PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar PKN Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kebak Tahun Pelajaran 2011/2012.

PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEBAK
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :
EKA YUNI ERLIANA
A 510 091 052

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

i

ABSTRAK
PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEBAK

TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Eka Yuni Erliana, A510 091 052, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2012, 101 halaman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang
kemudian berdampak pada hasil belajar melalui penerapan metode simulasi. Jenis
penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang terdiri atas perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi dengan metode pembelajaran Simulasi.
Subyek penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri 03 Kebak dan peneliti sebagai
subyek pemberi tindakan dan siswa kelas V SD Negeri 03 Kebak yang berjumlah
24 siswa sebagai subyek penerima tindakan. Metode pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
dilakukan terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran PKn yang kemudian berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar siswa yang meliputi
aktivitas: (1) Bertanya, sebelum tindakan hanya 7 siswa (29,17 %) dan pada akhir
tindakan mencapai 18 siswa (75,00 %) (2) Berpendapat, sebelum tindakan hanya
5 siswa (20,83 %) dan pada akhir tindakan mencapai 18 siswa (75,00 %)
(3) Perhatian, sebelum tindakan hanya 8 siswa (33,33 %) dan pada akhir tindakan

mencapai 19 siswa (79,17 %) (4) Mengerjakan tugas, sebelum tindakan hanya
9 siswa (37,50 %) dan pada akhir tindakan mencapai 20 siswa (83,33 %)
(5) Kerjasama kelompok, sebelum tindakan hanya 5 siswa (20,83 %) dan pada akhir
tindakan mencapai 19 siswa (79,17 %). Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari
hasil post test yang dilakukan di akhir proses pembelajaran yaitu sebelum tindakan,
prosentase keberhasilan siswa yang nilainya di atas KKM (≥ 70) hanya 54,17 % dan
pada akhir tindakan mencapai 87,50 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode simulasi dapat
meningkatkan motivasi belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kebak
Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: motivasi belajar, metode simulasi, hasil belajar

ii

PERSETUJUAII

PENERAPA}I METODE SIMULASI UNTUK
MENINGKATKA}I MOTIVASI,BELAJAR PKN PADA
SISWA KELAS V SD I{EGERI 03 KEBAK
TAHIJN PELAJARAN 2OI1I2O12


DipersiapkandanDisususnoleh:
EKA YL]NI ERLIANA
A 510091052
TelahDisetujuidanDisyaratkanolehPembimbingI danPembimbingII
Untuk,DipenahankanDihadapanDewanPengujiSkipsi
FakultasKeguuan danIlmu Pendidikao
UniversitasMuhammadiyahSurakarta

Mengetahui,

Drs. Sarine Marsudi. SE.. M.Pd
Tanggali

I

I

I


PENGESAIIAN

PENERAPANMETODE SIMULASI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN PADA
SISWAKELAS V SDNEGERI 03 KEBAK
TAHUN PELAJARAN2011/2012

Yangdipersiapkan
dandisusunoleh:
EKA YUNI ERLIANA
A 510091052

Telahdipertahankan
di depandewanpenguji:
: Jumat
Padahari
Padatanggal : l0 Agustus2012
telahmemenuhi
syarat.
Dandinyatakan


DewanPenguji:
Susunan
l Drs.SaringMarsudi,Sll., M.Pd.
2. Drs.MulyadiSK.,M.Pd.
M.Pd.
3. Dra.Risminawati,

(
(
(

Surakada, Agustus2012
Disahkan
MuhammadiyahSurakarta

danllmu Pendidikan

lll


PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pendidikan salah satunya dapat dicapai melalui
pelaksanaan pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran hendaknya dipusatkan
pada siswa (student centered) dan kegiatan pembelajaran harus melibatkan
keaktifan siswa secara penuh (active learning). Dalam hal ini, guru memposisikan
dirinya dalam berbagai peranan, seperti sebagai fasilitator, motivator, dan
pembimbing dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat membangkitkan
kemauan dan kemampuannya sendiri untuk memperoleh berbagai pengetahuan
dan pengalaman belajarnya.
Di SD Negeri 03 Kebak juga ditemukan beberapa permasalahan yaitu hasil
belajar beberapa siswa khususnya untuk pelajaran PKn masih rendah, dengan nilai
rata-rata 68. Berarti beberapa siswa masih mendapat nilai di bawah KKM, yaitu ≤
70. Hal ini kemungkinan dikarenakan siswa kurang tertarik dengan pelajaran PKn
dan merasa jenuh dalam proses pembelajaran karena cara guru dalam
menyampaikan pelajaran kurang menarik bagi siswa. Sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran dan tidak dapat menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan. Metode pembelajaran yang sering digunakan kurang efektif dan
cenderung monoton, yaitu metode ceramah, sehingga tidak dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa terutama untuk mengikuti pelajaran PKn.
Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat

membangkitkan semangat belajar siswa dan mempermudah siswa dalam
menerima materi pelajaran yang disampaikan, khususnya untuk pelajaran PKn.
Dalam hal ini, guru berupaya untuk menciptakan suatu pembelajaran efektif yang
mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah dalam belajar, sehingga
dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001: 171). Siswa dapat
memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan
personal, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Dengan
melakukan perbuatan dalam proses belajar dapat memungkinkan pengalaman
belajar yang diperoleh bersifat lebih baik dan tersimpan dalam daya ingatan dalam
jangka waktu yang lama.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, antara lain dengan
menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan (efektifitas)
penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode
3

pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi

kondisi dan waktu (Sumiati, 2009: 92).
Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan
metode yang tepat. Penggunaan metode yang tepat dimaksudkan untuk
menggairahkan belajar siswa. Apabila proses kegiatan belajar berlangsung dengan
menyenangkan dan tidak membosankan diharapkan dapat menambah ketertarikan
siswa terhadap pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa itu sendiri.
Kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2010: 73). Metode berfungsi sebagai alat
perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Tanpa
motivasi yang besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan belajar,
karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar (Samino dkk, 2011:
90). Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi
dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan
kegiatan belajar.
Materi pembelajaran untuk mata pelajaran PKn mengandung pendidikan
nilai dan moral untuk mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas dan
baik. Hal ini membutuhkan suatu pemahaman yang kuat, sehingga guru harus
berupaya menciptakan suatu pembelajaran yang dapat menggairahkan dan

mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan menerima materi
yang disampaikan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan upaya
yang dilakukan oleh guru.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pelajaran PKn adalah dengan melalui penerapan metode
Simulasi. Pada penerapan metode simulasi, guru berperan sebagai pengarah dan
pemberi kemudahan untuk terjadinya proses belajar siswa, bukan sebagai penyaji
materi pembelajaran. Metode ini menyenangkan dan menuntut keaktifan siswa
sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kejenuhan siswa dalam
pembelajaran, karena siswa terlibat langsung di dalamnya.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar PKn pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kebak Kebakkramat
Tahun Pelajaran 2011/2012”.
4

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar PKn pada siswa kelas V SD
Negeri 03 Kebak Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui penerapan
metode simulasi.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD
Negeri 03 Kebak Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui penerapan
metode simulasi.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2008: 57).
Pembelajaran merupakan suatu interaksi positif antara pendidik dengan
peserta didik, dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya pada suatu
lingkungan belajar untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Jadi,
pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pendidik (guru)
untuk membantu peserta didik (siswa) aktif dalam kegiatan belajar yang telah
dirancang oleh guru.
Menurut Hamalik (2008: 71) unsur minimal dalam system pembelajaran
adalah siswa, tujuan, dan prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada
media pengganti.
1) Siswa; dipandang sebagai obyek atau sebagai individu yang menerima
informasi dan pengetahuan, dalam hal ini siswa bersikap pasif. Siswa juga
dipandang sebagai subyek didik yaitu siswa dengan berbagai potensi yang

dimilikinya melakukan berbagai aktivitas dan mengadakan interaksi dengan
lingkungannya untuk menggali informasi dan pengetahuan.
2) Tujuan; dalam hal ini tujuan pembelajaran merupakan titik tolak dalam
merancang system yang efektif, dengan kata lain, tujuan merupakan target
pembelajaran. Jadi, tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai
setelah selesai dilaksanakannya suatu proses pembelajaran.
3) Prosedur; merupakan suatu tahapan yang disusun secara sistematis untuk
melakukan suatu kegiatan sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai.
Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi dan
pengetahuan, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

5

4) Media pengganti guru; media sebagai sumber informasi meliputi; buku,
slide, teks yang terprogram, film, lingkungan, dan sebagainya.
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa pembelajaran
meliputi kegiatan seperti berikut:
1) Pendahuluan
2) Inti
3) Penutup
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pengajaran yang
mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut
Djamarah dan Zain (2010: 73) kedudukan metode dalam belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik.
Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.
2) Metode sebagai strategi pengajaran
Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan, merupakan pelicin jalan
pengajaran menuju tujuan.
Pembelajaran Berbasis PAKEM
Depdiknas, 2006 (dalam Sufanti, 2011: 24) menyatakan bahwa PAKEM
adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Pembelajaran yang aktif menghendaki keaktifan siswa, baik berupa keaktifan fisik
maupun keaktifan psikis dalam memperoleh pemahaman. Pembelajaran dilakukan
dengan mengembangkan kreativitas secara optimal terhadap potensi-potensi yang
dimiliki siswa. Keaktifan dan kreatifitas diarahkan dalam pencapaian tujuan atau
kompetensi. Semua aktifitas dalam meraih tujuan tersebut diselenggarakan dalam
suasana yang menyenangkan.
Metode Simulasi
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2010: 27), simulasi berasal dari kata
simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation yang
6

artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Jadi, simulasi adalah tiruan atau
perbuatan yang hanya pura-pura saja.
Simulasi dapat diartikan sebagai suatu cara pembelajaran dengan
melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Metode pembelajaran simulasi ada
yang menyebutnya dengan metode pembelajaran sosiodrama (Taniredja, dkk,
2011 : 39).
Menurut Gilstrap yang melihatnya dari sifat tiruannya, simulasi itu dapat
berbentuk: role playing, psikodrama, sosiodrama, dan permainan. Sedangkan
menurut Hyman dalam bukunya Ways of Teaching, simulasi merupakan salah satu
metode yang termasuk ke dalam kelompok role playing, dan bentuk-bentuk role
playing yang lain adalah sosiodrama, permainan, dan dramatisasi (Hasibuan dan
Moedjiono, 2010: 27).
1) Role Playing; atau bermain peran bertujuan menggambarkan suatu peristiwa
masa lampau dan dapat pula cerita yang kemungkinan terjadi baik kini
maupun mendatang. Pemeran melakukan perannya sesuai dengan daya khayal
tentang pokok yang diperankannya.
2) Sosiodrama; semacam drama social, berguna untuk menanamkan kemampuan
menganalisis situasi social tertentu. Cerita yang diangkat dari kehidupan
social, misalnya: kenakalan remaja, pengaruh pergaulan bebas, dan
sebagainya.
3) Psikodrama; hampir mirip dengan sosiodrama, tapi psikodrama lebih
menekankan pada pengaruh psikologinya.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2010: 27) tujuan simulasi adalah
sebagai berikut :
1) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun
bagi kehidupan sehari-hari.
2) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
3) Untuk latihan memecahkan masalah.
Motivasi Belajar
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 59) motivasi belajar adalah sesuatu yang
mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya
perilaku dalam belajar. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan (Hamalik, 2001: 158). Dalam hal ini ada tiga unsur yang saling berkaitan,
yaitu:
7

1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
2) Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan.
3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Hamalik (2008, 105) ada dua pendekatan yang digunakan untuk
memahami motivasi, yaitu:
1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Hal ini dapat membantu guru untuk
menjelaskan tingkah laku yang diamati atau meramalkan tingkah laku orang
lain.
2) Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah
laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak
kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya
Pada pokoknya motivasi memiliki dua sifat, yakni (1) motivasi instrinsik,
(2) motivasi ekstrinsik, yang saling berkaitan satu dengan lainnya (Hamalik,
2008:112).
1) Motivasi instrinsik, adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang
bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau timbul dari
dalam diri peserta didik.
Menurut Hamalik (2001: 205) ada beberapa cara untuk mendorong motivasi
instrinsik siswa, yaitu:
a) Siswa harus dilibatkan dalam pengembangan konsep belajar dan material
yang akan digunakan.
b) Pusat belajar harus dikembangkan sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa yang akan menggunakan pusat tersebut.
c) Pusat belajar harus dirancang untuk memberdayakan beraneka ragam
material.
d) Pusat belajar harus bertata warna, berdaya tarik, terorganisasi dan
terpelihara baik, serta tersedia peralatan/perlengkapan yang handal.
2) Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari
luar situasi belajar.
Menurut Sardiman, 1988 (dalam Djamarah dan Zain, 2010: 73) motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya
perangsang dari luar.
Kenneth H. Hover (dalam Hamalik, 2001: 163) mengemukakan prinsipprinsip motivasi antara lain sebagai berikut:
1) Pujian lebih efektif daripada hukuman.

8

Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat
menghargai apa yang telah dilakukan. Jadi, pujian lebih efektif dalam upaya
mendorong motivasi belajar siswa.
2) Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk
memelihara minat murid.
Cara mengajar yang bervariasi akan menimbulkan situasi belajar yang
menantang, dan menyenangkan. Bisa diibaratkan dengan bermain dengan alat
permainan yang berlainan. Penggunaan metode mengajar yang bervariasi
dapat menggairahkan belajar siswa, terutama siswa tidak merasa bosan.
3) Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid.
Dengan strategi pembelajaran tertentu, motivasi siswa dapat ditujukan kepada
kegiatan-kegiatan kreatif. Misalnya, dalam kegiatan pembelajaran siswa diberi
berbagai tantangan, maka akan tumbuh kegiatan kreatifnya.
Pendidikan PKn
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan
nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari (Wiranataputra, 2009: 3.7).
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas
No. 22: 2006).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan
suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). PTK adalah
penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya,
sehingga berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas (Suhardjono,
9

2010: 12). Menurut Arikunto (2008: 16) dalam penelitian secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
yang bersifat kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas V yang membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
Penelitian tindakan ditandai dengan adanya perbaikan secara terus
menerus sehingga sasaran dari penelitian tersebut tercapai. Perbaikan tersebut
dilakukan pada setiap siklus yang telah dirancang oleh peneliti bersama dengan
guru kelas.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 03 Kebak
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilaksanakan pada
semester II tahun pelajaran 2011/2012, yaitu mulai bulan April sampai dengan
Juni tahun 2012. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri 03 Kebak yang berjumlah 24 siswa dengan komposisi laki-laki 12 siswa
dan perempuan 12 siswa merupakan subyek penelitian yang dikenai tindakan serta
guru kelas V SD Negeri 03 Kebak sebagai subyek yang memberi tindakan.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes.
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Tes
Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data yaitu: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan lalu diverifikasi. Data hasil
penelitian dianalisis sejak penelitian dimulai, kemudian dikembangkan dan
penyusunan laporan.
HASIL PENELITIAN
Refleksi Awal
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan hasil tes sebelum dilakukan
tindakan, sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai
materi yang disampaikan dan motivasi belajar siswa juga masih sangat rendah.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar PKn sebagian besar siswa masih di bawah
KKM yaitu ≤ 70. Peneliti bersama guru kelas V menyimpulkan akar
permasalahan dari rendahnya hasil dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
PKn adalah sebagai berikut :
10

1) Pembelajaran PKn masih bersifat teacher centered, sehingga siswa kurang
percaya diri untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2) Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi, sehingga pembelajaran kurang menarik dan siswa
merasa bosan.
3) Penguasaan siswa atas materi yang disampaikan guru belum optimal.
Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran PKn dan dialog awal
dengan guru kelas V diperoleh beberapa keterangan yaitu dari 24 siswa secara
keseluruhan yang motivasi belajarnya baik (skor > 2) dilihat dari beberapa aspek
antara lain : aspek bertanya sebanyak 7 siswa (29,17 %), berpendapat sebanyak 5
siswa (20,83 %), perhatian sebanyak 8 siswa (33,33 %), mengerjakan tugas
sebanyak 9 siswa (37,50 %), kerjasama kelompok sebanyak 5 siswa (20,83 %).
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil belajar PKn pada pertemuan pra
tindakan, dari 24 siswa secara keseluruhan yang tuntas dalam belajar hanya 13
siswa, sedangkan 11 siswa lainnya belum tuntas. Ketuntasan belajar siswa secara
keseluruhan pada pra tindakan baru mencapai 54,17 % dengan nilai rata-rata kelas
67,92. Hal tersebut memberi gambaran bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn cenderung masih rendah, karena rata-rata kognitif siswa masih
di bawah KKM yaitu ≤ 70. Sedangkan rata-rata ketuntasan secara keseluruhan
belum mencapai seperti yang diharapkan yaitu ≥ 75% siswa yang tuntas belajar.
Siklus I
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari
rata-rata nilai hasil belajar sebelum tindakan adalah 67,92, pada siklus I
meningkat menjadi 72,29. Sedangkan prosentase keberhasilan siswa yang nilainya
di atas KKM (≥ 70) pada siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan. Pada
pra tindakan yaitu 54,17 %, pada siklus I meningkat menjadi 70,83 %.
Siklus II
Selain motivasi belajar siswa yang meningkat, hasil belajar siswa pada
siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari
rata-rata nilai hasil belajar siswa pada pra tindakan adalah 67,92, pada siklus I
meningkat menjadi 72,29 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00. Sedangkan
prosentase keberhasilan siswa yang nilainya di atas KKM (≥ 70) pada siklus II
juga menunjukkan adanya peningkatan. Dari prosentase keberhasilan siswa pada

11

pra tindakan yaitu 54,17 %, pada siklus I meningkat menjadi 70,83 % dan pada
siklus II menjadi 87,50 %.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diketahui bahwa tindakan yang
dilakukan guru dengan menerapkan metode pembelajaran simulasi pada
pembelajaran PKn dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Peningkatan yang dicapai cukup signifikan, karena secara keseluruhan prosentase
motivasi belajar siswa mencapai ≥ 75 %, sedangkan prosentase keberhasilan siswa
yang nilainya di atas KKM (≥ 70) atau siswa yang tuntas belajar mencapai ≥ 75
%. Meskipun ada 3 siswa yang hasil belajarnya belum mampu mencapai nilai
batas KKM atau belum tuntas. Dengan melihat hasil tersebut, maka tidak perlu
dilakukan tindakan berikutnya.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui metode simulasi
mengalami peningkatan untuk setiap siklus. Pada pra tindakan, hasil belajar
siswa banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam
penelitian ini nilai KKM untuk mata pelajaran PKn yaitu 70 dengan prosentase
keberhasilan/ketuntasan siswa yang nilainya di atas KKM ≥ 75%. Pada pra
tindakan rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 67,92, pada siklus I meningkat
menjadi 72,29 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00. Sedangkan
prosentase keberhasilan siswa yang nilainya di atas KKM (≥ 70) pada pra
tindakan yaitu 54,17 %, pada siklus I meningkat menjadi 70,83 % dan pada
siklus II menjadi 87,50 %. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Dilihat dari hasil penelitian di
atas maka hipotesis tindakan yaitu: (1) Penerapan metode simulasi dapat
meningkatkan motivasi belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kebak
Kebakkramat (2) Penerapan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar
PKn pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kebak Kebakkramat diterima
kebenarannya.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Penerapan metode simulasi pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran
yang selalu meningkat dari satu siklus ke siklus berikutnya.
2. Penerapan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada pra tindakan adalah 67,92, pada siklus I meningkat menjadi
12

72,29 dan siklus II menjadi 80,00. Sedangkan prosentase keberhasilan siswa
yang nilainya di atas KKM (≥ 70) pada pra tindakan yaitu 54,17 %, pada
siklus I meningkat menjadi 70,83 % dan pada siklus II menjadi 87,50 %.
3. Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa (1) Penerapan metode simulasi
dapat meningkatkan motivasi belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri 03
Kebak Kebakkramat (2) Penerapan metode simulasi dapat meningkatkan hasil
belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kebak Kebakkramat diterima
kebenarannya.
Saran
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah hendaknya menyarankan kepada guru agar
menggunakan metode pembelajaran yang inovatif khususnya metode
simulasi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang nantinya
berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan metode simulasi sebagai metode alternatif dalam
pembelajaran PKn karena metode simulasi melibatkan siswa secara
langsung dan siswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang nantinya akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa.
b. Guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai
karakteristik, sehingga mampu memilih metode yang tepat untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar
siswa.
c. Untuk menindaklanjuti siswa yang belum tuntas belajarnya perlu diadakan
tutor sebaya, sehingga siswa yang pandai mengajari siswa yang kurang
pandai. Dilakukan bimbingan/pendekatan dan juga diberi tambahan
pelajaran setelah jam pelajaran selesai baik secara individual maupun
kelompok khusus siswa yang belum tuntas.
3. Terhadap Peneliti Selanjutnya
Mengingat dalam penelitian ini masih banyak kekurangan maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang serupa dengan penelitian ini tapi
dengan materi dan metode yang berbeda.

13

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar
Grafika.
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23, dan 24
Tahun 2006. Jakarta.
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta.
Furqon, Hidayatullah. 2011. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Grafika.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi. 2011. Bahan Ajar PLPG: Pedagogik Khusus Model Pembelajaran
Inovatif di SD/MI. Surakarta.
Pusat Kurikulum. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa: Pedoman Sekolah (hal. 9-10). Jakarta.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS.
Samino dan Marsudi, Saring. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta:
Fairuz Media.
Sufanti, Main. 2011. Modul PLPG: Pedagogik Khusus Bidang Studi Bahasa dan
Sastra. Surakarta.
Suhardjono. 2010. Pertanyaan dan Jawaban di Sekitar Penelitian Tindakan
Kelas & Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia.
Suharmi. 2008. Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn tentang Pengaruh
Globalisasi melalui Metode Simulasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01
Ngepungsari Kecamatan Jatipuro Tahun 2009/2010.
Sumiati. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

14

Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Tim Redaksi. 2008. Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-undang RI N0. 20 Tahun
2003 beserta penjelasannya. Bandung: Nuansa Aulia.
Wahyuni, Sri. 2011. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika melalui Metode
Pembelajaran Berbasis Joyful Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri
Kleco 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Winataputra, Udin. 2009. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

15

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

6 48 148

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

0 87 0

Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

4 103 122

View of Penerapan Metode Modeling The Way untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas VII MTs. Negeri Jonggat Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 16

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas V SDN 2 Kopang Tahun Pelajaran 20162017

0 0 13

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Belajar Kelompok pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI SD Negeri 35 Kampung Sawah Kecamatan Koto XI Tarusan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Discovery Learning Berbantuan Media Komik untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kandangan 03

0 0 15

Penerapan Teori Konstruktivisme untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Punjul Tulungagung

0 0 10

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR PARWONO Guru SD Negeri 006 Sungai Buluh Kecamatan Singingi Hilir parrwonogmail.com ABSTRAK - PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKO

0 0 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR Erdina Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan eradina583gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA S

0 0 8