DAYA PERT Daya Hambat Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Saprophyticus Perusak Ikan Dalam Sistem Emulsi Tween.
ART
TIKEL ILMIA
AH
DAYA HAMBAT EKSTRAK J
JAHE (Zing
giber officinale) TERHA
ADAP
occus sapro
rophyticus P
PERUSAK IKAN
PERTUMBUHAN Staphyloco
ALAM SISTEM EMULS
SI TWEEN 80
0
DA
Dis
susun Oleh
h:
QUDWA
ATUN QOYY
YIMAH
J 300 090 018
8
AM STUDI GIZI
G DIII
PROGRA
FAKULTAS
S ILMU KES
SEHATAN
UNIVER
RSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURAK
KARTA
2012
1
NUTRITION DEPARTMENT
HEALTH FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
ABSTRACT
Qudwatun Qoyyimah. J300090018
“The Resistibility of Ginger Extract (Zingiber officianale) to the Growth of
Staphylococcus saprophyticus damaged fish in the 80 Tween Emulsion
System”
Fish is one of damageable food so human needs efforts to pickle them. Many
researches found that ginger has fenol compound that is useful as the
antimicrobial so it can be used to pickle the fishes. The objective of this research
is to know the of ginger extract (Zingiber officianale) to the growth of
staphylococcus saprophyticus damaged fish in the 80 Tween emulsion system”
The experiment on the growth of the bacteria of staphylococcus
saprophyticus is done by using Complete Random Program (RAL) with 4 action
and 3 times of repetition. The variable of this research is the resistibility of
staphylococcus saprophyticus and the different concentration ogf ginger extract.
The ginger extract concentration that is 0% (control), 25%, 35%, 45% (b/v) and
the analysis using one way Anova.
The result of this research shows that ginger extract is able to resist the
growth of staphylococcus saprophyticus on the 0% concentration without any
resistor, 25% concentration with low resistor, 35% and 45% concentration have
strong resistor. The statistical test shows that there is influence of resistability of
ginger extract to the growth staphylococcus saprophyticus. The using of 0%
concentration is really different with the concentration of 25%, 35%, 45%. There
is no difference between 25%, 35% and 45% concentration, so staphylococcus
saprophyticus is effectively resisted on the 25% concentration. The sugestion of
this result is to use ginger extract as the antimicrobial because it can be used to
pickle the fish.
Keyword
Bibliography :
:
The resistibility, ginger
saprophyticus, Fish.
34 :1981-2011
extract,
staphylococcus
2
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Qudwatun Qoyyimah. J300090018
“DAYA HAMBAT
EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP
PERTUMBUHAN Staphylococcus saprophyticus PERUSAK IKAN DALAM
SISTEM EMULSI TWEEN 80”.
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan
sehingga perlu usaha untuk mengawetkannya. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa jahe mempunyai kandungan senyawa fenol yang berfungsi sebagai
antimikrobia sehingga berpotensi untuk mengawetkan ikan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak Jahe (Zingiber officinale)
terhadap pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus perusak ikan dalam sistem
emulsi Tween 80”.
Pengujian terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus saprophyticus
dilakukan menggunakan metode difusi agar pada media Nutrient Agar,
percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan
dan 3 kali ulangan. Variabel yang diteliti adalah besar daya hambat
Staphylococcus saprophyticus dan konsentrasi ekstrak jahe yang berbeda.
Konsentrasi ekstrak jahe yang diujikan adalah 0% (kontrol), 25%, 35%, 45% (b/v)
dan dianalisis menggunakan uji Anova satu arah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe mampu menghambat
pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus pada konsentrasi 0% tidak ada
hambatan, konsentrasi 25% dengan kategori hambatan sedang, konsentrasi
35% dan 45% memiliki hambatan kuat. Hasil uji statistik terdapat pengaruh daya
hambat ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus.
Penggunaan konsentrasi 0% berbeda nyata dengan konsentrasi 25%, 35%,
45%. Konsentrasi 25%, 35% dan 45% tidak ada perbedaan yang nyata sehingga
Staphylococcus saprophyticus sudah efektif dihambat pada konsentrasi 25%.
Saran dari penelitian ini yaitu ekstrak jahe memiliki kemampuan sebagai
antimikrobia sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pada pengawetan
ikan.
Kata kunci
: Daya hambat, ekstrak jahe, Staphylococcus saprophyticus,
Ikan
Kepustakaan : 34: 1981-2011
3
v
vi
DAYA HAMBAT EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP
PERTUMBUHAN Staphylococcus saprophyticus PERUSAK IKAN
DALAM SISTEM EMULSI TWEEN 80
Qudwatun Qoyyimah
Program Studi Gizi DIII, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
Fish is one of damageable food so human needs efforts to pickle them. The
objective of this research is to know the of ginger extract (Zingiber officianale) to
the growth of staphylococcus saprophyticus damaged fish in the 80 Tween
emulsion system. The experiment on the growth of the bacteria of
staphylococcus saprophyticus is done by using Complete Random Program
(RAL) with 4 action and 3 times of repetition. The ginger extract concentration
that is 0% (control), 25%, 35%, 45% (b/v). The result of this research shows that
there is influence of resistability of ginger extract to the growth staphylococcus
saprophyticus. The using of 0% concentration is really different with the
concentration of 25%, 35%, 45%. There is no difference between 25%, 35% and
45% concentration, so staphylococcus saprophyticus is effectively resisted on the
25% concentration. The sugestion of this result is to use ginger extract as the
antimicrobial because it can be used to pickle the fish.
Keyword : The resistibility, ginger extract, Staphylococcus saprophyticus, Fish.
PENDAHULUAN
Ikan
merupakan
salah
satu
mengakibatkan
bahan makanan yang banyak dikenal
mengalami
dan
perlu
dikonsumsi
masyarakat
teknik
ikan
mudah
kerusakan,
sehingga
yang
tepat
untuk
kualitas
ikan
(Hadiwiyoto, 1993). Potensi sumber
mempertahankan
daya perikanan laut di Indonesia
(Ghufran dan Kordik, 2009).
menghasilkan sekitar 65 juta ton
Ikan merupakan bahan pangan
terdapat
yang memiliki kandungan zat gizi
teknik
yang tinggi. Kandungan gizi pada
pengolahan dan pengawetan yang
ikan adalah protein, lemak, vitamin,
pertahun,
keterbatasan
namun
dalam
1
mineral
dan
air.
mengalami
disebabkan
Ikan
mudah
kerusakan
yang
oleh
beberapa
hal
digunakan bahan kimia pengawet
berbahaya,
alternatif
lain
yang
memungkinkan untuk dikembangkan
antara lain kadar air yang cukup
adalah
pemanfaatan
tinggi (70-80% dari berat daging)
bioaktif
yang
dan kandungan zat gizi pada ikan.
tumbuhan. Salah satu diantaranya
Kandungan air dan zat gizi yang
adalah
cukup
metabolit sekunder yang terdapat
tinggi
tersebut
menyebabkan
dapat
mikroorganisme
mudah tumbuh dan berkembang
Perubahan atau kerusakan ikan
tangkap
penghambat
dihasilkan
pemanfaatan
tanaman
jahe
oleh
senyawa
(Zingiber
officinale). ).
Hasil penelitian Purwani dan
biak (Astawan, 2004).
paska
pada
senyawa
akan
dalam
Muwakidah (2008) berbagai bahan
menjadi
alami yaitu laos, jahe dan kunyit
upaya
yang telah diparut dan dilumatkan
pendistribusian dan perdagangan.
pada ikan
Untuk mengatasi kondisi tersebut
daging dan ikan selama 24 jam pada
maka
suhu kamar.
perlu
adanya
upaya
peningkatan masa simpan ikan, agar
ikan
tidak
mudah
mengalami
dapat mengawetkan
Staphylococcus
saprophyticus
merupakan bakteri proeolitik bersifat
kerusakan dan pembusukan selama
patogen.
Staphylococcus
pendistribusian (Irianto dan Soesilo,
saprophyticus diperoleh dari hasil
2007).
penelitian Purwani, Retnanungtyas,
dan
dan Widowati (2008) yang telah
mengendalikan pertumbuhan bakteri
melakukan isolasi mikrobia perusak
pada bahan makanan umumnya
ikan nila.
Upaya
mencegah
Staphylococcus
2
tumbuh
dengan
370
temperatur
cepat
C,
pada
METODE PENELITIAN
Penelitian
namun
ini
menggunakan
pembentukan pigmen yang terbaik
desain penelitian experimental murni
adalah pada temperatur kamar (20-
di
350 C), koloni pada media yang
pengeringan rimpang jahe dilakukan
padat akan berbentuk bulat, lembut,
di
dan mengkilap. Hampir setiap orang
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
mengalami berbagai infeksi, infeksi
Muhammadiyah Surakarta. Ekstraksi
yang
jahe
disebabkan
Staphylococcus
umumnya
oleh
Saprophyticus
menyebabkan
infeksi
Laboratorium.
Tempat
Laboratorium
dilakukan
Ilmu
di
untuk
Pangan
Laboratorium
Kimia, Laboratorium Farmasetika,
FIK
Universitas
Muhammadiyah
saluran urin pada wanita muda
Surakarta. Isolasi mikrobia dan daya
(Jawetz, et al, 2005).
hambat dilakukan di Laboratorium
Tujuan dari penelitian ini adalah
Mikrobiologi,
Mengukur daya hambat ekstrak jahe
Kesehatan
(Zingiber
Muhammadiyah
officinale)
pertumbuhan
dari
Staphylococcus
saprophyticus perusak ikan dalam
sistem
emulsi
Tween
80
Fakultas
Ilmu
Universitas
Surakarta.
Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2011-Februari 2012.
Rancangan
dan
yang
Menganalisis pengaruh ekstrak jahe
dalam
(Zingiber officinale) terhadap daya
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
hambat
pertumbuhan
Masing-masing perlakuan dilakukan
Staphylococcus
saprophyticus
3
kali
penelitian
digunakan
ulangan
ini
sehingga
adalah
total
perusak ikan dalam sistem emulsi
percobaan 4 x 3 = 12 satuan
Tween 80.
percobaan. Konsentrasi ekstrak jahe
3
yang digunakan yaitu 0%, 25%, 35%
Tween
dan 45%.
Dihomogenkan dengan stirer hingga
Prosedur
penelitian
ekstraksi
jahe yaitu rimpang jahe dibersihkan
80
hingga
angka
100.
homogen.
Prosedur
uji
hambat
dan diiris tipis kemudian dikeringkan
mikrobia
dengan oven pada suhu 550 C
konsentrasi yang berbeda yaitu: 1
selama 24 jam. Irisan jahe diblender
ose biakan murni dimasukkan ke
untuk mendapatkan serbuk jahe.
dalam tabung reaksi yang berisi ± 10
Serbuk jahe diayak menggunakan
ml Na cair. Dituang pada cawan petri
ayakan
steril
60
mesh.
Serbuk
jahe
pada
daya
ekstraksi
kemudian
jahe
dihomogenkan
dimasukkan
dengan memtar menyerupai angka 8
dalam Erlenmeyer. Ditambah pelarut
dan ditunggu hingga padat. Setelah
dan diaduk menggunakan magnetic
padat, cawan petri dibagi 4 juring,
stirer selama 60 menit. Didiamkan
jutting A konsentrasi 0%, juring B
selama
Disaring
konsentrasi
menggunakan kertas saring hingga
konsentrasi
diperoleh ekstrak jahe. Ekstrak jahe
konsentrasi 45%. Diambil kertas
dikentalkan
saring steril kemudian dicelupkan ke
ditimbang
50
gram,
24
jam.
menggunakan
rotary
vacum evaporator.
Prosedur pengenceran ekstrak
dalam
25%,
35%
ekstrak
konsentrasi
juring
dan
jahe
juring
D
dengan
masing-masing
dibagian
C
dan
jahe yaitu ekstrak jahe ditimbang
diletakkan
hingga mencapai berat 0, 25, 35 dan
permukaan agar cawan yang sudah
45 gram. Masing-masing ekstrak
ditanam
dimasukkan dalam labu takar 100 ml
saphropyticus. Biakan uji diinkubasi
lalu ditambahkan dengan larutan 1,0
dalam inkubator 370 C selama 2 x 24
biakan
juring
Staphylococcus
4
jam.
Setelah
diinkubasi
diamati
diameter
zona
terang.
adanya zona terang dan diukur
besar daya hambat ekstrak jahe
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
dari
Staphylococcus
penelitian
ini,
saphropyticus
(Zingiber
officinale)
pertumbuhan
terhadap
Staphylococcus
terdapat daya hambat oleh ekstrak
saphropyticus dapat dilihat pada
jahe.Data hasil pengukuran rata-rata
Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Besar Daya Hambat Staphylococcus saphropyticus Perusak
Ikan oleh Ekstrak Jahe.
Konsentrasi
ekstrak jahe
0%
25%
35%
45%
Rata-rata
(mm)
0
19,11 ± 2,90
20.22 ± 1,64
21.44 ± 5.04
Kategori
Hambatan
Tidak ada
Sedang
Kuat
Kuat
1,
pada kontrol negatif tidak terdapat
saphropyticus
diameter zona hambat dan pada
memiliki kategori hambatan sedang
konsentrasi ekstrak jahe 25%, 35%,
hingga
45%
Berdasarkan
Staphylococcus
kuat
hal
Tabel
ini
disebabkan
mampu
menghambat
karena bakteri gram positif dinding
pertumbuhan
selnya terdiri dari peptidoglikan yang
saprophyticus yang terdapat pada
tebal dan lipid sedikit sehingga
ikan nila. Hal ini disebabkan karena
senyawa fenol mampu mencegah
adanya kandungan senyawa fenol
sintesis peptidoglikan pada sel yang
yang berfungsi sebagai antimikrobia
sedang tumbuh.
dalam ekstrak jahe (Paimin dan
Hasil pengujian daya hambat
Murhananto,
Staphylococcus
2004),
senyawa-
Staphylococcus saprophyticus dari
senyawa itulah yang berperan aktif
ekstrak jahe menunjukan bahwa
dan
menghambat
pertumbuhan
5
bakteri
Staphylococcus
menyebabkan
terganggunya
saprophyticus. Besar daya hambat
transpor nutrisi melalui membran sel
Staphylococcus
sehingga
saphropyticus
sel
bakteri
mengalami
diperoleh bahwa konsentrasi 25%
kekurangan nutrisi yang diperlukan
sudah
bagi pertumbuhannya. Fenol pada
mampu
menghambat
jahe
pertumbuhan mikrobia.
Menurut Jawetz et al. (2001)
memiliki
kemampuan
mendenaturasi protein dan merusak
pertumbuhan bakteri yang terhambat
membran
atau kematian bakteri akibat suatu
melarutkan lemak yang terdapat
zat antibakteri dapat disebabkan
pada
oleh
menyebabkan penghambatan pada
penghambatan
terhadap
sintesis dinding sel, penghambatan
terhadap
fungsi
penghambatan
protein,
terhadap
Kerusakan
sintesis
dinding
dengan
sel,
cara
sehingga
bakteri.
sel,
Hasil analisis Anova satu arah
sintesis
pengaruh daya hambat konsentrasi
penghambatan
ekstrak jahe yang berbeda terhadap
membran
terhadap
atau
sel
asam
nukleat.
membran
sel
pertumbuhan
Staphylococcus
saprophyticus perusak ikan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh Daya Hambat Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus
Konsentrasi
Besar daya hambat (mm)
Rata-rata
Nilai P
Ekstrak jahe Ulangan1 Ulangan2
(mm)
Ulangan3
0%
0
0
0
0 a
0.000
25%
16,67
18,33
22,33
19,11 b
35%
18,33
21.00
21.33
20.22 b
45%
15,67
25
23.67
21.44 b
Kategori: notasi huruf a menunjukkan beda nyata dengan notasi huruf b
6
Berdasarkan Tabel 2, hasil uji
One Way Anova,
bahwa
nilai
pengaruh
diperoleh hasil
sudah
saprophyticus
efektif
untuk
dihambat pada konsentrasi 25%,
terhadap
sedangkan penggunaan konsentrasi
Staphylococcus
yang lebih tinggi yaitu 35%, 45%
signifikasi
ekstrak
pertumbuhan
menunjukan bahwa Staphylococcus
jahe
saprophyticus yaitu lebih kecil dari
tidak
0,05 (0,000 < 0,05), sehingga H0
berbeda dengan konsentrasi 25%.
ditolak. Hal ini menunjukkan ada
Dengan demikian, dapat dikatakan
pengaruh
bahwa perlakuan yang berpotensi
yang
signifikan
dari
memberikan
konsentrasi ekstrak jahe terhadap
untuk
pertumbuhan
pertumbuhan
Staphylococcus
saprophyticus,
oleh
karena
ada
efek
yang
menghambat
total
bakteri
Staphylococcus
saprophyticus
pengaruh maka dilanjutkan dengan
adalah mulai konsentrasi 25%. Hal
uji LSD untuk mengetahui adanya
ini menunjukan bahwa, konsentrasi
perbedaan
terendah untuk menghambat total
pada
masing-masing
pertumbuhan
konsentrasi.
Berdasarkan Tabel 2, hasil uji
LSD
menunjukan
bahwa
konsentrasi yang diberi jahe dan
bakteri
Staphylococcus saprophyticus pada
penelitian ini adalah 25%.
Mekanisme
tidak diberi jahe berbeda nyata.
bakteri
Sedangkan penggunaan konsentrasi
disebabkan
ekstrak jahe 25%, 35%, dan 45%
bereaksi
terhadap
transmembran) pada membran luar
penghambatan
oleh
penghambatan
senyawa
senyawa
dengan
sel
fenol
porin
bakteri
fenol
akan
(protein
Staphylococcus saprophyticus tidak
dinding
membentuk
ada perbedaan yang nyata. Hal ini
ikatan polimer yang kuat sehingga
7
m
mengakibatk
kan
rusakknya
porin
n.
engakibatkan
n
me
bakteri
sel
sehingga
R
Rusaknya
porin yang
g merupaka
an
kekkurangan
p
pintu
kelua
ar masuknyya substansi
perrtumbuhan b
bakteri akan terhambat
a
akan
permeabilita
as
men
ngurangi
d
dinding
se
el
bakteri
yang
daya hambat (mm)
25
ata
au
nutrisi,
(Salni
mati
dkkk,
2011)
aka
an
21.44
20.22
19.11
20
15
10
5
Stap
phylococcus
Saprrophyticus
0
0
konsentrasi konsentrasi konsentrasi konsentrasi
35%
25%
45%
0%
konsentrasi ekstrak jahe
Gambar 1. Daya
a Hambat Ekstrak Jah
he (Zingibe
er officinale)) terhadap
Pertu
umbuhan S
Staphylococc
cus saproph
hyticus Perrusak Ikan
dalam
m Sistem Em
mulsi Tween
n 80.
Berdasarrkan
Ga
ambar
m
menunjukka
an
k
kecenderung
gan
t
tinggi
adanyya
bahw
wa
konssentrasi
s
semakin
t
terhadap
besar
1,
semakin
ekstrak
daya
e,
jahe
hamba
at
me
endenaturasi protein dan merusak
me
embran
se
el
diikuti
dengan
penghamba
atan
pen
ningkatan
bak
kteri
pada
Staph
hylococcus
sap
prophyticus.
Pada
konsentrasi
k
pertumbuha
an
25%
%, 35% da
an 45% me
enunjukkan
S
Staphylococ
ccus saprop
phyticus. Hal
tida
ak ada beda
a nyata, sehiingga yang
i
ini
dipengaruhi kerena
a kandunga
an
efe
ektif
f
fenol
yang tinggi
t
dalam
m ekstrak jah
he
kon
nsentrasi 25
5%.
menghambat
yaitu
8
KESIMPULAN DAN SARAN
pertumbuhan
KESIMPULAN
saprophyticus.
Berdasarkan hasil analisis data
SARAN
Berdasarkan
yang telah dilakukan dapat diambil
hasil
penelitian
dan kesimpulan tersebut maka saran
kesimpulan bahwa:
(1) Ekstrak
Staphylococcus
jahe
menghambat
mampu
pada penelitian ini adalah :
(1) Ekstrak
pertumbuhan
jahe
sebagai
memiliki
Staphylococcus saprophyticus pada
kemampuan
konsentrasi 25% sebesar 19,11 mm
khususnya bakteri perusak yang
dengan kategori hambatan sedang ,
telah
konsentrasi 35% sebesar 20,22 mm
sehingga
dengan kategori
kuat dan 45%
sebagai alternatif pada pengawetan
sebesar 21,44 dengan kategori kuat.
ikan. (2) Ekstrak jahe pada dosis
(2) Ada pengaruh yang nyata pada
minimum yaitu 25% sudah mampu
penggunaan konsentrasi ekstraksi
menghambat
jahe 0%, 25%, 35%, 45% terhadap
Staphylococcus saprophyticus pada
penghambatan
Staphylococcus
pangan terutama pada produk ikan,
saprophyticus.
(3)Penggunaan
sehingga perlu dilakukan penelitian
diisolasi
dari
dapat
antimikrobia
ikan
nila,
dimanfaatkan
pertumbuhan
konsentrasi 0% berbeda dengan
sejenis
konsentrasi
45%
konsentrasi terendah yang dapat
sedangkan pada konsentrasi 25%,
menghambat pertumbuhan mikrobia
35%, 45% tidak ada beda. (4)
di
Ekstrak jahe pada konsentrasi 25%
Consentration.
sudah
25%,
efektif
35%,
untuk
Minimum
mengetahui
Inhibotory
menghambat
9
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2004. Ikan yang Sedap dan Bergizi. Tiga Serangkai. Solo : 1-7
Paimin, FB dan Murhananto. 2004. Budi Daya Pengolahan, Perdagangan Jahe.
Penebar swadaya. Jakarta : 4-11
Purwani, E dan Muwakidah.2008. Efek Berbagai Pengawet Alami Sebagai
Pengganti Formalin Terhadap Sifat Organoleptik dan Masa Simpan Daging
dan Ikan. Program studi gizi UMS
Purwani, E., Retnaningtyas, E. dan Widowati, D. 2008. Pengembangan Model
Pengawet Alami dari Ekstrak Lengkuas (Languas galangal), Kunyit
(Curcuma domestica) dan Jahe (Zingiber officianale) sebagai Penganti
Formalin pada Daging dan Ikan Segar. Dikti. Jakarta.
Jawetz, Melinick, dan Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical
Microbiologi). Salemba Medika. Jakarta : 317 – 318
Norris,
J.R.,
R.C.W.
Berkeley.,
N.A.
Logan
and
A.G.
O'D
onnell. 1981. The genera Bacillus and Sporolactobacillus, pp. 1711-1742. In: M.
P. Starr et al. (eds.), The Prokaryotes: A Handbook on Habitats, Isolation,
and Identification of Bacteria, Vol. 2. Springer-Verlag, Berlin.
Sayyad, Sadikali F and Chaudhari, Sanjay R. 2010. Isolation of Volatile Oil from
Some Plants of Zingiberaceae Family and Estimated of Their Antimbacterial
Potential. Journal of Current Pharmaceutical Research 2010;4 (1): 1-3.
10
TIKEL ILMIA
AH
DAYA HAMBAT EKSTRAK J
JAHE (Zing
giber officinale) TERHA
ADAP
occus sapro
rophyticus P
PERUSAK IKAN
PERTUMBUHAN Staphyloco
ALAM SISTEM EMULS
SI TWEEN 80
0
DA
Dis
susun Oleh
h:
QUDWA
ATUN QOYY
YIMAH
J 300 090 018
8
AM STUDI GIZI
G DIII
PROGRA
FAKULTAS
S ILMU KES
SEHATAN
UNIVER
RSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURAK
KARTA
2012
1
NUTRITION DEPARTMENT
HEALTH FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
ABSTRACT
Qudwatun Qoyyimah. J300090018
“The Resistibility of Ginger Extract (Zingiber officianale) to the Growth of
Staphylococcus saprophyticus damaged fish in the 80 Tween Emulsion
System”
Fish is one of damageable food so human needs efforts to pickle them. Many
researches found that ginger has fenol compound that is useful as the
antimicrobial so it can be used to pickle the fishes. The objective of this research
is to know the of ginger extract (Zingiber officianale) to the growth of
staphylococcus saprophyticus damaged fish in the 80 Tween emulsion system”
The experiment on the growth of the bacteria of staphylococcus
saprophyticus is done by using Complete Random Program (RAL) with 4 action
and 3 times of repetition. The variable of this research is the resistibility of
staphylococcus saprophyticus and the different concentration ogf ginger extract.
The ginger extract concentration that is 0% (control), 25%, 35%, 45% (b/v) and
the analysis using one way Anova.
The result of this research shows that ginger extract is able to resist the
growth of staphylococcus saprophyticus on the 0% concentration without any
resistor, 25% concentration with low resistor, 35% and 45% concentration have
strong resistor. The statistical test shows that there is influence of resistability of
ginger extract to the growth staphylococcus saprophyticus. The using of 0%
concentration is really different with the concentration of 25%, 35%, 45%. There
is no difference between 25%, 35% and 45% concentration, so staphylococcus
saprophyticus is effectively resisted on the 25% concentration. The sugestion of
this result is to use ginger extract as the antimicrobial because it can be used to
pickle the fish.
Keyword
Bibliography :
:
The resistibility, ginger
saprophyticus, Fish.
34 :1981-2011
extract,
staphylococcus
2
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Qudwatun Qoyyimah. J300090018
“DAYA HAMBAT
EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP
PERTUMBUHAN Staphylococcus saprophyticus PERUSAK IKAN DALAM
SISTEM EMULSI TWEEN 80”.
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan
sehingga perlu usaha untuk mengawetkannya. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa jahe mempunyai kandungan senyawa fenol yang berfungsi sebagai
antimikrobia sehingga berpotensi untuk mengawetkan ikan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak Jahe (Zingiber officinale)
terhadap pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus perusak ikan dalam sistem
emulsi Tween 80”.
Pengujian terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus saprophyticus
dilakukan menggunakan metode difusi agar pada media Nutrient Agar,
percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan
dan 3 kali ulangan. Variabel yang diteliti adalah besar daya hambat
Staphylococcus saprophyticus dan konsentrasi ekstrak jahe yang berbeda.
Konsentrasi ekstrak jahe yang diujikan adalah 0% (kontrol), 25%, 35%, 45% (b/v)
dan dianalisis menggunakan uji Anova satu arah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe mampu menghambat
pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus pada konsentrasi 0% tidak ada
hambatan, konsentrasi 25% dengan kategori hambatan sedang, konsentrasi
35% dan 45% memiliki hambatan kuat. Hasil uji statistik terdapat pengaruh daya
hambat ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus.
Penggunaan konsentrasi 0% berbeda nyata dengan konsentrasi 25%, 35%,
45%. Konsentrasi 25%, 35% dan 45% tidak ada perbedaan yang nyata sehingga
Staphylococcus saprophyticus sudah efektif dihambat pada konsentrasi 25%.
Saran dari penelitian ini yaitu ekstrak jahe memiliki kemampuan sebagai
antimikrobia sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pada pengawetan
ikan.
Kata kunci
: Daya hambat, ekstrak jahe, Staphylococcus saprophyticus,
Ikan
Kepustakaan : 34: 1981-2011
3
v
vi
DAYA HAMBAT EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP
PERTUMBUHAN Staphylococcus saprophyticus PERUSAK IKAN
DALAM SISTEM EMULSI TWEEN 80
Qudwatun Qoyyimah
Program Studi Gizi DIII, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
Fish is one of damageable food so human needs efforts to pickle them. The
objective of this research is to know the of ginger extract (Zingiber officianale) to
the growth of staphylococcus saprophyticus damaged fish in the 80 Tween
emulsion system. The experiment on the growth of the bacteria of
staphylococcus saprophyticus is done by using Complete Random Program
(RAL) with 4 action and 3 times of repetition. The ginger extract concentration
that is 0% (control), 25%, 35%, 45% (b/v). The result of this research shows that
there is influence of resistability of ginger extract to the growth staphylococcus
saprophyticus. The using of 0% concentration is really different with the
concentration of 25%, 35%, 45%. There is no difference between 25%, 35% and
45% concentration, so staphylococcus saprophyticus is effectively resisted on the
25% concentration. The sugestion of this result is to use ginger extract as the
antimicrobial because it can be used to pickle the fish.
Keyword : The resistibility, ginger extract, Staphylococcus saprophyticus, Fish.
PENDAHULUAN
Ikan
merupakan
salah
satu
mengakibatkan
bahan makanan yang banyak dikenal
mengalami
dan
perlu
dikonsumsi
masyarakat
teknik
ikan
mudah
kerusakan,
sehingga
yang
tepat
untuk
kualitas
ikan
(Hadiwiyoto, 1993). Potensi sumber
mempertahankan
daya perikanan laut di Indonesia
(Ghufran dan Kordik, 2009).
menghasilkan sekitar 65 juta ton
Ikan merupakan bahan pangan
terdapat
yang memiliki kandungan zat gizi
teknik
yang tinggi. Kandungan gizi pada
pengolahan dan pengawetan yang
ikan adalah protein, lemak, vitamin,
pertahun,
keterbatasan
namun
dalam
1
mineral
dan
air.
mengalami
disebabkan
Ikan
mudah
kerusakan
yang
oleh
beberapa
hal
digunakan bahan kimia pengawet
berbahaya,
alternatif
lain
yang
memungkinkan untuk dikembangkan
antara lain kadar air yang cukup
adalah
pemanfaatan
tinggi (70-80% dari berat daging)
bioaktif
yang
dan kandungan zat gizi pada ikan.
tumbuhan. Salah satu diantaranya
Kandungan air dan zat gizi yang
adalah
cukup
metabolit sekunder yang terdapat
tinggi
tersebut
menyebabkan
dapat
mikroorganisme
mudah tumbuh dan berkembang
Perubahan atau kerusakan ikan
tangkap
penghambat
dihasilkan
pemanfaatan
tanaman
jahe
oleh
senyawa
(Zingiber
officinale). ).
Hasil penelitian Purwani dan
biak (Astawan, 2004).
paska
pada
senyawa
akan
dalam
Muwakidah (2008) berbagai bahan
menjadi
alami yaitu laos, jahe dan kunyit
upaya
yang telah diparut dan dilumatkan
pendistribusian dan perdagangan.
pada ikan
Untuk mengatasi kondisi tersebut
daging dan ikan selama 24 jam pada
maka
suhu kamar.
perlu
adanya
upaya
peningkatan masa simpan ikan, agar
ikan
tidak
mudah
mengalami
dapat mengawetkan
Staphylococcus
saprophyticus
merupakan bakteri proeolitik bersifat
kerusakan dan pembusukan selama
patogen.
Staphylococcus
pendistribusian (Irianto dan Soesilo,
saprophyticus diperoleh dari hasil
2007).
penelitian Purwani, Retnanungtyas,
dan
dan Widowati (2008) yang telah
mengendalikan pertumbuhan bakteri
melakukan isolasi mikrobia perusak
pada bahan makanan umumnya
ikan nila.
Upaya
mencegah
Staphylococcus
2
tumbuh
dengan
370
temperatur
cepat
C,
pada
METODE PENELITIAN
Penelitian
namun
ini
menggunakan
pembentukan pigmen yang terbaik
desain penelitian experimental murni
adalah pada temperatur kamar (20-
di
350 C), koloni pada media yang
pengeringan rimpang jahe dilakukan
padat akan berbentuk bulat, lembut,
di
dan mengkilap. Hampir setiap orang
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
mengalami berbagai infeksi, infeksi
Muhammadiyah Surakarta. Ekstraksi
yang
jahe
disebabkan
Staphylococcus
umumnya
oleh
Saprophyticus
menyebabkan
infeksi
Laboratorium.
Tempat
Laboratorium
dilakukan
Ilmu
di
untuk
Pangan
Laboratorium
Kimia, Laboratorium Farmasetika,
FIK
Universitas
Muhammadiyah
saluran urin pada wanita muda
Surakarta. Isolasi mikrobia dan daya
(Jawetz, et al, 2005).
hambat dilakukan di Laboratorium
Tujuan dari penelitian ini adalah
Mikrobiologi,
Mengukur daya hambat ekstrak jahe
Kesehatan
(Zingiber
Muhammadiyah
officinale)
pertumbuhan
dari
Staphylococcus
saprophyticus perusak ikan dalam
sistem
emulsi
Tween
80
Fakultas
Ilmu
Universitas
Surakarta.
Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2011-Februari 2012.
Rancangan
dan
yang
Menganalisis pengaruh ekstrak jahe
dalam
(Zingiber officinale) terhadap daya
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
hambat
pertumbuhan
Masing-masing perlakuan dilakukan
Staphylococcus
saprophyticus
3
kali
penelitian
digunakan
ulangan
ini
sehingga
adalah
total
perusak ikan dalam sistem emulsi
percobaan 4 x 3 = 12 satuan
Tween 80.
percobaan. Konsentrasi ekstrak jahe
3
yang digunakan yaitu 0%, 25%, 35%
Tween
dan 45%.
Dihomogenkan dengan stirer hingga
Prosedur
penelitian
ekstraksi
jahe yaitu rimpang jahe dibersihkan
80
hingga
angka
100.
homogen.
Prosedur
uji
hambat
dan diiris tipis kemudian dikeringkan
mikrobia
dengan oven pada suhu 550 C
konsentrasi yang berbeda yaitu: 1
selama 24 jam. Irisan jahe diblender
ose biakan murni dimasukkan ke
untuk mendapatkan serbuk jahe.
dalam tabung reaksi yang berisi ± 10
Serbuk jahe diayak menggunakan
ml Na cair. Dituang pada cawan petri
ayakan
steril
60
mesh.
Serbuk
jahe
pada
daya
ekstraksi
kemudian
jahe
dihomogenkan
dimasukkan
dengan memtar menyerupai angka 8
dalam Erlenmeyer. Ditambah pelarut
dan ditunggu hingga padat. Setelah
dan diaduk menggunakan magnetic
padat, cawan petri dibagi 4 juring,
stirer selama 60 menit. Didiamkan
jutting A konsentrasi 0%, juring B
selama
Disaring
konsentrasi
menggunakan kertas saring hingga
konsentrasi
diperoleh ekstrak jahe. Ekstrak jahe
konsentrasi 45%. Diambil kertas
dikentalkan
saring steril kemudian dicelupkan ke
ditimbang
50
gram,
24
jam.
menggunakan
rotary
vacum evaporator.
Prosedur pengenceran ekstrak
dalam
25%,
35%
ekstrak
konsentrasi
juring
dan
jahe
juring
D
dengan
masing-masing
dibagian
C
dan
jahe yaitu ekstrak jahe ditimbang
diletakkan
hingga mencapai berat 0, 25, 35 dan
permukaan agar cawan yang sudah
45 gram. Masing-masing ekstrak
ditanam
dimasukkan dalam labu takar 100 ml
saphropyticus. Biakan uji diinkubasi
lalu ditambahkan dengan larutan 1,0
dalam inkubator 370 C selama 2 x 24
biakan
juring
Staphylococcus
4
jam.
Setelah
diinkubasi
diamati
diameter
zona
terang.
adanya zona terang dan diukur
besar daya hambat ekstrak jahe
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
dari
Staphylococcus
penelitian
ini,
saphropyticus
(Zingiber
officinale)
pertumbuhan
terhadap
Staphylococcus
terdapat daya hambat oleh ekstrak
saphropyticus dapat dilihat pada
jahe.Data hasil pengukuran rata-rata
Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Besar Daya Hambat Staphylococcus saphropyticus Perusak
Ikan oleh Ekstrak Jahe.
Konsentrasi
ekstrak jahe
0%
25%
35%
45%
Rata-rata
(mm)
0
19,11 ± 2,90
20.22 ± 1,64
21.44 ± 5.04
Kategori
Hambatan
Tidak ada
Sedang
Kuat
Kuat
1,
pada kontrol negatif tidak terdapat
saphropyticus
diameter zona hambat dan pada
memiliki kategori hambatan sedang
konsentrasi ekstrak jahe 25%, 35%,
hingga
45%
Berdasarkan
Staphylococcus
kuat
hal
Tabel
ini
disebabkan
mampu
menghambat
karena bakteri gram positif dinding
pertumbuhan
selnya terdiri dari peptidoglikan yang
saprophyticus yang terdapat pada
tebal dan lipid sedikit sehingga
ikan nila. Hal ini disebabkan karena
senyawa fenol mampu mencegah
adanya kandungan senyawa fenol
sintesis peptidoglikan pada sel yang
yang berfungsi sebagai antimikrobia
sedang tumbuh.
dalam ekstrak jahe (Paimin dan
Hasil pengujian daya hambat
Murhananto,
Staphylococcus
2004),
senyawa-
Staphylococcus saprophyticus dari
senyawa itulah yang berperan aktif
ekstrak jahe menunjukan bahwa
dan
menghambat
pertumbuhan
5
bakteri
Staphylococcus
menyebabkan
terganggunya
saprophyticus. Besar daya hambat
transpor nutrisi melalui membran sel
Staphylococcus
sehingga
saphropyticus
sel
bakteri
mengalami
diperoleh bahwa konsentrasi 25%
kekurangan nutrisi yang diperlukan
sudah
bagi pertumbuhannya. Fenol pada
mampu
menghambat
jahe
pertumbuhan mikrobia.
Menurut Jawetz et al. (2001)
memiliki
kemampuan
mendenaturasi protein dan merusak
pertumbuhan bakteri yang terhambat
membran
atau kematian bakteri akibat suatu
melarutkan lemak yang terdapat
zat antibakteri dapat disebabkan
pada
oleh
menyebabkan penghambatan pada
penghambatan
terhadap
sintesis dinding sel, penghambatan
terhadap
fungsi
penghambatan
protein,
terhadap
Kerusakan
sintesis
dinding
dengan
sel,
cara
sehingga
bakteri.
sel,
Hasil analisis Anova satu arah
sintesis
pengaruh daya hambat konsentrasi
penghambatan
ekstrak jahe yang berbeda terhadap
membran
terhadap
atau
sel
asam
nukleat.
membran
sel
pertumbuhan
Staphylococcus
saprophyticus perusak ikan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh Daya Hambat Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) terhadap
Pertumbuhan Staphylococcus saprophyticus
Konsentrasi
Besar daya hambat (mm)
Rata-rata
Nilai P
Ekstrak jahe Ulangan1 Ulangan2
(mm)
Ulangan3
0%
0
0
0
0 a
0.000
25%
16,67
18,33
22,33
19,11 b
35%
18,33
21.00
21.33
20.22 b
45%
15,67
25
23.67
21.44 b
Kategori: notasi huruf a menunjukkan beda nyata dengan notasi huruf b
6
Berdasarkan Tabel 2, hasil uji
One Way Anova,
bahwa
nilai
pengaruh
diperoleh hasil
sudah
saprophyticus
efektif
untuk
dihambat pada konsentrasi 25%,
terhadap
sedangkan penggunaan konsentrasi
Staphylococcus
yang lebih tinggi yaitu 35%, 45%
signifikasi
ekstrak
pertumbuhan
menunjukan bahwa Staphylococcus
jahe
saprophyticus yaitu lebih kecil dari
tidak
0,05 (0,000 < 0,05), sehingga H0
berbeda dengan konsentrasi 25%.
ditolak. Hal ini menunjukkan ada
Dengan demikian, dapat dikatakan
pengaruh
bahwa perlakuan yang berpotensi
yang
signifikan
dari
memberikan
konsentrasi ekstrak jahe terhadap
untuk
pertumbuhan
pertumbuhan
Staphylococcus
saprophyticus,
oleh
karena
ada
efek
yang
menghambat
total
bakteri
Staphylococcus
saprophyticus
pengaruh maka dilanjutkan dengan
adalah mulai konsentrasi 25%. Hal
uji LSD untuk mengetahui adanya
ini menunjukan bahwa, konsentrasi
perbedaan
terendah untuk menghambat total
pada
masing-masing
pertumbuhan
konsentrasi.
Berdasarkan Tabel 2, hasil uji
LSD
menunjukan
bahwa
konsentrasi yang diberi jahe dan
bakteri
Staphylococcus saprophyticus pada
penelitian ini adalah 25%.
Mekanisme
tidak diberi jahe berbeda nyata.
bakteri
Sedangkan penggunaan konsentrasi
disebabkan
ekstrak jahe 25%, 35%, dan 45%
bereaksi
terhadap
transmembran) pada membran luar
penghambatan
oleh
penghambatan
senyawa
senyawa
dengan
sel
fenol
porin
bakteri
fenol
akan
(protein
Staphylococcus saprophyticus tidak
dinding
membentuk
ada perbedaan yang nyata. Hal ini
ikatan polimer yang kuat sehingga
7
m
mengakibatk
kan
rusakknya
porin
n.
engakibatkan
n
me
bakteri
sel
sehingga
R
Rusaknya
porin yang
g merupaka
an
kekkurangan
p
pintu
kelua
ar masuknyya substansi
perrtumbuhan b
bakteri akan terhambat
a
akan
permeabilita
as
men
ngurangi
d
dinding
se
el
bakteri
yang
daya hambat (mm)
25
ata
au
nutrisi,
(Salni
mati
dkkk,
2011)
aka
an
21.44
20.22
19.11
20
15
10
5
Stap
phylococcus
Saprrophyticus
0
0
konsentrasi konsentrasi konsentrasi konsentrasi
35%
25%
45%
0%
konsentrasi ekstrak jahe
Gambar 1. Daya
a Hambat Ekstrak Jah
he (Zingibe
er officinale)) terhadap
Pertu
umbuhan S
Staphylococc
cus saproph
hyticus Perrusak Ikan
dalam
m Sistem Em
mulsi Tween
n 80.
Berdasarrkan
Ga
ambar
m
menunjukka
an
k
kecenderung
gan
t
tinggi
adanyya
bahw
wa
konssentrasi
s
semakin
t
terhadap
besar
1,
semakin
ekstrak
daya
e,
jahe
hamba
at
me
endenaturasi protein dan merusak
me
embran
se
el
diikuti
dengan
penghamba
atan
pen
ningkatan
bak
kteri
pada
Staph
hylococcus
sap
prophyticus.
Pada
konsentrasi
k
pertumbuha
an
25%
%, 35% da
an 45% me
enunjukkan
S
Staphylococ
ccus saprop
phyticus. Hal
tida
ak ada beda
a nyata, sehiingga yang
i
ini
dipengaruhi kerena
a kandunga
an
efe
ektif
f
fenol
yang tinggi
t
dalam
m ekstrak jah
he
kon
nsentrasi 25
5%.
menghambat
yaitu
8
KESIMPULAN DAN SARAN
pertumbuhan
KESIMPULAN
saprophyticus.
Berdasarkan hasil analisis data
SARAN
Berdasarkan
yang telah dilakukan dapat diambil
hasil
penelitian
dan kesimpulan tersebut maka saran
kesimpulan bahwa:
(1) Ekstrak
Staphylococcus
jahe
menghambat
mampu
pada penelitian ini adalah :
(1) Ekstrak
pertumbuhan
jahe
sebagai
memiliki
Staphylococcus saprophyticus pada
kemampuan
konsentrasi 25% sebesar 19,11 mm
khususnya bakteri perusak yang
dengan kategori hambatan sedang ,
telah
konsentrasi 35% sebesar 20,22 mm
sehingga
dengan kategori
kuat dan 45%
sebagai alternatif pada pengawetan
sebesar 21,44 dengan kategori kuat.
ikan. (2) Ekstrak jahe pada dosis
(2) Ada pengaruh yang nyata pada
minimum yaitu 25% sudah mampu
penggunaan konsentrasi ekstraksi
menghambat
jahe 0%, 25%, 35%, 45% terhadap
Staphylococcus saprophyticus pada
penghambatan
Staphylococcus
pangan terutama pada produk ikan,
saprophyticus.
(3)Penggunaan
sehingga perlu dilakukan penelitian
diisolasi
dari
dapat
antimikrobia
ikan
nila,
dimanfaatkan
pertumbuhan
konsentrasi 0% berbeda dengan
sejenis
konsentrasi
45%
konsentrasi terendah yang dapat
sedangkan pada konsentrasi 25%,
menghambat pertumbuhan mikrobia
35%, 45% tidak ada beda. (4)
di
Ekstrak jahe pada konsentrasi 25%
Consentration.
sudah
25%,
efektif
35%,
untuk
Minimum
mengetahui
Inhibotory
menghambat
9
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2004. Ikan yang Sedap dan Bergizi. Tiga Serangkai. Solo : 1-7
Paimin, FB dan Murhananto. 2004. Budi Daya Pengolahan, Perdagangan Jahe.
Penebar swadaya. Jakarta : 4-11
Purwani, E dan Muwakidah.2008. Efek Berbagai Pengawet Alami Sebagai
Pengganti Formalin Terhadap Sifat Organoleptik dan Masa Simpan Daging
dan Ikan. Program studi gizi UMS
Purwani, E., Retnaningtyas, E. dan Widowati, D. 2008. Pengembangan Model
Pengawet Alami dari Ekstrak Lengkuas (Languas galangal), Kunyit
(Curcuma domestica) dan Jahe (Zingiber officianale) sebagai Penganti
Formalin pada Daging dan Ikan Segar. Dikti. Jakarta.
Jawetz, Melinick, dan Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical
Microbiologi). Salemba Medika. Jakarta : 317 – 318
Norris,
J.R.,
R.C.W.
Berkeley.,
N.A.
Logan
and
A.G.
O'D
onnell. 1981. The genera Bacillus and Sporolactobacillus, pp. 1711-1742. In: M.
P. Starr et al. (eds.), The Prokaryotes: A Handbook on Habitats, Isolation,
and Identification of Bacteria, Vol. 2. Springer-Verlag, Berlin.
Sayyad, Sadikali F and Chaudhari, Sanjay R. 2010. Isolation of Volatile Oil from
Some Plants of Zingiberaceae Family and Estimated of Their Antimbacterial
Potential. Journal of Current Pharmaceutical Research 2010;4 (1): 1-3.
10