STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM MEMASARKAN PRODUK (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Delta Surya dalam memasarkan produk Tupperware di Kota Sidoarjo).

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM
MEMASARKAN PRODUK
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Delta Surya dalam
memasarkan produk Tupperware di Kota Sidoarjo)
SKRIPSI

Oleh:
Rendra Febri Ayuningtias
NPM.0943010309

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM
MEMASARKAN PRODUK

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Deltasurya dalam
memasar kan produk Tupperwar e di Kota Sidoarjo)

Disusun Oleh:

RENDRA FEBRI AYUNINGTIAS
NPM. 0943010309

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

Dr s. SAIFUDDIN ZUHRI, M.Si
NPT. 370069400351

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si

NIP. 1 9550718 198302 2001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM
MEMASARKAN PRODUK
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Deltasurya dalam
memasar kan produk Tupperwar e di Kota Sidoarjo)

Oleh:
RENDRA FEBRI AYUNINGTIAS
NPM. 0943010309

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi J urusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 10 J anuari 2014


Tim Penguji:
1. Ketua

Pembimbing Utama

IR. H. Didiek Tranggono, M.Si
NIP. 19581225 199001 1001

Dr s. Saifudin Zuhri, M.Si
NPT. 370069400351

2. Sekretaris

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
3. Anggota

Dr s. Saifudin Zuhri, M.Si
NPT. 370069400351


Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 1 9550718 198302 2001
ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
STRATEGI
DALAM

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE
MEMASARKAN PRODUK (Studi Kualitatif Deskr iptif Str ategi

Komunikasi Perusahaan Tupper ware Dalam Memasar kan Pr oduk di Kota

Sidoar jo). Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memeperoleh gelar
sarjana komunikasi. Dalam prosesnya tak hanya kemudahan yang penulis alami namun
juga bermacam kesulitan, akan tetapi syukurlah bahwa ini dapa diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan ini banyak terdapat
kekurangan-kekurangan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Saifuddin Zuhri, Msi yang dengan segala kesabaran dan kerelaan waktunya untuk
membimbing, member nasehat dan dukungan pada peneliti hingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Selesainya skripsi ini juga karena bantuan berbagai pihak baik berupa
dukungan moril maupun materil.
Dalam ksempatan ini, peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. teguh Soedarto, Mp, Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


3. Juwito, S.sos, Msi, Kepala jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
4. Drs. Saifuddin Zuhri, Msi, sebagai pembimbing peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini
5. Mama dan Papa yang telah mendoakan dan mendukung peneliti
sebesar-besarnya.
6. Emak dan mbak vk yang telah memberi perhatian kepada peneliti
7. Distributor
8. Kepala program IDDP, Ibu Wulan Retno dan karyawan IDDP Mas
Hari dan Mbak Tina
9. Teman-teman IDDP yang selalu mendukung peneliti, Dhila, Mb.
Puspi, Insan, Kitty, Ita, Stefani, Manda, Shinta dan teman yang lain
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak atas doa
dan dukungannya.

Surabaya, 2013

Peneliti

v


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………

ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..

iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………….


iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….

vii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… …...

BAB I

BAB II

viii

PENDAHULUAN ......................................................................


1

1.1

Latar Belakang ................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...........................................................

11

1.3

Tujuan Penelitian ................................................. .............

11


1.4

Manfaat Penelitian .............................................................

11

KAJ IAN PUSTAKA ..................................................................

13

2.1

Penelitian Terdahulu .......................................................

13

2.2

Landasan Teori …………………………. ………………


15

2.2.1 Pengertian Strategi ………………..………………

15

2.2.2 Pengertian Komunikasi …………………………...

16

2.2.3 Strategi Komunikasi………………………………

23

2.2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi………………….

23

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2 Rumusan Strategi…………………………………

26

2.2.3.4 Fungsi Strategi Komunikasi………………………

37

2.2.4

Sifat-sifat Komunikasi …………………………..

40

2.2.5 Strategi komunikasi Perusahaan ………………….

41

2.2.6 Strategi Komunikator……………………………. .

44

2.2.7 Strategi Khalayak …………… ..............................

48

2.2.8 Strategi Pesan ………….........................................

51

2.2.9 Media……………………………………………….

52

2.2.9.1 Kategori Media……………………………………

53

2.3 Kerangka Berfikir ……………………………………………

54

METODE PENELITIAN .........................................................

56

3.1

Definisi Konseptual .........................................................

56

3.2

Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................

57

3.3

Kriteria Informan ............................................................

58

3.4

Lokasi dan Waktu Penelitian ............................. ...............

60

3.5

Teknik Pengumpulan Data ………….. .. ………………….

61

3.5.1 Data Primer………………………………………………..

61

3.5.2 Data Sekunder……………………………………………

62

3.6

Teknik Analisa Data………………………………………

63

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN.................................

64

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian..........................................

64

BAB III

4.1.1

Sejarah singkat Tupperware..........................................

63

4.1.2 Logo Perusahaan…………………………………………..

66

4.1.3 Profil Perusahaan PT. Alamanda Delta Surya……………..

67

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan…………………………………

67

4.1.5 Struktur Organisasi ………………………………………

68

4.1.6 Produk yang Dipasarkan oleh Tupperware………………

68

4.2 Penyajian Data…………………………………………………

70

4.3 Hasil dan Analisi ....................................................................

71

4.3.1

Strategi Komunikasi Tupperware Dalam

Memasarkan Produk................................................................

71

4.4 Pembahasan .......................................................................
4.4.1 Strategi Komunikasi....................................................

90
90

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ................................................

109

5.1 Kesimpulan............................................................................

109

5.2 Saran ………………………………………………........

110

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………............

111

LAMPIRAN ……………………………………………………………..

113

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Rendra Febri Ayuningtias, Strategi Komunikasi Perusahaan Tupperware Dalam
Memasarkan Produk. (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda
Delta Surya Dalam Memasarkan Produk di Kota Sidoarjo)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikai
perusahaan Tupperware dalam memasarkan produk di Kota Sidoarjo berdasarkan
teori komunikasi pemasaran oleh Mahmud Machfoedz, yang terdiri dari penjualan
personal, publisitas, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.
Jenis dan metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan deep interview kepada pimpinan distributor Tupperware PT.
Alamanda Delta Surya dan konsumen sebagai informan .
Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan Tupperware menggunakan strategi
komunikasi dengan memperhatikan tiga komponen yaiitu kredibilitas perusahaan ,
khalayak yang tepat dan pendekatan pesan yang disampaikan.
Kata Kunci : Strategi komunikasi
ABSTRACT
Rendra Febri Ayuningtias, Communication Strategy of Tupperware Company in
Marketing Product ( qualitative study Communication Strategy PT. Alamanda Delta
Surya in Marketing Product at Sidoarjo)
The Purpose of this research was to determine the communication strategy of
Tupperware company in marketing product. Based on marketing communication
theory from Mahmud Machfoedz, which consist of personal selling, publicity, sales
promotion, and direct marketing.
Type and methods of this research uses descriptive qualitative method by using
deep interview to distributor leader of Tupperware in PT. Alamada Delta Surya and
consumer as informants.
The result of this research is Tupperware company uses communication strategy
with focus in three components which company credibility, appropriate creature and
the delivery message approach:
Keyword: communication strategy

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Saat ini, kondisi pasar bisnis sudah memasuki dunia global yang
didukung oleh kemajuan teknologi. Seiring dengan kemajuan tersebut maka
perusahaan-perusahaan

juga

dihadapkan pada

persaingan

yang

semakin

kompetitif antara satu sama lainnya. Tingkat persaingan yang semakin tinggi
mengakibatkan semakin banyak perusahaan bermunculan yang bergerak dalam
bidang produk maupun jasa. Persaingan bisnis memerlukan upaya-upaya yang
strategis yang mampu dijadikan sebagai tindakan yang tepat di setiap kondisi, dan
setiap perusahaan pun harus dapat menyusun langkah-langkah yang matang agar
dapat bertahan dan terus berkembang serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Di jaman sekarang, plastik sudah menjadi bagian keseharian manusia dan
sering menggantikan bahan-bahan tradisional seperti kayu, logam, gelas, kulit,
kertas dan karet. Desain wadahnya yang menarik serta fungsinya yang serba guna
menjadi salah satu alasan mengapa plastik digemari oleh masyarakat. Mulai dari
mainan anak-anak, perabot rumah tangga, perlengkapan kedokteran, peralatan tulis,
bahkan hingga komponen atau suku cadang kendaraan/peralatan listrik pun terbuat
dari plastik. Plastik juga sudah umum digunakan dalam berbagai industri dan bisnis.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Markplus pada tahun 2013 yang
melibatkan 2.150 responden wanita berusia 16-50 tahun yang terbagi tersebar di
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

sepuluh kota besar di Indonesia dalam penelitian “Most Favorite Women Brand
2013”. Markplus mengadakan penelitian mengenai produk yang menjadi pilihan
perempuan Indonesia dari berbagai macam kategori dengan menggunakan 50+
merek yang ada. Salah satunya adalah dalam kategori “Home Appliances and
Consumer Electronics” di dalam jenis Storage Container yang terpilih adalah
Tupperware yang menjadi merek no satu pilihan wanita Indonesia. Sedang dua yang
lainnya adalah Lion star dan Maspion.
Dari semua kegunaan plastik yang bermacam-macam jenis dan bentuknya
itu, fungsi plastik sebagai wadah makanan dan minumanlah yang mendapatkan
perhatian terbesar. Namun seiring semakin besarnya kesadaran masyarakat akan
kesehatan, banyak pertanyaan yang muncul seputar plastik yang aman digunakan
sebagai wadah makanan dan minuman, serta bagaimana cara mengenalinya agar
terhindar dari efek buruk bagi kesehatan.

Dr. Yadi Haryadi, pakar pangan

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, mengemukakan
bahwa wadah plastik yang aman selain memenuhi standar dari lembaga berwenang,
juga diproduksi oleh perusahaan yang dipercaya memiliki komitmen untuk
menyediakan produk aman bagi masyarakat. (www.Tupperware.co.id diakses
tanggal 01-07-2013)
Tupperware adalah perusahaan yang telah lebih dari 70 tahun berkecimpung dalam pembuatan produk plastik bermutu. Produk Tupperware terbuat dari
bahan plastik berkualitas terbaik, tidak mengandung zat kimia beracun dan sudah
memenuhi standar dari beberapa badan dunia seperti Food and Drug Administration

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

(Amerika), European Food Safety Authority (Eropa), Japan Food Safety Commision
(Jepang), sehingga selain aman digunakan berkali-kali untuk makanan dan
minuman (Food Grade) juga ramah lingkungan karena produk Tupperware yang
rusak bisa di daur ulang menjadi produk lain seperti bangku plastik, pot tanaman,
tempat sampah, dan lain sebagainya.
Proses pembuatan yang cermat menghasilkan produk yang bermutu,
berkelas dan telah melewati pemeriksaan kualitas yang ketat dilengkapi garansi
seumur hidup, artinya Tupperware akan mengganti produk yang rusak dalam
pemakaian normal, bukan untuk pemakaian komersial atau industri. Selain materi
yang digunakan, keistimewaan terletak pada "seal" (tutup) yang beraneka bentuk
namun dengan tujuan sama yaitu agar makanan/minuman yang disimpan tetap
higienis, kualitas isi bertahan lebih lama sehingga menghemat uang dan waktu.
Dengan terpilihnya Tupperware sebagai merk nomer satu bukan
merupakan suatu kebetulan, didalamnya ada strategi yang dilakukannya dalam
mewujudkan misi dan mengalahkan kompetitor yang lain seperti LocknLock dan
Tulipware sebagai Kompetitor utamanya.
Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat dari pesaing
utamanya yaitu Newell Rubbermaid Inc. (Rubbermaid) dan PT.Twin Tulipware
(Tulipware) yang juga memproduksi produk yang sama yaitu produk containers
penyimpan makanan. Newell Rubbermaid merupakan pesaing yang cukup kuat,
karena produk-produk Newell Rubbermaid dikenal

oleh

masyarakat dan

mempunyai segmen pasar yang sama dan cukup besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Seperti produk Rubbermaid. Setelah Newell Rubbermaid Inc. pesaing
berikutnya yaitu PT.Twin Tulipware yang juga memproduksi produk Containers
penyimpan makanan seperti produk Tulipware. Persaingan yang cukup ketat ini
dikarenakan, banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama dan
memproduksi produk yang sama. PT. Imawi Benjaya dapat dijadikan kekuatan
untuk bersaing dengan kelebihannya yang kedap udara dan kedap cair dan
juga garansi seumur hidup. Sekalipun terjadi persaingan ketat, Tupperware tetap
mampu mempertahankan pangsa pasarnya sendiri dengan konsumen berloyalitas
tinggi.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya
(Effendy, 2002, p.32). Strategi juga diperlukan dalam melakukan komunikasi.
Sekurang-kurangnya terdapat dua alasan mengapa kegiatan komunikasi yang kita
lakukan memerlukan strategi. Pertama, karena kita tidak hanya berurusan dengan
bagaimana pesan komunikasi diterima oleh komunikan dalam pengertian received,
tapi juga accepted. Kedua, agar kita bisa mendapatkan respon atau tanggapan
seperti yang kita harapkan dari khalayak.(Syam & Sugiana, 2002, p.20).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Tupperware adalah sebuah perusahaan berpusat di Orlando Amerika
Serikat merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi serta memasarkan
produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga. Dengan sistem penjualan
langsung Tupperware berkembang dan berada di lebih dari 100 negara diantaranya
Amerika, Brazil, Portugal, Israel, turkey, Venezuela, Korea, Cina, Jepang,
Singapore, India, Indonesia, dan berbagai negara lainnya.

Berkat penemuannya yang gemilang tahun 1937 di Amerika dan
dikembangkan tahun 1946 Earl Tupper melahirkan berbagai produk innovative
bermerek Tupperware. Ia menghasilkan berbagai macam produk seperti toples,
tempat minum, tempat makan, piring dan lain-lain yang bertujuan untuk menambah
nilai gaya hidup serta mempermudah dan memperindah kehidupan para ibu rumah
tangga di Amerika. Bahan yang digunakanpun berkualitas terbaik, aman bagi
kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan FDA (Food &
Drug Administration), EFSA (European Food Safety Authority) dan JFSC (Japan
Food Safety Commission)

Home party Tupperware yang dikenal sebagai Tupperware Party adalah
cara penjualan yang unik yaitu penjualan non formal dan banyak diisi permainan
yang menarik, informatif dengan banyak memberikan informasi mengenai hal-hal
yang ada di dalam kehidupan sehari-hari dan menghibur konsumennya agar tidak
terasa jenuh dalam melakukan penjualan. Tupperware party

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dilaksakan bisa

6

dirumah atau tempat dimana bisa berkumpul. Tidak perlu banyak calon konsumen
yang hadir di party Tupperware hanya dibutuhkan sekitar tiga sampai empat orang.

Kegiatan yang dilakukan cukup sederhana, yaitu penjual (sales force)
membawa display Tupperware yang sudah dipergunakan sebagai tempat
penyimpanan makanan. Kemudian bisa dilakukan demo memasak atau cara lain
yang bisa menambah pengetahuan calon konsumen tentang kelebihan produk
Tupperware serta katalog produk. Ditambah dengan permainan yang sudah
dipersiapkan begitu juga dengan hadiahnya. Cara ini pertama kali diperkenalkan
oleh Brownie Wise di Amerika Serikat. (Tupperware:21)

Tupperware menghasilkan produk yang dijual kepada konsumen
menengah keatas, dengan menyediakan produk plastic kedap udara, yang bisa
digunakan dalam jangka waktu yang lama dan ditambah dengan garasi seumur
hidup.

Produk Tupperware tidak dapat ditemui di toko atau dimanapun. Melain
kan di distributor dan disebarkan dengan memanfaatkan tenaga penjual. Distributor
Tupperware memanfaatkan personal selling dengan melakukan pendekatanpendekatan yaitu presentasi dan demonstrasi produk serta kesaksian orang-orang
(sales force) yang telah tergabung dan bisa mengubah hidupnya. Sehingga
diharapkan konsumen akan tertarik untuk membeli produknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Tupperware selalu melahirkan produk baru berkualitas yang innovatif,
berdesain unik dengan warna-warni yang khas, trendi dan menarik. Ditambah
dengan garansi seumur hidup, Tupperware memberikan fasilitas untuk mengganti
produk Tupperware yang rusak dengan yang baru.

Pada tahun 1991 PT. Alif Rose di Jakarta merupakan distributor resmi
yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Didukung lebih dari
170.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil menembus
berbagai kalangan. Pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bekal untuk
menjadi tenaga penjual yang tangguh. Meski terdiri dari berbagai latar belakang
ekonomi dan pendidikan, namun ada satu persamaannya yaitu bisa menyisihkan
waktu untuk keluarga, sekaligus memiliki karir dan penghasilan yang sangat
memuaskan.

Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi Company of Choice dan
Brand of Choice. Sedangkan misinya adalah merubah hidup lebih banyak orang
menjadi lebih baik lagi.

Tupperware menjual produknya dengan metode MLM (Multi Level
Marketing). Metode ini cukup banyak ditemui di pasar Indonesia. Dengan adanya
sistem bisnis yang seperti ini dapat memberikan penawaran yang menggiurkan
untuk konsumennya agar bisa mudah mengkonsumsi produk tersebut dan
menjanjikan penghasilan yang tak terbatas untuk para customernya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Bisnis multilevel marketing ini muncul di Indonesia sejak bulan Maret
1986. Perusahaan network marketing di Indonesia baik direct selling maupun
multilevel marketing itu tergabung dalam sebuah asosiasi yaitu, asosiasi penjuala
langsung Indonesia (APLI). Awalnya APLI didirikan pada tahun 1984 dengan nama
Indonesia direct selling association (IDSA). IDSA ini kembali aktif lagi dan mulai
buming pada beberapa perusahaan pada tahun 1992 dengan nama APLI. Organisai
ini terdaftar sebagai anggota kamar dagang dan industry di Indonesia (KADIN) dan
anggota World Federation of Direct Selling Associations (WFSDA) yang bermarkas
di Washington DC.

Bisinis jaringan ini merupakan orang yang bergelut pada sebuah bisnis
yang menekankan rekrutmen orang secara melebar atau horizontal mendalam
vertical untuk merekrut downline. Namun polanya tetap menjual, merekrut, dan
mendidik atau melatih orang yang direkrut untuk melakukan hal yang sama.

Dengan menggunakan metode ini, maka pemasaran produknya tidak
dapat ditemui di toko atau yang lain tapi dapat ditemui dengan cara mendatangi
kantor distributor atau para tenaga penjual yang siap melayani konsumen dengan
home service.

Konsep 3E yaitu Enlighten, Educate dan Empower, dimana Enlighten
adalah (pencerahan) mengisayaratkan dalam hidup pasti ada hal-hal yang dialami

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

berupa ujian, dan cobaan. Yang terpenting adalah bagaimana langkah dan apa
selanjutnya yang akan dilakukan setelah adanya cobaan tersebut.

konsep kedua Educate (pembelajaran), bertujuan mendorong terciptanya
kondisi yang merangsang terjadinya proses pembelajaran untuk meningkatkan
pengetahuan para wanita Indonesia dalam mendidik dan menciptakan lingkungan
yang baik dan sehat bagi anak-anak dan keluarganya.

konsep ketiga yakni Empower (pemberdayaan), dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan dan dukungan untuk mendorong para wanita Indonesia
agar dapat mengembangkan bakat dan ketrampilannya. Tujuannya agar mereka
dapat lebih mandiri dan bisa turut berperan memberikan sumbangsihnya kepada
keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.

(http://www.tupperware.co.id/Pages/Article/131010/0012/konsisten-tanamkan-goodbrand-image-tupperware-di-mata-masyarakat.aspx)

Sebagai produk rumah tangga yang berkualitas dan bermanfaat, peminat
Tupperware mayoritas wanita, dan melalui jaringan wanita inilah Tupperware
berhasil dipasarkan. Dalam memasarkan produknya Tupperware Indonesia berpegang
pada tiga filosofinya, yaitu “Sharing and Caring”, “Devine and Grow” dan “Build
people and people will build the buisness”, dengan filosofi inilah Tupperware terus
mengembangkan sayapnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Tupperware adalah perusahaan yang membangun jaringan yang besar dan
tentu terdiri dari actor-aktor yang membutuhkan jaringan social yang berfungsi
sebagai alat untuk menghubungkan dirinya dengan sumber daya yang tersedia.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masyarakat perkotaan sangatlah sulit
mendapatkan pekerjaan yang layak, Kota Sidoarjo dibidiknya untuk memberdayakan
semua wanita dan ibu rumah tangga untuk bisa berkreatif dan mampu menjadi wanita
multi tasking. Dapat mempunyai penghasilan sendiri dan dapat mewujudkan setiap
impian mereka.
Dibandingkan Surabaya sebagai kota besar, tentu Sidoarjo tidak sepadan
dengannya. Menegenai gaya hidup yang berbeda, budaya yang berbeda serta
pendapatan yang berbeda. Sidoarjo dinilai masih membutuhkan pembangunan di
berbagai bidang. Perbedaan di sector ekonomi akan mempengaruhi perilaku
pembelian dan pengkonsumsian sebuah produk.
Terbukti dengan sedikitnya tempat perbelanjaan dan hiburan yang ada di
Sidoarjo ditambah dengan sedikitnya universitas yang didirikan di kota kecil ini.
Tupperware melihat adanya tantangan untuk melebarkan sayapnya dan juga
membantu Kota Sidoarjo dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Satu-satunya distributor perwakilan pusat Jakarta PT. Alamanda Delta
Surya di bawah pimpinan ibu Diah Palupi distributor ini mampu bertahan sejak
sebelas tahun yang lalu untuk setia melayani konsumen Tupperware yang
beralamatkan di Ruko Graha Niaga A1/No. 1 Jl. Jenggolo Buduran – Sidoarjo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Ibu Diah dibantu dengan para manager dan sales force bergerilya untuk
bisa memasarkan produknya sehingga dapat mempertahankan bisnis jaringan mereka.
segala upaya dilakukan bahkan rela untuk melakukan Tupperware house party setiap
hari demi mencapai target penjualannya.

Dengan begitu banyaknya peminat dari konsumen Tupperware dalam
mengkonsumsi produknya yang terbilang mahal untuk sekedar produk plastik. dan
fenomena yang dijelaskan diatas. Maka muncul pertanyaan tentang bagaimana
strategi komunikasi perusahaan Tupperware dalam memasarkan produknya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dirumuskan masalah:

Bagaimana strategi komunikasi perusahaan Tupperware dalam memasarkan produknya

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi komunikasi perusahaan Tupperware dalam
memasarkan produknya

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan praktis, sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

I.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya ilmu
komunikasi sehingga dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan
karya ilmiah

II.

Sebagai bahan referensi bagi penelliti selanjutnya, khususnya yang
mengadakan penelitian dengan obyek yang sama.

b. Manfaat Praktis

I.

Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan
informasi bagi perusahaan yang bersangkutan

II.

Sebagai bahan perbandingan dalam memperbaiki kualitas strategi
komunikasi perusahaan Tupperware.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
Peneliti mengambil gambaran dari tiga jurnal komunikasi penelitian dari
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra dan Universitas Mercubuana dan
UNIKOM. Penelitian pertama dilakukan oleh Tri Puspitasari program studi ilmu
komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya. Penelitian tersebut meneliti tentang
“Strategi Komunikasi Penerbitan Kosmonita Bulletin PT. Infomedia Nusantara”
yang bertujuan untuk mengetahui dan memeberikan gambaran menegenai strategi
komunikasi penerbitan Kosmonita Bullletin PT.Infomedia Nusantara.
Persamaan dari penelitian terdahulu dan milik peneliti adalah sama-sama
menggunakan topik strategi komunikasi dengan menggunakan metode kualitatif
deskriptif.
Hasil dari skripsi ini adalah adanya strategi komunikasi yang diterapkan
oleh PT. Infomedia Nusantara dalam mengkomunikasikan penerbitan kosmonita
bulletin.

Dan disimpulkan bahwa strategi komunikasi kosmomunita bulletin

sebagai sebuah media bau yang merupakan kolaborasi antara media cetak dan radio
berdasarkan pada analisa perusahaan, khalayak, dan pesan itu sendiri.
Perbedaan dari keduanya adalah dalam pemilihan objek penelitian. Objek
penelitian terdahulu menggunakan strategi komunikasi yang dilakukan PT.
13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Infomedia Nusantara. untuk melakukan penerbitan majalah Kosmonita bulletin,
Sedangkan peneliti menggunakan strategi komunikasi yang dilakukan Tupperware
dalam memasarkan produk.
Penelitian kedua dilakukan oleh Siska Damayanti program studi ilmu
komunikasi Universitas Mercubuana. Penelitian tersebut meneliti tentang “ Strategy
Corporate Communications PT. Garuda Indonesia TBK dalam layanan baru Garuda
Experience – Indonesia hospitally untuk menunjang citra perusahaan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran strategi corporate communication PT.
Garuda Indonesia dalam layanan baru Garuda Experience-Indonesia Hospitally
dalam menunjang citra perusahaan.
Persamaan dari penelitian terdahulu dan milik peneliti adalah sama-sama
menggunakan topik strategi komunikasi dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif.
Perbedaan dari keduanya adalah dalam pemilihan objek penelitian. Objek
penelitian terdahulu menggunakan strategi komunikasi perusahaan yang dilakukan
PT. Garuda Indonesia dalam mengenalkan layanan barunya untuk meningkatkan
citra perusahaannya. Sedangkan peneliti menggunakan strategi komunikasi untuk
memasarkan produk.
Penelitian yang ketiga diperoleh dari jurnal komunikasi UNIKOM yang
dilakukan oleh Apsari Siti Sumunar program studi ilmu komunikasi dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

penelitian tentang “ Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Maicih Inti Sinergi
Bandung Dalam Mempromosikan Produk Maicih di Kota Bandung”.
Persamaan dari penelitian terdahulu dan milik peneliti adalah sama-sama
menggunakan topik strategi komunikasi dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan Maicih mem-punyai strategi
komunikasi pemasaran yang diterapkan dalam mempromosikan Maicih di Kota
Bandung.
Perbedaan dari keduanya adalah Apsari mencoba untuk menganalisa
penetapan tujuan promosi pemasaran, penetapan sasaran promosi, rancangan pesan,
saluran media, pengembangan promotional mix, penyediaan anggaran pemasaran,
evaluasi dan pengendalian rencana pemasaran. Sedangkan skripsi penulis mencoba
menganalisa tentang strategi komunikasi yang dilakukan Tupperware dalam
memasarkan produknya.
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Penger tian Strategi
Strategi atau yang lebih sering disebut “ide besar” adalah pendekatan
keseluruhan untuk suatu program. Pengertian lain dari strategi adalah begaimana
mencapai tujuan dan taktik apa yang digunakan. Strategi ditentukan oleh maslah
yang muncul terhadap informasi yang tersedia. Komunikasi pemasran adalah suatu
upaya atau semua bentuk komunikasi yang ditujukan kepada konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Strategi menurut Foster (199:84), didefinisikan sebagai pertimbangan
segala konsekuensi tindakan yang direncanakan dan bertindak menurut rencana
itu, bukan tergoda untuk mencoba sesuatu yang lain yang tampak sebagai sebuah
ide bagus.

Hal ini berarti

pelaku

menyatukan pikiran-pikirannya dan

mempertimbangkan berbagai kemungkinan interaksi serta manfaat dari strategi
yang terjadi.
Sebagai kegiatan usaha, setiap perusahaan memiliki strategi khusus untuk
mencapai tujuan akhirnya yaitu laba dan brand awareness di dalam masyarakat.
Untuk itu perusahaan menggunakan peran dan fungsi dari strategi komunikasi
dalam upaya menjaring perhatian serta minat dan kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan.
2.2.2 Penger tian Komunikasi
Dalam proses pertukaran terjadi proses komunikasi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi dapat memberikan informasi dan membuat
konsumen menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi juga
dapat digunakan sebagai pengingat bagi konsumen terhadap suatu produk.
Suatu perusahaan dapat bertahan karena adanya konsumen, untuk itu
perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan konsumennya. Peran penting
dari komunikasi juga berkaitan dengan membujuk konsumen untuk melakukan
pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasive, yaitu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

bagaimana

membujuk

konsumen

agar

melakukan

tindakan

pembelian

(Sutrisna,2001:266)
Tujuan utama digunakannya komunikasi adalah terciptanya komunikasi
efektif yaitu komunikasi yang mampu melahirkan efek dari komunikasi yaitu
perubahan pendapat, sikap dan perilaku. Jadi efektifitas komunikasi tidak diukur
hanya dari pengetahuan yang dimiliki masyarakat, tetapi terutama adalah pada
terjadinya perubahan dalam diri individu.
Untuk mendorong melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris “communication”, yang berasal dari
kata lain communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Akan tetapi, pengertian komunikasi tersebut sifatnya mendasar, dalam arti kata
bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua
pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi bukan hanya
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu yaitu bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Untuk dapat memahami pengertian komunikasi, menurut Harold Lasswell
adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : “ who says what in which
channel to whom with what effect?”. Melalui paradigma Lasswell ini, dapat adanya
lima unsur komunikasi yang harus dijawab, yaitu :
1. Komunikator (communicator, source, sender)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Sumber atau komunikator adalah pelaku utama atau pihak yang
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu
komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun
suatu negara sebagai komunikator.
2. Pesan (message)
Apa yang akan dikomunikasikan atau disampaikan kepada penerima
(komunikan),

dari

sumber

(komunikator)

atau

isi

informasi.

Merupakan seperangkat symbol verbal atau non verbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tersebut. Ada tiga
komponen pesan, yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna
dan bentuk atau organisai pesan.
3. Media (channel, media)
Wahana atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik).
4. Komunikan (communicant)
Orang atau kelompok atau organisasi suatu negara yang menerima
pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination) atau pendengar
(listener) atau khayalak (audience) atau penyandi balik (decoder).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

5. Efek (effect, impact, influence)
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah
menerima

pesan

dari

sumber,

seperti

perubahan

sikap

dan

bertambahnya pengetahuan. (Effendy,2003:10)
Dalam hubungan ini, untuk memperoleh kejelasan, Philip Kotler dalam
bukunya “Marketing Management”, mengkaji proses komunikasi berdasarkan
paradigm Harold Lasswell, yang ditulis juga dalam buku Ilmu Komunikasi dan
Praktek (Prof.Drs.Onong Effendy M.A 2007,18-19)
Unsur-unsur dalam proses komunikasi, yaitu:
1 .Sender

:

komunikator

yang

menyampaikan

pesan

kepada

seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding

: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam

bentuk.
3. Message

: pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna

yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media

: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan.
5. Decoding

: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan

menetapkan makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya.
6. Receiver

: komunikan yang menerima pesan dari komunikator

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

7. Respon

: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan apabila

tersampaikan pesan.
8. Feedback

: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
9. Noise

: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan
yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya. (Effendy,2003:18-19)
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, yang muncul dari benaknya. Komunikasi
akan berhasil apabila pikiran disampaikan denhan menggunakan perasaan yang
disadari. Sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran,
perasaan tidak terkontrol.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
secara sekunder :
a.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan media primer, yakni lambing (bahasa).

b.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau

sarana

sebagai

media

kedua

dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

melancarkan

21

komunikasinya. Sebagai sasarannya berada di tempat relative jauh
atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telepon, surat kabar,
majalah, radio, televise, film merupakan media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. (Effendy,2003:11-17)
Model komunikasi di atas menjelaskan factor-faktor kunci dalam
komunikasi efektif. Komunikasi harus tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran
dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan
dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengatur sandi
pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efektif dalam
mencapi khalayak sasaran.
Dengan deskripsi ini, maka dapat dipilih komunikator, pesan dan media
yang cocok. Sebagai contoh, jika komunikan adalah seorang pimpinan perusahaan
atau lembaga, maka komunikator yang harus bicara adalah orang yang
berkedudukan sama.
Kemudian jika komunikan terbiasa dengan media modern (internet,
teleconference) maka gunakan media sejenis agar mereka berminat mengaksesnya.
Sebaliknya apabila komunikan terbiasa menerima pesan dalam bentuk formal
(surat, edaran), sampaikanlah pesan dalam format itu. Begitu juga jika komunikan
berlokasi di luar jangkauan, maka harus digunakan media yang mampu
menjangkau, baik cetak maupun elektronik (dengan bantuan satelit).
Seorang komunikator juga harus mampu mengikuti gaya komunikasi
komunikan, baik kata, istilah, sampai tempat bicara. Pada intinya, komunikatorlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

yang harus menyesuaikan diri mengikuti karakteristik komunikan, bukan
sebaliknya.
Untuk membuat komunikan mengikuti kegiatan komunikator, terdapat
tiga metode komunikasi yang dapat digunakan yaitu metode informative, metode
persuasive dan metode koersif. Komunikator dapat memilih salah satu metode ini
atau menggunakan semuanya secara berurutan.
a.

Metode Informatif
Komunikator memberikan penyadaran kepada komunikan dengan
memberikan

informasi

yang

sangat

lengkap.

Contohnya,

perusahaan menyampaikan informasi mengenai segala hal yang
berkaitan dengan segala fasilitas yang dimiliki sehingga
masyarakat memiliki pengertian yang tinggi dan terdorong untuk
melakukan kewajibannya.
b.

Metode persuasive
Komunikator

menyampaikan

pujian

dan

bujkan

kepada

komunikan agar mereka tertarik untuk mengikuti kahendak
komunikator.
c.

Metode Koersif
Komunikator menyampaikan pesan berisi ancaman atau akibat
menakutkan

jika

komunikan

tidak

mengikuti

disampaikan oleh komunikator.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

apa

yang

23

2.2.3 Str ategi Komunikasi
2.2.3.1 Penger tian Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
menunjukkan taktik operasionalnya. (Effendy,2003)
Demikian pula dengan strategi komunikasi merupakan panduan dan
perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.
Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan
komunikasi secara efektif. Dengan demikian, strategi komunikasi baik secara
makro

(planned

multi-media

strategy)

maupun

secara

mikro

(single

communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda (Effendy,2003) :
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informative,
persuasive dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
memperoleh hasil optimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

b. Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh
yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi
harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan
pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Banyak teori komunikasi yang sudah
diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikai teori yang memadai
baiknya untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang
dikemukakan oleh Harold D. Laswell yaitu cara yang terbaik untuk menerangkan
kegiatan komunikasi adalah menjawab “who says what in which channel to whom
with what effect?” komponen komunikasi yang berkorelasi secara fungsional pada
paradigma Laswell

itu

merupakan

jawaban pertanyaan

yang diajukan.

(Effendy,2003)
1. Who (komunikator)
Dalam proses komunikasi ada komunikator, yaitu orang yang
mengirim dan menjadi sumber informasi dalam segala situasi.
Penyampaian informasi yang dilakukan dapat secara sengaja maupun
tidak.
2. Says What (Pesan)
Komunikator menyampaikan pesan-pesan kepada sasaran yang dituju.
Pesan yaitu sesuatu yang dikirimkan atau yang disampaikan. Pesan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

yang disampaikan dapat secara langsung maupun tidak langsung dan
dapat bersifat verbal maupun non verbal.
3. In Which Channel (Media yang digunakan)
Dalam

menyampaikan

pesan-pesannya

komunikator

harus

menggunakan media komunikasi yang sesuai keadaan dan pesan yang
disampaikan. Adapun media adalah sarana yang digunakan untuk
menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan.
4. To Whom ( komunikan)
Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang
merupakan sasaran pengiriman seseorang yang dalam proses
komunikasi ini sebagai penerima pesan. Dalam hal ini komunikator
harus cukup mengenal komunikan yang dihadapinya sehingga
nantinya diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal dari pesan
yang disampaikan.
5. With what effect (Efek)
Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikasi ketika ia atau
mereka menerima pesan dari komunikator. Sehingga efek dapat
dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Dengan berpolakan formula Laswell itu, komunikasi didefinisikan
sebagai “proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
suatu media yang menimbulkan efek; (Effendy,2003)
2.2.3.2 Per umusan strategi
Dalam perumusan strategi khalayak memiliki kekuatan penangkal yang
bersifat psikologi dan social bagi setiap pengaruh yang berasall dari luar diri dan
kelompoknya. Di samping itu khalayak tidak hanya dirangsang oleh satu pesan
saja melainkan banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Artinya terdapat juga
kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang datang dari sumber (komunikator)
lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian
pesan yang diharapkan menimbulkan efek atau perubahan pada khalayak bukanlah
satu-satunya “kekuatan”. Melainkan, hanya satu diantara semua kekuatan
pengaruh yang bekerja dalam proses komunikasi, untuk mencapai efektifitas.
(Arifin,1994)
Jadi efek tidak lain dari paduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam
keseluruhan proses komunikasi. Oleh karena itu sebagai satu-satunya pesan yang
memiliki komunikator harus mampu mengungguli semua kekuatan yang ada untuk
menciptakan efektifitas. Kekuatan pesan ini, dapat didukung oleh metode
penyajian, media dan kekuatan kepribadian komunikator sendiri. Suatu strategi
adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan
guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitung-kan kondisi
dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang diperlukan ialah
mengenal khalayak dan sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan dan komunikator yang dipilih, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini
dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang dimiliki khalayak dapat
“dijinakkan” juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan-pesan yang
lain yang berasal dari sumber (komunikator) lain. Cara ini merupakan persuasi
dalam arti yang sesungguhnya. (Arifin,1994)

A. Mengenal khalayak
Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi,
maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan metode dan media. Untuk
menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator
harus mengerti dan memahami, pola pikir ( frame of reference ) dan
lapangan pengalaman (field of experince ) khalayak secara tepat dan
seksama meliputi :

a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri
atas:

1. Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2. Pengetahuan khalayak untuk menerima pesan – pesan
lewat media yang digunakan

3. Pengetahuan khalayak terutama pembendaharaan kata
yang digunakan

b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan
norma – norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada.

B. Situasi dimana kelompok itu berada.
Dalam observasi atau penelitian, publik dapat diidentifikasikan
dari berbagai segi, dari segi pengetahuan khalayak misalnya terdapat
pesan – pesan yang disampaikan dapat ditemukan khalayak yang
tidak memiliki pengetahuan, memiliki hanya sedikit, memiliki
banyak, dan yang ahli tentang masalah yang disajikan. Sedang dari
segi sikap khalayak terhadap isi pesan yang disampaikan dapat
ditemukan khalayak yang setuju, ragu- ragu, dan yang menolak.
Demikian juga dari segi kesediaan khalayak menerima pengaruh,
khususnya mengenai inovasi ( ide – ide baru), dengan melalui
penelitian dapat diperole

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PT. TELKOM DALAM MEMASARKAN PRODUK SPEEDY (Studi pada PT. Telkom Kandatel Malang)

0 6 56

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Mbakdiskon dalam Memasarkan Kupon Diskon Merchant- Mer

0 3 15

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Mbakdiskon dalam Memasarkan Kupon Diskon Merchant- Merchant di Yogyakarta).

0 3 44

PENUTUP STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAILY DEALS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Mbakdiskon dalam Memasarkan Kupon Diskon Merchant- Merchant di Yogyakarta).

0 3 62

PERAN KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMASARKAN PRODUK-PRODUK PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) GIANYAR PARTASEDANA.

0 0 8

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMASARKAN PRODUK CEMILAN KERUPUK SINGKONG SAMILER “SAMIJALI” DI UKM EKS LOKALISASI DOLLY

1 7 8

STRATEGI KOMUNIKASI PERUSAHAAN TUPPERWARE DALAM MEMASARKAN PRODUK (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi PT. Alamanda Delta Surya dalam memasarkan produk Tupperware di Kota Sidoarjo)

0 0 21

Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Mattuju Indonesia dalam Memasarkan Produk Kreatif Photography Cinematography dan Digital Agency di Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 106

Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Bintang Toedjoe dalam Memasarkan Produk Kesehatan di Kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 112

STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TUPPERWARE DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Deskriptif, Customer Sales Force Distributor Tupperware Kotabaru, Yogyakarta) - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 17