REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA.

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK
SINGARAJA

Oleh :
GEDE YOGI SWARA PRADITA NANDA
1204205101

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK
SINGARAJA

Oleh :

GEDE YOGI SWARA PRADITA NANDA
1204205101

Dosen Pembimbing:
1. Ir. Nengah Keddy Setiada, MT
2. Ir. I Gusti Bagus Budjana, MT

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016


REDESAIN GEDUNG KESENIAN
GDE MANIK SINGARAJA

GEDE YOGI SWARA PRADITA NANDA
1204205101

2016

TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR
Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali
 (0361) 703384, 703320 Fax : 703384
www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN


Judul Tugas Akhir
Nama
NIM
Program Studi
Periode

: Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
: Gede Yogi Swara Pradita Nanda
: 1204205101
: Arsitektur
: Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 19 April 2016


Gede Yogi Swara Pradita Nanda
NIM. 1204205101

ABSTRAK

ABSTRACT
Gde Manik Arts Centre is a cultural asset Buleleng regency which was built in the
1980s as a used for artistic performances or festivals organized by government
and society. In its golden age, this building is a means of performances that have
demonstrated a variety art of Bali and local arts Buleleng. But in a growing era
and the emergence of human indifference, the building was as underappreciated
due to the many performances of modern art displayed in the open area.
Moreover, because this building can not accommodate the number of spectators
were present performances featuring national artists, the building was slowly
abandoned by the society. That was the reason this building will be redesign
hoping to become the pride of Buleleng people especially. As be use the theme of
harmonization of modern and balinese traditional architecture, this building will
show a modern impression to follow the current development however would not
relieve balinese traditional architecture while retaining the existence of balinese
elements. Gde Manik Arts Centre will accommodate 1200 people with 2757 m2

building area.
Keywords: Gde Manik Art Centre, art, art perform, Singaraja

ABSTRAK
Gedung Kesenian Gde Manik merupakan aset budaya Kabupaten Buleleng yang
dibangun pada tahun 1980an sebagai sarana pertunjukan kesenian atau festival
yang

diselenggarakan

keemasannya,

gedung

pemerintah
ini

maupun

merupakan


sarana

masyarakat.
pertunjukan

Pada
yang

jaman
telah

mempertunjukkan beragam kesenian-kesenian daerah bali, dan kesenian daerah
Buleleng. Namun seiring berkembangnya jaman dan munculnya sikap acuh tak
acuh manusia, gedung ini pun seperti kurang dipedulikan akibat banyaknya
pertunjukan seni modern yang dipertunjukkan di area terbuka. Selain itu karena
iii

gedung ini tidak bisa menampung jumlah penonton yang ada saat pertunjukan
yang menampilkan artis nasional, gedung ini pun perlahan ditinggalkan

masyarakat. Hal tersebutlah yang mendasari gedung ini diredesain dengan
harapan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Buleleng pada khususnya. Dengan
mengambil tema harmonisasi unsur modern dan tradisional Bali, gedung ini akan
menampilkan kesan modern agar mengikuti perkembangan jaman tetapi tidak
akan meninggalkan arsitektur tradisional Bali dengan tetap mempertahankan
unsur-unsur lokal yang ada di Bali. Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja akan
menampung 1200 orang dengan luas bangunan 2757 m2.
Kata Kunci: Gedung Kesenian Gde Manik, kesenian, pertunjukan seni, Singaraja

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas berkat rahmat-Nya, Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Redesain
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja” ini sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dapat
terselesaikan dengan baik.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat.
1.

Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP. selaku Dosen Koordinator
mata kuliah Seminar Tugas Akhir tahun 2015.

2.

Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT. selaku Dosen Koordinator mata kuliah
Studio Tugas Akhir tahun 2016

3.

Bapak Ir. Nengah Keddy Setiada, MT. selaku Dosen Pembimbing 1.

4.

Bapak Ir. I Gusti Bagus Budjana, MT. selaku Dosen Pembimbing 2.

5.


Bapak Dr. Ir. I Made Adhika, MSP. selaku Dosen Penguji I Mata Kuliah
Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana.

6.

Bapak I Wayan Wiryawan, ST., MT. selaku Dosen Penguji I Mata Kuliah
Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana.

7.

Bapak I Nyoman Susanta, ST., MErg. selaku Dosen Penguji II Mata
Kuliah Seminar dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Udayana.

8.

Ibu Ni Ketut Agusinta Dewi, ST., MT., PhD. selaku Dosen Penguji III

Mata Kuliah Seminar dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Udayana.

9.

Bapak dan Ibu Dosen pengampu mata kuliah Seminar Tugas Akhir tahun
2015 dan Studio Tugas Akhir tahun 2016.

10.

Seluruh Staf Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Udayana yang
telah memberikan pengetahuan dan arahan selama perkuliahan.
vi

11.

Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng yang telah memberikan penulis
ijin untuk melaksanakan observasi lapangan.

12.


Bapak Drs. Made Sumiada dan Ibu Ni Made Hasrini, Spd selaku orang tua
penulis yang telah memberi doa dan dukungan baik secara materi maupun
non-materi.

13.

Keluarga yang telah memberikan dukungan yang banyak dari segi moral.

14.

Rekan-rekan kuliah, terutama mahasiswa Seminar dan Studio Tugas Akhir
periode 2015-2016 serta mahasiswa arsitektur angkatan 2012 yang telah
sangat banyak memberikan bantuan selama proses perkuliahan.

15.

Dan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tak langsung
dalam penyusunan tugas ini yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu.
Penulis sangat menyadari bahwa Seminar Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna,

sehingga

memerlukan

masukan

dari

berbagai

pihak

demi

penyempurnaan Seminar Tugas Akhir ini. Penulis juga memohon maaf apabila
selama penyusunan makalah ini terjadi hal-hal yang kurang berkenan baik
disengaja maupun yang tidak disengaja.
Semoga Seminar Tugas Akhir mengenai “Redesain Gedung Kesenian Gde
Manik Singaraja” ini dapat bermanfaat bagi Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana, khususnya bagi para dosen pengajar dan mahasiswa
sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Denpasar, 14 Juni 2016

Penulis,
Gede Yogi Swara Pradita Nanda

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… i
LEMBAR REVISI ……………………………………………………………………….. ii
SURAT PERNYATAAN ………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................................ ................ …………… 3
1.4 Metode Perancangan…………………………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
2.1 Gambaran Umum Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja............................................ 7
2.2 Kondisi Eksisiting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja.......................................... 8
2.2.1 Kondisi Non Fisik Eksisting…… ......................................................................... 9
2.2.2 Kondisi Fisik Eksisting …………………………………………………………. 10
2.3 Potensi dan Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja …………………. 14
2.3.1 Potensi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja……………………………….. 14
2.3.2 Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja………………………… 21
2.4 Simpulan Permasalahan ……………………………………………………………….. 23
2.5 Simpulan Analisis Fungsi, Lokasi dan Kebutuhan Bangunan GKGM………………… 23
BAB III PEMAHAMAN TEORI
REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
3.1 Pemahaman Teori …………………………………………………………………….. 25
3.1.1 Pemahaman tentang Redesain ………………………………………………….. 25
3.1.2 Pengertian Seni dan Kesenian ………………………………………………….. 27
ii

3.1.3 Seni Pertunjukan ………………………………………………………………… 30
3.1.3.1 Seni Pertunjukan Tradisional Bali ………………………………………. 31
a. Seni Tari Bali ………………………………………………………... 31
b. Seni Musik Bali / Karawitan ………………………………………… 32
c. Seni Drama Bali …………………………………………………….. 33
d. Jumlah Civitas seni pertunjukan Bali ……………………………….. 34
3.1.3.2 Seni Pertunjukan Modern ……………………………………………….. 35
a. Seni Tari Modern / Modern dance ………………………………….. 35
b. Seni Musik Modern …………………………………………………. 37
c. Seni Teater Modern ………………………………………………… 42
3.1.2.1 Kebutuhan ruang pada panggung (stage) seni pertunjukan (Analisis
pertunjukan gong kebyar)………………………………………………. 44
3.1.4 Tinjauan Gedung Pertunjukan ………………………………………………….. 46
3.1.4.1 Sejarah Gedung Pertunjukan di Indonesia ……………………………… 46
3.1.4.2 Fungsi dan Peranan Gedung Pertunjukan ……………………………… 47
3.1.4.3 Penataan Ruang Gedung Pertunjukan …………………………………… 48
3.1.4.4 Jenis-jenis Gedung Pertunjukan ………………………………………… 48
3.1.4.5 Bentuk Panggung pada Gedung Pertunjukan …………………………… 48
3.1.4.6 Ruang-ruang yang dibutuhkan pada Gedung Pertunjukan ……………… 50
3.1.4.7 Akustik Ruang …………………………………………………………... 56
3.1.4.8 Penghawaan dan pencahayaan Gedung …………………………………. 64
3.2 Kajian Terhadap Objek Sejenis ……………………………………………………….. 66
3.2.1 Balai Sarbini Jakarta ………………………………………………………….. 66
3.2.2 Perth Concert hall, Asutralia ………………………………………………….. 73
3.2.3 Balai Budaya Gianyar ………………………………………………………… 77
3.2.4 Kesimpulan pemahaman objek sejenis ……………………………………….. 80
BAB IV PEMROGRAMAN RUANG
4.1 Tema perancangan …………………………………………………………………….. 82
4.1.1 Pendekatan tema…………………………………………………………………. 83
4.1.2 Rumusan tema…………………………………………………………………… 84
4.1.3 Perwujudan tema………………………………………………………………… 85
4.2 Fasilitas ruang eksisting……………………………………………………………….. 85

iii

4.3 Program Fungsional…………………………………………………………………… 88
4.3.1 Analisis kebutuhan ruang. ………………………………………………………. 88
4.2.2 Kebutuhan ruang…………...…………………………………………………….. 92
4.4 Program Performansi ………………………………………………………………….. 96
4.4.1 Tuntutan dan persyaratan ruang …………………………………………………. 96
4.5 Program Arsitektural …………………………………………………………………... 104
4.5.1 Studi Kapasitas ………………………………………………………………….. 104
4.5.2 Besaran ruang……………………………………………………………………..106
4.5.3 Hubungan ruang …………………………………………………………………. 108
4.5.4 Sirkulasi ruang …………………………………………………………………... 112
4.5.5 Organisasi ruang ………………………………………………………………… 113
4.6 Pogram Site …………………………………………………………………………… 114
4.6.1 Eksisting tapak………………………………………………………………….. 115
4.6.2 Analisa tapak ……………………………………………………………………. 115
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan Tapak……………………………………………………………. 119
5.1.1 Konsep Entrance Tapak………………………………………………………….. 119
5.1.2 Konsep Zoning Tapak …………………………………………………………… 122
5.1.3 Konsep Massa Bangunan ………………………………………………………... 124
5.1.4 Konsep Penataan Parkir …………………………………………………………. 126
5.1.5 Konsep Ruang Luar ……………………………………………………………... 129
5.2 Konsep Perancangan Bangunan ……………………………………………………….. 131
5.2.1 Konsep Entrance Bangunan ……………………………………………………... 131
5.2.2 Konsep Zoning dalam Bangunan ………………………………………………... 132
5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ……………………………………………… 134
5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ……………………………………………………. 136
5.2.5 Konsep Ruang Dalam …………………………………………………………… 137
5.2.6 Konsep Struktur Bangunan ……………………………………………………… 138
5.3 Konsep Utilitas ………………………………………………………………………... 139
5.3.1 Konsep Distribusi Tenaga Listrik ……………………………………………….. 140
5.3.2 Konsep Pencahayaan ……………………………………………………………. 141
5.3.3 Konsep Penghawaan …………………………………………………………….. 141

iv

5.3.4 Konsep Sistem Akustik …………………………………………………………. 142
5.3.5 Konsep Air Bersih ………………………………………………………………. 144
5.3.6 Konsep Air Kotor………………………………………………………………… 145
5.3.7 Konsep Air Hujan ……………………………………………………………….. 146
5.3.8 Konsep Sistem Penangkal Petir ………………………………………………… 146
5.3.9 Konsep Sistem Pemadam Kebakaran …………………………………………… 147
5.3.10 Konsep Pembuangan Sampah …………………………………………………. 148
5.3.11 Konsep Keamanan Gedung ……………………………………………………. 149
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Pemikiran dalam Tahapan Spesifikasi Proyek………………….. 5
Gambar 1.2 Alur Pemikiran dalam Tahapan Pemrograman………………………. 6
Gambar 1.3 Alur Pemikiran dalam Metode Perancangan………………………… 6
Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja ……………….. 8
Gambar 2.2 Perspektif eksterior GKGM…………………………………………... 12
Gambar 2.3 Perspektif eksterior GKGM…………………………………………... 12
Gambar 2.4 Bangunan Suci GKGM………………………………………..……... 13
Gambar 2.5 Halaman Belakang GKGM …………………………………………. 13
Gambar 2.6 Toilet penonton GKGM ……………………………………………... 13
Gambar 2.7 Stage GKGM ………………………………………………………… 13
Gambar 2.8 Parkir GKGM………………………………………………………… 13
Gambar 2.9 Toilet penonton GKGM……………………………………………... 13
Gambar 2.10 Penggunaan lahan dan bangunan ………………………………….. 14
Gambar 2.11 Zoning pada site……………………………………………………. 17
Gambar 2.12 Zoning pada bangunan (lantai 1)…………………………………… 17
Gambar 2.13 Zoning pada bangunan (lantai 2) …………………………………... 18
Gambar 2.14 Tampilan bangunan…..……………………………………………... 19
Gambar 2.15 Parkir GKGM……………………………………………………….. 20
Gambar 2.16 Parkir GKGM……………………………………………………….. 20
Gambar 2.17 Penghawaan dan pencahayaan ……………………………………… 21
Gambar 2.18 Kondisi backstage …….……………………………………………. 21
Gambar 2.19 Kondisi Parkir ……………………………………………………… 22
Gambar 2.20 Sirkulasi GKGM lantai 2 …………………………………………… 22
Gambar 3.1 Popping dance ……………………………………………………….. 35
Gambar 3.2 Shuffle dance ………………………………………………………… 36
Gambar 3.3 Breakdance …………………………………………………………… 37
Gambar 3.4 Bebarungan Gong Kebyar Mengwi vs Kuta Utara………………….. 45
Gambar 3.5 Denah panggung bebarungan gong kebyar Mengwi vs Kuta Utara… 46
Gambar 3.6 Denah panggung tapal kuda ………………………………………… 49
Gambar 3.7 Denah panggung ¾ …………………………………………………. 49

vi

Gambar 3.8 Denah panggung area penuh bentuk segiempat …………………….. 50
Gambar 3.9 Denah panggung area penuh bentuk lingkaran …………………….. 50
Gambar 3.10 Ukuran tempat duduk ………………………………………………. 50
Gambar 3.11 Letak pintu keluar pada gedung pertunjukan………………………... 51
Gambar 3.12 Perbandingan ruang penonton tradisional …………………………... 52
Gambar 3.13 Tinggi tempat duduk ………………………………………………... 52
Gambar 3.14 Panggung percobaan ……………………………………………….. 53
Gambar 3.15 Ruang ganti pakaian ………………………………………………... 54
Gambar 3.16 Toleransi waktu bunyi susulan ± 20% ……………………………... 57
Gambar 3.17 Kejelasan terdengarnya dialog……………………………………… 58
Gambar 3.18 Bentuk langit-langit yang menguntungkan ………………………… 59
Gambar 3.19 Bentuk langit-langit yang tidak menguntungkan …………………... 59
Gambar 3.20 Bentuk denah yang kurang menguntungkan ……………………….. 60
Gambar 3.21 Dinding diberi lipatan untuk menghantar bunyi ……………………. 60
Gambar 3.22 Turunnya volume suara melalui bidang yang menyerap bunyi…….. 61
Gambar 3.23 Peninggian deret tempat duduk sebagai spiral yang logis ……......... 61
Gambar 3.24 Lapisan dinding……………………………………………………... 62
Gambar 3.25 Layar untuk penghantar bunyi…………………………………….... 62
Gambar 3.26 Pembentukan titik api pada bidang yang dibengkokkan ………….... 62
Gambar 3.27 Penghantar bunyi yang menguntungkan oleh
pembengkokan yang disesuaikan…………………………………………………. 63
Gambar 3.28 Tampilan bangunan Balai Sarbini, Jakarta…………………………. 66
Gambar 3.29 Interior lobby Balai Sarbini, Jakarta ……………………………….. 67
Gambar 3.30 Cafetaria dan function room………………………………………... 67
Gambar 3.31 Entrance……………………………………………………………. 68
Gambar 3.32 Denah lobby………………………………………………………… 68
Gambar 3.33 Main hall / Stage……………………………………………………. 69
Gambar 3.34 VIP Seat…………………………………………………………….. 69
Gambar 3.35 Seating Layout……………………………………………………… 70
Gambar 3.36 Stage Balai Sarbini………………………………………………….. 70
Gambar 3.37 Denah Stage Balai Sarbini………………………………………….. 71
Gambar 3.38 Sound System………………………………………………………. 72
Gambar 3.39 Lighting Balai Sarbini……………………………………………..... 73
vii

Gambar 3.40 Tampilan Perth Concert Hall, Australia……………………………. 73
Gambar 3.41 Peta lokasi Perth Concert Hall ……………………………………... 74
Gambar 3.42 Art Festival di Perth Concert Hall, Australia………………………. 75
Gambar 3.43 Denah Perth Concert Hall, Australia……………………………….. 77
Gambar 3.44 Tampilan Bangunan Balai Budaya Gianyar ……………………….. 77
Gambar 3.45 Denah lantai 1………………………………………………………. 78
Gambar 3.46 Denah lantai 2………………………………………………………. 79
Gambar 4.1 Fasilitas ruang pada site ……………………………………………... 86
Gambar 4.2 Fasilitas ruang pada lantai 1………………………………………….. 86
Gambar 4.3 Fasilitas ruang pada lantai 2………………………………………….. 87
Gambar 4.4 Alur kegiatan pengisi acara ………………………………………….. 90
Gambar 4.5 Alur kegiatan panitia acara ………………………………………….. 90
Gambar 4.6 Alur kegiatan pengunjung …………………………………………… 91
Gambar 4.7 Alur kegiatan wartawan / pers ………………………………………. 91
Gambar 4.8 Alur kegiatan pengelola ……………………………………………… 91
Gambar 4.9 Sirkulasi GKGM …………………………………………………….. 112
Gambar 4.10 Organisasi ruang…………………………………………………… 113
Gambar 4.11 Peta lokasi GKGM………………………………………………… 114
Gambar 4.12 Kondisi eksisting tapak ……………………………………………. 115
Gambar 4.13 vegetasi pada site ………………………………………………..….. 116
Gambar 4.14 Iklim di GKGM …………………………………………………….. 117
Gambar 5.1 Letak Entrance Eksisting …………………………………………….. 120
Gambar 5.2 Tampilan Entrance Eksisting ………………………………………… 120
Gambar 5.3 Konsep entrance tapak ……………………………………………….. 121
Gambar 5.4 Tampilan Entrance tapak …………………………………………….. 121
Gambar 5.5 Zoning tapak GKGM ………………………………………………… 122
Gambar 5.6 Zoning tapak konsep baru ……………………………………………. 123
Gambar 5.7 Bentuk massa eksisting GKGM Singaraja ………………………….. 124
Gambar 5.8 Konsep baru massa bangunan GKGM ……………………………….. 125
Gambar 5.9 Parkir Eksisting GKGM Singaraja …………………………………… 126
Gambar 5.10 Pola Parkir Kendaraan 450….………………………………………. 127
Gambar 5.11 Pola Parkir Kendaraan 900…………………………………………... 128
Gambar 5.12 Konsep Parkir Basement ……………………………………………. 129
viii

Gambar 5.13 Keadaan Eksisting Ruang Luar ..……………………………………. 129
Gambar 5.14 Konsep Ruang Luar GKGM Singaraja …………………………….. 130
Gambar 5.15 Entrance Bangunan Eksisting ………………………………………. 131
Gambar 5.16 Konsep Entrance Bangunan ………………………………………… 132
Gambar 5.18 Konsep Zoning Bangunan …………………………………………... 133
Gambar 5.19 Konsep zoning vertikal ……………………………………………... 134
Gambar 5.20 Sirkulasi vertikal GKGM Singaraja ………………………………… 135
Gambar 5.21 Tampilan Bangunan Eksisting GKGM Singaraja …………………... 136
Gambar 5.22 Tampilan bangunan dengan konsep baru …………………………… 137
Gambar 5.23 Interior Stage GKGM ………………………………………………..137
Gambar 5.24 Interior Entrance Menuju Stage …………………………………….. 138
Gambar 5.25 Sistem Struktur GKGM……………………………………....……... 139
Gambar 5.26 Konsep Sistem Distribusi Listrik …………………………………… 140
Gambar 5.27 Kaca Double Glazing ……………………………………………….. 143
Gambar 5.28 Sistem Akustik pada Langit-langit …………………………………. 143
Gambar 5.29 Sistem Akustik pada Penyekat Dinding ……………………………. 144
Gambar 5.30 Konsep Jaringan Air Bersih Bangunan ……………………………... 145
Gambar 5.31 Skema Sirkulasi Air Limbah ………………………………………... 145
Gambar 5.32 Skema Sirkulasi Air Hujan …………………………………………. 146
Gambar 5.33 Konsep Penangkal Petir Sistem Franklin …………………………… 147
Gambar 5.34 Salah Satu Contoh Pemadam Kebakaran Pasif ……………………... 148
Gambar 5.35 Konsep Pembuangan Sampah ………………………………………. 148
Gambar 5.36 Konsep Sistem Keamanan Gedung …………………………………. 149

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lingkungan sekitar site…………………………………………………. 11
Tabel 3.1 Perbandingan Jumlah Orang Dengan Lebar Pintu Evakuasi …………… 55
Tabel 3.2 Jangkauan Waktu Bunyi Susulan Yang Optimal ……………………….. 56
Tabel 3.3 Fasilitas yang terdapat pada Perth Concert Hall ………………………... 75
Tabel 3.4 Spesifikasi Perth Concert Hall………………………………………….. 76
Tabel 3.5 Perbandingan Objek Sejenis ……………………………………………. 80
Tabel 4.1 Kebutuhan ruang ……………………………………………………….. 92
Tabel 4.2 Tuntutan dan persyaratan ruang ………………………………………... 96
Tabel 4.3 Jumlah penduduk kabupaten buleleng …………………………………. 105
Tabe; 4.5 Rekapitulasi ruang …………………………………………………….... 106

x

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di
Indonesia karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia yang cukup
tinggi di bidang pariwisatanya. Namun bukan hanya keindahan alamnya saja yang
menarik dari Bali, namun keagungan tradisi masyarakatnya juga banyak menarik
bahkan banyak dikaji oleh orang-orang diluar Bali. Sebagaimana diketahui Bali
memang kaya akan berbagai kesenian nya.
Singaraja merupakan sebuah kota di bagian Utara pulau Bali yang telah
melahirkan sederet nama seniman berpemikiran modern. Gusti Panji Tisna
(angkatan pujangga baru), Putu Santi (Lekra), Gde Darna (LKN), Putu Wijaya,
Putu Oka (Lekra), Putu Satria dan sederet nama lain merupakan putra-putra
Singaraja yang ambil bagian dalam dunia seni baik itu sastra, musik, maupun seni
pertunjukan.

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

1

Hingga pertengahan abad ke-20, gairah kesenian di Kabupaten Buleleng
benar-benar hidup. Seperti juga di kabupaten lain di Bali, seniman-seniman
Buleleng yang tersebar di pelosok-pelosok desa memiliki banyak garapan tari dan
karawitan yang beragam dan penuh warna. Tapi ketika abad ke-20 berakhir,
garapan tari dan karawitan itu seakan terlupakan.
Suburnya kreativitas seni karawitan dan seni tari terjadi sekitar tahun 1930an. Ini ditandai dengan munculnya sejumlah garapan karawitan dan tari di Desa
Jagaraga dan Desa Menyali. Saat itu banyak garapan tari tercipta, baik secara
personal maupun komunal. Salah satu yang terkenal adalah Tari Terunajaya.
Pada masa itu memang terdapat sejumlah nama kondang yang tercatat
sebagai seniman alam yang luar biasa, seperti Gede Manik, Cening Winten dan Pan
Wandres. Kedua seniman itu punya sejumlah seniman asuhan, baik bidang
karawitan dan tari. Bersama seniman asuhannya, Gede Manik dan Pan Wandres
menciptakan berbagai jenis tarian lengkap dengan garapan karawitannya seperti
Tari Palawakya, Tari Wirangjaya dan Tari Kebyar Legong atau Tari Pengeleb.
Tari Pengeleb merupakan jenis tari pelegongan yang benar-benar khas
Buleleng. Jika di Bali Selatan pelegongan dikenal sebagai tarian dengan gerakangerakan gemulai dan manis, tari Pengeleb menunjukkan gerakan yang lebih
dinamis dan atraktif bahkan cenderung agak keras sebagaimana tari-tari lain yang
tercipta di Buleleng.
Di Kabupaten Buleleng juga sempat tercipta Tari Cendrawasih khas
Buleleng. Bahkan tari itu tercipta jauh sebelum Swasthi Wijaya Bandem
menciptakan Tari Cendrawasih tahun 1987. Tari Cendrawasih itu memang
diciptakan Gede Manik sekitar tahun 1930-an. Seusia dengan Tari Terunajaya yang
juga diciptakan Gede Manik..
Namun saat ini perkembangan di bidang seni budaya nampaknya tidak
sejalan dengan bidang Pendidikan. Sampai saat ini pembangunan di bidang seni
dan budaya nampaknya belum dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat Bali.
Pembangunan di Bali Utara kondisinya relatif tertinggal dibandingkan dengan Bali
Selatan. Hal itu dapat dilihat dari kurangnya bangunan sebagai sarana dan

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

2

prasarana pengembangan seni budaya, kalaupun ada kondisinya pasti sudah
memprihatinkan.
Ketika melewati suatu jalan di Kota Singaraja yaitu Jalan Udayana yang
tidak jauh dari kampus Universitas Pendidikan Ganesha, terdapat sebuah bangunan
tua dengan ornament Bali yang apabila diperhatikan akan terlihat sangat kontras
dengan pemandangan di sekitarnya. Di depan bangunan tersebut terpampang nama
“Gedung Kesenian Gde Manik” yang menandakan bahwa itulah nama gedung
tersebut. Nama Gde Manik diambil dari seorang guru gamelan yang merupakan
anggota Partai Nasional Indonesia. Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) adalah
sebuah tempat penyaluran minat dan hasil karya masyarakat dalam bentuk
pertunjukan khususnya di bidang seni.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang
dapat diangkat yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana keadaan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja saat ini?
b. Bagaimana langkah-langkah/strategi serta konsep yang diterapkan agar
Gedung Kesenian Gde Manik dapat membangkitkan kesenian khususnya di
Singaraja?
c. Faktor-faktor apa sajakah yang perlu diperhatikan agar pengembangan Gedung
Kesenian Gde Manik berjalan lancar?
d. Kesenian apa saja yang akan diwadahi di Gedung Kesenian Gde Manik
Singaraja?

1.3 Tujuan
Untuk membuat bangunan Gedung Kesenian Gde Manik menjadi lebih baik
sehingga nantinya akan lebih menjadi kebanggaan masyarakat khususnya di daerah
Singaraja. Seiring berkembangnya bangunan akan membangun kesadaran
masyarakat di bidang seni khususnya. Sehingga kesenian di daerah Singaraja tidak
akan luntur

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

3

1.4 Metode Perancangan
Dalam

penyusunan

Seminar

Tugas

Akhir

menggunakan

teknik

pengumpulan data dan teknik perancangan
a. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta
semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh
peneliti (Burhan Bungin : 2005). Data primer diperoleh melalui :
-

Interview atau Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi
mengenai keadaan yang ada di Gedung Kesenian Gde Manik.
Wawancara ini lebih banyak dilakukan terhadap pengelola Gedung
Kesenian dari dinas kebudayaan Pemerintah Daerah Buleleng sehingga
data yang didapatkan dapat dianalisis.

-

Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke lapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi
sehingga dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi di lapangaan
secara aktual

2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak
di usahakan sendiri pengumpulannya (Burhan Bungin : 2005).
a. Data Literatur
Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses
perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal,
internet dan lain-lain yang menyangkut Gedung Pertunjukan Kesenian.

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

4

b. Teknik Perancangan
Metode perancangan yang terdiri dari beberapa tahapan dalam proses
perancangan, antara lain :
1. Pengumpulan data mengenai proyek (Tahapan Persiapan)
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam proses perancangan yang
meliputi pengumpulan berupa teori /literatur, studi lapangan, dan studi
banding atau proyek sejenis.
2. Spesifikasi Objek
Tahapan ini merupakan tahapan pengumpulan data yang didapatkan dari
teori maupun studi lapangan sehingga akan mendapat spesifikasi proyek
yang merupakan sebuah kualifikasi secara umum dan khusus yang
dipergunakan sebagai landasan pokok dalam perencanaan dan perancangan.
Teori Terkait
Analisa Data
Studi
Lapangan

 Spesifikasi
Umum
 Spesifikasi
Khusus

Gambar 1.1 Alur pemikiran dalam tahapan spesifikasi

3. Program
Dari spesifikasi umum dan khusus dapat disimpulkan program site dan
program ruang yang meliputi program fungsional (kapasitas, civitas, dan
alur kegiatan), program performansi (persyaratan dan tuntutan ruang), dan
program arsitektural (besaran ruang).

 Spesifikasi
Umum
 Spesifikasi
Khusus

 Kapasitas
 Civitas
 Alur kegiatan

P. Fungsional

 Pesyaratan dan
tuntutan Ruang

P. Performansi

 Besaran Ruang

P. Arsitektural

PROGRAM
RUANG

Gambar 1.2 Alur pemikiran dalam tahapan pemrograman

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

5

4. Konsep Perancangan
Konsep perancangan yang diperoleh dari menganalisa kebutuhan (program
ruang) dan keadaan eksisting pada tapak (program site), sehingga mendapatkan
hal- hal yang baik pada tapak maupun pada bangunan.

Teori

Redesain
Gedung
Kesenian Gde
Manik

 Teori Gedung
Pementasan
Kesenian

Program Ruang

 Spesifikasi
Umum
 Spesifikasi
Khusus

Studi Lapangan

 P. Fungsional
 P. Performansi
 P. Arsitektural

KONSEP
DESAIN

Program Site

 Observasi
 Interview

Gambar 1.3 Alur pemikiran dalam metode perancangan

5. Tahapan Perancangan
Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan dengan melihat kembali
konsep perancangan yang telah dilakukan sebelumnya sehingga tahap ini akan
menghasilkan rancangan berupa gambar.

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

6

BAB II
TINJAUAN OBJEK
GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik
(GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM Singaraja.
Bab ini juga membahas tentang fakta-fakta aktual yang terjadi di GKGM Singaraja
yang dikaitkan dengan pembahasan permasalahan dan potensi yang ada.
2.1 Gambaran Umum Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dibangun sekitar tahun 1980an
yang

digunakan

untuk

pentas-pentas

kesenian/festival

kesenian

yang

diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat, terutama untuk pentas
kesenian Gong Kebyar yang merupakan kebanggaan dan lambang kejayaan
Kabupaten Buleleng, yang lumrah disebut Utsawa Merdangga gong Kebyar. Nama
Gedung Kesenian Gde Manik diambil dari nama seorang tokoh seniman
menciptakan dan mengembangkan tari Palawakya dan Truna Jaya yaitu Gde Manik
yang berasal dari desa Jagaraga, Buleleng.
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

1

2.2 Kondisi Eksisiting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja terletak di Jalan Udayana
(Singaraja), Kecamatan Buleleng, persis di sebelah Universitas Pendidikan
Ganesha (Undiksha). Dengan usia bangunan yang sudah tua ini, banyak kebutuhan

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

2

fasilitas-fasilitasnya yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat
jaman sekarang tentunya dalam bidang kesenian.
Spesifikasi Umum
Nama Objek

: Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Lokasi Objek

: Jalan Udayana (Singaraja), Kecamatan Buleleng,

Pemilik

: Pemerintah Kabupaten Buleleng

Pengelola

: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Buleleng

Luas Tapak

: 4.500 m²

Luas Bangunan

: 814 m²

Fungsi Bangunan

: Sarana Pertunjukan Kesenian

2.2.1 Kondisi Non Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Kondisi non fisik eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
adalah sebagai berikut :
a) Status pelayanan dan fungsi
Ditinjau dari segi kapasitas Gedung Kesenian ini mampu
menampung 800 penonton, Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM)
Singaraja berfungsi sebagai sarana pertunjukan kesenian mulai dari
kesenian daerah sampai kesenian musik modern. Di samping itu juga
digunakan sebagai sarana kegiatan lainnya, seperti tempat pertemuan,
tempat kelulusan siswa SMA, Kompetisi Binaraga dan lain sebagainya.
Jadi Gedung ini adalah gedung multifungsi. Bukan hanya kesenian saja
yang diwadahi di dalamnya, melainkan banyak fungsi.
b) Civitas
Civitas yang ada di GKGM ini dibedakan menjadi beberapa
kelompok dimana masing-masing daripada civitas tersebut mempunyai
peranan dan fungsi yang berbeda di dalam proses kegiatan. Civitas dalam
Gedung Kesenian ini terdiri dari pengelola, penyewa gedung dan
penonton.
1. Pengelola Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

3

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dikelola oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Di
Area GKGM ini tidak disediakannya ruang pengelola karena sistem
Gedung Kesenian ini adalah sistem sewa. Jadi jika ada organisasi atau
lembaga-lembaga yang ingin mengadakan event dan ingin memakai
fasilitas GKGM, mereka bisa langsung menghubungi pihak pengelola
di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng.
2. Penyewa Gedung Kesenian Gde Manik
Gedung Kesenian Gde Manik ini adalah kebanggaan
masyarakat Buleleng, yang merupakan pusat sarana pertunjukan
kesenian bagi masyarakat Buleleng. Penyewa GKGM berasal dari
organisasi-organisasi ataupun lembaga-lembaga di Buleleng.
3. Pengisi Acara
4. Penonton
Kapasitas penonton Gedung Kesenian ini sesuai dengan
fungsinya sebagai pusat petrtunjukan wilayah Kabupaten/Kotamadya
yang menampung penonton sebanyak 1000an penonton. Penonton
yang datang ke Gedung Kesenian ini sesuai dengan jenis kesenian
yang dipertunjukkan. Penonton yang datang biasanya dari daerah
lokal Singaraja.
c) Status Lahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Status lahan yang ditempati oleh Gedung Kesenian Gde Manik
Singaraja merupakan tanah milik Pemerintah Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali.

2.2.2 Kondisi Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
a) Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Dari segi lokasi, Gedung Kesenian berada di kawasan Kota
Singaraja yaitu di Jalan Udayana. Berada di pinggir jalan utama yang
cukup lebar dan sudah di aspal, merupakan jalan 2 arah yang dibatasi oleh

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

4

jalur hijau ditengah-tengah jalan. berukuran lebar 2.5 meter tiap 1 arah
jalan. Di bagian depan Gedung Kesenian terdapat pedestrian dengan lebar
1.5 meter, Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik dapat dilihat pada
gambar berikut.
b) Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar site yang mempengaruhi site seperti
pencapaian, sirkulasi dan potensi site dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Lingkungan Sekitar Site
No
1

Kriteria
Pencapaian

Keterangan
Pencapaian ke areal Gedung Kesenian sangat
mudah ditemukan karena letaknya dipinggir jalan
utama jalan Udayana Singaraja, dengan ukuran
jalan cukup lebar dan sudah di aspal, berukuran
lebar 2.5 meter.

2

Angkutan umum

Tidak ada akses kendaraan umum menuju site.
Kendaraan umum hanya berhenti di luar site

3

Sirkulasi

Site hanya dapat dicapai dari jalur kiri kendaraan

kendaraan
4

5

Sirkulasi pejalan Adanya trotoar untuk pejalan kaki yang cukup
kaki

lebar, yaitu 1.5 meter

Potensi sekitar

Berseberangan dengan tempat fotocopy yang
lumayan besar. Serta berdampingan dengan
Gedung Undiksha Singaraja

6

7

Dekat dengan

Site dekat dengan suatu Universitas yaitu

instansi

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)

pemerintahan

Singaraja

Utilitas site

Terdapat gardu listrik di depan site

c) Besaran
Luas site keseluruhan

: 4.500 m²
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

5

Luas Gedung

: 814 m²

Tribun penonton

: 650 m2

Toilet penonton

: 10 m2 x 4 toilet = 40 m2

Toilet Pengisi acara dan panitia

: 10 m2 x 2 toilet = 20 m2

Ruang ganti 1

: 15 m2

Ruang ganti 2

: 15 m2

d) Sarana dan Prasarana Pendukung
Selain Stage hall utama, tribun penonton, 2 WC penonton yang
ada di atas tribun, ruang ganti dan WC pengisi acara yang ada di belakang
stage, Gedung ini juga terdapat sarana seperti Pelinggih, parkir, dan WC
di luar stage hall utama.
e) Kondisi Bangunan
Kondisi Gedung Kesenian ini seperti gedung tua yang tertinggal
dengan gedung disebelahnya, yaitu Undiksha Singaraja. Wajar karena
Gedung ini berusia sudah 35 tahun. Pengelolaan Gedung ini juga perlu
ditingkatkan agar semua aktivitas yang berlangsung dalam Gedung bisa
terkelola dengan baik.
Kondisi eksisting dan ruang luar bangunan dapat dilihat pada
Gambar berikut.

Gambar 2.2 Perspektif eksterior GKGM

Gambar 2.3 Perspektif eksterior GKGM

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

6

Gambar 2.4 Bangunan suci GKGM

Gambar 2.7 Stage GKGM

Gambar 2.5 Halaman belakang GKGM

Gambar 2.8 Parkir GKGM

Gambar 2.9 Toilet penonton GKGM
Gambar 2.6 Toilet penonton GKGM

f) Tampilan Bangunan
Sesuai hasil observasi di lapangan, Gedung ini berbentuk massa
monolit dengan bentuk dasar persegi empat. Bentuk bangunan memang
kental dengan adat bali yang mencerminkan fungsi bangunan tersebut
yaitu sebagai gedung pertunjukan kesenian daerah.
g) Penggunaan Lahan dan Bangunan
Penggunaan lahan digunakan 30 % dari site yang memiliki luasan
4.500 m². 70 % nya adalah ruang hijau dan parkir.

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

7

Gambar 2.10 Penggunaan Lahan dan Bangunan

h) Sistem Sirkulasi dan Parkir Kendaraan
Sistem sirkulasi dan parkir dari Gedung ini masih kurang jelas,
tidak ada garis-garis jelas tentang parkir kendaraan, untuk memasuki
tempat parkir, pengunjung harus melewati main entrance yang berada di
sebelah timur Gedung, dan jika keluar gedungpun harus melalui entrance
tersebut lagi. Dengan kata lain hanya satu entrance yang difungsikan
padahal terdapat 2 entrance. Di dalam site tidak disediakan side entrance

2.3 Potensi dan Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
2.3.1 Potensi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
a) Analisis Fungsional
1. Jenis Kegiatan


Kegiatan utama di Gedung Kesenian Gde Manik adalah :
- Kegiatan penyewaan untuk pertunjukan kesenian



Kegiatan penunjang di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja :
- Kegiatan Pertemuan
- Kegiatan Kampanye
- Kegiatan Porprov
- Kegiatan Porkab
- Dan kegiatan lain yang bekaitan dengan pertunjukan

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

8



Kegiatan servis di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja :
- Kegiatan servis untuk perawatan dan pemeliharaan Gedung
sudah ada tetapi masih kurang.
- Kegiatan pengelolaan GKGM ini berada di Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Buleleng. Jadi jika masyarakat ingin menyewa
GKGM, penyewa harus menghubungi pengelola yang berada di
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terlebih dahulu untuk
menyewa GKGM.

Kekurangan :
-

Masyarakat akan mengabaikan fungsi GKGM jika tidak berkesan
bagi mereka seperti membuang sampah sembarangan.

-

Tidak menggunakan fasilitas yang tidak berguna baginya dan
membuat fasilitas tersebut terbengkalai dan tidak dipergunakan,
seperti toilet.

-

Kurang maksimalnya kegiatan servis karena tidak adanya ruang
servis untuk pengelola

2. Kebutuhan Bangunan
Ruangan-ruangan yang terdapat di GKGM adalah :


Ruang untuk kegiatan utama
- Stage
- Tribun
- Toilet panitia dan pengisi acara
- Ruang ganti pengisi acara



Ruang untuk kegiatan penunjang
- Ruang latihan (ruang tunggu)



Ruang untuk kegiatan servis
- Parkir kendaraan pengunjung
- Toilet umum
- Gudang sarana prasarana

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

9

Kekurangan :
-

Tidak adanya fasilitas pengelola lapangan, sangat menyulitkan
dalam segi pengelolaan seperti ruang
o Ruang kontrol
o Ruang panel
o Ruang trafo
o Ruang genset
o Ruang plumbing

-

Kurangnya fungsi penunjang yang sebenarnya dibutuhkan
seperti:
o Loket tiket
o Tribun VVIP
o Parkir pengisi acara, panitia dan undangan khusus yang
sebaiknya dibedakan dengan parkir pengunjung

3. Zoning dalam Bangunan
Zoning dalam bangunan erat kaitanya dengan nilai
aksesibilitas bangunan karena bangunan GKGM ini adalah bangunan
yang di dalamnya berlangsung kegiatan pertunjukan.


Kenyataan dilapangan
Ruangan–ruangan yang ada dalam bangunan ini menurut
observasi terdapat kekeliruan dalam aspek kemudahan akses,
kenyamanan dan keamanan bangunan. Seperti misalnya akses dari
parkir menuju ruang untuk pengisi acara dan panitia yang letaknya
lumayan memutar kebelakang.



Analisis
Analisis pemecahan adalah dengan memperbaiki zoning dan
program ruang dari GKGM dengan mendekatkan fungsi-fungsi
yang berhubungan agar akses menuju ruangan yang dituju lebih
mudah dan efisien.
Analisis zoning dapat dilihat pada gambar

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

10

Out

Main Entrance
bangunan

In

Parkir

Pos Jaga

Side Entrance
bangunan

Side Entrance
bangunan

Penungun
karang

Bangunan Suci

Gambar 2.11 Zoning pada site

Main Entrance
bangunan

Side Entrance
bangunan

Side Entrance
bangunan

Toilet

Toilet

R. Pengisi
acara

R. Pengisi
acara
Entrance panitia dan
pengisi acara

Gambar 2.12 Zoning Pada Bangunan (lantai 1)

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

11

Main Entrance
bangunan

Side Entrance
bangunan

Side Entrance
bangunan

Toilet

Toilet

R. latihan

R. latihan

Gudang sarana dan
prasarana
Gambar 2.13 Zoning dalam bangunan (lantai 2)

4. Besaran ruang
Besaran ruang pasar harus mampu memenuhi kebutuhan
pengguna. Besaran ruang ruangan–ruangan dalam GKGM ini harus
mampu memenuhi kegiatan pengisi acara, panitia dan pengunjung.


Kenyataan dilapangan
Ada ruangan yang kurang dari kapasitas yang semestinya
sehingga suasana di dalam ruangan jadi tidak nyaman



Analisis
Mengkaji lagi besaran yang pas untuk suatu fasilitas dalam
standar-standar yang ada dan menerapkannya kedalam desain
yang lebih cocok.

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

12

5. Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan Gedung Kesenian Gde Manik harus
mencerminkan nilai-nilai arsitektur tradisional Bali karena sarat akan
sejarah dan budaya. Tampilan bangunan juga harus memberikan
kesan positif baik bagi bangunan GKGM itu sendiri maupun terhadap
lingkungan. Tampilan bangunan GKGM harus mampu menjadi
kebanggaan masyarakat buleleng pada khususnya, dan Bali pada
umumnya. Menarik minat masyarakat untuk berkunjung atau
memanfaatkan serta merawat fasilitas di dalamnya.


Kenyataan di Lapangan
Bangunan GKGM sangat mencirikan bangunan Arsitektur
Tradisional Bali karena sangat kontras dengan bangunan yang ada
di sekitarnya. GKGM adalah aset budaya yang harus tetap
dikembangkan



Analisis
Untuk dapat tetap eksis dan mendapat perhatian publik, tidak ada
salahnya jika GKGM mengikuti perkembangan jaman dengan
ditambahkan unsur modern, misalnya dibagian interior. Namun
akan tetap dominan mempertahankan Arsitektur Bali.

Gambar 2.14 Tampilan bangunan GKGM

Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja

13

6. Parkir
Parkir mampu memenuhi kebutuhan kapasitas baik pengisi
acara, panitia maupun pengunjung. Sirkulasi parkir harus jelas dan
sebaiknya sirkulasi antara pengunjung dengan sirkulasi panitia dan
pengisi acara dipisah.


K