PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN PADA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI PT. KALIMAYA, SURABAYA.

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN
PENDAPATAN PADA INDUSTRI J ASA KONSTRUKSI
PT. KALIMAYA, SURABAYA
SKRIPSI

Diajukan oleh :
Caroline Desi Mandasari
0813015008/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI


PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN
PADA INDUSTRI J ASA KONSTRUKSI PT. KALIMAYA, SURABAYA
Disusun Oleh :

Car oline Desi Mandasar i
0813015008/FE/AK

Telah Diper tahankan dan Diter ima Oleh
Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 26 Maret 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji
Ketua

Dra.Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak

Drs.Ec.Eko Riadi, M.Aks

Sekretaris

Rina Mustika, SE, MM
Anggota

Dra.Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an”
J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, M.M
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Per lakuan Akuntansi Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada
Industri J asa Konstruksi PT. KALIMAYA, Surabaya” sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Jawa Timur. Selain itu, penulisan Skripsi
ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan dan penerapan pendapatan PT. KALIMAYA,
Surabaya.
Begitu banyak dukungan dan perhatian yang penulis dapatkan selama penyusunan
skripsi ini berlangsung, sehingga hambatan yang ada dapat dilalui dan dihadapi dengan penuh
rasa sabar. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku rektor Universitas Pembangunan Nasional
”VETERAN” Jawa Timur.
2. Dr. Dany Ichsanudin, MSi selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional ”VETERAN” Jawa Timur beserta jajarannya yang banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang selalu
sabar dan menjadi inspirasi kepemimpinannya yang bijaksana kepada penulis.
4. Ibu Dra. Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak selaku dosen pembimbing yang selaku dosen
pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu dan pikirannya yang sangat berharga

untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan motifasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Segenap dosen dan staf program studi akuntansi yang dengan tulus memberikan ilmunya
kepada penulis.
6. Semua direksi dan karyawan PT. KALIMAYA khususnya Ibu Sundari, SE, Bp. Ir.
Basoeki Widodo, Bp. Heru serta Bp. Budiyono yang telah sangat membantu peneliti
dalam mengumpulkan data-data penyusunan skripsi ini.
7. Secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga ini saya persembahkan kepada
kedua orangtua tercinta : Jeffry Septiady Pattiwael dan Asih Rudatin yang telah
mendukung dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Walaupun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.


Surabaya, 06 Maret 2013

(Penulis)

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
ABSTRAKSI .................................................................................................................... viii


BAB I

BAB 2

PENDAHULUAN ............................................................................................. I
1.1

Latar Belakang Masalah ............................................................................... I

1.2

Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.3

Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

1.4

Manfaat Penelitian ..................................................... ................................... 5


TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................................... 6
2.1

Penelitian Terdahulu ................................................................................. 6

2.2

Landasan Teori ......................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Pendapatan .................................................................... 8
2.2.2 Klasifikasi Pendapatan .................................................................. 11
2.2.3 Karakteristik Pendapatan .............................................................. 13
2.2.4 Kriteria Pengakuan Pendapatan .................................................... 15
2.2.5 Pengakuan Pendapatan ................................................................. 17
2.2.6 Laporan Keuangan ........................................................................ 30

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2.2.6.1 Pengertian Laporan Keuangan ........................................... 30
2.2.6.2 Tujuan Laporan Keuangan ................................................. 31
2.2.6.3 Pengguna Laporan Keuangan ............................................ 31
2.2.6.4 Komponen Laporan Keuangan .......................................... 33
BAB 3

BAB 4

METODE PENELITIAN ............................................................................... 38
3.1

Jenis Penelitian ........................................................................................... 38

3.2

Lokasi Penelitian ........................................................................................ 39

3.3


Penentuan Informan ................................................................................... 39

3.4

Sumber Data dan Jenis Data ...................................................................... 40

3.5

Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41

3.6

Keabsahan Data ......................................................................................... 44

3.7

Analisis Data .............................................................................................. 47

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 50
4.1


Gambaran Umum Subjek dan Objek ..................................................... 50
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .......................................................... 50
4.1.2 Struktur Organisasi

................................................................... 51

4.1.3 Deskripsi Pekerjaan ...................................................................... 54
4.2

Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 57
4.2.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan ................................................. 57

4.3

Sumber Pendapatan ............................................................................... 59

4.4

Pengakuan Pendapatan .......................................................................... 60


iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 70
5.1

Kesimpulan ................................................................................................ 70

5.2

Saran .......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN PADA
INDUSTRI J ASA KONSTRUKSI PT. KALIMAYA, SURABAYA

Oleh :
Caroline Desi Mandasari
Abstraksi
Keberhasilan perusahaan konstruksi bergantung pada kemampuan perusahaan dalam
membuat estimasi biaya yang tepat dan mengendalikan biaya agar produksi dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Pada bagian inilah akuntansi mengambil peranan dalam
menyediakan data yang diperlukan dalam penyusunan rencana biaya proyek , rencana
pembelanjaan , anggaran , dan laporan keuangan proyek. Karena itu perusahaan kontruksi
harus dapat menyediakan laporan keuangan yang andal dan tepat waktu.
Keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan sangat berpengaruh pada besarnya
pendapatan yang akan disajikan dalam laporan keuangan yang tentu saja akan berpengaruh
terhadap jumlah laba yang akan diperoleh pada periode tersebut.Berdasarkan latar belakang
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris tentang pengakuan dan
pengukuran pendapatan pada PT. KALIMAYA, Surabaya
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang hasilnya berupa data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati. Jumlah
informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snowball sampling, yakni teknik penarikan
sampel yang pada awalnya dipilih responden secara random dengan menggunakan metode
non-probabilitas yang selanjutnya responden yang telah terpilih tersebut diminta untuk
memberikan informasi mengenai responden – responden lainnya sehingga diperoleh
tambahan responden. Total keseluruhan jumlah informan yang digunakan dalam penelitian
ini sejumlah empat orang
Berdasarkan hasil pembahasan, Perusahaan mengakui pendapatan kontrak setiap
akhir periode berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan yang telah dicapai. Pengambilan
metode ini sudah tepat karena perusahaan dapat memasukan pendapatan berdasarkan
penyelesain pekerjaan, dengan demikian laba perusahaan akan lebih mudah dihitung.

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN PADA
INDUSTRI J ASA KONSTRUKSI PT. KALIMAYA, SURABAYA

Oleh :
Caroline Desi Mandasari
Abstraksi

Construction company's success depends on a company's ability to make precise cost
estimates and control costs so that production can be carried out effectively and efficiently.
On the accounting is taking a role in providing the necessary data in the preparation of project
cost plans, spending plans, budgets, and project financial reports. Because the construction
company should be able to provide reliable financial reports and timely.
The accuracy of the recognition of this revenue will greatly affect the amount of revenue that
will be presented in the financial statements which of course will affect the amount of profit
to be earned in the that period . in this background, this study aims to test empirically the
recognition and measurement of revenue PT. KALIMAYA, Surabaya
In this study, type of study is a research method by using a qualitative approach that
is research that results in the form of descriptive data in the form of words written or spoken
of those that can be observed. Number of informants determined by using snowball sampling
technique, ie sampling technique that was originally selected respondents randomly using the
probability that the next non-respondents who had chosen were asked to provide information
about the respondents - respondents in order to obtain additional respondents. The total
number of informants used in this study a number of four-person.
Based on the results of the discussion, the Company recognizes contract revenue
each period end based on the percentage of completion of the work that has been
accomplished. The retrieval method was appropriate because the company can include
income based job completion, thus corporate profits will more easily calculated.

Keywords: Recognition of Income

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah

bidang pembangunan, apabila pembangunan di negara tersebut maju maka negara
tersebut dapat dikatakan berkembang. Pembangunan adalah proses vital dalam
perkembangan suatu negara. Kemajuan pembangunan dalam berbagai bidang
adalah pencapaian yang diinginkan oleh pemerintah maupun rakyatnya. Karena
hal itu juga memiliki hubungan kesinambungan dengan lancarnya roda
perekonomian negara. Itulah sebabnya bidang pembangunan menjadi komoditi
yang selalu diminati dalam bidang bisnis. Bentuk nyata dari dari eksistensi
perusahaan-perusahaan konstruksi antara lain gedung-gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan, apartemen, perumahan, jalan raya, dan berbagai fasilitas umum
lainnya.
Keberhasilan perusahaan konstruksi bergantung pada kemampuan
perusahaan dalam membuat estimasi biaya yang tepat dan mengendalikan biaya
agar produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pada bagian inilah
akuntansi mengambil peranan dalam menyediakan data yang diperlukan dalam
penyusunan rencana biaya proyek , rencana pembelanjaan , anggaran , dan
laporan keuangan proyek. Karena itu perusahaan kontruksi harus dapat
menyediakan laporan keuangan yang andal dan tepat waktu.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Industri konstruksi menggunakan praktek dan prosedur yang berbeda
dengan perusahaan dagang dan jenis industri lainya. Karakteristik dari proyek
konstruksi khas akan memerlukan suatu pencatatan yang khas pula. Pada
perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi, perusahaaan tidak langsung
mengakui pendapatan saat itu juga melainkan harus dibagi bagi sesuai periodenya
Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi
yang diakui oleh profesi akuntansi (Kieso 2004:521)
1) Metode Persentase Penyelesaian adalah Pendapatan dan laba kotor diakui
setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi , yaitu :
Persentase penyelesaian.
2) Metode Kontrak Selesai adalah Pendapatan dan laba kotor hanya diakui
pada saat kontrak diselesaikan
Perbedaan ini timbul karena pelaksanaan sebuah proyek dapat memakan waktu
lebih dari satu periode akuntansi. Pengakuan dan pengukuran menjadi
permasalahan dalam memperoleh pendapatan. Bila pekerjaan terjadi lebih dari
satu tahun maka akan timbul masalah dalam pengakuan pendapatan diakhir
periode akuntansi atau pada akhir tahun yang sama dapat saja mengakibatkan
kesalahan dalam perhitungan laba yang akan berpengaruh terhadap penyajian
dalam laporan keuangan.
Dalam menerima proyek , perusahaan melakukan kontrak terlebih dahulu
dengan pemberi kerja dimana proyek – proyek mempunyai jangka waktu yang
bervariasi , Sebagian proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun periode akuntansi yang pendapatan dan laba kotor diakui dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

metode kontrak selesai atau sebelum per 31 Desember , namun sebagian proyek
lainnya mencapai beberapa periode akuntansi yang pengakuan pendapatan dan
laba kotor diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian .
pengakuan merupakan saat dimana sebuah transaksi harus diakui sebagai
pendapatan . Setelah diakui sebagai pendapatan , perusahaan perlu mengukur
berapa jumlah yang seharusnya diakui dari setiap transaksi dalam suatu periode
akuntansi. Jumlah pendapatan yang diakui juga harus diukur secara tepat dan pasti
Adanya kemungkinan yang timbul di perusahaan untuk tidak melakukan
pencatatan pendapatan secara rutin akan berakibat kurang maksimalnya laba yang
diperoleh karena pendapatan tidak dicatatat secara rutin. Di PT. Kalimaya
pendapatan yang diterima setiap periodenya selalu berubah – ubah sesuai dengan
nilai kontrak yang diperoleh. Dari informasi yang diperoleh pada saat penelitian,
PT. Kalimaya tidak menerapkan pencatatan secara rutin. Mereka melakukan
pencatatan pada saat mereka memperoleh pendapatan yang diatas 1 Millyard,
Sementara untuk pendapatan dibawah 1 Millyard mereka tidak melakukan
pencatatan.
Keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan sangat berpengaruh
pada besarnya pendapatan yang akan disajikan dalam laporan keuangan yang
tentu saja akan berpengaruh terhadap jumlah laba yang akan diperoleh pada
periode tersebut. Pentingnya pengakuan dan pengukuran pendapatan adalah untuk
sarana dalam menghasilkan informasi akuntansi yang cermat. Para akuntan sering
menganggap

informasi

mengenai

penghasilan

sebagai

indikator

untuk

keberhasilan kinerja badan usaha itu sendiri. Sesuai dengan tujuan dari pengakuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

pendapatan yaitu agar prestasi berkala perusahaan dapat diperlihatkan sehingga
laporan keuangan perusahaan dapat mencerminkan apa yang sebenarnnya terjadi
dan tidak membingungkan pembaca.
Berdasarkan pertimbangan akan pentingnya masalah yang menyangkut
pendapatan tersebut , penulis tertarik melakukan penelitian untuk membahas
masalah pengakuan pendapatan pada perusahaan yang bergerak dalam usaha
konstruksi yang penulis kaitkan dengan SAK No. 23. Masalah pengakuan
pendapatan pada perusahaan konstruksi ini penulis bahas dalam skripsi berjudul
“PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN
PADA INDUSTRI J ASA KONSTRUKSI PT. KALIMAYA , SURABAYA”.

1.2

Perumusan Masalah
untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian

yang lebih terfokus dan sistematis serta berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan pada sub bab diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
“Bagaimana Penerapan PSAK 23 pada pengakuan pendapatan PT.
KALIMAYA”

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengakuan dan pengukuran
pendapatan pada PT. KALIMAYA, Surabaya?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

2. Agar dapat menganalisa bagaimana proses pengakuan dan pengukuran
pendapatan dari perusahaan yang diteliti serta membandingkan dengan
teori akuntansi yang diterima penulis selama pendidikan serta Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum.

1.4

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai

berikut , yaitu :

1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan
tentang masalah pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa konstruksi
baik dalam kerangka teoritis maupun di dalam penerapannya di
perusahaan.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan
masalah bagi perusahaan dalam menangani masalah pengakuan dan
pengukuran pendapatan jasa kostruksi.
3. Bagi Para Pembaca
Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan di bidang akuntansi
khususnya dan merupakan sumber referensi bagi jurusan akuntansi
terutama bagi yang akan meneliti lebih lanjut mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan pendapatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pengakuan pendapatan

pada industri jasa konstruksi sebelumnya juga pernah dilakukan antara lain oleh :
Penelitian Terdahulu yang pertama adalah : Astrid (2009) dengan judul
“Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada Industri Jasa
Konstruksi PT. HAMMAN ROKKO, Jakarta Khususnya Proyek Summit
Apartement Kelapa Gading”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PT.
Haman Rokko dalam pencatatatan pendapatannya

menggunakan metode

proporsional (persentase penyelesaian secara fisik), karena bersifat kontrak jangka
panjang.

Implementasi perusahaan dalam pemilihan

metode pengakuan

pendapatannya telah tepat, karena berdasarkan perbandingan yang telah dilakukan
ternyata pengakuan pendapatan melalui metode proporsional lebih baik dibanding
dengan metode kontrak selesai.
Penelitian Terdahulu yang kedua adalah Gianjar (2007) dengan judul
“Pengakuan Pendapatan Menurut SAK No. 23 Pada Jasa Konstruksi Pada PT.
INAME UTAMA”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pengakuan
pendapatan dilakukan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.
Persentase penyelesaian proyek ditentukan dengan menggunakan metode biaya ke
biaya. Pemilihan metode ini sudah tepat disebabkan oleh 2 faktor yaitu: Metode

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

persentase penyelesaian merupakan metode yang dianjurkan oleh IAI dalam
melakukan pengakuan pendapatan dan telah sesuai dengan kondisi Perusahaan.
Penelitian Terdahulu yang ketiga adalah Herbert (2005) dengan judul
“Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Pada PT. SHARP YASONTA
ANTARNUSA Cabang Medan”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pada pengakuan pendapatan penjualan ke luar kota , perusahaan mencatat
pendapatan pada saat barang telah sampai ke gudang pengangkutan atau telah
diserahkan ke ekspedisi. Padahal perusahaan menerapkan FOB Destination. Hal
ini terjadi karena perusahaan menganggap terlalu lama untuk mengakui
pendapatan bila harus menunggu barang sampai ke konsumen. Selain itu karena
bagian akuntansi pada perusahaan tersebut bekerja menurut ketentuan telah ada
sejak dulu tanpa memperhatikan perkembangan ilmu akuntansi yang ada.
Penelitian Terdahulu yang keempat adalah Budi (2007) dengan judul
“Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK 23 Pada PT. RAYA
UTAMA TRAVEL MEDAN”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Perusahaan secara teoritis telah memahami baik tentang konsep pendapatan pada
saat pengakuan dan pengukuran pendapatan , dan dalam prakteknya juga telah
diterapkan sesuai PSAK No. 23. Metode pengakuan yang diterapkan oleh
perusahaan adalah accrual Basis. Pengukuran pendapatan dilakukan berdasarkan
jumlah uang yang diterima dikurangi beban – beban atau pendapatan diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima perusahaan .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

2.2

Landasan Teori
Peneliti akan menyajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama

dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk memecahkan masalah yang diajukan
dalam penelitian

2.2.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih
bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan
dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.
Niswonger (1973 : 46) berpendapat bahwa “pendapatan adalah penambahan kotor
(gross increase) terhadap modal sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Ia
berasal dari penjualan barang, pemberian jasa kepada langganan, penyewaan
harta, peminjaman uang, dan kegiatan – kegiatan perusahaan maupun profesional
lain yang dilakukan dengan tujuan memperoleh laba . Sedangkan Harahap (2002 :
58) mendefinisikan pendapatan sebagai “kenaikan gross di dalam asset dan
penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang
berasal dari kegiatan mencari laba”.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009:23.1), kata “income diartikan
sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan (income)
meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang dikenal dengan
sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

royalti dan sewa.” Definisi tersebut memberikan pengertian yang berbeda dimana
income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas, income meliputi
pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang
berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan penghasil dari
penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang
terjadi.
Ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan
dalam kepustakaan akuntansi, yaitu :
1) Pendekatan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus masuk
dari hasil kegiatan operasi perusahaan
2) Pendekatan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan hasil
penciptaan barang dan jasa.
Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk dapat kita lihat
dari pengertian yang terdapat dalam FASB yang dikutip oleh Skousen (1992:119)
yaitu: “Pendapatan sebagai suatu arus masuk atau kenaikan – kenaikan lainya dari
nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutang – hutang (atau kombinasi
dari keduanya) dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang,
penyerahan jasa, atau pelaksanaan aktivitas – aktivitas lainya yang membentuk
operasi – operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha
tersebut”
Ikatan Akuntan Indonesia (SAK 2009:23.2) menyatakan bahwa :
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

mengakibatkan kenaikan ekuitas , yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal” . Sedangkan menurut M. Munandar (1972:18) mendefinisikan pendapatan
sebagai : “Pendapatan adalah suatu tambahan assets yang mengakibatkan
bertambahnya owner’s equity tapi bukan karena penambahan modal baru dari
pemilik dan bukan pula merupakan penambahan assets yang disebabkan karena
bertambahnya liabillities”
Komisi pelaksana American Accounting Association (1982:21) dalam
desertasinya yang berjudul “Studi Perbandingan antara Akuntansi Amerika &
Belanda dan Pengaruhnya Terhadap Profesi Di Indonesia” memberikan definisi
tentang pendapatan sebagai berikut : “Pendapatan adalah pernyataan dengan uang
dari jumlah produk, atau pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada
para langganan selama suatu masa”. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa
pendapatan berasal dari transaksi atau tukar – menukar atas barang atau pelayanan
yang diberikan suatu perusahaan yang diukur dengan uang atau jumlah produk
tertentu dalam suatu masa.
Pendekatan lainya dalam konsep pendapatan seperti yang telah disebut
adalah pendekatan yang menekankan pada dasar terciptanya suatu pendapatan
yang dimulai dengan proses pembuatan barang atau jasa yang dikenal dengan
proses produksi selama suatu masa tertentu , dan output dari proses produksi
tersebut akan didistribusikan pada masyarakat melalui penjualan atau penyerahan
barang dan jasa yang mengakibatkan timbulnya pendapatan bagi perusahaan.
Menurut Eldon S. Hendriksen (2000:376) pendapatan adalah suatu proses arus
penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama suatu kurun waktu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

tertentu. Sedangkan menurut Baridwan (2000:10) Pendapatan

adalah

aliran

masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa
yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama satu periode tertentu. Dasar yang
digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau
ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang
bebas.

2.2.2 Klasifikasi Pendapatan
Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian , yaitu :
A. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan
barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan
utama atau yang menjadi utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan
usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya
normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang –
ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional
untuk setiap perusahaan berbeda – beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola
perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah
pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang
dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok
perusahaan. Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk :
1) Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang – barang
maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan – potongan atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang
membutuhkannya.
2) Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan
atau dikurangkan dengan berbagai potongan – potongan yang menjadi hak
pihak pembeli.
Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara , yaitu :
a) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri
oleh perusahaan tersebut.
b) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan
yang telah disetujui , misalnya penjualan konsinyasi
c) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan
para investor
Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Penjualan barang : dalam hal ini barang meliputi barang yang diproduksi
perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti
barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli
untuk dijual kembali
b) Perusahaan jasa : biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara
kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan
B. Pendapatan Non Operasional
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan
tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Adapun jenis
dari pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain. Contohnya: pendapatan bunga, sewa, royalti, dan
lain – lain.
2) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barabg dagangan atau
hasil produksi. Contohnya: penjualan surat – surat berharga, penjualan aktiva
tak berwujud.
Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan aktiva
tetap dan investasi jangka panjang, deviden merupakan pendapatan diluar usaha
bagi perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan
perdagangan. Dan pendapatan yang diperoleh dari peningkatan ekuitas dari
transaksi – transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari transaksi –
transaksi atau kejadian – kejadian lainya serta keadaan – keadaan yang
mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut
dengan keuntungan. Penyajian untuk pendapatan yang demikian dalam
perhitungan laba rugi ditempatkan pada bagian atau kelompok tersendiri yang
terletak pada pendapatan dan laba diluar usaha atau pendapatan lain – lain.

2.2.3 Karakteristik Pendapatan
Seluruh

kegiatan

perusahaan

menimbulkan

pendapatan

secara

keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process
menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan
dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya
menjadi laba atau dan rugi. Pendapatan

umumnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

digolongkan

atas

9

pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan
yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh
dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan
utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal
perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering
disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke
dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan
atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan
pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat
dilihat berdasarkan

sumber

pendapatan,

produk

dan

kegiatan

utama

perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan (2001:148)
a. Sumber Pendapatan
Jumlah rupiah aktiva perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi
tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah
aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan aktiva
yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga, ataupun
penjualan anak atau cabang perusahaan, hadiah, sumbangan atau penemuan;
revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di
atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggap sebagai
sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa.
Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk (baik
berupa barang atau jasa atau keduanya) yang sangat berlainan jenis maupun arti
pentingnya bagi perusahaan. Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental
bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap,
sering dipandang sebagai elemen pendapatan non operasi, maka pemberian
pembatasan tentang pendapatan sangat perlu, untuk itu produk perusahaan harus
diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa yang disediakan atau diserahkan
kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis produk
tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut
dihasilkan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali
kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu
jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba
atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban
dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan
pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan netto.

2.2.4 Kriteria Pengakuan Pendapatan
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5
yang dikutip dari Skousen, K.Fred. Earl K. Stice dan James D. Stice (2004:38),

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Agar suatu unsur diakui secara formal maka unsur tersebut harus memenuhi salah
satu definisi elemen laporan keuangan. Sebagai contoh, sebuah piutang usaha
harus memenuhi definisi aktiva untuk dapat dicatat dan dilaporkan sebagai aktiva
dalam neraca. Hal yang sama juga berlaku pada kewajiban, ekuitas pemilik,
pendapatan, beban, dan elemen lainnya. Sebuah unsur juga harus dapat diukur
dalam satuan uang untuk dapat diakui. Pengakuan itu termasuk penggambaran
suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah
mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Empat kriteria pengakuan pendapatan yaitu :
1.

Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh
unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian.

2.

Dapat diukur, item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur
secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi
dan diukur. Ada lima atribut pengukuran saat ini yang banyak digunakan
dalam pabrik, yaitu :
a. Biaya historis : merupakan harga setara kas untuk barang atau jasa pada
tanggal perolehan.
b. Biaya pengganti saat ini : adalah harga setara kas yang bisa ditukarkan
pada saat ini untuk membeli atau menggantikan barang atau jasa yang
sejenis.
c. Nilai pasar saat ini : adalah harga kas yang setara dengan harga yang bisa
didapatkan dengan menjual aktiva dalam kondisi penjualan biasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

d. Nilai realisasi bersih : adalah sejumlah kas yang diharapkan akan diterima
dari konversi aktiva dalam aktivitas bisnis normal.
e. Nilai sekarang atau nilai yang didiskontokan : adalah jumlah arus masuk
kas bersih di masa yang akan datang atau arus kas keluar yang
didiskontokan ke nilai sekarang pada tingkat bunga yang sesuai.
3.

Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu
perbedaan dalam pengambilan keputusan.

4.

Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara
wajar dapat diuji, dan netral.
Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya

diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu
adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponenkomponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal
supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria
pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila
transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya
tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara
keseluruhan.

2.2.5 Pengakuan Pendapatan
Kerangka konseptual FASB menunjukkan dua faktor yng harus dipertimbangkan
dalam memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan harus diakui. Menurut
Skousen (2004:567) Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1. Telah direalisasi atau dapat direalisasikan
2. Sudah dihasilkan melalui penyelesaian yang substansial atas aktivitas yang
terlibat dalam proses menghasilkan tersebut..
Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan
semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari
pendapatan yang terkait. Secara umum, pendapatan diakui ketika proses
menghasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya belum diselesaikan selama biayabiaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat
diestimasi secara andal.
Pandangan umum menganggap bahwa pendapatan terjadi setelah
dikuatkan dengan adanya transaksi penjualan dan realisasi pendapatan lebih
penting dari proses terbentuknya pendapatan dan menginginkan pengakuan
pendapatan pada saat realisasi. Realisasi berarti melaporkan pendapatan bila
suatu transaksi pertukaran telah terjadi , dimana transaksi pertukaran ini
menentukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah yang diakui.
Menurut Concept Statement No. 5 dari FASB (Financial Accounting
Stndard Board), Recognition and Measurement In Financial Statement of
Business Enterprises (2006:338), “Pengakuan adalah proses pencatatan atau
pencantuman secara formal suatu hal ke dalam laporan keuangan dari entitas
seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, pengeluaran atau sejenisnya.”
Menurut Belkoui (2006:281), pendapatan diakui atas dasar :
1. Dasar akrual (Accrual Basis)
Pada saat akrual ini pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada
saat penjualan produk atau pada saat penagihan penjualan.
Pendapatan diakui pada periode terjadinya transaksi pendapatan. Jadi dalam
transaksi penjualan atau penyerahan barang dan jasa yang dilakukan walaupun
kas belum diterima, maka transaksi tersebut sudah dicatat dan diakui sebagai
pendapatan perusahaan.
Jurnal :
Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilikan
dari penjual ke pembeli :
Piutang

xxxxx

Penjualan

xxxxx

Pada saat kas diterima :
Kas

xxxxx
Piutang

xxxxx

2. Dasar kejadian Penting (Cash Basis)
Pengakuan pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus operasi.
Cash Basis atau dasar tunai adalah apabila pendapatan dan beban hanya
diperhitungkan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Ini berarti
dengan penggunaan dasar tunai atau cash basis yang murni, pendapatan dari
penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan
langganan diterima.
Jurnal :
Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Kas

xxxxx
Penjualan

xxxxx

Dari dua dasar pengakuan pendapatan diatas akan dijelaskan lebih
terperinci seperti dibawah ini :
Menurut Kieso (2004:599) dalam bukunya mengatakan pengakuan
pendapatan dilakukan dengan empat cara :
1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
Ini sering disebut dengan point of scale (titik penjualan). Pendapatan dari
penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang dijual
telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada
saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas
barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap
pembeli.
2) Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (penyerahan)
Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan
(penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan
dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses
atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan
sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih
bermanfaat. Misal kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya
menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai.
3) Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (penyerahan)
Pendapatan diakui setelah penyediaan jasa dan penyerahan barang benar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan
upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan
penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya
membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai dengan diterimanya kas
dari hasil penjualannya. Sedangkan Metode pengakuan pendapatan setelah
penyerahan barang dan jasa, yaitu :
a) Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan.
Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa dibebankan
kepada pendapatan pada saat tejadinya transaksi penjualan barang atau
penyerahan jasa.
b) Angsuran (Instalkment), waktu pengakuan pendapatan pada saat terjadinya
penerimaan kas. Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas diakui
sebagai laba. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dibandingkan
dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan
menangguhkan laba.
c) Pemulihan kas (recovery cash), waktu pengakuan pendapatannya terjadi
pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok atau biaya
barang

yang

dijual.

Perlakuan

akuntansinya

ditangguhkan

untuk

dipertemukan dengan total penerimaan kas.
d) Metode kas (cash basis), pada saat terjadinya penerimaan kas adalah waktu
pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya
dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan.
4) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan khusus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consigner
menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari
consignee.
Sedangkan menurut Soemarso (2003:231), mengatakan bahwa ada
empat kejadian yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat pengakuan
pendapatan, yaitu :
1.

Pada saat dilakukannya penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat
barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini diirimkan faktur
tagihannya. Tetapi, apabila antara penyerahan barang oleh penjual dengan
penerimaan barang oleh pembeli terdapat tenggang waktu, maka
pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada
perusahaan pengangkutan

2.

Pada saat pembayaran telah diterima, pendapatan dapat pula baru diakui
pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah
pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara, dan
perusahaan – perusahaan lain dimana jasa-jasa profesional merupakan
sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima.

3.

Pada saat tahap produksi diselesaikan, pada perusahaan – perusahaan yang
bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat
berlangsung sampai tiga atau empat tahun atau lebih. Dalam keadaan
demikian pendapatan dapat diakui dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian atau kontrak selesai. Dan apabila pendapatan diakui pada
akhir penyelesaian pekerjaan sekaligus akan mengakibatkan laba atau rugi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

menjadi sangat berfluktuasi
4.

Pada selesainya produksi, untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu
dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan
terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan
dapat diakui pada saat selesainya produksi.

Menurut Kieso (2004) ada dua metode pengakuan pendapatan yaitu :
1.

Metode Presentase Penyelesaian yakni : Pendapatan, beban, dan laba kotor
diakui pada setiap periode akuntansi berdasarkan estimasi persentase
penyelesaian proyek.
Metode ini digunakan bila:
a. Estimasi yang andal dapat ditentukan untuk:
- tingkat penyelesaiannya
- jumlah pendapatan
- biaya untuk menyelesaikan kontrak
b. kontrak menyebutkan secara jelas hak dan kewajiban pembeli dan
kontraktor
c. kontraktor dan pembeli mempunyai kemauan untuk memenuhi semua
kewajiban
Perhitungan pendapatan, biaya dan laba kotor yang diakui selama masa
kontrak:
a. tingkat penyelesaian dihitung dengan cost to cost basis :
% penyelesaian = biaya yang sudah terjadi / estimasi total biaya
b. pendapatan yang diakui = % penyelesaian x estimasi total pendapatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Estimasi total pendapatan = harga kontrak
c. laba kotor yang diakui = % penyelesaian x estimasi laba kotor
Estimasi laba kotor = estimasi total pendapatan – estimasi total biaya
Rekening yang diperlukan untuk pencatatannya:
a) Konstruksi Dalam Proses : Merupakan rekening aktiva yaitu persediaan
dengan saldo normal di sisi debit. Biaya konstruksi dan laba kotor yang
diakui dicatat di rekening ini
b. Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses : Merupakan rekening kontrak
bagi rekening Konstruksi Dalam Proses dengan saldo normal di sisi
kredit. Untuk mencatat jumlah yang sudah ditagihkan ke pembeli
c. Penyajiannya di Neraca:
• Bila saldo Konstruksi Dalam Proses > Tagihan atas Konstruksi Dalam
Proses maka selisihnya disajikan sebagai aktiva lancar dengan nama
Kelebihan Biaya dan Laba yang Diakui dari Tagihan
• Bila saldo Konstruksi Dalam Proses < Tagihan atas Konstruksi Dalam
Proses maka selisihnya disajikan sebagai hutang lancar dengan nama
Kelebihan Tagihan dari Biaya dan Laba yang Diakui
Jurnal yang diperlukan:
a. Mencatat biaya Konstruksi yang terjadi:
Konstruksi Dalam Proses …………………….. xx
Macam-macam Kredit …………………………..xx
b. Mencatat tagihan ke pembeli:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Piutang Dagang ……………