PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMP NEGERI 4 KOTA BINJAI.

ABSTRAK
Adriadi. Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis
Sekolah di SMP Negeri 4 Kota Binjai. Tesis: Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan, Maret 2010.

Penelitian bertujuan untuk menemukan bagaimana sebenarnya Peran
Komite Sekolah dalam pelaksanaan MBS. Metode yang dipakai adalah metode
kualitatif dengan teknik observa~
wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan
untuk mendapatkan data dari kepala sekolah, guru, tatausaha. dan komite sekolah.
Penelusuran infonnasi dihentikan jika tidak ditemukan lagi data yang baru.
Selanjutnya, dilakukan validasi data dengan triangulasi, penggunaan bahan
referensi, mengadakan memberchek, serta membandingkan hasil wawancara
dengan basil observasi dan dokumentasi.
Temuan penelitian menunjuldcan bahwa Peran Komite Sekolah Dalam
Pelaksanaan MBS dalam hal: (I) Pelaksanaan peran komite sekolah sebagai badan
Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) tidak dapat berjalan dengan baik.; (2)
Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Pendukung (Supporting
Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik.; (3) Pelaksanaan peran Komite
Sekolah sebagai badan Pengontrol ( Controlling Agency) tidak dapat berjalan
dengan baik; (4) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Penghubung

(Mediator Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik.
Dari temuan di atas disimpulkan sebagai berikut: ( 1) Pelaksanaan peran
komite sekolah sebagai badan Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) tidak
dapat berjalan dengan baik, hal dikarenakan masih kurangnya pemahaman pihak
sekolah berkaitan dengan fungsi peran pemberi pertimbangan; (2) Pelaksanaan
peran Komite Sekolah sebagai badan Pendukung (Supporting Agency) secara
umum dapat berjalan dengan baik hal ini diindikasikan adanya beberapa kali
Komite Sekolah dan pihak sekolah melakukan kerjasama yang baik; (3)
Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Pengontrol ( Controlling
Agency) tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan pemahaman yang
keliru dalam hal apa-apa saja yang menjadi wilayah kelja dari Komite Sekolah;
(4) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Penghubung (Mediator
Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik ini dibuktikan adanya beberapa
kerjasama yang telah dijalankan antara Komite Sekolah dengan pihak sekolah
terutama dalam hal perencanaan program, pelaksanaan program dan pemanfaatan
sumber daya walaupun terkadang ada perbedaan pandangan namun itu semua
masih dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun rekomendasi yang penting untuk dipertimbangkan adalah: (I)
Adanya pemahaman yang sama antara pihak sekolah dengan Komite Sekolah
berkaitan dengan tugas dan perannya masing-masing dalam pelaksanaan MBS; (2)

Untuk membangun pemahaman yang sama antara pihak sekolah dan Komite
Sekolah salah satu caranya adalah dengan melakukan komunikasi yang
berkelanjutan; (3) Membangun semangat kebersamaan akan menjadi modal yang
sangat penting, artinya tanggung jawab akan sukses atau tidaknya
penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah
semata melainkan juga menjadi tanggungjawab bersama.

ABSTRAK
Adriadi. Committee's role in the implanmta-tion of school-based management
of junior high school 4 Binjai city. Thesis; universities graduate programs terrain,
march 2010.
Research aims to discover how tbe actual role of-school committees in the
implementation of MBS. The method used is qualitative methods of observation
techniques, interviews, documentation and studies conducted to obtain data from
school principals, teachers, administrlliors and school committees. infonnation
search is stopped if it does not exist anymore new data. next, perfonned with the
triangulation of data validation, user reference materials, a memberchek. and
compare the results of interviews with tbe observation and documentation.
Research findings indicate dill tbe role of the School Committee in
implementation of SBM in tenns of. (I) The role of tbe school committee as a

body-Giving Advisory (Advisory Agency) can not walk very well. (2) The School
Committee's role as a supporting body (n~p porting
agency) generally work well.;
(3) The School Committee's role as a body controller (Controlling Agency) can
not walk very well; (4) Implementation of the School Committee's role as a
body Connectors (Mediator Agency) in general can work well.
Of the above findings the following conclusion: (I) The school committee
as a breathing entity Giving consideration (Advisory Agency) can not run well, it
is stiU a lack of understanding due to tbe school associated with the role function
giving consideration; (2) The role of School Committee as a supporting body
(supporting agency) can generally be able to run well this time indicated that
some school committee and the school did a good cooperation; (3) The School
Committee's role as a body controlb (Controlling Agency) can not walk very
well . This is due to a lack of understanding about what was wrong. what is the
working area of the School Committee; (4) Implementation of the School
Committee's role as the agency Liaison (Media/or Agency) in general can run this
well proved the existence of a partnership that has been executed between School
Committee with the school especially in terms of program planning, program
implementation and utilization of resources, although sometimes there are
differences of opinion, but it all still be resolved.

The recommendations are important to consider are: ( 1) The common
understanding between the schools with tbe School Committee and the duties
associated with their respective roles in implementing MBS; (2) To build a
common understanding between the school and the School Committee one way is
to conduct ongoing communication; (3) Building a spirit oftogethemess will be a
very important capital, meaning that responsibility will be successful or not
education is not only the responsibility of schools alone but also the joint
responsibility.

I
ii

-~

·-

.ME
.

~.J&


. . . i.

· ~ ~A

!Hi
. Jf4

-

..

._.N
-~

- ~

i

II


TESIS
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
DI SMP NEGERI 4 KOTA BINJAI

A DR IADI
NIM.045030435
Telah Dipertahankan Didepan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal25 Pebruari 2010 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

-

I
I

Pe mbi~


Pembimbing II

.I

Prof.Dr. Belferik ManuUang

Prof. Dr. Yusnadi, M.Si

NIP. 130 518 778

NIP. 131 689 802

Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan


Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd
NIP. 131 648 293

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO

TAND

NAMA

Ec

1.

2.

Prof. Dr. Yusnadi, M.Si

3.

Dr. Muthsyuhito Solin, M.Pd


4.

Prof. Dr. Abdul Hamid, K, M.Pd

5.

Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd

~4.

~

.............

KATAPENGANTAR

Tesis ini ditulis dengan penuh kesabaran dan kesadaran bahwa segala
kekuatan yang mendorong penyelesaiannya adalab atas karunia Allah SWT. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya penulis menyampaikan rasa syukur kepada-Nya.
Judul tesis ini adalah "Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Kota Binjai" merupakan basil studi
yang diharapkan dapat memberikan kontribusi temadap Implemcntasi Manajemen
Berbasis Sekolah dan perkembangan ilmu administrasi pendidikan. Adapun
Penulisan Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Besar harapan penulis
semoga temuan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi
kepala sekolah dalam memajukan mutu pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan penyelesaian tesis ini, ucapan terimakasih disampaikan
kepada Bapak Prof.DR. Belferik Manulang, dan Bapak Prof. DR.
Yusnad~

M.Si

sebagai Pembimbing 1 dan ll yang telah banyak memberikan araban, bimbingan,
motivasi dan telah meluangkan banyak waktu kepada penulis daJam penyelesaian
tesis ini. Bapak Prof. DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd Selaku Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan yang telah mencurahkan pikiran dan perhatiannya
dengan memberikan masukan yang sangat berharga sehingga membuka wawasan
berpikir penulis dalam penyempurnaan tesis ini.


iii

Ucapan terimakasih juga disanpaikan kepada Bapak Prof. DR. Abdul
Hamid, K, M.Pd dan DR. Mutsyubito Solin, M.Pd selaku dosen penguji yang
telah memberikan saran dan masukan guoa kesempumaan tesis ini.
Selanjutnya, ucapan terimak&Wl disarnpaikan kepada lstri Ku tercinta .
Endang Riningsih, S.Pd dan Anakku tersayang Kyandara Azzahra yang telah
memberikan dorongan. Anak Ku tersayang yang menjadi harapan, semoga
menjadi dorongan bagi mereka babwa menWltut ilmu harus dihadapi dengan

ketekunan dan kesabaran.
Tak lupa pula ucapan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa Program
Pascasarjana yang telah banyak membcrikan bantuan moral dalam penyelesaian
perlruliahan dan penelitian ini.
Kepada pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu
persatu, penulis menghaturkan terimakasih atas bantuannya selama ini. Semoga
arnal baik kita semua mendapat bai8SID dari Allah SWT. Amin
Akhimya, terima kasih atas sepia kritik dan saran yang diberikan dalam
rangka perbaikan tesis ini. Penulis yakin bahwa tesis ini menyajikan informasi

yang bermanfaat sebagai bahan perbandingan dalarn pengembangan dan atau
penelitian lebih lanjut dalam lingkup yang luas.

Binjai,
Penulis

AQRIADI
NIM. 045030433

iv

DAFfARISI
Halaman
ABSTRAcr •.•••....••.•••••••••••••••.•.•.••••.•.••••..••••..••.•.•.•.•.•.•.•.•.••••••
ABSTRAK •••••••.•• •••.• •.••••••••••••••.•.•.•••••.•••••. .•.••.••••.••. ......•••.. •••••

U

KATA PENGANTAR ••• ••••••••••. •• ••••••.• ••••. •.••••• .• •••••••••. . . •••. . ••• . .• •••

iii

D.AFfAR lSI . . . .. . .. . . ... . . ... ... ...... .. .... ... .. . ... .. . . . . . . . .. . . . . . .. . .. ... ... . ... . .

vii

I.......................................................

ii

D.AFfAR TABEL .............

DAFfARBAGAN

I

D.AFfAR LAMPIRAN •••••• •••••• ••••••• ••••••••• •• •••.... .. •.. •.. .. .. .. •.. .... .....

xi

BABI

PENDAH'ULU.AN' •••.••.•.••••••.••••••••••...••••••••••••••..•••••••••

A.
B.
. C.
D.
E.
F.

-z

Fokus Penelitian .. ............. ... .......... ... ....... ........ ...... . .
Pertanyaan Penelitian ..... ............. ....... ................... ... .
Tujuan Penelitian ....... .............. .... ......... ........ .. ..........
Manfaat Penelitian .................... ........... .. ................ ...
Batasan Istilah ...... .. ............. ...... ... .. .. ......... ............. .

KAJIAN PUSTAKA ....................................................
A. Hakekat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .... .... .... ...... ..

B.

~

C.
D.
E.
BABUI

Latar Belakang Masalah ........... .... .. .... .. .............. ..... . .

I. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah {MBS) ....... ..... ..
2. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .. .. ...... ..
3. Komponen-komponen Sekolah Dalam MBS .... ....... ...... ..
Landasan Konsepsional Komite Sekolah ...... ......... .... .... ... ..
1. Pengertian dan Nama........... .. ... .... ........ ... .......... .....
2. Kedudukan dan Sifat ....... ........ .... .. ............ .......... ..
3. Tujuan Pembentukan Komite Sekolah ............. ......... ..
4. Penjabaran Peran Komite Sekolah ke Dalam Fungsi
Komite Sekolah ..... ........ ..... .. ... . .... ...... ... .... ...... ...
5. Penjababaran Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam
Kegiatan Operasional Komite Sekolah ....... ..... .... ...... ..
Mutu dan Relevansi Pendidikan .. ................. .... .. .......... ..
I. Standart Pelayanan Minimal .......... .. ......... ... .. .......... ..
2. lndikator Keberhasilan Penyelenggaraan Pendidikan ........ .
Hasil Penelitian yang Relevan ...... ... .... ... ..... .... .. .. ............
Kerangka Penelitian ................ ... .... ... ....... ........ .. ..... .. ..

METODOLOGI PENELITIAN ...................................... .
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....... ................. ....... .......... ..
B. Metode Penelitian ......... ........ .............. .. .................. . ..
C. Latar Penelitian .......... ........ ...... ... ......... ................ .....

vii

1
I
1
8
9
9

IO
11
12
12
I4

18
21
22
24

25
26
27
32
32
33
34

35

38
38

39
41

D. Teknik Pengumpulan Data ... ........................................

BABIV.

BABY

41

E. Teknik Analisa Data ..... ... ... . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .

45

F. Validasi Data..... ...................... .......... ........... ..........

47

G. Merumuskan Temuan ... ...... ... . .. .. . . . . . . . . . . .. . . .. .. . .. . . . .. .. . . .
H. Membuat Laporan Hasil Penelitian ...........................................

54
54

DESKRIPSI TEMUAN PENELIDAN ...•••..••• •••••••••••••.••••••
A. Sekilas Tentang Profil Penyelenggaraan Pendidikan . . . . . .. . .. . . ..
1. Sejarah Singkat Sekolah . . . . .. . . .. . . . . .. .. . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . .
2. Visi dan Misi SMP Negeri 4 . . . . . . .. . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . .
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 . .. ... .. . . .. .. . . . . . .. . . .. . .
4. Kesiswaan .. . . . . . . .. . .. .. .. . .. . . .. . . . . .. . ... . . . . . .. . .. . . . . .. . . . . ..
5. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .. . . . . . . . . . .
6. Manajemen Kurikul1DD dan Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Temuan Hasil Penelitian ... .. .. .. ... ... . .. ... . . ... .. .. . ..... .. . .. . ..
1. Proses Komite Sekolah .. .. .. ... ... . .. .. . .. . . . . .. .. .. . . . . .. .. . . . .
a. Proses Rekruitmen Komite Sekolah ..............................
b. Proses Pembentukan Komite Sekolah ..........................
c. Proses Konsolidasi Komite Sekolah .............................
2. Peran Komite Sekolah .... .. . ... .. . .. . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . ..
a. Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency).... ..... ..... ..
b. Badan Pendukung (Supporting Agency)........ .. ....... ..
c. Badan Pengontrol (Controlling Agency) . . . . . . . . . . . . . . . . . .
d. Badan Penghubung (Mediator Agency) .. . .. . . . . . . . . . . . . ...
C. Pembahasan Hasil Penelitian .. . . . . .. . . .. . .. ... .. . ... .. . . . . . . .. . ...
1. Proses Komite Sekolah . .. . .. . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .
a. Proses Rekruitmen Komite Sekolah .. .......... ..................
b. Proses Pembentukan Komite Sekolah ..........................
c. Proses Konsolidasi Komite Sekolah .............................
2. Peran Komite Sekolab .. .. . . . . . .. .. .. . .. . . . .. . . . . . . .. . .. . . . . .. . ...
a. Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency)........... .....
b. Badan Pendukung (Supporting Agency) ... .............. ..
c. Badan Pengontrol ( Con/rolling Agency) . . . .. . . .. . . . . .. . . .
d. Badan Penghubung (Mediator Agency)... ............ .....

56

KESIMPULAN ••••••••••••••• ••• ••• •••••••. •••. •. •. ••••••••••. . . . ••••••
A. Simpulan . . . . .. .. .. .. . . . .. . .. . .. .. .. . . . . .. .. .. .. . .. .. . .. . .. .. .. . .. . .. .

B. lmplikasi .. . . .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. . . . .. . . . . . . .. . .. .. . .. .. .. . .. . .. .. . . ..
C. Rekomendasi .. .. .. .. .. . .. ... . .. .. .. .. . . .. .. . . . . .. .. . . .. .. .. .. . . . . ...

56
56
56
57
62

63
67

70
70
70
72

74
75
75
81
83
87

89
89
89
89
90
91
91

94

95
98
99
99
99
100

DAllAR PUSTAKA .. . . .. .• . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . •.. . . .. . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
LAM.PIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .•. .. . . . . .. .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

1Ol
105

DAFfAR RI'WAYAT HIDUP ............................... ..........

206

viii

DAFfAR TABEL
Halaman

Tabell. Penjabaran dari peran Komite Sekolah .......................................

26

Tabel2. Fungsi Manajemen ......................................................................

27

Tabel3. Matrik lndikator Keberhasilan Standart Pelayanan Minimal (SPM) .

33

Tabel4. Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...

38

Tabel S. Data Guru

.......... .. .......... .........................................

58

Tabel 6. Jenjang Pendidikan Guru ............................................................

59

Tabel 7. Data Keadaan Siswa . . . . . . .. . . . .. . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .

62

Tabel 8. Sarana dan Prasarana . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . .

63

Tabel 9. Data Kelompok Jenis Ruang .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

64

TabellO. Data Buku . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . .. . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. .

65

Tabell l . Daftar Alat Peraga . .. ..... ....... .. ....... .. . .............. . .... .. .. ....

66

ix

DAFfARBAGAN
Halaman
Bagan 1. Paradigma Pemikiran Penelitian .....................................................

36

Bagan 2. Komponen dari analisa data: Model Interaksi ................................

45

Bagan 3. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Kota Binjai .. . . . . . . . .. . . . .. . . .. ..

60

X

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalalt
Pendidikan rnernegang peranan yang sangat penting dalarn proses
peningkatan kualitas surnber daya rnanusia dan rnerupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas surnber daya rnanusia itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas swnber daya rnanusia, rnalca
Pernerintah telah berupaya rnewujudkan arnanat tersebut rnelalui berbagai usaha
pernbangunan pendidikan yang lebih berkualitas rnelalui pengernbangan dan
perbaikan kurikulum dan sistern evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,
pengernbangan dan pengadaan rnateri ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya Tetapi kenyataan belurn cukup dalarn rneningkatkan
kualitas pendidikan (Depdiknas,200 I :2).
Untuk rneningkatkan mutu lulusan pendidikan dan menyahuti semangat
desentralisasi pengelolaan pendidikan, pernerintah telah memutuskan untuk
rnelaksanakan Manajernen Berbasis Sekolah {MBS). Dimana untuk proyek
percontohan ataupun rintisannya telah dirnulai sejak tahun pelajaran 199912000.
Dan program tersebut juga telah dilakukan evaluasi oleh T im dari Universitas
Negeri Sernarang untuk SLTP dan Tim dati Inspektorat Jenderal Depdiknas untuk
SMA, dimana keduanya rnemberikan penilaian positif. Artinya sebagian besar
(hampir 80%) sekolah rintisan tersebut berjalan dengan baik, sehingga memberi
harapan besar program tersebut dapat diperluas jangkauannya
Untuk

dapat

melihat

keberhasilan

dari

konsep

tersebut

maka

dilaksanakanlah program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada sekolah -

2
sekolah yang telah ditentukan. Dimana dalam tahap awalnya dalam
pelaksanaannya sekolah-sekolah tersebut mendapatkan bantuan ataupun subsidi

dana dari pemerintah yang disebut dengan dana BOMM (Bantuan Operasional
Manajemen Mutu) di mana ketersediaan dana tersebut hanyalah berperan sebagai
dana pancingan saja.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menyahuti semangat
desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka pemerintah telah berketetapan untuk
melaksanakan MBS. Menurut Tilaar dalam lrawan dkk (2004) inti dari
pelaksanaan MBS adalah adanya partisipasi masyarakat sebagai pendukung
sekaligus pengontrol kegiatan pendidikan di dalam masyarakat. Tentunya ini juga
sejalan dengan semangat demokrasi yang lahir pasca reformasi yaitu memberikan
peran yang lebih besar kepada masyarakat dalam menentukan nasibnya sendiri
dalam hal ini adalah masalah pendidikan.
Namun demikian, penerapan MBS sebagai salah satu aplikasi dari peran
serta masyarakat tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah pendidikan,
karena MBS masih dilakukan setengah hati sehingga terjadi perbedaan antara
konsep dan realisasinya. Seperti yang dilansir Harlan Kompas, I I Maret 2004,
pelaksanaan MBS diartikan sempit di kalangan sekolah sebagai kesempatan untuk
menambah kekayaan sekolah melalui berbagai pungutan.
Lebih lajut Darmaningtyas (Kompas, 01 Agustus 2004) menyebutkan
bahwa semakin mahal biaya pendidikan tidak terlepas dari diterapkannya MBS.
Di negera lain MBS dimaknai sebagai proses demokratisasi pengambilan
keputusan disekolah dan tidak terlcait sama sekali dengan pembiayaan, karena
pembiayaan pendidikan tetap menjadi tanggung jawab Negara. Namun, di

3
Indonesia MBS dimaknai lain, terutama untuk. memobilisasi dana bukan
demokratisasi pengambilan keputusan. Karenanya pembentukan Komite Sekolah
atau Dewan Pendidikan selayaknya mengikutsertakan kalangan pengusaha,
dengan asumsi pengusaha memiliki akses dan modal yang luas.
Salah satu wujud aktualisasinya dibentuk.lah suatu badan yang mengganti
keberadaan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) yakni Komite
Sekolah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 044/U/2002
tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menj adi Komite Sekolah didasarlcan
atas perlunya keterlibatan masyarakat secara penuh dalam meningkatk.an mutu
pendidikan.
Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta masyarakat san gat dibutuhkan dalam
peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan
berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran.
ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah.
lroninya pungutan yang dilakukan pihak sekolah temyata akuntabilitasnya
tidak terjamin. Seperti yang dilaporbn Indonesia Coruption Wacth (ICW). Di
sebutkan bahwa kebijakan MBS malah menciptakan korupsi model baru dengan
aktor utamanya kepala sekolah yang dibantu oleh Komite Sekolah dan birokrasi
pendidikan. Melalui berbagai modus seperti tidak mencantumkan seluruh
pemasukan dalam APBS, membuat anggaran ganda, alokasi dana yang tidakjelas,
anggaran yang tidak ada realisasinya dan lain-lain. (Irawati dkk : 2004).

4

Logikanya. ketika pendidikan semakin mahaJ maka pemerataan akses
pendidikan akan semakin sulit un~k

terwujud. Sekolah-sekolah yang berkualitas

hanya diperuntukkan bagi mereka yang berduit. Kesenjangan kualitas pendidikan
antara dikaya denga si miskin akan mengakibatkan terus menurunnya mutu
pendidikan Indonesia. HaJ ini tergambar dari perbedaan kualitas antara sekolah
yang berada diperkotaan dengan sekolah yang berada di pedesaan.
Sebenamya penyimpangan MBS tidak perlu terjadi andai saja Komite
Sekolah sebagai saJah satu piranti MBS selain Dewan Pendidikan, dapat berfungsi
dengan baik, namun kenyataannya berbicara lain. Sutisna (Kompas, 13 Juli 2004)
menyebutkan bahwa Komite Sekolah tidak mampu berbuat banyak untuk
menciptakan akuntabilitas dan transparansi di sekolah karena kepala sekolah
cenderung

menempatkan

Komite

Sekolah

seperti

Badan

Pembantu

Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) yang tugasnya hanya mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya. Jadilah Komite Sekolah sebagai lembaga yang melegitimasi
setiap kebijakan kepala sekolah tanpa diberdayakan untuk mengkritisi arah
kebijakan kepala sekolah.
Hal tersebut sangatlah bertolak belakang dengan konsep yang ideal
berkaitan dengan peran Komite Sekolah itu sendiri di mana menurut Keputusan
Menteri Pendidikail NasionaJ Nomor: 044/U/2002 peran Komite Sekolah tersebut
mencakup empat (4} yaitu:
(I) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam menentukan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
(2) Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud financial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
(3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.

5
(4) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan dengan masyarakat di satuan
pendidikan.

Di sisi lain lndra Jati Sidi, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam
sebuah pernyataan yang dikutip oleh harlan Medan Pos, 21 Agustus 2004,
mengakui masih banyak Komite Sekolah yang melakukan kegiatannya tidak
sesuai dengan fungsi dan perannya, lebih mengutamakan kepentingan sekolah.
Menurut laporan ICW dalam lrawan dkk (2004) kondisi ini tercipta karena
Komite Sekolah dibentuk oleh sekolah terutama kepala sekolah dan didominasi
oleh orang-orang yang dekat dengan kepala sekolah. Komite Sekolah yang
posisinya sejajar dengan kepala sekolah malah takut memberikan saran apalagi
kritik kepada kepala sekolah.
Hal senada juga dinyatakan oleh Salamuddin (2005) yakni fungsi dan
peran Komite Sekolah pada setiap satuan pendidikan berbeda, perbedaan tersebut
adalah berkaitan dengan situasi dan kondisi dari sekolah. Kalau untuk satu
sekolah belum tentu sama perannya dengan sekolah yang lain, walaupun
tingkatannya sama.
Pelaksanaan peran dan fungsi dari Komite Sekolah tersebut tidaklah hanya
pada satu sekolah saja melainkan pada setiap sekolah yang telah ataupun di
sekolah ada terdapat Komite Sekolah. Demikian juga halnya dengan keberadaan
dari Komite Sekolah yang terdapat di SMP Negeri 4 Kota Binjai. SMP Negeri 4
Kota Binjai merupakan salab satu lembaga penyelenggara pendidikan yang
bergerak pada jenjang pendidikan dasar. Pelaksanaan pendidikan di sekolah
tersebut dalam hal ini berkaitan dengan peran dari Komite Sekolah yang telah
terbentuk di sekolah tersebut dalam pelaksanaannya di duga kurang sesuai dengan

6
petunjuk yang terdapat dalam buku acuan pedoman berkaitan dengan Dewan
Pendidibn dan Komite Sekolah.
Satu contoh yang dapat dikemukakan adalah dalam pengambilan setiap
keputusan berlc.aitan dengan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 4 Kota
Binjai tersebut pihak sekolah kurang melibatkan peran dari Komite Sekolah yang

berkaitan dengan fungsi yang ada, baik sebagai pembcri pertimbangan (advisory
agency), sebagai pendukung (supporting agency), sebagai pengontrol (controlling
agency), ataupun sebagai mediator. Jadi adanya Komite Sekolah di SMP Negeri
Negeri 4 Kota Binjai tersebut perannya hanya sebagai pelengkap sistem ataupun

program saja.
Jadi implementasi MBS, khususnya yang berkaitan dengan peran Komite
Sekolah, di sisi lain masih berkisar pada persoalan anggaran yang terkait dengan
peran Komite Sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency). Pada hal,
menurut Keputusan Menteri Nomor 044/U/2002 Komite Sekolah masih memiliki
peran lain yang harus mereka jalankan dalam mewujudkan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yang bail

Dokumen yang terkait

Peran Keterlibatan Komite Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di SMA Negeri 3 Semarang

1 13 126

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASISSEKOLAH DI SMP NEGERI 2 WONOGIRI Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di SMP Negeri 2 Wonogiri.

0 2 16

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 020263 KOTA BINJAI.

0 0 28

KONTRIBUSI PENGUASAAN KEPALA SEKOLAH TENTANG MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH TERHADAP KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH MENGAMBIL KEPUTUSAN DI SD NEGERI SE KOTA BINJAI.

0 1 7

FUNGSI KOMITE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA PEMBELAJARAN PAI Fungsi Komite Dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pada Pembelajaran PAI Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen.

0 1 13

FUNGSI KOMITE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) Fungsi Komite Dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pada Pembelajaran PAI Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen.

0 1 23

FUNGSI KOMITE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA PEMBELAJARAN PAI Fungsi Komite Dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pada Pembelajaran PAI Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen.

0 1 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 0 11

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 4 22

Faktor-Faktor Partisipasi Komite Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Sekolah Dasar Kabupaten Purworejo.

0 0 3