Menanggulangi Kemiskinan
Menanggulangi Kemiskinan:
Mencari Perspektif Analisis Yang Lebih Realistis
(Suatu Pengantar Bibliografi Bercatatan)
Tinjauan kepustakaan pada umumnya bertujuan mengenali semesta pengetahuan tentang topik khusus
yang sedang kita minati, yang pernah digeluti orang lain di masa lalu. Chris Hart misalnya mengatakan
bahwa dalam konteks penelitian, tinjauan pustaka berguna meluaskan pengetahuan peneliti dalam satu
topik yang akan ditelitinya, dan setidaknya ia harus memiliki satu tujuan dari sebelas tujuan yang ada (Hart
1998).1 Memang demikianlah awal mula tujuan utama penelusuran kepustakaan ini. Agar tidak dipandang
hanya melayani diri sendiri saja, daftar bacaan bercatatan ini diterbitkan dengan maksud membagi ‘hasil’
kepada sidang pembaca mengenai apa yang telah dipelajari. Tentu saja sebatas dari sumber teks, dan
sebatas kemampuan peninjau memahaminya.
Daftar bacaan ber-catatan ini mengangkat topik ‘klasik’ dalam wacana pembangunan, yaitu kemiskinan dan
cara-cara menanggulanginya. Kita tahu bahwa realitas kemiskinan menjadi sumber kritik terhadap
‘pembangunan’, suatu program yang bertujuan menanggulangi kemiskinan itu sendiri. Tentu bukan itu saja
alasannya, realitas kemiskinan apakah itu dipandang dari sisi profan ataupun sekuler, acapkali menggugah
moralitas, yaitu keinginan atau perasaan diri untuk turut bertanggungjawab terhadap sesama.
Apa pun alasannya, ‘kemiskinan’ dalam suatu bentuknya yang khusus, masih ada di sekitaran kita.
Cukuplah untuk dipertanyakan, bagaimana selama ini kemiskinan difikirkan dan ditanggulangi? Apa saja
masalah yang dipersoalkan dan bagaimana mengatasinya? Siapa saja yang turut serta mengatasinya?
Itulah daftar pertanyaan yang dicari jawabannya, selain tentunya pertanyaan khas yang diajukan diawal
kegiatan, yaitu; apa kriteria yang tepat untuk menggambarkan kemiskinan di Indonesia? Kemiskinan dan
penanggulangannya merupakan hasil, dan proses pergulatan politik. Tidaklah aneh pernyataan ini apabila
kita berpegang kepada anggapan bahwa keduanya adalah praktek pengaturan. Tentu perlu dibatasi
pengertiannya secara jelas. Kita ambil yang mudah saja, bahwa pengaturan adalah serangkaian kegiatan
yang kurang lebih rasional. Apabila kita perhatikan wacana kemiskinan dan penanggulanganya, baik yang
bersumber dari pranata profan maupun sekuler, sangat mudah dikenali adanya beragam alasan, minat,
tujuan, sumberdaya, perhitungan, pertimbangan, pengetahuan, teknik, pengertian-pengertian, yang saling
berebut atau malah jalan bergandengan. Melibatkan aktor-aktor yang memiliki tujuan pasti, tapi dapat
berubah, di dunia populer maupun ilmiah.
Adanya aktor, minat, tujuan, dan teknik yang beragam, meniscayakan keberadaan proses politik dalam
penanggulangan kemiskinan. Tetapi di lain pihak, kita selalu ingin mencari cara yang tepat, atau bahkan
‘paling tepat’ agar mampu terlepas dari ‘kemiskinan’. Sebagi contoh pertanyaan yang kami ajukan sendiri
tentang apa kriteria yang tepat guna menggambarkan kemiskinan Indonesia. Bagaimana hal itu dicapai?
Dengan memahami bahwa penentuan kriteria merupakan values based judgement , dan memahami bahwa
banyak aktor, minat, tujuan, dan teknik yang berbeda, maka jawaban atas pertanyaan itu memerlukan
perangkat analisis yang agak berbeda. Suatu prespektif yang lebih realistis dalam menganalisis kemiskinan
dan penanggulangannya, sudah saatnya digunakan.
Metode Penelusuran Pustaka
Sumber pustaka dikumpulkan dengan dua cara. Pertama mengumpulkan sumber-sumber fisik dan
mencatatnya, kedua, menelusuri katalog-katalog perpustakaan yang sudah menyediakan pelayanan melalui
jaringan internet. Sebagian besar judul sumber bacaan dikumpulkan dengan cara kedua. Identitas sumber
bacaan disimpan dalam database elektronik, dibantu teknologi program EndNote, sebuah program komputer
untuk aplikasi penelusuran dan penyimpanan data sumber pustaka. Program ini telah mempermudah
pekerjaan.
1 Sebelas tujuan itu adalah; 1) membedakan apa yang telah dilakukan dimasa lalu dengan apa yang perlu dilakukan di
masa yang akan datang, 2) menemukan variabel penting yang relevan dengan topik yang sedang diselidiki, 3) melakukan
sintesa dan memperoleh prespektif baru, 4) mengenali hubungan antara gagasan dan praktek, 5) membangun konteks
dari suatu topik atau masalah, 6) membuat masalah yang diangkat menjadi rasional dan signifikan, 7) memperkaya kosa
kata dari suatu subjek yang sedang diselidiki, 8) memahami struktur dari suatu subjek yang sedang diteliti, 9)
menghubungkan gagasan dan teori untuk diterapkan, 10) mengenali sejumlah metodologi kunci dan teknik penelitian
yang pernah digunakan, 11) menempatkan penelitian dalam suatu konteks kesejarahan guna menunjukkan keeratannya
dengan perkembangan pengetahuan. Hart C. 1998. Doing a literature review : releasing the social science research
imagination. London: Sage Publications. ix, 230 p. pp..
Penulis: Sarjana Indonesia, Mancanegara, Lembaga
Buku dan berbagai jenis rujukan lainnya ternyata bukan hanya sebagai sumber pengetahuan saja - dalam
pengertiannya yang langsung - , melainkan pula sebagai petunjuk dari gejala yang lain. Salah satu contoh
adalah tentang para penulis buku, kita bisa mendefinisikan mereka sebagai “intelektual” di bidang
kemiskinan dan penanggulangannya. Mari kita lihat karakternya lebih jauh.
Upaya paling sederhana adalah menggolongkan para penulis menurut karakter penulis; penulis individual
(kelompok individual), dan penulis lembaga. Golongan pertama dipilah menurut “asal negara”; penulis
Indonesia dan Non-Indonesia. Dari hasil penelusuran diketahui ada 94 judul sumber pustaka yang dikarang
penulis Indonesia, 51 judul karangan ditulis oleh penulis non-Indonesia, dan 29 judul ditulis oleh penulis
lembaga. Sepanjang tiga dasawarsa terakhir sedikit sekali orang Indonesia, bahkan kalangan sarjana,
yang menerbitkan karya tulisnya yang berjudul “poverty” di dalam jurnal periodikal bertaraf Internasional.
Mari kita lihat lebih jauh, dari 69 judul yang berhasil ditelusuri melalui perpustakaan online, terdapat 20 judul
artikel tentang kemiskinan di Indonesia yang terbit di berbagai jurnal taraf internasional antara tahun 1979
sampai 2008, dua diantaranya terbit dalam jurnal CSIS -The Indonesia Quarterly -, selebihnya terbitan
lembaga-lembaga mancanegara. Dari 20 judul tersebut, 6 judul dikarang sarjana Indonesia (Firdausy 1999;
Sudarno et al 2007; Suryahadi & Sumarto 2003; Suryahadi et al 2003; Tambunan 2005; Tjiptoherijanto
1997). Apa artinya ini? Penulis Indonesia jauh lebih produktif untuk para pembaca Indonesia. Sejak tahun
1976 sampai 2008 terdapat 94 judul karangan. Bandingkan dengan penulis non-Indonesia yang hanya 51
judul karangan dalam berbagai jenis rujukan. Perlu digarisbawahi bahwa minat sarjana (peneliti) dan penulis
Indonesia terhadap kemiskinan menunjukkan perkembangannya sejak awal dasawarsa 90-an (petunjuk
yang ditemukan tidak termasuk skripsi, tesis, disertasi, dan rujukan yang tidak menggunakan “kemiskinan” di
dalam pernyataan judul).
Selain penulis-penulis individual, diketemukan pula penulis-penulis lembaga, yaitu rujukan yang diterbitkan
tanpa mencantumkan nama perorangan. Sejak 1990 diketemukan 29 judul yang ditulis atas nama lembaga.
Tidak bisa disangkal bahwa yang paling banyak menerbitkan buku bertopik kemiskinan adalah Bank Dunia
(World Bank 1990a; b; 2001a; b; 2006a; b; 2007). Oleh karena itu tidak mengejutkan apabila isu-isu
kemiskinan yang dipersoakan baik oleh penulis Indonesia maupun mancanegara memiliki kesamaan, atau
setidaknya persinggungan minat dengan Bank Dunia.
Penulis “lembaga” lainnya adalah lembaga-lembaga pemerintah. Kita telah tahu bahwa tiga lembaga utama
yang bergelut dibidang ini adalah BAPPENAS, Departemen Sosial, dan tentu saja BPS. Dibanding
dasawarsa sebelumya, dasawarsa 90-an diketemukan perkembangan minat lembaga-lembaga non
pemerintah terhadap kemiskinan (AKATIGA 1999; 2000; Ford Foundation-KIKIS 1999; KIKIS-AKATIGA
1999; KIKIS 1997; 2000; LPIST 1993; SMERU 2003)
Apakah ada hubungannya antara jumlah lembaga, penulis, peneliti, atau sarjana yang berminat terhadap
topik kemiskinan di suatu negara dengan realitas kemiskinan di negara tersebut? Hal ini membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut apakah melalui studi perbandingan negara, atauperbandingan antar daerah di
Indonesia.
Tentu “penulis” sumber rujukan hanyalah salah satu aktor, ada banyak aktor lainnya; pemerintah daerah,
organisasi-organisasi rakyat, yang keberadaannya tidak dapat ditunjukkan oleh produk-produk sumber
kepustakaan yang diterbitkan sendiri. Upaya kami begitu terbatas sehingga daftar bacaan yang tertelusuri
dan tampil dalam bibiliografi ini hanya dapat kami pilah berikut ini:
?
Penulis
?
Penulis
?
Penulis
?
Penulis
Indonesia tentang kemiskinan di Indonesia
Non-Indonesia tentang kemiskinan di Indonesia
Non-Indonesia tentang kemiskinan di Negara Tetangga
Lembaga tentang kemiskinan di Indonesia dan Negara Tetangga
Tema-tema kemiskinan: Minat dan Peranan Lembaga Internasional
Bank Dunia dan PBB memiliki peranan penting dalam perkembangan isu-isu di dalam topik kemiskinan. Kita
tahu bahwa Bank Dunia telah bergelut dengan isu kemiskinan sepanjang 4 dasawarsa, yaitu sejak paska
perang dunia II hingga detik ini. Kita tidak akan terkejut apabila perkembangan minat peneliti, sarjana dan
penulis Indonesia (atau pun Non-Indonesia) memiliki singgungan dengan isu-isu kemiskinan yang dibangun
oleh lembaga ini.
Pada dasawarsa 60-an, Bank Dunia memasuki isu kemiskinan melalui pembangunan kembali saranasarana umum berskala besar. Tujuan yang ingin dicapai adalah memacu pertumbuhan ekonomi negaranegara yang terlibat perang dunia II. Kemiskinan adalah kekurangan sarana-sarana fisik vital taraf nasional.
Sektor-sektor yang dikembangkan kala itu meliputi; 1)pengembangan industri, 2) sarana angkutan umum,
3) tenaga listrik, 4) pengembangan lembaga keuangan, dan 5) pertanian.
Isu-isu penelitiannya mengarah kepada penambahan pengetahuan tentang pasar tenaga kerja dan
pembangunan pedesaan. Pada dasawarsa 70-an minatnya masih sama dengan dasawarsa sebelumnya
ditambah suatu pernyataan khusus untuk lebih memperhatikan rakyat miskin. Penelitian diarahkan kepada
isu-isu kependudukan, pendidikan dasar, dan kesehatan masyarakat. Pada dasawarsa 80-an, minatnya
meluas ke upaya-upaya pengembangan sumbedaya manusia, menyelesaikan krisis utang di beberapa
negara dengan melakukan penyesuaian kebijakan fiskal dan perdagangan, dan memperhatikan negaranegara yang ekonominya sedang mengalami transisi. Arah penelitiannya tetap yaitu mencari cara
memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan teknik survey rumah tangga guna mendukung
pengambilan kebijakan. Suatu rekomendasi kebijakan baru diluncurkan; 1) realokasi belanja publik untuk
pendidikan dasar dan kesehatan, 2) memperhatikan efek-efek negatif program penyesuaian, 3)
meluncurkan program jaring pengaman sosial. Rekomendasi ini diitambah dengan program-program
percepatan pertumbuhan ekonomi, diadopsi dan diterapkan di awal hingga menjelang akhir dasawarsa 90an. Suatu pergeseran arah dan isu terjadi pada akhir dasawarsa 90-an. Bank Dunia memasuki isu-isu
tentang 1) Hak kepemilikan, 2) reformasi di bidang pertanahan, 3) perbaikan akses golongan
miskin terhadap lembaga dan sistem peradilan, 4) mengembangkan pranata persaingan yang adil
(fair), 5) menerapkan kebijakan desentralisasi dalam tata pemerintahan, dan 6) mengembangkan
partisipasi kelompok miskin.
Sejak akhir dasawarsa 90-an, Bank Dunia mulai memasuki era”millenium”,bank bergelut dengan realitas
“kemiskinan multidimensi”. Isu-isu yang diangkatnya sangat mempengaruhi wacana kemiskinan; 1)
pemerosotan material (dimensi paling klasik), 2) pemerosotan sumberdaya manusia (berkembang
dasawarsa 80-an), 3) kerentanan (mulai diperhatikan paska krisis), 4) peminggiran sosial oleh negara dan
masyarakat (agenda yang awalnya diangka oleh masyarakat Uni Eropa), dan 5) ketidakberdayaan
mempengaruhi keputusan. Strategi-strateginya diarahkan untuk mengubah kondisi-konsisi yang
memungkinkan konsisi kemiskinan multidimensi terjadi; 1) membuka peluang-peluang ekonomi dengan cara
merangsang pertumbuhan ekonomi, pengembangan pasar yang pro rakyat miskin, dan pembangunan aset,
2) memperkuat keamanan untuk mengendalikan situasi yang tidak bisa dikendalikan guna mengatasi
kerentanan untuk jatuh sakit, dislokasi ekonomi, dan bencana alam, 3) Melakukan pemberdayaan dengan
cara mendorong pemerintah dan berbagai pranata sosial lainnya lebih responsif terhadap golongan miskin
guna mengatasi tata pemerintahan yang buruk, ketimpangan distribusi sumberdaya ekonomi, dan
ketimpangan distribusi kekuatan politik.
Isu-isu kemiskinan yang diangkat oleh pata penulis Indonesia maupun non-Indonesia condong memiliki
kesamaan dengan Bank Dunia. Tidaklah bisa disangkal apabila sumber-sumber rujukan dapat dipilah sesuai
minat-minat yang muncul;
?
Pemerosotan ekonomi
?
Pemerosotan sumbedaya manusia
?
Kerentangan
?
Peminggiran sosial
?
Ketidak berdayaan dalam mengambil keputusan
Pada bagian kedua, bibliografi ini ditampilkan dengan cara yang demikian. Pemerintah Indonesia telah
mengadopsi gagasan dan isu kemiskinan multidimensi (Komite Penanggulangan Kemiskinan (Indonesia)
2005). Pertanyaannya, seberapa jauhkah ide ini diwujudkan dan dipraktekkan? Dan sejauh mana
perangkat-perangkatnya telah disiapkan? Apa efeknya terhadap kemiskinan dan golongan miskin?
Bagaimana kebijakan-kebijakan yang “berhasil” mengatasi kemiskinan bekerja? Jawaban atas pertanyaan
ini memerlukan analisis lebih lanjut, melalui suatu prespektif yang kritis tapi juga lebih realistis.
Selamat mempelajari daftar bacaan
Tingkat agr egasi
Pemet aan & Pengukur an agr egat
Analisis, M et odologi, dan
M et ode: Kr it er ia, def inisi,
dan indikat or
Ket ahanan pangan
UKM
Ket enagaker j aan
Budaya kemiskinan
M odal sosial
Kesej aht er aan Keluar ga
Kemiskinan dan ket impangan
Pot r et , Dinamika dan
St at ist ika
di per desaan
Pot r et mikr o komunit as
/ st at ist ik disagr egat
Kemiskinan Nelayan
Ter bit sebelum t ahun 2001
Per dagangan
Buku
Per pindahan penduduk
Buku sunt ingan
Kemiskinan Agr ar ia
Ar t ikel j ur nal/ ej ur nal
Pengar ang I ndonesia
Lapor an Penelit ian
Pelayanan Publik
Media M assa Cet ak
Kat egor i Teknis
Kemiskinan dan ket impangan
di per kot aan
Buku
Ter bit set elah t ahun 2001
Buku sunt ingan
Thd.lingkungan
Kepust akaan Tent ang Kemiskinan
dan Ket impangan di I ndonesia
Dampak
Ar t ikel j ur nal/ ej ur nal
Pengar ang Asing
Lapor an Penelit ian
Diver sif ikasi ek.r umah t angga
Media M assa Cet ak
Peningkat an pr odukt ivit as per t anian
Pengembangan Modal Sosial
Peningkat an peluang usaha,
membuka akses SDA, dan
Pember dayaan dalam
Kat egor i Subt ansi
Or ganisasi Pemer int ah
Pengar ang Or ganisasi
keput usan ekonomi
Or ganisasi nonPemer int ah
M odal ekonomi
St r at egi int er vensi
Pember dayaan masy. dalam
pengambilan keput usan publik
M emper baiki t at a kelola
pemer int ah
Pember dayaan polit ik, t at a
pemer int ahan, dan
penanggulangan kemiskinan
par t isipat if
Peningkat an r asa aman
Kependudukan
Per t anahan
Ek.Keluar ga
Kebij akan sekt or al
Pendidikan
Upaya Penanggulangan
Ker j a Layak
I DT
KUBE
Tar get populasi khusus
RASKI N
Pr ogr am aksi
J PS, kr isis
P2KP/ PPK/ PNPM
Par t isipat or is
Kabupat en r ef or m
Pikir anpikir an alt er nat if
Kr it ik St r at egi Pembangunan
Per sepsi Pengur angan
Kemiskinan
Dinamika penanggulangan
Per anan LSM
Ger akan Sosial
Pustaka Kemiskinan dan Ketimpangan 1997
2008.mmap
1/12/2009
Eka Chandra
Education & health
Livelihood
'New strategy' for poverty alleviation
Vulnerability
Social protection
Urban poverty
Pro poor budget
Community empowerment & participation
Governance & Democratization
International business
00's issues & approach
60's issues & approach
Minimum wages
SNPK
History of The
Indonesia
Government
Approach to Poverty
Issues and That
Reduction
The role of NGO
Micro Finance
Women empowerment
Poverty Alleviation Committee
Certification
Social capital
Growth
70's issues & approach
Income disparity/inequality
Mass poverty
Agricultural modernization
80's issues & approach
Inequality (distributional aspect of
population income)
Spatial inequality/disparity
Adjustment period
Rural poverty
Access to land
Rural employment and earning
IDT Program
90's issues & approach
Income inequality
Poverty in crises
Social capital/social assets building
Social protection
History of The Indonesia Government_poverty .mmap
1/19/2009
Industry
Transportation
Power
60's issues
Financial Credit Dev.
Agriculture
Labor market
Growth oriented research I
Rural Development
Continue 60'a issues
Rhetoric attention to the
ordinary poor
Population
70's issues
Growth oriented research II
Education
Health
Scare job opportunities
Meager assets
Inaccessible market
Human Resources Dev.
(related to growth)
Human capital acc.
Debt crises recovery by
adjustment loans
Fiscal adjustment
Material deprivation
Human resources deprivation
ill health
Economic dislocation
International trade adjustment
Vulnerability
Multi dimensions of poverty
History of The
Bank's Approach to
Poverty Reduction
Natural disaster
Exclusion by state & society
Support economies transition
for growth sustainability
Policy oriented household surveys
80's issues
Growth oriented research III
Powerlessness to influence decision
00's issues
Uncontrollable events
Stimulating ec. growth
Pro poor market
Unequal political power
distribution
Public social spending
reallocation to prim.ed and
health care
Strategies for promoting
economic opportunities
'New' Policy Recommendation
Assets building
Unequal economic
resources dist.
Empowerment by making state
and social institution
responsive to the poor
Economic growth acceleration
Bad state governance
New Strategy
90's issues
Provision of basic social
services targeted to the poor
Social safety nets
Property rights
Land reform
Access of the poor to legal
systems and credit
Late 90's issues
Fair competition
Decentralization
Participation of the poor
History of The Bank's Approach to Poverty Reduction.mmap 1/19/2009
pay attention to social cost of adjustment
social safety net
Enhancing security
AKATIGA
pusat analisis sosial
www.akatiga.org
Mencari Perspektif Analisis Yang Lebih Realistis
(Suatu Pengantar Bibliografi Bercatatan)
Tinjauan kepustakaan pada umumnya bertujuan mengenali semesta pengetahuan tentang topik khusus
yang sedang kita minati, yang pernah digeluti orang lain di masa lalu. Chris Hart misalnya mengatakan
bahwa dalam konteks penelitian, tinjauan pustaka berguna meluaskan pengetahuan peneliti dalam satu
topik yang akan ditelitinya, dan setidaknya ia harus memiliki satu tujuan dari sebelas tujuan yang ada (Hart
1998).1 Memang demikianlah awal mula tujuan utama penelusuran kepustakaan ini. Agar tidak dipandang
hanya melayani diri sendiri saja, daftar bacaan bercatatan ini diterbitkan dengan maksud membagi ‘hasil’
kepada sidang pembaca mengenai apa yang telah dipelajari. Tentu saja sebatas dari sumber teks, dan
sebatas kemampuan peninjau memahaminya.
Daftar bacaan ber-catatan ini mengangkat topik ‘klasik’ dalam wacana pembangunan, yaitu kemiskinan dan
cara-cara menanggulanginya. Kita tahu bahwa realitas kemiskinan menjadi sumber kritik terhadap
‘pembangunan’, suatu program yang bertujuan menanggulangi kemiskinan itu sendiri. Tentu bukan itu saja
alasannya, realitas kemiskinan apakah itu dipandang dari sisi profan ataupun sekuler, acapkali menggugah
moralitas, yaitu keinginan atau perasaan diri untuk turut bertanggungjawab terhadap sesama.
Apa pun alasannya, ‘kemiskinan’ dalam suatu bentuknya yang khusus, masih ada di sekitaran kita.
Cukuplah untuk dipertanyakan, bagaimana selama ini kemiskinan difikirkan dan ditanggulangi? Apa saja
masalah yang dipersoalkan dan bagaimana mengatasinya? Siapa saja yang turut serta mengatasinya?
Itulah daftar pertanyaan yang dicari jawabannya, selain tentunya pertanyaan khas yang diajukan diawal
kegiatan, yaitu; apa kriteria yang tepat untuk menggambarkan kemiskinan di Indonesia? Kemiskinan dan
penanggulangannya merupakan hasil, dan proses pergulatan politik. Tidaklah aneh pernyataan ini apabila
kita berpegang kepada anggapan bahwa keduanya adalah praktek pengaturan. Tentu perlu dibatasi
pengertiannya secara jelas. Kita ambil yang mudah saja, bahwa pengaturan adalah serangkaian kegiatan
yang kurang lebih rasional. Apabila kita perhatikan wacana kemiskinan dan penanggulanganya, baik yang
bersumber dari pranata profan maupun sekuler, sangat mudah dikenali adanya beragam alasan, minat,
tujuan, sumberdaya, perhitungan, pertimbangan, pengetahuan, teknik, pengertian-pengertian, yang saling
berebut atau malah jalan bergandengan. Melibatkan aktor-aktor yang memiliki tujuan pasti, tapi dapat
berubah, di dunia populer maupun ilmiah.
Adanya aktor, minat, tujuan, dan teknik yang beragam, meniscayakan keberadaan proses politik dalam
penanggulangan kemiskinan. Tetapi di lain pihak, kita selalu ingin mencari cara yang tepat, atau bahkan
‘paling tepat’ agar mampu terlepas dari ‘kemiskinan’. Sebagi contoh pertanyaan yang kami ajukan sendiri
tentang apa kriteria yang tepat guna menggambarkan kemiskinan Indonesia. Bagaimana hal itu dicapai?
Dengan memahami bahwa penentuan kriteria merupakan values based judgement , dan memahami bahwa
banyak aktor, minat, tujuan, dan teknik yang berbeda, maka jawaban atas pertanyaan itu memerlukan
perangkat analisis yang agak berbeda. Suatu prespektif yang lebih realistis dalam menganalisis kemiskinan
dan penanggulangannya, sudah saatnya digunakan.
Metode Penelusuran Pustaka
Sumber pustaka dikumpulkan dengan dua cara. Pertama mengumpulkan sumber-sumber fisik dan
mencatatnya, kedua, menelusuri katalog-katalog perpustakaan yang sudah menyediakan pelayanan melalui
jaringan internet. Sebagian besar judul sumber bacaan dikumpulkan dengan cara kedua. Identitas sumber
bacaan disimpan dalam database elektronik, dibantu teknologi program EndNote, sebuah program komputer
untuk aplikasi penelusuran dan penyimpanan data sumber pustaka. Program ini telah mempermudah
pekerjaan.
1 Sebelas tujuan itu adalah; 1) membedakan apa yang telah dilakukan dimasa lalu dengan apa yang perlu dilakukan di
masa yang akan datang, 2) menemukan variabel penting yang relevan dengan topik yang sedang diselidiki, 3) melakukan
sintesa dan memperoleh prespektif baru, 4) mengenali hubungan antara gagasan dan praktek, 5) membangun konteks
dari suatu topik atau masalah, 6) membuat masalah yang diangkat menjadi rasional dan signifikan, 7) memperkaya kosa
kata dari suatu subjek yang sedang diselidiki, 8) memahami struktur dari suatu subjek yang sedang diteliti, 9)
menghubungkan gagasan dan teori untuk diterapkan, 10) mengenali sejumlah metodologi kunci dan teknik penelitian
yang pernah digunakan, 11) menempatkan penelitian dalam suatu konteks kesejarahan guna menunjukkan keeratannya
dengan perkembangan pengetahuan. Hart C. 1998. Doing a literature review : releasing the social science research
imagination. London: Sage Publications. ix, 230 p. pp..
Penulis: Sarjana Indonesia, Mancanegara, Lembaga
Buku dan berbagai jenis rujukan lainnya ternyata bukan hanya sebagai sumber pengetahuan saja - dalam
pengertiannya yang langsung - , melainkan pula sebagai petunjuk dari gejala yang lain. Salah satu contoh
adalah tentang para penulis buku, kita bisa mendefinisikan mereka sebagai “intelektual” di bidang
kemiskinan dan penanggulangannya. Mari kita lihat karakternya lebih jauh.
Upaya paling sederhana adalah menggolongkan para penulis menurut karakter penulis; penulis individual
(kelompok individual), dan penulis lembaga. Golongan pertama dipilah menurut “asal negara”; penulis
Indonesia dan Non-Indonesia. Dari hasil penelusuran diketahui ada 94 judul sumber pustaka yang dikarang
penulis Indonesia, 51 judul karangan ditulis oleh penulis non-Indonesia, dan 29 judul ditulis oleh penulis
lembaga. Sepanjang tiga dasawarsa terakhir sedikit sekali orang Indonesia, bahkan kalangan sarjana,
yang menerbitkan karya tulisnya yang berjudul “poverty” di dalam jurnal periodikal bertaraf Internasional.
Mari kita lihat lebih jauh, dari 69 judul yang berhasil ditelusuri melalui perpustakaan online, terdapat 20 judul
artikel tentang kemiskinan di Indonesia yang terbit di berbagai jurnal taraf internasional antara tahun 1979
sampai 2008, dua diantaranya terbit dalam jurnal CSIS -The Indonesia Quarterly -, selebihnya terbitan
lembaga-lembaga mancanegara. Dari 20 judul tersebut, 6 judul dikarang sarjana Indonesia (Firdausy 1999;
Sudarno et al 2007; Suryahadi & Sumarto 2003; Suryahadi et al 2003; Tambunan 2005; Tjiptoherijanto
1997). Apa artinya ini? Penulis Indonesia jauh lebih produktif untuk para pembaca Indonesia. Sejak tahun
1976 sampai 2008 terdapat 94 judul karangan. Bandingkan dengan penulis non-Indonesia yang hanya 51
judul karangan dalam berbagai jenis rujukan. Perlu digarisbawahi bahwa minat sarjana (peneliti) dan penulis
Indonesia terhadap kemiskinan menunjukkan perkembangannya sejak awal dasawarsa 90-an (petunjuk
yang ditemukan tidak termasuk skripsi, tesis, disertasi, dan rujukan yang tidak menggunakan “kemiskinan” di
dalam pernyataan judul).
Selain penulis-penulis individual, diketemukan pula penulis-penulis lembaga, yaitu rujukan yang diterbitkan
tanpa mencantumkan nama perorangan. Sejak 1990 diketemukan 29 judul yang ditulis atas nama lembaga.
Tidak bisa disangkal bahwa yang paling banyak menerbitkan buku bertopik kemiskinan adalah Bank Dunia
(World Bank 1990a; b; 2001a; b; 2006a; b; 2007). Oleh karena itu tidak mengejutkan apabila isu-isu
kemiskinan yang dipersoakan baik oleh penulis Indonesia maupun mancanegara memiliki kesamaan, atau
setidaknya persinggungan minat dengan Bank Dunia.
Penulis “lembaga” lainnya adalah lembaga-lembaga pemerintah. Kita telah tahu bahwa tiga lembaga utama
yang bergelut dibidang ini adalah BAPPENAS, Departemen Sosial, dan tentu saja BPS. Dibanding
dasawarsa sebelumya, dasawarsa 90-an diketemukan perkembangan minat lembaga-lembaga non
pemerintah terhadap kemiskinan (AKATIGA 1999; 2000; Ford Foundation-KIKIS 1999; KIKIS-AKATIGA
1999; KIKIS 1997; 2000; LPIST 1993; SMERU 2003)
Apakah ada hubungannya antara jumlah lembaga, penulis, peneliti, atau sarjana yang berminat terhadap
topik kemiskinan di suatu negara dengan realitas kemiskinan di negara tersebut? Hal ini membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut apakah melalui studi perbandingan negara, atauperbandingan antar daerah di
Indonesia.
Tentu “penulis” sumber rujukan hanyalah salah satu aktor, ada banyak aktor lainnya; pemerintah daerah,
organisasi-organisasi rakyat, yang keberadaannya tidak dapat ditunjukkan oleh produk-produk sumber
kepustakaan yang diterbitkan sendiri. Upaya kami begitu terbatas sehingga daftar bacaan yang tertelusuri
dan tampil dalam bibiliografi ini hanya dapat kami pilah berikut ini:
?
Penulis
?
Penulis
?
Penulis
?
Penulis
Indonesia tentang kemiskinan di Indonesia
Non-Indonesia tentang kemiskinan di Indonesia
Non-Indonesia tentang kemiskinan di Negara Tetangga
Lembaga tentang kemiskinan di Indonesia dan Negara Tetangga
Tema-tema kemiskinan: Minat dan Peranan Lembaga Internasional
Bank Dunia dan PBB memiliki peranan penting dalam perkembangan isu-isu di dalam topik kemiskinan. Kita
tahu bahwa Bank Dunia telah bergelut dengan isu kemiskinan sepanjang 4 dasawarsa, yaitu sejak paska
perang dunia II hingga detik ini. Kita tidak akan terkejut apabila perkembangan minat peneliti, sarjana dan
penulis Indonesia (atau pun Non-Indonesia) memiliki singgungan dengan isu-isu kemiskinan yang dibangun
oleh lembaga ini.
Pada dasawarsa 60-an, Bank Dunia memasuki isu kemiskinan melalui pembangunan kembali saranasarana umum berskala besar. Tujuan yang ingin dicapai adalah memacu pertumbuhan ekonomi negaranegara yang terlibat perang dunia II. Kemiskinan adalah kekurangan sarana-sarana fisik vital taraf nasional.
Sektor-sektor yang dikembangkan kala itu meliputi; 1)pengembangan industri, 2) sarana angkutan umum,
3) tenaga listrik, 4) pengembangan lembaga keuangan, dan 5) pertanian.
Isu-isu penelitiannya mengarah kepada penambahan pengetahuan tentang pasar tenaga kerja dan
pembangunan pedesaan. Pada dasawarsa 70-an minatnya masih sama dengan dasawarsa sebelumnya
ditambah suatu pernyataan khusus untuk lebih memperhatikan rakyat miskin. Penelitian diarahkan kepada
isu-isu kependudukan, pendidikan dasar, dan kesehatan masyarakat. Pada dasawarsa 80-an, minatnya
meluas ke upaya-upaya pengembangan sumbedaya manusia, menyelesaikan krisis utang di beberapa
negara dengan melakukan penyesuaian kebijakan fiskal dan perdagangan, dan memperhatikan negaranegara yang ekonominya sedang mengalami transisi. Arah penelitiannya tetap yaitu mencari cara
memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan teknik survey rumah tangga guna mendukung
pengambilan kebijakan. Suatu rekomendasi kebijakan baru diluncurkan; 1) realokasi belanja publik untuk
pendidikan dasar dan kesehatan, 2) memperhatikan efek-efek negatif program penyesuaian, 3)
meluncurkan program jaring pengaman sosial. Rekomendasi ini diitambah dengan program-program
percepatan pertumbuhan ekonomi, diadopsi dan diterapkan di awal hingga menjelang akhir dasawarsa 90an. Suatu pergeseran arah dan isu terjadi pada akhir dasawarsa 90-an. Bank Dunia memasuki isu-isu
tentang 1) Hak kepemilikan, 2) reformasi di bidang pertanahan, 3) perbaikan akses golongan
miskin terhadap lembaga dan sistem peradilan, 4) mengembangkan pranata persaingan yang adil
(fair), 5) menerapkan kebijakan desentralisasi dalam tata pemerintahan, dan 6) mengembangkan
partisipasi kelompok miskin.
Sejak akhir dasawarsa 90-an, Bank Dunia mulai memasuki era”millenium”,bank bergelut dengan realitas
“kemiskinan multidimensi”. Isu-isu yang diangkatnya sangat mempengaruhi wacana kemiskinan; 1)
pemerosotan material (dimensi paling klasik), 2) pemerosotan sumberdaya manusia (berkembang
dasawarsa 80-an), 3) kerentanan (mulai diperhatikan paska krisis), 4) peminggiran sosial oleh negara dan
masyarakat (agenda yang awalnya diangka oleh masyarakat Uni Eropa), dan 5) ketidakberdayaan
mempengaruhi keputusan. Strategi-strateginya diarahkan untuk mengubah kondisi-konsisi yang
memungkinkan konsisi kemiskinan multidimensi terjadi; 1) membuka peluang-peluang ekonomi dengan cara
merangsang pertumbuhan ekonomi, pengembangan pasar yang pro rakyat miskin, dan pembangunan aset,
2) memperkuat keamanan untuk mengendalikan situasi yang tidak bisa dikendalikan guna mengatasi
kerentanan untuk jatuh sakit, dislokasi ekonomi, dan bencana alam, 3) Melakukan pemberdayaan dengan
cara mendorong pemerintah dan berbagai pranata sosial lainnya lebih responsif terhadap golongan miskin
guna mengatasi tata pemerintahan yang buruk, ketimpangan distribusi sumberdaya ekonomi, dan
ketimpangan distribusi kekuatan politik.
Isu-isu kemiskinan yang diangkat oleh pata penulis Indonesia maupun non-Indonesia condong memiliki
kesamaan dengan Bank Dunia. Tidaklah bisa disangkal apabila sumber-sumber rujukan dapat dipilah sesuai
minat-minat yang muncul;
?
Pemerosotan ekonomi
?
Pemerosotan sumbedaya manusia
?
Kerentangan
?
Peminggiran sosial
?
Ketidak berdayaan dalam mengambil keputusan
Pada bagian kedua, bibliografi ini ditampilkan dengan cara yang demikian. Pemerintah Indonesia telah
mengadopsi gagasan dan isu kemiskinan multidimensi (Komite Penanggulangan Kemiskinan (Indonesia)
2005). Pertanyaannya, seberapa jauhkah ide ini diwujudkan dan dipraktekkan? Dan sejauh mana
perangkat-perangkatnya telah disiapkan? Apa efeknya terhadap kemiskinan dan golongan miskin?
Bagaimana kebijakan-kebijakan yang “berhasil” mengatasi kemiskinan bekerja? Jawaban atas pertanyaan
ini memerlukan analisis lebih lanjut, melalui suatu prespektif yang kritis tapi juga lebih realistis.
Selamat mempelajari daftar bacaan
Tingkat agr egasi
Pemet aan & Pengukur an agr egat
Analisis, M et odologi, dan
M et ode: Kr it er ia, def inisi,
dan indikat or
Ket ahanan pangan
UKM
Ket enagaker j aan
Budaya kemiskinan
M odal sosial
Kesej aht er aan Keluar ga
Kemiskinan dan ket impangan
Pot r et , Dinamika dan
St at ist ika
di per desaan
Pot r et mikr o komunit as
/ st at ist ik disagr egat
Kemiskinan Nelayan
Ter bit sebelum t ahun 2001
Per dagangan
Buku
Per pindahan penduduk
Buku sunt ingan
Kemiskinan Agr ar ia
Ar t ikel j ur nal/ ej ur nal
Pengar ang I ndonesia
Lapor an Penelit ian
Pelayanan Publik
Media M assa Cet ak
Kat egor i Teknis
Kemiskinan dan ket impangan
di per kot aan
Buku
Ter bit set elah t ahun 2001
Buku sunt ingan
Thd.lingkungan
Kepust akaan Tent ang Kemiskinan
dan Ket impangan di I ndonesia
Dampak
Ar t ikel j ur nal/ ej ur nal
Pengar ang Asing
Lapor an Penelit ian
Diver sif ikasi ek.r umah t angga
Media M assa Cet ak
Peningkat an pr odukt ivit as per t anian
Pengembangan Modal Sosial
Peningkat an peluang usaha,
membuka akses SDA, dan
Pember dayaan dalam
Kat egor i Subt ansi
Or ganisasi Pemer int ah
Pengar ang Or ganisasi
keput usan ekonomi
Or ganisasi nonPemer int ah
M odal ekonomi
St r at egi int er vensi
Pember dayaan masy. dalam
pengambilan keput usan publik
M emper baiki t at a kelola
pemer int ah
Pember dayaan polit ik, t at a
pemer int ahan, dan
penanggulangan kemiskinan
par t isipat if
Peningkat an r asa aman
Kependudukan
Per t anahan
Ek.Keluar ga
Kebij akan sekt or al
Pendidikan
Upaya Penanggulangan
Ker j a Layak
I DT
KUBE
Tar get populasi khusus
RASKI N
Pr ogr am aksi
J PS, kr isis
P2KP/ PPK/ PNPM
Par t isipat or is
Kabupat en r ef or m
Pikir anpikir an alt er nat if
Kr it ik St r at egi Pembangunan
Per sepsi Pengur angan
Kemiskinan
Dinamika penanggulangan
Per anan LSM
Ger akan Sosial
Pustaka Kemiskinan dan Ketimpangan 1997
2008.mmap
1/12/2009
Eka Chandra
Education & health
Livelihood
'New strategy' for poverty alleviation
Vulnerability
Social protection
Urban poverty
Pro poor budget
Community empowerment & participation
Governance & Democratization
International business
00's issues & approach
60's issues & approach
Minimum wages
SNPK
History of The
Indonesia
Government
Approach to Poverty
Issues and That
Reduction
The role of NGO
Micro Finance
Women empowerment
Poverty Alleviation Committee
Certification
Social capital
Growth
70's issues & approach
Income disparity/inequality
Mass poverty
Agricultural modernization
80's issues & approach
Inequality (distributional aspect of
population income)
Spatial inequality/disparity
Adjustment period
Rural poverty
Access to land
Rural employment and earning
IDT Program
90's issues & approach
Income inequality
Poverty in crises
Social capital/social assets building
Social protection
History of The Indonesia Government_poverty .mmap
1/19/2009
Industry
Transportation
Power
60's issues
Financial Credit Dev.
Agriculture
Labor market
Growth oriented research I
Rural Development
Continue 60'a issues
Rhetoric attention to the
ordinary poor
Population
70's issues
Growth oriented research II
Education
Health
Scare job opportunities
Meager assets
Inaccessible market
Human Resources Dev.
(related to growth)
Human capital acc.
Debt crises recovery by
adjustment loans
Fiscal adjustment
Material deprivation
Human resources deprivation
ill health
Economic dislocation
International trade adjustment
Vulnerability
Multi dimensions of poverty
History of The
Bank's Approach to
Poverty Reduction
Natural disaster
Exclusion by state & society
Support economies transition
for growth sustainability
Policy oriented household surveys
80's issues
Growth oriented research III
Powerlessness to influence decision
00's issues
Uncontrollable events
Stimulating ec. growth
Pro poor market
Unequal political power
distribution
Public social spending
reallocation to prim.ed and
health care
Strategies for promoting
economic opportunities
'New' Policy Recommendation
Assets building
Unequal economic
resources dist.
Empowerment by making state
and social institution
responsive to the poor
Economic growth acceleration
Bad state governance
New Strategy
90's issues
Provision of basic social
services targeted to the poor
Social safety nets
Property rights
Land reform
Access of the poor to legal
systems and credit
Late 90's issues
Fair competition
Decentralization
Participation of the poor
History of The Bank's Approach to Poverty Reduction.mmap 1/19/2009
pay attention to social cost of adjustment
social safety net
Enhancing security
AKATIGA
pusat analisis sosial
www.akatiga.org