PENGARUH FUROSEMID INHALASI TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-8 PLASMA, SKOR CAT, DAN LAMA RAWAT PASIEN PPOK EKSASERBASI AKUT.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai keterbatasan aliran udara persisten, bersifat
progresif, dan berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi saluran napas
dan paru disebabkan paparan partikel atau gas noxious. Eksaserbasi dan
komorbiditas mempengaruhi keparahan pasien.

1

Prevalensi PPOK menurut

World Health Organization (WHO) saat ini sekitar 52 juta orang, dapat meningkat
dua kali lipat pada tahun 2020. Peningkatan tersebut menjadikan PPOK sebagai
penyebab utama ketiga dari kematian di seluruh dunia. Penelitian di Spanyol
tentang prevalensi PPOK menyebutkan 9% didapatkan pada laki-laki berusia di
atas 40 tahun dan 20% di atas 65 tahun. Angka kejadian PPOK terus meningkat di

dekade mendatang dan menunjukkan PPOK menjadi salah satu penyakit yang
memerlukan biaya perawatan lebih banyak.

2

Penyakit paru obstruktif kronik di

Indonesia meningkat didukung oleh kebiasaan merokok, polusi udara, lingkungan
yang belum terkendali dengan baik, dan bertambahnya harapan hidup masyarakat
Indonesia. Hal ini menjadikan PPOK merupakan salah satu penyakit yang
menjadi tantangan di masa mendatang. 3
Patogenesis PPOK melibatkan berbagai proses dalam perkembangan dan
progresivitas penyakit meliputi stres oksidatif, inflamasi, dan ketidakseimbangan
protease-antiprotease. Diagnosis PPOK harus dipertimbangkan pada pasien
dengan gejala sesak, batuk kronik, dan produksi sputum dengan riwayat terpajan
faktor resiko PPOK yaitu pajanan asap rokok, asap rumah tangga, asap
pembakaran dan asap/debu zat kimia di tempat kerja. Gold standard diagnosis
PPOK adalah berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri setelah pemberian
bronkodilator didapatkan nilai volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1)
dibagi dengan kapasitas vital paksa (KVP) kurang dari 70 persen (%). 1,3 Penyakit

obstruktif kronik eksaserbasi merupakan kejadian akut ditandai perburukan gejala
respiratorik dibandingkan gejala normal harian dan membutuhkan perubahan atau
Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNS/ RSUD Dr. Moewardi, 2015

2

peningkatan terapi.

1,2

Infeksi bakteri, virus, dan polutan lingkungan merupakan

penyebab utama PPOK eksaserbasi, menyebabkan inflamasi akut di paru dan
saluran napas lebih berat dibandingkan kondisi stabil. 4,5,6
Komponen selular imunitas alamiah yang paling berperan pada PPOK
adalah sel makrofag dan neutrofil. Makrofag diaktifkan oleh asap rokok dan iritan
lain untuk melepaskan kemoatraktan seperti leukotriene-4 (LTB-4) dan
Interleukin-8 (IL-8). Interleukin-8 merupakan kemoatraktan kuat terhadap
neutrofil, berperan penting dalam amplifikasi inflamasi pada PPOK eksaserbasi,
kadar meningkat pada awal eksaserbasi berkontribusi pada peningkatan jumlah

neutrofil. Neutrofil dan makrofag melepaskan proteinase memecah jaringan ikat
diparenkim paru sehingga sehingga akan menjadi emfisema. Interleukin-8 hampir
tidak terdeteksi pada individu sehat tetapi meningkat cepat 10-100 kali lipat
sebagai respons terhadap induksi sitokin proinflamasi seperti IL-1, tumor necrosis
factor (TNF)-α, produk bakteri, virus, dan stres selular. 7,8,9
Efek pemberian furosemid inhalasi akan berfungsi sebagai bronkodilator
dan antiinflamasi. Furosemid inhalasi akan mempengaruhi reseptor iritasi
dipermukaan saluran napas, sehingga rangsangan afferen Nervus Vagus terhambat
mengakibatkan produksi Ach yang merangsang M1,M2, dan M3 menurun.
Penurunan rangsangan pada reseptor muskarinik ini mengakibatkan produksi
mukus berkurang, aktifitas protein kontraktil juga menurun sehingga terjadi
bronkodilatasi.berkurangnya produksi Ach juga mempengaruhi aktifitas NFkβ sel
epitel jalan napas, sel fibroblas, dan sel otot polos mengakibatkann produksi IL-8
sebagai sebagai mediator inflamasi juga menurun sehingga proses inflamasi
berkurang. 10,11 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada waktu episode bebas
sesak lebih lama setelah mendapatkan furosemid inhalasi dibandingkan dengan
yang menghirup placebo.

12


Prandota tahun 2002 menyatakan bahwa furosemid

inhalasi mempunyai efek antiinflamasi melalui penghambatan produksi dan
pelepasan IL-6, IL-8, dan TNF-α, tetapi mekanismenya belum diketahui dengan
pasti. 13
Skor COPD assessment test (CAT) merupakan kuesioner tervalidasi dan
mudah diterapkan, terdiri dari delapan item pernyataan untuk mengetahui tentang
Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNS/ RSUD Dr. Moewardi, 2015

3

status kesehatan pada PPOK. 1 Kuesioner ini bisa digunakan untuk semua derajat
keparahan PPOK baik stabil maupun eksaserbasi, bukan sebagai alat diagnosis
pengganti spirometri dan tidak sebagai pengganti terapi PPOK tetapi sebagai
komponen penilaian klinis, membantu pemantauan efek PPOK seperti program
rehabilitasi atau perbaikan eksaserbasi sehingga terapi yang diberikan dapat
optimal.

4, 14


Jones et al. (2013) dalam penelitiannya pasien dengan PPOK

eksaserbasi ringan-sedang, skor CAT bisa naik lima poin dibandingkan pasien
PPOK stabil. Pasien yang mengalami perbaikan setelah diterapi menurun dua poin
dalam waktu empat hari, sedangkan pasien tidak berespon terhadap terapi skor
CAT tidak mengalami perubahan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
pemberian furosemid inhalasi pada pasien PPOK eksaserbasi. Melalui
pemeriksaan kadar IL-8 plasma, skor CAT, dan lama rawat inap untuk
menganalisis pemberian furosemid inhalasi terhadap perbaikan klinis pasien
PPOK eksaserbasi akut. Kekuatan korelasi antara kadar IL-8 plasma, skor CAT,
dan lama rawat pasien PPOK juga di teliti untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kadar IL-8 plasma pada perbaikan klinis pasien dengan skor CAT dan
lama rawat inap pasien PPOK eksaserbasi dengan tambahan terapi furosemid
inhalasi selama perawatan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh pemberian furosemid inhalasi terhadap kadar IL-8 plasma

pasien PPOK eksaserbasi akut?
2. Adakah pengaruh pemberian furosemid inhalasi terhadap skor CAT pasien
PPOK eksaserbasi akut?
3. Adakah pengaruh pemberian furosemid inhalasi terhadap lama rawat inap
pasien PPOK eksaserbasi akut?

Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNS/ RSUD Dr. Moewardi, 2015

4

4. Adakah korelasi antara kadar kadar IL-8 plasma, skor CAT dan lama rawat
inap pasien PPOK eksaserbasi akut setelah pemberian furosemid inhalasi
selama perawatan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1.

Tujuan umum
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian furosemid inhalasi
pada PPOK eksaserbasi akut.


2.

Tujuan khusus
a. Untuk menganalisis pengaruh pemberian furosemid inhalasi terhadap
kadar IL-8 plasma pasien PPOK eksaserbasi akut.
b. Untuk menganalisis pengaruh pemberian furosemid inhalasi pada skor
CAT pasien PPOK eksaserbasi akut.
c. Untuk menganalisis pengaruh pemberian furosemid inhalasi terhadap lama
rawat inap pasien PPOK eksaserbasi akut.
d. Untuk menganalisis korelasi antara kadar IL-8 plasma, skor CAT, dan
lama rawat inap pasien PPOK eksaserbasi akut setelah pemberian
furosemid inhalasi selama perawatan..

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat keilmuan
Menjelaskan dan mencari pembuktian pengaruh pemberian furosemid inhalasi
sebagai antiinflamasi (menurunkan kadar IL-8 plasma), penurunan skor CAT,
dan lama rawat inap pada pasien PPOK eksaserbasi akut lebih singkat.
2. Manfaat praktis

a. Bukti ilmiah yang diperoleh hasil penelitian dapat menjadi dasar
pertimbangan pemberian furosemid inhalasi sebagai antiinflamasi dan
bronkodilator pada PPOK eksaserbasi akut.
b. Dasar ilmiah empirik pemberian furosemid inhalasi sebagai terapi pasien
PPOK eksaserbasi akut.
Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNS/ RSUD Dr. Moewardi, 2015

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Ginseng Terhadap Kadar IL-8 Plasma, Skor COPD Assessment Test, dan Lama Rawat Inap Penderita PPOK Eksaserbasi.

0 0 3

Pengaruh Ekstrak Ginseng Terhadap Kadar IL-8 Plasma, SKor CAT dan Lama Rawat Inap Penderita PPOK Eksaserbasi.

0 0 3

Pengaruh Furosemid Inhalasi terhadap Kadar Interleukin-8 Plasma, Skor CAT, dan Lama Rawat Pasien PPOK Eksaserbasi Akut.

0 1 4

PENGARUH RESVERATROL TERHADAP KADAR INTERLEUKIN (IL)-8 PLASMA, MATRIK METALLOPROTEINASE (MMP)-9 PLASMA, DAN SKOR CAT PENDERITA PPOK EKSASERBASI AKUT.

0 0 4

PENGARUH CURCUMIN TERHADAP KADAR IL-8 PLASMA, MMP-9 PLASMA, SKOR CAT DAN LAMA RAWAT PASIEN PPOK EKSASERBASI AKUT.

1 3 14

Pengaruh furosemid inhalasi terhadap kadar interleukin-8 plasma dan rawat pasien ppok eksaserbasi akut AWAL

0 0 19

Pengaruh curcumin terhadap kadar Il-8 Plasma, MMP-9 Plasma, skor CAT dan rawat pasien PPOK eksaserbasi akut cover 1

0 0 14

PENGARUH PEMBERIAN LYCOPENE TERHADAP KADAR INTERLEUKIN 8, MALONDIALDEHYDE PLASMA, DAN LAMA RAWAT INAP PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI AKUT - UNS Institutional Repository

0 1 25

PENGARUH MELATONIN TERHADAP KADAR INTERLEUKINE-8 PLASMA, JUMLAH NEUTROFIL DARAH, SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT), DAN LAMA RAWAT INAP PENDERITA PPOK EKSASERBASI AKUT - UNS Institutional Repository

0 0 21

KATA PENGANTAR - PenPengaruh melatonin terhadap kadar IL-8 plasma, jumlah neutrofil darah, skor CAT dan lama rawat inap penderita PPOK eksaserbasi akutr - UNS Institutional Repository

0 0 5