PENGARUH LAGU-LAGU PERJUANGAN TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKURIKULER PADUN SUARA DI SMA NEGERI 1 BLITAR.
PENGART'II LAGU.LAGU PERJUAIYGAII
TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA
PADA KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER PAI}UAI{ SUARA
DI SMA NEGE,RI T BLITAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh'Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Gladia Yuanda Reksa
ITIM. 10208241018
JTIRUSAI\I PEI{DIDIKAIY SENI
MUSIK
FAKULTAS BAIIASA DAFI SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
#ffiffi#wtx*#tr*sr
.
&saf
pry b€qi€&LFww€e,xwawPs#:#@w*r
Smffid$@@.ffi
J.e
f&f
ehhdb€qi$i
dnn
YJ6
ffi
i@
@
iqffi&dm&w#*ffid;4'
gffil-geie
treg
m$6
wlw@ffi
ml&*ryil'
-[
/'\v;
ww
$%o''
rgffi;{*
n#t[E
Jryianr*rynm" S.lfu"$#;A
ffitr19J1SJ1d 19e0fi3 ?lsffi
**nufuxr"pa
Iffirff*r g$ffi
,&
rBX:GgSAilAH,
,$krip*
be$u6*] "Rarigt $ I*gwl,&gle Ferf*$ttgw terlwdqp Sikqp
Sigie.€.pce,Kej li*rtr.ukur{fu*l, P*fua{t8w,,ed{ I4A
ffs$r;',r &taar yang disusun oleh Gladia Yuanda Reksa N{s{ ls,?ss*4lsl* ini
telah 4ipeleha$fimft di depn Dewan Perrgr{ii pdc S ffi,*beF }ef6 dsn dirya*
Naei
y'as,g,
ItrJrl&
$iama
faxryWt
ItutuiYcgol#i
tr["w:re
nrit*sru+lrsgi
1yfu'w
eip$BWH*
te{m'$
fu" Kstl @a*iKC
:/b,Wak**g" l"g 0ld:ob€r,I0t6
rs;k$11$s.&h*$e e& s*i
i &x&rsrd,MA
1fr52419,90e1 ? 00I
111
PERIYYATAAI{
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
:
Nama
Gladia Yuanda Reksa
NIM
10208241018
hogram Studi
Pendidikan Seni Musik
Fakultas
Bahasa dan Seni' Universitas Negeri Yogyakarta
menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepaqiang
pengetahuan say4 karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain,
kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti
tata eara etika penulisan ka4ya ilimiah yang lazim.
Apabila temyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
meqiadi anggung jawab saya.
Yogyakarta" l4 Sepkmber 2016
Penulis,
Gladia YuandaReksa
NIM. 1020824t018
tv
MOTTO
ooSapa
kang nampani pamerdi iku ngener marang ing dalane urip, nanging kang
nglirwakake marang pameleh iku kesasar." (Wulang Bebasan 10: 17).
ooHe
anakku, ngrungokna marang pamardine bapakmu, lan aja ninggal piwulange
ibumu." (Wulang Bebasan
l:
8)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis haturkan untuk kedua orang tua tercinta, Udi Wahyuana
dan Tutik Andayani, adik-adik tersayang Talita Yuanda Reksa dan Atrika
Yuanda Reksa sahabat dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu
proses penelitian dan penulisan skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
serta para pendidik seni yang mendedikasikan diri untuk membentuk karakter
peserta didik menjadi insan yang cinta akan Tanah
vl
Air Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi
ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.
Penulisan skripsi ini telah selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan, bantuan, nasiha! dan bimbingan, serta pengarahan
yang sangat besar manfaatnya. Oleh karena rtu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
:
1.
Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing I.
2.
Drijastuti Jogianingrum, S.Sn., M.A., selaku Pembimbing II.
3. Drs. Ahmad
Damanhuri, M.M.Pd., sebagai kepala SMA Negeri
4.
Drs Yanu Kristiono, sebagai pelatih paduan suara di SMAN
5.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi
I Blitar
I Blitar
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan pendidikan
seni budaya di Indonesia.
Yogyakart4 lzt September 2016
Penulis,
Gladia Yuanda Reksa
NrM.10208241018
vll
PENGARUH LAGU.LAGU PERJUAIYGAN TERIIADAP SIKAP
NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER
PADUN SUARA DI SMA IYEGERI l BLITAR
Oleh
Gladia Yuanda Reksa
NIM:
10208241018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh laguJagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler
paduan suara di SMA Negeri 1 Blitar. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
ketertarikan peneliti terhadap proses psmbelajaran pada ekstrakurikuler paduan
suara di SMA Negeri I Blitax yang menjadikan lagu-lagu perjuangan sebagai
materi utama yang diberikan. Pada proses pembelajaran tersebut syair dari lagulagu perjuangan diulas dan didiskusikan sehingga dapat dinyanyikan dengan
penuh ekspresi.
Penelitian ini merupakan penelitian erc post facto dengan mengunakan
pendekatan kuantitatif. Kovariat pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain
pada penelitian ini sebagai kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Negeri 1 Blitar sedangkan sampel terdiri dari dua kelompok yaitu
kelompok paduan suara dan kelompok kontrol yang diambil secara acak. Jumlah
responden yaitu 36 orang pada masing-masing kelompok. Instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan skor sikap nasionalisme adalah angket tertutup
yang valid dan reliabel, sedangkan nilai pengetahuan sejarah didapatkan dari
dokumentasi nilai akhir semester ganjil tahun ajaran 201512016. Data disajikan
dalam bentuk diagram dan tabel. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
stetistik inferensia yaitu analisis kovarian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu perjuangan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai F = 23,059
dengan signifikansi 0,00 < 0,05 dan besarnya pengaruh 25%. Dengan demikian,
maka lagu-lagu perjuangan dapat menjadi faktor yang baik dalam terbentuknya
sikap nasionalisme. Di sisi lain, kovariat pengetahuan sejarah tidak berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme dengan signifikansi sebesar 0,529 > 0,05.
Kata kunci: Lagu Perjuangan, sikap Nasionalisme, sisw4 Ekstrakurikuler
Paduan Suara-
vlll
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
1l
PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI .............
ix
DAITRT{I{ TABEL
xi
xii
DAFTAR GAMBAR.
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
I
4
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
4
5
5
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Lagu Perjuangan............
2. Sikap.........
3. Nasionalisme................
Nasionalisme.....
B.
Relevan
C. Kerangka Berpikir..
D. Hipotesis Penelitian
4. Sikap
Penelitian yang
7
7
1l
16
Zl
Zl
22
24
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian
Penelitian
C. Wak1u dan Lokasi Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Populasi dan Sampel ...............
l. Populasi.....
2. Sampel
A.
B.
Jenis
25
Desain
26
IX
27
2g
29
29
29
F.
Teknik Pengumpulan Data
29
1. TeknikPengumpulanData......
29
a. Dokumentasi..........
b. Kuesioner (Angket)
30
Data......
Instrumen..............
l. Validitas....
2. Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data .........
1. Uji Normalitas............
2. Uji Homogenitas Varians
3. Uji Linearitas................................:
4. Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
5. Uji Hipotesis...............
2.
G. Uji
Instrumen Pengumpulan
30
Coba
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..
l. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian
a. Lokasi Sekolah Tempat Penelitian
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Peduan Suara ........
l) Materi Lagu-Lagu Perjuangan
2) koses Pembelajaran Paduan Suara.........
Data...........
a. Variabel Lagu-Lagu Perjuangan
b. Variabel Kovariat Pengetahuan Sejarah
c. Variabel Sikap Nasionalisme
3. Analisis Data .........
a. Uji hasyarat...
l) Uji Normalitas.
2) Uii Homogenitas Varians
3) Uji Linearitas
4) Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
b. Uji Hipotesis...
B. Pembahasan Hasil Penelitian.2.
30
Deskripsi
34
36
37
38
38
38
39
39
42
42
42
43
43
45
45
46
47
Sz
57
57
57
58
59
60
6t
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........
B. 1mp1ikasi...............
C. Saran
D. Keterbatasan Penelitian..............
DAFTAR
PUSTAKA
................... 65
................... 65
.................... 65
66
67
DAFTAR TABEL
Tabel I
Tabel 2
Tabel 3
Tabel4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel I
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 1 1
Tabel 12
Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Desain Analisis Kovarian
Sikap
Negatif......
Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen..............
Butir Instrumen Valid.....
Reliabilitas Alpha Cronbach..
13
Skor Pernyataan Positif dan
Distribusi Frekuensi Absotul dan Relatif Kategori Pengetahuan
Sejarah Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Pengetahuan
Sejarah Kelompok Kontrol
Ukuran Pemusatan dan Keragaman Pengetahuan Sejarah
Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Sikap
Nasionalisme Kelompok Paduan suara.........
Dishibusi Frekuensi Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok
l8
Estimasi Rata-Rata
16
31
32
35
37
49
5l
51
54
Ukuran Pemusatan dan Keragaman Sikap Nasionalisme............. 56
17
15
31
..
56
Uji Normalitas ............
Uji Homogenitas Varian
Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
Uji Hipotesis...............
14
27
Format lnstrumen Skala
Kontrol......
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
19
Marjinal
xt
58
59
6l
62
63
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar
5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Skema Hubungan Variabel Bebas-Terikat dengan
Kontrol.....
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Paduan Suara.......,.
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Kontrol
Kurva Linearitas
xll
28
48
49
50
50
53
54
55
55
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampirna
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
I
2
3
4
5
6
7
8
Skor dan Pengkategorian Predikat Sikap Nasionalisme
Nilai dan Pengkategorian Predikat Pengetahuan Sejarah
Data Ukuran Pemusatan dan Keragaman
Angket Instrumen Penelitian
Angket Uji Instrumen Penelitian
Matrik Angkot Sikap Nasionalisme
Validitas dan Reliabilitas
Surat Perijinan dan Lain-Lain
xnl
BAB I
PEh[DAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kajian sosiologi Indonesia merupakan
negara dengan keadaan
masyarakat yang multikultural. Masyarakat multikultural atau masyarakat
majemuk adalah masyarakat yang meneakup aneka ragam suku bangsa (etnic-
group) yang masing- masing mempunyai kebudayaan khusus (sub-cultur)
(Soekanto, 1983: 2). Hal
ini ditandai oleh adarrya
bahasa-bahasa tertentu di
kalangan suku-suku bangsa tersebut.
Keadaan masyarakat yang beragam menjadi
eiri khas dari bangsa
Indonesia dan sudah dikenal oleh masyarakat di seluruh penjuru duni4 bahkan
sejak Indonesia belum diakui sebagai negara yang merdeka. sejarah menyebutkan
bahwa sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah ada upaya untuk mempersatukan
nusantara. Upaya mempersatukarr nusantara
ini dipelopori oleh Patih Gajah Mada
dalam sumpahnya yaitu Sumpah Palap4 kemudian diteruskan oleh para pemuda
lrtdonesia pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda (pinuluh, 2010:
3
1).
Perjuangan pemuda Indonesia melawan penjajahan Belanda didasari oleh
semangat nasionalisme dan patriotisme. Pada masa itu, sikap nasionalisme tidak
hanya diwujudkan dalam bentuk pertempuran, melainkan dapat berupa upaya
mendorong semangat juang melalui pidato-pidato dan laguJagu yang syaimya
mengandung nilai-ni lai nasional isme dan patriotisme.
Semangat nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam lagu-lagu
peduangan mendorong rakyat Indonesia untuk bersatu dan menjadi berani
bertempur dalam merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa lagu-lagu perjuangan memiliki peranan yang sangat besar
dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya upaya
mewariskan lagu-lagu tersebut guRa meRanamkan scmangat nasionalismc kcpada
generasi penerus bangsa.
Pendidikan merupakan salah safu sarana bagi pemerintah untuk
menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme kepada generasi penerus
bangsa.
Hal ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan umum, yaitu
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha EsA berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Siswoyo, 2010:
48). salah satu ciri dari warga negara yang bertanggung jawab adalah memiliki
jiwa nasionalis dan patriotis.
SMA Negeri
I
Blitar merupakan sekolah yang peduli terhadap
segala
bentuk upaya yang bertujuan unfuk menanamkan nilai nasionalisme dan
patriotisme, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Satu
diantara kegiatan ekstrakurikuler yang memuat nilai-nilai tersebut adalah paduan
suara. Pembelajaran paduan suara yang dilaksanakan di SMA Negeri
I
Blitar
tidak hanya memuat tentang pengetahuan musik, namun secara afektif juga
memuat tentang nilai-nilai nasionalisme.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap kelompok paduan
suara siswa
di SMA Nogeri I Blitar, didapati bahwa
sebagian besar materi yang
dilatihkan merupakan lagu-lagu perjuangan yang di dalam syairnya terkandung
nilai-nilai nasionalisme dan paffiotisme. Beberapa lagu perjuangan
dinyanyikan oleh kelompok paduan suara
ini
yang
antara lain Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, Bagimu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa Syukur, Mengheningkan
Cipta Pada Pahlawan, Pahlawan Merdeka, Indonesia
Pusaka, Maju Tak Gentar,
Bangun Pemudi Pemud4 dan Maju Indonesia.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan latihan dilakukan secara
rutin, yaitu dua kali dalam satu minggu pada hari bias4 dan akan ditambah
intensitasnya apabila ada acarc khusus seperti peringatan hari besar nasional dan
lomba. Latihan tidak hanya difokuskan pada teknik menyanyi saja melainkan juga
pada interpretasi dan penghayatan syair lagunya. Untuk dapat menyajikan
iterpretasi laguJagu perjuangan dengan baib kalimat demi kalirnat syair lagu
terlebih dahulu diulas dan dihayati.
Dengan menghayati makna dari syair lagu-lagu perjuangan, diharapkan
nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam syair lagu-lagu tersebut merasuk
dalam diri setiap sisw4 sehingga sikap nasionalisme dapat muncul pada diri
masing-masing siswa. Namun sejauh
ini belum
diketahui apakan lagu-lagu
perjuangan yang sering dinyanyikan para siswa pada kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara
di SMA
Negeri Blitar
nasionalisme siswa yang mengikutinya.
ini
sudah berpengaruh terhadap sikap
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok
ekstrakurikuler paduan suara
di SMA Negeri
I
Blitar. Untuk mengetahuinya,
maka penulis akan membandingkan sikap nasionalisme siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dengan siswa yang tidak mengikuti dengan
menggunakan skala sikap. Apabila hasil perbandingannya signifikan, maka dapat
disimpulkan bahwa lagu-lagu perjuangan pudah berpengaruh terhadap sikap
nasionalisme siswa. Namun apabila hasil perbandingan tidak signifikan, ada
kemungkinan bahwa ada faktor-faktor
lain yang mempengaruhi
sikap
nasionalisme siswa pada kelompok ekstmkurikuler paduan suara tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
di
atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
Keberhasilan dari tujuan pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara
di SMA
Negeri I Blitar dalam ranah afektifbelum diketahui.
2.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sikap nasionalisme.
3.
Pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada
kelompok ekstrakurikuler paduan suara
diketahui.
di sMA
Negeri 1 Blitar belum
C. Batasan Masalah
Mengingat bahwa dewasa
ini nilai-nilai
nasionalisme terutama pada
kalangan generasi muda semakin luntur, maka peneliti membatasi masalah pada
pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok
ekstrakurikuler paduan suara di SMA Negeri
I Blitar.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang sudah' ditentukan, maka masalah dapat
dirumuskan yaitu "Adakah pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap
nasionalisme siswa pada kelompok ekshakurikuler paduan suara di SMA Negeri
I
Blitar?".
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lagu-lagu perjuangan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler paduan suara di
SMA Negeri
1
Blitar.
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Sebuah penelitian dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil dari
penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi para peneliti di
bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pendidikan seni musik pada
khususnya terutama dalam mengkaji pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap
sikap nasionalisme.
)
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa, penelitian ini bermanfaat utuk menambah wawasan tentang
nilai nasionalisme dan patriotisme melalui lagu-lagu perjuangan.
b. Bagi Guru yang membina dan melatih kegiatan ekstrakurikuler padiran
suarq manfaat penelitian ini yaitu sebagai pedoman dalam mengevaluasi
hasil pembelajaran dalam ranah penilaian afcktif.
c. Bagi SMA Negeri
1
Blitar selaku penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
paduan suar4 penelitian
dari
ini
bennanfaat sebagai alat evaluasi peneapaian
penyelenggaraan kegiatan ekshakurikuler paduan suara
di
SMA
Negeri I Blitar.
d. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta selaku institusi yang bergerak di
bidang penelitian pendidikan, manfaat dari penelitian
ini yaitu dapat
digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama di
bidang pendidikan seni musik.
BAB
II
KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi Teori
1.
LaguPerjuangan
Lagu perjuangan adalah daya upaya yang muncul lewat media
kesenian dan berperan
di dalam peristiwa sejarah
(Martono dalam Mintargo, 2008:
kemerdekaan Indonesia
l).'Di sisi lain Astuti dkk (2013:
2)
menyatakan bahwa lagu yang syairnya memuat tentang patriotisme dan
nasionalisme disebut lagu perjuangan. Dari segi terminologi musik laguJagu
scmacam
ini
biasanya disebut "musik fungsional" atau "musik berguna"
(Maclq 1995:543).
Berkaitan dengan pernyataan bahwa lagu perjuangan merupakan
musik fungsional, Mack (1995: 223)telahmenyebutkan bahw4
Musik fungsional selalu terlebih dahulu memiliki salah satu kerangka.
Musik fungsional hanya mempunyai maksud untuk memenuhi
tuntutan kerangka ini, maka fungsi ini 100% intensional dari awal.
Fungsi-fungsi semacam ini biasanya sangat jelas dan teratur, sesuai
dengan kebutuhan institusi-institusi yang memilikinya.
Dengan kata lain, musik semacam
ini selalu mempunyai motifasi
tertentu
terhadap masyarakat secara langsung, artinya musik fungsional selalu
memiliki fungsi dan tujuan tertentu yang sudah diteteapkan sejak awal proses
penciptaanya.
Fungsi musik dapat dijelaskan melalui terminologi sosial yang
eksklusif: musik digunakan dalam permainan dan tarian; mengorganisir kerja
dan perang; upacara dan ritual; penanda kelahiran, perkawinan, dan kematian;
merayakan panen dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan
hadisi @johan, 2009: 88). Mintargo (2008:
l)
telah terlebih dahulu
menegaskan bahwa lagu perjuangan dikenal dengan istilah musik fungsional
yaitu musik dieiptakan unfuk trijuan nasional.
Musik memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah masyarakat
tcfieRtu, karena musik yang dieiptakan pada masa tcrtentu dirasa dapat
mencerminkan kondisi pada masa itu
(D.
johan,2009:90). Sehingga kondisi
jaman membedakan apa dan bagaimarra sebuah lagu dieiptakan dan
dinyanyikan (Astuti dkk,2013: 34). Ide musik nasional muncul terutama pada
permukaan polemik kebudayaan pada tahun 1940-an arrtar pelajar Indonesia
yang harus diikutsertakan sebagai identitas nasional semata dari negara yang
baru merdeka @ramanryo,2004: 162). Pada bagian yang samq Astuti dkk
(2013: 34) menambahkan bahwa lagu-lagu perjuangan merupakan media
yang efektif untuk menggelorakan semangat juang bagi para pejuang, dan
juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah.
Hal
terpenting
dafi lagu perjuangan
sebagai media untuk
menggelorakan semangat juang ialah gaya bahasa dari syaimya. Menurut
Purnomo (2009: 22), gaya bahasa syair lagu perjuangan Indonesia merupakan
simbol jiwa dan semangat warga bangsa untuk mencintai bangs4 negara, dan
tanah air Indonesia. Pada bagian lain, Purnomo (2009: 99) juga menyebutkan
bahwa syair lagu perjuangan Indonesia mengandung makna nasionalisme
humanis yang mengajak seluruh warga bangsa untuk berbuat yang terbaik
demi kemaslahatan bangs4 negar4 dan tanah air lndonesia. Oleh sebab itu
lagu-lagu perjuangan dapat menjadi salah satu alat propaganda melawan
penjajah pada masa itu.
Lagu peduangan diciptakan sebagai sebuah ekspresi pejuang dan
ungkapan rasa kebangsaan yang dapat dibagi menjadi tiga
tahap,
sebagai
berikut:
Pertama, melodi dieiptakan seeara sederhana agar dapat dengan
mudah dinyanyikan oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Kedua, teks syair memakai bahasa Indonesia agar dapat dipahami oleh
seluruh masyarakat Indonesia' dengan berbagai kebhinekaannya.
Ketiga, munculnya dan perubahan terjadi pada lagu perjuangan
nasional Indonesia akibat adanya tekanan kaum penjajah disesuaikan
dengan perkembangan pada masa iru yaitu revolusi lndonesia dan
Perang Kemerdekaan tahun 1945 * 1949 (Mintargo, 2008:92).
Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan Indonesia
merupakan bagian
dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk
mewujudkan nilai-nilai nasionalisme (Purnomo, 2009: 29). Pada masa
sekarang penghayatan teks syair lagu tersebut pastilah berbeda dengan masa
revolusi dan perang kemerdekaan. Pada masa itu, lagu-lagu perjuangan
berfungsi sebagai media untuk menggelorakan semangat juang bagi para
pejuang, dan juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah. Sedangkan
pada masa sekarang, yaitu lebih dari setengah abad Indonesia merdeka fungsi
lagu perjuangan bukan lagi sebagai propaganda perang merebut kemerdekaan
melainkan sebagai pendorong semangat bagi segenap bangsa Indonesia untuk
mengisi kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.
l0
Berdasarkan penjabaran mengenai lagu perjuangan di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa lagu perjuangan adalah jenis musik fungsional yang
bertemakan perjuangan dan
di
dalam syairnya mengandung nilai-nilai
nasionalisme dan patriotisme sebagai pendorong semangat einta tanah air
bagi seluruh bangsa Indonesia baik yang mendengar maupun
yang
menyanyikannya.
Dungga dan Manik dalam Mintargo (2008: 5) mengemukakan empat
jenis lagu perjuangan, yaitu : (1) Lagu Hymne, yaitu jenis lagu pemujaari
terhadap tanah
air sebagai
sarana membangun moral cinta tanah
air untuk
selalu tabah dan berjuang menegakkan kebenaran; (2) Lagu Mars, merupakan
jenis lagu yang digunakan untuk menggelorakan semangat patriotik
solidaritas bangsa. Jenis lagu
ini biasarrya
dan
dinyanyikan dengan penuh
semangat untuk mengiringi barisan pejuang yang hendak bertempur
di
garis
depan; (3) Lagu Percintaan, ialah jenis lagu perjuangan beniuansa percintaarr
yang erat hubungannya dengan suasana romantika mengharukan para pemuda
pada masa itu baik dengan kekasih, sahabat maupun keluarga; (4) Lagu
sindiran. Jenis lagu diciptakan untuk menggambarkan keburukan masyarakat
kita di masa perjuangan. Lagu ini menggambarkan aktivitas sosial masyarakat
yang merugikan perjuangan Indonesi4 kritik kepada pemerintah,
sebagainya.
dan
t1
2.
Sikap
Sikap merupakan sebuah gejala psikologis yang sering kali sulit untuk
dikenal atau diketahui karena masih tersembunyi dalam
diri
manusia.
Menurut Wade dan Tawis Q0A7: 295), sikap merupakan kepercayaan
mengenai orang, kelompok, gagasan atau aktivitas. Sedangkan menurut
Myers (2011: 164), sikap (anilude) adalah suatu rcaksi evaluatif yang
menyenangkan atau tidak nenyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang.
Sikap pada hakikatnya merupakan keeenderungan
seseorang
baik
menyenangkan maupun
tidak
pernyataan
menyenangkan, y&ng
meneerniinkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam
lingkungannya (Wibowo,2014: 50). Berkowitz dalam Aztrar
Q0l3:5) telah
menjelaskan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
atau tidak memihak (unfaforable) pada objek tersebut.
Attitude (sikap) dapat merupakan suatu sikap pandangan tetapi
berbeda dengan suatu pengetahuan yang
dimiliki
seseorang. Menurut
Gerungan (2004: 164), pengetahuan saja belum menjadi penggeralq
sebagaimana pada attitude. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi
attitude terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.
Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh: Orang yang memiliki
pengetahuan bahwa mengkonsumsi produk dalam negeri bermanfaat bagi
kestabilan perekonomian negar4 belum berarti bahwa pengetahuan tersebut
I2
sudah merupakan attitude baginya terhadap produk dalam negerio apalagi
orang tadi tetap senang menggunakan barang-barang buatan luar negeri.
Sikap juga berbeda dengan perilaku. Kreitner dan Kinicki dalam
Wibowo (2013: 54) menyatakan bahwa perbedaan antara sikap dan perilaku
ditentukan oleh intention, yaitu kesiapan orang untuk mewujudkan perilaku
tcrtentu. Sikap tidak seeara langsung mebentuk perilaku, Ramun melalui
proses transisi yang dinamakan sebagai intention, sebagai persiapan untuk
mewujudkan perilaku. Sehingga sikap dapat dikatakan berbeda dengan
perilaku karena sikap masih bersifat tertutup atau belum terwujud sedangkan
perilaku sendiri merupakan perwujudarr dari sikap.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai sikap di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi evaluatif yang masih tertufup
baik pera$un mendukung atau memihak (fworable) maupun
tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek atau stimulus
sehingga manifestasinya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu melalui perilaku yang tertutup.
Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: affictive, cognitive,
dan behavioral (Wibowo, 2013: 50). Affective Component (Komponen
afektifl merupakan peftNaan atau emosi yang dimiliki seseorang tentang
objek atau situasi tertentu. Cognitive Camponent (Komponen kognitifl
merupakan keyakinan atau gagasan yang
dimiliki orang tentang objek atau
situasi. Behavioral Component (Komponen perilaku/konatif) menunjukkan
bagaimana seseorang bermaksud atau mengharapkan bertindak (respon)
13
terhadap seseorang atau sesuafu. Ketiga komponen tersebut secara bersamasama membentuk sikap yang utuh (total anrtude).Dalam penentuan sikap ini,
pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
Sikap memiliki fungsi bagi kehidupan individu dalam bersosial.
Menurut Baron, Byrne, dan Branscombe dalam (Suwamo dan Meinarno,
2009: 86), terdapat lima fungsi sikap yaitu:
(l) Fungsi pcngetahuan, yaitu
sikap membantu kita untuk menginterpretasi stimulus baru dan menampilkan
respon yang sesuai;
(2)
memperjelas tentang "siapa
F-ungsi identitas yaitu sikap berfungsi uriruk
kita'; (3) Fungsi
harga
diri yaitu, sikap yang kita
miliki mampu menjaga atau meningkatkan harga diri; (4) Fungsi
pertahanan
ego (ego defensif), yaitu sikap berfungsi melindungi diri kita dari penilaian
negatif tertang
diri kita; (5) Fungsi
memotifasi kesan (impression
motivation>, yaitu sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan
penilaian atau kesan yang positif tentang diri kita.
Benjamin Bloom (Chasanah, 2012:.39) menyatakan sikap memiliki 4
tingkatan, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu:
(l)Menerima (Recetving). Kesediaan untuk menyadari adanya suatu
fenomena di lingkungannya; (2) Merespon (Responding).
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkunganny4
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan; (3) Menghargai (Valuting). Berkaitan dengan harga atau
nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomen, atau tingkah laku.
Penilaian berdasar pada internalisasi dari seragkaian nilai tertentu
yang diekspresikan ke dalam tingkah laku; (a) Bertanggung jawab
(Responsible). Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling tinggi.
l4
Siswa SMA pada umumnya berusia sekitar 15 sampai 18 tahun.
Mcnurut Mappiare (i982: 23), rentang usia tersebut digolongkan dalam
kategori remaja di mana pada usia ini manusia mengalami masa sosial dalam
hidupnya. Pada perkembangan tahap ini, remaja mulai meneitakan dan
mencapai tingkah laku sosial yang bertanggung jawab seria mengembangkan
keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelelefiral yang diperlukan
dalam hidup sebagai warga negara yang.terpuji.
Sikap tidak terbent'uk begitu saja melainkan dipengaruhi oleh banyak
faklor. Azwar (2013: 30) menyatakan ada beberapa faktor pembentuk sikap,
yaitu:
(1) Pengalaman Pribadi. Middlebrook (Azwar 2013:30). Sikap akan lebih
mudah terbenmk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam sit-uasi
yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam
dan lebih lama berbekas; (2) Pengaruh Orang lain yang Dianggap penting.
Seseorang
yang dianggap penting (significant others), akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap sesuatu; (3) pengaruh
Kebudayaan. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita
mendapatkan reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut; (4) Media Massa. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut; (5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama. Kedua lembaga ini
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam pendidikannya; (6)
15
Pengaruh Faktor Emosional. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa lembaga pendidikan dan
pengalaman pribadi merupakan
faktor yang dapat
mempengaruhi
pembentukan sikap, maka jelas bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan
telah memberikan pengalaman kepada siswanya melalui berbagai bontuk
kegiatan salah satunya ekstrakurikuler paduan suara. Kegiatan ekstrakurikuler
menjembatani keburuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; sepelti
perbedaan sense akan
nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas
@epdiknas dalam Marmia 2015: 8). Melalui pengalaman yang diberikan,
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara telah memenuhi ketiga kebutuhan
perkembangan peserta didik terseb-ut.
Berdasarkan penjabaran mengenai sikap
di
atas, maka sikap
mempunyai karakteristik atau eiri-ciri. Berikut adalah eiri-eiri skap (animde)
menurut Gerungan (2004: 163):
(l)
Anitude tidak dibawa orang sejak dia dilahirkan, tetapi bibentuk
atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan
dengan objeknya; (2) Animde dapat berubah-ubah, karena itv attitude
dapat dipelajari orang; (3) Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi
senantiasa berhubungan dengan objek sikap; (a) Objek aaitude dapat
merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut; (5) Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan
segi-segi perasaan sehingga membedakan dengan pengetahuan.
Mengingat bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme sisrva, maka
dalam hal ini objek yang diukur adalah sikap. Adapun teknik-teknik untuk
l6
mengukur sikap dapat dibagi secara luas menjadi metode eksplisit (langsung)
dan implisit (tidak langsung). Pengukuran eksplisit meminta pesefta untuk
menunjukkan sikap mereka(biasanya melalui kuesioner) sedangkan
pengukuran implisit mengukur sikap tanpa menanyakan seeara langsirng
kepada responden (Mercer dan Clayton, 2012: 7).
Penilaian Sikap tidak dapat dilakukan seoara eeilnat melalui eara
penanyaan langsung maupun observasi tingah laku. Metode pengukuran sikap
yang dianggap dapat diandalkan dan memberikan penafsiran terhadap sikap
manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (Azwar, 2013: 95).
Dilihat dari bentukny4 skala sikap tidak lain daripada kumpulan
pernyataan sikap.
Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuafu
mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pemyataan sikap dapat
berisi hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang
mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut
pemyataan positif. Sebalikny4 pernyataan sikap dapat berisi hal
negatif. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak
memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap, dan karenanya
disebut dengan pemyataan negatif (Azwag20l3: t07).
3.
Nasionalisme
Nasionalisme seringkali diharapkan sebagai energi yang dapat
membangkitkan suatu bangsa" masyarakat dan negara agar negara tersebut
dapat mengetahui potensi kekuatan nasionalnya untuk dikembangkan menuju
cita-cita yang diharapkan yaitu masyarakat yang amall damai, adil, makmur
dan sentosa (Dewi, 2008: 9). Kata "nasional" merujuk pada
konsep
kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup
t7
manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ms,
agamq budaya, bahasa dan sebagainya (Winamo,2009:32).
Nasionalisme dapat dipahami dari sudut pandang antropologi dan
politik. Dalam dimensi antropologi, nasionalisme dipandang sebagai sistem
budaya yang mencakup kesetiaan, komifinen, emosi, perasaan kepada bangsa
dan negar4 dan rasa memiliki bangsa dan negara itu (Yulianti, 2009: 1).
Dalam dimensi politik, nasionalisme .merupakan basis serta pembenaran
ideologis bagi setiap bangsa
di dunia unfuk mengorganisasi diri dalam
entitas-entitas yang bebas atau otonom, dan entitas
negara nasional yang merdeka
itu mengambil bentuk
(Riff dalam Yulianti, 2009: 2).
Sukarno mengatakan bahwa nasionalisme merupakan persatuan dari
berbagai golongan. Nasionalisme bukan sebuah kopian atau tiruan
dari nasionalisme Barat, akan teApi timbul dari rasa einta akan
manusia dan kemanusiaan, nasionalis yang menerima
nasionalismenya sebagai suafu wahyu dan melaksanakan rasa ifu
sebagai suatu bakti adalah terhindar dari segala paham dan kesempitan
(Bolo, dklq 2012: 163).
Menurut Kartaprawira dalam Miftahuddin (2008: 6), nasionalisme
barat adalah nasionalisme yang mengarah ke sovinisme, nasionalisme sempi!
yang membenci bangsa atau suku-bangsja lain, menganggap bangsa sendirilah
yang paling bagus, paling ungul sesuai dengan individualisme Barat. Berbeda
dengan paham nasionalisme Barat, paham nasionalisme Indonesia tidak
bersifat sempit yang mengarah kepada rasialisme (paham bahwa ras diri
sendiri adalah ras yang paling unggul), jingoisme (pandangan yang terlalu
mengagung-agungkan kebesaran dan kekuasaan negeri sendiri), ataupun
chauvinisme (sifat patriotik yang berlebih-lebihan) (Bakry, 201 I : 94).
l8
Bakry (2011: 94), secara lebih lanjut menyatakan bahwa prinsip dan
corak dari nasionalisme Indonesia adalah persatuan lndonesia yang secara
jelas dan tegas disebut sebagai nasionalisme Pancasil4 yaitu salah satu
bentuk nasionalisme dengan eiri khusus berketuhanan Yang Maha Esa
berkemanusiaan yang adil dan beradab kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pennusyawaratan penrakilan dan berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Deng3n ciri khusus demikian itu" maka
Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang menerima bangsa lain
menjadi rakyat Indonesia sebagai kesatuan, dan menghargai bangsa lain
sebagai sesama makhluk Tuhano seita menghargai karya bangsa lain (Bakry,
ZAtr
94).
Nasionalisme Paneasila merupakan perihal yang sangat penting unfuk
dipahami dalam penelitian
ini. Oleh sebab itu perlu
adanya penjelasan
mengenai penjabaran dan pengamalan Paneasila. Adapun penjabaran dan
pengamalan Pancasila berdasarkan Ketetapan MPR RO
dalam Samsuri (2012:6) adalah sebagai berikut
:
No. IUMPR/1978
t9
Tabel 1: Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Sila-Sila
Pancasila
Ketuhanan Yang
Maha Esa
Butir-Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha ESa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda, sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalani ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaa kepada
orang lain.
Kemanusiaan
yang adil dan
beradab
1.
Mengakui persamaan deraja! persamaan
hak
dan
kewajiban antar sesama manusia
) Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa
4. Tidak semena- mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusi4 karena itu dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bkeriasama dengan bangsa lain.
l. Menempatkan persatuano kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cina tanah air dan bangsa.
4. Bangga menjadi Bangsa Indonesia dan ber tanah Air
Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber Bhineka Tungsal lka.
l. Mengutamakan kepentingan negra dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
8. Bangsa
Persatuan
Indonesia
Kerakyatan yang
dipimpin oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan
perwakilan
semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan
6.
7.
rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Menghayati arti musyawarah yang dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan
dapat
dipertanggungiawabkan secara moral keoada Tuhan Yans
yang diambil harus
20
Keadilan sosial
bagi seluruh
rakyat Indonesia
1.
Maha Es4 menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemersan terhadap orang lain.
7. Tidak bersikap boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan pqkerjaan yang merugikan kepentingan
umum.
lO.Suka bekeda keras
l l.Menghargai hasil karya orang lain
l2.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan.
Dengan kata lain,
di dalam nasionalisme terkandung suatu makna
dan cinta knah air, mencintai bangsa dari berbagai ragam
kesatuan
perbedaan
(Irhandayaningsih, 2012: 4).
Nasionalisme sebenarnya adalah
jiwa dan
semangat warga bangsa
untuk mencintai bangs4 negar4 dan tanah air lndonesia demi kejayaan
bangsa dan negara Indonesia (Pumomo,2a09:29). Menurut Herdiawanto dan
Hamdayama (2010: 39), munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif
sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari belenggu
kolonial. semangat nasionalisme dihadapkan secara efektif oleh
para
penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi
untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
Berdasarkan uraian mengenai nasionalisme
di
atas maka pengertian
nasionalisme dapat disimpulkan. Nasionalisme adalah semangat mencintai
21
bangs4 negara dan tanah air Indonesia yang memiliki beragam perbedaan
demi terciptanya masyarakat yang amano damai, adil, makmur dan sentosa
yang berlandaskan Pancasila.
4.
Sikap Nasionalisme
Berdasarkan uraian mengenai sikap dan nasionalisme
di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian sikap nasionalisme. Sikap
nasionalisme merupakan rekasi atau respon evaluatif seseorang yang masih
tertufup berupa perasaan memihak (favorable) ata$ tidak memihak
(unfworable) terhadap semangat mencintai bangs4 negara dan tanah air
Indonesia yang memiliki beragam perbedaan demi tereiptariya masyarakat
yang amano damai, adil, makmur dan sentosa. Namun manifestasinya tidak
dapat dilihat seeara langsung melainkan hanya dapat ditafsirkan melalui
perilaku yang tertutup.
B. Penelitian
yang Relevan
Sebuah penelitian merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian
yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai acuan dalam penelitian ini
peneliti menggunakan beberapa hasil penelitia4 yaitu "Pengaruh Minat Belajar
dan Pengetahuan Sejarah terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas
V
Sekolah
Dasar Negeri se- Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali" yang dilakukan oleh
Istiqomatul Chasanah, UNY tahun 2012.
Penclitian
ini
sama- sama membahas tentang pengaruh variablc bebas
terhadap sikap nasionalisme siswa" hanya saja" variabel, objek dan tempat
penelitian bcrbeda. Penelitian terscbut ingin mendcskripsikan tentang pengaruh
22
minat belajar dan pengetahuan sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V
SD dengan tempat penelitian Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis data
memakai statistik deskriptif dengan penyajian data melalui angka dalam
prosentase dan tabel. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hasil yaitu (1)
minat belajar sejarah berpengaruh seeara positif dan signifikan tcrhadap sikap
nasionalisme siswa dengan sumbangsih sebesar 12,22o/o; (2) pengetahuan sejarah
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap sikap nasionalisme siswa
dengan
sumbangsih sebesar 20,28Yo; (3) minat belajar dan pengetahuan sejarah secara
bersama-sama berpenganrh seeara
positif dan signifrkan terhadap
sikap
nasionalisme dengan sumbangsih sebesar 32,5yo.
Penelitian relevan lain adalah penelitian yang dilakukan oleh
F. X.
Nugroho Heru Purnomo dari Program Pascasarjana Institut Seni Indosesia pada
tahun 2009. yaitu "Makna Gaya Bahasa syair Lagu perjuangan Indonesia
Pendekatan Teks dalam Konteks Sejarah'.
C. Kerangka Berpikir
Lagu-lagu perjuangan merupakan materi yang wajib diberikan pada
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara
di sekolah. Telah dijelaskan dalam kajian
mengenai sikap di atas bahwa sikap merupakan interelasi dari bcrbagai komponen
yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif (behavioral).
Sikap nasionalisme tidak terbangun dari kesamaan bahasa RAS maupun
agamq tetapi dibentuk oleh kesamaan pengalaman yang
kebersamaan yang
memunculkan
ingin dilanjutkan lebih jauh di masa depan yang didasari
.
23
pengalaman pahit yang dilalui bersama. Hal
ini digarisbawahi oleh Notoatmojo
dalam Chasanah (2A12:31), bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Selain itu, pernyataan
di
atas
juga didukung oleh pendekatan teori kognitif dalam persuasi
perubahan sikap yang diungkapkan oleh Greenwald dalam
dan
Amar (2A13: 67),
yaitu perspektif kognitif memusatkan pcrhatiannya pada analisis respoR kognitif,
yaitu bagaimana pikiran, pengetahuan serta proses kognitif yang
berkaitan
menentukan apakah seseorang mengalami perubahan sikap dan sejauh mana
perubahan itu terjadi.
Lagu- lagu perjuangan memiliki dua unsur pokok yaitu melodi dan syair.
Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan lndonesia merupakan bagian
dari sejarah perj-uangan barigsa Indonesia unfirk me-w-ujudkan
nilai-nilai
nasionalisme (Purnomo, 2009: 29). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dipastikan bahwa isi syair lagu perjuarrgan mengandung pengetahuarr tentang bela
negara dan cinta tanah air yang merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.
Selain itu telah dilakukan penelitiarr tentang pengaruh pengetahuan sejarah
terhadap sikap nasionalisme yang menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah
berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme.
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan dapat dilihat pengaruh laguJagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler
paduan suara, yaitu pengetahuan tentang pengalaman bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang terkandung dalam makna syair
laguJagu perjuangan Indonesia dapat memunculkan rasa kebersamaan yang ingin
-
24
dila4jutkan lebih jauh
di
masa depan yang pada akhirnya melahirkan sikap
nasionalisme siswa.
Sikap Nasionalisme yang diharapkan pada penelitian ini lebih mengarah
pada nilai Nasionalisme Paneasila. Hal
ini
dikarenakan Nasionalisme Pancasila
sesuai dengan ideologi bangsa lndonesia.
I).
I{ipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir
di atas, maka dapt
dirumuskan hipotesis dalam penelitian. Adapun hipotesis tersebut yaitu : "lagu-
lagu perjuangan berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme siswa
pada kegiatan ekstrakurikuler paduan suara
di SMA Negeri 1
Blitar'.
BAB III
METODE PEIIELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian ex post focto. Penelitian
ex post
facto
(noneksperimen) merupakan suatu pendekatan pada subjek penelitian untuk
meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian seeara wajar tanpa adanya
usaha sengaja memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin
diteliti (Dantes, 2012: 59).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh lagulagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara
di SMA Negeri I Blitar.
Dalam hal
ini peneliti tidak dapat
melakukan manipulasi berupa perlalaran seeara larrgsung unfuk memuneulkan
sikap nasionalisme siswa. Hal
ini
dikarenakan perlakuan tersebut sudah
berlangsung lama sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan
jenis data yang digunakan, penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif, Pendekatan kuantitatif merupakan metode-metode urrtuk
menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel
menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka
dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (creswe\ 2al2: 5).
Adapun statistik yang digunakan adalah statistik inferensia.
B. Desain Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui
adanya pengaruh lagu-lagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara
25
26
di SMA Negeri I Blitar. Di dalam kajian teori, telah dijelaskan bahwa
bagian
penting dari lagu-lagu perjuangan dalam mempengaruhi sikap nasionalisme
adalah syair lagu yang memiliki arti sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Di sisi
lain, hasil dari sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah
berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme. Oleh sebab itu
pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain penelitian
ini
scbagai kontrol
terhadap variabel bebas.
Strategi yang digunakan adalah membandingkan dua kelompok yang
memiliki pengalaman yang berbeda terhadap lagu-lagu perjuangan. Untuk itu
peneliti mengambil siswa-siswi yarrg mengikuti ekstrakurikuler paduan
suara
sebagai kelompok yang memiliki pengalaman banyak dan siswa-siswi yang tidak
mengikuti ekstrakurikuler paduan suara sebagai kelompok yang memiliki sedikit
pengalaman. Desain penelitian secara umum dapat dilihat dari gambar di bawah
ini.
(P) CX) o
(K)-o
Keterangan:
(P) = Kelompok Paduan Suara, 0 menunjukkan tidak ada kontrol perlakuan
(K)
:
Kelompok Kontrol
[X) = Variabel Lagu-Lagu Peduangan
O : Variabel Sikap Nasionalisme
Penelitian
ini
mengacu pada desain penelitian
ex post facto
(noneksperimen) dengan menggunakan analisis kovarian (Anakova). Anakova
27
adalah suatu bentuk analisis varian yang menguji signifikansi perbedaan antara
harga tengah dari kelompok-kelompok yang ingin dibandingkan dan korelasi
antara ukuran-ukuran awal dengan ukuran-ukuran variabel terikat (Kerlinger,
2014: 592). Desain Analisis Kovarian pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel2: Desain Analisis Kovarian
KelompokPaduan Suara
(Pengetahuan Sejarah)
(Sikap Nasionalisme)
Bukan KelompokPaduan Suara
(Pengetahuan Sejarah)
(Sikap Nasionalisme)
Anakova akan menganalisis perbedaan antar kelompok dalam hal sikap
nasionalisme, yakni variabel terikat, setelah menghitung perbcdaan-perbedaan
antar kelompok dalam hal variabel bebas yang relevan (kovariat) yang berkorelasi
seoara substansial dengan variabcl terikat
digunakan pada penelitian
Y. Variabel
ini adalah pengetahuan
bebas relcvan yang akan
sejarah karena pengetahuan
sejarah berkorelasi terhadap sikap nasionalisme.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada 16 februari s/d 16 Maret 2016. Lokasi penelitian
bertempat di sMA Negeri
1
Blitar yang beralamatkan di Jl. A. Yani No. I 12 Kota
Blitar. Pengambilan data penelitian dilaksanakan di ruang musik bagi kelompok
paduan suara. Data dari kelompok yang tidak mengikuti paduan suara diambil
padajam istirahat danjam kosong.
28
Variabel Penelitian
Variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakkan bilangan atau
nilai. Di dalam penelitian, variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk atau sifat-
sifat yang akan dipelajari oleh peneliti (Kerlinger, 2014: 49). Terdapat
variabel
pab
dua
penelitian pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap
nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara
di
TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA
PADA KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER PAI}UAI{ SUARA
DI SMA NEGE,RI T BLITAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh'Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Gladia Yuanda Reksa
ITIM. 10208241018
JTIRUSAI\I PEI{DIDIKAIY SENI
MUSIK
FAKULTAS BAIIASA DAFI SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
#ffiffi#wtx*#tr*sr
.
&saf
pry b€qi€&LFww€e,xwawPs#:#@w*r
Smffid$@@.ffi
J.e
f&f
ehhdb€qi$i
dnn
YJ6
ffi
i@
@
iqffi&dm&w#*ffid;4'
gffil-geie
treg
m$6
wlw@ffi
ml&*ryil'
-[
/'\v;
ww
$%o''
rgffi;{*
n#t[E
Jryianr*rynm" S.lfu"$#;A
ffitr19J1SJ1d 19e0fi3 ?lsffi
**nufuxr"pa
Iffirff*r g$ffi
,&
rBX:GgSAilAH,
,$krip*
be$u6*] "Rarigt $ I*gwl,&gle Ferf*$ttgw terlwdqp Sikqp
Sigie.€.pce,Kej li*rtr.ukur{fu*l, P*fua{t8w,,ed{ I4A
ffs$r;',r &taar yang disusun oleh Gladia Yuanda Reksa N{s{ ls,?ss*4lsl* ini
telah 4ipeleha$fimft di depn Dewan Perrgr{ii pdc S ffi,*beF }ef6 dsn dirya*
Naei
y'as,g,
ItrJrl&
$iama
faxryWt
ItutuiYcgol#i
tr["w:re
nrit*sru+lrsgi
1yfu'w
eip$BWH*
te{m'$
fu" Kstl @a*iKC
:/b,Wak**g" l"g 0ld:ob€r,I0t6
rs;k$11$s.&h*$e e& s*i
i &x&rsrd,MA
1fr52419,90e1 ? 00I
111
PERIYYATAAI{
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
:
Nama
Gladia Yuanda Reksa
NIM
10208241018
hogram Studi
Pendidikan Seni Musik
Fakultas
Bahasa dan Seni' Universitas Negeri Yogyakarta
menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepaqiang
pengetahuan say4 karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain,
kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti
tata eara etika penulisan ka4ya ilimiah yang lazim.
Apabila temyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
meqiadi anggung jawab saya.
Yogyakarta" l4 Sepkmber 2016
Penulis,
Gladia YuandaReksa
NIM. 1020824t018
tv
MOTTO
ooSapa
kang nampani pamerdi iku ngener marang ing dalane urip, nanging kang
nglirwakake marang pameleh iku kesasar." (Wulang Bebasan 10: 17).
ooHe
anakku, ngrungokna marang pamardine bapakmu, lan aja ninggal piwulange
ibumu." (Wulang Bebasan
l:
8)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis haturkan untuk kedua orang tua tercinta, Udi Wahyuana
dan Tutik Andayani, adik-adik tersayang Talita Yuanda Reksa dan Atrika
Yuanda Reksa sahabat dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu
proses penelitian dan penulisan skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
serta para pendidik seni yang mendedikasikan diri untuk membentuk karakter
peserta didik menjadi insan yang cinta akan Tanah
vl
Air Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi
ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.
Penulisan skripsi ini telah selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan, bantuan, nasiha! dan bimbingan, serta pengarahan
yang sangat besar manfaatnya. Oleh karena rtu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
:
1.
Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing I.
2.
Drijastuti Jogianingrum, S.Sn., M.A., selaku Pembimbing II.
3. Drs. Ahmad
Damanhuri, M.M.Pd., sebagai kepala SMA Negeri
4.
Drs Yanu Kristiono, sebagai pelatih paduan suara di SMAN
5.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi
I Blitar
I Blitar
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan pendidikan
seni budaya di Indonesia.
Yogyakart4 lzt September 2016
Penulis,
Gladia Yuanda Reksa
NrM.10208241018
vll
PENGARUH LAGU.LAGU PERJUAIYGAN TERIIADAP SIKAP
NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER
PADUN SUARA DI SMA IYEGERI l BLITAR
Oleh
Gladia Yuanda Reksa
NIM:
10208241018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh laguJagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler
paduan suara di SMA Negeri 1 Blitar. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
ketertarikan peneliti terhadap proses psmbelajaran pada ekstrakurikuler paduan
suara di SMA Negeri I Blitax yang menjadikan lagu-lagu perjuangan sebagai
materi utama yang diberikan. Pada proses pembelajaran tersebut syair dari lagulagu perjuangan diulas dan didiskusikan sehingga dapat dinyanyikan dengan
penuh ekspresi.
Penelitian ini merupakan penelitian erc post facto dengan mengunakan
pendekatan kuantitatif. Kovariat pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain
pada penelitian ini sebagai kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Negeri 1 Blitar sedangkan sampel terdiri dari dua kelompok yaitu
kelompok paduan suara dan kelompok kontrol yang diambil secara acak. Jumlah
responden yaitu 36 orang pada masing-masing kelompok. Instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan skor sikap nasionalisme adalah angket tertutup
yang valid dan reliabel, sedangkan nilai pengetahuan sejarah didapatkan dari
dokumentasi nilai akhir semester ganjil tahun ajaran 201512016. Data disajikan
dalam bentuk diagram dan tabel. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
stetistik inferensia yaitu analisis kovarian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu perjuangan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai F = 23,059
dengan signifikansi 0,00 < 0,05 dan besarnya pengaruh 25%. Dengan demikian,
maka lagu-lagu perjuangan dapat menjadi faktor yang baik dalam terbentuknya
sikap nasionalisme. Di sisi lain, kovariat pengetahuan sejarah tidak berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme dengan signifikansi sebesar 0,529 > 0,05.
Kata kunci: Lagu Perjuangan, sikap Nasionalisme, sisw4 Ekstrakurikuler
Paduan Suara-
vlll
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
1l
PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI .............
ix
DAITRT{I{ TABEL
xi
xii
DAFTAR GAMBAR.
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
I
4
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
4
5
5
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Lagu Perjuangan............
2. Sikap.........
3. Nasionalisme................
Nasionalisme.....
B.
Relevan
C. Kerangka Berpikir..
D. Hipotesis Penelitian
4. Sikap
Penelitian yang
7
7
1l
16
Zl
Zl
22
24
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian
Penelitian
C. Wak1u dan Lokasi Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Populasi dan Sampel ...............
l. Populasi.....
2. Sampel
A.
B.
Jenis
25
Desain
26
IX
27
2g
29
29
29
F.
Teknik Pengumpulan Data
29
1. TeknikPengumpulanData......
29
a. Dokumentasi..........
b. Kuesioner (Angket)
30
Data......
Instrumen..............
l. Validitas....
2. Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data .........
1. Uji Normalitas............
2. Uji Homogenitas Varians
3. Uji Linearitas................................:
4. Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
5. Uji Hipotesis...............
2.
G. Uji
Instrumen Pengumpulan
30
Coba
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..
l. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian
a. Lokasi Sekolah Tempat Penelitian
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Peduan Suara ........
l) Materi Lagu-Lagu Perjuangan
2) koses Pembelajaran Paduan Suara.........
Data...........
a. Variabel Lagu-Lagu Perjuangan
b. Variabel Kovariat Pengetahuan Sejarah
c. Variabel Sikap Nasionalisme
3. Analisis Data .........
a. Uji hasyarat...
l) Uji Normalitas.
2) Uii Homogenitas Varians
3) Uji Linearitas
4) Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
b. Uji Hipotesis...
B. Pembahasan Hasil Penelitian.2.
30
Deskripsi
34
36
37
38
38
38
39
39
42
42
42
43
43
45
45
46
47
Sz
57
57
57
58
59
60
6t
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........
B. 1mp1ikasi...............
C. Saran
D. Keterbatasan Penelitian..............
DAFTAR
PUSTAKA
................... 65
................... 65
.................... 65
66
67
DAFTAR TABEL
Tabel I
Tabel 2
Tabel 3
Tabel4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel I
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 1 1
Tabel 12
Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Desain Analisis Kovarian
Sikap
Negatif......
Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen..............
Butir Instrumen Valid.....
Reliabilitas Alpha Cronbach..
13
Skor Pernyataan Positif dan
Distribusi Frekuensi Absotul dan Relatif Kategori Pengetahuan
Sejarah Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Pengetahuan
Sejarah Kelompok Kontrol
Ukuran Pemusatan dan Keragaman Pengetahuan Sejarah
Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Sikap
Nasionalisme Kelompok Paduan suara.........
Dishibusi Frekuensi Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok
l8
Estimasi Rata-Rata
16
31
32
35
37
49
5l
51
54
Ukuran Pemusatan dan Keragaman Sikap Nasionalisme............. 56
17
15
31
..
56
Uji Normalitas ............
Uji Homogenitas Varian
Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
Uji Hipotesis...............
14
27
Format lnstrumen Skala
Kontrol......
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
19
Marjinal
xt
58
59
6l
62
63
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar
5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Skema Hubungan Variabel Bebas-Terikat dengan
Kontrol.....
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Paduan Suara.......,.
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Kontrol
Kurva Linearitas
xll
28
48
49
50
50
53
54
55
55
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampirna
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
I
2
3
4
5
6
7
8
Skor dan Pengkategorian Predikat Sikap Nasionalisme
Nilai dan Pengkategorian Predikat Pengetahuan Sejarah
Data Ukuran Pemusatan dan Keragaman
Angket Instrumen Penelitian
Angket Uji Instrumen Penelitian
Matrik Angkot Sikap Nasionalisme
Validitas dan Reliabilitas
Surat Perijinan dan Lain-Lain
xnl
BAB I
PEh[DAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kajian sosiologi Indonesia merupakan
negara dengan keadaan
masyarakat yang multikultural. Masyarakat multikultural atau masyarakat
majemuk adalah masyarakat yang meneakup aneka ragam suku bangsa (etnic-
group) yang masing- masing mempunyai kebudayaan khusus (sub-cultur)
(Soekanto, 1983: 2). Hal
ini ditandai oleh adarrya
bahasa-bahasa tertentu di
kalangan suku-suku bangsa tersebut.
Keadaan masyarakat yang beragam menjadi
eiri khas dari bangsa
Indonesia dan sudah dikenal oleh masyarakat di seluruh penjuru duni4 bahkan
sejak Indonesia belum diakui sebagai negara yang merdeka. sejarah menyebutkan
bahwa sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah ada upaya untuk mempersatukan
nusantara. Upaya mempersatukarr nusantara
ini dipelopori oleh Patih Gajah Mada
dalam sumpahnya yaitu Sumpah Palap4 kemudian diteruskan oleh para pemuda
lrtdonesia pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda (pinuluh, 2010:
3
1).
Perjuangan pemuda Indonesia melawan penjajahan Belanda didasari oleh
semangat nasionalisme dan patriotisme. Pada masa itu, sikap nasionalisme tidak
hanya diwujudkan dalam bentuk pertempuran, melainkan dapat berupa upaya
mendorong semangat juang melalui pidato-pidato dan laguJagu yang syaimya
mengandung nilai-ni lai nasional isme dan patriotisme.
Semangat nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam lagu-lagu
peduangan mendorong rakyat Indonesia untuk bersatu dan menjadi berani
bertempur dalam merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa lagu-lagu perjuangan memiliki peranan yang sangat besar
dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya upaya
mewariskan lagu-lagu tersebut guRa meRanamkan scmangat nasionalismc kcpada
generasi penerus bangsa.
Pendidikan merupakan salah safu sarana bagi pemerintah untuk
menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme kepada generasi penerus
bangsa.
Hal ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan umum, yaitu
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha EsA berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Siswoyo, 2010:
48). salah satu ciri dari warga negara yang bertanggung jawab adalah memiliki
jiwa nasionalis dan patriotis.
SMA Negeri
I
Blitar merupakan sekolah yang peduli terhadap
segala
bentuk upaya yang bertujuan unfuk menanamkan nilai nasionalisme dan
patriotisme, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Satu
diantara kegiatan ekstrakurikuler yang memuat nilai-nilai tersebut adalah paduan
suara. Pembelajaran paduan suara yang dilaksanakan di SMA Negeri
I
Blitar
tidak hanya memuat tentang pengetahuan musik, namun secara afektif juga
memuat tentang nilai-nilai nasionalisme.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap kelompok paduan
suara siswa
di SMA Nogeri I Blitar, didapati bahwa
sebagian besar materi yang
dilatihkan merupakan lagu-lagu perjuangan yang di dalam syairnya terkandung
nilai-nilai nasionalisme dan paffiotisme. Beberapa lagu perjuangan
dinyanyikan oleh kelompok paduan suara
ini
yang
antara lain Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, Bagimu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa Syukur, Mengheningkan
Cipta Pada Pahlawan, Pahlawan Merdeka, Indonesia
Pusaka, Maju Tak Gentar,
Bangun Pemudi Pemud4 dan Maju Indonesia.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan latihan dilakukan secara
rutin, yaitu dua kali dalam satu minggu pada hari bias4 dan akan ditambah
intensitasnya apabila ada acarc khusus seperti peringatan hari besar nasional dan
lomba. Latihan tidak hanya difokuskan pada teknik menyanyi saja melainkan juga
pada interpretasi dan penghayatan syair lagunya. Untuk dapat menyajikan
iterpretasi laguJagu perjuangan dengan baib kalimat demi kalirnat syair lagu
terlebih dahulu diulas dan dihayati.
Dengan menghayati makna dari syair lagu-lagu perjuangan, diharapkan
nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam syair lagu-lagu tersebut merasuk
dalam diri setiap sisw4 sehingga sikap nasionalisme dapat muncul pada diri
masing-masing siswa. Namun sejauh
ini belum
diketahui apakan lagu-lagu
perjuangan yang sering dinyanyikan para siswa pada kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara
di SMA
Negeri Blitar
nasionalisme siswa yang mengikutinya.
ini
sudah berpengaruh terhadap sikap
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok
ekstrakurikuler paduan suara
di SMA Negeri
I
Blitar. Untuk mengetahuinya,
maka penulis akan membandingkan sikap nasionalisme siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dengan siswa yang tidak mengikuti dengan
menggunakan skala sikap. Apabila hasil perbandingannya signifikan, maka dapat
disimpulkan bahwa lagu-lagu perjuangan pudah berpengaruh terhadap sikap
nasionalisme siswa. Namun apabila hasil perbandingan tidak signifikan, ada
kemungkinan bahwa ada faktor-faktor
lain yang mempengaruhi
sikap
nasionalisme siswa pada kelompok ekstmkurikuler paduan suara tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
di
atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
Keberhasilan dari tujuan pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara
di SMA
Negeri I Blitar dalam ranah afektifbelum diketahui.
2.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sikap nasionalisme.
3.
Pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada
kelompok ekstrakurikuler paduan suara
diketahui.
di sMA
Negeri 1 Blitar belum
C. Batasan Masalah
Mengingat bahwa dewasa
ini nilai-nilai
nasionalisme terutama pada
kalangan generasi muda semakin luntur, maka peneliti membatasi masalah pada
pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok
ekstrakurikuler paduan suara di SMA Negeri
I Blitar.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang sudah' ditentukan, maka masalah dapat
dirumuskan yaitu "Adakah pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap
nasionalisme siswa pada kelompok ekshakurikuler paduan suara di SMA Negeri
I
Blitar?".
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lagu-lagu perjuangan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler paduan suara di
SMA Negeri
1
Blitar.
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Sebuah penelitian dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil dari
penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi para peneliti di
bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pendidikan seni musik pada
khususnya terutama dalam mengkaji pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap
sikap nasionalisme.
)
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa, penelitian ini bermanfaat utuk menambah wawasan tentang
nilai nasionalisme dan patriotisme melalui lagu-lagu perjuangan.
b. Bagi Guru yang membina dan melatih kegiatan ekstrakurikuler padiran
suarq manfaat penelitian ini yaitu sebagai pedoman dalam mengevaluasi
hasil pembelajaran dalam ranah penilaian afcktif.
c. Bagi SMA Negeri
1
Blitar selaku penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
paduan suar4 penelitian
dari
ini
bennanfaat sebagai alat evaluasi peneapaian
penyelenggaraan kegiatan ekshakurikuler paduan suara
di
SMA
Negeri I Blitar.
d. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta selaku institusi yang bergerak di
bidang penelitian pendidikan, manfaat dari penelitian
ini yaitu dapat
digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama di
bidang pendidikan seni musik.
BAB
II
KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi Teori
1.
LaguPerjuangan
Lagu perjuangan adalah daya upaya yang muncul lewat media
kesenian dan berperan
di dalam peristiwa sejarah
(Martono dalam Mintargo, 2008:
kemerdekaan Indonesia
l).'Di sisi lain Astuti dkk (2013:
2)
menyatakan bahwa lagu yang syairnya memuat tentang patriotisme dan
nasionalisme disebut lagu perjuangan. Dari segi terminologi musik laguJagu
scmacam
ini
biasanya disebut "musik fungsional" atau "musik berguna"
(Maclq 1995:543).
Berkaitan dengan pernyataan bahwa lagu perjuangan merupakan
musik fungsional, Mack (1995: 223)telahmenyebutkan bahw4
Musik fungsional selalu terlebih dahulu memiliki salah satu kerangka.
Musik fungsional hanya mempunyai maksud untuk memenuhi
tuntutan kerangka ini, maka fungsi ini 100% intensional dari awal.
Fungsi-fungsi semacam ini biasanya sangat jelas dan teratur, sesuai
dengan kebutuhan institusi-institusi yang memilikinya.
Dengan kata lain, musik semacam
ini selalu mempunyai motifasi
tertentu
terhadap masyarakat secara langsung, artinya musik fungsional selalu
memiliki fungsi dan tujuan tertentu yang sudah diteteapkan sejak awal proses
penciptaanya.
Fungsi musik dapat dijelaskan melalui terminologi sosial yang
eksklusif: musik digunakan dalam permainan dan tarian; mengorganisir kerja
dan perang; upacara dan ritual; penanda kelahiran, perkawinan, dan kematian;
merayakan panen dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan
hadisi @johan, 2009: 88). Mintargo (2008:
l)
telah terlebih dahulu
menegaskan bahwa lagu perjuangan dikenal dengan istilah musik fungsional
yaitu musik dieiptakan unfuk trijuan nasional.
Musik memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah masyarakat
tcfieRtu, karena musik yang dieiptakan pada masa tcrtentu dirasa dapat
mencerminkan kondisi pada masa itu
(D.
johan,2009:90). Sehingga kondisi
jaman membedakan apa dan bagaimarra sebuah lagu dieiptakan dan
dinyanyikan (Astuti dkk,2013: 34). Ide musik nasional muncul terutama pada
permukaan polemik kebudayaan pada tahun 1940-an arrtar pelajar Indonesia
yang harus diikutsertakan sebagai identitas nasional semata dari negara yang
baru merdeka @ramanryo,2004: 162). Pada bagian yang samq Astuti dkk
(2013: 34) menambahkan bahwa lagu-lagu perjuangan merupakan media
yang efektif untuk menggelorakan semangat juang bagi para pejuang, dan
juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah.
Hal
terpenting
dafi lagu perjuangan
sebagai media untuk
menggelorakan semangat juang ialah gaya bahasa dari syaimya. Menurut
Purnomo (2009: 22), gaya bahasa syair lagu perjuangan Indonesia merupakan
simbol jiwa dan semangat warga bangsa untuk mencintai bangs4 negara, dan
tanah air Indonesia. Pada bagian lain, Purnomo (2009: 99) juga menyebutkan
bahwa syair lagu perjuangan Indonesia mengandung makna nasionalisme
humanis yang mengajak seluruh warga bangsa untuk berbuat yang terbaik
demi kemaslahatan bangs4 negar4 dan tanah air lndonesia. Oleh sebab itu
lagu-lagu perjuangan dapat menjadi salah satu alat propaganda melawan
penjajah pada masa itu.
Lagu peduangan diciptakan sebagai sebuah ekspresi pejuang dan
ungkapan rasa kebangsaan yang dapat dibagi menjadi tiga
tahap,
sebagai
berikut:
Pertama, melodi dieiptakan seeara sederhana agar dapat dengan
mudah dinyanyikan oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Kedua, teks syair memakai bahasa Indonesia agar dapat dipahami oleh
seluruh masyarakat Indonesia' dengan berbagai kebhinekaannya.
Ketiga, munculnya dan perubahan terjadi pada lagu perjuangan
nasional Indonesia akibat adanya tekanan kaum penjajah disesuaikan
dengan perkembangan pada masa iru yaitu revolusi lndonesia dan
Perang Kemerdekaan tahun 1945 * 1949 (Mintargo, 2008:92).
Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan Indonesia
merupakan bagian
dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk
mewujudkan nilai-nilai nasionalisme (Purnomo, 2009: 29). Pada masa
sekarang penghayatan teks syair lagu tersebut pastilah berbeda dengan masa
revolusi dan perang kemerdekaan. Pada masa itu, lagu-lagu perjuangan
berfungsi sebagai media untuk menggelorakan semangat juang bagi para
pejuang, dan juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah. Sedangkan
pada masa sekarang, yaitu lebih dari setengah abad Indonesia merdeka fungsi
lagu perjuangan bukan lagi sebagai propaganda perang merebut kemerdekaan
melainkan sebagai pendorong semangat bagi segenap bangsa Indonesia untuk
mengisi kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.
l0
Berdasarkan penjabaran mengenai lagu perjuangan di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa lagu perjuangan adalah jenis musik fungsional yang
bertemakan perjuangan dan
di
dalam syairnya mengandung nilai-nilai
nasionalisme dan patriotisme sebagai pendorong semangat einta tanah air
bagi seluruh bangsa Indonesia baik yang mendengar maupun
yang
menyanyikannya.
Dungga dan Manik dalam Mintargo (2008: 5) mengemukakan empat
jenis lagu perjuangan, yaitu : (1) Lagu Hymne, yaitu jenis lagu pemujaari
terhadap tanah
air sebagai
sarana membangun moral cinta tanah
air untuk
selalu tabah dan berjuang menegakkan kebenaran; (2) Lagu Mars, merupakan
jenis lagu yang digunakan untuk menggelorakan semangat patriotik
solidaritas bangsa. Jenis lagu
ini biasarrya
dan
dinyanyikan dengan penuh
semangat untuk mengiringi barisan pejuang yang hendak bertempur
di
garis
depan; (3) Lagu Percintaan, ialah jenis lagu perjuangan beniuansa percintaarr
yang erat hubungannya dengan suasana romantika mengharukan para pemuda
pada masa itu baik dengan kekasih, sahabat maupun keluarga; (4) Lagu
sindiran. Jenis lagu diciptakan untuk menggambarkan keburukan masyarakat
kita di masa perjuangan. Lagu ini menggambarkan aktivitas sosial masyarakat
yang merugikan perjuangan Indonesi4 kritik kepada pemerintah,
sebagainya.
dan
t1
2.
Sikap
Sikap merupakan sebuah gejala psikologis yang sering kali sulit untuk
dikenal atau diketahui karena masih tersembunyi dalam
diri
manusia.
Menurut Wade dan Tawis Q0A7: 295), sikap merupakan kepercayaan
mengenai orang, kelompok, gagasan atau aktivitas. Sedangkan menurut
Myers (2011: 164), sikap (anilude) adalah suatu rcaksi evaluatif yang
menyenangkan atau tidak nenyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang.
Sikap pada hakikatnya merupakan keeenderungan
seseorang
baik
menyenangkan maupun
tidak
pernyataan
menyenangkan, y&ng
meneerniinkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam
lingkungannya (Wibowo,2014: 50). Berkowitz dalam Aztrar
Q0l3:5) telah
menjelaskan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
atau tidak memihak (unfaforable) pada objek tersebut.
Attitude (sikap) dapat merupakan suatu sikap pandangan tetapi
berbeda dengan suatu pengetahuan yang
dimiliki
seseorang. Menurut
Gerungan (2004: 164), pengetahuan saja belum menjadi penggeralq
sebagaimana pada attitude. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi
attitude terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.
Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh: Orang yang memiliki
pengetahuan bahwa mengkonsumsi produk dalam negeri bermanfaat bagi
kestabilan perekonomian negar4 belum berarti bahwa pengetahuan tersebut
I2
sudah merupakan attitude baginya terhadap produk dalam negerio apalagi
orang tadi tetap senang menggunakan barang-barang buatan luar negeri.
Sikap juga berbeda dengan perilaku. Kreitner dan Kinicki dalam
Wibowo (2013: 54) menyatakan bahwa perbedaan antara sikap dan perilaku
ditentukan oleh intention, yaitu kesiapan orang untuk mewujudkan perilaku
tcrtentu. Sikap tidak seeara langsung mebentuk perilaku, Ramun melalui
proses transisi yang dinamakan sebagai intention, sebagai persiapan untuk
mewujudkan perilaku. Sehingga sikap dapat dikatakan berbeda dengan
perilaku karena sikap masih bersifat tertutup atau belum terwujud sedangkan
perilaku sendiri merupakan perwujudarr dari sikap.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai sikap di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi evaluatif yang masih tertufup
baik pera$un mendukung atau memihak (fworable) maupun
tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek atau stimulus
sehingga manifestasinya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu melalui perilaku yang tertutup.
Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: affictive, cognitive,
dan behavioral (Wibowo, 2013: 50). Affective Component (Komponen
afektifl merupakan peftNaan atau emosi yang dimiliki seseorang tentang
objek atau situasi tertentu. Cognitive Camponent (Komponen kognitifl
merupakan keyakinan atau gagasan yang
dimiliki orang tentang objek atau
situasi. Behavioral Component (Komponen perilaku/konatif) menunjukkan
bagaimana seseorang bermaksud atau mengharapkan bertindak (respon)
13
terhadap seseorang atau sesuafu. Ketiga komponen tersebut secara bersamasama membentuk sikap yang utuh (total anrtude).Dalam penentuan sikap ini,
pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
Sikap memiliki fungsi bagi kehidupan individu dalam bersosial.
Menurut Baron, Byrne, dan Branscombe dalam (Suwamo dan Meinarno,
2009: 86), terdapat lima fungsi sikap yaitu:
(l) Fungsi pcngetahuan, yaitu
sikap membantu kita untuk menginterpretasi stimulus baru dan menampilkan
respon yang sesuai;
(2)
memperjelas tentang "siapa
F-ungsi identitas yaitu sikap berfungsi uriruk
kita'; (3) Fungsi
harga
diri yaitu, sikap yang kita
miliki mampu menjaga atau meningkatkan harga diri; (4) Fungsi
pertahanan
ego (ego defensif), yaitu sikap berfungsi melindungi diri kita dari penilaian
negatif tertang
diri kita; (5) Fungsi
memotifasi kesan (impression
motivation>, yaitu sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan
penilaian atau kesan yang positif tentang diri kita.
Benjamin Bloom (Chasanah, 2012:.39) menyatakan sikap memiliki 4
tingkatan, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu:
(l)Menerima (Recetving). Kesediaan untuk menyadari adanya suatu
fenomena di lingkungannya; (2) Merespon (Responding).
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkunganny4
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan; (3) Menghargai (Valuting). Berkaitan dengan harga atau
nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomen, atau tingkah laku.
Penilaian berdasar pada internalisasi dari seragkaian nilai tertentu
yang diekspresikan ke dalam tingkah laku; (a) Bertanggung jawab
(Responsible). Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling tinggi.
l4
Siswa SMA pada umumnya berusia sekitar 15 sampai 18 tahun.
Mcnurut Mappiare (i982: 23), rentang usia tersebut digolongkan dalam
kategori remaja di mana pada usia ini manusia mengalami masa sosial dalam
hidupnya. Pada perkembangan tahap ini, remaja mulai meneitakan dan
mencapai tingkah laku sosial yang bertanggung jawab seria mengembangkan
keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelelefiral yang diperlukan
dalam hidup sebagai warga negara yang.terpuji.
Sikap tidak terbent'uk begitu saja melainkan dipengaruhi oleh banyak
faklor. Azwar (2013: 30) menyatakan ada beberapa faktor pembentuk sikap,
yaitu:
(1) Pengalaman Pribadi. Middlebrook (Azwar 2013:30). Sikap akan lebih
mudah terbenmk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam sit-uasi
yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam
dan lebih lama berbekas; (2) Pengaruh Orang lain yang Dianggap penting.
Seseorang
yang dianggap penting (significant others), akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap sesuatu; (3) pengaruh
Kebudayaan. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita
mendapatkan reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut; (4) Media Massa. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut; (5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama. Kedua lembaga ini
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam pendidikannya; (6)
15
Pengaruh Faktor Emosional. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa lembaga pendidikan dan
pengalaman pribadi merupakan
faktor yang dapat
mempengaruhi
pembentukan sikap, maka jelas bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan
telah memberikan pengalaman kepada siswanya melalui berbagai bontuk
kegiatan salah satunya ekstrakurikuler paduan suara. Kegiatan ekstrakurikuler
menjembatani keburuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; sepelti
perbedaan sense akan
nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas
@epdiknas dalam Marmia 2015: 8). Melalui pengalaman yang diberikan,
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara telah memenuhi ketiga kebutuhan
perkembangan peserta didik terseb-ut.
Berdasarkan penjabaran mengenai sikap
di
atas, maka sikap
mempunyai karakteristik atau eiri-ciri. Berikut adalah eiri-eiri skap (animde)
menurut Gerungan (2004: 163):
(l)
Anitude tidak dibawa orang sejak dia dilahirkan, tetapi bibentuk
atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan
dengan objeknya; (2) Animde dapat berubah-ubah, karena itv attitude
dapat dipelajari orang; (3) Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi
senantiasa berhubungan dengan objek sikap; (a) Objek aaitude dapat
merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut; (5) Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan
segi-segi perasaan sehingga membedakan dengan pengetahuan.
Mengingat bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme sisrva, maka
dalam hal ini objek yang diukur adalah sikap. Adapun teknik-teknik untuk
l6
mengukur sikap dapat dibagi secara luas menjadi metode eksplisit (langsung)
dan implisit (tidak langsung). Pengukuran eksplisit meminta pesefta untuk
menunjukkan sikap mereka(biasanya melalui kuesioner) sedangkan
pengukuran implisit mengukur sikap tanpa menanyakan seeara langsirng
kepada responden (Mercer dan Clayton, 2012: 7).
Penilaian Sikap tidak dapat dilakukan seoara eeilnat melalui eara
penanyaan langsung maupun observasi tingah laku. Metode pengukuran sikap
yang dianggap dapat diandalkan dan memberikan penafsiran terhadap sikap
manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (Azwar, 2013: 95).
Dilihat dari bentukny4 skala sikap tidak lain daripada kumpulan
pernyataan sikap.
Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuafu
mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pemyataan sikap dapat
berisi hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang
mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut
pemyataan positif. Sebalikny4 pernyataan sikap dapat berisi hal
negatif. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak
memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap, dan karenanya
disebut dengan pemyataan negatif (Azwag20l3: t07).
3.
Nasionalisme
Nasionalisme seringkali diharapkan sebagai energi yang dapat
membangkitkan suatu bangsa" masyarakat dan negara agar negara tersebut
dapat mengetahui potensi kekuatan nasionalnya untuk dikembangkan menuju
cita-cita yang diharapkan yaitu masyarakat yang amall damai, adil, makmur
dan sentosa (Dewi, 2008: 9). Kata "nasional" merujuk pada
konsep
kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup
t7
manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ms,
agamq budaya, bahasa dan sebagainya (Winamo,2009:32).
Nasionalisme dapat dipahami dari sudut pandang antropologi dan
politik. Dalam dimensi antropologi, nasionalisme dipandang sebagai sistem
budaya yang mencakup kesetiaan, komifinen, emosi, perasaan kepada bangsa
dan negar4 dan rasa memiliki bangsa dan negara itu (Yulianti, 2009: 1).
Dalam dimensi politik, nasionalisme .merupakan basis serta pembenaran
ideologis bagi setiap bangsa
di dunia unfuk mengorganisasi diri dalam
entitas-entitas yang bebas atau otonom, dan entitas
negara nasional yang merdeka
itu mengambil bentuk
(Riff dalam Yulianti, 2009: 2).
Sukarno mengatakan bahwa nasionalisme merupakan persatuan dari
berbagai golongan. Nasionalisme bukan sebuah kopian atau tiruan
dari nasionalisme Barat, akan teApi timbul dari rasa einta akan
manusia dan kemanusiaan, nasionalis yang menerima
nasionalismenya sebagai suafu wahyu dan melaksanakan rasa ifu
sebagai suatu bakti adalah terhindar dari segala paham dan kesempitan
(Bolo, dklq 2012: 163).
Menurut Kartaprawira dalam Miftahuddin (2008: 6), nasionalisme
barat adalah nasionalisme yang mengarah ke sovinisme, nasionalisme sempi!
yang membenci bangsa atau suku-bangsja lain, menganggap bangsa sendirilah
yang paling bagus, paling ungul sesuai dengan individualisme Barat. Berbeda
dengan paham nasionalisme Barat, paham nasionalisme Indonesia tidak
bersifat sempit yang mengarah kepada rasialisme (paham bahwa ras diri
sendiri adalah ras yang paling unggul), jingoisme (pandangan yang terlalu
mengagung-agungkan kebesaran dan kekuasaan negeri sendiri), ataupun
chauvinisme (sifat patriotik yang berlebih-lebihan) (Bakry, 201 I : 94).
l8
Bakry (2011: 94), secara lebih lanjut menyatakan bahwa prinsip dan
corak dari nasionalisme Indonesia adalah persatuan lndonesia yang secara
jelas dan tegas disebut sebagai nasionalisme Pancasil4 yaitu salah satu
bentuk nasionalisme dengan eiri khusus berketuhanan Yang Maha Esa
berkemanusiaan yang adil dan beradab kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pennusyawaratan penrakilan dan berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Deng3n ciri khusus demikian itu" maka
Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang menerima bangsa lain
menjadi rakyat Indonesia sebagai kesatuan, dan menghargai bangsa lain
sebagai sesama makhluk Tuhano seita menghargai karya bangsa lain (Bakry,
ZAtr
94).
Nasionalisme Paneasila merupakan perihal yang sangat penting unfuk
dipahami dalam penelitian
ini. Oleh sebab itu perlu
adanya penjelasan
mengenai penjabaran dan pengamalan Paneasila. Adapun penjabaran dan
pengamalan Pancasila berdasarkan Ketetapan MPR RO
dalam Samsuri (2012:6) adalah sebagai berikut
:
No. IUMPR/1978
t9
Tabel 1: Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Sila-Sila
Pancasila
Ketuhanan Yang
Maha Esa
Butir-Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha ESa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda, sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalani ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaa kepada
orang lain.
Kemanusiaan
yang adil dan
beradab
1.
Mengakui persamaan deraja! persamaan
hak
dan
kewajiban antar sesama manusia
) Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa
4. Tidak semena- mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusi4 karena itu dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bkeriasama dengan bangsa lain.
l. Menempatkan persatuano kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cina tanah air dan bangsa.
4. Bangga menjadi Bangsa Indonesia dan ber tanah Air
Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber Bhineka Tungsal lka.
l. Mengutamakan kepentingan negra dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
8. Bangsa
Persatuan
Indonesia
Kerakyatan yang
dipimpin oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan
perwakilan
semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan
6.
7.
rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Menghayati arti musyawarah yang dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan
dapat
dipertanggungiawabkan secara moral keoada Tuhan Yans
yang diambil harus
20
Keadilan sosial
bagi seluruh
rakyat Indonesia
1.
Maha Es4 menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemersan terhadap orang lain.
7. Tidak bersikap boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan pqkerjaan yang merugikan kepentingan
umum.
lO.Suka bekeda keras
l l.Menghargai hasil karya orang lain
l2.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan.
Dengan kata lain,
di dalam nasionalisme terkandung suatu makna
dan cinta knah air, mencintai bangsa dari berbagai ragam
kesatuan
perbedaan
(Irhandayaningsih, 2012: 4).
Nasionalisme sebenarnya adalah
jiwa dan
semangat warga bangsa
untuk mencintai bangs4 negar4 dan tanah air lndonesia demi kejayaan
bangsa dan negara Indonesia (Pumomo,2a09:29). Menurut Herdiawanto dan
Hamdayama (2010: 39), munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif
sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari belenggu
kolonial. semangat nasionalisme dihadapkan secara efektif oleh
para
penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi
untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
Berdasarkan uraian mengenai nasionalisme
di
atas maka pengertian
nasionalisme dapat disimpulkan. Nasionalisme adalah semangat mencintai
21
bangs4 negara dan tanah air Indonesia yang memiliki beragam perbedaan
demi terciptanya masyarakat yang amano damai, adil, makmur dan sentosa
yang berlandaskan Pancasila.
4.
Sikap Nasionalisme
Berdasarkan uraian mengenai sikap dan nasionalisme
di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian sikap nasionalisme. Sikap
nasionalisme merupakan rekasi atau respon evaluatif seseorang yang masih
tertufup berupa perasaan memihak (favorable) ata$ tidak memihak
(unfworable) terhadap semangat mencintai bangs4 negara dan tanah air
Indonesia yang memiliki beragam perbedaan demi tereiptariya masyarakat
yang amano damai, adil, makmur dan sentosa. Namun manifestasinya tidak
dapat dilihat seeara langsung melainkan hanya dapat ditafsirkan melalui
perilaku yang tertutup.
B. Penelitian
yang Relevan
Sebuah penelitian merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian
yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai acuan dalam penelitian ini
peneliti menggunakan beberapa hasil penelitia4 yaitu "Pengaruh Minat Belajar
dan Pengetahuan Sejarah terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas
V
Sekolah
Dasar Negeri se- Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali" yang dilakukan oleh
Istiqomatul Chasanah, UNY tahun 2012.
Penclitian
ini
sama- sama membahas tentang pengaruh variablc bebas
terhadap sikap nasionalisme siswa" hanya saja" variabel, objek dan tempat
penelitian bcrbeda. Penelitian terscbut ingin mendcskripsikan tentang pengaruh
22
minat belajar dan pengetahuan sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V
SD dengan tempat penelitian Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis data
memakai statistik deskriptif dengan penyajian data melalui angka dalam
prosentase dan tabel. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hasil yaitu (1)
minat belajar sejarah berpengaruh seeara positif dan signifikan tcrhadap sikap
nasionalisme siswa dengan sumbangsih sebesar 12,22o/o; (2) pengetahuan sejarah
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap sikap nasionalisme siswa
dengan
sumbangsih sebesar 20,28Yo; (3) minat belajar dan pengetahuan sejarah secara
bersama-sama berpenganrh seeara
positif dan signifrkan terhadap
sikap
nasionalisme dengan sumbangsih sebesar 32,5yo.
Penelitian relevan lain adalah penelitian yang dilakukan oleh
F. X.
Nugroho Heru Purnomo dari Program Pascasarjana Institut Seni Indosesia pada
tahun 2009. yaitu "Makna Gaya Bahasa syair Lagu perjuangan Indonesia
Pendekatan Teks dalam Konteks Sejarah'.
C. Kerangka Berpikir
Lagu-lagu perjuangan merupakan materi yang wajib diberikan pada
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara
di sekolah. Telah dijelaskan dalam kajian
mengenai sikap di atas bahwa sikap merupakan interelasi dari bcrbagai komponen
yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif (behavioral).
Sikap nasionalisme tidak terbangun dari kesamaan bahasa RAS maupun
agamq tetapi dibentuk oleh kesamaan pengalaman yang
kebersamaan yang
memunculkan
ingin dilanjutkan lebih jauh di masa depan yang didasari
.
23
pengalaman pahit yang dilalui bersama. Hal
ini digarisbawahi oleh Notoatmojo
dalam Chasanah (2A12:31), bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Selain itu, pernyataan
di
atas
juga didukung oleh pendekatan teori kognitif dalam persuasi
perubahan sikap yang diungkapkan oleh Greenwald dalam
dan
Amar (2A13: 67),
yaitu perspektif kognitif memusatkan pcrhatiannya pada analisis respoR kognitif,
yaitu bagaimana pikiran, pengetahuan serta proses kognitif yang
berkaitan
menentukan apakah seseorang mengalami perubahan sikap dan sejauh mana
perubahan itu terjadi.
Lagu- lagu perjuangan memiliki dua unsur pokok yaitu melodi dan syair.
Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan lndonesia merupakan bagian
dari sejarah perj-uangan barigsa Indonesia unfirk me-w-ujudkan
nilai-nilai
nasionalisme (Purnomo, 2009: 29). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dipastikan bahwa isi syair lagu perjuarrgan mengandung pengetahuarr tentang bela
negara dan cinta tanah air yang merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.
Selain itu telah dilakukan penelitiarr tentang pengaruh pengetahuan sejarah
terhadap sikap nasionalisme yang menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah
berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme.
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan dapat dilihat pengaruh laguJagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler
paduan suara, yaitu pengetahuan tentang pengalaman bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang terkandung dalam makna syair
laguJagu perjuangan Indonesia dapat memunculkan rasa kebersamaan yang ingin
-
24
dila4jutkan lebih jauh
di
masa depan yang pada akhirnya melahirkan sikap
nasionalisme siswa.
Sikap Nasionalisme yang diharapkan pada penelitian ini lebih mengarah
pada nilai Nasionalisme Paneasila. Hal
ini
dikarenakan Nasionalisme Pancasila
sesuai dengan ideologi bangsa lndonesia.
I).
I{ipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir
di atas, maka dapt
dirumuskan hipotesis dalam penelitian. Adapun hipotesis tersebut yaitu : "lagu-
lagu perjuangan berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme siswa
pada kegiatan ekstrakurikuler paduan suara
di SMA Negeri 1
Blitar'.
BAB III
METODE PEIIELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian ex post focto. Penelitian
ex post
facto
(noneksperimen) merupakan suatu pendekatan pada subjek penelitian untuk
meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian seeara wajar tanpa adanya
usaha sengaja memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin
diteliti (Dantes, 2012: 59).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh lagulagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara
di SMA Negeri I Blitar.
Dalam hal
ini peneliti tidak dapat
melakukan manipulasi berupa perlalaran seeara larrgsung unfuk memuneulkan
sikap nasionalisme siswa. Hal
ini
dikarenakan perlakuan tersebut sudah
berlangsung lama sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan
jenis data yang digunakan, penelitian ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif, Pendekatan kuantitatif merupakan metode-metode urrtuk
menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel
menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka
dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (creswe\ 2al2: 5).
Adapun statistik yang digunakan adalah statistik inferensia.
B. Desain Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui
adanya pengaruh lagu-lagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara
25
26
di SMA Negeri I Blitar. Di dalam kajian teori, telah dijelaskan bahwa
bagian
penting dari lagu-lagu perjuangan dalam mempengaruhi sikap nasionalisme
adalah syair lagu yang memiliki arti sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Di sisi
lain, hasil dari sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah
berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme. Oleh sebab itu
pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain penelitian
ini
scbagai kontrol
terhadap variabel bebas.
Strategi yang digunakan adalah membandingkan dua kelompok yang
memiliki pengalaman yang berbeda terhadap lagu-lagu perjuangan. Untuk itu
peneliti mengambil siswa-siswi yarrg mengikuti ekstrakurikuler paduan
suara
sebagai kelompok yang memiliki pengalaman banyak dan siswa-siswi yang tidak
mengikuti ekstrakurikuler paduan suara sebagai kelompok yang memiliki sedikit
pengalaman. Desain penelitian secara umum dapat dilihat dari gambar di bawah
ini.
(P) CX) o
(K)-o
Keterangan:
(P) = Kelompok Paduan Suara, 0 menunjukkan tidak ada kontrol perlakuan
(K)
:
Kelompok Kontrol
[X) = Variabel Lagu-Lagu Peduangan
O : Variabel Sikap Nasionalisme
Penelitian
ini
mengacu pada desain penelitian
ex post facto
(noneksperimen) dengan menggunakan analisis kovarian (Anakova). Anakova
27
adalah suatu bentuk analisis varian yang menguji signifikansi perbedaan antara
harga tengah dari kelompok-kelompok yang ingin dibandingkan dan korelasi
antara ukuran-ukuran awal dengan ukuran-ukuran variabel terikat (Kerlinger,
2014: 592). Desain Analisis Kovarian pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel2: Desain Analisis Kovarian
KelompokPaduan Suara
(Pengetahuan Sejarah)
(Sikap Nasionalisme)
Bukan KelompokPaduan Suara
(Pengetahuan Sejarah)
(Sikap Nasionalisme)
Anakova akan menganalisis perbedaan antar kelompok dalam hal sikap
nasionalisme, yakni variabel terikat, setelah menghitung perbcdaan-perbedaan
antar kelompok dalam hal variabel bebas yang relevan (kovariat) yang berkorelasi
seoara substansial dengan variabcl terikat
digunakan pada penelitian
Y. Variabel
ini adalah pengetahuan
bebas relcvan yang akan
sejarah karena pengetahuan
sejarah berkorelasi terhadap sikap nasionalisme.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada 16 februari s/d 16 Maret 2016. Lokasi penelitian
bertempat di sMA Negeri
1
Blitar yang beralamatkan di Jl. A. Yani No. I 12 Kota
Blitar. Pengambilan data penelitian dilaksanakan di ruang musik bagi kelompok
paduan suara. Data dari kelompok yang tidak mengikuti paduan suara diambil
padajam istirahat danjam kosong.
28
Variabel Penelitian
Variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakkan bilangan atau
nilai. Di dalam penelitian, variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk atau sifat-
sifat yang akan dipelajari oleh peneliti (Kerlinger, 2014: 49). Terdapat
variabel
pab
dua
penelitian pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap
nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara
di