FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI.

(1)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN

BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Geografi

Oleh

JAJANG NURJAMAN 0807025

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Oleh Jajang Nurjaman

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Pada Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

©Jajang Nurjaman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

(5)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN

BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

J. Nurjaman, W. Eridiana*, A. Yani*

Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

janurgrafi@gmail.com, wahyueridiana@yahoo.com, ahyani_07@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya migran yang datang ke Kecamatan Bantargebang, hal ini menarik untuk dikaji mengingat kondisi Kecamatan Bantargebang yang kurang ideal sebagai daerah tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai alasan migran datang ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penarik yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah migran yang berada di Kecamatan Bantargebang. Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Data hasil penelitian ditabulasikan kemudian dianalisis menggunakan analisis persentase. Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa (1) faktor pendorong yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi yaitu, terbatasnya jenis pekerjaan di daerah asal (47%), sulitnya mendapatkan pekerjaan di daerah asal (24%), kurangnya pendapatan di daerah asal (23%), dan perubahan status kawin (6%). Sedangkan (2) faktor penarik yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi yaitu, kesempatan kerja di daerah tujuan (56%), upah/pendapatan yang tinggi di daerah tujuan (32%), dan adanya ajakan dari orang lain (12%). Rekomendasi yang penulis berikan berdasarkan hasil penelitian yaitu perlu adanya pembangunan yang merata di setiap daerah. Diharapkan dengan adanya pemerataan pembangunan di daerah, akan mengurangi keinginan untuk pindah ke daerah lain.

Kata kunci : migrasi, migran, faktor pendorong, faktor penarik


(6)

* Penulis Penanggung Jawab

FACTORS THAT AFFECT MIGRANTS

DECISION

TO MIGRATE TO BANTARGEBANG DISTRICT BEKASI CITY

J. Nurjaman, W. Eridiana *, A. Yani *

Department of Geography Education

Faculty of Social Science Education Indonesian University of Education

janurgrafi@gmail.com, wahyueridiana@yahoo.com, ahyani_07@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to obtain information about a reason migrants come to Bantargebang District, Bekasi City. The focus of this study is to determine the push and pull factors that affect the migrants’ decision to migrate. A descriptive method was used in the study. The population was migrants lived in Bantargebang District with a total sample of 100 migrants. The sample was obtained using random sampling. Data collection was carried out using questionnaire and interview. Then, data were tabulated and analysed using percentage analysis. Based on the results of data analysis, it can be concluded that (1) the push factors affecting migrants’ decision to migrate are, limited type of work in the area of origin (47%), difficultyof getting a job in the area of origin (24%), low income in the area of origin (23%), and marital status change (6%). Meanwhile, (2) the pull factors influencing migrants’ decision to migrate are, employment opportunity in the area of destination (56%), high income/salary in the area of destination (32%), and invitation from other people (12%). The authors recommendation in connection with the research results was needed for equitable development in each area. It was hoped that the equitable development in each area will reduce the desire to move to another area.


(7)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Konsep dan Definisi Migrasi ... 9

B. Bentuk-Bentuk Migrasi Penduduk ... 11

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Penduduk... 13


(9)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

C. Variabel Penelitian... 28

D. Definisi Operasional ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 37

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 37

a. Letak Geografis ... 38

b. Topografi ... 38

c. Iklim... 38

d. Penggunaan Lahan ... 39

2. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Penelitian... 43

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 43

b. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 46

c. Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia ... 47

d. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51

e. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan... 52

B. Hasil Penelitian ... 53

1. Karakteristik Migran di Kecamatan Bantargebang... 53

a. Komposisi Migran Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

b. Komposisi Migran Berdasarkan Usia ... 54


(10)

d. Komposisi Migran Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

e. Komposisi Migran Berdasarkan Kegiatan Utama ... 57

f. Komposisi Migran Berdasarkan Daerah Asal ... 57

g. Komposisi Migran Berdasarkan Lama Tinggal ... 61

h. Komposisi Migran Berdasarkan Pengalaman Bermigrasi ... 62

2. Faktor dari Daerah Asal yang Mempengaruhi Keputusan Bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang ... 63

a. Terbatasnya Jenis Pekerjaan ... 66

b. Sulitnya Mendapat Pekerjaan ... 67

c. Kurangnya Pendapatan ... 69

d. Perubahan Status Kawin ... 70

3. Faktor dari Daerah Tujuan yang Mempengaruhi Keputusan Bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang ... 72

a. Kesempatan Kerja ... 75

b. Upah/Pendapatan yang Tinggi... 78

c. Ajakan dari Orang Lain ... 81

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 92


(11)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bekasi 2008 - 2013 4

1.2 Industri di Kota Bekasi ... 5

1.3 Jumlah Migran di Kecamatan Bantargebang ... 6

2.1 Batasan Ruang dan Waktu dalam Penelitian Mantra ... 13

3.1 Persebaran dan Proporsi Sampel di Kelurahan ... 32

3.2 Variabel Penelitian ... 33

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 37

3.4 Kriteria Penilaian Persentase ... 41

4.1 Luas Wilayah Kecamatan Bantargebang ... 42

4.2 Klasifikasi Iklim Menurut Junghun ... 44

4.3 Penggunaan Lahan Kecamatan Bantargebang ... 45

4.4 Jumlah Penduduk Kecamatan Bantargebang ... 48

4.5 Kepadatan Penduduk Tiap Kelurahan di Kecamatan Bantargebang... 50

4.6 Sex Ratio Kecamatan Bantargebang ... 51

4.7 Penduduk Kecamatan Bantargebang Berdasarkan Kelompok Usia ... 52

4.8 Penduduk Kecamatan Bantargebang Berdasarkan Pendidikan ... 56

4.9 Penduduk Kecamatan Bantargebang Berdasarkan Pekerjaan ... 57

4.10 Komposisi Migran Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58


(12)

4.12 Komposisi Migran Berdasarkan Status Merital ... 60

4.13 Komposisi Migran Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61

4.14 Komposisi Migran Berdasarkan Kegiatan Utama ... 62

4.15 Komposisi Migran Berdasarkan Daerah Asal ... 63

4.16 Persebaran Daerah Asal Migran ... 63

4.17 Komposisi Migran Berdasarkan Lama Tinggal ... 66

4.18 Komposisi Migran Berdasarkan Pengalaman Bermigrasi ... 67

4.19 Banyaknya Perpindahan Sebelum ke Kecamatan Bantargebang ... 67

4.20 Faktor Pendorong Migrasi ke Kecamatan Bantargebang ... 68

4.21 Komposisi Migran Berdasarkan Pengalaman Bermigrasi ... 71

4.22 Pekerjaan Migran di Daerah Asal ... 73

4.23 Pendapatan Migran di Daerah Asal ... 74

4.24 Faktor Pendorong Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

4.25 Faktor Penarik Penyebab Migrasi ... 77

4.26 Pekerjaan Migran di Kecamatan Bantargebang ... 80

4.27 Jenis Industri di Kecamatan Bantargebang ... 82

4.28 UMR Jawa Barat Tahun 2014 ... 84

4.29 Pendapatan Migran di Daerah Tujuan ... 85


(13)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Faktor Tempat Asal, Tempat Tujuan dalam Bermigrasi ... 12

2.2 Faktor tempat asal tujuan dan penghambat ... 14

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk ... 15

2.4 Hubungan Antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk ... 21

4.1 Peta Administratif Kecamatan Bantargebang ... 41

4.2 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Bantargebang ... 42

4.3 Diagram Persebaran Penduduk Kecamatan Bantargebang ... 44

4.4 Diagram Piramida Penduduk Kecamatan Bantargebang ... 50

4.5 Peta Persebaran Daerah Asal Migran ... 60

4.6 Faktor Pendorong Migrasi ke Kecamatan Bantargenag ... 64

4.7 Klasifikasi Faktor Pendorong Migrasi ... 65

4.8 Diagram Jenis Pekerjaan Migran di Daerah Asal ... 67

4.9 Diagram Kepemilikan Pekerjan Migran di Daerah Asal... 68

4.10 Pendapatan Responden di Daerah Asal ... 70


(14)

4.12 Faktor Penarik Migrasi ke Kecamatan Bantargebang ... 73

4.13 Klasifikasi Faktor Penarik Migrasi ... 74

4.14 Pekerjaan Migran di Kecamatan Bantargebang ... 76

4.15 Jenis Industri di Kecamatan Bantargebang ... 78

4.16 Pendapatan Migran di Kecamatan Bantargebang ... 80

4.17 Asal Informasi Pekerjaan Migran... 83

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1 SK Pembimbing Skripsi ... 94

2 Surat Izin Penelitian Kecamatan Bantargebang ... 97

3 Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol Kota Bekasi ... 98

4 Instrumen Penelitian ... 99


(15)

1

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan penduduk. Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Telaah migrasi secara regional dan lokal sangat penting, berkaitan dengan densitas atau kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Ketidakmerataan ini antara lain di sebabkan faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang yang bermigrasi. (Munir, 2010, hlm.133). Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 tidak satu provinsi pun yang tidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.

Migrasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik sifatnya permanen (bertempat tinggal di tempat yang baru paling sedikit 340 hari) atau semi permanen (hanya tinggal selama 15 hari dihitung dari awal kepindahannya ke tempat tersebut), yang melewati batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara atau daerah atau juga melampaui batas politis atau batas negara. (Pratiwi, 2007, hlm.2). Adapun Lee (dalam Chotib, 2012, hlm.3) mendefinisikan migrasi sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen, tanpa mempermasalahkan dekat jauhnya perpindahan, mudah atau sulit, terpaksa atau sukarela, maupun dalam negeri atau luar negeri.”

Berdasarkan pengertian di atas migrasi dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal adalah gerakan


(16)

2

penduduk baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang masuk dan keluar dari daerah asal penduduk tersebut ke daerah tujuan yang masih berada di dalam satu negara. Sedangkan, migrasi internasional lebih mengacu pada perpindahan penduduk baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang melewati batas suatu Negara. Fokus penelitian ini dititikberatkan pada migrasi internal, yaitu perpindahan penduduk yang terjadi antar daerah.

Migrasi pada umumnya dipengaruhi berbagai faktor, tergantung pada karakteristik daerah asal, daerah tujuan dan individu yang melakukan migrasi, serta adanya perbedaan nilai kefaedahan antar satu daerah dengan daerah lainnya. Meninggalkan daerah asal ke daerah tujuan tentu disebabkan adanya sesuatu yang lebih menarik dan menguntungkan, sementara di daerah asal dirasakan tidak lagi menarik dan kurang menguntungkan. Sebagaimana yang diungkapkan Maryani (2002, hlm.47) bahwa seseorang melakukan migrasi dapat dilihat dari segi:

1) ekonomi, seperti sempitnya pemilikan lahan, rendahnya upah dan pendapatan, terbatasnya lapangan pekerjaan diluar sektor pertanian, keterbatasan modal, dan kemiskinan.

2) demografi, seperti tingginya pertumbuhan penduduk, banyaknya angkatan kerja, dan tingginya beban tanggunan.

3) fisik, adanya hambatan-hambatan fisik seperti keadaan cuaca, tata air, dan topografi, yang tidak menguntungkan, lahan yang kurang subur dan keterbatasan sumber daya alam.

4) keamanan, seperti rawannya keamanan dan tidak adanya ketenangan hidup.

5) sosial budaya, seperti adanya kejenuhan terhadap ikatan-ikatan terhadap adat, keterbatasan fasilitas sosial budaya seperti pendidikan, kesehatan, hiburan dan sebagainya.

Secara umum faktor penentu migrasi cenderung pada satu kesimpulan yang hampir sama yaitu, faktor ekonomi dan non ekonomi. Beberapa teori tentang migrasi menyebutkan bahwa, faktor ekonomi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi terjadinya migrasi. Seseorang cenderung melakukan migrasi dengan harapan dapat memperbaiki kondisi ekonominya. Sebagaimana dikemukakan Mantra (1992, hlm.173) bahwa motivasi utama orang melakukan


(17)

3

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motif tersebut berkembang karena adanya ketidakmerataan pembangunan antardaerah. Pembangunan yang lebih terkonsentrasi di perkotaan menyebabkan perkembangan kota menjadi lebih pesat dibandingkan desa, yang kemudian melahirkan “urban bias”. Istilah urban bias ini dimaksudkan untuk melukiskan pembangunan yang lebih menitikberatkan pada pembangunan kota dibandingkan desa.

Migrasi penduduk pada hakekatnya merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan ekonomi dan tidak kemerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan gerak menuju ke daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Kondisi seperti inilah yang mendorong masyarakat untuk mencari daerah baru yang dianggap cocok dan bisa hidup lebih layak. Perkembangan kota demikian, sesuai dengan fungsi kota itu sendiri, berupa pusat perekonomian, teknologi, pendidikan, maupun pusat pemerintahan yang menjadi daya tarik daerah tujuan. (Gustina, 2013, hlm.3).

Kota memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat, kota menjadi wadah kegiatan manusia, karena memiliki fasilitas yang lengkap dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan sosial, pendidikan dan ekonomi. Oleh sebab itu, fenomena migrasi dari desa ke kota muncul di berbagai kota besar. Lebih spesifik lagi adalah terjadinya migrasi yang cukup besar menuju Kota Bekasi, yang struktur ekonominya berbasis pada sektor-sektor industri.

Kota Bekasi merupakan salah satu Kota di Propinsi Jawa Barat yang menarik banyak migran dari daerah lain. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi Alexander Zulkarnain, mengatakan wilayah Kota Bekasi tiap tahun menjadi tujuan bagi para pendatang baru usai Lebaran. Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.


(18)

4

Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bekasi 2008 – 2013

Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Penduduk LPP

2013 2.523.032 74.741 3

2012 2.448.291 71.497 3

2011 2.376.794 41.923 2

2010 2.334.871 158.128 6.77

2009 2.176.743 48.359 2.22

2008 2.128.384 - -

Rata-rata 78.929 3.4

Sumber : BPS Kota Bekasi, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 jumlah penduduk Kota Bekasi setiap tahunnya selalu bertambah, rata-rata pertambahan penduduk 78.000 orang pertahun dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3.4 persen. Migrasi merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi, Berdasarkan data dari BPS Kota Bekasi, migrasi seumur hidup sebesar 63,27 persen. “Artinya, setiap 100 orang penduduk Kota Bekasi, 60 orang diantaranya merupakan pendatang atau kelahiran luar Kota Bekasi.”

Kota Bekasi secara administratif berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, mempunyai peranan yang sangat besar dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, hasil pertanian dan sebagainya.


(19)

5

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai pusat kegiatan ekonomi, di Kota Bekasi terdapat banyak industri dari skala kecil hingga skala besar. Kota Bekasi juga sebagai pusat perdagangan, di kota Bekasi banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti supermarket, mall, dan pusat grosir. Pesatnya perkembangan Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi magnet yang kuat untuk dijadikan tujuan bermigrasi. Banyak penduduk dari luar Kota Bekasi yang datang ke Kota Bekasi dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Salah satu kantong migran di Kota Bekasi adalah Kecamatan Bantargebang. Berdasarkan data dari Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, jumlah migran yang tercatat di Kecamatan Bantargebang selalu meningkat setiap tahunnya. Total migrasi nettto dalam 5 tahun terakhir tercatat berjumlah 679 orang. Jumlah migran di Kecamatan Bantargebang dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Jumlah Migran di Kecamatan Bantargebang

Tahun Migrasi Masuk Migrasi Keluar Migrasi Netto

2013 354 198 156

2012 335 201 134

2011 321 187 134

2010 327 194 133

2009 312 190 122

Total 1649 970 679

Sumber : Kecamatan Bantargebang Dalam Angka, 2010-2014

Berdasarkan tabel 1.3 terungkap bahwa jumlah migrasi masuk selalu lebih besar jika dibandingkan dengan migrasi keluar. Angka migrasi masuk ke Kecamatan Bantargebang dalam rentang waktu 5 tahun berjumlah 1649 orang, sedangkan angka migrasi keluar pada rentang tahun yang sama berjumlah 970 orang. Tidak mengherankan jika jumlah penduduk Kecamatan Bantargebang selalu bertambah setiap tahunnya, salah satunya berasal dari surplus migran.


(20)

6

Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang melakukan aktivitas perpindahan penduduk lebih banyak dari yang tercatat, mengutip pernyataan dari Kepala BPS Kota Bekasi bahwa “migrasi seumur hidup di Kecamatan Bantargebang berjumlah 51,24 persen” (Radar Bekasi, Selasa, 21 Januari 2014). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 100 penduduk di Kecamatan Bantargebang, 51 orang merupakan penduduk kelahiran luar Bekasi.

Berdasarkan orientasi wilayah di Kota Bekasi, Kecamatan Bantargebang termasuk kedalam daerah yang wilayahnya masih berorientasi perdesaan, dimana 60% penggunaan lahannya didominasi oleh pertanian, lahan kosong dan kawasan tidak terbangun. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bekasi mengkategorikan Kecamatan Bantargebang kedalam Bagian Wilayah Kota tipe 3 dengan arah pengembangan berupa perumahan berkepadatan sedang dan rendah, pertanian, industri dan jasa. Berdasarkan arahan pengembangan tersebut Kecamatan Bantargebang tidak memiliki fasilitas pendidikan, hiburan, rekreasi yang lengkap. Namun demikian Kecamatan Bantargebang tetap merupakan daerah tujuan migrasi dari daerah lain.

Keputusan seseorang bermigrasi tidak serta merta terjadi begitu saja, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang migrasi, karena migrasi adalah proses yang menyangkut individual-individual dengan karakteristik ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi yang berbeda. Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan tertentu untuk dapat dipenuhi, mempunyai aspirasi yang ingin dapat terlaksanakan. Apabila di suatu wilayah kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi tekanan pada orang-orang tersebut. Tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang di suatu wilayah akan mengakibatkan tekanan dan hal tersebut akan berujung pada pengambilan keputusan untuk bermigrasi. (Mantra, 2010, hlm.179).

Banyaknya pelaku migrasi yang memilih Kecamatan Bantargebang sebagai daerah tujuan mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai migrasi


(21)

7

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mempengaruhi seseorang bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah merupakan ketidaksesuaian antara yang seharusnya dengan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Meninjau uraian yang penulis kemukakan dalam latar belakang masalah, maka inti masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor -faktor yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi”. Untuk membatasi permasalahan agar lebih spesifik maka pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut.

1. Faktor pendorong apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi?

2. Faktor penarik apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dituju dalam suatu penelitian, tujuan penelitian sangat tergantung pada judul penelitian dan masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui faktor pendorong apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu penelitian dengan maksud memberikan solusi serta saran bagi pihak yang terkait dengan


(22)

8

suatu penelitian. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangsih bagi pengetahuan dan kemajuan pada bidang geografi sosial dalam konteks kependudukan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari, diantaranya:

a. Bagi penulis, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan ajar pada mata pelajaran Geografi tingkat SMA pada kompetensi dasar dinamika dan masalah kependudukan.

b. Bagi instansi pemerintah, sebagai masukan bagi pemerintah daerah Kota Bekasi serta pihak terkait dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan di Kota Bekasi.

c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi.

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Bab I menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II menjabarkan berbagai teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diajukan, diantaranya yaitu pengertian dari migrasi, jenis-jenis migrasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi.


(23)

9

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III menjabarkan mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pencarian data dilapangan, diantaranya penentuan populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Bab IV menjabarkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, penjabaran data yang diperoleh dilapangan di olah dan dibahas untuk menghasilkan temuan penelitian. Pemaparan data hasil penelitia yaitu mengenai karakteristik migran, faktor pendorong migrasi dan faktor penarik migrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan jawaban dari pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian dan saran yang peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian.


(24)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sugiyono (2009, hlm.2) menyatakan “bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Tika (2005, hlm.4) sebagai berikut:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Selain itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.”

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (1992, hlm.14) bahwa “(1) penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat. (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya uji hipotesis”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu fenomena untuk menjawab masalah secara nyata dan aktual. Metode deskriptif sesuai untuk penelitian ini dilihat dari permasalahan penelitian, karena penulis berusaha mendeskripsikan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.


(25)

25

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Arikunto (2006, hlm.130) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988, hlm.112) populasi adalah keseluruhan gejala individu, kasus (masalah, peristiwa tertentu) individu maupun perorangan, maupun kelompok dan gejala fisis, sosial, ekonomi, budaya dan politik di daerah penelitian. Maka dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini yaitu seluruh migran yang datang ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, dalam 5 tahun terakhir jumlah migrasi masuk ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi berjumlah 1649 orang.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2010, hlm.81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sedangkan sampel menurut Sumaatmadja (1998, hlm.112) sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang merupakan repsentatif dari populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah migran yang berada di Kecamatan Bantargebang. Mantra (2010, hlm.174) memberikan batasan waktu mengenai kategori migran. yaitu apabila seseorang berada di daerah tujuan selama 6 bulan maka disebut sebagai migran. Berdasarkan hal tersebut maka kategori migran dalam penelitian ini adalah seseorang yang berada di Kecamatan Bantargebang dalam jangka waktu 6 bulan.

Untuk mengetahui besaran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya yaitu menggunakan cara Slovin, dimana


(26)

26

ukuran sampel merupakan perbandingan ukuran populasi terhadap persentase kelonggaran ketelitian dikarenakan kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan : n = besaran sampel N = besaran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat di toleransi 1 = konstanta

Berdasarkan rumus diatas, dimana N = 1649 dan e = 10%, maka besaran sampel yang diperoleh adalah :

Besaran sampel dalam penelitian setelah di hitung menggunakan Rumus Slovin berjumlah 100 responden, sampel dalam penelitian ini tersebar di empat kelurahan Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Mengingat jumlah migran yang bervariasi di setiap kelurahan maka, pembagian sampel dari setiap kelurahan dilakukan dengan menggunakan teknik proportional sampling. Proportional sampling merupakan teknik sampling yang memperhatikan perbandingan sesuai dengan proporsi. Perhitungan jumlah sampel menggunakan metode alokasi proporsional, yakni sebagai berikut


(27)

27

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

n’ = jumlah sampel tiap kelurahan n = jumlah seluruh sampel N’ = jumlah migran tiap kelurahan

N = jumlah total migran di Kecamatan Bantargebang

Berdasarkan teknik proportional sampling, Maka, sampel dapat terdistribusi ke 4 kelurahan. Hal ini dilakukan agar sampel yang diambil dapat mewakili sesuai proporsinya masing-masing. Data sampel disetiap kelurahan disajikan dalam tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Persebaran dan Proporsi Sampel di Kelurahan No Kelurahan Jumlah

migran Formula Jumlah sampel

1 Kelurahan Bantargebang 549

x 100

33,29 dibulatkan menjadi 33

2 Kelurahan Cikiwul 460

x 100

27,89 dibulatkan menjadi 28

3 Kelurahan Sumurbatu 301

x 100

18,25 dibulatkan menjadi 18

4 Kelurahan Ciketingudik 339

x 100

20,55 dibulatkan menjadi 21

Jumlah 1649 100

Sumber : Kecamatan Bantargebang Dalam Angka 2010-2014 Hasil Penghitungan dan Pengolahan Data, 2015

Berdasarkan tabel diatas maka didapat jumlah sampel masing-masing kelurahan. Sampel tersebut diharapkan dapat mewakili setiap kelurahan yang ada, sehingga dapat menggambarkan mengenai kondisi migran di Kecamatan Bantargebang. Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diambil pada masing-masing kecamatan, maka untuk penentuan sampel dilakukan menggunakan


(28)

28

metode probability sampling. Menurut Sugiyono (2009, hlm.120) probability sampling adalah pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.dimana setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sugiyono (2009, hlm.120).

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, hlm.38) variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.” Selain itu Nurbuko dan Achmadi (2009, hlm.118) menyatakan “variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.” Jadi variabel adalah segala sesuatu konsep yang akan di teliti oleh penulis untuk meyelesaikan masalah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Indikator Sub Indikator

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi

Faktor Pendorong

1. Kesempatan kerja 2. Mata pencaharian 3. Pendapatan/upah 4. Bencana alam

5. Konflik di daerah asal 6. Kelengkapan sarana


(29)

29

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Faktor Penarik

1. Kesempatan kerja 2. Mata pencaharian 3. Pendapatan/upah 4. Ajakan dari

teman/keluarga 5. Keamanan

6. Kelengkapan sarana

D. Definisi Operasional

Wardiyanta (2006, hlm.13) menyatakan “definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur suatu variabel yang merupakan hasil penjabaran dari sebuah konsep.” Sedangkan Singarimbun (1987, hlm.46) mengemukakan “definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.”

Jadi definisi operasional adalah penjabaran secara operasional dari variabel yang akan diteliti. Sesuai dengan rumusan masalah maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Migrasi

Lee (dalam Chotib, 2012, hlm.3) mendefinisikan migrasi sebagai berikut: “Migrasi adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen, tanpa mempermasalahkan dekat jauhnya perpindahan, mudah atau sulit, terpaksa atau sukarela, maupun dalam negeri atau luar negeri.” Mantra (2010, hlm.174) memberikan batasan ruang dan waktu dalam perpindahan penduduk. Seseorang disebut melakukan perpindahan penduduk jika melewati batas willayah dukuh (dusun), sedangkan batas waktu seseorang Sumber : Hasil Pengklasifikasian Masalah Penelitian, 2015


(30)

30

melakukan perpindahan penduduk secara permanen apabila selama enam bulan atau lebih menetap di daerah tujuan, apabila kurang dari enam bulan maka disebut perpindahan penduduk nonpermanen.

2. Migran

Migrasi merupakan aktivitas pindahnya seseorang sedangkan orang yang melakukan perpindahan disebut migran. Definisi migran menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa dikaitkan dengan pindah tempat tinggal secara permanen, dan jangka waktu seseorang disebut migran apabila berada di daerah baru selama 6 bulan. (Munir dalam Dewi 2007, hlm.16).

3. Faktor pendorong dari daerah asal

Faktor yang terdapat di daerah asal yang menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan perpindahan penduduk dari daerah asal. yang disebut dengan faktor pendorong seperti adanya bencana alam, panen yang gagal, lapangan pekerjaan yang terbatas, keamanan terganggu dan kurangnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan keuangan.

4. Faktor penarik dari daerah tujuan

Faktor yang terdapat di daerah tujuan yang menyebabkan seseorang tertarik untuk melakukan perpindahan penduduk ke daerah tujuan, yang disebut faktor penarik seperti kesempatan kerja yang lebih besar, upah yang tinggi, tersedianya sarana pendidikan dan hiburan.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya penelitian merupakan proses pengukuran, agar penelitian tersebut hasilnya relevan maka dibutuhkan alat ukur untuk mengukurnya, selain itu instrumen dapat mempermudah dalam pengumpulan data. Sebagaimana dikemukakakn Arikunto (2010, hlm.203). Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,


(31)

31

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Alat dan Bahan Penelitian 1) Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui koordinat lokasi penelitian.

b. Kamera Digital untuk mendokumentasikan kondisi dilapangan. c. Laptop dengan spesifikasi Acer tipe Aspire 4752Z, Intel Pentium,

RAM 2 GB, HDD 320 GB, DVD RW dan WLAN.

d. Pedoman angket dan wawancara untuk memperoleh data dan informasi dari responden di lapangan.

e. Pedoman observasi untuk memperoleh informasi mengenai kondisi fisik dan sosial di Kecamatan Bantargebang.

f. Software Map Info 9.5 digunakan untuk membuat peta penelitian. g. Alat tulis untuk mencatat informasi yang diperoleh di lapangan.

2) Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 lembar 1209-513

Tambun, sebagai peta dasar untuk membuat peta administrative, penggunaan lahan dan kemiringan lereng Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, sebagai daerah penelitian secara utuh.

b. Monografi Kecamatan Bantargebang untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Arikunto (2006, hlm.162) mengemukakan bahwa kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti


(32)

32

dengan sumber data darimana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrument yang disusun.

Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.3 Berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Bentuk Instrumen Sumber Data Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi Faktor Pendorong

1. Kesempatan kerja 2. Mata pencaharian 3. Pendapatan/upah 4. Bencana alam

5. Konflik di daerah asal 6. Kelengkapan sarana

Angket

Wawancara

Migran

Faktor Penarik

1. Kesempatan kerja 2. Mata pencaharian 3. Pendapatan/upah

4. Ajakan dari teman/keluarga 5. Keamanan

6. Kelengkapan sarana

Angket

Wawancara

Migran

Sumber : Hasil Pengklasifikasian Masalah Penelitian, 2015

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang diharapkan, untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan objek yang diteliti, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.


(33)

33

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hasan (2004, hlm.19) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini juga disebut data asli atau baru. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Observasi

Menurut Narbuko dan Achmadi (2009, hlm.70) “metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.” Tika (2005, hlm.44) menyatakan metode observasi adalah “cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian”. Jadi metode observasi adalah cara untuk mendapatkan data melalui pengamatan dan pencatatan mengenai fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Melalui metode observasi ini akan di dapat data mengenai kondisi sosial ekonomi migran, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dilapangan.

b. Wawancara

Menurut Fathoni (2006, hlm.105) “wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan dating dari pihak yang mewawancara dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara”. Jadi wawancara adalah tanya jawab yang terdiri dari dua orang atau lebih secara langsung dimana dalam proses tanya jawab dengan tujuan mengambil informasi atau keterangan. Melalui wawancara akan diperoleh informasi yang tidak bisa diungkap melalui kuesioner dan angket penelitian, dalam wawancara ini akan diperoleh data mengenai faktor pendorong melakukan migrasi penduduk.

c. Kuesioner atau Angket

Menurut Narbuko dan Achmadi (2009, hlm.76) menyatakan kuesioner atau angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu


(34)

34

masalah atau bidang yang akan diteliti.” Sementara Usman dan Akbar (2006, hlm.60) menyatakan “angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan kepada responden, baik secara langsung maupun tidak langsung.” Jadi angket adalah sekumpulan pertanyaan yang dipersiapkan peneliti untuk dijawab langsung oleh responden terkait masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Melalui angket ini akan didapatkan data mengenai daerah asal, serta faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

2. Data Sekunder

Menurut Hasan (2004, hlm.19) data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Studi Literatur

Studi literature adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, majalah, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Studi literature dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis, dengan cara mempelajari buku-buku dan literature. Hal ini dimaksudkan agar dapat melengkapi data dalam rangka analisa permasalahan yang akan diteliti. Data yang digunakan antaranya adalah buku dan literature mengenai jumlah migran di Kota Bekasi khususnya Kecamatan Bantargebang.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data seperti dokumen atau data-data dari instansi pemerintah. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data dalam menganalisis masalah penelitian. Sebagaimana dikemukkakan Arikunto (1998, hlm.199) menekankan bahwa “studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, agenda”.


(35)

35

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi peneliti dapatkan dari instansi-instansi terkait yang mendukung terhadap penelitian ini seperti data monografi Kecamatan Bantargebang, serta data jumlah industri di Kota Bekasi dari BPS.

G. Teknik Analisis Data Penelitian 1. Pengertian Analisis Data

Menurut Moleong (1994, hlm.103) mengemukakan “analisis data adalah kegiatan untuk memaparkan data sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis.” Jadi analisis data adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menyederhanakan data yang ada agar mudah dibaca sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan. Secara sistematis langkah-langkah untuk untuk menganalisis data menurut Sumaatmadja (1988, hlm.114) adalah sebagai berikut.

a. Memeriksa perolehan data yang terdapat pada instrument peneleitian dengan mengecek kelengkapan jawaban responden;

b. Klasifikasi data, penggolongan data berdasarkan criteria yang ditentukan; c. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat;

d. Menghitung frekuensi jawaban atau data;

e. Menghitung persentase dengan teknik persentase dari setiap data yang diperoleh;

f. Menampilkan data dalam bentuk table, dan

g. Mendeskripsikan data yang diperoleh, sesuai dengan pertanyaan dan maksud dalam penelitian.

Berdasarkan langkah tersebut maka peneliti harus memastikan bahwa data yang diperlukan sudah lengkap untuk di analisis. Selanjutnya data digolongkan, ditabulasi, dihitung, setelah selesai data dapat ditampilkan dalam bentuk tabel dan terakhir mendeskripsikan data tersebut.


(36)

36

Menurut Singarimbun (1987:263) “analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan disimpulkan.’ Data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti dari lapangan akan ada gunanya setelah di analisis. Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, dengan analisisi inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.

Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan statistik deskriptif, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:12) bahwa:

“Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”

Adapun bentuk analisis data yang digunakan dalam menganalisa data penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model statistik dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan tidak terbatas pada teknik pengolahan datanya seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Namun hasil analisis disajikan dalam bentuk angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk uraian.

Menurut Sugiyono (2008, hlm.178), dalam statistik deskriptif, secara teknis tidak ada uji signifikasi dan tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi.

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan perhitungan persentase. Perhitungan persentase merupakan teknik statistik sederhana dimana analisis data yang dilakukan memperbandingkan antara beberapa pendapat kemudian memperoleh jumlah dari masing-masing pendapat dan akhirnya untuk mendapatkan gambaran angka dalam bentuk jumlah persentase (%).


(37)

37

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

P : Besaran persentase F : Frekuensi jawaban n : Jumlah total responden

Angka yang dimasukkan ke dalam perhitungan dengan teknik persentase tersebut merupakan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan angket dengan menggunakan daftar kuesioner terhadap responden, baik jawaban dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian.

Setelah dilakukan penghitungan data, kemudian data yang telah dihasilkan tersebut di sesuaikan dengan kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Singarimbun (1987, hlm.263) seperti pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Persentase Persentase Kriteria

0% 1% - 24% 25% - 49%

50% 51% - 74% 75% - 99%

100%

Tidak ada / tidak seorangpun Sebagian kecil

Hampir setengahnya Setengahnya

Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya


(38)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor dari daerah asal (faktor pendorong) yang mempengaruhi migrasi ke Kecamatan Bantargebang dalam penelitian ini yaitu 94% didorong kondisi ekonomi dan 6% karena kondisi non-ekonomi. Sedangkan faktor lainnya seperti bencana alam, diskriminasi dan konflik sosial, serta pendidikan tidak termasuk kedalam faktor pendorong yang mempengaruhi migran untuk bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang.

Hasil penelitian ini mendukung teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa motif ekonomi lebih dominan, walaupun berbagai faktor pendorong dapat menyebabkan terjadinya migrasi, keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi merupakan faktor pendorong yang dominan.

2. Faktor dari daerah tujuan (faktor penarik) yang mempengaruhi migrasi ke Kecamatan Bantargebang dalam penelitian ini yaitu 88% didorong karena kondisi ekonomi dan 12% karena kondisi non-ekonomi. Sedangkan faktor lainnya seperti kesempatan pendidikan yang lebih tinggi, kondisi lingkungan dan keamanan serta kemenarikan fasilitas tidak termasuk kedalam faktor penarik yang mempengaruhi migran untuk bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang.

Hasil penelitian ini mendukung teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa migrasi terjadi karena daya tarik ekonomi antara lain, (1) terdapatnya peluang-peluang usaha, (2) luasnya kesempatan kerja, (3) tingginya upah nyata. Sebagaimana hasil penelitian ini bahwa faktor penarik yang paling


(39)

89

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dominan terjadinya migrasi ke Kecamatan Bantargebang adalah kesempatan kerja dan upah/pendapatan yang tinggi di Kecamatan Bantargebang.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Faktor pendorong migran meninggalkan daerah asalnya adalah karena permasalahan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah dengan begitu akan menambah variasi pekerjaan dan meningkatkan kesempatan kerja sehingga keinginan untuk pindah bisa di tekan, dengan harapan tenaga kerja muda tidak perlu meninggalkan daerahnya serta bisa memajukan daerahnya.

2. Faktor penarik migran datang ke daerah tujuan dominan karena faktor ekonomi yaitu lapangan pekerjaan dan upah yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan migran memiliki keahlian dan kemampuan yang mumpuni serta bisa diaplikasikan ketika pindah ke daerah lain. Hal tersebut agar migran tidak menjadi beban di daerah yang dituju karena tidak memiliki kemampuan ketika berada di daerah tujuan.

3. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti mengenai bagaimana proses adaptasi migran di daerah tujuan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I. dan Maryani, E. (1998). Geografi Ekonomi. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Kecamatan Bantargebang Dalam Angka 2013. Bekasi: BPS.

Badan Pusat Perencanaan Pembangunan Daerah (BPPPD) Kota Bekasi. (2013). Kota Bekasi Dalam Angka 2013. Bekasi: BPPPD.

Bintarto, R. (1979). Metode Analisia Geografi. Jakarta: LP3S.

Dewi, WK. (2007). Arus Migran Masuk Ke Provinsi DKI Jakarta. Skripsi Departemen Geografi Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.

Eridiana, W. dan Mutakin, A. (2007). Geografi Perilaku : Keragaman Perilaku Kelingkungan. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung. Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Ferdi, M. (2013). “Kepala BPS : Penduduk Kota Bekasi 2,5 juta Jiwa”. Radar Bekasi

(13 Juni 2013).

Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Kamil Pasya, G. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung:

Buana Nusantara.

Mantra, I.B. (1992). Mobilitas Penduduk Sirkuler Dari Desa ke Kota di Indonesia.

Jogjakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada. ___________ (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(41)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L. J. (1994). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Narbuko, Cholid. & Achmadi, Abu. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Purnomo, D. (2009). “Fenomena Migrasi Tenaga Kerja Dan Perannya Bagi Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris Di Kabupaten Wonogiri”. Jurnal

Ekonomi Pembangunan.10, (1), 84-102.

Setiawan, I. (2010). “Migrasi Penduduk Menuju Daerah Pinggiran Kota Bandung dan Implikasinya Terhadap Kualitas Lingkungan Permukiman”. Jurnal Pendidikan Geografi. 10, (2), 164-171.

Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1987). Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan.

Bandung: Alumni.

Surat Keputusan Gubernur Nomor 561/Kep.1636-Bangsos/2013 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2014.

Taufik, U. dan Hendriawan, N. (2013). “Perilaku Mobilitas Penduduk Sirkuler Di Desa

Jayasari Kecamatan Langkap Lancar Kabupaten Pangandaran”. Jurnal Program

Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.

Tika, M. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

90


(1)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Singarimbun (1987:263) “analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan disimpulkan.’ Data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti dari lapangan akan ada gunanya setelah di analisis. Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, dengan analisisi inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.

Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan statistik deskriptif, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:12) bahwa:

“Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”

Adapun bentuk analisis data yang digunakan dalam menganalisa data penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model statistik dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan tidak terbatas pada teknik pengolahan datanya seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Namun hasil analisis disajikan dalam bentuk angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk uraian.

Menurut Sugiyono (2008, hlm.178), dalam statistik deskriptif, secara teknis tidak ada uji signifikasi dan tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi.

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan perhitungan persentase. Perhitungan persentase merupakan teknik statistik sederhana dimana analisis data yang dilakukan memperbandingkan antara beberapa pendapat kemudian memperoleh jumlah dari masing-masing pendapat dan akhirnya untuk mendapatkan gambaran angka dalam bentuk jumlah persentase (%).


(2)

37

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

P : Besaran persentase F : Frekuensi jawaban n : Jumlah total responden

Angka yang dimasukkan ke dalam perhitungan dengan teknik persentase tersebut merupakan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan angket dengan menggunakan daftar kuesioner terhadap responden, baik jawaban dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian.

Setelah dilakukan penghitungan data, kemudian data yang telah dihasilkan tersebut di sesuaikan dengan kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Singarimbun (1987, hlm.263) seperti pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Persentase

Persentase Kriteria

0% 1% - 24% 25% - 49%

50% 51% - 74% 75% - 99%

100%

Tidak ada / tidak seorangpun Sebagian kecil

Hampir setengahnya Setengahnya

Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya


(3)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor dari daerah asal (faktor pendorong) yang mempengaruhi migrasi ke Kecamatan Bantargebang dalam penelitian ini yaitu 94% didorong kondisi ekonomi dan 6% karena kondisi non-ekonomi. Sedangkan faktor lainnya seperti bencana alam, diskriminasi dan konflik sosial, serta pendidikan tidak termasuk kedalam faktor pendorong yang mempengaruhi migran untuk bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang.

Hasil penelitian ini mendukung teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa motif ekonomi lebih dominan, walaupun berbagai faktor pendorong dapat menyebabkan terjadinya migrasi, keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi merupakan faktor pendorong yang dominan.

2. Faktor dari daerah tujuan (faktor penarik) yang mempengaruhi migrasi ke Kecamatan Bantargebang dalam penelitian ini yaitu 88% didorong karena kondisi ekonomi dan 12% karena kondisi non-ekonomi. Sedangkan faktor lainnya seperti kesempatan pendidikan yang lebih tinggi, kondisi lingkungan dan keamanan serta kemenarikan fasilitas tidak termasuk kedalam faktor penarik yang mempengaruhi migran untuk bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang.

Hasil penelitian ini mendukung teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa migrasi terjadi karena daya tarik ekonomi antara lain, (1) terdapatnya peluang-peluang usaha, (2) luasnya kesempatan kerja, (3) tingginya upah nyata. Sebagaimana hasil penelitian ini bahwa faktor penarik yang paling


(4)

89

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dominan terjadinya migrasi ke Kecamatan Bantargebang adalah kesempatan kerja dan upah/pendapatan yang tinggi di Kecamatan Bantargebang.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Faktor pendorong migran meninggalkan daerah asalnya adalah karena permasalahan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah dengan begitu akan menambah variasi pekerjaan dan meningkatkan kesempatan kerja sehingga keinginan untuk pindah bisa di tekan, dengan harapan tenaga kerja muda tidak perlu meninggalkan daerahnya serta bisa memajukan daerahnya.

2. Faktor penarik migran datang ke daerah tujuan dominan karena faktor ekonomi yaitu lapangan pekerjaan dan upah yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan migran memiliki keahlian dan kemampuan yang mumpuni serta bisa diaplikasikan ketika pindah ke daerah lain. Hal tersebut agar migran tidak menjadi beban di daerah yang dituju karena tidak memiliki kemampuan ketika berada di daerah tujuan.

3. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti mengenai bagaimana proses adaptasi migran di daerah tujuan.


(5)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I. dan Maryani, E. (1998). Geografi Ekonomi. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Kecamatan Bantargebang Dalam Angka 2013. Bekasi: BPS.

Badan Pusat Perencanaan Pembangunan Daerah (BPPPD) Kota Bekasi. (2013). Kota Bekasi Dalam Angka 2013. Bekasi: BPPPD.

Bintarto, R. (1979). Metode Analisia Geografi. Jakarta: LP3S.

Dewi, WK. (2007). Arus Migran Masuk Ke Provinsi DKI Jakarta. Skripsi Departemen Geografi Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.

Eridiana, W. dan Mutakin, A. (2007). Geografi Perilaku : Keragaman Perilaku Kelingkungan. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung. Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Ferdi, M. (2013). “Kepala BPS : Penduduk Kota Bekasi 2,5 juta Jiwa”. Radar Bekasi

(13 Juni 2013).

Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Kamil Pasya, G. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung:

Buana Nusantara.

Mantra, I.B. (1992). Mobilitas Penduduk Sirkuler Dari Desa ke Kota di Indonesia. Jogjakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.

___________ (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mutakin, A., Kamil Pasya, G. dan Gunawan, S. (2006). Geografi Budaya. Bandung: Buana Nusantara.


(6)

Jajang Nurjaman, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L. J. (1994). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Narbuko, Cholid. & Achmadi, Abu. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Purnomo, D. (2009). “Fenomena Migrasi Tenaga Kerja Dan Perannya Bagi Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris Di Kabupaten Wonogiri”. Jurnal Ekonomi Pembangunan.10, (1), 84-102.

Setiawan, I. (2010). “Migrasi Penduduk Menuju Daerah Pinggiran Kota Bandung dan Implikasinya Terhadap Kualitas Lingkungan Permukiman”. Jurnal Pendidikan Geografi. 10, (2), 164-171.

Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1987). Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni.

Surat Keputusan Gubernur Nomor 561/Kep.1636-Bangsos/2013 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2014.

Taufik, U. dan Hendriawan, N. (2013). “Perilaku Mobilitas Penduduk Sirkuler Di Desa

Jayasari Kecamatan Langkap Lancar Kabupaten Pangandaran”. Jurnal Program

Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.

Tika, M. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

90