Algoritma Split-Merge One Time Pad Dalam Peningkatan Enkripsi Data
Algoritma Split-Merge One Time Pad Dalam
Peningkatan Enkripsi Data Pryo UtomoMagister Teknik Informatika, Universitas Sumater Utara
Sapriadi
Magister Teknik Informatika, Universitas Sumater Utara
Muhammad Zarlis
Magister Teknik Informatika, Universitas Sumater Utara
Abstrak
One Time Pad (OTP) merupakan salah satu algoritma kriptografi yang sangat sulit untuk dipecahkan
kriptanalis. Namun seiring perkembangan teknologi, semakin banyak juga orang yang selalu menigkatkan kemampuannya untuk berusaha memecahkan keamanan data guna kepentingan pribadi masing-masing dan jika ini terjadi keamanan yang dirasa sangat kuat semakin lama akan menjadi rentan serangan pelaku yang tidak bertanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk menanggulangi permasalahan tersebut dimana terdapat pengembangan algoritma One Time Pad. Karakter plaintext dan kunci akan mengalami metode Split- Merge yaitu proses pemisahan menjadi beberapa bagian kemudian digabungkan kembali dengan pola yang telah ditentukan. Hasil metode Split-Merger selanjutnya akan dilakukan proses XOR untuk mendapatkan ciphertext. Kata Kunci : Split-Merger, Logika XOR, One Time Pad, Kriptografi I.hal yang tidak dapat dhindari. Namun dengan
LATAR BELAKANG
Perkembangan Teknologi khusus dalam adanya kemajuan dalam teknologi informasi, bidang Teknologi Informasi pada saat ini adalah komunikasi dan komputer maka kemudian muncul masalah baru, yaitu masalah keamanan kerahasiaannya dengan baik, metode one-time data dan informasi dan dalam hal ini akan pad ini sangat kuat dan tidak dapat dipecahkan. membuka peluang bagi orang-orang yang tidak Setiap proses enkripsi adalah unik dan tidak bertanggung jawab untuk menggunakannya memiliki hubungan satu dengan yang lainnya sebagai tindak kejahatan. Dan tentunya akan sehingga tidak ada pola yang dapat dideteksi merugikan pihak tertentu. Masalah keamanan oleh orang yang ingin mendekripsi pesan yang merupakan salah satu aspek yang sangat penting telah disandikan tersebut. dari sebuah sistem informasi. Tapi yang sangat di sayangkan, masalah keamanan ini kurang
Enkripsi :
mendapat perhatian. Seringkali masalah
pla int ext kunci ciphertext
keamanan menjadi urutan kedua atau bahkan urutan yang terakhir dalam daftar hal-hal yang
Dekripsi :
dianggap penting. Salah satu teknik yang dapat
ciphertext kunci pla int ext
digunakan untuk mengamankan data tersebut adalah dengan meng-enkripsi data tersebut sehingga pihak tertentu yang ingin mencoba b.
Metode Split-Merge membuka atau membaca data tidak akan mampu Metode Split-Merge merupkan metode yang untuk memproses data tersebut yang sering memisahkan bit-bit Plaintext dan Kunci menjadi disebut dengan Kriptografi. Namun walaupun beberapa bagian. Kemudian bagian-bagian kita semakin berusaha untuk mengamankan data
Plaintext maupun Kunci yang saling terpisah dengan algoritma-algoritma kriptografi yang ada, akan digabungkan kembali dengan aturan yang semakin banyak juga orang yang menigkatkan telah ditentukan. Dengan menggunakan metode kemampuannya untuk dapat menembus Split-Merge, Ciphertext yang dihasilkan akan pertahanan agar dapat membaca data yang telah bertambah empat kali lipat lebih banyak. Dengan kita enkripsi sebelumnya. Terdapat beberapa begitu., Ciphertext yang dihasilkan akan lebih penelitian terkait pengembangan algoritma yang banyak dibandingkan menggunkan algoritma ada. Untuk itu penulis juga menawarkan suatu biasa. Berikut ini adalah contoh
One Time Pad
pengembangan algoritma baru dengan dari Meteode Split-Merge: mengadopsi algoritma One Time Pad dan dipadukan dengan metode split-merge yang bertujuan untuk lebih memperkuat keamanan data maupun informasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA a.
One Time Pad Dalam kriptografi dikenal beberapa algoritma dan, salah satu diantaranya adalah Algoritma
One Time Pad (OTP). OTP termasuk cipher
aliran (stream cipher). Ditemukan oleh Mayor J Maugborne dan G Vernam pada tahun 1971. Setiap kunci hanya digunakan untuk sekali pesan. Proses pengenkripsian dengan Algoritma
One Time Pad (OTP) atau Kriptografi One Time Pad pada dasarnya adalah algoritma exclusive-or
yang sedarhana dengan pengimplementasian yang tidak terlalu rumit.
Jika kunci yang digunakan benar
- – benar acak dan digunakan hanya sekali serta terjaga
Tabel 1. Proses metode Split-Merge
Jenis Binary Pembagian kelompok0100101 Plaintext
01
00
10
11
1 Metod 1011011 e Split
Kunci 1011 0111
1 Metode Split - 011110011 011111011 1011011011 1011001011
Merge Merge
1
1 1011011011101100101
01111001110111110111
1 Ciphertext 1011011011101100101101111001110111110111
Tabel 2. Proses pemisahan (Split)
Berdasarkan Tabel 1 dapat kita lihat ciphertext yang dihasilkan menjadi empat kali lipat lebih banyak yang berarti jika ciphertext Desimal Pembagian
Karakter Binary ASCII Kelompok
sebelumya memiliki satu karakter maka dengan menggunkan metode ini akan menghasilkan
x1 x2 x3 x4 empat karakter ciphertext.
Plaintext K
75 01001011 01 00 10 11 y1 y2
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kunci Y
89 01011001 0101 1001
One Time Pad (OTP) bekerja berdasarkan
logika XOR antara bilangan biner plaintext dan kunci yang telah ditetapkan ASCII. Namun Setelah Plaintext dan Kunci terpisah langkah dalam pengembangan ini sebelum Plaintext dan kunci melakukan proses
XOR penulis selanjutnya adalah memadukan pecahan-pecahan menggunakan Metode Split-Merge yang telah plaintext dan kunci dengan aturan sebagai dijelaskan sebelumnya. berikut : A. Proses Enkripsi
Tabel 3. Proses Penggabungan (Merge)
Metode Split-Merge
Aturan Implementasi Hasil
memiliki langkah awal dimana bilangan biner
penggabungan
ASCII Plaintext dipisahkan menjadi empat N = x1 y1x1 ; N = 01 0101 01 01010101
1
1
bagian dan bilangan biner
N = x2 y1x2 ; N = 00 0101 00 00010100
2
2 ASCII Kunci akan di
pisah menjadi dua bagian N = x3 y2x3 ; N = 10 1001 10 10100110
3
3
seperti berikut :
N = x4 y2x4 ; N = 11 1001 11 11100111
4
4 Selajutnya Nilai N
1
Tabel 6. Proses XOR dekripsi
1 N
N
Berdasarkan analisi yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangani algoritma One Time Pad (OTP) menggunakan metode split-merger akan membanyak hasil ciphertext dengan bertambah 4 kali lipat.dengan begitu jika sebuh plaintext berjumlah 50 karakter maka total ciphertext akan menghasilkan karakter sebanyak 200 karakter acak. Dengan begitu penulis berharap akan lebih menyulitkan kriptanalis atau orang yang ingin memecahkan
KESIMPULAN
Tabel 7. Penggabungan Plaintext IV.
Langkah terkahir dalam proses dekripsi adalah menggabungkan nilai x1,x2, x3 dan x4 menjadi satu kesatuan. Dengan begitu plaintext akan kembali didapatkan.
. Hal ini dilihat pada tabel 6 berikut :
3 N
4
, N
3
, N
2
, N
1
2 N
4 Plaintext (Split- Merge)
4
10
1
1
01 00 10 11 01001
Plaint e x t
I Karakter x1 x2 x3 x4
Kelompok Binary Desimal ASCI
11 Pembagian
00
01010101 00010100 10100110 11100111
01
11
01 00 xxxx 00 10 xxxx 10 11 xxxx
01 xxxx
XOR 00001100 01001101 11111111 10111110 Ciphertext ϙ M Null ¥ Aturan penggabungan Implementasi Hasil x1 = left(0,2) / right(6,2) x2 = left(0,2) /right(6,2) x3 = left(0,2) / right(6,2) x4 = left(0,2) / right(6,2)
01011001 01011001 01011001 01011001
Kunci awal
atau dengan cara mengambil 2 digit terakhir dari N
, N
, N
XOR terhadap Ciphertext dan kunci. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut :
000011
4 Ciphert ext ϙ M (Null) ¥ Bilanga n Biner ASCII
3 N
2 N
1 N
Tabel 5. Proses XOR dekripsi N
Proses Dekripsi Didekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi dengan tujuan mengembalikan data agar dapat kembali dibaca. Proses dekripsi pada tahap awal harus melakukan proses
01 111111
Tabel 4. Proses XOR enkripsi B.
akan di-XOR-kan masing-masing dengan kunci awal. Seperti pada tabel 4.
4
, N
3
, N
2
00 010011
11 101111
3
01 000101
, N
2
, N
1
11 Hasil plaintext yang didapat kemudian akan melakukan proses pemotongan. Proses pemotongan itu dilakukan dengan cara mengambil 2 digit pertama N
10 111001
00 101001
010101
10 Kunci
(Plainte xt)
01 XOR
01 010110
01 010110
01 010110
010110
awal
75 K kode untuk kepentinga pribadi dan merugikan orang lain dalam memecakan data.
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Z and Xu, J. 2008. One-Time-Pads
[1] Encryption in the Tile Assembly Model.
IEEE Explorer and Conference Proceeding. [2] Kurniawan, Y. 2004. KRIPTOGRAFI : Keamanan Internet dan Jaringan Komunikasi. Bandung :
Informatika Bandung. [3] Mezaal, Y. S et al. 2016. OTP Encryption Enhancement Based on Logical Operations. IEEE Explorer and
Conference Proceeding. [4] Saragih, F. R. 2008. Penggunaan Kriptografi One Time Pad (Algoritma Vernam) dalam Pengamanan Informasi.
[Artikel].