Kaul Ni Luh Kartini.

[(OMPAS
o Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat
4
5
6
7
8
9
10
11
123
20
21
22
23
~ 25 26
\.'!.! 18 19
. Jan 0 Peb o Mar OApr .Mei OJun OJul 0 Ags

,,0


o Sabtu
12

. Minggu
14

13
27

OSep

15
29

28
OOkt

16
30


ONov

31

ODes

~

Kaul Ni Luh Kartini
Cacing tanah ("Lumbricus rubellus"), yang
menjijikkan bagi banyak orang itu, sesungguhnya
adalah penjaga kehidupan. la hidup dari tanah,
sekaligus memberi gizi kepada tanah dan makhluk
hidup lainnya. Hilangnya cacing tanah karena
pupuk dan pestisida kimia adalah pertanda buruk
bagi kesehatan tanah, di mana kehidupan
bersandar.

--


-----

-OLEH : MARIAHARTININGSIH& BENNY DWI KOESTANTO
acing tanah memberi banyak pelajaran berharga.
Antara lain, tentang kerendahan hati. "Tempatnya di bawah, diinjak-injak, tetapi dari perut bumi' itu dia terus bekerja
untuk menjaga kehidupan. Dalam mitologi Bali ia adalah Ananta Boga. Ia adalah satu-satunya
hewan yang bisa menyerap racun
dari alam," ujar Dr Ir Ni Luh
Kartini (47), penemu pupuk bekas cacing (kascing), suatu siang
yang terik dan leIpbab di Kuta,
Bali.
Binatang itujuga memberi pelajaran tentang "menanam-menuai" dalam hidup, ten tang ke-'
salingterkaitan,
tentang
hidup"menghidupi.
Menurut Kartini, seluruh fenomena yang dihadapi saat ini,
termasuk merebaknya bermacam virus yang kian resisten,
adalah buah dari perbuatan
merusak dan menghancurkan
alam serta memotong rantai kehidupan. "Kita banyak menciptakan produk-produk yang membuat hidup menjadi serba mudah,

serba instan, tetapi tak bisa didaur ulang dan mencemari bumi," ia melanjutkan.
Kami menemuinya di sela kesibukannya mendampingi kelompok-kelompok petani organik, serta berbagai seminar dan
pertemuan yang hams ia hadiri
untuk menunjukkan pentingnya
mengembalikan rantai kehidupan melalui pertanian organik sebelum bencana lebih besar
mengancam kehidupan.
"Saya dibilang 'gila' oleh banyak orang karena saya selalu
mengatakan, kalau tidak kembali
ke pertanian organik, kita akan
hancur. Dalam banyak kesempatan saya selalu ditantang, apakah bisa memenuhi pesanan pupuk organik 1.000 ton sehari,"
_kata Kartini._n

C

Tantangan itu mengacu pada
produksi massal oleh pabrik besar, sekaligus arogansi atas nama
yang besar dan kuat. Pertanian
organik yang dimaksud Kartini
memiliki filosofi berbeda
"Yangdilakukan pada Revolusi

Hijau. seperti membangun pabrik-pabrik besar yang memproduksi pupuk kimia dan pestisida,
tak boleh dilakukan dalam pertanian organik," ia menegaskan.
Kedaulatan petani
Menurut Organisasi Pangan
Dunia (FAO), pertanian organik
adalah sebagai suatu sistem pengelolaan produksi secara holistik yang mendorong dan meningkatkan kesehatan ekosistem
pertanian, termasuk keragaman
hayati, siklus biologidan aktivitas
biologikal tanah.
Praktiknya mencakup pendaurulangan unsur-unsur hara dari
bahan-bahan organik, rotasi tanaman, pengolahan tanah yang
tepat dengan menghindari penggunaan pupuk pestisida sintetik
dan rekayasa genetika.
Bagi Kartini, prinsip pertanian
organik adalah menjaga, meningkatkan, dan melestarikan kesehatan tanah dan lingkungan, dengan demikian juga kesehatan
tanaman, hewan, serta manusia,
karena semuanya berada dalam
mata rantai yang tak terpisahkan.
Yang tidak boleh dilupakan,
menurut Kartini, adalah prinsip

keadilan dan kualitas hidup yang
setara bagi mereka yang terlibat
dalam proses produksi pangan.
Oleh karena itu, pertanian organik harus mencakup pemberdayaan petani. "Agarmandiri dan
j>er:daulat," te~s Kartil1i.
=0

Kliping

Humas

Pem'berdayaan dilakukan antara lain melalui sistem pertanian
terpadu, khususnya pertanian
dan petemakan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, pengelolaan pupuk kandang, biourine dan biogas dalam aspek
yang lebih luas.
Kemudian didukung berbagai
pelatihan, termasuk sosialisasi
ten tang bahaya bahan kimia sintetik dalam pertanian bagi produsen, konsumen, dan lingkungan, mengupayakan wadah organik dan jaringan pasar untuk
menampung produksi dengan
harga lebih tinggi. Itulah beberapa dari strategi Bali Organik

Association (BOA)yang didirikan
Kartini bersama teman-temannya pada tahun 1997.

Tanah, sumber hidup
Kartini menyebut tanah sebagai Ibu Pertiwi yang harus dihormati. "Ibu Pertiwi yang menyusui seluruh makhluk hidup,
termasuk manusia," jelas Kartini,
"Di dalam tanah, terdapat semua
unsur yang ada di tubuh kita.
Kalau tanah diracuni, air tanah
beracun, sungai dan laut beracun,
udara juga beracun. Padahal,
sel-sel tubuh kita hidup dari itu
semua," ia melanjutkan.
Tanah yang sakit dan beracun
karena tercemar pestisida dan
pupuk kimia itu, menurut Kartini, terjadi di seluruh provinsi di
Indonesia. Oleh karena itu, ia
juga melihat kemungkinan tercemamya air susu ibu karena
bahan pangan yang dikonsumsi
ibu menyusui mengandung racun.

Apakah ada pengalaman khusus dalam hidup Anda, sehingga
Anda menekuni masalah illi?
Saya lahir dan dibesarkan di
desa Buliyan, Kecamatan Kubu
Tambahan, Singaraja. Sebagai
anak pertama, dari kecil saya
sudah belajar bagaimana bertani
dan harus bisa membajak sawah.
Saya tak pemah jijik pada cacing,
tak takut pada ular, kodak, kumbang, dan binatang-binatang di
sawah. Kehidupan kami sederhana, tetapi kami merasa sangat
kaya karena alam memenuhi kebutuhan hid~ kami.

Unpad

Akhir tahun 1960-an, ada
orang pemerintah datang ke tanah pertanian kami qan mengatakan bahwa pupuk kjmia akan
lebih meningkatkan produksi padi. Lalu benih lokal Cligantidengan PB5. Sejak itu, rasa nasi
tidak enak lagi, cacing tanah
menggelepar dan mati. Daya bertelur bebek menururr dan beberapa rantai makanan terputus.

Tak lama kemudian, datang lagi
orang pemerintah yang menyemprot tanaman padi kami. Katanya
itu "obat" supaya padi lebih subur.
Hari itu, saya bawa bekal nasi
yang dibungkus daun, sambil
menggembala bebek di sawah.
Seperti biasa, setelah makan, saya
minum air dari pematang sawah.
Saya merasa kok airnya manis.
Lalu saya pingsan. Waktu sadar,
saya lihat 25 bebek i~aya mati.
Semprotan kimia, yaI}~kelak saya tahu, adalah D~T, bukan
"obat", tetapi racun.
Saya coba bertany,a kepada
orang-orang tua di d~sa, tetapi
mereka marah ketika:faya bilang
semprotan itu racun. 'Waktu ada
sarjana penggerak peFlibangunan
pedesaan ke desa kan~i, saya tanya, apa yang sedang Wrjadi.Saya
ingin membuat cacint{'tanah hidup lagi dan rasa nasi kembali

enak. Dia suruh saya rajin belajar
dan menjadi insinyur,pertanian.
Setelah itu, saya ber~oa di pura
keluarga. Saya berMul,
--- kalau

2009
----

Tuhan mengizinkan saya menjadi insinyur pertanian, saya akan
mengembalikan kehidupan cacing tanah di Bali. Temyata saya
malah dapat gelar doktor di bidang pertanian.
Pupuk "kascing"
Pengalaman masa kecil yang
sangat membekas itu membuat
Kartini memutuskan melakukan
penelitian tentang cacing tanah
dan semua aspeknya dalam kehidupan, baik pada tanah, tanaman, hewan, maupun manusia.
Upaya itu disambut cibiran petani. Para pembimbing menolak
proposal disertasinya tentang cacing dan struktur tanah, malah ia


.

Nama:
Dr Ir Ni Luh Kartini MS
. Tempat/tanggal Lahir:
Singaraja/21 April 1962
Status: Menikah dengan Drs
I Made Agustina; dengan tiga
anak, I Putu Hendra Jaya
Sukanta, Kade Sulya Pasca
Utama, Komang Manik Widya
Utama
. Pendidikan: S-l Fakultas Pertanian Universitas Udayana,
jurusan limu Tanah (1987),
S-2 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran,
Bandung, jurusan limu Tanah
(1993), S-3 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Bandung, jurusan limu
Pertanian (1997)
Pekerjaan: dosen jurusan

.

.

Tanah Fakultas Pertanian
Universitas

.

tahun 1988

Udayana sejak

Publikasi: Pengaruh dosis
pupuk kandang dan lama fermentasi terhadap mutu fisik
dan cita rasa kopi arabika varietas S 795 di Bali; Pengaruh
beberapa jenis pupuk organik
dan pupuk urea terhadap sifat
tanah serta hasil kacang panjang di lahan kering pinggiran
perkotaan Denpasar, Bali;
Pengaruh pupuk organik kascing dan NPKterhadap sifat
kimia tanah dan hasil kacang
panjang di Pegok.
+ Pengalaman dengan masyarakat: Mendirikan dan mengembangkan Bali Organik
Association (BOA) tahun
1997; mendampingi kelompok
tani di delapan desa; menjadi
pembicara dalam berbagai
seminar mengenai pertanian
organik.

.

didorong untuk meneliti benih
rekayasa genetika. Namun, Kartini teguh pada pendiriannya.
Bagaimana sampai ke pupuk
kascing?
Saya memulainya tahun 1982.
Penelitian difokuskan pada cacing tanah jenis Lumbricus rubel/us yang populasinya sangat
dipengaruhi oleh bahan organik,
terutama pupuk kandang sapi sebagai pupuk yang mengaJldung
unsur- unsur hara yang lebih
lengkap dan lebih baik dibandingkan dengan pupuk kandang
jenis lain. Tahun 1993, saya mengembangkan pupuk dari kotoran cacing dan tanah bekas cacing,
yang kemudian disebut pupuk
organik kascing.
Pupuk organik kascing mudah
dibuat karena menggunakan teknologi alamo Kascing hanya
starter karena kemudian dicampur dengan pupuk kandang sapi
untuk meningkatkan kualitas pupuk, sehingga lebih efektif untuk
memperbaiki kesuburan kimia
dan biologis tanah, yang pada
akhimya akan meningkatkan
produksi tanaman budidaya.
Meski awalnya tak mudah meyakinkan petani, saat ini pupuk
organik kascing telah dimanfaatkan di seluruh Bali, bahkan ke
luar Bali.Upaya alih pengetahuan
dan teknologi lebih berharga dibandingkan sekadar subsidi pupuk yang membuat petani tidak
mandiri. Pengalaman ini juga
memberikan pembelajaran bahwa sistem pertanian yang sarat
bibit unggul dan bahan kimia
dapat berakibat fatal terhadap
kesehatan semua kehidupan di
mula bumi ini.
Dengan se/uruh penga/aman
ini, bagaimana Anda memaknai
kehidupan?
Sangat sederhana,yakni menjalankan apa yang telah dijalankan dan dihidupi para leluhur
kita. Kebetulan saya hidup di
Bali, maka saya menghidupi yang
dilakukan leluhur saya di pulau
ini. Ketika ada yang berusaha
merongrong nilai-nilai, kepercayaan, maupun budaya Bali, misalnya, kita harus melawannya.
Misalnya, ketika kawasan Bedugul yang disucikan akan dibangun proyek geotermal, maka
harus dihentikan. Demikian juga
ketika di atas Danau Buyan di
kawasan tridanau (bersama Danau Berathan dan Danau Tamblingan) akan dibangun panggung wisata. Ini bukan berarti
kita konservatif.
Penghentian itu bukan semata-mata karena kawasan- kawasan itu suci. Namun, juga sangat
logis. Tempat-tempat itu merupakan sumber air. Siapa dapat
menjamin proyek- proyek tersebut tidak akan merusak sumber-sumber penghidupan itu?

hR.JlJAN(; \N

--=--

Kartini dan Kartini
'T

"

ak ada yang kebetulan Ayahnya melarang ia melanjut- berat. Kartini bukan tipe orang
dalam hidup," begitu ke- kan sekolah ke SMP. "Keluarga yang pandai berjaringan keluar
yakinan Ni Luh Kartini. kami tak kekurangan, tetapi uang negeri dan "menjual" gagasanTanggal kelahiran Kartini yang itu tak boleh dipakai untuk se- gagasannya. Ia bekerja bersama
bersamaan dengan tanggal ke- kolah anak perempuan," kenang masyarakat di akar rumput, tanpa bantuan berarti.
lahiran RA Kartini itu mungkin Kartini.
Namun, karena ibunya menPemah BOA menggagas perjuga tidak kebetulan, khususnya
temuan dengan pengusaha hotel
terkait dengan semangat pen- dukung anak perempuannya
mendapat pendidikan tinggi, di Nusa Dua, untuk mengdobrakannya.
Juga tidak kebetulan kalau Ni Kartini kemudian mencari akal. imbau pihak hotel agar menjadi
Luh Kartini lahir pada tahun "Saya bawa guru ke rumah dan bapak angkat petani orgaketika The Silent Spring, terbit. bilang ke Bapak, guru itu akan nik dengan cara bersedia memKarya monumental ahli biologi membiayai sekolah saya. Bapak beli hasHpertanian mereka. Upalaut dari Amerika Serikat, Rachel mengizinkan. Padahal, Ibu yang ya ini dilakukan untuk menjemCarlson, itu menggedor kesadar- membiayai sekolah saya."
batani kesenjangan rezeki antara
an orang akan bahaya pemakaian
sektor pariwisata dan sektor pertanian.
pestisida terhadap lingkungan Terus berjuang
dan kesehatan.
Tetapi,jawaban yang diperoleh
Perjuangan Kartini untuk
Perjuangan Kartini menggapai mengingatkan orang pada bahaya sangat mengecewakan. "Kalau
cita-cita, tidak berjalan mulus. pes!!,slda dan pupuk kimia juga Eetani ~~kin~ lingkungan rusak,
~~ ===~~---

FOTO-FOTO:

KOMPASjRENNY DWI KOl-:S'fANTO

petani tak punya pasal',U'\.1urusan Bu Kartini. Bagi kaffii, kalau
barangnya
bagus, pasti saya bell.,,,
Kartini meyakini, alam mempunyai hukum-hukumnya yang
harus dipahami manusia. Sistem
budaya subak di Bali mengajarkan bahwa manusia harns berterima kasih kepada alam dengan
cara ,memberikan ruang kehidupan bagi makhluk laiJ;l,Ia percaya kalau keserakahan ~anusia
tak terbendung lagi,bencana menanti di depan langkah.
Menurut Kartini, llpacaraupacara khusus untuk Bomi, seperti ruwatan, yang ada dalam
setiap kebudayaan lol5M, tidak
pemah boleh diabaikan;.:
Kearifan leluhur I1i).engajari
Kartini untuk hening.1 Ia juga
terbiasa "laku" agar lebqfmampu
menangkap sasmita, k1iususnya
ketika ia hendak melakilkan sesuatu, terkait dengan kerusakan
ekologis.
"Air di Danau Buyan naik lagi
setelah 10 tahun turun terus,
setelah tatanannya secara spiritual dikembalikan, jatb bukan
hanya menanam pohon, hungkap
Kartini, yang pada tahitn 2003,
bersama BOA mendeKlarasikan
gerakan moral "Pulau ;Bali Menuju Organik" untukIticnyelamatkan alam dan buda,a Bali.
~~
_
_g,1"HjBEN)