggal dengan kata lain bahwa
mendapatkan fraksi yang benar-benar terpisah umur < 1 tahun yaitu sebesar 6,02%. Yang cukup penting
kemudian dianalisis probit untuk menentukan
sumber penularan lebih dari satu orang atau telah terjadi
berdasarkan kepolarannya. Pelarut yang digunakan untuk dicermati adalah adanya penderita pada kelompok
besarnya lethal concentration (LC) 50 dan 95. Nilai
penularan penderita demam chikungunya secara terus
dalam fraksinasi adalah metanol untuk mendapatkan umur <1 tahun ini menunjukkan indikasi terjadinya
probit setiap jenis larutan uji dapat dilihat pada
menerus dari kasus – nyamuk – orang sehat.
larutan polar, etil asetat untuk mendapatkan larutan penularan bersifat lokal/setempat (indigenous).
Tabel 1.
Adapun hasil penelitian kasus kontrol pada KLB
semi polar dan n-heksan untuk mendapatkan larutan Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa tipe
demam chikungunya di Kecamatan Batang Toru
Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai LC baik LC
non polar. Masing-masing larutan hasil fraksinasi kurva epidemik (epidemic curve) adalah tipe propagated
Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara seperti pada
50 maupun LC 95 yang paling kecil diperoleh dari
tersebut digunakan sebagai bahan uji di source, yang berarti terjadi penularan terus menerus
Tabel 5.
ekstrak metanol biji jarak merah, kemudian diikuti
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa variabel
fraksi metanol ekstrak biji jarak merah, dan yang
laboratorium.
dalam satu tempat dan penularan dari orang ke orang. Hal
Hasil pengujian phorbol esters dalam biji ini memberikan gambaran bahwa sumber penularan
yang berhubungan terhadap kejadian KLB Demam
paling besar adalah fraksi etil asetat ekstrak biji
Chikungunya adalah tidak menggunakan kelambu saat
jarak merah.
jarak merah terhadap keong O. h. lindoensis di Napu ini masih kurang efektif apabila dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rug dan
PEMBAHASAN
Tabel 2. Distribusi Penderita KLB Demam Chikungunya Berdasarkan Variabel Tempat di Kecamatan Batang Toru Ruppei dan Liu. Rug dan Ruppei melaporkan bahwa Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Tahun 2014
Metode ekstraksi yang digunakan adalah
minyak kasar biji jarak pagar dan ekstrak methanol
metode perkolasi dengan tujuan untuk mendapatkan
dari minyak jarak pagar menunjukkan toksisitas
ekstrak semaksimal mungkin dari bahan yang
Nama Desa / Kelurahan
J umlah Penduduk
J umlah Penderita Attack Rate (%)
terhadap keong (Biomphalaria glabrata) dengan
nilai LC 50 sebesar 50 mg/L dan 5 mg/L. nilai LC Aek Pining
diekstrak. Metode perkolasi diketahui sebagai
100 sebesar 100 mg/L untuk minyak kasar dan 25 Perkebunan Sigala -gala
metode ekstraksi yang paling baik untuk
mg/L untuk ekstrak methanol dari minyak. Liu Total
mendapatkan ekstrak cair dari bahan serbuk biji
tanaman. Karena metode perkolasi menggunakan
(1997) melaporkan bahwa ekstrak methanol biji
sistem penetesan secara perlahan baik pelarut
jarak pagar menyebabkan kematian keong O.
maupun hasil ekstrak yang diperoleh, sehingga
hupensis sebesar 50% pada konsentrasi 10 mg/L. 4,5
pelarut benar-benar meresap dengan baik ke dalam
Hasil analisis probit menunjukkan bahwa Tabel 3. Distribusi Penderita KLB Demam Chikungunya Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Batang Toru
bahan yang diekstrak. 6
Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Tahun 2014Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Tahun 2014 nilai LC 50 dan LC 95 ekstrak biji jarak merah lebih
Jenis pelarut yang digunakan untuk ekstraksi
kecil daripada nilai LC ekstrak biji jarak pagar dan
biji jarak kastor. Hasil analisis probit juga Jenis Kelamin
biji jarak adalah metanol berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa nilai LC untuk ekstrak dengan Laki-laki
Jumlah Penduduk
Jumlah Penderita
Attack Rate (%)
yang dilakukan oleh Mellanie Rug dan Andreas
pelarut senyawa polar (metanol) memiliki nilai LC Perempuan
Ruppei tentang efektivitas ekstrak biji jarak pagar
yang lebih kecil daripada nilai LC pada ekstrak Total
(J. curcas) terhadap Oncomelania hupensis dan
Bullinus sp., menunjukkan hasil bahwa ekstrak
dengan pelarut semi polar (etil asetat) maupun
metanol biji jarak memiliki daya moluskisida yang
senyawa non polar (n-heksan). Dengan demikian,
lebih tinggi daripada ekstrak air biji jarak. Ekstrak
diperkirakan bahwa senyawa yang potensial sebagai
anti moluska lebih besar terkandung dalam senyawa Tabel 4. Distribusi Penderita KLB Demam Chikungunya Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Batang Toru
metanol mengandung senyawa phorbol esters yang
Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Tahun 2014 polar, yaitu ditunjukkan dengan kecilnya nilai LC
memiliki daya bunuh terhadap Oncomelania
hupensis. Phorbol esters merupakan racun yang
pada jenis larutan uji dengan pelarut senyawa polar
paling penting dalam ekstrak metanol biji jarak.
(metanol).
Kelompok Umur
J umlah Penduduk
J umlah Penderita
Attack Rate (%)
Penambahan phorbol esters terbukti dapat
5 Berdasarkan hasil analisis probit terhadap
meningkatkan daya bunuh terhadap keong.
<1 tahun
hasil uji di laboratorium menunjukkan bahwa
Pembuatan fraksi dari ekstrak metanol biji
1-4 tahun
ekstrak metanol biji jarak merah paling efektif dalam
jarak merah bertujuan untuk mengetahui secara
membunuh keong uji di laboratorium dibandingkan
5 - 14 tahun
lebih khusus senyawa yang memiliki kemampuan
dengan ekstrak metanol biji jarak pagar dan ekstrak
15 - 44 tahun
sebagai anti moluska termasuk ke dalam golongan
metanol biji jarak kastor.
45 - 64 tahun
senyawa polar, semipolar atau non polar. Fraksi
Hasil penelitian ini menunjukkan toksisitas = 65 tahun
hanya dilakukan pada ekstrak metanol biji jarak
terhadap keong uji di laboratorium untuk ekstrak biji Total
merah karena ekstrak biji jarak merah yang telah
jarak kastor cukup rendah, meskipun berdasarkan
dilakukan uji pendahuluan dan memberikan hasil
literatur biji jarak kastor bersifat sangat toksik baik
yang cukup potensial sebagai tanaman anti
bagi manusia maupun hewan. Hal ini dimungkinkan
moluskisida. Fraksi dilakukan dengan
karena ekstrak metanol yang terbentuk sangat kental
Efektivitas Ekstrak .............(Anis Nurwidayati et el)
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 31-38
Ekstrak yang diperoleh dari proses perkolasi dan
chikungunya adalah terdapat jentik nyamuk di TPA fraksinasi digunakan sebagai bahan dalam uji
Kematian keong terjadi mulai pada
tidur pagi dan sore hari (p value= 0,000; OR= 4,825; CI=
sekitar rumah (OR= 3,837; p-value= 0,013). fitofarmakologi di laboratorium terhadap keong
konsentrasi 8 ml/L, semakin meningkat pada
2,379-9,782) dan terdapat jentik nyamuk di TPA sekitar
konsentrasi 16 ml/L, dan paling tinggi pada
rumah (p value= 0,000; OR= 6,206; CI= 2,905-13,257).
perantara schistosomiasis, O. h. lindoensis. Hasil
konsentrasi 32 ml/L dan 64 ml/L. Pada 4 jam
Dari semua variabel tersebut kemudian dilakukan
PEMBAHASAN
kematian keong uji di laboratorium secara lengkap
Kasus demam chikungunya di Kecamatan Batang dapat dilihat pada Gambar 1.
pengamatan pertama sampai dengan ketiga belum
analisis multivariat, dimana setelah diketahui nilai OR
Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Pada uji dengan konsentrasi 0.25 – 4 ml/L
banyak ditemukan keong yang mati, namun
masing-masing faktor risiko kemudian dilanjutkan
merupakan KLB. Penetapan adanya KLB dilakukan ekstrak metanol biji jarak merah dan jarak pagar
kondisi keong semakin melemah karena semakin
dengan analisis multivariat dengan menggunakan regresi
dengan membandingkan data surveilans Puskesmas selama selama 24 jam kematian keong masih 0%.
terserapnya racun dalam larutan yang diujikan ke
logistik untuk melihat faktor risiko mana yang paling
Batang Toru dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Kematian keong pada konsentrasi 4ml/L diperoleh
dalam tubuh keong. Kematian keong mulai
dominan terhadap kejadian KLB demam chikungunya.
meningkat pada jam pengamatan keempat dan
Berdasarkan Tabel 6 faktor risiko yang paling
Selatan berupa grafik laporan kasus demam chikungunya
pada uji dengan larutan ekstrak metanol biji jarak 5 berpengaruh terhadap terjadinya KLB demam tahun 2009 s/d 2014. kastor, larutan fraksi metanol, fraksi etil asetat dan
sampai terakhir yaitu jam pengamatan keenam
(selama 24 jam). Pada pengamatan terakhir
fraksi n-heksan ekstrak biji jarak merah. Persentase
ditemukan keong mati sebesar 100% pada
kematian keong semakin bertambah dengan
konsentrasi larutan uji yang besar (32 dan 64 ml/L).
penambahan konsentrasi yang diuji serta dengan
Persentase kematian keong adalah sebesar 0-24%
bertambahnya waktu pengamatan.
untuk konsentrasi 8ml/L dan 24-95% untuk konsentrasi 16ml/L.
PSN & Fogging PE
MI terpanjang
Gambar 1. Grafik Persentase Kematian Keong Uji di Laboratorium dengan Perlakuan Berbagai Ekstrak Biji Jarak Selama 24 Jam
Keterangan : a : ekstrak metanol biji jarak merah
Gambar 2. Kurva Epidemik KLB Demam Chikungunya di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera b :ekstrak metanol biji jarak pagar
Utara Tahun 2014 Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara Tahun 2014
c : ekstrak metanol biji jarak kastor d : fraksi metanol ekstrak biji jarak merah e : fraksi etil asetat ekstrak biji jarak merah f : fraksi n-heksan ekstrak biji jarak merah
Tabel 5. Hasil Analisis Bivariat KLB Demam Chikungunya di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Sumatera Utara Tahun 2014
Tabel 1. Nilai LC 50 dan LC 95 Hasil Uji Laboratorium Ekstrak Biji Jarak terhadap Keong O.h.lindoensis
p - value
LC 50
LC 95
No Larutan Uji
Penggunaan obat anti nyamuk
Lower Optimum Upper
1 Jarak pagar ekstrak metanol 12,5652 16,9032 23,4105 109,5797 63,2077 302,6286
Praktek pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
2 Jarak kastor ektrak metanol 17,3528 20,6267 24,9695 100,1267 150,9315 278,0225
Tidak menggunakan kelambu saat tidur
3 Jarak merah ekstrak metanol 9,5699 10,4157 11,3328 16,3972
Terdapat jentik nyamuk di TPA sekitar rumah
4 Jarak merah fraksi metanol
Bekerja di luar rumah
5 Jarak merah fraksi etil asetat 24,0974 34,7720 58,3289 192,2428 434,7905 1.841,8744 6 Jarak merah fraksi n-heksan 19,8440 28,3700 46,0522 148,0880 318,9628 1.241,3950
Faktor Risiko ..................................(Frans Yosep Sitepu et al.)
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 9-14
Prosedur Kerja
Dimasukkan kertas saring bulat kecil untuk lapisan
kolom. Dimasukkan serbuk silika 7731 sedikit demi Tabel 6. Hasil Analisis Multivariat KLB Demam Chikungunya di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Pengumpulan biji jarak dilakukan di daerah
sedikit dan dipadatkan sampai ketebalannya kurang Sumatera Utara Tahun 2014
Kelurahan Tondo, Palu Utara, Sulawesi Tengah.
Pengambilan biji jarak dilakukan dengan cara
lebih 6 cm. Dimasukkan serbuk campuran ekstrak,
sedikit demi sedikit dan dipadatkan. Dimasukkan Variabel
memetik buah jarak yang sudah tua. Biji yang
terkumpul dikeringkan di bawah sinar matahari
serbuk silika 7731 di atas serbuk ekstrak sampai
ketebalan kurang lebih 7 mm. Diletakkan kertas Penggunaan obat anti nyamuk
saring di atas permukaan serbuk 7731 yang paling Praktek pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
dengan dibungkus kain hitam. Pengeringan
dilakukan sampai daging buah jarak mengering dan
atas. Dialirkan larutan penyari secara berurutan dari Tidak menggunakan kelambu saat tidur
terkupas dengan sendirinya, sehingga hanya biji
jarak yang tersisa. Biji jarak yang kering kemudian
non polar, semi polar, dan polar sedikit demi sedikit
melalui batang pengaduk, dengan perbandingan Terdapat jentik nyamuk di TPA sekitar rumah
disimpan di tempat yang kering untuk dibuat serbuk.
volume 1 bahan : 10 larutan penyari. Hasil fraksinasi
Ekstraksi biji jarak dilakukan dengan metode
Bekerja di luar rumah
diteteskan dan ditampung dalam tabung erlenmeyer
perkolasi. Serbuk simplisia ditiimbang dengan
sampai ekstrak berwarna jernih. Hasil fraksinasi Constant
timbangan analitik, kemudian dimasukkan kedalam
yang diperoleh diuapkan di atas waterbath.
bejana. Langkah selanjutnya adalah dibasahi dengan larutan penyari yaitu metanol, diaduk sampai rata,
Keong yang digunakan untuk uji dipilih yang Hasil wawancara terhadap penderita demam
berukuran 5-6 mm dengan asumsi bahwa keong chikungunya diperoleh informasi bahwa kasus pertama 8,9
tutup dan didiamkan di tempat terlindung dari
perkembangbiakan yang cocok bagi nyamuk Ae.
cahaya matahari, selama + 3 jam. Disiapkan alat
dengan ukuran tersebut adalah keong yang sudah
dewasa dan untuk menjaga keseragaman keong uji. terjadi pada Mrs. R, usia 39 tahun, tinggal di Desa
albopictus.
percolator, kemudian dimasukkan glass wool dalam
Setiap petridish diisi 15 keong dengan ukuran 5-6 Perkebunan Sigala-gala, dan tanggal mulai demam 5
Topografi wilayah Desa Perkebunan Sigala-gala
perkolator, dan dibasahi dengan penyari yang digunakan. Dimasukkan serbuk simplisia yang
mm yang diperoleh dari fokus keong Desa November 2013. Diperkirakan kasus pertama ini kontak
maupun Kelurahan Aek Pining Kecamatan Batang Toru
Mekarsari. Pemilihan lokasi ini karena Desa dengan nyamuk sekitar seminggu sebelum menimbulkan
Tapanuli Selatan merupakan daerah perkebunan, curah
didiamkan tadi kedalam perkolator sedikit demi
Mekarsari merupakan desa dengan angka prevalensi gejala yaitu pada minggu ke-4 Oktober 2013.
hujan tinggi dengan iklim tropis yang dapat menjadi
sedikit, kemudian diratakan. Dimasukkan kertas
paling tinggi di daerah endemis Napu. Selanjutnya Kemungkinan penularan terjadi ke tetangga yang mulai
tempat perkembangbiakan nyamuk Ae. albopictus.
saring diatasnya. Perkolator ditutup dengan
keong diuji selama 24 jam dan diperiksa setiap 4 jam sakit sekitar tanggal 10 November 2013.
Pengamatan jentik di lingkungan sekitar rumah
aluminium foil/plastik yang tengahnya dilubangi.
penderita dilakukan dengan mengamati lingkungan
Dipasang corong pisah di atas perkolator, diisi
untuk mengetahui kematian keong. Digunakan 6
jenis larutan uji, yaitu ekstrak metanol biji jarak hari. Dengan menarik garis ke belakang sebesar masa
Masa inkubasi demam chikungunya adalah 3-11
rumah dan sekitar rumah tempat tinggal kasus maupun
dengan cairan penyari. Diteteskan pada perkolator 1
kontrol meliputi bak penampungan air untuk mandi,
ml/menit sampai terdapat selapis cairan kurang lebih
merah (J. gossypiifolia), ekstrak metanol biji jarak
inkubasi (MI) terpendek (3 hari dari kasus I) dan MI
pagar (J. curcas), ekstrak metanol biji jarak kastor terpanjang (11 hari dari kasus terakhir) diperoleh
tumpukan ban dan kaleng bekas yang berisi air, tonggak
1 cm di atas permukaan serbuk, didiamkan selama +
(R. communis), fraksi metanol, fraksi etil asetat dan gambaran bahwa paparan terjadi antara akhir bulan
bambu berisi air dan tempat minuman burung atau unggas
dan penampung air lemari pendingin. Di sekitar rumah
24 jam. Setelah itu pelarut dan ekstrak diteteskan
fraksi n-heksan dari ekstrak biji jarak merah. Keong Oktober 2013 hingga minggu ke-2 bulan Januari 2014.
secara bersamaan dengan kecepatan 1 ml/menit.
penduduk terdapat barang-barang bekas yang dapat
Proses dilanjutkan sampai didapatkan ekstrak 10
O.h.lindoensis diuji dengan larutan ekstrak selama
24 jam di laboratorium. Konsentrasi ekstrak yang Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Masa KLB demam chikungunya yang terjadi di
menampung air hujan seperti ban-ban bekas, drum
kali berat bahan sampai larutan ekstrak jernih. Ekstrak dipisahkan dari penyari dalam vacuum
digunakan adalah (0,5; 1; 2; 4; 8; 16; 32; 64 ml/L) Sumatera Utara berlangsung selama ±13 (tiga belas)
penampungan air, kaleng-kaleng bekas, batok kelapa,
tempat air mineral bekas, dan lain-lain yang berada
rotavapor sampai didapatkan ekstrak kental. Ekstrak
untuk setiap jenis larutan. Kematian keong ditandai dengan tidak adanya reaksi sensitivitas kaki
minggu, dimulai akhir Oktober 2013 s/d minggu ke-2
disekitar rumah penduduk yang dapat menjadi tempat
kental diuapkan diatas waterbath untuk
muskular keong terhadap sentuhan jarum. Januari 2014 dengan jumlah 9 kasus.
Januari 2014 dengan puncak kasus terjadi pada tanggal 1
perkembangbiakan vektor demam chikungunya.
menghilangkan sisa penyari. Ekstrak ditimbang
Beberapa kegiatan penanggulangan KLB yang
Analisis data dilakukan dengan probit untuk kontrol diperoleh bahwa terdapatnya jentik nyamuk di
sampai didapatkan bobot konstan.
Sumber penularan dari hasil studi secara kasus
telah dilaksanakan antara lain pertama, perawatan dan
mendapatkan nilai lethal concentration (LC 50 & TPA sekitar rumah kasus berhubungan dengan kejadian
pengobatan penderita. Kegiatan yang dilakukan adalah
Fraksinasi ekstrak biji jarak merah dengan
LC 95). Uji statistik dengan Anova untuk KLB. Banyaknya TPA di sekitar rumah akan menjadi
pemberian pertolongan kepada penderita dengan cara
kolom dilakukan dengan larutan ekstrak ditambah n-
mengetahui adanya perbedaan di antara jenis larutan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes spp. Selain itu,
melakukan perawatan dan pengobatan pada penderita
hexana secukupnya untuk mencampurkan endapan
ekstrak uji dan di antara kelompok konsentrasi, ditunjang dengan perilaku masyarakat yang kurang
demam chikungunya. Pengobatan kepada penderita telah
dan larutan. Disiapkan serbuk silika 7731 dan 7739,
dilanjutkan dengan uji multiple comparison (LSD) melakukan PSN akan meningkatkan kepadatan larva
dilakukan oleh bidan desa setempat serta Puskesmas
dimasukkan ke dalam oven. Larutan ekstrak biji
untuk mengetahui jenis larutan yang paling efektif. (jentik) nyamuk 6,7 Aedes spp. Hasil pemeriksaan jentik
Batang Toru. Kedua, penyuluhan kesehatan dilakukan
jarak merah yang tercampur diambil dan
pada saat melakukan PE pada tanggal 19 dan 21 Januari
dicampurkan dengan serbuk silika 7739 dengan
didapatkan bahwa jentik nyamuk yang ditemukan adalah
2014. Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat memahami
perbandingan 1 bahan ekstrak : 3 serbuk silika.
HASIL
jentik nyamuk Aedes albopictus . Lokasi KLB adalah
pentingnya kesehatan lingkungan dan perilaku hidup
Campuran diaduk di atas waterbath untuk
Ekstraksi dengan metanol menghasilkan daerah perkebunan karet yang merupakan tempat
bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya pencegahan
menguapkan n-hexana sampai campuran ekstrak
rendemen biji jarak merah, jarak pagar dan jarak
kering. Disiapkan satu set alat kolom fraksinasi.
kastor berturut-turut sebesar 12,5%; 8% dan 17,5%.
Efektivitas Ekstrak .............(Anis Nurwidayati et el)
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 31-38
PENDAHULUAN
Sigala-gala, Lurah Aek Pining dan Kepala Desa Wek III. Schistosomiasis atau bilharziasis menempati
ini. Kandungan aktif moluskisida ini juga beracun 3
terhadap penyakit demam chikungunya dan penyakit
bagi ikan. Penggunaan bayluscide yang telah cukup
menular lainnya yang bersumber dari vektor nyamuk.
urutan kedua setelah malaria dalam masalah DAFTAR PUSTAKA lama perlu dikaji efektivitasnya pada saat ini. Ketiga, pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN kesehatan masyarakat di dunia, terutama di daerah
1. Kemenkes RI. Pedoman pengendalian demam tropis. Menurut WHO diperkirakan lebih dari 200
Penggunaan moluskisida kimia memiliki
dilaksanakan oleh masyarakat secara serentak dengan
chikungunya. Edisi 2. Jakarta: Direktorat Jenderal juta orang di seluruh dunia terinfeksi
kekurangan yaitu bahan lebih mahal dan
penggerakkan oleh tokoh masyarakat setempat yang
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan schistosomiasis. Schistosomiasis endemis di 74
menyebabkan polusi yang lebih besar terhadap
dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Januari 2014 yang
lingkungan.
meliputi kegiatan: menguras tempat penampungan air,
Kementerian Kesehatan RI; 2012.
negara berkembang. Saat ini diperkirakan terdapat
2. WHO. Guidelines for prevention and control of 650 juta orang tinggal di daerah endemis.
Kekurangan moluskisida sintetik mendorong
mengubur barang bekas yang dapat menampung air dan
chikungunya fever. WHO Regional Office for Schistosomiasis di Asia ditemukan di Asia Timur
penelitian tentang tanaman yang berpotensi sebagai
abatisasi. Keempat, pelaksanaan fogging pada hari Sabtu,
moluskisida alternatif selain niclosamide.
25 Januari 2014 untuk mengendalikan nyamuk dewasa.
South-East Asia, India; 2009.
(China dan Jepang) dan di Asia Tenggara (Philipina,
Penggunaan tanaman bermoluskisida diharapkan
Sistem surveilans Puskesmas Batang Toru dan
3. Indonesia, Vietnam, Laos, Thailand, Kamboja). Chin J. Control of communicable diseases manual. lebih sederhana, murah, dan lebih ramah Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan belum
Schistosomiasis di Asia disebabkan oleh cacing 17th Editions. Washington: American Public Health lingkungan. Ada beberapa moluskisida dari tanaman
berjalan dengan optimal dikarenakan kasus demam
Schistosoma japonicum yang hidup di vena porta Association; 2000. yang dapat membunuh keong perantara hepatika, sehingga penyakit ini dapat menyebabkan
chikungunya telah terjadi sejak bulan November 2013,
4. CDC. Chikungunya fever fact sheet. [cited 2014 Feb pembesaran limfa maupun hepar penderitanya. 1
schistosomiasis, di antaranya adalah tanaman jarak
namun kasus baru diketahui pada minggu ke-2 bulan
10]. Available from: www.cdc.gov/chikungunya/. Schistosomiasis atau penyakit demam
pagar (Jatropha curcas), jarak merah (J.
Januari 2014. Surveilans chikungunya diperlukan untuk
gossypifolia) dan Riccinus communis dari famili
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
5. Dinkes Prov. Sumut. Rekapitulasi Kejadian Luar
Euphorbiaceae. Ekstrak biji tanaman jarak pagar
dan efisien berupa survei kasus dan survei vektor.
keong di Indonesia diketahui terdapat di Dataran Biasa Tahun 2009-2013. Dinas Kesehatan Provinsi Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu, Sulawesi
memiliki potensi sebagai moluskisida terhadap
Sumatera Utara; 2014.
Biamphalaria glabrata dan O. hupensis, yaitu
KESIMPULAN
Tengah. Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan
6. Pialoux G, Gauzere BA, Jaureguberry S, Strobel M. oleh Muller dan Tesch (1937). Hospes perantara
dengan nilai LC100 pada konsentrasi 1 ppm. akan tetapi, penelitian tersebut masih berupa uji di
Telah terjadi KLB demam chikungunya di Desa
Chikungunya, an epidemic arbovirosis. Lancet schistosomiasis ditemukan tahun 1971 dan
Perkebunan Sigala-gala dan Kelurahan Aek Pining
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Infectious Dis. 2007; 7: 319-27
diidentifikasi sebagai Oncomelania hupensis
laboratorium.
7. Depkes RI. Perilaku dan siklus hidup nyamuk Aedes lindoensis.
Sumatera Utara dengan jumlah kasus sebanyak 74 orang.
Penelitian tentang bahan alami sebagai
aegypti. Buletin Harian (News Letter). 2004; Edisi Proporsi schistosomiasis terhadap jumlah
Attack rate (AR) tertinggi di Desa Perkebunan Sigala-
moluskisida serta aplikasinya di daerah fokus perlu
gala sebesar 3,92%; pada kelompok dengan jenis kelamin
Rabu 10 Maret 2004.
penduduk yang diperiksa di Lindu dan Napu
dilakukan untuk mencapai tujuan pemberantasan
8. Passi GR, Khan YZ, Chitnis DS. Chikungunya berfluktuasi pada lima tahun terakhir. Proporsi kasus
perempuan sebesar 2,71% dan pada kelompok umur < 1
keong, yaitu menekan infection rate pada keong
tahun sebesar 6,02 %. Periode KLB selama ± 13 minggu
schistosomiasis di Lindu tahun 2008 – 2012 yaitu
sampai dengan 0% di wilayah endemis. Penggunaan
infection in neonates. Indian Pediatrics. 2008;
dimulai pada akhir Oktober 2013 s/d minggu ke 2 Januari
1,4%; 2,32%; 3,21%; 2,67% dan 0,76%. Proporsi
bahan alami sebagai moluskisida juga diharapkan
45:240-2
2014 dengan puncak kasus terjadi pada 1 Januari 2014.
kasus schistosomiasis di Napu tahun 2008 – 2012
dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Tujuan
9. Dealtte H, Toty C, Boyer S, Bouetard A, Bastien F,
Sumber penularan bukan merupakan faktor tunggal yaitu
yaitu 2,44%; 3,8%; 4,78%; 2,15% dan 1,44%.
penelitian untuk menentukan efektifitas fraksi
Fontenille D. Evidence of habitat structuring Aedes
telah terjadi penularan penderita demam chikungunya
Fluktuasi kasus terjadi karena banyaknya faktor
ekstrak biji jarak merah (J. gossypiifolia), ekstrak
albpoctus populations in Reunion Island. [cited
secara terus menerus dan sumber penularan lebih dari 1
dalam penularan schistosomiasis, di antaranya
biji jarak pagar (J. curcas) dan ekstrak biji jarak
2014 Feb 10]. Available from:
orang. Faktor risiko yang paling berhubungan dengan
adalah adanya hospes perantara schistosomiasis
kastor (R. communis) terhadap keong
http://www.plosntds.org/article/info:doi/10.1371/jo
terjadinya KLB demam chikungunya terdapat jentik
yaitu keong O.h lindoensis. Infection rate pada
O.h.lindoensis.
urnal.pntd.0002111.
nyamuk di TPA sekitar rumah.
keong tahun 2012 adalah sebesar 1,2%. 10. WHO. Chikungunya. [cited 2014 Feb 10]. Available Upaya pengendalian schistosomiasis yang
m : dapat dilakukan adalah pengobatan dan pencegahan
METODE
SARAN
Menguatkan sistem surveilans untuk dapat
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/e
Penelitian dilakukan di Laboratorium
penularan melalui pengendalian keong perantara.
n/.
Schistosomiasis Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi
mendeteksi secara dini, kesiapsiagaan dan respons
Pengendalian keong dilakukan secara mekanik dan
11. Staples JE, Breimen RF, Powers AM. Chikungunya kimia. Pengendalian secara mekanik dilakukan
Tengah pada bulan Maret sampai Oktober 2009. terhadap KLB demam chikungunya di masa yang akan
fever: an epidemiological review of a re-emerging dengan perbaikan saluran air di daerah fokus,
Jenis penelitian adalah penelitian kuasi datang. Meningkatkan kegiatan PSN baik dalam rumah
infectious disease.CID.Oxford Journals 2009; pengeringan daerah fokus dan pengolahan lahan.
eksperimental di laboratorium. Bahan yang dipakai maupun lingkungan sekitar minimal seminggu sekali.
antara lain: 600 gr serbuk kering biji jarak merah;
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan
600 gr serbuk kering biji jarak kastor; 500 gr serbuk UCAPAN TERIMAKASIH
12. Guidelines for containment of chikungunya and menggunakan moluskisida. Moluskisida yang
kering biji jarak pagar; 5,6 L methanol PA (pro Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala