Strategi Pemenuhan Hak Warga Miskin melalui Pemberdayaan Kelembagaan Lokal dalam Rangka Ketahanan Sosial (Studi di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur).
(B. Sosial)
Strategi Pemenuhan Hak Warga Miskin melalui Pemberdayaan Kelembagaan Lokal dalam
Rangka Ketahanan Sosial (Studi di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo Propinsi Jawa Timur)
Kata kunci: Strategi, hak, miskin, ketahanan sosial
Al Rasyid, Machmud; Ch Baroroh; Wijianto; Romdhoni, Rohmat; Ridwan A, Muhammad; Artha, Mafrina
Dewi
Fakultas KIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Penelitian Program Sarjana, 2012
Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakteristik masyarakat miskin, permasalahan kemiskinan, data
kelembagaan lokal dan potensi pemberdayaannya.
Penelitian dilaksanakan di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa
Timur menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pengambilan sampel secara purposive. Sumber
datanya Informan,peristiwa, dokumen, dan kepustakaan yang relevan. Pengumpulan data melalui
wawancara mendalam, FGD, observasi, dan studi dokumen. Validitas menggunakan trianggulasi sumber
dan metode, analisis dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau dianalisis dengan interaktif mengalir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wilayah Karangpatihan 30% nya adalah hutan kering, 20% tegalan
dan 12 % sawah tadah hujan. Infra struktur masih kurang terutama sumur untuk pertanian dan
peternakan,sarana kesehatan kurang sehingga akses masyarakat terhadap kesehatan belum memadai,
transportasi umum susah. Sarana prasarana pendidikan umum, tempat ibadah memadai (4 SD Negeri, 27
Masjid dan mushola) ,tetapi akses warga yang berkebutuhan khusus tidak ada, sehingga mereka tidak
bersekolah. Penduduk Karangpatihan berjumlah 5434 jiwa, Jumlah KK Miskin (kuning) 11 %, KK sangat
miskin (merah) 12 %, dan jumlah KK sangat miskin dan mengalami keterbelakangan mental 2 % atau 110
jiwa, mereka tidak bermata pencaharian dan hanya bergantung pada pihak lain. Permasalahannya mata
pencaharian penduduk sebagian besar buruh tani disusul petani. Sebagian besar warga merupakan SDM
rendah, hanya bisa bercocok tanam sekali satu tahun dengan penghasilan rendah, pagu raskin kurang
memadai, dan terjadi penggundulan hutan karena kemiskinan. Terdapat kelembagaan lokal, yaitu:
Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Karang Taruna, PKK, tokoh masyarakat, kompak maju,kelompok pengajian,
Karangpatihan Bangkit. Kendalanya SDM yang belum bagus, dukungan pemerintah daerah dan pusat
kurang. Pada sisi lain Jumlah SDM memadai, lahan pertanian cukup untuk peternakan, potensi
pemberdayakan melalui penguatan kapasitas kelembagaan lokal berupa pelatihan keterampilan
beternak lele dan permodalan. Kondisi ketahanan sosial agak lemah ditandai dengan rendahnya
kemampuan komunitas melindungi secara efektif anggotanya termasuk individu dan keluarga yang
rentan dari gelombang perubahan social yang mempengauruhinya; kurang mampu melakukan investasi
sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan.
Strategi Pemenuhan Hak Warga Miskin melalui Pemberdayaan Kelembagaan Lokal dalam
Rangka Ketahanan Sosial (Studi di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo Propinsi Jawa Timur)
Kata kunci: Strategi, hak, miskin, ketahanan sosial
Al Rasyid, Machmud; Ch Baroroh; Wijianto; Romdhoni, Rohmat; Ridwan A, Muhammad; Artha, Mafrina
Dewi
Fakultas KIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Penelitian Program Sarjana, 2012
Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakteristik masyarakat miskin, permasalahan kemiskinan, data
kelembagaan lokal dan potensi pemberdayaannya.
Penelitian dilaksanakan di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa
Timur menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pengambilan sampel secara purposive. Sumber
datanya Informan,peristiwa, dokumen, dan kepustakaan yang relevan. Pengumpulan data melalui
wawancara mendalam, FGD, observasi, dan studi dokumen. Validitas menggunakan trianggulasi sumber
dan metode, analisis dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau dianalisis dengan interaktif mengalir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wilayah Karangpatihan 30% nya adalah hutan kering, 20% tegalan
dan 12 % sawah tadah hujan. Infra struktur masih kurang terutama sumur untuk pertanian dan
peternakan,sarana kesehatan kurang sehingga akses masyarakat terhadap kesehatan belum memadai,
transportasi umum susah. Sarana prasarana pendidikan umum, tempat ibadah memadai (4 SD Negeri, 27
Masjid dan mushola) ,tetapi akses warga yang berkebutuhan khusus tidak ada, sehingga mereka tidak
bersekolah. Penduduk Karangpatihan berjumlah 5434 jiwa, Jumlah KK Miskin (kuning) 11 %, KK sangat
miskin (merah) 12 %, dan jumlah KK sangat miskin dan mengalami keterbelakangan mental 2 % atau 110
jiwa, mereka tidak bermata pencaharian dan hanya bergantung pada pihak lain. Permasalahannya mata
pencaharian penduduk sebagian besar buruh tani disusul petani. Sebagian besar warga merupakan SDM
rendah, hanya bisa bercocok tanam sekali satu tahun dengan penghasilan rendah, pagu raskin kurang
memadai, dan terjadi penggundulan hutan karena kemiskinan. Terdapat kelembagaan lokal, yaitu:
Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Karang Taruna, PKK, tokoh masyarakat, kompak maju,kelompok pengajian,
Karangpatihan Bangkit. Kendalanya SDM yang belum bagus, dukungan pemerintah daerah dan pusat
kurang. Pada sisi lain Jumlah SDM memadai, lahan pertanian cukup untuk peternakan, potensi
pemberdayakan melalui penguatan kapasitas kelembagaan lokal berupa pelatihan keterampilan
beternak lele dan permodalan. Kondisi ketahanan sosial agak lemah ditandai dengan rendahnya
kemampuan komunitas melindungi secara efektif anggotanya termasuk individu dan keluarga yang
rentan dari gelombang perubahan social yang mempengauruhinya; kurang mampu melakukan investasi
sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan.