hk 628 slide tenaga kerja asing

Pokok Bahasan

:

Tenaga Kerja Asing

Oleh

:

Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum

1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di
Indonesia
Tenaga Kerja Asing (TKA) sudah menjadi fenomena yang
lumrah tidak hanya dewasa ini yang disebut sebagai era
globalisasi namun juga telah ada sejak dimulainya
industrialisasi di muka bumi.
Dilihat dari perkembangannya, latar belakang digunakannya
TKA di Indonesia mengalami perubahan sesuai zamannya:
Tujuan pengaturan mengenai TKA ditinjau dari aspek hukum

ketenagakerjaan pada dasarnya adalah untuk menjamin dan
memberi kesempatan kerja yang layak bagi warga negara
Indonesia di berbagai lapangan dan level. Karenanya dalam
mempekerjakan TKA di Indonesia dilakukan melalui
mekanisme dan prosedur yang ketat dimulai dengan seleksi
dan prosedur perizinan hingga pengawasan.1
Berlakunya UU 13 Tahun 2003 telah mencabut UU No. 3
Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing di
Indonesia. Bab VIII Pasal 42 sampai 49 UU 13 TAhun 2003
menjadi acuan dasar dalam hal penempatan TKA di Indonesia
saat ini ditambah berbagai peraturan pelaksana.
2. Landasan dan Ruang Lingkup Pengaturan TKA
Peraturan-peraturan sebagai landasan hokum penggunaan
TKA:




UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
khususnya menyangkut BAB VIII tentang penggunaan

TKA;
UU No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP);

1

Bandingkan dengan Thoga M. Sitorus, Membatasi Penggunaan Tenaga
Kerja Asing, (Analisa, Selasa 30 Oktober 2007).

1

2


















Peraturan Pemerintah No.92 tahun 2000 tentang Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Berlaku Pada Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi;
Keputusan Presiden No. 75 tahun 1995 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing
Pendatang;
Kepmenakertrans No. 223/Men/2003 tentang JabatanJabatan Di Lembaga Pendidikan Yang Dikecualikan
Dari Kewajiban Membayar Kompensasi;
Kepmenakertrans No. 228/Men/2003 tentang Tata
Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja

Asing (RPTKA);
Kepmenakertrans No. 20/Men/III/2004 tentang Tata
Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing;
Kepmenakertrans
No.
21/Men/IV/2004
tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing Sebagai Pemandu
Nyanyi;
Permenakertrans No. 07/MEN/III/2006 juncto No.
15/MEN/2006
tentang Penyederhanaan Prosedur
Penerbitan Ijin Mempekerjakan TKA;
Permenakertrans
No.
02/Men/XII/2004
tentang
Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Bagi Tenaga Kerja Asing;


Hukum Ketenagakerjaan Indonesia memberi ketentuan dasar
dalam penempatan TKA di Indonesia, beberapa yang penting
adalah;
a. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga
kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau
pejabat yang ditunjuk, kecuali bagi perwakilan negara
asing yang mempergunakan tenaga kerja asing
sebagai pegawai diplomatik dan konsuler tidak wajib
memiliki izin.
kerja
orang
perseorangan
dilarang
b. Pemberi
mempekerjakan tenaga kerja asing.
c. Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia
hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu
dan waktu tertentu.
d. Pemberi kerja yang menggunakan tenaga kerja asing

harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing
yang disahkan oleh Menteri.

3

Untuk mendapatkan izin penggunaan TKA, perusahaan
pengguna harus membuat lebih dulu Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA), yang secara khusus diatur
dalam Kepmenekertrans No. 220 Tahun 2003
tentang Tata
Cara Pengesahan RPTKA.
RPTKA menjadi dasar untuk memperoleh izin menggunakan
TKA (IMTA), IMTA diatur dalam Kepmenakertrans No.
20/Men/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh IMTA dan
Permenakertrans No. 07/Men/2006 Tentang Penyederhanaan
Prosedur Memperoleh IMTA.
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA):
a. Adalah rencana penggunaan TKA pada jabatan tertentu
yang dibuat oleh Pemberi Kerja TKA untuk jangka waktu
tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang

ditunjuk.
b. RPTKA sebagai dasar untuk mendapatkan Ijin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).
c. Pemberi Kerja yang akan mempekerjakan TKA harus
memiliki RPTKA, kecuali Instansi Pemerintah, BadanBadan Internasional dan Perwakilan Negara Asing.
d. RPTKA
sekurang-kurangnya
memuat
alasan
penggunaan, jabatan TKA, jangka waktu penggunaan,
penunjukkan tenaga kerja pendamping.
Selain diatur dalam peraturan ketenagakerjaan, penggunaan
TKA juga harus memperhatikan peraturan lain seperti UU
Kepolisian (UU No. 2 Tahun 2002) pada Pasal 15 ayat (2)
kepolisisan melakukan pengawasan fungsional terhadap TKA
antara lain tidak menyalahgunakan visa atau izin kerja, tidak
melakukan tindakan kriminal, kegiatan politik dan lain-lain.
UU Keimigrasian
(UU No. 9 Tahun 1992), Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang Pengawasan

Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian dan peraturan lain
misalnya Perda tentang retribusi atas TKA.
3. Proses Penyelesaian IMTA
Proses penyelesaian IMTA dapat digambarkan dalam bagan
berikut:

4





Setelah copy telex dari Ditjen Imigrasi diberikan ke
Depnakertrans,
maka
pemohon
membayar
dana
kompensasi.
Jangka waktu berlakunya IMTA sejak dikeluarkannya

KITTAS dan sesuai dengan jumlah pembayaran Dana
Kompensasi ( misal dibayarkan US$1.200, maka berlakunya
IMTA 12 bulan sejak diterbitkannya KITTAS).

3. TKA di era globalisasi dan pasar bebas
Sebagai konsekuensi dari globalisasi dan liberalisasi
perdagangan dan investasi, seperti penanaman modal asing
secara langsung, maka jumlah tenaga kerja asing yang
bekerja di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu. Apalagi Indonesia sebagai bagian dari
komunitas dunia seperti WTO, AFTA dan APEC semakin
memperbesar peluang masuknya tenaga kerja asing ke
Indonesia. Dalam World Trade Organisation yang salah
satunya membahas perdagangan dalam sektor jasa (General
Agreemnts on Trade in Services), mewajibkan kepada setiap
negara anggotanya untuk membuka akses pasarnya bagi

5

penyedia jasa asing. Indonesia yang telah ikut serta dalam

WTO dan telah meratifikasi tentunya harus mengikuti
kewajiban yang diamanatkan dalam perjanjian tersebut.
Aspek kualitas sumber daya manusia harus menjadi titik
sentral. Selain itu pengaturan dari sektor perundang-undagan
juga harus lebih dimaksimalkan demi terciptanya perlindungan
dan pengawasan yang lebih baik bagi tenaga kerja asing.2

REFERENSI
Thoga M. Sitorus, Membatasi Penggunaan Tenaga Kerja
Asing, (Analisa, Selasa 30 Oktober 2007).
Armanda, Yoza Wirsan, Penggunaan tenaga kerja asing
berdasarkan peraturan ketenagakerjaan
di
Indonesia, Abstrak Tesis, Universitas Indonesia,
Jakarta.
UU 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
Dalam
Negeri
Depnakertrans

RI,
Kebijakan
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

2

Armanda, Yoza Wirsan, Penggunaan tenaga kerja asing berdasarkan
peraturan ketenagakerjaan di Indonesia, Abstrak Tesis, Universitas Indonesia,
Jakarta.