Laporan Praktikum Kimia Pangan I Kelar

KELAS F SEMESTER V
KELOMPOK 7
DAIROTUN KHASANAH

1141172105131

LULU DIANAH

1141172105195

MUSTAKIM

1141172105

SRI PURWANTI

1141172105023

YOGA MAHENDRA

1141172105005


MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

1. Masyarakat
A. Pengertian Masyarakat
Dalam
bahasa
Inggris
masyarakat
adalah society yang
pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa
kebersamaan. Masyarakat juga sering dikenal dengan istilah society yang
berarti sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi
komunikasi didalam kelompok tersebut. Menurut Wikipedia, kata
Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga
bisa diartikan sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian
membentuk kelompok yang lebih besar.
Istilah masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman
lebih luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan
beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:

Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin : Masyarakat adalah kelompok
yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
Menurut Max Weber : Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi
yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan
pada warganya.
Menurut : Emile Durkheim seorang sosiolog, masyarakat adalah
suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggotaanggotanya.
1

Menurut Karl Marx : Masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara
ekonomis.
Menurut M.J. Herskovits : Masyarakat adalah kelompok individu
yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
Menurut : Selo Soemardjan : Masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat adalah sekumpulan orang atau sekelompok orang yang hidup
dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh adat didalamnya.

B. Ciri-ciri Masyarakat
Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut.
1.

Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.

2.
Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu,
timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia.
3.

Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4.
Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang
lainnya.
C. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
1. Masyarakat Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan
hak asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan
Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Desa adalah sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli
berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran
dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat. Desa juga merupakan suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Desa
2

merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
2. Karakteristik Masyarakat Desa
Secara sosial, corak kehidupan masyarakat di desa dapat dikatakan
masih homogen dan pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi
oleh sistem kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap
sebagai anggota keluarga dan hal yang sangat berperan dalam

interaksi dan hubungan sosialnya adalah motif-motif sosial. Interaksi
sosial selalu di-usahakan supaya kesatuan sosial (social unity) tidak
terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin
dihindarkan jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang
menjiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan. Kekuatan yang
mempersatukan masyarakat pedesaan itu timbul karena adanya
kesamaaan-kesamaan kemasyarakatan seperti kesamaan adat
kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan pengalaman( (Soetardjo,
2002).
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai
hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan
dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan.
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
3. Masyarakat Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang
bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
a) Menurut Wirth, Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar,

padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen
kedudukan sosialnya.
b) Menurut Max Weber, Kota menurutnya, apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya dipasar lokal.

3

c) Menurut Dwigth Sanderson, Kota ialah tempat yang berpenduduk
sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani
ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada
daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan. Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta
dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung
bersifat individualistik.
4. Karakteristik Masyarakat Kota
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian
masyarakat kotalebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciriciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri-ciri yang menonjol dari masyarakat perkotaan,

diantaranya :
a. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu
dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah
keduniaan saja.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota.
e. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan
pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian
waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhankebutuhan seorang individu.
f. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
D. Perbedaan Antara Masyarakat Desa dan Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat
pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban
community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya
4


tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana,
karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti
ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. Kita dapat
membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masingmasing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial
yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang
lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga
masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok
atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati
(1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah
pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok
kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat
pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya
tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi
inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping
pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya

memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada
mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992)
menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada
umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan
sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan
yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam
menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) Jumlah dan kepadatan penduduk
2) Lingkungan hidup
3) Mata pencaharian
4) Corak kehidupan social
5) Stratifiksi social
6) Mobilitas social
7) Pola interaksi social
5


8) Solidaritas social
9) Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
2. Keluarga
A. Pengertian Keluarga
Secara harfiah, kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta:
"kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota" adalah lingkungan
yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut.
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga.
Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya
perkawinan pria dan wanita. Lain halnya Adler berpendapat bahwa
mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pda hasrat atau nafsu
berkuasa.
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial
sebagai hasil faktor-faktor politik , ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat
bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh
satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang

hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itub untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
B. Jenis Keluarga
Ada beberapa jenis keluarga yaitu :
 Keluarga inti ; yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak
 Keluarga konjugal ; yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah)
dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari
salah satu atau dua pihak orang tua.

6

 Keluarga luas ; ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga
aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi,
keluarga kakek, dan keluarga nenek.

C. Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
1. Fungsi Pendidikan, dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak.
Fungsi Sosialisasi anak, dilihat dari bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Fungsi Perlindungan, dilihat dari bagaimana keluarga melindungi
anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman.
Fungsi Perasaan, dilihat dari bagaimana keluarga secara intuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
Fungsi Agama, dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala
keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini
dan kehidupan lain setelah dunia.
Fungsi Ekonomi, dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Fungsi Rekreatif, dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
Fungsi Biologis, dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan
keturunan sebagai generasi selanjutnya.

Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara
keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua
atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
7

masing-masing
kebudayaan.

dan

menciptakan

serta

mempertahankan

suatu

3. Individu
a. Pengertian Individu
Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individiuum, “berarti
“yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial
paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu
sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan – kenyataan
hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.
Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat
dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup
berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya
selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi :
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat
membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun
dengan hakikat yang sama.
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan
dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut
dengan keindahan.
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk
mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam
diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima
oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan
manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai
dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
b. Peran Individu Dalam Keluarga
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di
pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses

8

perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani
maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri
sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan
saling mengadakan hubungan sosial di tengah – tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana
dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali,
sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi
seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga
mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena
itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi
hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada,
sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti
mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di
dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi
yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling
keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat
kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga,
keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita
melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada
pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan
individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah
dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu
sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai
perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
c. Peran Individu Dalam Masyarakat
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role) dan
kedudukan (status) yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang
diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu.
Sedngkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok.
Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka
setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap

9

individu dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai dengan
kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan
kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena
setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan
oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula.
Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan
kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai
Dalam kehidupan sehari – hari, setiap orang mempunyai peran dan
tugas yang berbeda. Tugas seorang Dokter berbeda dengan guru,
petani ,supir atau TNI/POLRI. Tetapi masing-masing saling
membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama yaitu
terpenuhinya kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian
peran dan kedudukan sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan
integritas social. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2
macam:
 Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui
perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran,
seperti anak yang bergelar raden, otomatis anaknya juga bergelar
raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalh raja. Seorang
anak yang berasal dari kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran
dan ketrampilan yang tinggi. Status ini sering pula disebut status yang
tertutup, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas.
Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status ini.
 Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau
perjuangan sendiri. Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan
karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru
karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di sekolahnya.
Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau
meraihnya karena kemampuan masing-masing individu dalam
beprestasi.
Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat symbol atau
lambang yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang
berstatus ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan luas rumah, seorang
guru tercermin sikap dan pakainnya, seorang TNI/POLRI dari kegagahan
dan pakaiannya, seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara
10

berbicara dan sopan santunnya. Banyak symbol yang dapat mencerminkan
status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
Dengan demikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam
pekerjaan, pemilikan kekayaan, agama dan faktor bilogis seperti jenis
kelamin.

Sumber :
http://rezaafirmansyah.wordpress.com/2012/10/13/peranan-individu-terhadapkeluarga-dan-masyarakat/ (3/11/13)
http://ridhodarmawan.wordpress.com/2012/11/18/individumasyarakat-dan-keluarga (03/11/13)
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga(03/11/13)
http://ridhodarmawan.wordpress.com/2012/11/18/individu-masyarakatdan-keluarga (03/11/13)

11