Upaya Penanggulangan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) Melalui Perbaikan Teknik Budidaya.
UPAYA PEI.IANGGULANGAN HAMA PENGGEREK '
BUAH KAKAO (PBK) MELALUI PERBAIKAN TEKNIK
BUDIDAYA.
Oleh:
tR I NYOI'AN SUTEDJA, MS.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
RINGKASAN
Perkembangan kakao di Bali sebagian besar merupakan perkebunan rakyat
ll&rkan sebagai tanaman sela kelapa. Kakao tahun 2014 dikembangkan di befiagai
hrpaten di Bali, yaitu di kabupaten Jembrana 6.258 ha, Tabanan 4'625 ha, Bu'eleng
1279 ha, Karangasem 1.067 ha, Badung 606 ha'Gianyar 326 ha, Bangli 257 ha' dan
xlDgkung 53 ha. Luas areal Perkebuanan kakao rakyat di Bali, adalah 14-470 ha dan
perekebunan besar 45 ha (Dioas Pe.kebuan Propinsi Bali' 2014)
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kakao di Bali' adalah masih rendahnya'
(Dinas Perkebunan
roduktivitas kakao, yaitu pada tahun 2014 sebesar 643 kg/ha/tahun
Ptovinsi Bati, 2014). Salah satu penyebab rendahnya produksi dan produklivitas tersebut
adalah seranqan hama penggerek buah kakao (PBK) Serangan PBK dapat menurunkan
p{oduksi dapat mencapai 7$gO% (Suparlha, 2006 ). Sifat penyebarannya yanO relatif cepat
dan sulit dikendalikan . Salah satu faktor yang mendukung persebaran dan serangan PBK di
Bali, adalah perilaku petani dalam budidaya tanaman sehat yang belum maksimal Akibat
kelalaian tersebut serangan PBK meningkat drastis di lapang, mengaklbatkan menurunnya
kuantitas produksi dan kualitasnya, sehingga berpengaruh langsung terhadap harga dan
pendapatan petani. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya pedoman pelaksanaan teknologi
budidaya tanaman sehat oleh petani kakao yang sering dilalaikan untuk pengendalian hama
penggerek buah kakao.
Teknologi budidaya tanaman sehat kakao yang masih perlu diintesiflGn untuk
pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) berdasarkan hasil wawancaE ke petani
kakao dan petugas lapang dari diDas perkebunan adalah penyiapan lahan, tata tanam
pemeliharaan penaung, pemangkasan kakao, pemupukan' sanitasi kebun, dan pemanenan '
dengan tindakan dilakukan secara se.entak oleh petani mampu
DAFTAR ISI
BAB
tst
J.
=i
:f 't
PENDAHULUAN
100 cm; pH 5,5 ,- 7,5; c- 2,2 ds/m; kemiringan tereng 0-30%; batuan dipermukaan G
4O%; sinokapan batuan G25o/6. Kondisi tanah yang dibutuhkan unluk pertumbuhan dan
pioduksi tanaman kakao adalah kedalaman ta.ah minimal 50 cm, konsistensi
organik 0,8- > 1,5 %; salinitas
O
:
gembur,permeabilitas sedang,drainase baik, tingkat kesuburan bervariasi dari rendah sampai
tnggi, tektur beNariasi dari lempung berpasir (agak kasar) sampai ,iat (halus) , pH berkisar
5,0 - 8,2 yang optimum 6,O.7,o.Salah satu contoh evaluasi kesesuaian lahan untuk lanaman
kakao di Desa Gumbrih Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana: Propinsi Bali
r
L
I
I
Tabel2.1
Contoh kesesuaian lahan lanaman kakao di Desa Gumbrih
No
Pesyaratan tumb Jh taoamadEkologi
Reoim suhu (t)
Ketersediaan air
1
2_
Media
3.
perakaran
Nilai
Kelas
pengamatan/
oenoukuran
kesesuaian
lahan
2G27
S1
171375
S1
Ka€kleristik lahan
Kualitas Lahan
-
suhu rata-rata tahunan [o C)
curah hujan tahunan (mmllh)
bulan kedno
Drainase tanah
2
S1
Baik
s1
@
s1
berdebu (h)
Retensi hara (0
-
Bahan kasardalam Droil
Kedalaman 6tekt {cm)
(Yo)
- KIK
.KB
Ph
Keoaraman (x)
Hare tersedia (n)
5.
6
Bahaya banjir (i)
7
B.
a
-
Dava hanlar listrik
TotalN
-
P2O5 te6edia
K2O tersedia
Pefiode
-
Kemirinoan lahan (7o)
Betuan di Permukaan tanah(o/o)
-
Sinokaoan batuanp/o)
-
S1
>100
sr
79.47 ST
57 AM
0,89 SR
0.36 SR
s1
s1
32
o15R
S2
5.85 SR
s2
142.S8 S
S1
0
0
sl
10 (&1s)
s2
2
S1
u.42r
S1
,eEayaralen
Poiensi
mekanisasi errain
(s)
c.
Persyaratan
9.
Bahava erosi (e)
konsewasi
-
Tanokat bahava elosi
2
Sedan0
kelas ke..esuaian lahannnfuk tanaman kakao secara aKual
S2hse
KelasEsesuaian lahan untul( tarlarnan kakao secara Pot6n5!4
S,1
Keterangan :
51 : sangat sesuai
N = tidak sesuai
r = media perekaran
f = retensi
hara
32 = cukuo sesuai 53 = sesuai marginal
t=tempe;tur w = ketersediaan air
e= erosi
LeDoEn Penelitian Sll"aleqis Nasional'Pengembangan dan Optimad Teknologl Produkc Pangan Sislem
u"Ji'ai'"ri",i,,r"s""t isiMANrRli udur PenaniaiBe eh;jL'ran: Pendekakn Lrheat c,osiamnins'ot'hw
&rdiasa, I G A Ambaruwali, M- Meq8: M. Mangku Budbsa 2012
$mber
Hasil penilaian kesesuaian lahan secara aktual temyala laharFlahan di wilayah Gumbrih
lergolong kedalam kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kakao, dengan fahor pembalas:
.etensi hara(0, hara tersedia (n) , tenain (s) dan bahaya erosi (e). Untuk meningkatkan ke'as
kesesuaian menjadi potensial yakni tergolong sangat sesuai (Sl)' maka dilakukan
penanganan terhadap faktor pembatasnya. Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahannya meniadi potensial adalah
:
i
!
I
I
a.
i.
f
(ierutama kadar bahan organik rendah) dapal ditanggulangi dengan
pemupukan menggtmakan pupuk organik (pupuk kompos' pupuk kandang dan pupuk
Fakto.
' ' ' -""
organik lainnya).
i
;
t'
i
I
I
r
I
i
i
II
t
i
i
I
F
t,
i
I
t:
t
5
tI
F
!I
I
t]
I
t
F
F
I
it
E
r
I
t
I
F
I
t
I
l
I
I
I
I
I
t
b.
FaRor n (hara tanaman), terutama kandungan unsur N dan P yang rendah dalam
tanah, dapat ditanggulangi dengan usaha pemupukan menggunakan pupuk urea (N)
dan SP-36 (P).
c.
Faklor s (tenain) terutama kemitingan lereng yang lebih besar dari 8%, dan tingkat
bahaya erosi (e) dapat ditanggulagi dengan pembuatan teras atau terassering' dan
penambahan mulsa atau penanaman tanaman yang lebih rapat'
Berdasarkan beberapa peoelitian yang telah dilakukan di Bali menunjukkan kelas .
kesesuaian lahan untuk tanaman kakao tergolong dari sangat sesuai (S'1) sampai sesuai
perakaran
marginal (S3) dengan faKor pembatas bervariasi dari : ketersediaan air (w). media
(r) , retensi hara (0 , hara tersedia (n) , bahaya erosi (e) dan terain (s).
Tanaman kakao tumbuh baik pada lanah pH F7,5. Zat organik pada lapisan tanah
setebal O-1 5 cm lebih dari 3%. Tekstur tanah adalah tempung liat berpasir dengan komposisi
3+40% fraksi tiat,50% pasir, dan 1G2O% debu. Hal ini akan membedkan ketersediaan air'
'1997).
hara dan aerasitanah (Siregar. dkk;
III. TEKNTK BUDIOAYA SEHAT TANAMAN KAKAO
Kondisi tanaman sehat umumnya lebih mampu menahan serangan berbagai ienis
hama, penyakit, gulma dan mampu berp.oduksi tinggi l"lenurut Oka (1995) ada tiga kriteria
yang digunakan unluk menilaitanaman itu sehal yaitu (1) sehat secara fisiologis yaitu semua
proses fisiologis dan proses biokimia yang teiadidi dalam tanaman beialan secara normal'
(2) sehat secara morfologis yaitu bila diamati tanaman tersebut kelihatan normal, daun-daun
sempuma berwarna hijau, kalau tanaman bunga bungaan , bunganya kelihatan sempuma'
dengan pe.tumbuhan €bang tampak bagus' (3) sehat secara ekologi yaitu lingkungan
sekitarlempattanamanitutumbuhdapatmendukungberiangsungnyaproses-prosesfisiologi
dan biokimia tanaman baik lingkungan mikro maupun lingkungan makro' sehingga
pertumbuhan tanaman beialan secaG optimal dengan produksi maksimal sesuai dengan
budidaya tanaman. Pembekalan teknologi budidaya tanaman sehat kakao yang masih
'
hriuan
perlu diintesifkan untuk pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) berdasarkan dai
yang melipllti
hasil wawancara bebe.apa petani dan petugas lapangan Dinas Perkebunan
penyiapan lahan, tata ianam, pemeliharaan penaung, pemangkasan kakao, pemupukan'
sanitasi kebun, dan pemanenan dengan petunjuk teknis budidaya sehat tanaman kakao
berikut.
3.1 Penyiapan lahan
Dalam usaha penanaman kakao, penyiapan lahan perlu dilakukan dengan baik'
Feiyiapan lahan pertanaman kakao yang ku€ng sempuma mengakibalkan tingginya angka
lsrEtian tanaman muda yang baru ditanam' penumbuhan tanaman yang hidup juga
rendahnya
tE hambat, sehingga dapat menunda masa berbuah atau bahkan menyebabkan
rya
hasil.
Meskipun kesesuaian lahan sudah memenuhi syamt' secara mikro masih diperiukan
faktor
L6.ha agar lingkungan bena.-benar opiimum untuk pertumbuhan kakao Adapun
udara'
yang perlu dipersiapkan adatah keadaan tanah, suhu dan kelembaban
tlgkungan
pengolahan tanah'
sErta perlindungan terhadPap angin. Tanah disiapkan dengan melakukan
dengan
dengan pembuatan lubang tanam, sedangkan suhu dan lain-lain diatur
EEman penaung.
60 x 60 x
Persiapan lubang tanam dilakukan dengan menggali lubang dengafl ukuran
60 cm. Tetapi untuk tanah yang berat, dianjurakan membuat dengan ukuran yang lebih
penutupan
besar. Lubang dibiarkan terbuka selama jangka waKu tertentu, kemudian disusul
yar"l
kembati menjelang penanaman. Tujuannnya untuk mendapatkan keadaan fisik tanah
bbih baik. Keadaan, ini menyebabakan respirasi akar juga berlangsung sempuma selama
yang
masa pembukaan lubang dapat pula dilakukan usaha perbakan sifat kimia tanah
pH
mungkin belum sesuai dengan persyaratan. Anatara Iain bisa dilakukan perbaiakan nilai
o'ganik
dengan pengapuran, penambahan kadar unsur P atau Mg' dan penambahan bahan
pula
Kakao muda yang naungan kurang pertumbuhannya terhambat, bahkan dapat
mengalami kematian. Tanaman yang hidup pertumbuhnya kerdil Tanaman muda
,dtJ
perakarannya belum cukup bekembang, maka kehilangan air yang berlebihan belum dapat
diimbangi oleh kecepatan penyerapan air dari da)am lanah, aklbalnya daun daun layu'
gejala
mengenng , dan akhirnya mongering, suhu daun yang tinggi menyebabkan timbulnya
nekrosis pada daun (Owusu, 1980), dan kakao muda sangat peka teriradap kehilangan daun
akibat nekrosis (Mainslone,1972).
3.2 Tata Tanam Kakao di antara Kelapa
Pengembangan kakao di Bali sebagian besar memanfaatkan lahan di bawah
ianaman kelapa. yang lahannya sesuai untuk kakao dan dengan tata tanam yang baik'
Kakao ditumpangsarikan dengao tanaman kelapa yang mempunyai jarak tanam bervariasi
'
sebaiknya paling tidak mempunyai jarak tanam 9 x I m. Zone perakaran efektil kelapa
dewasa lerbatas hanya pada radius 2 m (Gomez & Gomez, 1983) Sedangkan kakao
mempunyai kedalaman akar tunggang 120 cm dan akar lateral paling banyak terkonsentrasi
pada lapisan tanah atas lebih kurang 20 cm dan lumbuh kesamping sampai batas kanopi
tanaman (Wood and Lass, '1985). Pertumbuhan akar late.al te*onsentrasi terbanyak sejauh
9G120 cm dari pokok tanaman (Valmayor ef at 1974) Oleh karena itu, digunakan iarak
aiau 4 x
antara kakao dengan kelapa lebih kurang 3 m. Sehinggajarak tanam kakao 3 x 3 m
2 m , maka didapal tata talam kakao di bawah kelapa dengan 2 barisan tanaman kakao
didalam setiap gawangan kelapa.
Didaerah asalnya kakao diAmerika Selatan, merupakan perdu di bawah hutan hujan
fopis (Purseglove, '1968), dan tumbuhnya selalu terlindung pohon besar lainnya (Soenaryo'
1978). Hal ini sebagai petunjuk bahwa kakao adalah tanaman yang suka naungan'
lfiususnya pada tahap awal pengembangannya.
Tanaman kelapa dapat dimanfaakan sebgai penaung kakao Dikatakan oleh
Go.nez& Gomez (1983) jumlah cahaya matahari yang dapat ditedma oleh tamanan di
h\Mah tajuk kelapa beNariasi antara 4:]-88 % cahaya normal Tumpangsari antara kakao
dan kelapa sudah banyak dilaksanakan di Papua Nugini, Semenanjung Malaysia dan
Srawak Wood & Lass, 1985). Penanaman kakao dilakukan sekurang-kurangnya kelapa
Hah mencapai tinggi 2 m
.
Di lndonesia percobaan jarak tanam kakao, dengan bahan tanam DRl, DR38' G8
dan menggunakan naungan lamtoro. Hasil dapat disimpulkan baiwa produktivitas tongkol
30 %' 45 0'6 dan
Frak 4p m, pada tahun produksi pertama, kedua dan ketiga berturut-turut
75 % lebih banyak dari pada iarak tanam 4 x 5 m (500 pohon/ha) Umumnya Negara-negara
,frika menerapkan iarak tanam kakao 3,0 x 3,0 m; Negara-negara di lndia Barat sekitar 3'5
x3,5 m. Sedangkan Negara-negara di benua Anerika, Asia Tenggara dan Oseania sekitar 4
x
4 m (Senaryo dan lMnaryo, 1988).
3.3 Pengelolaan Tanaman Penaung
Penggunaan tanaman penaung pada tanaman kakao bedujuan untuk menciPtakan
kondisi lingkungan (iklim miko), yang pating menguntungkan antara lain dalam hal
penaung yang
pengaturan sinar matahai, suhu, kelembaban, dan angin Pada tanaman
lerlalu rimbun akan dapat meningkatkan serangan hama PBK'
melakukan fotosinlesis lebih baik pada inlensitas sinar rendah'
Kakao muda
sejalan
kemudian beEngsur_angsur memedukan inlensitas sinat yang lebih tinggi
di lapangan linlensitas
bertambahnya umua tanaman l Tanaman kakao umur 12-18 bulan
yang sudah
sinar optimum 30_50% dari sinar mataha penuh, sedangkan tanaman
matahari oplimum 50 75% dari sinar matahari penuh (Wood' 1985)'
menghasilkan intensitas
yang sampai ketanaman kakao'
Pohon penaung dapat mengurangi energy matahari
di bawah penanung pada siang hari
pada malam hari
menjadi lebih rendah dadpada suht! udara di luar penaung sebaliknya
permukaan tanah ke atmosfer' Dengan
f,ajuk penaung menghalangi hilangnya panas dari
Penguaangan energi ini, mengakibatkan suhu udara
demikiandiharapkansuhuudaradisekitartanamanpadasianghar]tidakmelampuisuhu
maksimum dan pada malam hari tidak lebih rendah dai suhu minimum
tergantung dad umur
Lama penyinaran matahari optimum yang diperlukan oleh kakao
penyina'an matahad
tanaman. Kakao yang baru pindah ke lapangan hanya memedukan
jam per hari (Soenaryo & Situmorang, 1978) Pohon penaung dapat
selama dua
kebun teriaga'
menghalangi hilangnya uap air dari sekeliling kakao, sehingga kelembaban
gugur'
Kakao tidak tahan dengan angin kencang, karena daunnya mudah
pematah angin
Mengurangi angin kencang ditanam tanaman pematah angin Tanaman
yang lebih baik terhadap
kombinasi dengan pohon penaung akan memberikan pertindungan
dapat diklompokkan menjadi dua' yaitu
kakao- Tanaman penaung bagi ianaman kakao
penaung sementara dan penaung tetap. Penaung sementara diharapkan dapat melindungi
Sp Moghania
ianaman kakao sebelum penaung ietap bertungsi, anlata lain Tephrosia
'
di lapang
ditanam
kakao
bibit
saat
Pada
dan
GliisidiaLercaera
3\acrophylla- Klon-kton
rEungansementarasudahberumursatutahun.Penaungtetapyangtidakmemberikan
penaung yang
ftanfaat ekonomis, kurang diminati oleh petani Uduk itu, digunakan
tanaman tepi'
rEmpunyai nilai ekonomis seperti pisang, kelapa, dan Sengon sebagai
(TBM) bertuiuan
Pengaiuran penaung pada tanaman kakao belum menghasilkan
penaung pada
trrtuk m€mperoleh pertumbuhan vegetative kakag sedangkan pengaturan
dimaksudkan agar terjadi keseimbngan
yang sudah menghasilkan
alaman
OM)
pedlrmbuhan vegetative dan generative Pemangkasan naungan tetap akan mendorong
musim
pembungaan dan periumbuhan flush. Pemangkasan naungan tetap' ditakukan awal
tujan yang bertuiuan mengumngi kelembaban kebun Hal ini' dapat
mencegah
palnivora dan hama penggerek buah kakao (PBK)penjarangan populasi'
PengatuGn naungan betupa tanaman kelapa tdak perlu dengan
gelap
Hapi dapat dilakukan dengan pangkasan pelepah daun bila naungan tedalu
berkembangnya penyakt Phytophlora
3-4 Pemangkasan Kakao
pengendalian hama
Pemangkasan kakao dapat dilakukan sebagai salah satu teknik
yang terlalu rimbun sangat
PBK, karena tajuk tanaman tidak terlalu rimbun. Kondisi tajuk
untuk meniadikan lajuk
kondusif bagi pertumbuhan hama PBK. Tujuan pemangkasan
ianamanberbentukidealdenganpelcabangandandaunproduktifyangmerata.selainitu
sebagai
daun_daun baru yang potensial
pemangkasan juga memberikan pertumbuhan
cabang balik'
tanaman dari tunas air' cabang sakit'
sumber asimilat, dapat membebaskan
dan
itu' kondisi kebun akan memperoleh aemsi
dan cabang mengganiung' Oleh ftarena
cahaya merata ke seluruh
tajuk yang lebih baik dengan sebaran
*"O"lam
*n"r"
0""*
'*_ri"*", i*" a*sana alam kebun tidak tertalau terang dan gelap. Kalau terlalau gelap
lingkungan
tanaman Kondisi tersebut memberikan
i,ama eaf itu senang sekali ada dalam
dan
sehingga resiko teiadi serangan.hama
yang kurang baik bagi organisme pengganggu'
yaitLr bentuk
tuluan pemngakasan ada tiga macam '
Berdasarkan
o**i.
o"i"
*"r"i',
pemeliharaan dan Produksi'
yang baik'
mendapalkan kemngka tanaman
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk
diatur agar memta'
kokoh dan sehat Arah per€bangan
o"nnun *ounn Jruau rang tumbuh
matahari secara
menangkap dan memanfaatkan ene'gy
sehingga tajuk ianaman mamapu
masih
O"n t"'"n
pada tanaman
110? .
maksimum. Waktu pemangkasan dilakukan
1'!2 tahun setelah
masuk tuse produktif' yaitu umur
tanaman
sampai
dan
membentuk iorket
yang mata
asal setek atau tanaman okutasi
tanam(untuk semaian). Untuk tanaman
okulasinyaberasaldaricabangplagiotroppemangkasanbentuk.ditujukan'Untuk
pada umur satu
tumbuh mengarah ke atas Dimutai
mengarahkan percabangannya agar
kipas yang tumbuh di bagia! bawah'
Ehun, dilakukan pemotongan cabang-tabang
pada
atau menggantung di
cauangcauang yang arahnya mendatar
;;;
-ulang
tahun-tahunberikutnya,Akhirnyaterciptahabitustanamandenganpercabanganplagiotrop
dad arah dalam
pemangkasan adalah: (a) memangkas
arahnya menuiu keatas Gara
Fng
yang
'*
tersisa tiga cabang utama terutama
sampai
ptimer
cabang
memotong
**,
toi
l,nbuhsehatdanarahnyasimetris,(c)memotongcabang-cabangyangtumbuhmeninggi'
(d) mengatur cabang sekender agar iaraknya
tanaman kakao hanya +5 m'
sehingga tinggi
-ak
terialu rapat satu sama tain '
(a)
*"1
mempertahankan kerangka
Iuntuk
Pemangkasan pemeliharaan bertuiuan
penvebaran
tsraman yang telah terbentuk, (b) mengatur
(d) meranssans
--- Dagran Lcr.rdr,qr'o qve^ oir"t'"naur'
jarak 3G
L cabang sekLrnder yang tedapat dalam
.ian buah. Dalam pelaksanaannya ' semu
ketidak teraturan
-i untu*
'n"n""n'h
di luar jaEk tersebut diatur agar
1966). Cabang sekender yang terdapat
ilff;;"";;;tio"x
;ffi:. ffi;;;";;. ,'
O*, t"o*,
la-aknya tidak terlalu rapat-
'1"::lY.9"Y:::::
f'T:':ll*ll1,ll',.llX1
percllt:i::
:::3
pada kisaran nilai
untuk mengatur ILD selalu
Pemangkasan produksi bertujuan
Dilakukan dengan cara (a)
mencdpai produKivitas maksimal
mampu
kakao
agar
4timum,
tidak.produktif'
terstier yang mendukung daun-daun
rnemotong ranting-ranting atau cabang
tunas ak' (d) cabang
cabang cacing' (c) pembuangan
dan
oatit
Juang
*"..r""n
Oi
di dalam
agar tidak menghalangi alifan udara
rnenggantung ke bawah dikurangi oaunnya
di dalam
pemangkasan kelembaban atmosfir
tebun. Wood (1985) mengatakao dengan
menguntungkan bagi perkembangan iamur0"0", it**"" ,"mpai batas yang kurang
oir"
iamur pathogen.
I
Pemangkasan produksi sering dilakukan, diharaPkan ILD selalu mendekati oplimum,
ietapi dengan intensitas ringan dan lidak memotong percabangan te.lalu besar (diameter
catang lebih dari 2,5 cm), kecuali untuk cabang-cabang yang terserang hama atau penyakit
remangkasan produksi berat, dengan pengertian banyak daun yang dibuang, akan
mengganggu keseimbangan homonal. Daun tua sebagai penghasil hormone ABA, dengan
demikian kadar ABA akan turun, sedangkan cytokiri, relative tetap sebab diproduksi di akar.
Akibatnya kakao mengalami ,usl, besar. Dalam keadaan seperti ini budh muda yang telah
:erbentuk akan layu dan gugur karena kalah dalam persaingan dengan daun dalam
nendapatkan asimilat (Alvim et at., 1974). Pemangkasan produksi dianggap cukup apabila
aroyeksi sinar matahad yang masuk kedalam tajuk kakao telah sampai ke pemukaan tanah
secarE! merata
3.5 Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara tertentu yang kurang di dalam
tanah, sehingga lanaman tumbuh sehat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakii.
Pemupukan efektif mencegah munculnya PBK apabila dilakukan berdasarkan atras asas
keseimbangan dan harus tepat dosis, ienis , waktu dan cara pemberian. Penentuan dosis
pedu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu faktor tanaman dan lingkungan. Faktor dari
tanaman, yaitu umur tanaman dan produksi lanaman. Faktor lingkungan adalah ada tidaknya
penaung, cu€h hujan, sifat fisika dan kimia tanah. Untuk mengetahui keadaan faktor
,re{sebut perlu pengamatan di lapangan dan di laboratorium. Kebutuhan pupuk urea' SP_36,
BUAH KAKAO (PBK) MELALUI PERBAIKAN TEKNIK
BUDIDAYA.
Oleh:
tR I NYOI'AN SUTEDJA, MS.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
RINGKASAN
Perkembangan kakao di Bali sebagian besar merupakan perkebunan rakyat
ll&rkan sebagai tanaman sela kelapa. Kakao tahun 2014 dikembangkan di befiagai
hrpaten di Bali, yaitu di kabupaten Jembrana 6.258 ha, Tabanan 4'625 ha, Bu'eleng
1279 ha, Karangasem 1.067 ha, Badung 606 ha'Gianyar 326 ha, Bangli 257 ha' dan
xlDgkung 53 ha. Luas areal Perkebuanan kakao rakyat di Bali, adalah 14-470 ha dan
perekebunan besar 45 ha (Dioas Pe.kebuan Propinsi Bali' 2014)
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kakao di Bali' adalah masih rendahnya'
(Dinas Perkebunan
roduktivitas kakao, yaitu pada tahun 2014 sebesar 643 kg/ha/tahun
Ptovinsi Bati, 2014). Salah satu penyebab rendahnya produksi dan produklivitas tersebut
adalah seranqan hama penggerek buah kakao (PBK) Serangan PBK dapat menurunkan
p{oduksi dapat mencapai 7$gO% (Suparlha, 2006 ). Sifat penyebarannya yanO relatif cepat
dan sulit dikendalikan . Salah satu faktor yang mendukung persebaran dan serangan PBK di
Bali, adalah perilaku petani dalam budidaya tanaman sehat yang belum maksimal Akibat
kelalaian tersebut serangan PBK meningkat drastis di lapang, mengaklbatkan menurunnya
kuantitas produksi dan kualitasnya, sehingga berpengaruh langsung terhadap harga dan
pendapatan petani. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya pedoman pelaksanaan teknologi
budidaya tanaman sehat oleh petani kakao yang sering dilalaikan untuk pengendalian hama
penggerek buah kakao.
Teknologi budidaya tanaman sehat kakao yang masih perlu diintesiflGn untuk
pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) berdasarkan hasil wawancaE ke petani
kakao dan petugas lapang dari diDas perkebunan adalah penyiapan lahan, tata tanam
pemeliharaan penaung, pemangkasan kakao, pemupukan' sanitasi kebun, dan pemanenan '
dengan tindakan dilakukan secara se.entak oleh petani mampu
DAFTAR ISI
BAB
tst
J.
=i
:f 't
PENDAHULUAN
100 cm; pH 5,5 ,- 7,5; c- 2,2 ds/m; kemiringan tereng 0-30%; batuan dipermukaan G
4O%; sinokapan batuan G25o/6. Kondisi tanah yang dibutuhkan unluk pertumbuhan dan
pioduksi tanaman kakao adalah kedalaman ta.ah minimal 50 cm, konsistensi
organik 0,8- > 1,5 %; salinitas
O
:
gembur,permeabilitas sedang,drainase baik, tingkat kesuburan bervariasi dari rendah sampai
tnggi, tektur beNariasi dari lempung berpasir (agak kasar) sampai ,iat (halus) , pH berkisar
5,0 - 8,2 yang optimum 6,O.7,o.Salah satu contoh evaluasi kesesuaian lahan untuk lanaman
kakao di Desa Gumbrih Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana: Propinsi Bali
r
L
I
I
Tabel2.1
Contoh kesesuaian lahan lanaman kakao di Desa Gumbrih
No
Pesyaratan tumb Jh taoamadEkologi
Reoim suhu (t)
Ketersediaan air
1
2_
Media
3.
perakaran
Nilai
Kelas
pengamatan/
oenoukuran
kesesuaian
lahan
2G27
S1
171375
S1
Ka€kleristik lahan
Kualitas Lahan
-
suhu rata-rata tahunan [o C)
curah hujan tahunan (mmllh)
bulan kedno
Drainase tanah
2
S1
Baik
s1
@
s1
berdebu (h)
Retensi hara (0
-
Bahan kasardalam Droil
Kedalaman 6tekt {cm)
(Yo)
- KIK
.KB
Ph
Keoaraman (x)
Hare tersedia (n)
5.
6
Bahaya banjir (i)
7
B.
a
-
Dava hanlar listrik
TotalN
-
P2O5 te6edia
K2O tersedia
Pefiode
-
Kemirinoan lahan (7o)
Betuan di Permukaan tanah(o/o)
-
Sinokaoan batuanp/o)
-
S1
>100
sr
79.47 ST
57 AM
0,89 SR
0.36 SR
s1
s1
32
o15R
S2
5.85 SR
s2
142.S8 S
S1
0
0
sl
10 (&1s)
s2
2
S1
u.42r
S1
,eEayaralen
Poiensi
mekanisasi errain
(s)
c.
Persyaratan
9.
Bahava erosi (e)
konsewasi
-
Tanokat bahava elosi
2
Sedan0
kelas ke..esuaian lahannnfuk tanaman kakao secara aKual
S2hse
KelasEsesuaian lahan untul( tarlarnan kakao secara Pot6n5!4
S,1
Keterangan :
51 : sangat sesuai
N = tidak sesuai
r = media perekaran
f = retensi
hara
32 = cukuo sesuai 53 = sesuai marginal
t=tempe;tur w = ketersediaan air
e= erosi
LeDoEn Penelitian Sll"aleqis Nasional'Pengembangan dan Optimad Teknologl Produkc Pangan Sislem
u"Ji'ai'"ri",i,,r"s""t isiMANrRli udur PenaniaiBe eh;jL'ran: Pendekakn Lrheat c,osiamnins'ot'hw
&rdiasa, I G A Ambaruwali, M- Meq8: M. Mangku Budbsa 2012
$mber
Hasil penilaian kesesuaian lahan secara aktual temyala laharFlahan di wilayah Gumbrih
lergolong kedalam kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kakao, dengan fahor pembalas:
.etensi hara(0, hara tersedia (n) , tenain (s) dan bahaya erosi (e). Untuk meningkatkan ke'as
kesesuaian menjadi potensial yakni tergolong sangat sesuai (Sl)' maka dilakukan
penanganan terhadap faktor pembatasnya. Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahannya meniadi potensial adalah
:
i
!
I
I
a.
i.
f
(ierutama kadar bahan organik rendah) dapal ditanggulangi dengan
pemupukan menggtmakan pupuk organik (pupuk kompos' pupuk kandang dan pupuk
Fakto.
' ' ' -""
organik lainnya).
i
;
t'
i
I
I
r
I
i
i
II
t
i
i
I
F
t,
i
I
t:
t
5
tI
F
!I
I
t]
I
t
F
F
I
it
E
r
I
t
I
F
I
t
I
l
I
I
I
I
I
t
b.
FaRor n (hara tanaman), terutama kandungan unsur N dan P yang rendah dalam
tanah, dapat ditanggulangi dengan usaha pemupukan menggunakan pupuk urea (N)
dan SP-36 (P).
c.
Faklor s (tenain) terutama kemitingan lereng yang lebih besar dari 8%, dan tingkat
bahaya erosi (e) dapat ditanggulagi dengan pembuatan teras atau terassering' dan
penambahan mulsa atau penanaman tanaman yang lebih rapat'
Berdasarkan beberapa peoelitian yang telah dilakukan di Bali menunjukkan kelas .
kesesuaian lahan untuk tanaman kakao tergolong dari sangat sesuai (S'1) sampai sesuai
perakaran
marginal (S3) dengan faKor pembatas bervariasi dari : ketersediaan air (w). media
(r) , retensi hara (0 , hara tersedia (n) , bahaya erosi (e) dan terain (s).
Tanaman kakao tumbuh baik pada lanah pH F7,5. Zat organik pada lapisan tanah
setebal O-1 5 cm lebih dari 3%. Tekstur tanah adalah tempung liat berpasir dengan komposisi
3+40% fraksi tiat,50% pasir, dan 1G2O% debu. Hal ini akan membedkan ketersediaan air'
'1997).
hara dan aerasitanah (Siregar. dkk;
III. TEKNTK BUDIOAYA SEHAT TANAMAN KAKAO
Kondisi tanaman sehat umumnya lebih mampu menahan serangan berbagai ienis
hama, penyakit, gulma dan mampu berp.oduksi tinggi l"lenurut Oka (1995) ada tiga kriteria
yang digunakan unluk menilaitanaman itu sehal yaitu (1) sehat secara fisiologis yaitu semua
proses fisiologis dan proses biokimia yang teiadidi dalam tanaman beialan secara normal'
(2) sehat secara morfologis yaitu bila diamati tanaman tersebut kelihatan normal, daun-daun
sempuma berwarna hijau, kalau tanaman bunga bungaan , bunganya kelihatan sempuma'
dengan pe.tumbuhan €bang tampak bagus' (3) sehat secara ekologi yaitu lingkungan
sekitarlempattanamanitutumbuhdapatmendukungberiangsungnyaproses-prosesfisiologi
dan biokimia tanaman baik lingkungan mikro maupun lingkungan makro' sehingga
pertumbuhan tanaman beialan secaG optimal dengan produksi maksimal sesuai dengan
budidaya tanaman. Pembekalan teknologi budidaya tanaman sehat kakao yang masih
'
hriuan
perlu diintesifkan untuk pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) berdasarkan dai
yang melipllti
hasil wawancara bebe.apa petani dan petugas lapangan Dinas Perkebunan
penyiapan lahan, tata ianam, pemeliharaan penaung, pemangkasan kakao, pemupukan'
sanitasi kebun, dan pemanenan dengan petunjuk teknis budidaya sehat tanaman kakao
berikut.
3.1 Penyiapan lahan
Dalam usaha penanaman kakao, penyiapan lahan perlu dilakukan dengan baik'
Feiyiapan lahan pertanaman kakao yang ku€ng sempuma mengakibalkan tingginya angka
lsrEtian tanaman muda yang baru ditanam' penumbuhan tanaman yang hidup juga
rendahnya
tE hambat, sehingga dapat menunda masa berbuah atau bahkan menyebabkan
rya
hasil.
Meskipun kesesuaian lahan sudah memenuhi syamt' secara mikro masih diperiukan
faktor
L6.ha agar lingkungan bena.-benar opiimum untuk pertumbuhan kakao Adapun
udara'
yang perlu dipersiapkan adatah keadaan tanah, suhu dan kelembaban
tlgkungan
pengolahan tanah'
sErta perlindungan terhadPap angin. Tanah disiapkan dengan melakukan
dengan
dengan pembuatan lubang tanam, sedangkan suhu dan lain-lain diatur
EEman penaung.
60 x 60 x
Persiapan lubang tanam dilakukan dengan menggali lubang dengafl ukuran
60 cm. Tetapi untuk tanah yang berat, dianjurakan membuat dengan ukuran yang lebih
penutupan
besar. Lubang dibiarkan terbuka selama jangka waKu tertentu, kemudian disusul
yar"l
kembati menjelang penanaman. Tujuannnya untuk mendapatkan keadaan fisik tanah
bbih baik. Keadaan, ini menyebabakan respirasi akar juga berlangsung sempuma selama
yang
masa pembukaan lubang dapat pula dilakukan usaha perbakan sifat kimia tanah
pH
mungkin belum sesuai dengan persyaratan. Anatara Iain bisa dilakukan perbaiakan nilai
o'ganik
dengan pengapuran, penambahan kadar unsur P atau Mg' dan penambahan bahan
pula
Kakao muda yang naungan kurang pertumbuhannya terhambat, bahkan dapat
mengalami kematian. Tanaman yang hidup pertumbuhnya kerdil Tanaman muda
,dtJ
perakarannya belum cukup bekembang, maka kehilangan air yang berlebihan belum dapat
diimbangi oleh kecepatan penyerapan air dari da)am lanah, aklbalnya daun daun layu'
gejala
mengenng , dan akhirnya mongering, suhu daun yang tinggi menyebabkan timbulnya
nekrosis pada daun (Owusu, 1980), dan kakao muda sangat peka teriradap kehilangan daun
akibat nekrosis (Mainslone,1972).
3.2 Tata Tanam Kakao di antara Kelapa
Pengembangan kakao di Bali sebagian besar memanfaatkan lahan di bawah
ianaman kelapa. yang lahannya sesuai untuk kakao dan dengan tata tanam yang baik'
Kakao ditumpangsarikan dengao tanaman kelapa yang mempunyai jarak tanam bervariasi
'
sebaiknya paling tidak mempunyai jarak tanam 9 x I m. Zone perakaran efektil kelapa
dewasa lerbatas hanya pada radius 2 m (Gomez & Gomez, 1983) Sedangkan kakao
mempunyai kedalaman akar tunggang 120 cm dan akar lateral paling banyak terkonsentrasi
pada lapisan tanah atas lebih kurang 20 cm dan lumbuh kesamping sampai batas kanopi
tanaman (Wood and Lass, '1985). Pertumbuhan akar late.al te*onsentrasi terbanyak sejauh
9G120 cm dari pokok tanaman (Valmayor ef at 1974) Oleh karena itu, digunakan iarak
aiau 4 x
antara kakao dengan kelapa lebih kurang 3 m. Sehinggajarak tanam kakao 3 x 3 m
2 m , maka didapal tata talam kakao di bawah kelapa dengan 2 barisan tanaman kakao
didalam setiap gawangan kelapa.
Didaerah asalnya kakao diAmerika Selatan, merupakan perdu di bawah hutan hujan
fopis (Purseglove, '1968), dan tumbuhnya selalu terlindung pohon besar lainnya (Soenaryo'
1978). Hal ini sebagai petunjuk bahwa kakao adalah tanaman yang suka naungan'
lfiususnya pada tahap awal pengembangannya.
Tanaman kelapa dapat dimanfaakan sebgai penaung kakao Dikatakan oleh
Go.nez& Gomez (1983) jumlah cahaya matahari yang dapat ditedma oleh tamanan di
h\Mah tajuk kelapa beNariasi antara 4:]-88 % cahaya normal Tumpangsari antara kakao
dan kelapa sudah banyak dilaksanakan di Papua Nugini, Semenanjung Malaysia dan
Srawak Wood & Lass, 1985). Penanaman kakao dilakukan sekurang-kurangnya kelapa
Hah mencapai tinggi 2 m
.
Di lndonesia percobaan jarak tanam kakao, dengan bahan tanam DRl, DR38' G8
dan menggunakan naungan lamtoro. Hasil dapat disimpulkan baiwa produktivitas tongkol
30 %' 45 0'6 dan
Frak 4p m, pada tahun produksi pertama, kedua dan ketiga berturut-turut
75 % lebih banyak dari pada iarak tanam 4 x 5 m (500 pohon/ha) Umumnya Negara-negara
,frika menerapkan iarak tanam kakao 3,0 x 3,0 m; Negara-negara di lndia Barat sekitar 3'5
x3,5 m. Sedangkan Negara-negara di benua Anerika, Asia Tenggara dan Oseania sekitar 4
x
4 m (Senaryo dan lMnaryo, 1988).
3.3 Pengelolaan Tanaman Penaung
Penggunaan tanaman penaung pada tanaman kakao bedujuan untuk menciPtakan
kondisi lingkungan (iklim miko), yang pating menguntungkan antara lain dalam hal
penaung yang
pengaturan sinar matahai, suhu, kelembaban, dan angin Pada tanaman
lerlalu rimbun akan dapat meningkatkan serangan hama PBK'
melakukan fotosinlesis lebih baik pada inlensitas sinar rendah'
Kakao muda
sejalan
kemudian beEngsur_angsur memedukan inlensitas sinat yang lebih tinggi
di lapangan linlensitas
bertambahnya umua tanaman l Tanaman kakao umur 12-18 bulan
yang sudah
sinar optimum 30_50% dari sinar mataha penuh, sedangkan tanaman
matahari oplimum 50 75% dari sinar matahari penuh (Wood' 1985)'
menghasilkan intensitas
yang sampai ketanaman kakao'
Pohon penaung dapat mengurangi energy matahari
di bawah penanung pada siang hari
pada malam hari
menjadi lebih rendah dadpada suht! udara di luar penaung sebaliknya
permukaan tanah ke atmosfer' Dengan
f,ajuk penaung menghalangi hilangnya panas dari
Penguaangan energi ini, mengakibatkan suhu udara
demikiandiharapkansuhuudaradisekitartanamanpadasianghar]tidakmelampuisuhu
maksimum dan pada malam hari tidak lebih rendah dai suhu minimum
tergantung dad umur
Lama penyinaran matahari optimum yang diperlukan oleh kakao
penyina'an matahad
tanaman. Kakao yang baru pindah ke lapangan hanya memedukan
jam per hari (Soenaryo & Situmorang, 1978) Pohon penaung dapat
selama dua
kebun teriaga'
menghalangi hilangnya uap air dari sekeliling kakao, sehingga kelembaban
gugur'
Kakao tidak tahan dengan angin kencang, karena daunnya mudah
pematah angin
Mengurangi angin kencang ditanam tanaman pematah angin Tanaman
yang lebih baik terhadap
kombinasi dengan pohon penaung akan memberikan pertindungan
dapat diklompokkan menjadi dua' yaitu
kakao- Tanaman penaung bagi ianaman kakao
penaung sementara dan penaung tetap. Penaung sementara diharapkan dapat melindungi
Sp Moghania
ianaman kakao sebelum penaung ietap bertungsi, anlata lain Tephrosia
'
di lapang
ditanam
kakao
bibit
saat
Pada
dan
GliisidiaLercaera
3\acrophylla- Klon-kton
rEungansementarasudahberumursatutahun.Penaungtetapyangtidakmemberikan
penaung yang
ftanfaat ekonomis, kurang diminati oleh petani Uduk itu, digunakan
tanaman tepi'
rEmpunyai nilai ekonomis seperti pisang, kelapa, dan Sengon sebagai
(TBM) bertuiuan
Pengaiuran penaung pada tanaman kakao belum menghasilkan
penaung pada
trrtuk m€mperoleh pertumbuhan vegetative kakag sedangkan pengaturan
dimaksudkan agar terjadi keseimbngan
yang sudah menghasilkan
alaman
OM)
pedlrmbuhan vegetative dan generative Pemangkasan naungan tetap akan mendorong
musim
pembungaan dan periumbuhan flush. Pemangkasan naungan tetap' ditakukan awal
tujan yang bertuiuan mengumngi kelembaban kebun Hal ini' dapat
mencegah
palnivora dan hama penggerek buah kakao (PBK)penjarangan populasi'
PengatuGn naungan betupa tanaman kelapa tdak perlu dengan
gelap
Hapi dapat dilakukan dengan pangkasan pelepah daun bila naungan tedalu
berkembangnya penyakt Phytophlora
3-4 Pemangkasan Kakao
pengendalian hama
Pemangkasan kakao dapat dilakukan sebagai salah satu teknik
yang terlalu rimbun sangat
PBK, karena tajuk tanaman tidak terlalu rimbun. Kondisi tajuk
untuk meniadikan lajuk
kondusif bagi pertumbuhan hama PBK. Tujuan pemangkasan
ianamanberbentukidealdenganpelcabangandandaunproduktifyangmerata.selainitu
sebagai
daun_daun baru yang potensial
pemangkasan juga memberikan pertumbuhan
cabang balik'
tanaman dari tunas air' cabang sakit'
sumber asimilat, dapat membebaskan
dan
itu' kondisi kebun akan memperoleh aemsi
dan cabang mengganiung' Oleh ftarena
cahaya merata ke seluruh
tajuk yang lebih baik dengan sebaran
*"O"lam
*n"r"
0""*
'*_ri"*", i*" a*sana alam kebun tidak tertalau terang dan gelap. Kalau terlalau gelap
lingkungan
tanaman Kondisi tersebut memberikan
i,ama eaf itu senang sekali ada dalam
dan
sehingga resiko teiadi serangan.hama
yang kurang baik bagi organisme pengganggu'
yaitLr bentuk
tuluan pemngakasan ada tiga macam '
Berdasarkan
o**i.
o"i"
*"r"i',
pemeliharaan dan Produksi'
yang baik'
mendapalkan kemngka tanaman
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk
diatur agar memta'
kokoh dan sehat Arah per€bangan
o"nnun *ounn Jruau rang tumbuh
matahari secara
menangkap dan memanfaatkan ene'gy
sehingga tajuk ianaman mamapu
masih
O"n t"'"n
pada tanaman
110? .
maksimum. Waktu pemangkasan dilakukan
1'!2 tahun setelah
masuk tuse produktif' yaitu umur
tanaman
sampai
dan
membentuk iorket
yang mata
asal setek atau tanaman okutasi
tanam(untuk semaian). Untuk tanaman
okulasinyaberasaldaricabangplagiotroppemangkasanbentuk.ditujukan'Untuk
pada umur satu
tumbuh mengarah ke atas Dimutai
mengarahkan percabangannya agar
kipas yang tumbuh di bagia! bawah'
Ehun, dilakukan pemotongan cabang-tabang
pada
atau menggantung di
cauangcauang yang arahnya mendatar
;;;
-ulang
tahun-tahunberikutnya,Akhirnyaterciptahabitustanamandenganpercabanganplagiotrop
dad arah dalam
pemangkasan adalah: (a) memangkas
arahnya menuiu keatas Gara
Fng
yang
'*
tersisa tiga cabang utama terutama
sampai
ptimer
cabang
memotong
**,
toi
l,nbuhsehatdanarahnyasimetris,(c)memotongcabang-cabangyangtumbuhmeninggi'
(d) mengatur cabang sekender agar iaraknya
tanaman kakao hanya +5 m'
sehingga tinggi
-ak
terialu rapat satu sama tain '
(a)
*"1
mempertahankan kerangka
Iuntuk
Pemangkasan pemeliharaan bertuiuan
penvebaran
tsraman yang telah terbentuk, (b) mengatur
(d) meranssans
--- Dagran Lcr.rdr,qr'o qve^ oir"t'"naur'
jarak 3G
L cabang sekLrnder yang tedapat dalam
.ian buah. Dalam pelaksanaannya ' semu
ketidak teraturan
-i untu*
'n"n""n'h
di luar jaEk tersebut diatur agar
1966). Cabang sekender yang terdapat
ilff;;"";;;tio"x
;ffi:. ffi;;;";;. ,'
O*, t"o*,
la-aknya tidak terlalu rapat-
'1"::lY.9"Y:::::
f'T:':ll*ll1,ll',.llX1
percllt:i::
:::3
pada kisaran nilai
untuk mengatur ILD selalu
Pemangkasan produksi bertujuan
Dilakukan dengan cara (a)
mencdpai produKivitas maksimal
mampu
kakao
agar
4timum,
tidak.produktif'
terstier yang mendukung daun-daun
rnemotong ranting-ranting atau cabang
tunas ak' (d) cabang
cabang cacing' (c) pembuangan
dan
oatit
Juang
*"..r""n
Oi
di dalam
agar tidak menghalangi alifan udara
rnenggantung ke bawah dikurangi oaunnya
di dalam
pemangkasan kelembaban atmosfir
tebun. Wood (1985) mengatakao dengan
menguntungkan bagi perkembangan iamur0"0", it**"" ,"mpai batas yang kurang
oir"
iamur pathogen.
I
Pemangkasan produksi sering dilakukan, diharaPkan ILD selalu mendekati oplimum,
ietapi dengan intensitas ringan dan lidak memotong percabangan te.lalu besar (diameter
catang lebih dari 2,5 cm), kecuali untuk cabang-cabang yang terserang hama atau penyakit
remangkasan produksi berat, dengan pengertian banyak daun yang dibuang, akan
mengganggu keseimbangan homonal. Daun tua sebagai penghasil hormone ABA, dengan
demikian kadar ABA akan turun, sedangkan cytokiri, relative tetap sebab diproduksi di akar.
Akibatnya kakao mengalami ,usl, besar. Dalam keadaan seperti ini budh muda yang telah
:erbentuk akan layu dan gugur karena kalah dalam persaingan dengan daun dalam
nendapatkan asimilat (Alvim et at., 1974). Pemangkasan produksi dianggap cukup apabila
aroyeksi sinar matahad yang masuk kedalam tajuk kakao telah sampai ke pemukaan tanah
secarE! merata
3.5 Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara tertentu yang kurang di dalam
tanah, sehingga lanaman tumbuh sehat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakii.
Pemupukan efektif mencegah munculnya PBK apabila dilakukan berdasarkan atras asas
keseimbangan dan harus tepat dosis, ienis , waktu dan cara pemberian. Penentuan dosis
pedu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu faktor tanaman dan lingkungan. Faktor dari
tanaman, yaitu umur tanaman dan produksi lanaman. Faktor lingkungan adalah ada tidaknya
penaung, cu€h hujan, sifat fisika dan kimia tanah. Untuk mengetahui keadaan faktor
,re{sebut perlu pengamatan di lapangan dan di laboratorium. Kebutuhan pupuk urea' SP_36,