MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL warming

MAKALAH FISIKA
Materi : Pemanasan Global
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran fisika
Guru Pengampu : Akhmad Fadloli, S.Pd., M.M.

Disusun oleh :
Naufal Aly Alfarisi XI IPA 3
Raffie Ahmad Riesman Putra XI IPA 3

PROGRAM PEMINATAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SMA NEGERI 7 KOTA TANGERANG SELATAN
JALAN VILLA MELATI MAS BLOK J NO. 101 SERPONG UTARA

2016 – 2017

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul

“Makalah Fisika – Materi : Pemanasan global”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Akhmad Fadloli,
S.Pd., M.M. selaku guru mata pelajaran fisika yang telah memberi
bimbingan mengenai format makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari sempurna. Karenanya, kami meminta kritik dan saran
untuk revisi kedepannya dan sebelumnya mohon maaf apabila
terdapat
kata

kata
yang
kurang
berkenan.
Tangerang Selatan, Februari 2017
Penyusun

Daftar Isi
Halaman Judul
(Sampul)

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1
(Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat
Penulisan
1.5 Metode
Penulisan
1.6 Sistematika
Penulisan
Bab 2
(Pembahasan)
2.1 Pengertian
2.2 Penyebab
2.3 Dampak
2.4 Solusi


.........................................
.........
.........................................
.........
.........................................
.........

3.2 Saran
Daftar Pustaka

2
3
4

.........................................
.........
.........................................
.........
.........................................

.........
.........................................
.........
.........................................
.........
.........................................
.........

4
4
4
4
5
5
6

.........................................
.........
.........................................
.........

.........................................
.........
.........................................
.........

Bab 3 (Penutup)
3.1 Kesimpulan

1

.........................................
.........
.........................................
.........
.........................................
.........

6
6
8

1
0
1
1
1
1
1
1
1
2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanasan global adalah meningkatnya temperatur akibat
peningkatan jumlah emisi gas efek rumah kaca di bumi secara
keseluruhan, meliputi peningkatan atmosfer, temperatur laut, maupun
daratan yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung
terhadap masa depan dan eksistensi bumi termasuk manusia dan
seluruh makhluk hidup didalamnya.

Sadar atau tidak, kini kita telah mengalami dampak yang terjadi
dari pemanasan global, misalnya tenggelamnya pulau – pulau kecil
maupun iklim yang tidak menentu. Fenomena ini tidak boleh dibiarkan
begitu saja. Oleh karena itu penulis memilih pemanasan global sebagai
topik dalam makalah ini selain berdasarkan tugas yang diberikan, juga
ingin mendalami tentang makna, penyebab, dampak, dan solusi dari
pemanasan global yang terjadi di bumi kita ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari pemanasan global ?
b. Bagaimana pemanasan global dapat terjadi ?
c. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global ?
d. Bagaimana cara mengatasi dampak yang ditimbulkan pemanasan
global ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi mengenai pengertian dan konsep dari
pemanasan global

b. Memberikan informasi mengenai penyebab timbulnya pemanasan
global
c. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan

pemanasan global
d. Memberikan informasi mengenai solusi dari pemanasan global
1.4 Manfaat Penulisan
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk
pengetahuan, referensi pembaca serta mengingatkan kembali mengenai
fenomena pemanasan global di bumi, dari makna, penyebab, dampak,
maupun solusinya.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan
observasi adalah penelitian arsip (archive research) yang dilakukan
dengan cara membaca karya – karya ilmiah di internet yang
berhubungan dengan topik, tercantum pada daftar pustaka.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara ringkas inti dalam penulisan makalah
ini,
maka

digunakan
sistematika
penulisan
yang
bertujuan
mempermudah pembaca menelusuri dan memahami isi makalah dalam
bentuk poin sebagai berikut.
Kata Pengantar : Penegasan makalah sebagai laporan hasil tugas penulis dan
judul.
Daftar Isi : Tabel untuk mempermudah menemukan suatu bagian dalam
makalah.
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang : Alasan memilih topik pemanasan global sebagai objek
makalah.
1.2 Rumusan Masalah : Masalah yang akan dibahas di makalah berupa
pertanyaan.
1.3 Tujuan Penulisan : Tujuan yang ingin disampaikan penulis melalui
makalah.
1.4 Manfaat Penulisan : Manfaat yang akan dicapai setelah membaca
makalah

1.5 Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah.
1.6 Sistematika Penulisan : Garis besar untuk memahami bagian-bagian dari
makalah.
BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1
2.2
2.3
2.4

Pengertian : Menjelaskan konsep pemanasan global
Penyebab : Menjelaskan proses terjadinya pemanasan global
Dampak : Menjelaskan dampak dari pemanasan global
Solusi : Menjelaskan solusi untuk mengatasi pemanasan global

BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan : Intisari dari pembahasan yang dituangkan dalam bentuk
teks.
3.2 Saran : Rekomendasi dari penulis kepada pembaca.
Daftar Pustaka : Catatan sumber yang digunakan dalam penyusunan

makalah.
Lampiran : Berisi foto – foto yang mendukung penyusunan makalah.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pemanasan global adalah suatu bentuk fenomena terjadinya
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi dari
tahun ke tahun akibat emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida
(CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitro oksida (N 2O), hidrofluorokarbon (HFC),
perfluorokarbon (PFC), dan sulfur heksafluorida (SF 6) di atmosfer, yang
umumnya dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan
yang dilakukan oleh manusia.
Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca, ia
semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari
Matahari yang dipancarkan ke Bumi, yang kemudian peristiwa ini
disebut sebagai efek rumah kaca. Peristiwa tersebut sebenarnya
menjaga bumi agar tetap dalam kondisi hangat dan tidak membeku,
namun jika intensitasnya berlebih sifatnya sangat merusak karena
semua panas terperangkap di dalam bumi dan suhu umum bumi secara
universal meningkat yang menyebabkan banyak hal seperti mencairnya
es di bagian kutub, tidak menentunya cuaca, hewan – hewan yang
kehilangan habitatnya, dan timbulnya berbagai macam penyakit,
misalnya kanker kulit.
2.2 Penyebab



Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari
matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini
mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi.
Oleh karena itu suhu di permukaan bumi akan meningkat, dan
terjadilah efek rumah kaca. Peningkatan kadar gas rumah kaca
menyebabkan meningkatnya intensitas efek rumah kaca, sehingga
menyebabkan pemanasan global.
Banyak orang termasuk para ahli yang menuding bahwa
penyebab kenaikan temperatrur bumi adalah aktivitas-aktivitas
manusia yang memicu dan mendorong timbulnya gas efek rumah
kaca. Berbagai aktivitas manusia yang memicu peningkatan gas
efek rumah kaca antara lain kegiatan industri, pembabatan hutan
secara terus-menerus, kendaraan bermotor, kegiatan peternakan
dan rumah tangga. Pemicu atau penyumbang gas efek rumah
tangga yang dominan adalah kegiatan industri (dan pabrik-pabrik),
kendaraan bermotor, dan perambahan hutan yang berlangsung
secara terus-menerus.



Lubang Ozon
Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan
stratosfer yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 - 35 km dari
permukaan bumi. Istilah 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian
sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan inggris, BAC
menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang
tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang
mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah
menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di
mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk
membentuk ozon .Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi
konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang

mengandung khlor dan brom perusakan lapisan ozon semakin
parah.
Penyebab terbentuknya lubang ozon ada tiga. Sinar
matahari, halogen dan temperatur rendah. Di saat temperatur
turun melebihi ambang batas, awan terbentuk di stratosfer.
Halogen, khususnya polutan, seperti klorin dan brom, berubah
menjadi senyawa kimia yang bereaksi dengan cepat di ozon.
Berdasar hasil penelitian ilmuwan lainnya, lapisan ozon yang
menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis.
Gas CFC atau freon disebut juga sebagai gas yang
menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC
digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari es, bahan
dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut
terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Sehingga kegiatan
manusia merupakan faktor utama dalam pembentukan lubang
ozon. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan gas
rumah kaca dan berpotensi terhadap pemanasan global jauh lebih
tinggi dibanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC
di atmosfer mempercepat laju pemanasan global. CFC akan tetap
berada di atmosfer dalam waktu berabad -abad. Artinya, kontribusi
CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan
berlangsung dalam waktu sangat lama.


Efek balik
Contohnya pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan
akan lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan
terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Keadaan ini
menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri. Peristiwa efek balik
ini dapat meningkatkan kandungan air absolut di udara, namun
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat. Karena usia CO 2
yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan
dapat dibalikkan.
Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi
infra merah akan dipantulkan kembali ke bumi oleh awan,
sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sementara awan
tersebut akan memantulkan pula sinar Matahari dan radiasi infra
merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Efek balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan

memantulkan cahaya oleh es. Lapisan es yang berada di dekat
kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat ketika
temperatur global meningkat. Bersamaan dengan mencairnya es
tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih
sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan
menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Kejadian ini akan
menambah faktor penyebab pemanasan dan menimbulkan lebih
banyak lagi es yang mencair, sehingga menjadi suatu siklus yang
berkelanjutan.
Faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap pemanasan
global adalah efek balik positif akibat terlepasnya CO 2 dan CH 4 dari
melunaknya tanah beku (permafrost). Selain itu, es yang mencair
juga akan melepas CH4 yang juga dapat menimbulkan umpan balik
positif.
2.3 Dampak


Bidang Kesehatan
a. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena
stress panas.
b. Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara
yang hangat akan memperbanyak polutan
c. Meningkatnya penyakit – penyakit tropis, seperti demam kuning dan
encephalitis
d. Meningkatnya penularan penyakit seperti DBD dan malaria
e. Timbulnya kanker kulit, katarak, penurunan kekebalan tubuh, dan
melemahnya sistem kekebalan tubuh.



Bidang Ekologi dan Zoologi
a. Hewan – hewan melakukan migrasi untuk mendapatkan habitat
baru
b. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu,
kelembaban dan produktivitas primer
c. perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa
pertumbuhan organisme tertentu
d. laju produktivitas primer ikan berubah
e. punahnya hewan yang tidak dapat beradaptasi
f. munculnya kemampuan baru pada hewan yang telah berevolusi
setelah adaptasi selama pemanasan global



Bidang Iklimatologi dan Geografi
a. gunung – gunung es akan mencair
b. daratan akan mengecil karena air laut yang terus meningkat
c. daerah – daerah yang sebelumya mengalami salju ringan mungkin
tidak akan mengalaminya lagi
d. di daerah subtropis pegunungan yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta salju akan lebih cepat mencair
e. bertambahnya frekuensi dan intensitas banjir
f. temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
meningkat
g. daerah tropis akan menjadi lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan
h. mencairnya es di kutub utara maupun selatan.
i. meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim
j. perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin
menyebabkan terjadinya perubahan arus laut.
k. siklus air berubah



Bidang Pertanian dan Perikanan
a. menurunnya produktivitas pertanian, khususnya pada wilayah
pantai akibat naiknya temperatur bumi
b. terjadinya iklim ekstrim yang meningkat, sehingga sektor pertanan
akan kehilangan produksi akibat bencana kekeringan dan banjir yang
silih berganti
c. kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana
kering dan banjir
d. tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama
e. masa tanam lebih lama di beberapa area
f. Hasil tangkapan berkurang karena perubahan jalur migrasi ikan

2.4 Solusi
1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan
penghijauan di lahan-lahan kritis. Dalam hal ini tumbuhan memerlukan
karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang berarti akumulasi gasgas karbon di atmosfer dapat dikurangi.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna
mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan
batu bara). Emisi gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Untuk mengatasinya bisa
dengan menggunakan energi matahari, air, angin, dan bioenergi. Di

daerah tropis, misalnya dengan mobil tenaga surya, listrik tenaga surya.
Selain itu ada bioenergi, antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp)
yang menghasilkan minyak.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk
menyalakan kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang
mengandung karbon. Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas
menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan, misalnya dari sampah
organik. Sampah yang akan dibuang sebaliknya dipilah agar dapat
didaur ulang.
4. Penegakan Hukum. Hutan di Indonesia sekarang sudah berkurang
karena illegal logging maupun pembakaran hutan untuk dijadikan lahan.
Untuk melestarikannya maka diperlukan dasar hukum yang mengatur
sektor perhutanan.
5. Mengubah kebiasaan individu, seperti mengurangi penggunaan
listrik yang berlebihan atau pemborosan seperti memakai lampu hemat
listrik, memakai air secukupnya, mematikan lampu atau AC saat tidak
dipakai, dan mengurangi produk yang menggunakan gas emisi rumah
kaca seperti AC, kulkas dan parfum
6. Gaya hidup ramah lingkungan, misalnya berbelanja dengan
membawa kantung atau tas sendiri, mencatat dengan handphone,
mengeringkan rambut dengan handuk, mengeringkan cucian dengan
sinar matahari, dan berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum
saat berpergian.
7. Menjadi vegetarian. Memproduksi daging sarat CO 2 dan metana dan
membutuhkan banyak air. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global,
lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku
panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan
daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO 2 ,
sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang190 kg CO 2
8. Pendidikan lingkungan hidup. Agar lebih mencintai alam, diperlukan
penyuluhan kepada masyarakat dari usia dini tentang wawasan
lingkungan, misalnya agar memilah sampah, tidak membakar sampah,
dan menanam pohon.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global adalah fenomena meningkatnya suhu di bumi
secara universal, baik di atmosfer, laut, maupun daratan karena
terperangkapnya energi panas yang dipancarkan matahari di dalam
bumi; disebabkan oleh gas – gas rumah kaca; dimana gas tersebut bisa
saja ditimbulkan oleh manusia maupun alam. Dampaknya sangat
banyak, meliputi bidang kesehatan, ekosistem, cuaca, dan geografi.
Fenomena ini dapat kita atasi dengan gaya hidup ramah lingkungan dan
wawasan lingkungan sejak dini.
3.2 Saran
Untuk mencegah pemanasan global perlu kerjasama seluruh
manusia di bumi untuk lebih menjaga dan mencintai lingkungannya,
misalnya tidak melakukan pemborosan ataupun produk yang dapat
menambah gas emisi rumah kaca, selain itu bisa juga dengan
mengubah gaya hidup yang ramah lingkungan seperti membawa
kantung belanja sendiri dan menjadi vegetarian.

Daftar Pustaka
Sinaga, Deddy. “Makalah Pemanasan Global” 2013. (Online),
(https://bhianrangga.files.wordpress.com/2013/12/makalah-pemanasanglobal.pdf )
Utina, Ramli. “Pemanasan Global : Dampak dan Upaya
Meminimalisasinya” (Online),
(http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/PEMANASAN-GLOBALDampak-dan-Upaya-Meminimalisasinya.pdf )
Fadliah. “Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi”
(Online),
(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527 )
Raha, Septian. “Makalah Pemanasan Global” (Online),
(https://www.academia.edu/5160586/MAKALAH_PEMANASAN_GLOBAL )
Muhi, Ali Hanapiah. “Praktek Lingkungan Hidup” 2011. (Online),
(http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/PEMANASANGLOBAL.pdf )
Warjono, Tarsoen. “Pemanasan Global” 2009. (Online),
(https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2009/12/15-pemanasanglobal.pdf )
Padmaningrum, Regina Tutik “Pemanasan Global” (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutikpadmaningrum-dra-msi/c9pemanasan-globalregina-tutikuny.pdf )