NASKAH PUBLIKASI Prarancangan Pabrik Hexamine Dengan Proses Leonard Kapasitas 15.000 Ton/Tahun.

NASKAH PUBLIKASI

PRARANCANGAN PABRIK HEXAMINE
DENGAN PROSES LEONARD KAPASITAS 15.000 TON/TAHUN

Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan
Tingkat Strata Satu di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:
NURUL KURNIAWATI
D 500 100 049

Dosen Pembimbing:
1. M. Mujiburohman Ph.D.
2. Kun Harismah Ph.D.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


INTISARI
Pabrik hexamine dengan proses Leonard merupakan reaksi homogen fase
cair yang menghasilkan produk samping berupa air. Reaksi berlangsung di dalam
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan suhu 40°C dan tekanan 16
atm, irreversible dan eksotermis. Konversi reaksi sebesar 98% terhadap ammonia.
Produk yang dihasilkan adalah hexamine dengan kadar 99,93%. Tahapan proses
meliputi persiapan bahan baku amonia dan formaldehid, pembentukan hexamine
di dalam reaktor, dan pemurnian produk. Pemurnian produk dilakukan didalam
evaporator, centrifuge, dan rotary dryer.
Kapasitas produksi 15.000 ton/tahun dengan bahan baku amoniak
949,9392 kg/jam dan formalin 2.514,5451 kg/jam. Kebutuhan utilitas terdiri dari
air sebesar 263.539,4354 kg/jam, listrik sebesar 400 KW, bahan bakar sebesar
366,6069 L/jam. Pabrik direncanakan berdiri di kawasan industri Palembang,
Sumatra Selatan, dengan jumlah karyawan sebanyak 140 orang.
Pabrik hexamine direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun.
berdasarkan analisis ekonomi diperoleh keuntungan sebelum pajak Rp
191.417.246.514 dan sesudah pajak Rp 133.992.072.560. Pay Out Time (POT)
sebelum pajak sebesar 2,79 tahun dan sesudah pajak sebesar 3,56 tahun. Break
Even Point (BEP) 56,69%, Shut Down Point (SDP) 41,57% sedangkan
Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 33,49%. Jadi dari segi ekonomi pabrik

tersebut layak untuk didirikan.
Kata Kunci : hexamine, proses Leonard, RATB

PENDAHULUAN

tinggi. Setelah masa perang dunia II

1.1. Latar Belakang

usai, hexamine

Industri kimia merupakan salah

untuk

masih diperlukan

keperluan

pertahanan,


satu sektor industri yang sedang

keamanan

dikembangkan di Indonesia. Alasan

pertambangan. Selain sebagai bahan

pengembangan industri kimia ialah

peledak hexamine banyak digunakan

adanya

dalam bidang kedokteran (bahan

peningkatan

kebutuhan


maupun

dalam negeri akan berbagai bahan

baku

penunjang dalam industri. Untuk itu

(curing

perlu adanya pendirian pabrik-pabrik

(accelerator

baru yang bukan hanya memenuhi

menjadi elastis),

kebutuhan dalam negeri namun juga


(shrink-proofing agent dan untuk

berorientasi ekspor. Salah satunya

memperindah warna), industri serat

ialah pabrik Hexamethylenetetramine

selulosa (menambah elastisitas), dan

(HMTA) atau sering disebut sebagai

pada

hexamine.

impor

sebagai fungisida pada tanaman


ton

jeruk untuk menjaga tanaman dari

hexamine
(Badan

Kebutuhan
mencapai

Pusat

Dengan
hexamine
memenuhi

21.441

Statistika,


didirikannya

agent),

dapat
hexamine

industri

resin

industri

karet

agar

karet


yaitu

industri

industri tekstil

buah

digunakan

serangan jamur (Kent, 1974).
Bahan

pabrik

diharapakan
kebutuhan

2013).


antiseptik),

industri

hexamine

baku

pembuatan

yaitu amoniak akan

diperoleh dari PT Pupuk Sriwidjaja

dalam negeri yang terus meningkat

di

kota


Palembang

yang

dan membuka lapangan kerja bagi

mempunyai kapasitas produksi 4,0

masyarakat Indonesia.

juta ton/tahun, kebutuhan amoniak

Hexamine merupakan salah

pabrik sekitar 1,3 ton/tahun. PT

satu produk industri kimia yang

Pupuk Sriwidjaja dapat memenuhi


penting bagi kehidupan. Selama

kebutuhan bahan baku amoniak

Perang Dunia ke II, hexamine

sebesar 7.562 ton/tahun untuk

banyak digunakan sebagai bahan

produksi hexamine.

baku pembuatan cyclonite yang

Kebutuhan

mempunyai

daya

ledak

sangat

sebesar

formalin

53.825 ton/tahun dapat

dipenuhi dari PT Korindo Abadi

data dari Badan Pusat Statistika,

dan PT Perawang Perkasa Indah,

kebutuhan

impor

hexamine

Kepulauan Riau dengan kapasitas

Indonesia

masih

cukup

produksi masing-masing 50.000

Perkembangan impor hexamine di

ton/tahun.

Indonesia dapat dilihat pada Tabel

besar.

1.1 (Badan Pusat Statistik, 2013).

1.2. Tujuan Penelitian

Tabel 1.1. Data impor hexamine di

Penelitian ini bertujuan
1. Dapat memenuhi kebutuhan
hexamine

di

sehingga

dapat

dalam

Indonesia

negeri

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013

mengurangi

kebutuhan impor.
2. Dapat memacu pertumbuhan
industri-industri hulu khususnya
yang

di

memproduksi

Jumlah (ton)
23.241
15.825
16.828
18.577
25.089
21.441

formalin
memacu

Dari persamaan hasil regresi

pertumbuhan industri hilir yang

linier dapat dihitung besarnya impor

menggunakan hexamine sebagai

hexamine pada tahun 2014 adalah

bahan

sebesar 28.576 ton/tahun. Dengan

dan

amoniak

baku

dan

maupun

bahan

prediksi kebutuhan hexamine di atas

pembantu.
3. Dapat menciptakan lapangan

maka

ditetapkan

perancangan

kerja baru bagi masyarakat dan

kapasitas pabrik sebesar 15.000

dapat menunjang pemerataan

ton/tahun

pembangunan sehingga dapat

untuk pemenuhan kebutuhan dalam

meningkatkan

negeri.

taraf

hidup

2.2.

masyarakat.

Proses

Produksi

Pembuatan hexamine dengan

2.1. Kapasitas Produksi
kapasitas

pertimbangan

Hexamine

Tinjauan Pustaka

Penentuan

dengan

produksi

bahan baku amoniak dan formalin

pabrik hexamine didasarkan pada

dapat dilakukan dengan tiga proses.

kebutuhan hexamine di Indonesia

1. Proses Meissner

dari tahun ke tahun. Berdasarkan

2. Proses Leonard

3. Proses AGF Lefebvre

Reaksi

yang

Dari ketiga macam proses di

adalah sebagai berikut:

terjadi

atas maka dalam prarancangan

6CH2O(aq)+4NH3(aq)(CH2)6N4(q)

pabrik hexamine ini dipilih

+6H2O(l)

proses

Tahap pembuatan hexamine secara

Leonard

dengan

4

garis besar ada empat.

pertimbangan.
1. Reaksi

yang

merupakan

berlangsung

reaksi

homogen,

1. Penyediaan bahan baku.
Tahap awal perlakuan bahan

fase cair sehingga penanganan

baku

lebih mudah jika dibandingkan

direaksikan di dalam reaktor

dengan reaksi fase heterogen

ialah penyimpanan bahan dalam

yaitu gas dan cair.

kondisi

2. Konversi yang dihasilkan dari
proses Leonard cukup besar
yaitu 98% dan yield 95-96%

(reaktan)

sebelum

cair

dengan

menggunakan kondisi bertekanan
maupun penyesuaian suhu.
2. Pembentukan produk.

proses

Tahap reaksi antara CH2O dan

Meissner yaitu konversi 97%

NH3 membentuk C6H12N4 dan

dan yield 95% dan proses AGF

H2O.

dibandingkan

dengan

Lefebvre yaitu konversi 97%
dan yield 95%.

3. Pemurnian

dan

pengkristalan

produk.

3. Panas reaksi yang dihasilkan

Merupakan tahap penghilangan

lebih kecil jika dibandingkan

sisa-sisa reaktan yang masih

dengan proses lainnya, sehingga

terdapat

memudahkan dalam pengaturan

pembentukan kristal produk.

4. Jika panas yang dihasilkan kecil
kebutuhan

produk

dan

4. Pengepakan dan penyimpanan

suhu reaktor.

maka

dalam

pendingin

produk.
Pengepakan dan penyimpanan ini

lebih sedikit dengan demikian

disesuaikan

dapat menghemat biaya operasi

maupun fase.

reaktor.

dengan

produk

METODE PENELITIAN
3.1.

Tinjauan Termodinamika

termodinamika

Karena harga ∆H˚r 298 K bernilai

digunakan untuk mengetahui sifat

negatif, hal ini menunjukkan

reaksi (endotermis/eksotermis) dan

bahwa reaksi bersifat eksotermis.

arah reaksi (reversible/irreversible).

Reaksi pembentukan hexamine

Penentuan

merupakan

Tinjauan

panas

reaksi

yang

reaksi

irreversible

berjalan secara eksotermis maupun

(searah). Hal ini dapat dilihat dari

endotermis dapat dihitung dengan

nilai konstanta kesetimbangan

perhitungan

pembentukan

(K). Energi bebas Gibbs dari

standar (∆H˚f) pada P = 1 atm dan T

reaktan dan produk ada pada

= 283 K. Reaksi yang terjadi ialah :

Tabel 2.2 (Yaws, 1999).

panas

Tabel 3.2. Harga ∆G˚f

6CH2O(Aq) + NH3(l)  (CH2)6N4(Aq)
+ 6H2O(l)

komponen.

Harga (∆H˚f) masing-masing
komponen pada suhu 283 K dapat
dilihat pada Tabel 2.1. berikut ini
(Yaws, 1999) :
Tabel 3.1 Harga ∆H˚f komponen
Komponen
CH2O
NH3
H2O
(CH2)6N4

∆H˚f kJ/mol
-108,57
-46,11
-285,83
760,68

∆H˚r 298 K = ∆H˚f produk - ∆H˚f

∆G˚f
kJ/mol
CH2O
-109,9
NH3
-16,40
H2O
-228,642
(CH2)6N4
410,80
Persamaan (Smith and Van Ness, 1975):
Komponen

∆G˚f = ∑(n∆G˚f )produk ∑(n∆G˚f)reaktan
∆G˚f = -RT ln K
maka :
K = exp(-∆G˚f /RT)

reaktan

dengan :

= [(∆H˚f (CH2)6N4) + (6 x ∆H˚f

∆G˚f : energi bebas Gibbs standard

H2O)] – [(6 x ∆H˚f CH2O ) + (4 x

(kJ/mol)

∆H˚f NH3)]

T : temperatur (K)

= (760,68+(6 x -285,83)) – ((6 x -

R : tetapan gas (8,314 x 103)

108,57) + ( 4 x -46,11))

kj/molK

= -118,44 kJ/mol

K : konstanta kesetimbangan pada
298 K

∆G˚f

= ∑(n∆G˚f )produk -

Menurut

Kermode

and

∑(n∆G˚f )reaktan

Stevens (1965) persamaan untuk

= (410,8+(6 x -228,642)) – ((6 x -

mencari konstanta kecepatan reaksi

109,9) + (4 x -16,40))

pada pembuatan hexamine ialah:

= -236,0508 kJ/mol

6CH2O(Aq) + NH3(l)  (CH2)6N4(Aq)

K = exp(236,0508/8,314x10-3x298)

+ 6H2O(l)

= 2,3846 x 1041

Reaksi

yang

terjadi

Dari persamaan (Smith & Van Ness,

merupakan reaksi orde 3 dengan

1975) :

persamaan kecepatan reaksi:

Ln (K/K1) = -(∆H298/R) x (1/T-1/T1)

-rA = kCA2CB

di mana :

di mana :

K1 = konstantan kesetimbangan pada

CA = konsentrasi amoniak (mol/L)

temperatur tertentu

CB = konsentrasi formalin (mol/L)

T1 = temperatur tertentu (K)

Persamaan kinetika :

∆H298

= panas reaksi pada suhu

k = 1,42 x 103exp(-3090/T)

298 K

dengan :

Pada suhu T1 = 40 °C = 313 K

k = konstanta kecepatan reaksi

besarnya konstanta kesetimbangan

(L2/detik.mol2)

dapat dihitung:

T = suhu (K)

Ln ( K / K1 ) = -(ΔH298 /R )x (1/T–

Pada kondisi operasi reaktor T = 313

1/T1 )

K nilai k adalah
=-(-

k = 0,073(L2/detik.mol2)

118,44 / 8,314.10-3 ) x ((1/298)–

3.3. Spesifikasi Alat Utama

Ln ( 2,3846.1041 / K1 )

1. Centrifuge

(1/313))
Ln ( 2,3846.1041/ K1) = 2,2909

Kode

: H-140

(2,3846.1041 / K1)

Fungsi

:

= 9,8845

Memisahkan

K1 = K313 = 2,4125.1040

hexamine dari mother liquor

Nilai K1 sangat besar sehingga

Jenis

reaksi dianggap berjalan searah.

Centrifuge

3.2. Tinjauan Kinetika

Jumlah

:

Nozzle

kristal

Discharge

: 1 Buah

Kapasitas : 1,8926 ton/jam

Kapasitas maksimal : 4 ton/jam
Bahan

: Carbon steel

Kondisi operasi

Bahan konstruksi

:

Carbon

Steel SA-203 Grade C
3. Evaporator-02

Tekanan

: 1 atm

Kode

Suhu

: 40 °C

Fungsi : Menguapkan sisa CH2O,

: V-111

Dimensi

CH3OH, NH3, dan sebagian air

Diameter bowl : 16 in

dari produk reaktor

Motor

Tipe

Kecepatan putar
Power

: 6250 rpm

: 40 hp

Centrifugal force :8900 lbf/ft2
2. Evaporator 1

: Standard Vertical Tube

Evaporator
Diameter

: 4,3878 ft

Tinggi shell

: 5,4839 ft

Tebal shell

: 3/16 in

Kode

: V-110

Tebal head

: 3/16 in

Fungsi

: Menguapkan sisa

Jenis tube

: Calandria

CH2O, CH3OH, NH3, dan

Ukuran tube: 4 in IPS schedule 40

sebagian

OD

: 4,5 in

ID

: 4,026 in

air

dari

produk

reaktor
Tipe

:Standard Vertical

Panjang tube: 4 ft

Tube Evaporator

Jumlah tube

Diameter

Bahan konstruksi

: 6,1477 ft

Tinggi shell : 9,2216 ft
Tebal shell : 3/16 in

: 105 buah
:

Carbon

Steel SA-203 Grade C
4. Reaktor

Tebal head : 3/16 in

Kode : R-110

Jenis tube : Calandria

Fungsi : Mereaksikan amoniak dan

Ukuran tube:8 in IPS schedule

formalin

40

Tipe

:

Reaktor

OD

: 8,625 in

Berpengaduk

ID

: 7,891 in

Jumlah : 1 Buah

Alir

Tangki

Panjang tube : 8 ft

Volume : 215,3420 ft3

Jumlah tube : 190 buah

Bahan : Stainless steel SA 353
Kondisi operasi

Rotary

:

Dryer

Tekanan

: 16 atm

Jenis

Suhu

: 40 °C

Counter Current Direct Heat

Dimensi tangki

Single Shell

Diameter tangki : 6,4971 ft

Kapasitas :1919,5353

Tinggi tangki : 6,4971 ft

kg/jam

Tebal shell : 0,75 in

Jenis isolasi : Batu isolasi

Dimensi head

Diameter

: 0,3355 m

Panjang

: 4,5220 m

Bentuk

:

Torispherical

dished head

Tebal isolasi : 4 in

Tebal head : 1,75 in

Tebal shell

Tinggi head : 1,2575

Tinggi bahan : 0,1651 ft

Tinggi total : 2,7469 m

Sudut rotary : 18,24˚

Pengaduk

Waktu pengeringan :

Tipe : 6 blade plate turbine

menit

impeller with 4 baffle

Jumlah flight

: 2 buah

Jumlah

: 1 Buah

Power

: 3 hp

Diameter

: 0,5872 m

Jumlah

: 1 buah

Power

: 0,5 Hp

a.

Produksi hexamine dengan
cara

Media pendingin

: water

Jenis pendingin

:jaket

pendingin

mereaksikan

amoniak

dan

formalin memiliki tiga tahapan.
1. Tahap penyimpanan bahan
baku

Suhu masuk

: 30 °C

Suhu keluar

: 35 °C

Luas selubung

: 184 ft2

Tebal jaket

: 1 in

5.

39,16

Tahapan Proses

Kecepatan : 93,2664 rpm
Pendingin

: 0,1875 in

Rotary Dryer

Kode

: B-110

Fungsi

:

Mengurangi

kadar cairan hexamine

2. Tahap

pembentukan

produk
3. Tahap

pemurnian

dan

penyimpanan produk
1. Tahapan persiapan bahan
baku
a. Amoniak

Amoniak disimpan dalam

16 atm hal ini bertujuan menjaga

tangki penyimpan (F-110) pada

agar reaktan tetap pada kondisi

tekanan 16 atm dan suhu 35 °C

cair. Panas yang dihasilkan oleh

dalam kondisi cair. Dari tangki

reaktor

penyimpan amonia dipompa (L-

pendingin.

210)

kemudian

dialirkan

ke

akan

diserap

jacket

Produk keluar dari reaktor
mempunyai suhu 40 °C dengan

reaktor.

tekanan

b. Formalin

16

atm

kemudian

formalin

dialirkan ke dalam expander (G-

disimpan pada tangki penyimpan

250) untuk menurunkan tekanan

(F-111) dengan tekanan 1 atm

menjadi 1 atm sebelum masuk

dan

Untuk

evaporator (V-110). Suhu produk

mengalirkan larutan formalin ke

keluar expander sebesar 40 ˚C,

dalam reaktor dan menaikkan

produk hexamine dan sisa reaktan

tekanan

yang berupa amoniak dan larutan

Larutan

suhu

35

°C.

menjadi

16

atm

formalin

(L-212).

kemudian diumpankan ke dalam

2.

Tahap

pembentukan

Bahan baku diumpankan
dalam

evaporator (V-110) dan (V-111).
Di dalam evaporator, produk

hexamine

ke

keluar

expander

digunakan pompa (L-211) dan

reaktor

dengan

mengalami proses pemekatan dan
pengkristalan.

Evaporator

perbandingan mol formalin :

bekerja pada tekanan dibawah 1

amoniak

Reaksi

atm (vakum) hal ini bertujuan

berlangsung dalam fase cair dan

untuk menghindari dekomposisi

bersifat

Konversi

hexamine. Tekanan evaporator 1

yang dicapai sebesar 98% dengan

(V-110) yaitu 0,11 atm dan suhu

reaktan

amoniak.

48 °C. Evaporator 2 (V-111)

Reaksi berjalan dalam Reaktor

beroperasi pada tekanan 0,12 atm

Alir

Berpengaduk

dan suhu 50 °C. Sebagai media

(RATB) pada keadaan isotermal

pemanas digunakan steam jenuh

40 °C. Tekanan operasi reaktor

pada suhu 150 °C dan tekanan

=

3

:

2.

eksotermis.

pembatas

Tangki

4,7 atm. Untuk mengumpankan
produk

keluar

digunakan

evaporator

pompa

1

(L-213).

Produk hasil evaporator 2 (V-

diangkut oleh bucket elevator (J210) sebelum disimpan dalam
silo (F-260).
HASIL PENELITIAN

111) berupa kristal hexamine

Berdasarkan

hasil

analisa

ke

ekonomi, besarnya nilai BEP berada

dengan

pada range yang diijinkan yaitu

(L-214)

56,69%, batasan BEP untuk pabrik

untuk dipisahkan antara kristal

kimia antara 40-60%. Nilai BEP

hexamine

selanjutnya

di

centrifuge

(H-140)

menggunakan

umpankan

pompa

dengan

cairannya.

sendiri dipengaruhi oleh harga jual

hexamine

kemudian

dan harga bahan baku, apabila

dibawa ke unit pemurnian dengan

selisih harga bahan baku dan produk

menggunakan screw conveyor (J-

semakin tinggi maka besarnya nilai

240). Sedangkan cairan keluar

BEP akan semakin rendah. Selain

centrifuge (mother liquor) di-

nilai

recycle kembali masuk dalam

hexamine ini juga berada pada range

evaporator 1 (V-110).

yang diijinkan yaitu maksimal 4

Kristal

3. Tahap

pemurnian

dan

nilai

POT

pabrik

tahun. Nilai POT pabrik sebelum
pajak 2,79 tahun sedangkan nilai

penyimpanan produk
Produk

BEP

yang

POT setelah pajak 3,56 tahun. Nilai

dihasilkan dimurnikan dengan

DCF

menggunakan alat rotary dryer

33,49% di atas bunga bank yaitu

(B-120).

Pada

rotary

dryer

juga

cukup

tinggi

yaitu

25%, hal ini menunjukkan bahwa
hexamine

terjadi penguapan sisa-sisa air

pabrik

dan dihasilkan produk dengan

peluang investasi yang menjanjikan,

kemurnian

99,93%.

maka pendirian pabrik hexamine

Selanjutnya produk masuk dalam

layak untuk dipertimbangkan dan

unit penyimpanan melalui belt

didirikan.

mencapai

conveyor (J-230), lalu produk

ini

memiliki

1,80

Biaya (Milyar rupiah)

1,60
1,40
1,20
Sa

1,00

Ra

0,80
0,60

Va

0,40

BEP

0,20

SDP

0,00
0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

Kapasitas Produksi (%)

Gambar 1. Grafik analisis ekonomi prarancangan pabrik hexamine dengan proses
Leonard kapasitas 15.000 ton/tahun.

Proses Leonard kapasitas 15000

7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa ekonomi

ton/tahun

diperoleh

dipertimbangkan didirikan.

kesimpulan

sebagai

LAYAK

untuk

berikut :
1. Percent Return on Investment
setelah pajak sebesar 18,12%
2. Pay Out Time setelah pajak
sebesar 3,56 tahun
3. Break Event Point

sebesar

Down Point

Produk.

Intan

Wijaya

Diakses

dari

dex.php?act=products&do=list

sebesar
Anonim. 2013. Kapasitas Produksi.

5. Discounted Cash Flow sebesar

Diakses dari www.korindo.co.id
pada 17 November 2013

33,49%
Pabrik

2013.

pada 17 November 2013

41,57%

Jadi,

Anonim.

http://www.intanwijaya.com/in

56,69%,
4. Shut

DAFTAR PUSTAKA

Hexamine

dari

Formaldehid dan Amoniak dengan

Anonim. 2013. Produk Amonia.
Diakses dari

Kermode, R.I and Stevens, W.F.

http://www.pusri.co.id/ina/am

Canadian

Journal

onia-proses-produksi-amonia/

1965.

pada 20 November

Chemical Engineering, vol 43

Anonim.

Jinan

2013.

Xiangrui

Chemical

Auxiliary

Agent

Factory.

Diakses

dari

No 63
Kirk, R.E., and Othmer, V.R., 1992,
Encyclopedia

of

Chemical

www.jinanxiangrui.com pada

Technology, Vol 24, 4th ed,

tanggal 11 Juni 2013

John Wiley & Sons Inc., New

Aries, R.S and Newton, R.D, 1995,
Chemical Engineering Cost
Estimation,

Mc.Graw

Hill

Book Co Inc, New York.

York
Perry’s, R.H., and Green, D., 1999,
Perry’s Chemical Engineer’s
Hand Book, 7th edition, Mc.

Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik
Perdagangan
Indonesia.

Luar

Negeri

Diakses

Graw Hill Book Company
Inc., New York.

dari
Peters and Timmerhaus, 2003, Plant

http://bps.go.id/eximframe.php?kat=2&id_subyek=
08¬ab=50 pada tanggal 15

Design and Economics for
Chemical Engineers, 4th ed,
McGraw-Hill

November
European Patent. 2013. “Continuous
Production

of

Hexamethylenetetramine”

Edition

International

Chemical

and

Petroleum Engineering Series
Severn, W.H., Degler, H.E., and

Industrial

Miles, J.C. 1954. Steam, Air

Chemical Handbook. Small

and Gas Power, 5th ed. John

Business Publication. Roop

Wiley and Sons inc. New

Nagar. India

York.

Grupta,

R.K.

1987.

Kent, A.J. 1974. Riegel’s Handbook

Smith, J. M. and Van Ness, H. C.,

of Industrial Chemistry, 7th

1975,

edition. Littion Educational

Chemical

Publishing, Inc. USA

Thermodynamic,

Introduction

to

Engineering
3

edition,

McGraw-Hill Kogakusha Ltd,
Tokyo.
Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Yaws,C.L.,1999,“Thermodynamic
and

Physical

Properties

Data”, Mc Graw Hill Book
Co., Singapore.
Zamani,

H.S.

1998.

Jakarta: IPWI

Manajemen.