Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kurs Valuta Asing terhadap Nilai Impor Indonesia Periode 2008-2012 T1 162009060 BAB I

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Dunia telah mengalami banyak perubahan beberapa dekade terakhir ini.

Perubahan terjadi dibidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, teknologi dan
komunikasi, sistem pendidikan dan bidang-bidang lainya. Perubahan terjadi
karena ilmu pengetahuan dan sistem komunikasi berbasis tehnologi mdern yang
telah merayap ke seluruh penjuru dunia. Sistem komunikasi yang semakin modern
memudahkan para penggunanya untuk melakukan komunikasi dengan para klien
atau patner kerjanya antar wilayah bahkan dapat melakukan komuniksi antar
negara.
Perubahan ilmu pengetahuan dan sistem komunikasi berbasis teknologi
yang semakin modern memicu perubahan pada sistem perdagangan dalam negeri
maupun perdagangan luar negeri yang lebih terbuka. Kegiatan perdagangan
semakin mudah dengan adanya pengaruh teknologi modern pada sistem keuangan

yang memudahkan para pelaku ekonomi di pasar domestik maupun pasar
internasional dalam melakukan transaksi jual beli produk. Produk-produk yang
diperdagangkan berkapasitas besar sehingga sistem perdagangan berbasis
teknologi komunikasi sangat dibutuhkan.
Perdagangan internasional tidak lagi menjadi hal yang tabu dilakukan oleh
suatu negara, karena melalui kegiata ini suatu negara dapat memenuhi kebutuhankebutuhan dalam negri. Banyak keuntungan dan tidak sedikit pula kerugianya jika
kegiatan perdagangan ini dilakukan dengan ceroboh. Butuh ketelitian dan

2

pertimbangan yang matang untuk mengambil keputusan dalam menjalankan
kegiatan ini. Untuk menbantu dalam pengambilan keputusan dibutuhkan banyak
penelitian seputar sistem yang ada dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
perdagangan ini.
Kegiatan perdagangan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
impor. Perdagangan internasional beberapa dekade terakhir ini banyak
dimanfaatkan oleh negara-negara maju maupun negara yang sedang berkembang
sebagai salah satu komponen pendapatan nasionalnya. Tidak sedikit negara yang
telah berhasil memanfaatkan perdagangan internasional sebagai salah satu faktor
pendapatan atau pemasukan bagi keuangan negaranya. Terutama negara-negara

yang sedang berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan perdagangan ini
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pembangunan dalam negeri.
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Berbagai langkah
telah dilakukan oleh pemerintah untuk menjadikan negara ini dapat bersaing
dikancah internasional. Indonesia telah membangun kerjasama dengan negaranegara tetangga (ASEAN) dan negara-negara Eropa. Sebagai contoh, kerjasama
Indonesia dengan Malaysia, Indonesia mengekspor Crude Palm Oil (CPO) ke
Malaysia dan Malaysia mengekspor minyak goreng, begitu pula dengan negaranegara tetangga lainnya seperti China, Thailan, Vietnam, Kamboja dan negaranegara anggota ASEAN lainnya. Kerjasama yang dibangun, menunjukkan bahwa
Indoesia sepenuhnya telah membuka diri dalam bisnis internasional. Kegiatan
ekspor impor yang kemudian dijadikan salah satu alat untuk mengsejahterakan
rakyat, baik dalam segi kebutuhan pokok masyarakat maupun kebutuhan dalam
pembangunan.

3

Indonesia pernah mendapat julukan sebagai salah satu negara super power
di Asia. Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke 4 dunia dan
memiliki 17.508 pulau dengan beragam kebudayaan, suku dan agama. Indonesia
juga merupakan negara yang memiliki sumber mineral terbesar dunia dan
merupakan negara pengekspor terbesar ke 27 dunia pada tahun 2010. Sumber:
www.jelajahunik.us/2012/02/negara-negara-superpower-di-asia

Namun demikian nilai impor Indonesia terus meningkat. Pada periode
2008-2012 impor indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 US$ 129
miliar, 2009 US$ 97 miliar, pada tahun 2010 US$ 136 miliar, 2011 US$ 177
miliar dan pada tahun 2012 US$ 192 miliar (data BPS 2008-2012). Angka-angka
ini menunjukkan bahwa Indonesia akan menjadi negara pengimpor baik
kebutuhan pangan dan kebutuhan penunjang lainya yang tidak dapat diproduksi
didalam negeri. Pada tahun 2011 produksi pangan Indonesia, jagung -3,7%,
kedelai -6,2%, gula -1,8% dan beras -1,1% serta perubahan pada sektor-sektor
lainnya (BPS dan BIN)1. Peningkatan ini mungkin saja dipengaruhi oleh produksi
pangan dalam negri yang mengalami penurunan. Tetapi tidak menuntut
kemungkina juga peningkatan ini dipengaruhi kurs valuta asing yang berfluktuasi.
Seperti data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selama periode 20082012 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mengalami fluktuasi. Pada tahun
2008 Rp 10.900,61 per dolar, 2009 Rp 8.730,73 per dolar, 2010 Rp 9.047,57 per
dolar 2011 Rp 10.389,42 per dolar dan pada tahun 2012 Rp 9.884,24 per dolar
(Kurs rata-rata per tahun, data Bank Indonesia periode 2008-2012).

1

Badan Pusat Statistik dan Badan Intelejen Negara.


4

1.2.

Permasalahan
Perdagangan iternasional telah menjadi populer pada beberapa dekade

terkahir ini. Banyak negara yang memanfaatkanya sebagai salah satu sumber
pemasukan negaranya (pendapatan). Mulai dari negara-negara yang sedang
berkembang sampai negara-negara maju memanfaatkan perdagangan ini, mereka
tidak hanya untuk mencari keuntungan saja melainkan untuk menjalin kerjasama
dibidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Dalam perdagangan antar
negara ini harus bersifat terbuka.2 Artinya saling menguntungkan bagi kedua
negara tersebut. Kegiatan eksopor dan impor harus sama-sama dilakukan oleh
masing-masing negara.
Indonesia dikatakan negara sedang berkembang dan memiliki suber daya
alam yang cukup. Semua kebutuhan pokok dalam negeri dapat diproduksi sendiri
dan hanya beberapa kebutuhan pelengkap yang perlu diimpor. Namun pada
kenyataanya sudah tidak hanya barang-barang pelengkap yang diimpor,
melainkan barang-baranrg kebutuhan pokok seperti beras, jagung, kedelai, gula,

gandum, minyak goreng, garam dan kebutuhan lainya di impor dari negara-negara
lain.
Data impor Indonesia menunjukan barang-barang konsumsi yang dari
tahun ke tahun terus menunjukan angka positif (peningkatan) seperti yang dimuat
dalam buku Makro Ekonomi Indonesia cetakan 2008 “. Prospek Ekonomi 2008
dan .Perkembangan Terkini 2007”. Pertumbuhan impor menurut jenis barang

2003-2007 yaitu 8,0 persen (2003), 30,0 persen (2004), 22,0 persen (2005), 1,0
persen (2006) dan 39,8 persen (2007). A gka-angka tersebut menunjukan bahwa
“Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang terkait dengan pertukaran barang, jasa dan
investasi secara internasional.” Paul A. Samuelson,2004,Ilmu Makroekonomi, Edisi 17, Penerbit
P.T. Media Global Edukasi, Jakarta, Hal. 348.

2

5

Indonesia akan menjadi negara pengimpor barang-barang yang seharusnya dapat
diproduksi dalam negeri.
Permasalahan yang muncul ialah Indonesia dikatakan negara pengekspor

terbesar ke 27 dunia, akan tetapi total impor Indonesia setiap tahun mengalami
fluktuasi. Fluktuasi impor dalam kondisi mengkawatirkan, karena perubahan
impor masih menunjukan angka positif (peningkatan setiap tahunya). Untuk
menutupi semua total impor yang terus meningkat, Indonesia mengekspor migas
dan non migas. Namun demikian, penyumbang ekspor terbesar indonesia adalah
pada sektor tambang dan industri. Perubahan-perubahan kurs valuta asing dapat
menyebabkan peningkatan/penurunan permintaan akan barang-barang dalam
negeri. Oleh sebab itu masalah-masalah yang ada perlu mendapat perhatian
khusus.
Tidak menuntut kemungkinan 20 - 50 tahun mendatang Indonesia akan
menjadi negara yang bergantung pada negara-negara lain dan perdagangan
internasional tidak dapat dielakan lagi dalam kegiatan perdagangan antar negara
maupun perdagangan domestik yang bertolakukur pada sistem perdagangan
iternasional. Artinya bahwa pada saat perekonomian dunia mengalami krisis atau
kelesuan dampaknya akan sangat terasa bagi perekonomian dalam negeri.
Mengantisipasi hal-hal tersebut dibutuhkan banyak penelitan dan perkiraanperkiraan yang mengarah pada masa depan perekonomian untuk jangka panjang.

6

Tabel 1.1. Perbandingan Total Ekspor dengan Total Impor

Indonesia Periode 2008/2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Ket.
(US $) (US $)
(US $)
(US $)
(US $)
Ekspor 137,02 116,51
157,78
203,50

190,03
Impor 129,20
96,83
Eks./I
7,82
19,68
m
Sumber: BPS Indonesia

135,66

177,44

191,69

22,12

26,06

-1,66


Tabel diatas menyajikan informasi transaksi perdanggangan internasional
yang dilakukan oleh Indonesia dari tahun 2008 – 2012. Dari tabel tersebut dapat
kita lihat bahwa keuangan perdagangan internasional Indonesia masih dalam
kondisi surplus pada tahun 2008-2011 dan mengalami devisit pada tahun 2012
sebesar -1,66. Jika digambarkan dalam grafik maka akan dihasilkan garis
perbandingan dari kegiatan ekpor dan impor Indonesia sebagai berikut:
Gambar 1.1. Tatal Impor dan Ekspor
Indonesia periode 2008-2012
(dalam miliar $)
250,00

Ekspor

Nilai($)

200,00

impor


150,00

Impor

100,00

Ekspor
50,00
0,00
2008

2009

2010

2011

2012

Tahun


Grafik diatas menggambarkan situasi atau kndisi impor dan ekpor
indonesia selama 5 (lima) tahun dari tahun 2008 – 2012. Grafik tersebut
menunjukan perubahan nilai impor dan ekpor. Nilai impor terus mengalami
penigkatan dan diikuti nilai ekpor yang juga meningkat pada tahun 2008-2011.

7

Sedangkan pada tahun 2012 peningkatan nilai impor tidak diikuti peningkatan
pada nilai ekspor yang berakibat terbentuknya titik perpotongan impor dengan
ekspor. Penurunan ekspor mengakibatkan perdagangan internasional Indonesia
tidak seimbang (devisit).
Diharapkan jika fluktuasi kurs valuta asing berpengaruhi (positif/negatif)
terhadap nilai impor, maka dapat dilakukan antisipasi dini untuk mempersiapkan
atau merancang sisitem dan pembangunan pada sektor-sektor penunjang produkproduk domesti yang selama ini diimpor. Berdasarkan identifikasi masalah diatas
maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
“Adakah Pengaruh Signifikan Antara Kurs Valuta Asing Terhadap Nilai Impor
Indonesia Periode 2008-2012?”
1.3.

Tujuan Penelitian
“Mengetahui adakah pengaruh signifikan antara nilai tukar valuta asing

terhadap nilai impor Indonesia periode 2008-2012."
1.4.

Signifikansi Penelitian

1.4.1. Signifikansi Teoritis
Penelitianini diharapkan dapat mendukung teori dari hukum permintaan
yang menyatakan, “Apabila harga suatu komoditi naik (dan hal-hal lain tidak
berubah),pembeli cederung membeli lebih sedikit dari komoditi itu. Demikian
pula apabila harga turun, hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta meningkat.”3

1.4.2. Signifikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah indonesia
sebagai acuan atau gambaran dalam pengambilan keputusan dalam menjalankan
3

Ibid, Hal. 54.

8

bisinis internasional dalam rangka pencarian keuntungan dengan memperoleh
selisi (laba) dari kegiatan tersebut sebagai pemasukan negara.
1.4.3. Signifikansi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta sebagai sumber
informasi seputar perdagangan internasional Indonesia dan sebagai referensi bagi
para peneliti lanjutan dimasa yang akan datang. Menjadi sumber pengetahuan
tentang hubungan antara nilai tukar valuta adsing dengan nilai impor.