analisis faktor faktor yang mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ
Periode 2004-2006)

Utari Hilmi FH S.E., Ak. (Pemakalah 1)
Syaiful Ali S.E., MIS. (Pemakalah 2)

Abstract
This research aims is to know factors influencing timeliness of financial
statement forwarding. Bapepam as a regulator of capital market stated Bapepam
Decision Number KEP-36/PM/2003 specifying deadline of financial statement
forwarding from 120 day become 90 day.
Sample of research is 879 firms listed in Jakarta Stock Exchange period 20042006 that selected by using purposive sampling method. Method used in analyzing data
that is logistic regression. Result of this research at level significance 5%, variable
profitability (ROA), liquidity (CR), shareholder’s dispersion (KP), and reputation of
public accountant firm (KAP) have an effect on by significance to timeliness of
financial statement forwarding. While variable of financial leverage (DER), firms size
(TA) and auditor opinion (OA) not have an effect on to timeliness of financial statement
forwarding.
Keywords: timeliness, financial statement, Bapepam decision

PENDAHULUAN
Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam
menyajikan suatu informasi yang relevan. Karakteristik informasi yang relevan harus
mempunyai nilai prediktif dan disajikan tepat waktu. Laporan keuangan sebagai sebuah
informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat
waktu bagi pembuat keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya
dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak

1

semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan
relevansinya.
Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah
disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa
ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar
laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Profesi akuntansi
pun mengakui akan kebutuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Hal ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha untuk
tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangan.
Pada penjelasan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal diterangkan dengan

jelas kewajiban untuk menyampaikan dan mengumumkan laporan yang berisi informasi
berkala tentang kegiatan usaha dan keadaan keuangan perusahaan publik. Dimana hal
tersebut tidak hanya sekedar untuk efektivitas pengawasan oleh Bapepam dan
ketersediaan informasi bagi masyarakat, tapi juga diperlukan oleh investor (pemodal)
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Agar pengambilan keputusan investasi
berdaya guna dan relevan, maka diperlukan ketersediaan informasi yang tepat waktu.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) apakah
profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, ukuran perusahaan, kepemilikan publik,
reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP), dan opini auditor mempengaruhi ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris
bahwa faktor profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, ukuran perusahaan,
kepemilikan publik, reputasi (KAP), dan opini auditor mempengaruhi ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.

2

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) untuk akademisi, dapat
memberikan referensi dan kontribusi terkait dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan; (2) untuk praktisi,

dapat memberikan gambaran tentang pentingnya ketepatan waktu dalam menyampaikan
posisi keuangan perusahaan kepada publik.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia
Pada Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan
secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan
insidental lainnya kepada Bapepam. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan
perusahaan publik diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-38/PM/2003 tentang Laporan Tahunan yang
berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7 Desember 2006, untuk
meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan
Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.
Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor
independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120
hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30

September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya

3

Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan
tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan
disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari)
setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dan dalam Peraturan Bapepam dan LK
Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud
melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan
penyampaian laporan keuangan tahunan.
Ketepatan Waktu (Timeliness)
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik
kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna
bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan,
andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut,

terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu.
Gregory dan Van Horn (1963) berpendapat dalam Owusu-Ansah (2000), secara
konsepsual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi
pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.
Sedangkan Chambers dan Penman (1984: 21) mendefinisikan ketepatan waktu dalam
dua cara, yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu
pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, dan (2) ketepatan

4

waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang
diharapkan.
Dyer dan Mc Hugh (1975) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk
melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari
antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh
bursa (2) auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara
tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh
bursa.
Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan didukung oleh

peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka penyampaian
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan
sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
tahunan perusahaan publik tersebut.
Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk
dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya.
Penelitian Dyer dan Mc Hugh (1975) menunjukkan bahwa perusahaan yang
memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan
sebaliknya jika mengalami rugi. Carslaw dan Kaplan (1991) menemukan bahwa
perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditornya untuk menjadwalkan
pengauditannya lebih lambat dari yang seharusnya, akibatnya penyerahan laporan
keuangannya terlambat. Kedua penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan akan

5

cenderung menunda penyampaian laporan keuangan apabila perusahaan yakin terdapat
berita buruk dalam laporan keuangan tersebut, karena berpengaruh pada kualitas laba.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan

keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami
berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga
berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk,
sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya.
Leverage Keuangan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Leverage mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada
kreditor dalam membiayai aktiva perusahaan. Weston dan Copeland (1995) menyatakan
bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh
penggunaan hutang. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan asset dan
sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan
maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki
banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut memiliki risiko keuangan
yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat hutang
yang tinggi. Penelitian Schwartz dan Soo (1996) dalam Syafrudin (2004) menunjukkan
bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak
mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad
news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu
dalam pelaporan keuangannya.


6

Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu.
Likuiditas suatu perusahaan sering ditunjukkan oleh rasio lancar yaitu membandingkan
aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini dapat memberikan sebuah ukuran
likuiditas yang cepat, mudah digunakan dan mampu menjadi indikator terbaik dari
sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva yang
diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat (Brigham & Houston, 2006).
Penelitian Suharli dan Rachpiliani (2006) memberikan bukti empiris bahwa
likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan
dan memiliki hubungan searah. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang
lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik (good
news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu
dalam penyampaian laporan keuangannya.

Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar,
jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka
semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak
modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang

7

dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam
masyarakat.
Dyer dan Mc Hugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Owusu-Ansah
(2000) dalam penelitian mereka menemukan bahwa ukuran perusahaan secara
signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Ukuran (proksi) yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini
adalah dengan total aset. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang
memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan
yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang
memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih
banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem

pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan
masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan
keuangan auditannya lebih cepat ke publik.
Kepemilikan Publik dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institusi yang
signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Suharli dan Rachpriliani (2006)
mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai
struktur kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang
dimiliki oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership’s) dengan
jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar (outsider ownership’s).
Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi perusahaan melalui media massa berupa kritikan atau komentar yang
semuanya dianggap suara publik atau masyarakat. Adanya kosentrasi kepemilikan pihak

8

luar menimbulkan pengaruh dari pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan
yang semula berjalan sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi memiliki
keterbatasan. Dengan demikian, perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang
besar cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya.

Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan
Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja
perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa
KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan
jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan
dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal
dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4).
Menurut Loeb (1971) kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang
berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Dengan demikian,
kantor akuntan besar lebih memiliki reputasi baik dalam opini publik. Sedangkan
DeAngelo (1981) menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas
audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Maka dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya.
Opini Akuntan Publik dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Akuntan publik adalah salah satu pihak yang memegang peranan penting untuk
tercapainya laporan keuangan yang berkualitas di pasar modal. Akuntan publik bertugas
memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan

9

diterbitkan oleh manajemen. Assurance terhadap laporan keuangan tersebut, diberikan
akuntan publik melalui opini akuntan publik.
Menurut PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada
lima jenis pendapat akuntan, yaitu: (1) pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion); (2) pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified
opinion with explanatory language); (3) pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion); (4) pendapat tidak wajar (adverse opinion); dan (5) pernyataan tidak
memberikan pendapat (disclaimer opinion).
Whittred (1980) menyatakan bahwa laporan keuangan yang memberikan
pendapat qualified opinion mengalami audit delay lebih lama. Carslaw dan Kaplan
(1991) juga menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan positif
dengan opini audit yang diberikan oleh akuntan publik dan perusahaan yang tidak
menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama. Berarti,
perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dari auditor untuk laporan
keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya karena unqualified opinion merupakan good news dari auditor dan
cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila
menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap bad news.
Hipotesa Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Profitabilitas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H2: Leverage keuangan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.

10

H3: Likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H4: Ukuran perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H5: Kepemilikan publik mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.
H6: Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) mempengaruhi ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
H7: Perusahaan publik yang memperoleh unqualified opinion cenderung tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangan.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode waktu 2004,
2005 dan 2006. Digunakannya tiga periode ini untuk dapat melihat konsistensi
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling, dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang
memenuhi kriteria sampel tertentu. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Perusahaan yang terdaftar di BEJ secara berturut-turut untuk periode 2004 2006.

2.

Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual
report) untuk periode 2004 - 2006.

3.

Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan ke Bapepam
untuk periode 2004 - 2006.

11

4.

Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan untuk
periode 2004 - 2006.

Definisi dan Pengukuran Variabel
1.

Variabel Dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan
waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Variabel dependen ini diukur
berdasarkan tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan auditan ke Bapepam.
Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kategorinya
adalah bagi perusahaan yang tidak memiliki ketepatan waktu (terlambat) masuk
kategori 1 dan perusahaan yang tepat waktu masuk kategori 0.

2.

Variabel Independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a.

Profitabilitas.

Profitabilitas

merupakan

indikator

keberhasilan

perusahaan (efektifitas manajemen) dalam menghasilkan laba. Profitabilitas
diproksikan dengan Return On Assets (ROA).
b.

Leverage Keuangan. Leverage keuangan merupakan cerminan dari
struktur modal perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan debt to equity ratio
(DER) yang merupakan perbandingan total utang dengan modal sendiri.

c.

Likuiditas. Variabel ini diproksikan dengan Current Ratio (CR) yang
merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

d.

Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari total nilai
aktiva, total penjualan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Pada penelitian ini,
ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan proksi total asset.

12

e.

Kepemilikan Publik. Variabel ini diukur dengan melihat dari berapa
besar saham yang dimiliki oleh publik pada perusahaan go public yang terdaftar
di BEJ. Pada ICMD telah dinyatakan jumlah besarnya kepemilikan oleh publik.

f.

Reputasi KAP. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy. Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi
dengan KAP Big4 diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang
menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big4 diberi nilai
dummy 0.

g.

Opini Auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Kategori perusahaan yang mendapat unqualified opinion diberi nilai dummy 1
dan kategori perusahaan yang mendapat opini selain unqualified opinion diberi
nilai dummy 0.

Metode Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif, kemudian
dilakukan pengujian model, dan terakhir pengujian hipotesis. Statistik deskriptif
memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai
maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu model data diuji dengan menilai kelayakan model regresi,
menilai keseluruhan model (overall model fit), dan menguji koefisien regresi.
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi logistik
(logistic regression). Karena menurut Hair (2006) dan Ghozali (2006) metode ini cocok
digunakan untuk penelitian yang variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal
atau non metrik) dan variabel independennya kombinasi antara metrik dan non metrik
seperti halnya dalam penelitian ini. Model analisisnya adalah sebagai berikut:

13

ln (TL/1-TL) = a + b1ROA + b2DER + b3CR + b4TA + b5KP + b6KAP + b7OA
+e
Keterangan:
ln (TL/1-TL) = Simbol yang menunjukkan probabilitas ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan tahunan
ROA

= Profitabilitas (Return on Assets)

DER

= Leverage keuangan (Debt to Equity Ratio)

CR

= Likuiditas (Current Ratio)

TA = Ukuran perusahaan (Total Asset)
KP = Persentase kepemilikan publik (Shareholder’s Dispersion)
KAP

= Reputasi KAP

OA

= Opini Auditor

e

= Error

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
Berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam pemilihan sampel, maka sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 879 perusahaan untuk periode
2004, 2005 dan 2006. Distribusi persentase sampel perusahaan dibagi dalam 9 jenis
industri, yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri,
industri barang konsumsi, properti dan real estat, infrastruktur, utilitas, dan transportasi,
keuangan dan perdagangan, jasa dan investasi. Dari tampilan pie chart pada gambar 1
ditunjukkan proporsi persentase sampel, sedangkan gambar 2 sampai gambar 8
menunjukkan proporsi sebaran data atas variabel independen. Dan pada tabel statistik
deskriptif ditunjukkan nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi.
Tabel 1 menunjukkan jumlah perusahaan yang tepat waktu dan tidak tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan untuk periode 2004-2006. Diketahui
bahwa industri dasar dan kimia menjadi proporsi sampel yang tertinggi yaitu sebanyak

14

27 (20,3%) perusahaan, kemudian diikuti oleh aneka industri sebanyak 24 (18,04%)
perusahaan dan perdagangan, jasa dan investasi sebanyak 21 (15,8%) perusahaan untuk
ketidaktepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan kepada Bapepam.
Tabel 1. Jumlah Perusahaan yang Tepat Waktu dan Tidak dalam Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan Jenis Industri
(Sumber: data sekunder, diolah, 2008)

Hasil Kelayakan Model Regresi
Parameter yang digunakan untuk kelayakan model ini adalah nilai χ 2 hitung
yang ada pada tabel Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit dibandingkan dengan nilai
χ 2 tabel. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah: Jika χ 2 hitung > χ 2 tabel,

terima Ha; Jika χ 2 hitung < χ 2 tabel, terima H0, dengan pengajuan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari tampilan tabel Hosmer and Lemeshow Test pada output SPSS di lampiran
ditunjukkan bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
sebesar 10,425 dengan probabilitas signifikansi 0,236 yang nilainya jauh di atas 0,05.
Maka, karena nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel senilai 15,51 pada df = 8, dapat disimpulkan
bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data dan model dinyatakan layak.

15

Hasil Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Hasil analisis menunjukkan bahwa angka -2logLikelihood pada block 0 sebesar
747,100 dan angka -2log Likelihood pada block 1 sebesar 668,871. Hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan nilai -2log Likelihood di block 0 dan block 1 yang
mengartikan bahwa secara keseluruhan model regresi logistik yang digunakan
merupakan model yang baik.
Selain itu pula nilai overall percentage correct di block 1 senilai 85,6 lebih
tinggi dibandingkan nilai overall percentage correct di block 0 senilai 84,9. Hal ini
juga mengartikan bahwa model regresi dengan estimator pada variabel independen tepat
dalam mengestimasi pengaruh variabel independen terhadap ketepatan waktu.
Hasil Pengujian Koefisien Regresi
Berdasarkan hasil pengujian koefisien regresi, dengan merujuk pada nilai pvalue untuk seluruh estimator, maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) penyampaian laporan keuangan
adalah variabel profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), kepemilikan publik (KP) dan
reputasi kantor akuntan publik (KAP). Hal ini didasarkan nilai p-value < 0,05.
Dengan demikian dapat diestimasi model logit untuk kasus ini adalah:
ln(TL/1-TL) = -0,955 – 0,019ROA + 0,000DER – 0,006CR + 0,000TA + 0,011KP 0,489KAP + 0,279OA
Tabel hasil pengujian koefisien regresi ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Pengujian Koefisien Regresi dari
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Variabel Independen
ROA
DER
CR
Asset
KP

Koefisien Regresi
-0.019*
0.000ns
-0,006**
0.000ns
0,011*

Sign.
0.031
0.936
0.000
0.201
0.026

Status
HA diterima
HA ditolak
HA diterima
HA ditolak
HA diterima

16

KAP
OA
Chi Square
Prob.
Cox & Snell R2

-0,489*
0,279ns

0.018 HA diterima
0.299 HA ditolak
10,425ns
0,236
0,085

Keterangan: ns=tidak signifikan; * =signifikan pada level kesalahan 5 %;
**
=signifikan pada level kesalahan 1 %

Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
a.

Pembahasan Hipotesis Pertama (Profitabilitas)
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, tampak bahwa besarnya probabilitas
kesalahan untuk variabel profitabilitas sebesar 0,031 dan nilai koefisien regresi
senilai -0,019. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 5%
atau 0.05, berarti nilai 0,031 < 0,05. Dengan demikian profitabilitas mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap ketepatanwaktu penyampaian laporan
keuangan.
Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Courtis (1976),
Gilling (1977), Owusu-Ansah (2000), dan Abdullah (2006) yang menyatakan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa jika suatu perusahaan dengan
profitabilitas tinggi yang mana merupakan suatu sinyal yang bagus, maka hal ini
menjadi berita baik dan perusahaan cenderung untuk menyampaikan laporan
keuangannya secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

b.

Pembahasan Hipotesis Kedua (Leverage Keuangan)
Untuk hipotesis kedua ini tampak bahwa besarnya probabilitas kesalahan untuk
variabel leverage keuangan sebesar 0,936 dan nilai koefisien regresi senilai 0,000
pada level kesalahan 5%, berarti nilai 0,936 > 0,05. Dengan demikian leverage
keuangan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang

17

dilakukan oleh Abdullah (2006), bahwa leverage keuangan tidak mempunyai
pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel ini
tidak berpengaruh dimungkinkan karena trend yang dihasilkan cenderung tetap.
c.

Pembahasan Hipotesis Ketiga (Likuiditas)
Dari hasil analisis diketahui bahwa hipotesis ketiga ini tampak bahwa besarnya
probabilitas kesalahan untuk variabel likuiditas sebesar 0,000 dan nilai koefisien
regresi senilai -0,006 pada level kesalahan 1%, berarti nilai 0,000 < 0,01. Dapat
dinyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Maka, diperoleh kesimpulan
bahwa perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga perusahaan dengan
kondisi seperti ini cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya.

d.

Pembahasan Hipotesis Keempat (Total Asset)
Hasil analisis regresi logistik untuk hipotesis keempat ini diketahui bahwa besarnya
probabilitas kesalahan untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,201 dan nilai
koefisien regresi senilai 0,000 pada level kesalahan 0.05, berarti nilai 0,201 > 0,05.
Dengan demikian ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hasil penelitian ini tidak dapat mendukung hasil yang diperoleh oleh Dyer dan
McHugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991), Owusu-Ansah (2000), dimana mereka
memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Perbedaan hasil ini terjadi, bisa dikarenakan trend

18

yang dihasilkan tetap atau tidak ada trend dalam penelitian ini, sehingga tidak
memiliki kecendurangan, maka hasilnya tidak ada pengaruh yang terjadi.
e.

Pembahasan Hipotesis Kelima (Kepemilikan Publik)
Untuk hipotesis kelima ini, ditunjukkan bahwa besarnya probabilitas kesalahan
untuk variabel kepemilikan publik sebesar 0,026 dan nilai koefisien regresi senilai
0,011 pada level kesalahan 5% atau 0.05, berarti nilai 0,026 < 0,05. Dengan
demikian kepemilikan publik mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil yang diperoleh ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Rachpriliani (2006).
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan proporsi
kepemilikan publik yang kecil cenderung untuk tepat waktu dalam pelaporan
keuangannya. Dan perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang besar
cenderung untuk tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dikarenakan pihak
perusahaan akan semakin hati-hati dalam menampilkan informasi keuangannya
kepada publik atau masyarakat umum.

f.

Pembahasan Hipotesis Keenam (Reputasi KAP)
Pada hipotesis keenam ini diketahui bahwa memiliki probabilitas kesalahan sebesar
0,018 dan nilai koefisien regresi senilai -0,489 pada level kesalahan 0.05, berarti
nilai 0,018 < 0,05. Maka berdasarkan hasil analisis ini dan nilai dummy yang telah
ditentukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menggunakan
jasa KAP Big4 cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan
keuangannya. Hasil hipotesis ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), mereka menemukan bahwa KAP tidak
mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

19

DeAngelo (1981) menyatakakan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan
kualitas audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Dan
menurut Loeb (1971) kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang
berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil.
g.

Pembahasan Hipotesis Ketujuh (Opini Auditor)
Untuk hipotesis ketujuh ini diketahui bahwa besarnya probabilitas kesalahan sebesar
0,299 dan nilai koefisien regresi senilai 0,279. pada level kesalahan 0.05, berarti
nilai 0,299 > 0,05. Dengan demikian opini akuntan publik tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Hasil pengujian ini berbeda dengan hasil penelitian Whittred (1980), dan
Carslaw dan Kaplan (1991) yang menyatakan bahwa ada pengaruh opini akuntan
publik terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Adanya
kontradiksi dengan penelitian sebelumnya bisa dikarenakan tidak adanya trend
sehingga kecenderungannya tetap. Dan adanya perbedaan perioda waktu penelitian
serta sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat mempengaruhi hasil.

Analisa Post-Hoc (Keuangan vs non Keuangan)
Analisa ini dilakukan untuk menguji dan membuktikan secara empiris, apakah
status industri yang dibagi atas kelompok industri keuangan dan kelompok industri non
keuangan mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Untuk status industri keuangan diberi nilai dummy 1 dan untuk status
industri keuangan diberi nilai dummy 0. Hasil yang diberikan ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Analisa Post-Hoc (Keuangan vs non Keuangan)

Variabel
ROA
CR
KP
KAP

Koefisien Regresi
-0.020
-0,006
0,011
-0,446

Sign.
0.024
0.000
0.031
0.033

Hasil
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

20

Status (Keua. vs non
Keua.)
Chi Square
Prob.
Cox & Snell R2

1,291

0.001 Signifikan
6,063
0,640
0,099

Sumber: Data Primer, diolah, 2008

Berdasarkan tabel ringkasan hasil di atas, diketahui bahwa variabel yang
signifikan sama dengan hasil yang diperoleh pada penelitian utama yaitu ROA, CR, KP
dan KAP. Dengan menambahkan status keuangan dan non keuangan, diketahui bahwa
probabilitas kesalahan untuk status industri sebesar 0,001 < 0,05 dan nilai koefisien
regresi senilai 1,291. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang masuk dalam
kategori industri keuangan cenderung untuk tidak tepat waktu dan perusahaan yang
masuk dalam kategori industri non keuangan cenderung untuk tepat waktu.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN
Berdasarkan

pengujian

regresi

logistik

diketahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan go
public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode waktu 2004-2006 adalah
profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Sedangkan variabel
leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hasil penelitian ini memberikan sejumlah implikasi, yaitu: (1) bagi teoritis;
menambah pengetahuan dan referensi untuk penelitian berikutnya tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan
publik di Indonesia, (2) bagi praktisi; untuk pihak manajemen perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan
perusahaan; untuk investor dapat memberikan gambaran tentang pentingnya tepat waktu

21

dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaan; untuk KAP dapat memberikan
dorongan untuk lebih kredibel dalam penugasan agar membantu terciptanya ketepatan
waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangannya kepada publik.
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain: (1) variabel
independen dalam penelitian ini hanya menggunakan satu proksi dalam melakukan
pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan; (2) variabel dependen hanya dikategorikan atas, tidak tepat waktu
(terlambat) dan tepat waktu; (3) analisis data yang dilakukan diuji secara keseluruhan
dari perioda waktu penelitian dan tidak membedakan jenis perusahaan sampel.
Beberapa saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: (1)
proksi yang digunakan untuk variabel independen tidak hanya satu proksi saja. Agar
hasil yang diperoleh dapat lebih baik dan lebih luas lagi daripada penelitian ini. Dan
mencari variabel independen lain yang sesuai dan mempengaruhi secara signifikan
dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan; (2) variabel dependen dapat
lebih dikembangkan lagi dengan tidak hanya didasarkan pada tanggal penyampaian
laporan keuangan auditan kepada Bapepam saja, tapi juga dapat didasarkan pada
tanggal laporan audit dan tanggal laporan keuangan dipublikasikan di media massa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Shamsul-Nahar. 2006. “Board Composition, Audit Committee and Timeliness
Corporate Financial Reports in Malaysia”. Corporate Ownership & Control.
Volume 4, Issue 2, Winter: pp. 33-45.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik
Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

22

Bandi dan Hananto, Santoso Tri. 2000. “Ketepatan Waktu atas Laporan Keuangan
Perusahaan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi III Ikatan Akuntan
Indonesia. Hal: 66-77.
Brigham, Eugene F. and Houston, Joel F. 2006. Fundamentals of Financial
Management. 10th Edition. South-Western.
Carslaw, C.A.P.N., and Kaplan, S.E. 1991. “An Examination of Audit Delay: Further
Evidnece from New Zealand”. Accounting and Business Research. Vol.22 (82),
(Winter): pp:21-32.
Chambers, Anne E, and Stephen H. Pennman, 1984. “The Timeliness of Reporting and
The Stock Price Reaction to Earnings Announcements”. Journal of Accounting
Research. Vol. 22 No. 1 Spring.
Courtis, J. K., 1976. “Relationships Between Timeliness in Corporate Reporting and
Corporate Attributes”. Accounting and Business Research. Winter: pp. 45-56.
DeAngelo, L.E. 1981. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of Accounting
Research. December.
Dyers, J. C, and A.J. Mc Hugh, 1975. “The Timeliness of the Australian Annual
Report”. Journal of Accounting Research. Autumn: 204-219.
ECFIN. Institute for Economic and Financial Research. Indonesian Capital Market
Directory 2005.
ECFIN. Institute for Economic and Financial Research. Indonesian Capital Market
Directory 2006.
ECFIN. Institute for Economic and Financial Research. Indonesian Capital Market
Directory 2007.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gilling, D.M, 1977. “Timeliness in corporate reporting: some further comment”.
Accounting and Business Research, 8(29), Winter: 34-36.
Givoly, D., and D. Palmon, 1984. “Timeliness of Annual Earning Announcement, some
empirical evidence”. The Accounting Review 57: July.
Gregory, R.H. and Van Horn, R.L, 1963. Automatic Data- Processing Systems:
Principles and Procedures, 2nd Ed. Belmont, California: Wadsworth Publishing
Company, Inc.
Hair, J. et. all. 1998. Multivariate Data Analysis. Prentice Hall.

23

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., and Warfield, T. D. 2001. Intermediate Accounting
(Terjemahan). Tenth Edition. New York: John Willey & Sons, Inc.
Loeb, S.E. 1971. “A Survey of Ethical Behavior in the Accounting Profession”. Journal
of Accounting Research. USA.
Owusu-Ansah, Stephen. 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in
Emerging Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock
Exchange”. Journal Accounting and Business Research. Vol.30. No.3. pp.241254.
Peraturan Badan Pengawas
www.bapepam.go.id

Pasar

Modal

dan

Lembaga

Keuangan.

2008.

Schwartz, K. dan B. Soo, 1996. Evidence of Regulatory Non-complience with SEC
Disclosure Rules on Auditor Changes. The Accounting Review 4 (October): 555572.
Suharli, M., DAN Rachpriliani, A. 2006. “Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Vol.8 No.1 (April): 34-55.
Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan
pada Earning Response Coefficient: Stufi di Bursa Efek Jakarta”. Simposium
Nasional Akuntansi VII Ikatan Akuntan Indonesia. Hal: 754-776.
Weston F.J., and Copeland, T.E. 1995. Manajemen Keuangan (Terjemahan). Edisi 9.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Whittered, G., P., 1980. “Audit Qualification and the Timeliness of Corporate Annual
Reports”. The Accounting Review, Vol.IV. No.4 (October).
Zulaela. 2006. “Analisis Data Kategorik”. Modul Pratikum. Yogyakarta: FMIPA-UGM.

24

Lampiran Gambar

Gambar 1. Distribusi Persentase Sampel
Perusahaan Berdasarkan Jenis Industri Periode
Pengamatan 2004 – 2006
(Sumber: data sekunder, diolah, 2008)

Gambar 2. Tingkat Profitabilitas Perusahaan
(ROA) Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

Gambar 3. Leverage Perusahaan (DER)
Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

Gambar 4. Likuiditas Perusahaan (CR)
Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

25

Gambar 5. Distribusi Total Asset Perusahaan
Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

Gambar 7. Distribusi Penggunaan Jasa KAP
Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

Gambar 6. Distribusi Kepemilikan Publik
Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

Gambar 8. Distribusi Opini Auditor
Berdasarkan Jenis Industri
Sumber: data sekunder, diolah, 2008

26

27