PENGARUH LAGU-LAGU PERJUANGAN TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKURIKULER PADUN SUARA DI SMA NEGERI 1 BLITAR.

PENGART'II LAGU.LAGU PERJUAIYGAII
TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA
PADA KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER PAI}UAI{ SUARA
DI SMA NEGE,RI T BLITAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh'Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

Gladia Yuanda Reksa
ITIM. 10208241018

JTIRUSAI\I PEI{DIDIKAIY SENI

MUSIK

FAKULTAS BAIIASA DAFI SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

#ffiffi#wtx*#tr*sr

.

&saf

pry b€qi€&LFww€e,xwawPs#:#@w*r

Smffid$@@.ffi

J.e

f&f

ehhdb€qi$i


dnn

YJ6

ffi

i@

@

iqffi&dm&w#*ffid;4'

gffil&#-geie

treg

m$6

wlw@ffi


ml&*ryil'

-[

/'\v;
ww
$%o''

rgffi;{*

n#t[E

Jryianr*rynm" S.lfu"$#;A
ffitr19J1SJ1d 19e0fi3 ?lsffi

**nufuxr"pa
Iffirff*r g$ffi

,&


rBX:GgSAilAH,

,$krip*

be$u6*] "Rarigt $ I*gwl,&gle Ferf*$ttgw terlwdqp Sikqp
Sigie.€.pce,Kej li*rtr.ukur{fu*l, P*fua{t8w,,ed{ I4A
ffs$r;',r &taar yang disusun oleh Gladia Yuanda Reksa N{s{ ls,?ss*4lsl* ini
telah 4ipeleha$fimft di depn Dewan Perrgr{ii pdc S ffi,*beF }ef6 dsn dirya*

Naei

y'as,g,

ItrJrl&

$iama

faxryWt

ItutuiYcgol#i


tr["w:re

nrit*sru+lrsgi

1yfu'w

eip$BWH*

te{m'$

fu" Kstl @a*iKC

:/b,Wak**g" l"g 0ld:ob€r,I0t6
rs;k$11$s.&h*$e e& s*i

i &x&rsrd,MA
1fr52419,90e1 ? 00I

111


PERIYYATAAI{

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

:

Nama

Gladia Yuanda Reksa

NIM

10208241018

hogram Studi

Pendidikan Seni Musik

Fakultas


Bahasa dan Seni' Universitas Negeri Yogyakarta

menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepaqiang
pengetahuan say4 karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain,

kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti
tata eara etika penulisan ka4ya ilimiah yang lazim.

Apabila temyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
meqiadi anggung jawab saya.

Yogyakarta" l4 Sepkmber 2016
Penulis,

Gladia YuandaReksa

NIM. 1020824t018

tv


MOTTO
ooSapa

kang nampani pamerdi iku ngener marang ing dalane urip, nanging kang

nglirwakake marang pameleh iku kesasar." (Wulang Bebasan 10: 17).
ooHe

anakku, ngrungokna marang pamardine bapakmu, lan aja ninggal piwulange

ibumu." (Wulang Bebasan

l:

8)

PERSEMBAHAN
Karya ini penulis haturkan untuk kedua orang tua tercinta, Udi Wahyuana


dan Tutik Andayani, adik-adik tersayang Talita Yuanda Reksa dan Atrika
Yuanda Reksa sahabat dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu
proses penelitian dan penulisan skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

serta para pendidik seni yang mendedikasikan diri untuk membentuk karakter
peserta didik menjadi insan yang cinta akan Tanah

vl

Air Indonesia.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi

ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.
Penulisan skripsi ini telah selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang

telah memberikan dukungan, bantuan, nasiha! dan bimbingan, serta pengarahan
yang sangat besar manfaatnya. Oleh karena rtu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

:

1.

Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing I.

2.

Drijastuti Jogianingrum, S.Sn., M.A., selaku Pembimbing II.

3. Drs. Ahmad

Damanhuri, M.M.Pd., sebagai kepala SMA Negeri

4.

Drs Yanu Kristiono, sebagai pelatih paduan suara di SMAN


5.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi

I Blitar

I Blitar

ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan pendidikan
seni budaya di Indonesia.

Yogyakart4 lzt September 2016
Penulis,

Gladia Yuanda Reksa
NrM.10208241018

vll

PENGARUH LAGU.LAGU PERJUAIYGAN TERIIADAP SIKAP
NASIONALISME SISWA PADA KELOMPOK EKSTRAKT]RIKULER
PADUN SUARA DI SMA IYEGERI l BLITAR
Oleh
Gladia Yuanda Reksa

NIM:

10208241018

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh laguJagu
perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler
paduan suara di SMA Negeri 1 Blitar. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
ketertarikan peneliti terhadap proses psmbelajaran pada ekstrakurikuler paduan
suara di SMA Negeri I Blitax yang menjadikan lagu-lagu perjuangan sebagai
materi utama yang diberikan. Pada proses pembelajaran tersebut syair dari lagulagu perjuangan diulas dan didiskusikan sehingga dapat dinyanyikan dengan
penuh ekspresi.

Penelitian ini merupakan penelitian erc post facto dengan mengunakan
pendekatan kuantitatif. Kovariat pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain
pada penelitian ini sebagai kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Negeri 1 Blitar sedangkan sampel terdiri dari dua kelompok yaitu
kelompok paduan suara dan kelompok kontrol yang diambil secara acak. Jumlah
responden yaitu 36 orang pada masing-masing kelompok. Instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan skor sikap nasionalisme adalah angket tertutup
yang valid dan reliabel, sedangkan nilai pengetahuan sejarah didapatkan dari
dokumentasi nilai akhir semester ganjil tahun ajaran 201512016. Data disajikan
dalam bentuk diagram dan tabel. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
stetistik inferensia yaitu analisis kovarian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu perjuangan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai F = 23,059
dengan signifikansi 0,00 < 0,05 dan besarnya pengaruh 25%. Dengan demikian,
maka lagu-lagu perjuangan dapat menjadi faktor yang baik dalam terbentuknya
sikap nasionalisme. Di sisi lain, kovariat pengetahuan sejarah tidak berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme dengan signifikansi sebesar 0,529 > 0,05.

Kata kunci: Lagu Perjuangan, sikap Nasionalisme, sisw4 Ekstrakurikuler
Paduan Suara-

vlll

DAFTAR ISI
PERSETUJUAN

1l

PENGESAHAN

iii

PERNYATAAN

iv

MOTTO

v

PERSEMBAHAN

vi

KATA PENGANTAR

vii

ABSTRAK

viii

DAFTAR ISI .............

ix

DAITRT{I{ TABEL

xi

xii

DAFTAR GAMBAR.
DAFTAR LAMPIRAN

xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah

I
4

C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

4
5
5
5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Lagu Perjuangan............

2. Sikap.........

3. Nasionalisme................

Nasionalisme.....
B.
Relevan
C. Kerangka Berpikir..
D. Hipotesis Penelitian
4. Sikap
Penelitian yang

7
7

1l
16

Zl
Zl
22
24

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian
Penelitian
C. Wak1u dan Lokasi Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Populasi dan Sampel ...............
l. Populasi.....
2. Sampel
A.
B.

Jenis

25

Desain

26

IX

27
2g

29
29
29

F.

Teknik Pengumpulan Data

29

1. TeknikPengumpulanData......

29

a. Dokumentasi..........
b. Kuesioner (Angket)

30

Data......
Instrumen..............
l. Validitas....
2. Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data .........
1. Uji Normalitas............
2. Uji Homogenitas Varians
3. Uji Linearitas................................:
4. Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
5. Uji Hipotesis...............
2.

G. Uji

Instrumen Pengumpulan

30

Coba

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..
l. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian
a. Lokasi Sekolah Tempat Penelitian
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Peduan Suara ........
l) Materi Lagu-Lagu Perjuangan
2) koses Pembelajaran Paduan Suara.........

Data...........
a. Variabel Lagu-Lagu Perjuangan
b. Variabel Kovariat Pengetahuan Sejarah
c. Variabel Sikap Nasionalisme
3. Analisis Data .........
a. Uji hasyarat...
l) Uji Normalitas.
2) Uii Homogenitas Varians
3) Uji Linearitas
4) Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
b. Uji Hipotesis...
B. Pembahasan Hasil Penelitian.2.

30

Deskripsi

34
36

37
38
38
38
39
39

42
42
42
43
43

45
45

46
47
Sz

57
57
57
58
59
60

6t
63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..........
B. 1mp1ikasi...............
C. Saran
D. Keterbatasan Penelitian..............
DAFTAR

PUSTAKA

................... 65
................... 65
.................... 65
66
67

DAFTAR TABEL
Tabel I
Tabel 2
Tabel 3
Tabel4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel I
Tabel 9

Tabel 10
Tabel 1 1
Tabel 12

Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Desain Analisis Kovarian

Sikap
Negatif......
Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen..............
Butir Instrumen Valid.....
Reliabilitas Alpha Cronbach..

13

Skor Pernyataan Positif dan

Distribusi Frekuensi Absotul dan Relatif Kategori Pengetahuan
Sejarah Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Pengetahuan
Sejarah Kelompok Kontrol
Ukuran Pemusatan dan Keragaman Pengetahuan Sejarah
Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Kategori Sikap
Nasionalisme Kelompok Paduan suara.........
Dishibusi Frekuensi Kategori Sikap Nasionalisme Kelompok

l8

Estimasi Rata-Rata

16

31

32
35

37
49

5l
51

54

Ukuran Pemusatan dan Keragaman Sikap Nasionalisme............. 56

17

15

31

..

56

Uji Normalitas ............
Uji Homogenitas Varian
Uji Homogenitas Kemiringan Regresi
Uji Hipotesis...............

14

27

Format lnstrumen Skala

Kontrol......

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

19

Marjinal

xt

58
59

6l
62
63

DAFTAR GAMBAR

Gambar I
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4

Gambar

5

Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10

Skema Hubungan Variabel Bebas-Terikat dengan

Kontrol.....

Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Paduan Suara.......,.
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Pengetahuan Sejarah
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Paduan Suara.........
Distribusi Frekuensi Absolut Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Relatif Kategori Sikap Nasionalisme
Kelompok Kontrol
Kurva Linearitas

xll

28
48
49
50
50
53
54
55
55

60

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampirna
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

I
2
3

4
5

6
7
8

Skor dan Pengkategorian Predikat Sikap Nasionalisme
Nilai dan Pengkategorian Predikat Pengetahuan Sejarah
Data Ukuran Pemusatan dan Keragaman
Angket Instrumen Penelitian

Angket Uji Instrumen Penelitian
Matrik Angkot Sikap Nasionalisme
Validitas dan Reliabilitas
Surat Perijinan dan Lain-Lain

xnl

BAB I
PEh[DAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kajian sosiologi Indonesia merupakan

negara dengan keadaan

masyarakat yang multikultural. Masyarakat multikultural atau masyarakat
majemuk adalah masyarakat yang meneakup aneka ragam suku bangsa (etnic-

group) yang masing- masing mempunyai kebudayaan khusus (sub-cultur)
(Soekanto, 1983: 2). Hal

ini ditandai oleh adarrya

bahasa-bahasa tertentu di

kalangan suku-suku bangsa tersebut.

Keadaan masyarakat yang beragam menjadi

eiri khas dari bangsa

Indonesia dan sudah dikenal oleh masyarakat di seluruh penjuru duni4 bahkan
sejak Indonesia belum diakui sebagai negara yang merdeka. sejarah menyebutkan

bahwa sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah ada upaya untuk mempersatukan
nusantara. Upaya mempersatukarr nusantara

ini dipelopori oleh Patih Gajah Mada

dalam sumpahnya yaitu Sumpah Palap4 kemudian diteruskan oleh para pemuda
lrtdonesia pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda (pinuluh, 2010:
3

1).

Perjuangan pemuda Indonesia melawan penjajahan Belanda didasari oleh
semangat nasionalisme dan patriotisme. Pada masa itu, sikap nasionalisme tidak

hanya diwujudkan dalam bentuk pertempuran, melainkan dapat berupa upaya
mendorong semangat juang melalui pidato-pidato dan laguJagu yang syaimya
mengandung nilai-ni lai nasional isme dan patriotisme.

Semangat nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam lagu-lagu

peduangan mendorong rakyat Indonesia untuk bersatu dan menjadi berani
bertempur dalam merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa lagu-lagu perjuangan memiliki peranan yang sangat besar
dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya upaya
mewariskan lagu-lagu tersebut guRa meRanamkan scmangat nasionalismc kcpada
generasi penerus bangsa.

Pendidikan merupakan salah safu sarana bagi pemerintah untuk
menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme kepada generasi penerus

bangsa.

Hal ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan umum, yaitu

untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha EsA berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Siswoyo, 2010:

48). salah satu ciri dari warga negara yang bertanggung jawab adalah memiliki

jiwa nasionalis dan patriotis.
SMA Negeri

I

Blitar merupakan sekolah yang peduli terhadap

segala

bentuk upaya yang bertujuan unfuk menanamkan nilai nasionalisme dan
patriotisme, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Satu
diantara kegiatan ekstrakurikuler yang memuat nilai-nilai tersebut adalah paduan

suara. Pembelajaran paduan suara yang dilaksanakan di SMA Negeri

I

Blitar

tidak hanya memuat tentang pengetahuan musik, namun secara afektif juga
memuat tentang nilai-nilai nasionalisme.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap kelompok paduan
suara siswa

di SMA Nogeri I Blitar, didapati bahwa

sebagian besar materi yang

dilatihkan merupakan lagu-lagu perjuangan yang di dalam syairnya terkandung

nilai-nilai nasionalisme dan paffiotisme. Beberapa lagu perjuangan
dinyanyikan oleh kelompok paduan suara

ini

yang

antara lain Lagu Kebangsaan

Indonesia Raya, Bagimu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa Syukur, Mengheningkan

Cipta Pada Pahlawan, Pahlawan Merdeka, Indonesia

Pusaka, Maju Tak Gentar,

Bangun Pemudi Pemud4 dan Maju Indonesia.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan latihan dilakukan secara

rutin, yaitu dua kali dalam satu minggu pada hari bias4 dan akan ditambah
intensitasnya apabila ada acarc khusus seperti peringatan hari besar nasional dan
lomba. Latihan tidak hanya difokuskan pada teknik menyanyi saja melainkan juga

pada interpretasi dan penghayatan syair lagunya. Untuk dapat menyajikan
iterpretasi laguJagu perjuangan dengan baib kalimat demi kalirnat syair lagu
terlebih dahulu diulas dan dihayati.
Dengan menghayati makna dari syair lagu-lagu perjuangan, diharapkan

nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam syair lagu-lagu tersebut merasuk
dalam diri setiap sisw4 sehingga sikap nasionalisme dapat muncul pada diri
masing-masing siswa. Namun sejauh

ini belum

diketahui apakan lagu-lagu

perjuangan yang sering dinyanyikan para siswa pada kegiatan ekstrakurikuler

paduan suara

di SMA

Negeri Blitar

nasionalisme siswa yang mengikutinya.

ini

sudah berpengaruh terhadap sikap

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh

lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok
ekstrakurikuler paduan suara

di SMA Negeri

I

Blitar. Untuk mengetahuinya,

maka penulis akan membandingkan sikap nasionalisme siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dengan siswa yang tidak mengikuti dengan
menggunakan skala sikap. Apabila hasil perbandingannya signifikan, maka dapat

disimpulkan bahwa lagu-lagu perjuangan pudah berpengaruh terhadap sikap
nasionalisme siswa. Namun apabila hasil perbandingan tidak signifikan, ada

kemungkinan bahwa ada faktor-faktor

lain yang mempengaruhi

sikap

nasionalisme siswa pada kelompok ekstmkurikuler paduan suara tersebut.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang

di

atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1.

Keberhasilan dari tujuan pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara

di SMA

Negeri I Blitar dalam ranah afektifbelum diketahui.

2.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sikap nasionalisme.

3.

Pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada

kelompok ekstrakurikuler paduan suara
diketahui.

di sMA

Negeri 1 Blitar belum

C. Batasan Masalah
Mengingat bahwa dewasa

ini nilai-nilai

nasionalisme terutama pada

kalangan generasi muda semakin luntur, maka peneliti membatasi masalah pada
pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok
ekstrakurikuler paduan suara di SMA Negeri

I Blitar.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang sudah' ditentukan, maka masalah dapat
dirumuskan yaitu "Adakah pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap
nasionalisme siswa pada kelompok ekshakurikuler paduan suara di SMA Negeri

I

Blitar?".
E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lagu-lagu perjuangan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler paduan suara di

SMA Negeri

1

Blitar.

F. Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Teoritis

Sebuah penelitian dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil dari

penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi para peneliti di
bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pendidikan seni musik pada

khususnya terutama dalam mengkaji pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap
sikap nasionalisme.

)

Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, penelitian ini bermanfaat utuk menambah wawasan tentang
nilai nasionalisme dan patriotisme melalui lagu-lagu perjuangan.

b. Bagi Guru yang membina dan melatih kegiatan ekstrakurikuler padiran
suarq manfaat penelitian ini yaitu sebagai pedoman dalam mengevaluasi
hasil pembelajaran dalam ranah penilaian afcktif.

c. Bagi SMA Negeri

1

Blitar selaku penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler

paduan suar4 penelitian

dari

ini

bennanfaat sebagai alat evaluasi peneapaian

penyelenggaraan kegiatan ekshakurikuler paduan suara

di

SMA

Negeri I Blitar.

d. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta selaku institusi yang bergerak di
bidang penelitian pendidikan, manfaat dari penelitian

ini yaitu dapat

digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama di
bidang pendidikan seni musik.

BAB

II

KAJIAN TEORI

A.

Deskripsi Teori

1.

LaguPerjuangan

Lagu perjuangan adalah daya upaya yang muncul lewat media
kesenian dan berperan

di dalam peristiwa sejarah

(Martono dalam Mintargo, 2008:

kemerdekaan Indonesia

l).'Di sisi lain Astuti dkk (2013:

2)

menyatakan bahwa lagu yang syairnya memuat tentang patriotisme dan
nasionalisme disebut lagu perjuangan. Dari segi terminologi musik laguJagu
scmacam

ini

biasanya disebut "musik fungsional" atau "musik berguna"

(Maclq 1995:543).

Berkaitan dengan pernyataan bahwa lagu perjuangan merupakan
musik fungsional, Mack (1995: 223)telahmenyebutkan bahw4

Musik fungsional selalu terlebih dahulu memiliki salah satu kerangka.

Musik fungsional hanya mempunyai maksud untuk memenuhi
tuntutan kerangka ini, maka fungsi ini 100% intensional dari awal.
Fungsi-fungsi semacam ini biasanya sangat jelas dan teratur, sesuai
dengan kebutuhan institusi-institusi yang memilikinya.

Dengan kata lain, musik semacam

ini selalu mempunyai motifasi

tertentu

terhadap masyarakat secara langsung, artinya musik fungsional selalu
memiliki fungsi dan tujuan tertentu yang sudah diteteapkan sejak awal proses
penciptaanya.

Fungsi musik dapat dijelaskan melalui terminologi sosial yang
eksklusif: musik digunakan dalam permainan dan tarian; mengorganisir kerja
dan perang; upacara dan ritual; penanda kelahiran, perkawinan, dan kematian;

merayakan panen dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan

hadisi @johan, 2009: 88). Mintargo (2008:

l)

telah terlebih dahulu

menegaskan bahwa lagu perjuangan dikenal dengan istilah musik fungsional

yaitu musik dieiptakan unfuk trijuan nasional.

Musik memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah masyarakat
tcfieRtu, karena musik yang dieiptakan pada masa tcrtentu dirasa dapat
mencerminkan kondisi pada masa itu

(D.

johan,2009:90). Sehingga kondisi

jaman membedakan apa dan bagaimarra sebuah lagu dieiptakan dan
dinyanyikan (Astuti dkk,2013: 34). Ide musik nasional muncul terutama pada
permukaan polemik kebudayaan pada tahun 1940-an arrtar pelajar Indonesia
yang harus diikutsertakan sebagai identitas nasional semata dari negara yang

baru merdeka @ramanryo,2004: 162). Pada bagian yang samq Astuti dkk

(2013: 34) menambahkan bahwa lagu-lagu perjuangan merupakan media
yang efektif untuk menggelorakan semangat juang bagi para pejuang, dan
juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah.

Hal

terpenting

dafi lagu perjuangan

sebagai media untuk

menggelorakan semangat juang ialah gaya bahasa dari syaimya. Menurut
Purnomo (2009: 22), gaya bahasa syair lagu perjuangan Indonesia merupakan
simbol jiwa dan semangat warga bangsa untuk mencintai bangs4 negara, dan
tanah air Indonesia. Pada bagian lain, Purnomo (2009: 99) juga menyebutkan

bahwa syair lagu perjuangan Indonesia mengandung makna nasionalisme
humanis yang mengajak seluruh warga bangsa untuk berbuat yang terbaik
demi kemaslahatan bangs4 negar4 dan tanah air lndonesia. Oleh sebab itu

lagu-lagu perjuangan dapat menjadi salah satu alat propaganda melawan
penjajah pada masa itu.

Lagu peduangan diciptakan sebagai sebuah ekspresi pejuang dan
ungkapan rasa kebangsaan yang dapat dibagi menjadi tiga

tahap,

sebagai

berikut:

Pertama, melodi dieiptakan seeara sederhana agar dapat dengan
mudah dinyanyikan oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Kedua, teks syair memakai bahasa Indonesia agar dapat dipahami oleh

seluruh masyarakat Indonesia' dengan berbagai kebhinekaannya.
Ketiga, munculnya dan perubahan terjadi pada lagu perjuangan
nasional Indonesia akibat adanya tekanan kaum penjajah disesuaikan
dengan perkembangan pada masa iru yaitu revolusi lndonesia dan
Perang Kemerdekaan tahun 1945 * 1949 (Mintargo, 2008:92).

Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan Indonesia
merupakan bagian

dari sejarah

perjuangan bangsa Indonesia untuk

mewujudkan nilai-nilai nasionalisme (Purnomo, 2009: 29). Pada masa
sekarang penghayatan teks syair lagu tersebut pastilah berbeda dengan masa

revolusi dan perang kemerdekaan. Pada masa itu, lagu-lagu perjuangan
berfungsi sebagai media untuk menggelorakan semangat juang bagi para
pejuang, dan juga sebagai propaganda untuk melawan penjajah. Sedangkan
pada masa sekarang, yaitu lebih dari setengah abad Indonesia merdeka fungsi

lagu perjuangan bukan lagi sebagai propaganda perang merebut kemerdekaan
melainkan sebagai pendorong semangat bagi segenap bangsa Indonesia untuk
mengisi kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.

l0

Berdasarkan penjabaran mengenai lagu perjuangan di atas, maka dapat

dirumuskan bahwa lagu perjuangan adalah jenis musik fungsional yang
bertemakan perjuangan dan

di

dalam syairnya mengandung nilai-nilai

nasionalisme dan patriotisme sebagai pendorong semangat einta tanah air

bagi seluruh bangsa Indonesia baik yang mendengar maupun

yang

menyanyikannya.
Dungga dan Manik dalam Mintargo (2008: 5) mengemukakan empat

jenis lagu perjuangan, yaitu : (1) Lagu Hymne, yaitu jenis lagu pemujaari
terhadap tanah

air sebagai

sarana membangun moral cinta tanah

air untuk

selalu tabah dan berjuang menegakkan kebenaran; (2) Lagu Mars, merupakan

jenis lagu yang digunakan untuk menggelorakan semangat patriotik
solidaritas bangsa. Jenis lagu

ini biasarrya

dan

dinyanyikan dengan penuh

semangat untuk mengiringi barisan pejuang yang hendak bertempur

di

garis

depan; (3) Lagu Percintaan, ialah jenis lagu perjuangan beniuansa percintaarr
yang erat hubungannya dengan suasana romantika mengharukan para pemuda

pada masa itu baik dengan kekasih, sahabat maupun keluarga; (4) Lagu
sindiran. Jenis lagu diciptakan untuk menggambarkan keburukan masyarakat
kita di masa perjuangan. Lagu ini menggambarkan aktivitas sosial masyarakat

yang merugikan perjuangan Indonesi4 kritik kepada pemerintah,
sebagainya.

dan

t1

2.

Sikap
Sikap merupakan sebuah gejala psikologis yang sering kali sulit untuk

dikenal atau diketahui karena masih tersembunyi dalam

diri

manusia.

Menurut Wade dan Tawis Q0A7: 295), sikap merupakan kepercayaan
mengenai orang, kelompok, gagasan atau aktivitas. Sedangkan menurut

Myers (2011: 164), sikap (anilude) adalah suatu rcaksi evaluatif yang
menyenangkan atau tidak nenyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang.

Sikap pada hakikatnya merupakan keeenderungan
seseorang

baik

menyenangkan maupun

tidak

pernyataan

menyenangkan, y&ng

meneerniinkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam
lingkungannya (Wibowo,2014: 50). Berkowitz dalam Aztrar

Q0l3:5) telah

menjelaskan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
atau tidak memihak (unfaforable) pada objek tersebut.

Attitude (sikap) dapat merupakan suatu sikap pandangan tetapi
berbeda dengan suatu pengetahuan yang

dimiliki

seseorang. Menurut

Gerungan (2004: 164), pengetahuan saja belum menjadi penggeralq
sebagaimana pada attitude. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi

attitude terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.

Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh: Orang yang memiliki
pengetahuan bahwa mengkonsumsi produk dalam negeri bermanfaat bagi
kestabilan perekonomian negar4 belum berarti bahwa pengetahuan tersebut

I2

sudah merupakan attitude baginya terhadap produk dalam negerio apalagi
orang tadi tetap senang menggunakan barang-barang buatan luar negeri.

Sikap juga berbeda dengan perilaku. Kreitner dan Kinicki dalam

Wibowo (2013: 54) menyatakan bahwa perbedaan antara sikap dan perilaku
ditentukan oleh intention, yaitu kesiapan orang untuk mewujudkan perilaku

tcrtentu. Sikap tidak seeara langsung mebentuk perilaku, Ramun melalui
proses transisi yang dinamakan sebagai intention, sebagai persiapan untuk

mewujudkan perilaku. Sehingga sikap dapat dikatakan berbeda dengan
perilaku karena sikap masih bersifat tertutup atau belum terwujud sedangkan
perilaku sendiri merupakan perwujudarr dari sikap.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai sikap di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi evaluatif yang masih tertufup

baik pera$un mendukung atau memihak (fworable) maupun

tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek atau stimulus
sehingga manifestasinya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu melalui perilaku yang tertutup.

Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: affictive, cognitive,

dan behavioral (Wibowo, 2013: 50). Affective Component (Komponen

afektifl merupakan peftNaan atau emosi yang dimiliki seseorang tentang
objek atau situasi tertentu. Cognitive Camponent (Komponen kognitifl
merupakan keyakinan atau gagasan yang

dimiliki orang tentang objek atau

situasi. Behavioral Component (Komponen perilaku/konatif) menunjukkan
bagaimana seseorang bermaksud atau mengharapkan bertindak (respon)

13

terhadap seseorang atau sesuafu. Ketiga komponen tersebut secara bersamasama membentuk sikap yang utuh (total anrtude).Dalam penentuan sikap ini,
pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Sikap memiliki fungsi bagi kehidupan individu dalam bersosial.
Menurut Baron, Byrne, dan Branscombe dalam (Suwamo dan Meinarno,
2009: 86), terdapat lima fungsi sikap yaitu:

(l) Fungsi pcngetahuan, yaitu

sikap membantu kita untuk menginterpretasi stimulus baru dan menampilkan

respon yang sesuai;

(2)

memperjelas tentang "siapa

F-ungsi identitas yaitu sikap berfungsi uriruk

kita'; (3) Fungsi

harga

diri yaitu, sikap yang kita

miliki mampu menjaga atau meningkatkan harga diri; (4) Fungsi

pertahanan

ego (ego defensif), yaitu sikap berfungsi melindungi diri kita dari penilaian

negatif tertang

diri kita; (5) Fungsi

memotifasi kesan (impression

motivation>, yaitu sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan
penilaian atau kesan yang positif tentang diri kita.

Benjamin Bloom (Chasanah, 2012:.39) menyatakan sikap memiliki 4
tingkatan, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu:

(l)Menerima (Recetving). Kesediaan untuk menyadari adanya suatu

fenomena di lingkungannya; (2) Merespon (Responding).
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkunganny4
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan; (3) Menghargai (Valuting). Berkaitan dengan harga atau
nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomen, atau tingkah laku.
Penilaian berdasar pada internalisasi dari seragkaian nilai tertentu
yang diekspresikan ke dalam tingkah laku; (a) Bertanggung jawab
(Responsible). Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling tinggi.

l4

Siswa SMA pada umumnya berusia sekitar 15 sampai 18 tahun.

Mcnurut Mappiare (i982: 23), rentang usia tersebut digolongkan dalam
kategori remaja di mana pada usia ini manusia mengalami masa sosial dalam

hidupnya. Pada perkembangan tahap ini, remaja mulai meneitakan dan
mencapai tingkah laku sosial yang bertanggung jawab seria mengembangkan

keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelelefiral yang diperlukan
dalam hidup sebagai warga negara yang.terpuji.
Sikap tidak terbent'uk begitu saja melainkan dipengaruhi oleh banyak

faklor. Azwar (2013: 30) menyatakan ada beberapa faktor pembentuk sikap,
yaitu:

(1) Pengalaman Pribadi. Middlebrook (Azwar 2013:30). Sikap akan lebih
mudah terbenmk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam sit-uasi
yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam

dan lebih lama berbekas; (2) Pengaruh Orang lain yang Dianggap penting.
Seseorang

yang dianggap penting (significant others), akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap sesuatu; (3) pengaruh
Kebudayaan. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita

mendapatkan reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut; (4) Media Massa. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut; (5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama. Kedua lembaga ini

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam pendidikannya; (6)

15

Pengaruh Faktor Emosional. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa lembaga pendidikan dan

pengalaman pribadi merupakan

faktor yang dapat

mempengaruhi

pembentukan sikap, maka jelas bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan

telah memberikan pengalaman kepada siswanya melalui berbagai bontuk
kegiatan salah satunya ekstrakurikuler paduan suara. Kegiatan ekstrakurikuler
menjembatani keburuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; sepelti
perbedaan sense akan

nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas

@epdiknas dalam Marmia 2015: 8). Melalui pengalaman yang diberikan,

kegiatan ekstrakurikuler paduan suara telah memenuhi ketiga kebutuhan
perkembangan peserta didik terseb-ut.

Berdasarkan penjabaran mengenai sikap

di

atas, maka sikap

mempunyai karakteristik atau eiri-ciri. Berikut adalah eiri-eiri skap (animde)
menurut Gerungan (2004: 163):

(l)

Anitude tidak dibawa orang sejak dia dilahirkan, tetapi bibentuk

atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan
dengan objeknya; (2) Animde dapat berubah-ubah, karena itv attitude

dapat dipelajari orang; (3) Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi
senantiasa berhubungan dengan objek sikap; (a) Objek aaitude dapat
merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut; (5) Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan
segi-segi perasaan sehingga membedakan dengan pengetahuan.

Mengingat bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme sisrva, maka
dalam hal ini objek yang diukur adalah sikap. Adapun teknik-teknik untuk

l6

mengukur sikap dapat dibagi secara luas menjadi metode eksplisit (langsung)

dan implisit (tidak langsung). Pengukuran eksplisit meminta pesefta untuk

menunjukkan sikap mereka(biasanya melalui kuesioner) sedangkan
pengukuran implisit mengukur sikap tanpa menanyakan seeara langsirng
kepada responden (Mercer dan Clayton, 2012: 7).

Penilaian Sikap tidak dapat dilakukan seoara eeilnat melalui eara
penanyaan langsung maupun observasi tingah laku. Metode pengukuran sikap

yang dianggap dapat diandalkan dan memberikan penafsiran terhadap sikap
manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (Azwar, 2013: 95).

Dilihat dari bentukny4 skala sikap tidak lain daripada kumpulan
pernyataan sikap.

Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuafu
mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pemyataan sikap dapat
berisi hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang
mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut
pemyataan positif. Sebalikny4 pernyataan sikap dapat berisi hal
negatif. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak
memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap, dan karenanya
disebut dengan pemyataan negatif (Azwag20l3: t07).

3.

Nasionalisme

Nasionalisme seringkali diharapkan sebagai energi yang dapat
membangkitkan suatu bangsa" masyarakat dan negara agar negara tersebut
dapat mengetahui potensi kekuatan nasionalnya untuk dikembangkan menuju

cita-cita yang diharapkan yaitu masyarakat yang amall damai, adil, makmur

dan sentosa (Dewi, 2008: 9). Kata "nasional" merujuk pada

konsep

kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup

t7

manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ms,
agamq budaya, bahasa dan sebagainya (Winamo,2009:32).
Nasionalisme dapat dipahami dari sudut pandang antropologi dan

politik. Dalam dimensi antropologi, nasionalisme dipandang sebagai sistem
budaya yang mencakup kesetiaan, komifinen, emosi, perasaan kepada bangsa

dan negar4 dan rasa memiliki bangsa dan negara itu (Yulianti, 2009: 1).

Dalam dimensi politik, nasionalisme .merupakan basis serta pembenaran
ideologis bagi setiap bangsa

di dunia unfuk mengorganisasi diri dalam

entitas-entitas yang bebas atau otonom, dan entitas
negara nasional yang merdeka

itu mengambil bentuk

(Riff dalam Yulianti, 2009: 2).

Sukarno mengatakan bahwa nasionalisme merupakan persatuan dari
berbagai golongan. Nasionalisme bukan sebuah kopian atau tiruan
dari nasionalisme Barat, akan teApi timbul dari rasa einta akan
manusia dan kemanusiaan, nasionalis yang menerima
nasionalismenya sebagai suafu wahyu dan melaksanakan rasa ifu
sebagai suatu bakti adalah terhindar dari segala paham dan kesempitan
(Bolo, dklq 2012: 163).

Menurut Kartaprawira dalam Miftahuddin (2008: 6), nasionalisme
barat adalah nasionalisme yang mengarah ke sovinisme, nasionalisme sempi!
yang membenci bangsa atau suku-bangsja lain, menganggap bangsa sendirilah
yang paling bagus, paling ungul sesuai dengan individualisme Barat. Berbeda

dengan paham nasionalisme Barat, paham nasionalisme Indonesia tidak

bersifat sempit yang mengarah kepada rasialisme (paham bahwa ras diri
sendiri adalah ras yang paling unggul), jingoisme (pandangan yang terlalu
mengagung-agungkan kebesaran dan kekuasaan negeri sendiri), ataupun
chauvinisme (sifat patriotik yang berlebih-lebihan) (Bakry, 201 I : 94).

l8

Bakry (2011: 94), secara lebih lanjut menyatakan bahwa prinsip dan
corak dari nasionalisme Indonesia adalah persatuan lndonesia yang secara

jelas dan tegas disebut sebagai nasionalisme Pancasil4 yaitu salah satu
bentuk nasionalisme dengan eiri khusus berketuhanan Yang Maha Esa
berkemanusiaan yang adil dan beradab kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam pennusyawaratan penrakilan dan berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia. Deng3n ciri khusus demikian itu" maka
Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang menerima bangsa lain

menjadi rakyat Indonesia sebagai kesatuan, dan menghargai bangsa lain
sebagai sesama makhluk Tuhano seita menghargai karya bangsa lain (Bakry,

ZAtr

94).

Nasionalisme Paneasila merupakan perihal yang sangat penting unfuk

dipahami dalam penelitian

ini. Oleh sebab itu perlu

adanya penjelasan

mengenai penjabaran dan pengamalan Paneasila. Adapun penjabaran dan
pengamalan Pancasila berdasarkan Ketetapan MPR RO
dalam Samsuri (2012:6) adalah sebagai berikut

:

No. IUMPR/1978

t9

Tabel 1: Butir-Butir Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Sila-Sila
Pancasila
Ketuhanan Yang
Maha Esa

Butir-Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha ESa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda, sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalani ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.

4. Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaa kepada
orang lain.

Kemanusiaan
yang adil dan
beradab

1.

Mengakui persamaan deraja! persamaan

hak

dan

kewajiban antar sesama manusia
) Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa
4. Tidak semena- mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusi4 karena itu dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bkeriasama dengan bangsa lain.
l. Menempatkan persatuano kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cina tanah air dan bangsa.
4. Bangga menjadi Bangsa Indonesia dan ber tanah Air
Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber Bhineka Tungsal lka.
l. Mengutamakan kepentingan negra dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
8. Bangsa

Persatuan

Indonesia

Kerakyatan yang
dipimpin oleh

hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan
perwakilan

semangat kekeluargaan.

5. Dengan itikad baik dan
6.
7.

rasa tanggung jawab menerima

dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Menghayati arti musyawarah yang dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan
dapat
dipertanggungiawabkan secara moral keoada Tuhan Yans

yang diambil harus

20

Keadilan sosial
bagi seluruh
rakyat Indonesia

1.

Maha Es4 menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemersan terhadap orang lain.
7. Tidak bersikap boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan pqkerjaan yang merugikan kepentingan
umum.
lO.Suka bekeda keras
l l.Menghargai hasil karya orang lain
l2.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan.

Dengan kata lain,

di dalam nasionalisme terkandung suatu makna

dan cinta knah air, mencintai bangsa dari berbagai ragam

kesatuan

perbedaan

(Irhandayaningsih, 2012: 4).

Nasionalisme sebenarnya adalah

jiwa dan

semangat warga bangsa

untuk mencintai bangs4 negar4 dan tanah air lndonesia demi kejayaan
bangsa dan negara Indonesia (Pumomo,2a09:29). Menurut Herdiawanto dan

Hamdayama (2010: 39), munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif

sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari belenggu

kolonial. semangat nasionalisme dihadapkan secara efektif oleh

para

penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi
untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
Berdasarkan uraian mengenai nasionalisme

di

atas maka pengertian

nasionalisme dapat disimpulkan. Nasionalisme adalah semangat mencintai

21

bangs4 negara dan tanah air Indonesia yang memiliki beragam perbedaan
demi terciptanya masyarakat yang amano damai, adil, makmur dan sentosa
yang berlandaskan Pancasila.

4.

Sikap Nasionalisme

Berdasarkan uraian mengenai sikap dan nasionalisme

di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian sikap nasionalisme. Sikap
nasionalisme merupakan rekasi atau respon evaluatif seseorang yang masih

tertufup berupa perasaan memihak (favorable) ata$ tidak memihak
(unfworable) terhadap semangat mencintai bangs4 negara dan tanah air
Indonesia yang memiliki beragam perbedaan demi tereiptariya masyarakat
yang amano damai, adil, makmur dan sentosa. Namun manifestasinya tidak

dapat dilihat seeara langsung melainkan hanya dapat ditafsirkan melalui
perilaku yang tertutup.

B. Penelitian

yang Relevan

Sebuah penelitian merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian

yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai acuan dalam penelitian ini
peneliti menggunakan beberapa hasil penelitia4 yaitu "Pengaruh Minat Belajar
dan Pengetahuan Sejarah terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas

V

Sekolah

Dasar Negeri se- Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali" yang dilakukan oleh
Istiqomatul Chasanah, UNY tahun 2012.

Penclitian

ini

sama- sama membahas tentang pengaruh variablc bebas

terhadap sikap nasionalisme siswa" hanya saja" variabel, objek dan tempat
penelitian bcrbeda. Penelitian terscbut ingin mendcskripsikan tentang pengaruh

22

minat belajar dan pengetahuan sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V
SD dengan tempat penelitian Keeamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis data

memakai statistik deskriptif dengan penyajian data melalui angka dalam
prosentase dan tabel. Dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hasil yaitu (1)

minat belajar sejarah berpengaruh seeara positif dan signifikan tcrhadap sikap
nasionalisme siswa dengan sumbangsih sebesar 12,22o/o; (2) pengetahuan sejarah
berpengaruh

positif dan signifikan terhadap sikap nasionalisme siswa

dengan

sumbangsih sebesar 20,28Yo; (3) minat belajar dan pengetahuan sejarah secara

bersama-sama berpenganrh seeara

positif dan signifrkan terhadap

sikap

nasionalisme dengan sumbangsih sebesar 32,5yo.

Penelitian relevan lain adalah penelitian yang dilakukan oleh

F. X.

Nugroho Heru Purnomo dari Program Pascasarjana Institut Seni Indosesia pada

tahun 2009. yaitu "Makna Gaya Bahasa syair Lagu perjuangan Indonesia
Pendekatan Teks dalam Konteks Sejarah'.

C. Kerangka Berpikir
Lagu-lagu perjuangan merupakan materi yang wajib diberikan pada
kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

di sekolah. Telah dijelaskan dalam kajian

mengenai sikap di atas bahwa sikap merupakan interelasi dari bcrbagai komponen

yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif (behavioral).
Sikap nasionalisme tidak terbangun dari kesamaan bahasa RAS maupun

agamq tetapi dibentuk oleh kesamaan pengalaman yang
kebersamaan yang

memunculkan

ingin dilanjutkan lebih jauh di masa depan yang didasari

.
23

pengalaman pahit yang dilalui bersama. Hal

ini digarisbawahi oleh Notoatmojo

dalam Chasanah (2A12:31), bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Selain itu, pernyataan

di

atas

juga didukung oleh pendekatan teori kognitif dalam persuasi

perubahan sikap yang diungkapkan oleh Greenwald dalam

dan

Amar (2A13: 67),

yaitu perspektif kognitif memusatkan pcrhatiannya pada analisis respoR kognitif,

yaitu bagaimana pikiran, pengetahuan serta proses kognitif yang

berkaitan

menentukan apakah seseorang mengalami perubahan sikap dan sejauh mana
perubahan itu terjadi.

Lagu- lagu perjuangan memiliki dua unsur pokok yaitu melodi dan syair.
Kelahiran atau penciptaan teks syair lagu perjuangan lndonesia merupakan bagian

dari sejarah perj-uangan barigsa Indonesia unfirk me-w-ujudkan

nilai-nilai

nasionalisme (Purnomo, 2009: 29). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dipastikan bahwa isi syair lagu perjuarrgan mengandung pengetahuarr tentang bela
negara dan cinta tanah air yang merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Selain itu telah dilakukan penelitiarr tentang pengaruh pengetahuan sejarah
terhadap sikap nasionalisme yang menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah
berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme.
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan dapat dilihat pengaruh laguJagu

perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kelompok ekstrakurikuler
paduan suara, yaitu pengetahuan tentang pengalaman bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang terkandung dalam makna syair
laguJagu perjuangan Indonesia dapat memunculkan rasa kebersamaan yang ingin

-

24

dila4jutkan lebih jauh

di

masa depan yang pada akhirnya melahirkan sikap

nasionalisme siswa.

Sikap Nasionalisme yang diharapkan pada penelitian ini lebih mengarah
pada nilai Nasionalisme Paneasila. Hal

ini

dikarenakan Nasionalisme Pancasila

sesuai dengan ideologi bangsa lndonesia.

I).

I{ipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir

di atas, maka dapt

dirumuskan hipotesis dalam penelitian. Adapun hipotesis tersebut yaitu : "lagu-

lagu perjuangan berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme siswa

pada kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

di SMA Negeri 1

Blitar'.

BAB III
METODE PEIIELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian

ini merupakan penelitian ex post focto. Penelitian

ex post

facto

(noneksperimen) merupakan suatu pendekatan pada subjek penelitian untuk

meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian seeara wajar tanpa adanya
usaha sengaja memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin

diteliti (Dantes, 2012: 59).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh lagulagu perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada kegiatan ekstrakurikuler

paduan suara

di SMA Negeri I Blitar.

Dalam hal

ini peneliti tidak dapat

melakukan manipulasi berupa perlalaran seeara larrgsung unfuk memuneulkan

sikap nasionalisme siswa. Hal

ini

dikarenakan perlakuan tersebut sudah

berlangsung lama sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan

jenis data yang digunakan, penelitian ini

menggunakan

pendekatan kuantitatif, Pendekatan kuantitatif merupakan metode-metode urrtuk

menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel
menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka

dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (creswe\ 2al2: 5).
Adapun statistik yang digunakan adalah statistik inferensia.
B. Desain Penelitian

Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui

adanya pengaruh lagu-lagu

perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara

25

26

di SMA Negeri I Blitar. Di dalam kajian teori, telah dijelaskan bahwa

bagian

penting dari lagu-lagu perjuangan dalam mempengaruhi sikap nasionalisme
adalah syair lagu yang memiliki arti sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Di sisi

lain, hasil dari sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah
berpengaruh secara positif terhadap sikap nasionalisme. Oleh sebab itu
pengetahuan sejarah dimasukkan ke dalam desain penelitian

ini

scbagai kontrol

terhadap variabel bebas.

Strategi yang digunakan adalah membandingkan dua kelompok yang

memiliki pengalaman yang berbeda terhadap lagu-lagu perjuangan. Untuk itu
peneliti mengambil siswa-siswi yarrg mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara

sebagai kelompok yang memiliki pengalaman banyak dan siswa-siswi yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara sebagai kelompok yang memiliki sedikit
pengalaman. Desain penelitian secara umum dapat dilihat dari gambar di bawah

ini.

(P) CX) o

(K)-o
Keterangan:

(P) = Kelompok Paduan Suara, 0 menunjukkan tidak ada kontrol perlakuan

(K)

:

Kelompok Kontrol

[X) = Variabel Lagu-Lagu Peduangan

O : Variabel Sikap Nasionalisme
Penelitian

ini

mengacu pada desain penelitian

ex post facto

(noneksperimen) dengan menggunakan analisis kovarian (Anakova). Anakova

27

adalah suatu bentuk analisis varian yang menguji signifikansi perbedaan antara

harga tengah dari kelompok-kelompok yang ingin dibandingkan dan korelasi
antara ukuran-ukuran awal dengan ukuran-ukuran variabel terikat (Kerlinger,
2014: 592). Desain Analisis Kovarian pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel2: Desain Analisis Kovarian

KelompokPaduan Suara

(Pengetahuan Sejarah)

(Sikap Nasionalisme)

Bukan KelompokPaduan Suara
(Pengetahuan Sejarah)

(Sikap Nasionalisme)

Anakova akan menganalisis perbedaan antar kelompok dalam hal sikap
nasionalisme, yakni variabel terikat, setelah menghitung perbcdaan-perbedaan
antar kelompok dalam hal variabel bebas yang relevan (kovariat) yang berkorelasi
seoara substansial dengan variabcl terikat

digunakan pada penelitian

Y. Variabel

ini adalah pengetahuan

bebas relcvan yang akan

sejarah karena pengetahuan

sejarah berkorelasi terhadap sikap nasionalisme.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada 16 februari s/d 16 Maret 2016. Lokasi penelitian
bertempat di sMA Negeri

1

Blitar yang beralamatkan di Jl. A. Yani No. I 12 Kota

Blitar. Pengambilan data penelitian dilaksanakan di ruang musik bagi kelompok
paduan suara. Data dari kelompok yang tidak mengikuti paduan suara diambil

padajam istirahat danjam kosong.

28

Variabel Penelitian
Variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakkan bilangan atau

nilai. Di dalam penelitian, variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk atau sifat-

sifat yang akan dipelajari oleh peneliti (Kerlinger, 2014: 49). Terdapat

variabel

pab

dua

penelitian pengaruh lagu-lagu perjuangan terhadap sikap

nasionalisme siswa pada ekstrakurikuler paduan suara

di

Dokumen yang terkait

MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK Muatan Nilai Karakter Nasionalisme Pada Lagu-Lagu Slank (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 3 20

KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme Pada Syair Lagu Perjuangan Indonesia (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak).

1 2 16

PENDAHULUAN Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme Pada Syair Lagu Perjuangan Indonesia (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak).

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme Pada Syair Lagu Perjuangan Indonesia (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak).

1 6 12

Strategi pembelajaran sejarah berbasis lagu-lagu perjuangan dalam konteks kesadaran nasionalisme.

0 19 28

Strategi pembelajaran sejarah berbasis lagu lagu perjuangan dalam konteks kesadaran nasionalisme

0 14 24

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiologi Nasionalisme dalam Lirik Lagu Indonesiaku Oleh Kelompok Musik Ungu).

7 9 93

PERJALANAN SEJARAH LAGU LAGU PERJUANGAN

0 2 6

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiologi Nasionalisme dalam Lirik Lagu Indonesiaku Oleh Kelompok Musik Ungu)

0 1 20

REPRESENTASI NASIONALISME DALAM LAGU (Studi semiologi Nasionalisme dalam Lagu “Rindu Bersatu” )

0 0 16