BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Dari Kacamata Masyarakat Desa
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Permasalahan kemiskinan yang memang sangat kompleks sudah lama terjadi di dunia ini, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih terpadu dari semua pihak dan terkoordinasi. Salah satu penanganan kemiskinan yang sekarang ini adalah dengan melakukan pembangunan dalam setiap negara, terutama negara-negara dunia ketiga. Selain untuk mengurangi kemiskinan, pembangunan terebut juga berguna untuk memenuhi tantangan dalam setiap negara untuk menjalankan roda pemerintahannya.
Dibeberapa negara dunia ketiga seperti Bangladesh dan Afrika Selatan, juga yang sedang melakukan pembangunan. Pemerintahan Bangladesh dalam pembangunannya mengajak LSM dan berbagai lembaga sukarela mandiri yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan, dan sementara itu, pemerintahannya sendiri melakukan atau melancarkan program pendidikan dasar nonformal untuk mambantu para rakyatnya dari buta huruf. Sementara itu, pada pemerintah Afrika Selatan dalam pembangunannya menerapkan kebijakan yang berorientasi pasar dengan mengandalkan sektor swasta yang mapan sebagai tulang punggungnya. Hal tersebut dilakukan karena Afrika Selatan tergolong negara industri yang masih dalam kelompok negara berkembang. Pemerintahnya mencoba mengatasi kemiskinan dengan mengadakan program-program kesehatan, pendidikan, perumahan, dan layanan sosial.
1 Di Indonesia sendiri hampir sama dengan pemerintahan Bangladesh yang mencoba melakukan pembangunannya dengan melakukan program-program yang lebih pada pemberdayaan masyarakatnya, yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di berbagai tempat. Proses-proses pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Hampir segala aspek kehidupan masyarakat mengalami perkembangan. Sehingga menimbulkan penanganan kemiskinan yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan masyarakatnya. Dalam penanganan kemiskinan yang terjadi masyarakat tidak sendirian menghadapinya, tetapi dibantu dan diatur oleh pemerintah agar tidak terjadi tumpang-tindih antara daerah yang satu dengan yang lain. Deangan program-program yang tepat akan memberikan hasil yang baik dan efektif terhadap masyarakat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik dan bersinergi antara pemerintah dengan masyarakat sehingga pembangunan yang diharapkan dapat terlaksana.
Salah satu program pemerintahan Indonesia dalam penangani kemiskinan adalah melalui Program Negara Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang mulai di perkenalkan pada tahun 2007. PNPM Mandiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu : PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, dan PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Dalam penelitian yang akan diteliti adalah PNPM Mandiri perdesaan yang merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
Pelaksanaan PNPM Mandiri dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga akan diprioritaskan pada desa- desa tertinggal.
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.
Sedangakan Program PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan di sektor perdesaan. Pendekatan terhadap program ini merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi rakyat. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhnya kebutuhan dasar yang ada dilingkungannya, mampu mengakses sumber daya diluar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut umtuk mengatasi masalah kemiskinan. Sedangkan misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: 1.
Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya, 2. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif, 3. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, 4. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat,
5. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah tangga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan pastisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui program ini diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
Tujuan umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Tujuan khususnya meliputi: 1.
Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.
2. Melembagakan pengelolaan pembanguan pastisipatif dengan mendayagunakan sumberdaya lokal.
3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.
4. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.
5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).
7. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penangulangan kemiskinan perdesaan.
Dalam negara Indonesia terdapat kurang lebih 81,2% merupakan wilayah perdesaan. Pada saat ini terdapat kurang lebih 63.058 desa yang tersebar pada 3329 kecamatan, 295 kabupaten, didalam berbagai wilayah provinsi diseluruh Indonesia.berdasarkan tingkat pendidikan dan tingakat teknologi, wilayah desa masih tergolong dalam wilayah urutan corak kehidupan yang agraris dan sederhana. Selain itu juga memiliki jumlah penduduk yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan kota-kota.
Sumatera Utara meruakan salah satu bagian dari Indonesia yang jumlah penduduk miskinnya mencapai sekitar 1.768.000 jiwa atau 13,9% dari 12,4 juta penduduk di daerah ini. Sumatera Utara terdiri dari Kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo adalah salah satabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 500.000 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai
Dalam kawasan Kabupaten Karo terdapat desa Mardingding yang berada dibawah kaki gunung Sinabung. Di desa Mardingding terdapat berbagai suku, agama dan juga mata pencaharian yang beragam dari masyarakatnya. Tetapi mata pencaharian yang utama adalah petani. Desa ini juga telah terpilih untuk melaksanakan Program Negara Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP). Program pedesaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan mengurangi kemiskinan di desa tersebut.
Untuk membantu pemerintah dalam mengurangari kemiskinan yang terdapat di desa, maka instasi-instansi pemerintahan desa harus ikut dilibatkan. Keterlbatan pemerintahan desa tersebut dengan memberukan pelayanan-pelayanan program yang di berikan oleh pemerintah pusat melalui program PNPM Mandiri Perdesaan, dan untuk selanjutnya program tersebut berjalan dalam lingkungan desa yang telah mendapatkan persetujuan ntuk mengembangkan desanya sendiri.
Dana PNPM Mandir Perdesaan di daerah kabupaten Karo dipakai untuk membeli beberapa keperluan bahan-bahan bangunan dengan rincian dibawah ini: Nama desa : Desa Tiganderket, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo
No Jenis Barang Volume Harga Satuan Jumlah Harga ( Rp ) ( Rp )
1 Batu kali 15/20 788 m 100.000,- 78.800.000,-
2 Pasir 221 m 80.000,- 17.680.000,-
3 Sirtu 360 m 90.000,- 32.400.000,-
4 Tanah timbun 557 m 60.000,- 33.420.000,- Jumlah (dengan angka)
162.300.000,- ( Sumber: Buku panduan program PNPM MP)
Salah satu tujuan PNPM Mandiri Perdesaan adalah menyediakan sarana dan prasana sosial dan ekonomi yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat desa.
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan secara umum terdapat pembangunan fisik desa, seperti:
1. Perbaikan atau pengerasan jalan.
2. Perbaikan kamar mandi umum.
3. Pembenahan jalan dengan membuat taman yang berorientasi pada ramah lingkungan.
Untuk pembangunan fisik desa, kebijakan pembangunan diarahkan pada pembangunan dan peningkatan infrastruktur berupa pembangunan sarana dan prasarana desa yang belum tersentuh pembangunan. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan atau mendorong perkembangan ekonomi wilayah dan menggerakkan kegiatan ekonomi rakyat di suatu kawasan dan sekitarnya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, mempercepat kemajuan ekonomi perdesaan, memberikan akses bagi masyarakat pedesaan untuk berusaha, menciptakan lapanagan kerja, memperlancar arus barang dan jasa, serta menjamin tersedianya bahan pangan dan bahan pokok lainnya.
Pembangunan merupakan salah satu cara untuk membuka keterisolasian suatu daerah agar lebih optimal pemanfaatan dan pengelolahan sumberdaya yang terdapat didesa yang melakukan pembangunan. Pembangunan prasarana yang berawal dari program pemerintah menandakan bahwa desa tersebut sudah melakukan pergerakan yang lebih baik atau maju. Mengingat bahwa salah satu hasil dari PNPM Mandiri Perdesaan tersebut adalah perbaikan jalan, sehingga masyarakat dapat melakukan mobilitas dengan mudah dan juga dapat menignkatkan hasil produlsi pertanian, yang hingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Melihat dari berbagai bentuk kehidupan bermasyarakat yang beragam, saya tertarik untuk meneliti manfaat yang terjadi dalam program PNPM mandiri tersebut dari perspektif masyarakat desa Mardingding. Mengingat berbagai pandangan yang beragam tentang manfaat PNPM Mandiri Perdesaan.
1.2 Perumusan Masalah
Begitu banyaknya pembangunan yang terjadi di Indonesia ini, yang banyaknya menimbulkan pendekatan dalam mengembangkan masyarakatnya. Pembangunan yang bersifat pastisipasi merupakan visi dari program PNPM MP yang telah berjalan. Dengan mengandalkan modal dari pusat untuk membanguna sarana dan prasana desa yang nantinya akan mendatangkan manfaat yang menguntungkan bagi warganya
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ingin melihat perspektif masyarakat desa Mardingding terhadap program PNPM Mandiri Perdesaan yang telah berjalan di desa tersebut, karena setiap masyarakat desa pasti memiliki perbedaan-perbedaan dalam menanggapai, melaksanakan program PNPM MP yang telah dilaksanakan.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif masyarakat desa Mardingding terhadap program PNPM Mandiri Perdesaan.
Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah yang akurat, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis dalam bidang pendidikan khususnya, instansi pemerintahan dalam melihat perkembangan pembangunan desa dan bagi masyarakat.
2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi bagi peneliti yang tertarik dengan manfaat PNPM dalam persepsi masyarakat desa Mardingding.
3. Manfaat Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta wawasan penulis mengenai pembangunan desa yang ada di dalam wilayah pemerintahan desa dan sebagai wadah latihan serta pembentukan pola pikir yang rasional dalam menghadapi segala macam persoalan yang terjadi di dalam masyarakat.
1.4 Defisi Konsep
1.4 Definisi Konsep Dalam penelitian ini menggunakan beberapa definisi konsep untuk mempermudah melalukan suatu penelitian. Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide gagasan untuk menjelaskan maksud dan pengertian konsep-konsep yang terdapat dalam proposal peneltian ini, maka dibuat batasan-batasan konsep yang dipakai sebagai berikut: 1.
Pedesaan Menuruttentang Desa, disebut bahwa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian darikabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda denga Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Ciri-ciri Masyarakat desa Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi
“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a) Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b) Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme). d)
e) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
Kewenangan desa adalah: Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganyang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa. Fungsi desa adalah sebagai berikut:
Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia 2.
Masyarakat Desa Masyarakat desa adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
3. Prasarana Jalan
Prasarana adalah bentuk hasil dari kerja manusia yang digunakan untuk mempermudah dan memperlancar aktivitas manusia. Salah satu prasarana adalah jalan.
Jalan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jalan desa. Jalan desa secara umum memiliki fungsi sebagai berikut: sebagai penghubung antar desa ke lokasi pemasaran, sebagai penghubung hunian/perumahan, sebagai penghubung desa ke kecamatan/kabupaten/provinsi.
Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan-jalan ini dibangun oleh pemerintahan desa dengan masyarakatnya. Jalan desa yang dibangun dalam program PNPM MP desa yang terdapat didesa Mardingding dengan “coran” semen yang dibuat berdasarkan jalan yang menghubungkan kawasan desa tersebut.