EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN CENTRE KOTA BANDUNG.

(1)

FPIPS : 4287/UN.40.2.5.1/PL/2014

EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG

SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN

CENTRE KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh: Bakti Tresnawan

1006402

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT AND LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN MTEROPOLITAN CENTRE

KOTA BANDUNG

Oleh Bakti Tresnawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Bakti Tresnawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN CENTRE

KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh,

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Sri Marhanah, SS, M.M NIP. 19811014 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si NIP. 19741018 200812 2 001


(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA:

Hari, tanggal : Rabu, 21 Januari 2015 Waktu : Jam 09.00 s.d. selesai

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ruang Sidang FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari:

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. 2. Sekretaris : Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. 3. Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.

Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. Wida Budiarti, S.Pd.

Ahmad Hidayat

Penguji : Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S NIP. 19620921 198603 1 005 Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001 Dr. Achmad Sjarmidi, M.Si., DEA


(5)

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN CENTRE

KOTA BANDUNG

ABSTRAK

Bakti Tresnawan NIM: 1006402

Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Bandung juga memiliki potensi wisata seni. Gedung Kesenian Rumentang Siang merupakan salah satu gedung kesenian yang ada di kota Bandung. Gedung ini sepi peminat disebabkan fasilitas yang ada kurang memadai untuk mendukung suatu pertunjukkan seni. Evaluasi fasilitas diperlukan agar gedung tersebut menjadi gedung kesenian yang representatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi fasilitas yang dimiliki Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai gedung kesenian Metropolitan Centre. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan cara penelitian menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung yang mengunjungi Gedung Kesenian Rumentang Siang. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang bernilai cukup baik namun belum memenuhi syarat kelengkapan standar gedung kesenian. Hal ini menunjukan bahwa fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang perlu dikembangkan lagi dan perlu adanya penambahan fasilitas sesuai standar kelengkapan. Saran untuk pihak pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang agar dapat mengembangkan serta merenovasi fasilitas yang ada. Agar dapat meningkatkan kualitas gedung sehingga dapat menguntungkan pihak Gedung Kesenian Rumentang Siang.

Kata Kunci : Fasilitas, Gedung Kesenian Rumentang Siang, dan Metropolitan Centre.


(6)

EVALUATION OF RUMENTANG SIANG BUILDING FOR PERFORMING ARTS FACILITIES AS A METROPOLITAN CENTRE BUILDING FOR

PERFORMING ARTS BANDUNG CITY

ABSTRACT

Bakti Tresnawan NIM: 1006402

Bandung is one of the metropolitan cities in Indonesia. Bandung also has tourism potential of art. Rumentang Siang building for performing arts is one of the building for performing art in Bandung City. This building is less enthusiasts due to the existing facilities is inadequate to support the performing arts. Evaluation of the facilities necessary for the building into a building for performing arts representative. This study aims to analyze the evaluation of the Rumentang Siang building for performing arts facilities as a Metropolitan Centre building for performing arts. This study used a descriptive method with a qualitative approach, by means of research using questionnaires. The data analysis technique used is a triangulation technique. The population in this research that visitors who visit the Rumentang Siang building for performing arts. While the sample of 100 respondents taken. These results indicate that the Rumentang Siang building for performing arts facilities worth quite well but have not qualified standard fittings of building for performing arts. This research shows that the facility of Rumentang Siang building for performing arts should be developed further and there needs additional facilities according to the standard of completeness. Suggestions for Management of Rumentang Siang building for performing arts in order to develop a more caring facilities and renovate facilities. In order to improve the quality of the building so as to benefit the Rumentang Siang building for performing arts.

Keywords : Facility, Rumentang Siang Building for Performing Arts, and Metropolitan Centre


(7)

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung


(8)

DAFTAR ISI

Halaman :

LEMBAR PERNYATAAN ... i

QUOTES ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kesenian Tradisional dalam Kota Bandung …... 8

B. Gedung Kesenian... 12

1. Bentuk Gedung Kesenian ... 13

C. Fasilitas ………... 23

D. Evaluasi …... 25

E. Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

C. Variabel ... 30

D. Skala Pengukuran... 33

E. Instrumen Penelitian ... 33

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Realibilitas ... 36

3. Software SPSS 20.0 ... 37

F. Jenis dan Sumber Data ... 37


(9)

G. Teknik Analisis Data ... 38

1. Garis Kontinum ... 38

2. T iangulasi ……….. 40

BAB IV HASIL PENEILITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

1. Sejarah Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 41

2. Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 44

B. Bentuk Pertunjukkan Terpilih………. 52

C. Kriteria Gedung Kesenian Bertaraf Metropolitan Centre……….. 54

1.Bentuk Auditorium………. 54

2.Jenis Gedung Kesenian……… 55

3.Standar Fasilitas Gedung Kesenian………. 57

D. Profil Responden Penelitian ... 59

1. Jenis Kelamin ... 60

2. Usia ... 60

3. Tempat Tinggal ... 61

4. Tingkat Pendidikan ... 62

5. Pendapatan ... 63

6. Pekerjaan ... 63

7. Jumlah Kunjungan ... 64

8. Pengetahuan Lokasi ... 65

9. Tujuan Berkunjung ... 66

E. Fasilitas untuk Pengunjung di Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 66

1. Fasilitas Auditorium ... 67

2. Fasilitas Panggung ... 68

3. Fasilitas Tempat Masuk Gedung ... 70

4. Fasilitas Lobby Depan ... 71

5. Fasilitas Loket Tiket ... 72

6. Fasilitas Toko ... 74

7. Fasilitas Toilet ... 75

8. Fasilitas Lobby ... 76

9. Fasilitas Pintu Masuk Auditorium ... 78

10. Fasilitas Tempat Makan dan Minum ... 79

11. Fasilitas Outdoor Areas ... 81

12. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas ... 82

F. Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Bertaraf Metropolitan Centre ... 84

G. Pembahasan ………... 92

1. Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian ... 92

2. Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang dibanding dengan Penyelenggaraan Pertunjukkan………... 94


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 100


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman :

1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik ke Daya Tarik Wisata di Kota

Bandung 2009-2013 ... 2

2.1 Jenis Sanggar Seni dan Lingkung Seni di Kota Bandung………. 8

2.2 Kapasitas Tempat Duduk berdasarkan Bentuk Gedung ... 20

2.3 Kerangka Pemikiran……….. 27

3.1 Jumlah Kunjungan Gedung Kesenian Rumentang Siang Tahun 2012-2013 ... 29

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 31

3.3 Hasil Uji Validitas Fasilitas ... 34

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 36

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 38

4.1 Jumlah Penyelenggaraan Pertunjuukkan………... 52

4.2 Jenis Pertunjukkan di Gedung Kesenian Rumentang Siang……….. 53

4.3 Kapasitas Tempat Duduk Metropolitan Centre……… 56

4.4 Perbandingan Fasilitas………... 57

4.5 Fasilitas Auditorium ... 61

4.6 Fasilitas Panggung ... 62

4.7 Fasilitas Tempat Masuk Gedung ... 64

4.8 Fasilitas Lobby Depan ... 65

4.9 Fasilitas Loket Tiket ... 66

4.10 Fasilitas Toko ... 68

4.11 Fasilitas Toilet ... 69

4.12 Fasilitas Lobby ... 70

4.13 Fasilitas Pintu Masuk Auditorium ... 72

4.14 Fasilitas Tempat Makan dan Minum ... 73

4.15 Fasilitas Outdoor Areas ... 75

4.16 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas ... 76

4.17 Evaluasi Fasilitas Auditorium di Gedung Kesenian Rumentang Siang . 84 4.18 Evaluasi Fasilitas Panggung di Gedung Kesenian Rumentang Siang... 85


(12)

4.19 Evaluasi Fasilitas Tempat Masuk Gedung di Gedung Kesenian

Rumentang Siang ... 86 4.20 Evaluasi Fasilitas Lobby Depan di Gedung Kesenian Rumentang

Siang... 86 4.21 Evaluasi Fasilitas Loket Tiket di Gedung Kesenian Rumentang Siang.. 87 4.22 Evaluasi Fasilitas Toko di Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 88 4.23 Evaluasi Fasilitas Toilet di Gedung Kesenian Rumentang Siang... 89 4.24 Evaluasi Fasilitas Lobby di Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 89 4.25 Evaluasi Fasilitas Pintu Masuk Auditorium di Gedung Kesenian

Rumentang Siang... 90 4.26 Evaluasi Fasilitas Tempat Makan dan Minum di Gedung Kesenian

Rumentang Siang ... 91 4.27 Evaluasi Fasilitas Outdoor Areas di Gedung Kesenian Rumentang


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman :

1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 4

2.1 Bentuk Prosenium………..... 17

2.2 Bentuk Open Stage……….. 17

2.3 Bentuk Multi-format Single Production……….. 18

2.4 Bentuk Single Format with Flexibility………. 18

2.5 Bentuk Multi-Format……….. 19

2.6 Bentuk Multi-Use………. 19

2.2 Kerangka Pemikiran ... 27

3.1 Denah Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 28

3.2 Garis Kontinum ... 39

4.1 Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 41

4.2 Bagan Penanggungjawaban Pengelolaan dan Pengawasan ... 42

4.3 Struktur Organisasi Badan Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 43

4.4 Alur Pemakaian Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 44

4.5 Kantor Utama Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 45

4.6 Loket Tiket ... 45

4.7 Tempat Parkir ... 46

4.8 Musholla ... 46

4.9 Toilet ... 47

4.10 Panggung ... 47

4.11 Ruang Tunggu atau Ruang Properti ... 48

4.12 Ruang Latihan ... 48

4.13 Lobby ... 49

4.14 Toko ... 49


(14)

4.16 Kursi Tunggu ... 50

4.17 Auditorium ... 51

4.18 Perpustakaan Teater ... 51

4.19 Bentuk Auditorium Gedung Kesenian Rumentang Siang………... 54

4.20 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.21 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Usia ... 61

4.22 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Tempat Tinggal ... 61

4.23 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62

4.24 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 63

4.25 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan ... 64

4.26 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 64

4.27 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Pengetahuan Lokasi ... 65

4.28 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 66

4.29 Garis Kontinum Fasilitas Auditorium ... 68

4.30 Garis Kontinum Fasilitas Panggung ... 69

4.31 Garis Kontinum Fasilitas Tempat Masuk Gedung ... 71

4.32 Garis Kontinum Fasilitas Lobby Depan ... 72

4.33 Garis Kontinum Fasilitas Loket Tiket ... 73

4.34 Garis Kontinum Fasilitas Toko ... 75

4.35 Garis Kontinum Fasilitas Toilet ... 76

4.36 Garis Kontinum Fasilitas Lobby ... 77

4.37 Garis Kontinum Fasilitas Pintu Masuk Auditorium ... 79

4.38 Garis Kontinum FasilitasTempat Makan dan Minum ... 80

4.39 Garis Kontinum Fasilitas Outdoor Areas ... 82


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Halaman :

1 Kuesioner ...101

2 Tabel Tabulasi Data Fasilitas ...105

3 Tabel Hasil Uji Validitas Fasilitas ...107

4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas ...108

5 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ...109

6 Surat Penelitian ...113


(16)

(17)

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah satu sub sektor ekonomi yang sedang berkembang, dengan didukung dengan potensi yang dimiliki oleh negara Indonesia baik potensi dari sumber daya alam yang beraneka ragam dan melimpah yang menjadi salah satu unsur penting berkembangnya industri pariwisata di Indonesia. Perkembangan pariwisata Indonesia tidak terlepas dari pergerakan masuk dan keluarnya wisatawan mancanegara ke Indonesia. Selain itu, aktivitas yang dilakukan wisatawan dapat berdampak pada pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata. Hal tersebut perlu didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki potensi dalam mengembangkan industri pariwisata, karena meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah industri pariwisata tidak akan berkembang jika tidak dikelola dengan baik oleh sumber daya manusia yang ada, kedua hal tersebut harus dapat bersinergi dengan baik agar perkembangan pariwisata Indonesia dapat terwujud dengan baik pula.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah sehingga banya potensi wisata alam yang ada di Indonesia. Selain wisata alam, budaya yang ada di Indonesia pun sangat beragam dari Sabang sampai Merauke, berbedanya suku, adat dan budaya dapat dijadikan potensi yang baik bagi pariwisata di Indonesia. Muncullah wisata budaya di Indonesia. Seiring berkembangnya jaman, minat wisatawan akan wisata sangat bervariatif. Sehingga tak lagi wisata alam dan budaya, tetapi dewasa ini muncul juga wisata minat khusus seperti taman-taman buatan, MICE, dan lain-lain.


(18)

2

Wisata Budaya di Indonesia sangat didukung oleh keanekaragaman suku adat di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari setiap provinsi yang ada di Indonesia mempunyai budaya berbeda, bahasa yang berbeda dan juga kesenian yang berbeda. Seperti halnya batik. Di setiap daerah mempunyai corak dan modelnya masing-masing. Begitu juga kesenian yang berupa tari atau musik. Di setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing sesuai adat, suku dan bahasanya masing-masing. Namun, dewasa ini kesenian daerah mulai tergerus oleh budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini didorong juga oleh minimnya media dan tempat interakasi untuk pertunjukkan.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang cukup baik dalam perkembangan dunia pariwisatanya. Dengan mempunyai luas sebesar ±44.176km, Jawa Barat menjadi salah satu provinsi unggulan karena memiliki perkembangan infrastruktur serta sektor pemasukan kas negara dari sektor pariwisata yang cukup baik. Wilayah yang sering disinggahi wisatawan adalah Kota Bandung, pantai Pangandaran, Kota Garut, Kota Tasikmalaya dan lain-lain.

Kota Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Dikelilingi gunung serta memiliki suhu yang sejuk menjadi ciri khas kota Bandung dibanding kota yang lain di Indonesia. Walaupun dikelilingi gunung, bandung tetap menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Terlihat dari bangunan yang modern, kelengkapan fasilitas, sarana hingga prasarana yang menunjang kota Bandung. Bandung juga terkenal dengan kota kreatif. Terlihat dari banyaknya komunitas anak muda, kuliner unik, event-event besar serta produk konveksi berkualitas baik dihasilkan oleh penduduk Bandung. Berikut adalah data kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung

Tabel 1.1.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik ke Daya Tarik Wisata di Kota Bandung 2009-2013

Tahun


(19)

3

35.834.475 34.647.240 36.712.729 39.467.642 44.663.441

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung (2013)

Terlihat dari data diatas, jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bandung mengalami peningkatan yang signifikan, kecuali dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan. Namun pada tahun-tahun selanjutnya, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat. Hal ini dapat memicu berkembangnya inovasi pariwisata di kota Bandung.

Perkembangan pariwisata di Kota Bandung dapat dikatakan yang cukup pesat. Hal ini didasari oleh terkenalnya orang-orang kreatif di Bandung yang mampu membuat inovasi di dunia pariwisata. Hal ini pun mmicu memunculkan trend pariwisata baru seperti wisata minat khusus. Pitana (2009: 76) memandang bahwa segmentasi atau spesialisasi pasar pariwisata adalah karena adanya kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik dalam jumlah wisatawan maupun area minatnya. Hal ini sangat berbeda dari jenis pariwisata tradisional karena calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus dan spesifikasi yang diminati.

Kota Bandung memiliki potensi wisata seni budaya. Hal ini ditunjukkan oleh generasi muda yang sangat kreatif. Baik dalam seni musik, rupa, teater ataupun yang lainnya. Tidak heran jika kota Bandung memiliki banyak komunitas seni saat ini. Berdasarkan laporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2014-2018, tercatat pada tahun 2011 jumlah Lingkung Seni dan Forum Komunitas Seni sebanyak 876 dan menggelar 2438 pagelaran selama tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas seni di kota Bandung memiliki nilai baik dan juga dapat menunjang perkembangan wisata seni budaya di kota Bandung. Mereka mampu bergerak secara indie dengan kreatifitas yang mereka miliki untuk memajukan seni budaya di kota Bandung.

Pagelaran yang diselenggarakan di Kota Bandung kebanyakan diselenggarakan secara outdoor atau disebut juga diluar ruangan. Hal ini didukung


(20)

4

juga oleh sarana gedung kesenian yang minim. Namun hal itu bukan faktor utama pendorong pagelaraan seni diselenggarakan di luar ruangan, melainkan fasilitas di dalam gedung kesenian yang masih jauh dari kata baik. Hal ini terlihat dari beberapa gedung kesenian yang sepi pengunjung dan juga sepi pagelaran karena fasilitas yang kurang memadai. Bandung sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, seharusnya memiliki gedung kesenian bertaraf metropolitan untuk mendorong perkembangan pagelaran seni di kota Bandung.

Gedung kesenian Rumentang Siang merupakan salah satu gedung kesenian yang ada di kota Bandung. Gedung ini didirikan pada 10 Januari 1975. Gedung ini merupakan bekas bioskop Rivolli. Bangunan bergaya art-deco ini merupakan pemberian dari gubernur Jawa Barat, Solihin GP kepada seniman Bandung pada masanya. Nama Rumentang Siang itu sendiri digagas oleh seorang penyair terkenal, Wahyu Wibisana. Kata Rumentang dalam bahasa sunda diambil dari

kata “rentang-rentang” yang berarti samar-samar terlihat dari kejauhan untuk

mendekat, sedangkan kata siang sendiri berarti nyata. Dengan maksud dan arti dari nama tersebut adalah ingin membuat keberadaan para seniman tersebut menjadi lebih nyata dan lebih terlihat oleh para pecinta seni dimanapun mereka berada. Berikut adalah data kunjungan ke gedung kesenian Rumentang Siang :


(21)

5

Gambar 1.1.

Data Kunjungan Wisatawan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang Sumber: Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang

Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2012 di bulan Januari dan Februari, jumlah kunjungan berada di angka 2000 pengunjung per bulan. Namun pada bulan Maret menurun menjadi 1200 pengunjung. Pada bulan April mengalami peningkatan kembali sampai 2600 pengunjung. Pada bulan Mei hingga Agustus, jumlah kunjungan dibawah 1000 pengunjung. Terutama pada bulan Juni hingga Juli diadakan lomba seni teater yang diadakan di gedung Rumentang Siang sehingga kunjungan menjadi berkurang. Pada bulan September hingga Desember, jumlah kunjungan mulai naik kembali hingga 1000 pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kunjungan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang bersifat fluktuatif dikarenakan fluktuatifnya pertunjukkan yang diselenggarakan.

Penyelenggaran pertunjukkan di Gedung Kesenian Rumentang Siang salah satunya bergantung kepada fasilitas yang dimiliki oleh gedung tersebut. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara pra penelitian dengan beberapa pengguna atau pelaku seni di Bandung. Menurut salah satu mahasiswa jurusan Seni Musik bernama Ajrin mengungkapkan, “akses ke gedung Rumentang Siang kurang strategis ditambah dengan kapasitas penonton dan kapasitas panggung yang

terbilang kecil”. Beliau juga berpendapat, “gedung kesenian Rumentang Siang

lebih cocok digunakan untuk pertunjukkan tari atau teater”. Hal ini didukung oleh penuturan dari salah satu pelatih ekstrakulikuler teater sebuah SMA di Kota Bandung berinisial bernama Kirana. Menurutnya gedung kesenian Rumentang Siang lebih cocok untuk pertunjukkan teater dibanding untuk pertunjukkan music. Namun perawatan fasilitas di gedung Rumentang Siang sangat kurang baik. Banyak kursi penonton yang kurang layak serta pencahayaan lampu di panggung yang kurang baik, baik di panggung atau dibelakang panggung. Dan juga sound sistem yang kurang baik.


(22)

6

Testimoni datang juga dari salah satu pemain kabaret bernama Lisa Lusmedya yang tergabung dalam sebuah grup kabaret di Bandung. Menurutnya, bila dibandingkan dengan gedung lain, gedung Rumentang Siang hanya mempunyai kapasitas penonton 300 orang ditambah dengan ukuran panggung 8x12m. Bagian pencahayaan, gedung Rumentang Siang ada biaya tambahan untuk beberapa jenis lampu. Untuk fasilitas toilet memiliki penilaian yaitu kotor.

Penuturan selanjutnya dari salah satu pemain dari grup Sanggar Teater Teman Kreatif bernama Aji. Sanggar tersebut menjadi salah satu sanggar yang sering menggunakan gedung Rumentang Siang. Beliau menuturkan bahwa sanggarnya sering menggunakan gedung tersebut karena memiliki harga sewa yang terjangkau dibanding dengan gedung kesenian lain. Namun demikian, beliau juga tidak menampik bahwa harga sama dengan kualitas fasilitas yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya kajian dengan judul penelitian, yaitu “Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre di Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana karakteristik pertunjukkan yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang ?

2.Bagaimana fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang ? 3.Bagaimana evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai

fasilitas pertunjukkan seni budaya yang representatif?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik pertunjukkan yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang.


(23)

7

2. Mengidentifikasi fasilitas yang tersedia di Gedung Kesenian Rumentang Siang.

3. Menganalisis evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai fasilitas pertunjukkan seni budaya yang representatif.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memperluas kajian ilmu di Manajemen Resort and Leisure khususnya pengetahuan tentang gedung kesenian dan juga bagaimana evaluasi fasilitas di gedung kesenian. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi gambaran untuk peneliti yang akan meneliti lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak Gedung Kesenian Rumentang Siang dan juga pihak lainnya yang terkait sebagai masukan agar Gedung Kesenian Rumentang Siang dan juga kunjungan wisatawan ke Kota Bandung menjadi lebih baik.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Gambar 3.1. Denah Gedung Kesenian Rumentang Siang Sumber: Google Maps

Gedung kesenian Rumentang Siang terletak di Jalan Baranang Siang No.1.terletak di sebelah pasar Kosambi dan di belakang toserba Yogya. Secara geografis, gedung kesenian Rumentang Siang terletak di 6°55'11"LS dan 107°37'16"BT. Gedung kesenian Rumentang Siang dapat dituju dari pusat kota Bandung dengan waktu sekitar 30 – 45 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre di Kota Bandung”.

Penelitian ini menganalisis evaluasi fasilitas gedung kesenian Rumentang Siang bertaraf Metropolitan Centre. Pada penelitian ini yang akan dijadikan responden adalah pengunjung yang datang ke gedung kesenian Rumentang Siang.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2013: 115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


(25)

29

Gedung Kesenian Rumentang Siang. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola gedung kesenian Rumentang Siang, jumlah pengunjung gedung kesenian Rumentang Siang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1.

Jumlah Kunjungan Gedung Kesenian Rumentang Siang Tahun 2012-2013

Tahun Bulan Jumlah Kunjungan

2012

Januari 2000

Februari 2100

Maret 1200

April 2600

Mei 750

Juni 300

Juli 600

Agustus 500

September 1200

Oktober 800

November 1800

Desember 1650

2013

Januari 600

Februari 1000

Maret 1600

April 700

Total Rata-Rata

19400 1212.5/bulan

Sumber: Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013: 116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

n = N

1+N(e)

2

Keterangan : n = ukuran sampel


(26)

30

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang bisa ditolerir (e=0,1)

N = ukuran populasi

Berdasarkan rumus slovin diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

n = 19.400

1 + 19.400 (0,1)2 = 19.400

195

= 99,48717 orang

Dari rumus tersebut diperoleh hasil 99,48717 atau dibulatkan menjadi 100orang pengunjung gedung kesenian Rumentang Siang. Teknik Pengambilan Sampel dalam penelitian ini, penulis memakai teknik Nonprobability Sampling yaitu Sampling Insidental. Menurut Sugiyono (2013: 120) Nonprobability Samplingadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan Sampling Insidental menurut Sugiyono (2013: 122) adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

C. Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah fasilitas. Dimana fasilitas Menurut Appleton (2008: 105) fasilitas gedung kesenian terdiri dari Auditorium, Panggung, dan Fasilitas Pendukung. Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Bertaraf Metropolitan Centre di Kota Bandung, penulis mengambil sub variabel dari variabel fasilitas adalah sebagai berikut:

a. Auditorium b. Panggung


(27)

31

e. Loket Tiket f. Toko g. Toilet h. Lobby

i. Pintu Masuk Auditorium j. Tempat Makan dan Minum k. Outdoor Areas

Tabel 3.2.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub variabel

Indikator Skala No. Item

Fasilitas gedung kesenian terdiri dari Auditorium, Panggung, dan Fasilitas Pendukung.

Menurut

Appleton (2008: 105)

Auditorium Tingkat Kemampuan untuk melihat dan mendengar

Ordinal 1

Tingkat Kenyamanan tempat duduk

Ordinal 2

Panggung Tingkat Pencahayaan panggung

Ordinal 3

Tingkat Kapasitas panggung

Ordinal 4 Tempat

Masuk Gedung

Tingkat Kapasitas tempat parkir

Ordinal 5 Tingkat

Keamanan tempat parkir

Ordinal 6

Lobby Depan

Tingkat Kualitas papan informasi denah gedung

Ordinal 7

Tingkat Kemenarikan Desain interior


(28)

32

lobby Loket Tiket Tingkat

Pelayanan beli tiket langsung

Ordinal 9

Tingkat Pelayanan beli tiket secara reservasi

Ordinal 10

Toko Tingkat Kualitas barang yang ada

Ordinal 11 Tingkat

Pelayanan toko

Ordinal 12 Toilet Tingkat

Kebersihan toilet

Ordinal 13 Tingkat

Kenyamanan toilet

Ordinal 14

Lobby Tingkat Kapasitas lobby

Ordinal 15 Tingkat

Kenyamanan dan kemanan lobby

Ordinal 16

Pintu Masuk Auditorium Tingkat Pelayanan pengecekan tiket

Ordinal 17

Tingkat Pelayanan pencarian tempat duduk

Ordinal 18

Tempat Makan dan Minum Tingkat Ketersediaan tempat makan dan minum

Ordinal 19

Tingkat Kenyamanan tempat makan dan minum


(29)

33

Outdoor Areas

Tingkat Kualitas tempat duduk

Ordinal 21 Tingkat

Kenyamanan dan keamanan outdoor Areas

Ordinal 22

Sumber: Diolah oleh Penulis

D. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner penelitian adalah skala likert. Skala likert digunakan dalam kuesioner yang diberikan langsung pada pengunjung Gedung Kesenian Rumentang Siang.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

a. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

b. Setuju/sering/positif diberi skor 4

c. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 d. Tidak setuju/hamper tidak pernah/negatif diberi skor 2 e. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

E. Instrumen Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah untuk menganalisis evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai gedung kesenian bertaraf


(30)

34

Metropolitan Centre di Kota Bandung, maka instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan persepsi pengunjung tentang variabel dan diolah dalam bentuk data angka. Dalam penelitian ini, responden menilai fasilitas di gedung kesenian. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai gedung kesenian bertaraf Metropolitan Centre di Kota Bandung, terlebih dahulu dilakukan pengujian, yaitu uji validitas dan uji realibilitas. Variabel yang akan diuji adalah variabel penelitian yaitu fasilitas.

Berikut adalah uji validitas dan uji realibilitas dalam pengembangan instrumen penelitian ini:

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013: 52) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indicator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yang digunakan dan k adalah jumlah variabel independennya menurut Ghozali (2013: 53). Dengan jumlah sampel (n) adalah dan tingkat signifikansi 0,05 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0,1946. Bila :hitung r >tabel r , berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Bila hitung r tabel r , berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

a. Hasil Uji Validitas Fasilitas

Dalam penelitian ini, variabel fasilitas (X) terdiri dari auditorium, panggung, tempat masuk gedung, lobby depan, ruang pembelian tiket,


(31)

35

outdoor areas. Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel fasilitas sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Hasil Uji Validitas Fasilitas

No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.

1. Kemampuan untuk melihat dan mendengar pertunjukkan di dalam auditorium sudah baik

0,372 0,1946 Valid

2. Kenyamanan tempat duduk di dalam auditorium sudah nyaman

0,567 0,1946 Valid 3. Pencahayaan di atas panggung sudah terang 0,496 0,1946 Valid 4. Kapasitas panggung sudah memadai 0,581 0,1946 Valid 5. Kapasitas tempat parkir sudah memadai 0,513 0,1946 Valid 6. Keamanan tempat parkir sudah aman 0,567 0,1946 Valid 7. Kualitas papan informasi denah gedung

sudah baik

0,630 0,1946 Valid 8. Desain interior lobby sudah menarik 0,708 0,1946 Valid 9. Pelayanan pembelian tiket langsung di loket

tiket sudah baik

0,582 0,1946 Valid 10. Pelayanan pembelian tiket dengan cara

reservasi di loket tiket sudah baik

0,651 0,1946 Valid 11. Kualitas barang yang ada di toko sudah baik 0,655 0,1946 Valid 12. Pelayanan yang ada di toko sudah baik 0,595 0,1946 Valid 13. Kebersihan di dalam toilet sudah bersih 0,626 0,1946 Valid 14. Kenyamanan di dalam toilet sudah nyaman 0,657 0,1946 Valid 15. Kapasitas lobby sudah memadai 0,676 0,1946 Valid 16. Kenyamanan dan keamanan di dalam lobby

sudah nyaman dan aman

0,711 0,1946 Valid 17. Pelayanan pengecekan tiket masuk di pintu

masuk auditorium sudah baik


(32)

36

18. Pelayanan pencarian tempat duduk dari pintu masuk auditorium sudah baik

0,614 0,1946 Valid 19. Tersedia tempat makan dan minum 0,695 0,1946 Valid 20. Kenyamanan di tempat makan dan minum

sudah nyaman

0,619 0,1946 Valid 21. Kualitas tempat duduk di outdoor area sudah

baik

0,577 0,1946 Valid 22. Kenyamanan dan keamanan di outdoor areas

sudah nyaman dan aman

0,640 0,1946 Valid

Sumber : Diolah oleh Penulis 2014

Berdasarkan Hasil pengujian validitas pada variabel fasilitas yang tertera pada table 3.3 diketahui seluruh butir pernyataan variabel fasilitas menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,1946) dengan nilai terendah0,372 dan nilai tertinggi 0,711. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel fasilitas dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel fasilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) Realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. Menurut Ghozali (2013: 48), pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukurnya digunakan program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistic

Cronbach Alpha (α).

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally dalam Ghozali 2013 hlm. 48)

Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas


(33)

37

1 Fasilitas 0,919 0,70 Reliabel

Sumber : Diolah Penulis 2014

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada table 3.5. variabel fasilitas dan variabel keputusan berkunjung, keduanya menunjukkan nilai cronbach alpha berada di atas 0,70. Variabel fasilitas bernilai 0,919 dan variabel keputusan berkunjung berniali 0,900.Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan dapat dianggap andal.Setelah instrument dikatakan valid dan reliable maka instrument dapat dipakai untuk pengumpulan data.

3. Software SPSS 20.0

SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. SPSS itu sendiri singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences atau dalam bahasa Indonesia nya diartikan Paket Statistik untuk Ilmu Sosial. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Software SPSS versi 20.0.

F. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 19), penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dan hasil penelitian kemudian dideskripsikan atau digambarkan.

Penelitian ini menganalisis evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai gedung kesenian Metropolitan Centre di Kota Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah fasilitas. Pada penelitian ini yang akan


(34)

38

dijadikan responden adalah pengunjung yang datang ke Gedung Kesenian Rumentang Siang.

2. Sumber Data

Sumber data adalah sumber subjek dari mana data dapat diperoleh baik itu secara langsung ataupun data yang sudah ada. Maka data penelitian terbagi menjadi dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber data yang dicari. Peneliti menggunakan kuesioner langsung kepada pengunjung Gedung Kesenian Rumentang Siang, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan-pertanyaan tertulis atau lisan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia yang kemudian harus dianalisis kembali.

Tabel 3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data

Data Jumlah Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung

Badan Pusat Statistik Kota Bandung - bandungkota.bps.go.id

Data Profil Gedung Kesenian Rumentang Siang

Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang

Data Jumlah Kunjungan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang

Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang

Daftar fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang

Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang


(35)

39

G. Teknik Analisis Data 1. Garis Kontinum

Menurut Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang diteliti pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:

100%

Dimana:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang pengukurannnya ditentukan dengan cara:

Nilai indeks maksimum = skala tertinggi X jumlah pertanyaan X responden Nilai Indeks Minimum = skala terendah X jumlah pertanyaan X responden Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5

Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks minimum, serta jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut dimasukan kedalam gambar garis kontimun. Dan berikut penulis berikan contoh gambar garis kontimun :

Sangat

Rendah Rendah

Sedang Tinggi

Sangat Tinggi


(36)

40

Gambar 3.2. Garis Kontinum

Sumber: Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103)

Dimana:

a = Nilai indeks minimun b,c, d, e = Jarak interval

f = Nilai indeks maksimum

2. Triangulasi

Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures (William Wiersma dalam Sugiyono 2012: hlm. 273). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bias dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.


(37)

41

Waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti di Gedung Kesenian Rumentang Siang serta data-data badan pengelola pada bab sebelumnya dan juga pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertunjukkan yang digelar di Gedung Kesenian Rumentang Siang ada tiga jenis kesenian yaitu Teater, Tari tradisional dan Musik.

2. Tanggapan responden terhadap variabel fasilitas (X) berada pada kategori cukup baik itu dikarenakan fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagian sudah direnovasi, namun perawatannya masih minim. Hanya dibersihkan oleh cleaning service sehari sekali. Fasilitas gedung yang belum direnovasi adalah panggung, auditorium, ruang tunggu atau ruang properti serta tempat parkir masih terlihat kurang baik karena renovasi belum dilaksanakan.

3.

Evaluasi terhadap fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang adalah

Gedung Kesenian Rumentang Siang masuk ke dalam jenis gedung Small- and

Medium- Scale Drama dengan bentuk auditorium Prosenium berjenis Rectangular.

Hal ini dapat dilihat dari kapasitas tempat duduk penonton serta bentuk dari auditorium, dimana panggung dan tempat duduk penonton saling berhadapan membentuk pola kotak. Dan juga pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum ada sesuai standar seperti tempat penitipan anak, ruang kesehatan, loker, ruang eksibisi, Performances Areas, Green Rooms, Choir Stalls, Platforms, Costume Store, Wig Store, Hairdresser, Wardrobe Mistress, Transmission Control Room, Observation Rooms, Stage Manager’s Performance Control, Reception, Office Services, dan Conference. Selain itu, harus ada perlindungan


(39)

97

dari kebakaran atau standar evakuasi jika terjadi kebakaran atau bencana alam. Setelah pengadaan fasilitas baru, maka fasilitas yang sebelumnya sudah ada harus ditingkatkan lagi kualitasnya agar dapat mengimbangi fasilitas yang baru. Hal ini dilakukan agar Gedung Kesenian Rumentang Siang memenuhi standar gedung kesenian yang sesuai.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, oleh karena itu penulis mengajukan beberapa rekomedasi berdasarkan temuan penelitian, diantaranya adalah:

1. Untuk pengelola, guna meningkatkan standar Gedung Kesenian Rumentang Siang, maka dapat diadakan pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum tersedia. Selain fasilitas baru, standar keselamatan bencana atau kecelakaan pun harus ada. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan standar kualitas dari Gedung Kesenian Rumentang Siang.

2. Untuk pengelola, guna meningkatkan tanggapan pada fasilitas, sebaiknya terus dilakukan pembenahan di sektor fasilitas. Terutama pada fasilitas-fasilitas yang belum direnovasi seperti panggung, auditorium, ruang tunggu atau ruang properti serta tempat parkir. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang. 3. Untuk peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat keputusan berkunjung atau analisis daya dukung gedeung kesenian. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya agar penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas Gedung Kesenian Rumentang Siang.


(40)

Daftar Pustaka

Al Rasyid, H. (2014). Dasar-dasar Statistik Terapan. Bandung: Program Pascasarjana, Unpad.

Aminudin, M. (2007). Evaluasi Rencana Lokasi Pemindahan Terminal Induk Km. 6 Banjarmasin. Tesis. Yogyakarta: MPKD Universitas Gadjah Mada.

Appleton, I. (2008). Building for the Performing Arts. Burlington: Elsevier Aprilia, H. (2009). Evaluasi Pelaksanaan Program Transmigrasi Lokal

Model Ring I Pola Tani Nelayan di Bugel, Kec. Panjatan, Kab. Kulon Progo dan Gesing, Kec. Panggang Kab. Gunung Kidul. Tesis. Yogyakarta: MPKD Universitas Gadjah Mada.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro Marpaung. H. dan Bahar. H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung:

Alfabeta.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Poerwadarminta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Rachardja, S.M. (2014). Konsep Visitor Management Melalui Pndekatan Analisis Daya Dukung Pariwisata Dan Sosial Di Kawasan Wisata Floating Market Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi, Manajemen Resort dan Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiyono. (2012). Metode peneilitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode peneilitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta

Sulistiono, A.B. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan Loasi terhadap keputusan menginap Studi Pada Tamu Hotel Srondol Indah Semarang.. Skripsi, Faultas Eonom, Universitas Dponegoro.


(41)

99

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Kutipan Sumber Lain:

Admin. (2014). Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kota Bandung 2014-2018. [Online]. Tersedia: http://bandung.go.id/site/RPJMD_2014/Rancangan_Akhir_RPJMD_ 2014_02_16.pdf. [4 Februari 2015]

Admin. (2014). Opera House. [Online]. Tersedia:

http://www.thefreedictionary.com/_/dict.aspx?rd=1&word=opera+h ouse [24 November 2014]

Anto, M. (2012). Pengertian dan Definisi Seni Budaya Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:

http://muhardianto017.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-definisi-seni-budaya.html. [4 Februari 2015]

Efendi, M. (2013). Macam-macam Teater di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://erosalrasyd.blogspot.com/2013/10/macam-macam-teater-di-indonesia.html. [4 Februari 2015]

Ibnisakhiy. (2012). Beragam Kesenian Tradisional Jawa Barat. [Online]. Tersedia: http://ibnisakhiy.blogspot.com/2012/10/beragam-kesenian-tradisional-jawa-barat.html. [4 Februari 2015]

New National Theater Tokyo. (2012). Opera House. [Online]. Tersedia: http://www.nntt.jac.go.jp/english/about/teatre/index.html. [24 Juli 2012]

Opini. (2009). Gedung Kesenian : Multi-purpose hall atau Recital Hall. [Online]. Tersedia:

http://umum.kompasiana.com/2009/04/09/gedung-kesenian-multi-purpose-hall-atau-recital-hall/ [24 Juli 2012]

Sarwono, J. (2006). Korelasi. [Online]. Tersedia:

www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm. [6 Oktober 2014] Tommy. (2012). Seperti Inilah Hasil Evaluasi 7 Program Prioritas Pemkot

Bandung. [Online]. Tersedia: http://sembilannews.com/seperti-inilah-hasil-evaluasi-7-program-prioritas-pemkot-bandung. [24 Juli 2012]


(1)

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Garis Kontinum

Sumber: Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103)

Dimana:

a = Nilai indeks minimun b,c, d, e = Jarak interval

f = Nilai indeks maksimum

2. Triangulasi

Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures (William Wiersma dalam Sugiyono 2012: hlm. 273). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bias dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi Waktu


(2)

41

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.


(3)

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti di Gedung Kesenian Rumentang Siang serta data-data badan pengelola pada bab sebelumnya dan juga pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertunjukkan yang digelar di Gedung Kesenian Rumentang Siang ada tiga jenis kesenian yaitu Teater, Tari tradisional dan Musik.

2. Tanggapan responden terhadap variabel fasilitas (X) berada pada kategori cukup baik itu dikarenakan fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagian sudah direnovasi, namun perawatannya masih minim. Hanya dibersihkan oleh cleaning service sehari sekali. Fasilitas gedung yang belum direnovasi adalah panggung, auditorium, ruang tunggu atau ruang properti serta tempat parkir masih terlihat kurang baik karena renovasi belum dilaksanakan.

3.

Evaluasi terhadap fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang adalah Gedung Kesenian Rumentang Siang masuk ke dalam jenis gedung Small- and Medium- Scale Drama dengan bentuk auditorium Prosenium berjenis Rectangular. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas tempat duduk penonton serta bentuk dari auditorium, dimana panggung dan tempat duduk penonton saling berhadapan membentuk pola kotak. Dan juga pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum ada sesuai standar seperti tempat penitipan anak, ruang kesehatan, loker, ruang eksibisi, Performances Areas, Green Rooms, Choir Stalls, Platforms, Costume Store, Wig Store, Hairdresser, Wardrobe Mistress, Transmission Control

Room, Observation Rooms, Stage Manager’s Performance Control,


(4)

97

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari kebakaran atau standar evakuasi jika terjadi kebakaran atau bencana alam. Setelah pengadaan fasilitas baru, maka fasilitas yang sebelumnya sudah ada harus ditingkatkan lagi kualitasnya agar dapat mengimbangi fasilitas yang baru. Hal ini dilakukan agar Gedung Kesenian Rumentang Siang memenuhi standar gedung kesenian yang sesuai.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, oleh karena itu penulis mengajukan beberapa rekomedasi berdasarkan temuan penelitian, diantaranya adalah:

1. Untuk pengelola, guna meningkatkan standar Gedung Kesenian Rumentang Siang, maka dapat diadakan pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum tersedia. Selain fasilitas baru, standar keselamatan bencana atau kecelakaan pun harus ada. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan standar kualitas dari Gedung Kesenian Rumentang Siang.

2. Untuk pengelola, guna meningkatkan tanggapan pada fasilitas, sebaiknya terus dilakukan pembenahan di sektor fasilitas. Terutama pada fasilitas-fasilitas yang belum direnovasi seperti panggung, auditorium, ruang tunggu atau ruang properti serta tempat parkir. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang. 3. Untuk peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat keputusan berkunjung atau analisis daya dukung gedeung kesenian. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya agar penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas Gedung Kesenian Rumentang Siang.


(5)

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Al Rasyid, H. (2014). Dasar-dasar Statistik Terapan. Bandung: Program Pascasarjana, Unpad.

Aminudin, M. (2007). Evaluasi Rencana Lokasi Pemindahan Terminal Induk Km. 6 Banjarmasin. Tesis. Yogyakarta: MPKD Universitas Gadjah Mada.

Appleton, I. (2008). Building for the Performing Arts. Burlington: Elsevier Aprilia, H. (2009). Evaluasi Pelaksanaan Program Transmigrasi Lokal

Model Ring I Pola Tani Nelayan di Bugel, Kec. Panjatan, Kab. Kulon Progo dan Gesing, Kec. Panggang Kab. Gunung Kidul. Tesis. Yogyakarta: MPKD Universitas Gadjah Mada.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro Marpaung. H. dan Bahar. H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung:

Alfabeta.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Poerwadarminta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Rachardja, S.M. (2014). Konsep Visitor Management Melalui Pndekatan Analisis Daya Dukung Pariwisata Dan Sosial Di Kawasan Wisata Floating Market Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi, Manajemen Resort dan Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiyono. (2012). Metode peneilitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode peneilitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta

Sulistiono, A.B. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan Loasi terhadap keputusan menginap Studi Pada Tamu Hotel Srondol Indah Semarang.. Skripsi, Faultas Eonom, Universitas Dponegoro. Tjiptono, Fandy, 2004,” Manajemen Jasa”, Andy Offset, Yogyakarta.


(6)

99

Bakti Tresnawan, 2014

Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Kutipan Sumber Lain:

Admin. (2014). Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kota Bandung 2014-2018. [Online]. Tersedia: http://bandung.go.id/site/RPJMD_2014/Rancangan_Akhir_RPJMD_ 2014_02_16.pdf. [4 Februari 2015]

Admin. (2014). Opera House. [Online]. Tersedia:

http://www.thefreedictionary.com/_/dict.aspx?rd=1&word=opera+h ouse [24 November 2014]

Anto, M. (2012). Pengertian dan Definisi Seni Budaya Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:

http://muhardianto017.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-definisi-seni-budaya.html. [4 Februari 2015]

Efendi, M. (2013). Macam-macam Teater di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://erosalrasyd.blogspot.com/2013/10/macam-macam-teater-di-indonesia.html. [4 Februari 2015]

Ibnisakhiy. (2012). Beragam Kesenian Tradisional Jawa Barat. [Online]. Tersedia: http://ibnisakhiy.blogspot.com/2012/10/beragam-kesenian-tradisional-jawa-barat.html. [4 Februari 2015]

New National Theater Tokyo. (2012). Opera House. [Online]. Tersedia: http://www.nntt.jac.go.jp/english/about/teatre/index.html. [24 Juli 2012]

Opini. (2009). Gedung Kesenian : Multi-purpose hall atau Recital Hall. [Online]. Tersedia:

http://umum.kompasiana.com/2009/04/09/gedung-kesenian-multi-purpose-hall-atau-recital-hall/ [24 Juli 2012]

Sarwono, J. (2006). Korelasi. [Online]. Tersedia:

www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm. [6 Oktober 2014] Tommy. (2012). Seperti Inilah Hasil Evaluasi 7 Program Prioritas Pemkot

Bandung. [Online]. Tersedia: http://sembilannews.com/seperti-inilah-hasil-evaluasi-7-program-prioritas-pemkot-bandung. [24 Juli 2012]