TULI SAN POPULER ARTI KEL I LMI AH

  PELATI HAN PENULI SAN ARTI KEL I LMI AH Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2008 PRI HANTORO JU RN AL I LM I AH , PEN D AH U LU AN D AN M ETOD OLOGI TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH Tulisan Populer

  1. Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi pembacanya.

  2. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi).

  3. Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan.

  4. Pembahasan dan analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus secara ketat mengikuti “aturan main” penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik

  

.

  TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH Artikel Ilmiah

  1. Tujuan menulis artikel ilmiah adalah untuk mendiseminasikan pemikiran kita ke khalayak akademik lebih luas melalui media jurnal yang sesuai dengan disiplin ilmunya baik lingkup nasional maupun antarbangsa.

  2. Artikel ilmiah selayaknya ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi- informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana

  TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH

  TULI SAN POPULER TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH & ARTI KEL I LMI AH

  3. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci, logis,

  5. Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan bertele-tele), dengan menggunakan bahasa berkelanjutan. Indonesia (asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang berlaku di dunia akademik. sehingga

  6. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga pembahasan dan analisisnya dapat dipahami kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri dengan jelas dan tepat. yang tinggi.

  4. Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi lebih

  7. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban yang melalui proses penyempurnaan penulisan dan menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena penyuntingan ulang (pembahasan dan analisis termasuk materi, data, bahasa, dsb.) keterpaksaan.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

  1. Memberikan pengantar tentang substansi artikel

  3. Pergunakan dan kembangkan kata-kata kunci sesuai dengan topik dan masalahnya, terutama sesuai dengan topik dan permasalahannya alasan-alasan baik teoretis maupun empiris yang kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat melatar belakangi kegiatan penulisan artikel. dengan menggunakan tata bahasa yang baku.

  2. Memuat secara eksplisit dengan singkat dan jelas Hindari penggunaan anak kalimat yang berlebihan. tentang arah, maksud, tujuan serta kegunaan artikel 4. Penyajiannya harus runut secara kronologis. sehingga tidak menimbulkan kerancuan pengertian,

  Kaitan logika antara alinea pertama dengan pemahaman dan penafsiran makna bagi berikutnya harus jelas. pembacanya.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

  5. Jika artikel ditulis berdasarkan hasil penelitian

  7. Kemukakan secara singkat dan jelas kerangka lapangan sangat penting mengemukakan berpikir berdasarkan konsep-konsep teoretis yang metodologi yang digunakan (baik yang bersifat digunakan untuk membahas, menganalisis dan kuantitatif maupun kualitatif. menafsirkan data, informasi serta temuan-temuan yang diperoleh.

  6. Metodologi penting dikemukakan agar pembaca dapat mengikuti dan memahami dengan jelas

  8. Penting mengemukakan pula konsep-konsep tentang: pemikiran yang berasal dari temuan-temuan penelitian lapangan sejenis, jika mungkin yang

  § Proses pengumpulan informasi dan data dari lapangan. § Pendekatan yang digunakan dalam mengonstruksi terbaru, yang telah dilakukan oleh peneliti atau pemikiran ketika membahas, menganalisis dan penulis atau peneliti lain sebelumnya. menafsirkan data serta informasi tersebut.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

  9. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta 11. “Posisi keilmuan” penulis dalam keseluruhan tulisan temuan-temuan penelitian terdahulu bermanfaat artikel itu sedapat mungkin sudah harus muncul sebagai bahan komparasi dan sekaligus penguatan dalam pendahuluan ini, agar pembaca secara lebih serta penajaman pembahasan, analisis serta awal sudah dapat memahami arah pemikiran, penafsiran-penafsiran. pendekatan serta paradigma yang digunakan.

  10. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta

  12. Tidak kalah pentingnya, semua uraian dalam temuan-temuan terdahulu tersebut seyogyanya telah pendahuluan harus menjadi acuan utama untuk dicerna sehingga tidak lagi berupa kutipan-kutipan bab-bab selanjutnya, agar konsistensi dan keutuhan utuh yang lebih merupakan “parade pernyataan tulisan artikel ilmiah dapat terjaga dengan baik.

  PENDEKATAN DALAM PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PEMBAHASAN DAN ANALI SI S Pendekatan kuantitatif

  4. Hasil-hasil pembahasan dan analisis dipaparkan dengan lebih mementingkan penggunaan

  1. Obyektif, positivistik, dan “bebas nilai”. penghitungan dan pengukuran matematis yang Subyektivitas sedapat mungkin sangat dihindari. disajikan dalam bentuk tabel-tabel, diagram,

  2. Deduktif (kadangkala kombinasi antara deduktif gambar/foto, serta bentuk-bentuk ilustrasi dan induktif). lainnya.

  3. Hubungan antarfenomena, kondisi, obyek, atau

  5. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan variabel bersifat kausalitas (sebab-akibat atau berdasarkan alat-alat (instrumen) yang korelasional). Hubungan kausalitas ini harus terstruktur dengan besaran populasi dan sampel dikemukakan secara jelas, obyektif, konkrit, yang sudah ditentukan maka kebenaran hasil

  reliable , dan testable dengan menggunakan alat-

  pembahasan dan analisis dapat diketahui alat pengukuran numerik, matematis atau statistik. dengan cepat, tepat dan akurat.

  PENDEKATAN DALAM PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PEMBAHASAN DAN ANALI SI S

  6. Analisis dan pembahasan harus dapat menghasilkan

  Pendekatan kualitatif

  suatu temuan (seharusnya temuan baru) yang dapat 1. Subyektif, relativisme, dan “ tidak bebas nilai”. digunakan untuk melakukan generalisasi yang

  2. Induktif (kadangkala kombinasi antara induktif dan obyektif dengan kadar kepercayaan yang tinggi dan mampu melakukan prediksi yang akurat. deduktif).

  7. Meskipun pembahasan dan analisis telah dilakukan

  3. Hubungan relasional antarfenomena dan dengan menghasilkan temuan dan pemikiran (baru) antarkondisi harus dikemukakan secara jelas. Tidak dengan tingkat akurasi dan kepercayaan yang tinggi, jarang fenomena dan kondisi yang muncul di namun penting untuk membaca dan merenung ulang lapangan sangat beragam dan di luar dugaan. pembahasan dan analisis yang telah dibuat.

  PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S

  Kalaupun harus membuat suatu generalisasi sifatnya hanya pada lingkup obyek penelitian.

  12.Setiap informasi, data dan pernyataan tentang sesuatu hal yang menggunakan kata-kata atau ungkapan-ungkapan lokal seharusnya ditulis lengkap dalam bahasa lokal sesuai dengan aslinya (pendekatan “emik”). Kemudian berilah penjelasan serinci mungkin.

  PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S

  4. Setiap fenemona sosial-budaya harus dibahas dan dianalisis dengan sangat rinci dan komprehensif.

11.Hasil pembahasan dan analisis tidak berpretensi menghasilkan suatu generalisasi.

  5. Ungkapkan dengan jelas hubungan relasional antara kondisi yang satu dengan yang lainnya sehingga fenomena-fenomena soial-budaya tersebut dapat dipahami secara proporsional dan kontekstual.

  PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S

  6. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan melalui wawancara sangat mendalam dan paticipant observation maka “catatan harian lapangan” (field notes ) - selain yang direkam dengan media elektronik - sangat penting sebagai acuan utama dalam melakukan pembahasan dan analisis.

  PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S

  7. Selain itu, deskripsi pembahasan dan analisis tidak saja dilakukan sangat rinci dan mendalam (thick description) melainkan juga bersifat naratif-interpretatif, agar makna- makna simbolik yang terkandung dalam setiap fenomena dapat diungkap dan dipahami sesuai dengan konteksnya.

  8. Alat-alat pengukuran numerik tidak diperlukan, namun data-data statistik kadang digunakan sebagai pendukung pembahasan dan analisis.

  PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S

  PENDEKATAN DALAM PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PENDEKATAN DALAM PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PEMBAHASAN DAN ANALI SI S 9. “Kebenaran” hasil pembahasan dan analisis lebih

  13. Hindari keinginan untuk menerjemahkan kata-kata, bersifat penafsiran-penafsiran terhadap makna-makna ungkapan-ungkapan dan pernyataan lokal tersebut simbolik. Kesalahan atau kebenaran penafsiran bukan agar makna-makna simbolik yang terkandung di hal yang utama, yang paling penting adalah tingkat dalamnya tidak hilang atau berubah. kedalaman dan ketajamannya.

  14. Catatan kaki menjadi penting sebagai sarana untuk

  10. Subyektivitas penulis sangat dihargai dalam arti mendeskripsikan lebih rinci kata-kata atau ungkapan- pemahaman dan penafsiran pribadi penulis tidak ungkapan lokal tersebut yang sering kali memiliki ditabukan, karena kualitas tulisan bergantung juga hubungan relasional dengan beberapa fenomena pada tingkat kualitas pemahaman dan penafsiran sosial budaya tertentu. penulisnya.

  PENDEKATAN DALAM PEMBAHASAN DAN ANALI SI S PENDEKATAN DALAM METODOLOGI dan PEMBAHASAN DAN ANALI SI S METODE § Kaitan antara pendekatan dalam pembahasan

  15. Sebagaimana pendekatan kuantitatif, dalam dan analisis dengan metodologi sangatlah pendekatan kualitatif ini penting pula untuk erat. Itu sebabnya, metodologi dalam artian

membaca dan merenung ulang pembahasan

“ilmu” yang mempelajari tentang metode atau dan analisis yang telah dibuat. Lebih-lebih cara-cara yang digunakan melakukan mengingat begitu kompleks dan rumitnya penelitian harus sinkron dengan pendekatan pembahasan dan analisis dalam penulisan

perilaku manusia dalam konteks kehidupan

artikel ilmiah. Begitu pula sebaliknya.

sosial-budayanya dan aspek-aspek lain yang

  § Dalam konteks pelatihan ini barangkali lebih melingkupinya. tepat digunakan terminologi metode.

  METODOLOGI dan METODOLOGI dan METODE METODE §

  Bidang ilmu-ilmu alam (eksakta): Pengertian metode adalah cara-cara yang digunakan deskriptif-verifikatif, dalam penulisan artikel ilmiah. obyektif-positivistik,

  § Metode tersebut haruslah sesuai dengan metodologi yang korelasional/kausalitas, digunakan pada saat melakukan penelitian. generalitatif dan prediktif.

  § Dengan demikian, secara garis besar ada dua macam metode yang lazim digunakan dalam penulisan artikel Bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora: deskriptif-naratif (thick description), ilmiah: subyektif-interpretatif,

  Metode dalam bidang ilmu-ilmu alam (eksakta atau natural etnografik, hermeneutik (analisis tekstual),

  ), science fenomenologi,

  Metode dalam bidang ilmu sosial dan humaniora (social non-generalitatif dan non-prediktif. science and humaniora ).

  TERI MA KASI H Mobile: 081332244666