PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA Perwujudan Tindak Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

(1)

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Program Studi PendidikanBahasa Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

Nurul Tri Romadloni A310120122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

3 ii


(4)

(5)

5

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI

8 SURAKARTA

Nurul Tri Romadloni1 , Andi Haris Prabawa 2

1

Mahasiswa, 2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nurulramadhani076@gmail.com

ABSTRACT

This study has two objectives. 1) To describe the types of meaning pragmatics of speech imperative that teachers use in learning interaction Indonesian in class XI SMK Negeri 8 Surakarta. 2) To describe the politeness pragmatic speech imperatives of teachers who are in the learning interaction Indonesian in class XI SMK Negeri 8 Surakarta. The subject of this research that Indonesian teachers and students of class XI in SMK Negeri 8 Surakarta. Object of research is imperative utterances that occur during the learning process in class XI Indonesian Negeri 8 Surakarta. The data in this study is a narrative imperative form of the word, or phrase in the communication between teachers and students containing speech imperative during the learning process in the classroom. The source of the data Indonesian learning interaction in class XI SMK 8. Data collection techniques used in the study were recording technique and technique refer to note. This study uses two kinds of triangulation, the first triangulation techniques or methods of collecting data and the second data method. Data analysis techniques used in this research is the method frontier. The results of this study can be concluded that: 1) type - the type of meaning pragmatics of speech imperative that teachers use in learning interaction Indonesian in class XI SMK Negeri 8 Surakar ta, covering speech which implies a pragmatic imperative messengers, speech which implies a pragmatic imperative demand, speech which implies a pragmatic imperative persilaan, speech which implies a pragmatic imperative invitation, which implies a pragmatic speech imperatives permit, and the utterances which implies pragmatik imperatif ban. 2) Politeness Imperative speech contained in the teacher Indonesian learning interaction in class XI SMK Negeri 8 Surakarta.Hasil study found some politeness terdapat dalam narrative prose Indonesian language learning in SMK Negeri 8 Surakarta terdiriatas five types: declarative construction, imperatives, and interrogative constructions construction ekslamasive.

Keywords: Politeness, Imperative speech, learning Indonesian ABSTRAK

Penelitian ini memiliki dua tujuan. 1) Mendiskripsikan jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta, 2) Mendiskripsikan kesantunan pragmatik tuturan imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.Subjek dari penelitian ini yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Surakarta. Obyek penelitian adalah tuturan imperatif yang terjadi selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah tuturan imperatif berupa kata, ataupun kalimat dalam komunikasi antara guru dan


(6)

siswa yang mengandung tuturan imperatif selama proses pembelajaran di kelas. Adapun sumber data interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik rekam dan teknik simak catat. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi, yang pertama triangulasi teknik atau metode pengumpulan data dan yang kedua metode data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan. 1) Jenis – jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta meliputi, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan, dan tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan. 2) Kesantunan Tuturan Imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.Hasil penelitian menemukan beberapa tuturan kesantunan yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta terdiriatas lima jenis yaitu konstruksi deklaratif, konstruksi imperatif, konstruksi interogatif dan kontruksi ekslamasif.

Kata kunci : Kesantunan, Tuturan Imperatif, Pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.

PENDAHULUAN

Dalam proses berbahasa terutama dalam mengetahui sebuah tuturan ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh penutur. Keruntutan pemilihan kata, kesepahaman dengan lawan tutur serta kesantunan berbahasa adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam tuturan.

Kesantunan berbahasa adalah salah satu aspek yang perlu diperhatiakan dalam komunikasi. Santun tidaknya sebuah tuturan tegantung dari ukuran kesantunan penutur bahasa yang dipakai. Tuturan dalam bahasa indonesia secara unum sudah dianggap santun jika penutur menggunakan kata-kata yang santun, tuturannya tidak mengandung ejekan secara langsung, tidak memerintah secara langsung serta menghormati orang lain. Kesantunan berbahasa khususnya dalam komunikasi dapat dilihat dari beberapa indikator.

Kesopanan dalam suatu interaksi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang wajah orang lain. Dalam pengertian ini, kesopanan dapat disempurnakan dalam situasi kejauhan dan kedekatan sosial (Yule. 2006: 104).

Kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar seorang mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. Kalimat imperatif dapat pula berkisar antara suruhan untuk melakukan sesuatu sampa dengan larangan untuk melakukan sesuatu. Dengan


(7)

7

demikian, dapat dikatakan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia itu kompleks dan banyak variasinya (Rahardi, 2010: 79).

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nuri Gusrini (2012) meneliti

“Kesantunan Berbahasa Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar mengajar Di SMA Negeri 2 Lintau Buo” hasil penelitian tersebut bahwa guru Bahasa Indonesi dalam proses

belajar mengajar di SMA Negeri 2 Lintau Buo lebih banyak melakukan tindak tutur yaitu sebanyak 147 tuturan, sedangkan tindak tutur krang santun sebanyak 26 tuturan. Tuturan tersebut dituturkan dengan menggunakan tuturan direktif, representatif, komisif, ekspresif dan deklaratif.

Tujuan penelitian ini mendiskripsikan jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta dan mendiskripsikan jenis kesantunan pragmatik tuturan imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

2.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualikatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogman dan Taylor dalam moelong, 2007: 3). Pendekatan penelitian ini dipilih karena penelitian ini mampu menggambarkan secara utuh bentuk dari kesantunan tuturan imperatif bahasa Indonesia pada interakasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah kelas xi SMK Negeri 8 Surakarta, peneliti memilih tempat ini karena peneliti pernah menemukan guru menggunakan tuturan imperatif dalam proses pembelajaran berlangsung. Waktu dalam penelitian ini adalah pada jam pelajaran bahasa Indonesia dimulai di kelas XI.

Data dalam penelitian ini adalah tuturan imperatif berupa kata ataupun kalimat dalam komunikasi antara guru dan siswa yang mengandung tuturan imperatif selama proses pembelajaran di kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas xi SMK Negri 8 Surakarta.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik rekam. Teknik rekam adalah pemerolehan data dengan cara merekam (Arikunto, 2006 : 91) .

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat


(8)

ekstralingual, menghubungkan masalah bahasa dengan hal di luar bahasa (Mahsun. 2007: 120). Yaitu berupa tuturan yang mengandung tuturan imperatif yang digunakan guru dan siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Surakarta.

3.

HASIL

DAN

PEMBAHASAN

3.1Hasil

Berdasarkan analisis data yang dilakukan di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta terdapat enam makna pragmatik imperatif yang dilakukan oleh guru. Tuturan imperatif tersebut meliputi. 1) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan, ditandai oleh pemakaian penanda kesantunan coba. Data yang menunjukkan tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 4. 2) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan, ditandai dengan penanda kesantunan tolong, coba, harap dan mohon. Data yang menunjukkan tuturan mengandung makna pragmatik imperatif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 7. 3) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan, di tandai dengan pemakaian tanda kesantunan dan bermakna mempersilahkan. Data yang menunjukkan tuturan mengandung makna pragmatik imperatif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 1. 4) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, yang ditandai dengan penanda kesantunan ayo, mari dan yuk. Data yang menunjukkan makna pragmatik imperatif ajakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 7. 5) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan. Data yang menunjukkan makna pragmatik imperatif mengizinkan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 3. 6) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan, yang ditandai dengan penanda kesantunan jangan. Data yang menunjukkan makna pragmatik imperatif larangan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 3.

3.2Pembahasan

Berdasarkan pembahasan tentang temuan penelitian di atas, maka peneliti akan membandingkan temuan dengan penelitian ini pada hasil penelitian yang berbeda dan


(9)

9

sudah dilakukan sebelumnya. Perbandingan tersebut akan dipaparkan secara singkat dalam paragraf berikut ini

Neng Nurhayati (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Kesantunan

Imperatif percakapan Dosen dan Mahasiswa di STKIP Siliwangi Bandungan: Kajian

Pragmatik” hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penada imperatif yang digunakan dalam kesantunan imperatif terdiri dari penanda kesantunan. Wujud imperatif terdiri dari bentuk kalimat dan strategi. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

Marie (2015) menganalisis tentang “ a Direct and Comprehensive Test of Two Postulates of Applied To Uncertainty communication”. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berkomunikasi teori kesantunan di gunakan saat mengumumkan berita buruk, penutur mungkin berniat tidak hanya menginformasikan tetapi juga untuk mengelola atau menyimpan berita. Sejalan dengan kedua kesopanan teori postulat, pendengar diubah secara eksplisit di komunikasikan probabilitas lebih sering dan lebih substansial ketika mengadopsi niat wajah- daripada ketika mengadopsi niat informatif. Penelitian ini membahas bagaimana bukti ini menguatkan teori kesopanan dan memvalidasi penelitian sebelumnya. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

4.

PENUTUP

Berdasarkan analisis penelitian ini ditentukan jenis dan kesantunan dari tuturan makna pragmatic imperatif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta yaitu.

1. Jenis – jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta ada enam meliputi, 1) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan, 2) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan, 3) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan, 4) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, 5) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan, dan 6) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan.


(10)

2. Jenis kesantunan Tuturan Imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.Hasil penelitian menemukan beberapa tuturan kesantunan yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta terdiriatas empat jenis meliputi, 1) konstruksi deklaratif, 2) konstruksi imperatif, 3)konstruksi interogatif dan 4)kontruksi ekslamasi

DAFTAR PUSTAKA

Gusriani, Nuri. 2012. “Kesantunan Berbahasa Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar

Mengajar Di SMA NEGERI 2 LINTAU BUO”. Jurnal Ilmu-ilmu Bahasa & sastra.

Vol 1, No 2. Diakses pada tanggal 28 oktober 2013 di laman

http//scholar.google.co.id

Marie, Juanchic. 2015. “A direct and comprehensive test of two postulates of politeness theory

applied to uncertainty communication”. Judgment and Decision Making, vol 10 no 5, 232–240.

Moleong, LexyJ. 2007.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nisja, Indriani. (2009). “Kesantunan Berbahasa dalam Berdiskusi Mahasiswa Jurusan Bahasa

Indonesia Semester III Tahun 2007-2008 Ummy Solok”. Jurnal Ilmiah Tambua.

Vol. VIII, No. 3. Diakses pada tanggal 20 september 2010 di laman

http//scholar.google.co.id.

Rahardi, Kunjana. 2007. Pragmatik: Kesantunan Imperatif bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sutopo, H.B. 2006.Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori

dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.


(1)

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI

8 SURAKARTA

Nurul Tri Romadloni1 , Andi Haris Prabawa 2 1

Mahasiswa, 2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nurulramadhani076@gmail.com

ABSTRACT

This study has two objectives. 1) To describe the types of meaning pragmatics of speech imperative that teachers use in learning interaction Indonesian in class XI SMK Negeri 8 Surakarta. 2) To describe the politeness pragmatic speech imperatives of teachers who are in the learning interaction Indonesian in class XI SMK Negeri 8 Surakarta. The subject of this research that Indonesian teachers and students of class XI in SMK Negeri 8 Surakarta. Object of research is imperative utterances that occur during the learning process in class XI Indonesian Negeri 8 Surakarta. The data in this study is a narrative imperative form of the word, or phrase in the communication between teachers and students containing speech imperative during the learning process in the classroom. The source of the data Indonesian learning interaction in class XI SMK 8. Data collection techniques used in the study were recording technique and technique refer to note. This study uses two kinds of triangulation, the first triangulation techniques or methods of collecting data and the second data method. Data analysis techniques used in this research is the method frontier. The results of this study can be concluded that: 1) type - the type of meaning pragmatics of speech imperative that teachers use in learning interaction Indonesian in class XI SMK Negeri 8 Surakar ta, covering speech which implies a pragmatic imperative messengers, speech which implies a pragmatic imperative demand, speech which implies a pragmatic imperative persilaan, speech which implies a pragmatic imperative invitation, which implies a pragmatic speech imperatives permit, and the utterances which implies pragmatik imperatif ban. 2) Politeness Imperative speech contained in the teacher Indonesian learning interaction in class XI SMK Negeri 8 Surakarta.Hasil study found some politeness terdapat dalam narrative prose Indonesian language learning in SMK Negeri 8 Surakarta terdiriatas five types: declarative construction, imperatives, and interrogative constructions construction ekslamasive.

Keywords: Politeness, Imperative speech, learning Indonesian ABSTRAK

Penelitian ini memiliki dua tujuan. 1) Mendiskripsikan jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta, 2) Mendiskripsikan kesantunan pragmatik tuturan imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.Subjek dari penelitian ini yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Surakarta. Obyek penelitian adalah tuturan imperatif yang terjadi selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta. Data dalam penelitian


(2)

siswa yang mengandung tuturan imperatif selama proses pembelajaran di kelas. Adapun sumber data interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik rekam dan teknik simak catat. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi, yang pertama triangulasi teknik atau metode pengumpulan data dan yang kedua metode data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan. 1) Jenis – jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta meliputi, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan, dan tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan. 2) Kesantunan Tuturan Imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.Hasil penelitian menemukan beberapa tuturan kesantunan yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta terdiriatas lima jenis yaitu konstruksi deklaratif, konstruksi imperatif, konstruksi interogatif dan kontruksi ekslamasif.

Kata kunci : Kesantunan, Tuturan Imperatif, Pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.

PENDAHULUAN

Dalam proses berbahasa terutama dalam mengetahui sebuah tuturan ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh penutur. Keruntutan pemilihan kata, kesepahaman dengan lawan tutur serta kesantunan berbahasa adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam tuturan.

Kesantunan berbahasa adalah salah satu aspek yang perlu diperhatiakan dalam komunikasi. Santun tidaknya sebuah tuturan tegantung dari ukuran kesantunan penutur bahasa yang dipakai. Tuturan dalam bahasa indonesia secara unum sudah dianggap santun jika penutur menggunakan kata-kata yang santun, tuturannya tidak mengandung ejekan secara langsung, tidak memerintah secara langsung serta menghormati orang lain. Kesantunan berbahasa khususnya dalam komunikasi dapat dilihat dari beberapa indikator.

Kesopanan dalam suatu interaksi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang wajah orang lain. Dalam pengertian ini, kesopanan dapat disempurnakan dalam situasi kejauhan dan kedekatan sosial (Yule. 2006: 104).

Kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar seorang mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. Kalimat imperatif dapat pula berkisar antara suruhan untuk melakukan sesuatu sampa dengan larangan untuk melakukan sesuatu. Dengan


(3)

demikian, dapat dikatakan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia itu kompleks dan banyak variasinya (Rahardi, 2010: 79).

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nuri Gusrini (2012) meneliti “Kesantunan Berbahasa Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar mengajar Di SMA Negeri 2 Lintau Buo” hasil penelitian tersebut bahwa guru Bahasa Indonesi dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 2 Lintau Buo lebih banyak melakukan tindak tutur yaitu sebanyak 147 tuturan, sedangkan tindak tutur krang santun sebanyak 26 tuturan. Tuturan tersebut dituturkan dengan menggunakan tuturan direktif, representatif, komisif, ekspresif dan deklaratif.

Tujuan penelitian ini mendiskripsikan jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta dan mendiskripsikan jenis kesantunan pragmatik tuturan imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

2.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualikatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogman dan Taylor dalam moelong, 2007: 3). Pendekatan penelitian ini dipilih karena penelitian ini mampu menggambarkan secara utuh bentuk dari kesantunan tuturan imperatif bahasa Indonesia pada interakasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah kelas xi SMK Negeri 8 Surakarta, peneliti memilih tempat ini karena peneliti pernah menemukan guru menggunakan tuturan imperatif dalam proses pembelajaran berlangsung. Waktu dalam penelitian ini adalah pada jam pelajaran bahasa Indonesia dimulai di kelas XI.

Data dalam penelitian ini adalah tuturan imperatif berupa kata ataupun kalimat dalam komunikasi antara guru dan siswa yang mengandung tuturan imperatif selama proses pembelajaran di kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas xi SMK Negri 8 Surakarta.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik rekam. Teknik rekam adalah pemerolehan data dengan cara merekam (Arikunto, 2006 : 91) .

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat


(4)

ekstralingual, menghubungkan masalah bahasa dengan hal di luar bahasa (Mahsun. 2007: 120). Yaitu berupa tuturan yang mengandung tuturan imperatif yang digunakan guru dan siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Surakarta.

3.

HASIL

DAN

PEMBAHASAN

3.1Hasil

Berdasarkan analisis data yang dilakukan di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta terdapat enam makna pragmatik imperatif yang dilakukan oleh guru. Tuturan imperatif tersebut meliputi. 1) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan, ditandai oleh pemakaian penanda kesantunan coba. Data yang menunjukkan tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 4. 2) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan, ditandai dengan penanda kesantunan tolong, coba, harap dan mohon. Data yang menunjukkan tuturan mengandung makna pragmatik imperatif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 7. 3) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan, di tandai dengan pemakaian tanda kesantunan dan bermakna mempersilahkan. Data yang menunjukkan tuturan mengandung makna pragmatik imperatif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 1. 4) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, yang ditandai dengan penanda kesantunan ayo, mari dan yuk. Data yang menunjukkan makna pragmatik imperatif ajakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 7. 5) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan. Data yang menunjukkan makna pragmatik imperatif mengizinkan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 3. 6) Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan, yang ditandai dengan penanda kesantunan jangan. Data yang menunjukkan makna pragmatik imperatif larangan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta sebanyak 3.

3.2Pembahasan

Berdasarkan pembahasan tentang temuan penelitian di atas, maka peneliti akan membandingkan temuan dengan penelitian ini pada hasil penelitian yang berbeda dan


(5)

sudah dilakukan sebelumnya. Perbandingan tersebut akan dipaparkan secara singkat dalam paragraf berikut ini

Neng Nurhayati (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Kesantunan Imperatif percakapan Dosen dan Mahasiswa di STKIP Siliwangi Bandungan: Kajian Pragmatik” hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penada imperatif yang digunakan dalam kesantunan imperatif terdiri dari penanda kesantunan. Wujud imperatif terdiri dari bentuk kalimat dan strategi. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

Marie (2015) menganalisis tentang “ a Direct and Comprehensive Test of Two Postulates of Applied To Uncertainty communication”. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berkomunikasi teori kesantunan di gunakan saat mengumumkan berita buruk, penutur mungkin berniat tidak hanya menginformasikan tetapi juga untuk mengelola atau menyimpan berita. Sejalan dengan kedua kesopanan teori postulat, pendengar diubah secara eksplisit di komunikasikan probabilitas lebih sering dan lebih substansial ketika mengadopsi niat wajah- daripada ketika mengadopsi niat informatif. Penelitian ini membahas bagaimana bukti ini menguatkan teori kesopanan dan memvalidasi penelitian sebelumnya. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

4.

PENUTUP

Berdasarkan analisis penelitian ini ditentukan jenis dan kesantunan dari tuturan makna pragmatic imperatif dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta yaitu.

1. Jenis – jenis makna pragmatik tuturan imperatif yang digunakan guru dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta ada enam meliputi, 1) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan, 2) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan, 3) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan, 4) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, 5) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan, dan 6) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan.


(6)

2. Jenis kesantunan Tuturan Imperatif guru yang terdapat dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.Hasil penelitian menemukan beberapa tuturan kesantunan yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Surakarta terdiriatas empat jenis meliputi, 1) konstruksi deklaratif, 2) konstruksi imperatif, 3)konstruksi interogatif dan 4)kontruksi ekslamasi

DAFTAR PUSTAKA

Gusriani, Nuri. 2012. “Kesantunan Berbahasa Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar Di SMA NEGERI 2 LINTAU BUO”. Jurnal Ilmu-ilmu Bahasa & sastra. Vol 1, No 2. Diakses pada tanggal 28 oktober 2013 di laman http//scholar.google.co.id

Marie, Juanchic. 2015. “A direct and comprehensive test of two postulates of politeness theory

applied to uncertainty communication”. Judgment and Decision Making, vol 10 no 5, 232–240.

Moleong, LexyJ. 2007.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nisja, Indriani. (2009). “Kesantunan Berbahasa dalam Berdiskusi Mahasiswa Jurusan Bahasa

Indonesia Semester III Tahun 2007-2008 Ummy Solok”. Jurnal Ilmiah Tambua. Vol. VIII, No. 3. Diakses pada tanggal 20 september 2010 di laman http//scholar.google.co.id.

Rahardi, Kunjana. 2007. Pragmatik: Kesantunan Imperatif bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sutopo, H.B. 2006.Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori

dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.


Dokumen yang terkait

Artikel Publikasi Analisis Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 6 16

ANALISIS KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP Analisis Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 12

PENDAHULUAN Analisis Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 5

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU Jenis Kalimat Imperatif Pada Tuturan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Kegiatan Pembelajaran Di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Kabupaten.

0 5 15

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN Jenis Kalimat Imperatif Pada Tuturan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Kegiatan Pembelajaran Di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Kabupaten.

0 2 13

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA Perwujudan Tindak Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

0 1 12

PENDAHULUAN Perwujudan Tindak Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

0 4 5

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF SISWA DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK NEGERI 1 BANYUDONO Perwujudan Tindak Kesantunan Direktif Siswa Dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smk Negeri 1 Banyudono.

0 4 18

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF SISWA DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK NEGERI 1 BANYUDONO Perwujudan Tindak Kesantunan Direktif Siswa Dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smk Negeri 1 Banyudono.

0 2 13

PENDAHULUAN Perwujudan Tindak Kesantunan Direktif Siswa Dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smk Negeri 1 Banyudono.

1 3 4