slide 3 karangan ilmiah

(1)

KARANGAN ILMIAH

Penyusunan karya ilmiah ada 5 tahap :

1. Persiapan (penentuan topik, tema, judul, pembuatan kerangka);

2. Pengumpulan data (buku, majalah, surat kabar,pihak-pihak yang berkompeten;

3. Pengonsepan;

4. Pemeriksaaan : Pengecekan kembali masalah; 5. Penyajian : pengetikan hasil penelitian/studi


(2)

TOPIK, TEMA DAN JUDUL

Topik → topoi (yunani) : tempat

Tema → tithenai (yunani) : menempatkan/meletakkan

Topik : pokok pembicaraan, pokok karangan yang akan dijadikan l andasan penyususnan karangan, biasanya disampaikan dalam kelompok

kata

Tema : amanat utama yang disampaikan

penulis melalui karangannya, biasanya dirumuskan dalam kalimat lengkap yang

dikembangkan berdasar topik yang dipilih dan telah merumuskan sudut pandang penulis.


(3)

Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam penentuan topik

1. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita; 2. Topik yang dipilih harus yang menarik;

3. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas;

4. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif;

5. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. Topik yang dipilih jangan terlalu baru; 6. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.


(4)

CARA MEMBATASI TOPIK a. Menurut tempat :

Negara dunia, Jakarta P. Jawa

Topik : “ Pulau Jawa Sebelum Merdeka” “Jakarta Sebelum Indonesia Merdeka”.

b. Menurut waktu/periode/zaman :

“Kebudayaan Indonesia” dan “Seni Tari Bali Modern”

c. Menurut hubungan sebab-akibat :

“Dekadensi Moral di Kalangan Muda-mudi” → “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis Moral


(5)

d. Pembagian bidang kehidupan manusia : politik,

ekonomi, sosial, agama, kebudayaan dan sebagainya.

→ “Usaha-usaha Pemerintah bidang Ekonomi” → “ Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang

Ekonomi pada Era Reformasi”

e. Aspek khusus-umum/individual-kolektif :

→ “Pengaruh siaran TV terhadap Masyarakat Lampung”

“Pengaruh siaran TV terhadap Kaum Tani di Lampung”


(6)

TEMA

Ciri Tema yang baik :

- Dirumuskan dalam kalimat yang jelas

- Ada kesatuan gagasan sentral yang menjadi landasan seluruh karangan

- Ada pengembangan tema yang terarah - Mengandung kebaruan

Contoh :

Topik : Pendidikan Kewirausahaan

Tujuan : Mendorong alumni perguraun tinggi untuk menciptakan lapangan kerja mandiri.

Tema : Pendidikan Kewirausahaan sebagai dasar penciptaan lapangan kerja mandiri bagi almuni perguruan tinggi


(7)

JUDUL KARANGAN

Fungsi Judul

- Nama sebuah karangan

- Slogan / promosi / untuk menarik minat - Gambaran isi karangan

- Wujud kreativitas pengarang

Syarat judul karangan

- Singkat dan padat (jika agak panjang dapat menggunakan Sub Judul)

- Menarik perhatian

- Menggambarkan isi / inti karangan

- Atraktif, bombastis, kontroversial ( untuk menarik pembaca misalnya dalam judul berita / iklan


(8)

Dalam pembuatan judul karangan, topik dan tema dapat dijadikan judul atau dirumuskan judul

tersendiri

Topik → umum ; belum menggambarkan sudut pandang penulis

Tema → mengandung permasalahan yang lebih jelas & terarah , telah menggambarkan

sudut pandang penulis

Judul → spesifik, mengandung permasalahan yang lebih jelas & terarah , menarik.

pembuatan judul berawal dari topik, berhubungan dengan tujuan dan tema.


(9)

PENGORGANISASIAN/PENGAWASAN

Penyusunan harus menggolongkan data menurut jenis, sifat/bentuk. Mengolah dan menganalis

data dengan tehnik/metode yang ditentukan Karangan berdasarkan penyajiannya :

1. Karangan Narasi : menceritakan sesuatu

peristiwa/kejadian, ada tokoh, alur, dan suasana.

Contoh : Andre tahu bahwa Agung membutuhkan pertolongan seseorang. Andrea masih

menimbang-nimbang haruskah aku

menolongnya? Bagaimana dengan Ibunya? Masih mengiang-ngiang ditelinganya saat Bui Ardan (Ibu Agung) melarang dan mengusirnya supaya tidak bermain lagi dengan anaknya,

Agung. Untunglah, kelurga Andre segera pindah rumah.


(10)

2. Karangan Argumentasi

:

Pendapat /ide untuk membuktikan

kebenaran, ada kesimpulan.

Contoh

: Memelihara ayam itu sangat mudah.

Bukti bahwa memelihara ayam itu mudah

dapat dilihat dengan menjamurnya peternakan

ayam dibeberapa daerah. Banyak orang yang

berhasil dalam usaha beternak ayam.

Memelihara ayam tidak banyak gangguan

berarti. Adapun munculnya beberapa penyakit

atau gangguan kecil lainnya, anggaplah

sebagai variasi untuk mendorong usaha

peternakan ayam ke arah yang lebih maju.


(11)

3. Karangan Eksposisi

:

memaparkan / merinci informasi data dan

fakta, di akhir paragraf penegasan.

Contoh

: Kebutuhan benih padi bersertifikat

label biru secara nasional makin tahun makin

meningkat. Benih padi bersertifikat label biru

mempunyai daya saing yang tinggi terhadap

jenis benih lain. Panen padi sebagai hasil

dan benih padi bersertifikat label biru itu

meningkat sampai 9,57% daripada benih

padi yang tidak bersertifikat label biru.


(12)

4. Karangan Persuasi :

mengajak dan mempengaruhi pembaca.

Contoh : Disiplin adalah salah satu faktor

penunjang yang paling pokok dalam mencapai keteraturan hidup. Buatlah jadwal kegiatan setiap harinya. Taatilah semua jadwal yang telah disusun. Kita ambil contoh misalnya, bangun tidur pukul

berapa, berangkat sekolah pukul berapa, tidur siang pukul berapa, dan jangan lupa waktu main pun harus ada. Kita memang perlu rileks sekadar mengurangi stress.


(13)

ALENIA

Kalimat yang membangun alenia pada

umumnya dapat diklasifikasikan atas dua

macam, yaitu :

1. Kalimat topik atau kalimat pokok

a. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;

b. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;

c. Memunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.


(14)

2. Kalimat penjelas, ciri-ciri :

a. Kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri; b. Arti kalimat kadang-kadang baru jelas

setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alenia;

c. Pembentukan sering memerlukan

bantuan kata sambung atau frasa transisi; d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh,

dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.


(15)

ALENIA DEDUKTIF

Bila kalimat pokok ditempat pada bagia awal

alenia, akan terbentuk alenia deduktif, yaitu

alenia yang menyajikan pokok

permasalahan terlebih dahulu, lalu

menyusul uraian yang terinci mengenai

permasalahan atau gagasan alenia (urutan

umum-khusus)


(16)

Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.

Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik diantaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku diantaranya adalah sikap, kebiasaan, adat istiadat, belajar, tidur, bertani, bahkan berkelahi.

Kalimat topik pada awal alenia

Kalimat penjelas Contoh alenia deduktif


(17)

ALENIA INDUKTIF

Bila kalimat pokok ditempat pada bagian

akhir alenia, akan terbentuk alenia induktif,

yaitu alenia yang menyajikan penjelasan

terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan


(18)

Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik diantaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku diantaranya adalah sikap, kebiasaan, adat istiadat, belajar, tidur, bertani, bahkan berkelahi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik

Kalimat penjelas

Kalimat topik pada awal alenia Contoh alenia induktif


(19)

ALENIA DEDUKTIF-INDUKTIF

Bila kalimat pokok ditempat pada bagian

awal dan akhir alenia, terbentuklah alenia

campuran deduktif induktif. Kalimat pada

akhir alenia umumnya menegaskan kembali

gagasan utama yang terdapat pada awal


(20)

Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini

menunjukkan bahwa

pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

Kalimat topik pada awal dan akhir kalimat Contoh alenia


(21)

ALENIA PENUH KALIMAT

TOPIK

Seluruh kalimat yang membangun alenia sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian itu biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan kalimat yang lainnya sama-sama penting. Alenia semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriftif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.


(22)

Pagi hari itu aku

duduk di bangku

panjang dalam taman di

belakang rumah.

Matahari belum tinggi

benar, baru

sepenggalah. Sinar

matahari pagi

menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Ku hirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.

Kalimat topik pada seluruh alenia

Contoh alenia


(23)

Karangan Ilmiah :Tahap Penulisan

 Manfaat Penulisan Karangan Ilmiah

 studi akademis

 perkembangan ilmu pengetahuan  kepentingan komersial / pesanan  publikasi ilmiah

 Bentuk : disesuaikan dengan fungsinya :

 skripsi, thesis, disertasi : aturan oenulisan sangat ketat  Untuk jurnal ilmiah : aturan penulisan agak longgar

 Laporan untuk pengambilan kebijakan : singkat, tanpa istilah-istilah teknis, meski tetap bersifat persuasif,

ekspositoris dan argumentatif

 Laporan untuk masyarakat luas misalnya artikel di koran / majalah : bersifat ilmiah populer.


(24)

Anatomi Karangan Ilmiah

1.

Judul

2.

Kata Pengantar

3.

Daftar Isi

4.

Pendahuluan

5. Tubuh Karangan /

Laporan

6. Kesimpulan

7. Lampiran


(25)

1.

Judul : Ringkas, Jelas, Menarik,

menggambarkan Isi :

Contoh :

* Di Bawah Bendera Revolusi : Sukarno

* Peralihan Kekuasaan Sukarno-Suharto-Habibi : J.K. Tumakaka

* Siapa Kudeta ? Y. Pohan

* Perkembangan Serikat Buruh di Beberapa Negara : Madjid Siregar

* Membela Petani : Kajian Keanekaragaman Pangan dan Gizi : Wartaya et. al.


(26)

2. Kata Pengantar

Kurang lebih satu halaman saja

Berisi tujuan penelitian, kendala yang

dihadapi, sponsor / siapa yang membantu

pendanaan, ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu

Ada jenis Kata pengantar yang lain yaitu :

bahasan isi karangan tersebut oleh pihak

penerbit atau orang yang punya wibawa

dalam disiplin ilmu tersebut.


(27)

3. Daftar Isi

- bila ada tabel, foto, peta buatlah daftar isi tersendiri.

4. Pendahuluan

Mencakup antara lain: - latar belakang

- tujuan penelitian - metode

- proses dan analisis

- landasan teori, dsb.


(28)

5. Tubuh Karangan

Penulisan inti karangan ilmiah sesuai

disiplin ilmu. Bab-bab di dalamnya saling

terkait erat.

6. Kesimpulan

Kesimpulan dari bab / uraian sebelumnya,

saran.

7. Lampiran

Semua data / bahan yang kurang praktis

bila diletakkan dalam tubuh karangan :

foto, peta, surat-surat keterangan, dll.


(29)

8. Daftar Pustaka

 Mencakup tiga unsur : judul buku / artikel,

pengarang, fakta penerbitan

 Ada beberapa sistem penulisan. Sekedar

contoh: Sistem Harvard, Sistem American Anthroplogyst, dsb.

 Cara penulisan di Indonesia pun berbeda-beda.  Pilih satu sistem saja secara konsisten /

sesuaikan dengan cara standar lembaga anda.


(30)

Contoh penulisan Daftar Pustaka

1. Zen, M.T., Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup,

Jakarta, PT Gramedia, 1979.

2. Zen, M.T., Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, PT

Gramedia, Jakarta, 1979.

3. Zen, M.T., (1979) : Menuju Kelestarian Lingkungan

Hidup. Jakarta, PT Gramedia.

4. Zen, M.T. 1979. Menuju Kelestarian Lingkungan

Hidup. Jakarta, PT Gramedia.

5. Zen, M.T.

1979. Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta, PT Gramedia.

Contoh Penulisan Artikel :

Naim, Mochtar, 1999. “Segi Koordinasi Pelaksanaan Transmigrasi Kita.” Kompas, 12 Juni.


(31)

KUTIPAN

 Jenis Kutipan

- Kutipan Langsung : fakta lengkap

- kutipan tidak langsung : ditulis intisarinya saja

 Guna kutipan

- mengulas, menganalisis, mengritik - memperkuat uraian

 Prinsip Mengutip

- Pada kutipan langsung; jangan mengubah apapun - Bila ada keraguan / kesalahan : tulis apa adanya beri tanda {sic !} ‘demikianlah adanya’

- Bila menghilangkan sebagian, tidak boleh mengubah aslinya.


(32)

KUTIPAN

1. Kutipan langsung maksimal 4 baris :

- masukkan langsung ke dalam teks - jarak tetap dua spasi

- diapit tanda kutip

- beri nomor urut catatan kaki dengan superscript.

Contoh :

Hal itu ditegaskan oleh jenderal berbintang empat itu dalam memoarnya ”karena saya adalah satu-satunya panglima


(33)

2. Kutipan Langsung lebih dari 4 baris :

- dipisahkan dari teks kira-kira 2,5 spasi - jarak tulisan 1 spasi

- tidak diapit tanda kutip

- di akhir beri tanda nomor catatan kaki

Contoh :

Penilaian tersebut tersirat dalam surat H.B. Yassin kepada Pramudya Ananta Toer :

Saudara, bagi saya paling menarik dan simpatik apabila bicara tanpa pretensi, sebagai manusia biasa. Tapi segera apabila

saudara beragitasi menyebut-nyebut rakyat, lalau terasa kembung dan sumbang. Saudara tak usah kuatir bahwa tanpa menyebut rakyat, Saudara tidak dianggap wakil rakyat. 8


(34)

3. Kutipan tidak langsung

- diintegrasikan langsung ke dalam teks

- tidak diapit tanda kutip

- jarak tetap dua spasi

- di akhir diberi nomor catatan kaki

4. Kutipan pada catatan kaki (langsung atau

tidak langsung)

- spasi rapat


(35)

Penomoran Kerangka Karangan

Ada dua model / cara

1. Sistem Campuran Huruf dan Angka 2. Sistem Angka Arab (dengan digit) Model / Cara 1.

I . Angka Romawi Besar untuk BAB

A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab

1. Angka Arab besar

a. Huruf Romawi Kecil

i. Angka Romawi Kecil

(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung (1) Angka Arab Berkurung


(36)

Cara 2

1.

1.1

1.1.1

1.1.1.1

2.

2.1

2.1.1


(37)

Contoh Penomoran Karangan dengan Model 1 I . Pendahuluan

II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000

B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995 C. Studi Kasus di Lampung

1. Pengukuran Fertilitas

2. Penyebab Perbedaan Fertilitas a. Retaknya Perkawinan

b. Abstinensi Setelah Melahirkan c. Perbedaan Fekunditas


(38)

Contoh Penomoran Karangan dengan Model 2 1. Pendahuluan

2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia 2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000

2.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995 2.3. Studi Kasus di Lampung

2.3.1. Pengukuran Fertilitas

2.3.2. Penyebab Perbedaan Fertilitas 2.3. 2.1 Retaknya Perkawinan

2.3.2. 2 Abstinensi Setelah Melahirkan 2.3.2. 3 Perbedaan Fekunditas


(39)

POLA SUSUNAN KARANGAN

Ada 2 jenis

A.

Pola Alamiah : unit-unit karangan

berurutan sesuai keadaan alam /

dimensi kehidupan manusia

B.

Pola Logis : unit-unit karangan berurutan

sesuai pendekatan logika / pola pikir

manusia.


(40)

A.

Pola Alamiah

1. Urutan waktu / kronologis : bahan-bahan ditulis

berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya

dengan yang lain. Contoh :menjelaskan proses terjadinya sesuatu.

2. Urutan ruang / spasial. Topik yang diuraikan

berkaitan erat dengan ruang / tempat :dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan

geografis.

3. Berdasar Topik yang Ada : Bagian-bagian

diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam


(41)

B. Pola Logis

1. Klimaks – Antiklimaks : anggapan bahwa posisi

tertebtu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua : urutan klimaks = yang penting di akhir; urutan antiklimaks = yang penting di awal. Model ini hanya efektif untuk menguraikan

sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.

2. Urutan kausal / sebab akibat :

a. Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin terjadi. Misal ; penulisan sejarah, berbagai

persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan cuaca global.

b. akibat ke sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang menimbulkannya. Misal : Krisis multidimensi di Indonesia.


(42)

3. Urutan pemecahan masalah

Dimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau solusi.

Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.

4. Urutan Umum – Khusus

a. Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal-hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya, Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu

suku-suku dan kebudayaannya. b. Khusus – Umum : Sebaliknya.


(1)

Contoh Penomoran Karangan dengan Model 1 I . Pendahuluan

II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000

B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995 C. Studi Kasus di Lampung

1. Pengukuran Fertilitas

2. Penyebab Perbedaan Fertilitas a. Retaknya Perkawinan

b. Abstinensi Setelah Melahirkan c. Perbedaan Fekunditas


(2)

Contoh Penomoran Karangan dengan Model 2 1. Pendahuluan

2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia 2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000

2.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995 2.3. Studi Kasus di Lampung

2.3.1. Pengukuran Fertilitas

2.3.2. Penyebab Perbedaan Fertilitas 2.3. 2.1 Retaknya Perkawinan

2.3.2. 2 Abstinensi Setelah Melahirkan 2.3.2. 3 Perbedaan Fekunditas


(3)

POLA SUSUNAN KARANGAN

Ada 2 jenis

A.

Pola Alamiah : unit-unit karangan

berurutan sesuai keadaan alam /

dimensi kehidupan manusia

B.

Pola Logis : unit-unit karangan berurutan

sesuai pendekatan logika / pola pikir

manusia.


(4)

A.

Pola Alamiah

1. Urutan waktu / kronologis : bahan-bahan ditulis

berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya

dengan yang lain. Contoh :menjelaskan proses terjadinya sesuatu.

2. Urutan ruang / spasial. Topik yang diuraikan

berkaitan erat dengan ruang / tempat :dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan

geografis.

3. Berdasar Topik yang Ada : Bagian-bagian

diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam


(5)

B. Pola Logis

1. Klimaks – Antiklimaks : anggapan bahwa posisi

tertebtu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua : urutan klimaks = yang penting di akhir; urutan antiklimaks = yang penting di awal. Model ini hanya efektif untuk menguraikan

sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.

2. Urutan kausal / sebab akibat :

a. Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin terjadi. Misal ; penulisan sejarah, berbagai

persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan cuaca global.

b. akibat ke sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang menimbulkannya.


(6)

3. Urutan pemecahan masalah

Dimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau solusi.

Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.

4. Urutan Umum – Khusus

a. Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal-hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya, Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu

suku-suku dan kebudayaannya. b. Khusus – Umum : Sebaliknya.