PERBEDAAN KESEMPATAN BERUSAHA, TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT PENGELUARAN ANGGOTA SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KREDIT DI CREDIT UNION BIMA DI KECAMATAN KAYAN HULU, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT

  

PERBEDAAN KESEMPATAN BERUSAHA, TINGKAT

PENDAPATAN DAN TINGKAT PENGELUARAN ANGGOTA

SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KREDIT DI

CREDIT UNION BIMA DI KECAMATAN KAYAN HULU,

KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT

  Studi Kasus CREDIT UNION BIMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Disusun Oleh: Lensius Putrawinata NIM: 081324025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang

terlaksana.

  

(Amsal 19:21)

Skripsi ini aku persembahkan untuk Yesus Kristus yang memimpin dalam setiap langkah hidupku

  Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan memotivasi saya Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma

BANYAKLAH RANCANGAN DI HATI MANUSIA, TETAPI KEPUTUSAN

  MOTTO

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan

bertindak bijaksana dalam mengatasinya

adalah sesuatu yang utama.

Menunggu kesuksesan adalah tindakan sia-sia

yang bodoh.

  

Jangan tunda sampai besok apa yang bisa

engkau kerjakan hari ini.

  

ABSTRAK

PERBEDAAN KESEMPATAN BERUSAHA, TINGKAT PENDAPATAN DAN

TINGKAT PENGELUARAN ANGGOTA SEBELUM DAN SESUDAH

MENGGUNAKAN KREDIT DI CREDIT UNION BIMA DI KECAMATAN

KAYAN HULU, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT

  

Lensius Putrawinata

081324025

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2013

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kesempatan berusaha, tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

  Penelitian ini merupakan studi perbandingan yang menguji perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan kredit. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 58 orang anggota dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian. Dalam pengambilan data penulis menggunakan data primer sebagai data utama yang diambil menggunakan teknik wawancara dan data sekunder sebagai data pendukung. Data dianalisis dengan

  2 menggunakan uji Chi Kuadrat (X ).

  Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang signifikan kesempatan berusaha anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit. Kesempatan berusaha anggota mengalami peningkatan sesudah menggunakan kredit; (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pendapatan anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit meskipun tingkat pendapatan mengalami sedikit penurunan sesudah menggunakan kredit tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dari keadaan awal; (3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pengeluaran anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit meskipun tingkat pengeluaran mengalami sedikit penurunan sesudah menggunakan kredit tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dari keadaan awal.

  

ABSTRACT

DIFFERENCES OF BUSSINESS OPPORTUNITY, INCOME

LEVEL AND OUTCOME LEVEL OF MEMBER BEFORE AND

AFTER USE CREDIT AT CREDIT UNION BIMA IN KAYAN

  

HULU SUBDISTRICT, SINTANG REGENCY, WEST

KALIMANTAN

LENSIUS PUTRAWINATA

081324025

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2013

  This research aims to find out whether there are any differences of bussiness opportunity, income level and outcome level of members before and after use credit at credit union Bima in KayanHulu subdistrict, Sintang Regency, West Kalimantan.

  This research is a comparative study that tests the differences of before and after use credit. Total amount of population in this research were 58 people and all of them used to be the samples of the research. Primary and the secondary data

  2 werecollected by interview. Data were analyzed by Chi Square test (X ).

  The results: (1) there is significant difference of bussiness opportunity before and after use credit. Member's bussiness opportunity increases after use credit; (2) there isn’t significant difference of member's income level before and after use credit. Although income level decreases after use credit, there are no significant differences from the initial state; (3) there is no significant difference of members' outcome level before and after use credit. Although outcome level decreases after use credit, there are no significant differences from the initial state.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PERBEDAANKESEMPATAN BERUSAHA, TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT PENGELUARANANGGOTA SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KREDIT DI CREDIT UNION BIMA DI KECAMATAN KAYAN HULU, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT” studi kasus Credit Union Bima Di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, program study pendidikan ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

  Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghormatan kepada: 1.

  Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku ketua jurusan pendidikan ilmu sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Kaprodi pendidikan ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan kritik dan saran yang membangun mulai dari perencanaan sampai skripsi selesai.

  5. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini sampai selesai.

  6. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., yang telah memberikan segala dukungan dan masukan.

  7. Seluruh dosen yang telah membantu penulis selama kuliah maupun dalam mengerjakan skripsi

  8. Ibu Titin, yang selalu membantu dalam administrasi dan kelancaran selama perkuliahan.

  9. Bapak Sugeng Mulyadi, S.E., selaku General Maneger Credit Union Bima yang telah memberikan ijin kepada saya dalam melakukan penelitian di Credit Union Bima.

  10. Bapak Hartono, selaku Manejer Credit Union Bima Cabang Kayan Hulu atas bantuan dan kerjasamanya.

  11. Bapak saya Yunus, S.Pd.K., terimakasih atas doa serta kasih sayang serta segala hal yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  12. Ibu saya Magdalena Nyenai, A.Ma.Pd.SD., yang telah memberikan kasih sayang dan semangat serta doa sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang itu semua karena kasih sayang ibu yang selalu menemani setiap saat, dan saya berharap dapat membahagiakan ibu setiap saat.

  13. Untuk abang saya Wan Hendrianus, S.Pd., yang telah mendukung saya, semoga sukses dalam karir.

  14. Bapak Vicaris Eleser Benyamin, S.Th., yang selalu mendukung dalam doa dan memberikan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi hingga selesai.

  15. Ibu Evanglis Putri Nuriah, Yang selalu memberi dukungan, semangat serta doa sehingga penulis merasakan selalu ada jalan keluar dalam setiap kesulitan dalam menyelesaikan skripsi.

  16. Pacar saya Lidiyawati, yang selalu memotivasi, memberi semangat, doa serta kasih sayang sehingga penulis mampu dalam menyelesaikan skripsi.

  17. Sahabat saya Amon, yang telah membantu dan mendukung penulis selama dalam menyelesaikan skripsi.

  18. Teman-teman kos Kolobendono 10 c, ( Om Theo, Oceph, Yudha, Abang, Dius, Pipit, Sesar, Isag, Petrik, Leo, Gio, Adi, lepi ) terima kasih buat dukungan dan semangat yang kalian berikan.

  19. Teman-teman PE 2008 semuanya tetap semangat menatap masa depan yang cerah.

  Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kasih, damai sejahtera selalu

  

DAFTAR ISI

  Halaman JUDUL ...................................................................................... i

  HALAMAN HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

  PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

  HALAMAN

  MOTTO .................................................................................... v

  HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ....... vii

  ....................................................................................................... viii

  ABSTRAK ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x

  .................................................................................................. xiv

  DAFTAR ISI

  ........................................................................................... xvii

  DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang ..............................................................................

  B.

  4 Batasan Masalah .............................................................................

  C.

  5 Rumusan Masalah .........................................................................

  D.

  5 Tujuan Penelitian ...........................................................................

  E.

  Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 F.

  6 Definisi Operasional .......................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

  8 A.

  8 Sejarah Credit Union Bima ...........................................................

  B.

  Credit Union ................................................................................... 10 C. Nilai-nilai Credit Union ................................................................. 15 D. Peluang Usaha ................................................................................ 15 E. Tenaga Kerja .................................................................................. 18

  G.

  Konsep Pendapatan ........................................................................ 26 H. Pengertian Tingkat Pengeluaran ..................................................... 28 I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengluaran ................ 31 J. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................. 35 K.

  Kerangka Berpikir .......................................................................... 36 L. Hipotesi Penelitian ........................................................................ 37 ...............................................................

  38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................... 38 B.

  Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ...................................... 38 C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 39 D. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 40 1.

  Subjek Penelitian ...................................................................... 40 2. Objek Penelitian ....................................................................... 40 E. Variabel Penelitian ......................................................................... 40 1.

  Kesempatan Berusaha .............................................................. 40 2. Tingkat Pendapatan .................................................................. 40 3. Tingkat Pengeluaran ................................................................. 41 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41 1.

  Data Primer ............................................................................. 41 2. Data Sekunder ......................................................................... 42 G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 43 BAB IV GAMBARAN UMUM CREDIT UNION BIMA .........................

  53 A. Sejarah Berdirinya Credit Union Bima ........................................ 53 B. Visi ............................................................................................... 54 C.

  Misi ................................................................................................ 55 D.

  Jenis Pelayanan .............................................................................. 55 1.

  Solidaritas ................................................................................ 55 2. Pinjaman ................................................................................... 58

  E.

  Kewajiban Credit Union dan Struktur Jaringannya ...................... 61 F. Deskripsi Responden dan Variabel Penelitian .............................. 64 1.

  Kesempatan Berusaha .............................................................. 64 2. Tingkat Pendapatan .................................................................. 65 3. Tingkat Pengeluaran ................................................................. 66

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .....................................

  67 A. Analisis data ................................................................................. 67 1.

  Kesempatan Berusaha .............................................................. 67 2. Tingkat Pendapatan Anggota ................................................... 72 3. Tingkat Pengeluaran Anggota .................................................. 78 B. Pembahasan ................................................................................... 83 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

  89 A. Kesimpulan ..................................................................................... 89 B. Saran ............................................................................................... 91 C.

  Keterbatasan ................................................................................... 91

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel III.1 Kisi-kisi Wawancara Tabel III.2 Perubahan Kesempatan Berusaha Anggota Setelah Menggunakan

  Kredit di Credit Union Bima Tabel III.3 Kesempatan Berusaha Tabel III.4 Perubahan Tingkat Pendapatan Setelah Anggota Menggunkan Kredit di

  Credit Union Bima Tabel III.5 Tingkat Pendapatan Tabel III.6 Perubahan Tingkat Pengeluaran Setelah Anggota Menggunakan Kredit di Credit Union Bima Tabel III.7 Tingkat Pengeluaran Tabel V.1 Usaha Anggota Sebelum dan Setelah Menggunakan Kredit di Credit

  Union Bima Tabel V.2 Perubahan Kesempatan Berusaha Anggota Setelah Menggunakan

  Kredit di Credit Union Bima Tabel V.3 Perubahan Kesempatan Berusaha Tabel V.4 Kesempatan Berusaha Anggota Sebelum Menggunakan Kredit Tabel V.5 Kesempatan Berusaha Anggota Sesudah Menggunakan Kredit Tabel V.6 Tingkat Pendapatan Anggota Sebelum Menggunakan Kredit Tabel V.7 Tingkat Pendapatan Anggota Sesudah Menggunakan Kredit Tabel V.8 Perubahan Tingkat Pendapatan Anggota Setelah Menggunakan Kredit di Credit Union Bima Tabel V.9 Perubahan Tingkat Pendapatan Tabel V.10 Tingkat Pengeluaran Anggota Sebelum Menggunakan Kredit Tabel V.11 Tingkat Pengeluaran Anggota Sesudah Menggunakan Kredit Tabel V.12 Perubahan Tingkat Pengeluaran Anggota Setelah Menggunakan Kredit di Credit Union Bima Tabel V.13 Perubahan Tingkat Pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyoroti keadaan bangsa Indonesia sekarang ini terutama bagi kaum

  miskin di Indonesia, kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia berada di bawah standar dunia dengan pendapatan perkapita di bawah satu dolar per hari. Memang tidak dipungkiri ada banyak juga yang berpendapatan lebih dari itu namun jika dibandingkan dengan pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya, mereka hanya sekian persennya dari penduduk Indonesia yang hidup nyaman sebagian besarnya susah. Data dari BPS menunjukan bahwa 12,49% penduduk indonesia indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan (http://www.bps.go). Khusus daerah Kalimantan Barat 8,60% dari sumber yang sama.

  Sebagian besar masyarakat Indonesia belum menemukan solusi terbaik bagi menyelesaikan krisis yang multidimensi ini. Apalagi yang mau diharapkan dari pemerintah. Semua hukum, undang-undang, slogan yang indah-indah, semuanya janji yang sangat kecil kemungkinan bisa membantu masyarakat.

  Pemerintah hanya menumbuhkan iklim investasi skala besar dan menutup mata untuk iklim investasi skala kecil dan mikro. Terbukti dengan makin berkembangnya bank-bank yang mengharapkan kucuran dana dari pemerintah sebagai respon terhadap kebutuhan masyarakat namun dalam kenyataannya sulit bagi masyarakat kecil untuk mendapat akses di sana.

  Credit union berasal dari dua kata, yakni kata Credit berasal dari kata Credere atau kepercayaan, dan Union yang berasal dari kata Unos yang artinya satu. Jadi Credit Union berarti sekumpulan orang yang saling percaya dan mengikat diri menjadi satu dalam satu wadah. Berdasarkan data pertumbuhan Gerakan Koperasi Kredit di Indonesia pada tahun 2009 anggota koperasi mencapai 1.330.581 orang (www.cucoindo.org)

  CU adalah sarana bagi orang yang saling percaya, saling setia untuk membangun kesejahteraan bersama dalam semangat keadilan dan cinta kasih.

  Modal dasar dimiliki CU adalah modal material, modal social dan modal spiritual. Sedangkan penyangga yang membuat CU berdiri kokoh adalah pendidikan, kesetiakawanan sosial (solidaritas) dan kemandirian. Atas dasar ini, orang-orang miskin, orang-orang yang tertindas bisa mempunyai tempat dan ruang untuk membebaskan dirinya dari ketertindasannya. Namun dengan semakin berkembang pesatnya Credit Union, tentu sedikit banyaknya mempengaruhi kehidupan dalam masyarakat. Dan hal ini yang menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk mengetahui masalah-masalah tersebut.

  Masalah pertama yang hendak diteliti oleh peneliti, yaitu, apakah ada perbedaan kesempatan berusaha masyarakat sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima, Khususnya masyarakat Di Kecamatan Kayan Hulu, kepada anggota Credit Union Bima bisa Membuka peluang usaha bagi para anggota sehingga apakah nantinya kesejahteraan anggota bisa terjamin. Nah hal ini tentunya sangat berkaitan dengan dengan misi Credit Union yaitu meningkatkan kesejahteraan bersama melalui:

  1. Pelayanan Keuangan Profesional dan Terjangkau.

  2. Pelayanan Pendidikan Keuangan Yang Berkualitas dan Berkesinambungan Kepada Anggota dan Masyarakat.

  3. Pelayanan Solideritas Sosial Bermanfaat bagi Anggota dan Masyarakat 4.

  Pengembangan Jaringan dengan Berbagai Pihak.

  Masalah kedua yang akan penulis analisis yaitu mengenai tingkat pendapatan anggota Credit Union Bima khususnya di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sebelum dan sesudah anggota menggunakan kredit di Credit Union. Tingkat pendapatan itu sendiri adalah semua penghasilan yang didapat oleh keluarga baik berupa uang ataupun jasa. Setiap orang berhak untuk mencari nafkah dalam upaya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehingga pendapatan dapat mempengaruhi seseorang untuk mengejar apa yang mereka cita-citakan. Untuk masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil, hasil dari pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk keluarga yang berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada pemenuhan kebutuhan pokok yang layak seperti makan, pakaian, perumahan, pendidikan dan lain-lain . Disini penulis mencoba mengkaji mengenai perbedaan tingkat pendapatan anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima.

  Masalah ketiga yang akan penulis teliti yaitu mengenai tingkat pengeluaran anggota Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu. Tingkat pengeluaran itu sendiri merupakan suatu biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk kepetrluan yang ingin mereka penuhi. Pengeluaran itu sendiri dapat mengalami perubahan akibat dari perubahan-perubahan yang mendorong masyarakat misalnya menjadi sifat yang konsumtif (boros), dan tentunya hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk mengetahui baik permasalahan maupun perubahan yang timbul akibat dari penggunaan kredit Credi Union (CU) Khususnya di Kecamatan Kyan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

B. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi pada Perbedaan Kesempatan Berusaha, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pengeluaran Aggota Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sebelum dan sesudah menggunakan Kredit di Credit Union Bima.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan Kesempatan Berusaha Anggota Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima?

  2. Apakah ada perbedaan Tingkat Pendapatan Anggota Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima?

  3. Apakah ada perbedaan Tingkat Pengeluaran Anggota Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima?

D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui perbedaan Kesempatan Berusaha anggota Credit Union Bima sebelum dan sesudah menggunakan kredit.

  2. Untuk mengetahui perbedaan Tingkat Pendapatan anggota Credit Union Bima sebelum dan sesudah menggunakan kredit.

  3. Untuk mengetahui perbedaan Tingkat Pengeluaran anggota Credit Union Bima sebelum dan sesudah menggunakan kredit.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

  1. Pemerintah Daerah Hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dan bahan evaluasi untuk membangun Ekonomi Kerakyatan. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja.

  2. Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya tentang perbedaan Kesempatan berusaha masyarakat, tingkat pendapatan dan pengeluaran masyarakat sebelum dan sesudah menggunakan kredit.

F. Definisi Operasional 1.

  Kesempatan Berusaha Kesempatan Berusaha adalah peluang untuk menekuni dan mengembangkan usaha tertentu misalnya mengembangkan usaha dagang, perkebunan, pertanian, peternakkan dan sebagainya.

  2. Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan yaitu sejumlah uang yang diperoleh anggota Credit Union Bima setelah menekuni pekerjaan tertentu selama satu bulan.

  3. Tingkat Pengeluaran Tingkat Pengeluaran yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan oleh anggota Credit Union Bima selama satu bulan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Credit Union Menurut sejarahnya, CU lahir pertama kali pada pertengahan abad 19 di Jerman yang dilatarbelakangi keprihatinan terhadap kondisi sosial ekonomi yang

  suram. Lembaga ini digagas seorang walikota Flammersersfield, Jerman Barat, bernama Friedrich Wilhem Raiffeisien. (Munaldus, 2011).

  Pada abad ke-19, Jerman dilanda krisis. Para petani tak dapat bekerja dan banyak tanaman tidak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan. Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang tinggi. Banyak orang terjerat hutang. Karena tak punya penghasilan dan dibebani bunga yang sangat tinggi, akhirnya mereka tak mampu membayar hutang. Sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat.

  Karena kehidupan di desa sangat sulit, banyak orang pergi ke kota.

  Tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia iambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran. Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Nama wali kota itu F.W. Raiffeidien. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.

  Raiffeisen tidak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk bagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.

  Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.

  Untuk mewujudkan impian tersebut, Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin membentuk lembaga bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya. Mereka mencetuskan 3 prinsip utama CU yaitu, azas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya), azas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota) dan azas pendidikan dan penyadaran (membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik

  ). (www.cubg.go.id)

  yang dapat diberi pinjaman

  CU yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh dibawa oleh seorang wartawan bernama Alphonse Desjardin pada awal abad ke-

  20. Ke Amerika Serikat, CU dibawa oleh seorang saudagar kaya bernama Edward Fillene. Suster Mary Gabriella Mulherim membawa CU ke Korea, sementara Pastor Karl Albrecth Karim Arbi, SJ memperkenalkan CU di Indonesia pada tahun 1970-an (Lilik 2011).

B. Credit Union

  Credit Union (CU), atau dalam bahasa Indonesianya Koperasi Kredit (Kopdit) adalah Badan usaha milik sekumpulan orang yang saling percaya dan sepakat untuk menabungkan uang bersama untuk dijadikan modal bersama, guna dipinjamkan di antara sesama anggota, dengan bunga yang ringan dan syarat yang mudah, untuk tujuan produktif, kesejahteraan, maupun darurat.

  Credit Union ( credere & union dalam bahasa Latin ) Credere yang berarti Kepercayaan dan Union yang berarti Kumpulan, jadi Credit Union adalah kumpulan orang-orang yang saling percaya yang sepakat menabung atau menyimpan dan mengumpulkan uang secara bersama-sama sesuai dengan aturan dan ketentuan yang telah di buat bersama dan selanjutnya di gunakan atau di pinjamkan kepada sesama anggota dengan bunga yang layak dan murah dan sistem angsuran sesuai dengan kesepakatan atau kemampuan masing-masing anggota atau dengan kata lainya yaitu, setelah menyimpan atau menabung dan jika kita perlu kita pinjam dan harus di kembalikan karna itu adalah uang anggota

  Credit Union membangun manusia dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, pangkat, kedudukan dan strata sosial,di masyarakat, mengapa, Karena semua anggota yang bergabung di Credit Union Bima merupakan asset yang berguna untuk kemajuan Credit Union Bima ( karena Crdit Union Bima

  ) dan sama-sama mendapatkan tempat yang sama dalam ber

  ada karena anggota credit union, baik dalam keanggotaan, maupun dalam kepengurusan credit union.

  (Lilik 2011).

  Tujuan pendirian Credit Union Menurut Munaldus, 2011 ada empat tujuan pendirian Credit Union yaitu: 1. Mendidik anggota menggunakan uang secara bijaksana 2. Mengembangkan sikap hidup berhemat.

  3. Memberikan pinjaman tepat, cepat dan layak kepada anggota.

  4. Tempat anggota berlangganan dan mengembangbiakan uang.

  Tiga pilar Credit Union Menurut Munaldus, 2011 ada tiga pilar Credit Union yaitu: 1. Pendidikan; dimulai, di kembangkan dan di kontrol oleh pendidikan.

  Dalam berbagai kesempatan pendidikan anggota, pendidikan anggota sangat menentukan berkembang atau tidaknya CU. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu mengolah pola pikir anggota.

  PIKIRAN TINDAKAN KEBIASAAN

   NASIB WATAK

  Artinya, jika ingin mengubah nasib, kita harus mulai dengan mengubah pola pikir, Tindakan, Kebiasaan, watak, Sehingga peran pendidikan sangan diperlukan dalam hal ini.

  2. Solidaritas atau setia kawan, anda susah CU bantu, CU susah anda bantu ( kaitan dengan simpan & pinjam di kopdit atau Credit Union Bima ).

  Credit Union tidak sekedar menghimpun simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota credit union memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri dan saling melayani. Hal ini secara nyata diwujudkan anggota credit union yang menyimpan/menabung secara teratur, dan mengangsur pinjamannya secara tertib sehingga anggota-anggota lain juga memperoleh bantuan (pinjaman) bila membutuhkan.

  “Anda Sulit Saya Bantu, Saya Sulit Anda Ban tu”

  3. Dari oleh dan untuk anggota ( swadaya anggota kopdit / CU dlm hal modal )

  lembaga

  Credit Union sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Agar hal tersebut dan sehat. Caranya adalah menabung ke credit union secara teratur dan sebanyak banyaknya serta menghindari agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain. Mengapa begitu? Karena credit union adalah milik anggota sendiri, sedangkan di lembaga keuangan lain pemiliknya adalah sebagian orang, sedangkan penabung hanya sebagai nasabah.

  Ketiga pilar tersebut diatas sangatlah penting bagi gerakan credit union dan bagi kemajuannya, dan ketiga pilar tersebut harus di pahami oleh anggota sebagai pemilik Credit Union.

  Menurut Munaldus, 2011 ada sepuluh prinsip Credit Union yaitu: 1. Keanggota terbuka dan sukarela

  Bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama.

  2. Tidak diskriminatif.

  Credit Union tidak membedakan anggota dari suku, kebangsaan, jenis kelamin, agama, maupun politik.

  3. Pendidikan yang terus menerus.

  4. Bagi seluruh anggota, pengurus, pengawas dan manajemen serta masyarakat luas tentang ekonomi, social, dan demokrasi dan prinsip kerja sama dan saling membantu dalam credit union, termasuk pengelolaan keuangan, hidup hemat, dan penggunaan pinjaman secara bijaksana.

  5. Pelayanan kepada anggota.

  Ditujukan untuk meningkatkan ekonom seluruh anggotanya dengan mempertahankan azas dari, oleh, dan untuk anggota.

  6. Distribusi kepada anggota.

  Mendorong sikap hemat dengan cara menabung dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya. Surplus yang diperoleh dibagikan kepada seluruh anggota sebanding dengan transaksinya sebagai balas jasa saham dan balas jasa pinjaman. Balas jasa yang diberikan kepada anggota harus sebanding dengan besarnya modal saham yang dimilikinya dan partisipasinya dalam mengembangkan usaha credit union.

  7. Menjaga kestabilan keuangan.

  Untuk membangun kekuatan financial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai dan internal control yang memastikan pelayanan yang berkesinambungan kepada seluruh anggota 8. Pengawasan secara demokratis.

  Mempunyai hak yang sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam pengambilan keputusan tanpa dipengaruhi jumlah sahamnya.

  9. Kerjasama antara credit union dalam gerakan credit union dunia.

  Pada tingkat lokal, nasional, dan internasional dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada anggota.

  10. Tanggungjawab sosial.

C. Nilai-nilai Credit Union

  Menurut Munaldus, 2011 tujuh nilai yang diterangkan dalam Credit Union yaitu: 1.

  Menolong diri Sendiri.

  2. Bertanggungjawab kepada diri sendiri.

  3. Demokratis.

  4. Swadaya (Dari, Oleh dan Untuk Anggota) 5.

  Solidaritas (Setia Kawan) 6. Kesetaraan.

  7. Keadilan D.

   Peluang Usaha

  Saat ini tiap orang terus-menerus mencari kesempatan untuk memulai suatu bisnis, baik berskala besar maupun bisnis kecil. Banyak pengusaha mengatakan bahwa menjalankan usaha sendiri akan lebih aman daripada menjadi seorang karyawan yang dapat saja kehilangan pekerjaan suatu saat. Mereka juga beranggapan bahwa dengan memiliki usaha sendiri akan lebih cepat menghasilkan uang dan menjadi kaya. Jadi, walaupun banyak orang yang beranggapan bahwa memulai usaha sendiri memiliki resiko yang besar, namun sebagian orang beranggapan sebaliknya, karena merasa lebih bebas untuk mengatur usahanya sendiri. Pada waktu mereka memulai suatu bisnis, mereka bertindak sebagai seorang wirausaha yang sukses. Seorang pengusaha memiliki tanggung jawab tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga pelanggan mereka, pemasok atau suplier, dan rekan bisnis. (Hermanto, 2011) Kewirausahaan (Suryana, 2003) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif nilai hakiki penting dari wirausaha adalah:

  1. Percaya diri Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya.

  2. Berorientasi tugas dan hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan

3. Keberanian mengambil risiko

  Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada : a.

  Daya tarik setiap alternative b. Kesediaan untuk rugi c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

  Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari : a. Keyakinan pada diri sendiri b.

  Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan c.

  Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realities 4. Kempemimpinan

  Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

5. Berorientasi ke masa depan

  Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.

E. Tenaga Kerja

  Usaha memperluas kesempatan kerja dalam rangka mengurangi pengangguran yang ada maupun menyerap tenaga kerja baru merupakan satu kesatuan usaha di dalam seluruh usaha pembangunan. Oleh karena itu program- program pembangunan di semua sektor mempergunakan perluasan kesempatan kerja sebagai salah satu sasarannya yang utama, khususnya melalui usaha-usaha kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

  Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan produktif. Tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang termasuk angkatan kerja terdiri atas orang yang bekerja dan menganggur. Jika ada saudara kalian yang sedang mencari pekerjaan, maka ia termasuk dalam angkatan kerja. Sedangkan golongan bukan angkatan kerja terdiri atas anak sekolah, ibu rumah tangga, dan pensiunan. Golongan bukan angkatan kerja ini jika mereka mendapatkan pekerjaan maka termasuk angkatan kerja.

  Angkatan kerja terdiri atas orang yang bekerja dan menganggur. Penduduk yang bekerja adalah penduduk yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan. Adapun pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Pengangguran merupakan masalah yang sering dihadapi oleh pemerintah. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi. Hal ini berarti jam kerja akan dikurangi, sebagian mesin produksi tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerja diberhentikan. Akibatnya banyak tenaga kerja yang tidak dapat bekerja lagi.

F. Pengertian Tingkat Pendapatan

  Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan.

  Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan. Indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan masyarakat adalah distribusi pendapatan masyarakat diantara golongan penduduk (golongan pendapatan). Pendapatan masyarakat sangat tergantung dari lapangan usaha, pangkat dan jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek usaha, permodalan dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut menjadi penyebab perbedaan tingkat pendapatan penduduk. Indikator distribusi pendapatan yang didekati dengan pengeluaran perkapita akan memberikan petunjuk aspek pemerataan pendapatan yang telah tercapai. Walaupun hal ini tidak mencerminkan tingkat pendapatan yang sebenarnya namun paling tidak memberikan petunjuk untuk melihat arah dari perkembangan yang terjadi. Selama ini untuk mendapatkan informasi mengenai pendapatan sebenarnya menemui bermacam kendala diantaranya: tidak terus terangnya responden memberikan informasi yang sebenarnya, ada yang membesarkan ada pula yang mengecilkan. Selain itu terkadang menjadi tidak etis pada sebagian orang untuk meminta informasi mengenai pendapatan yang sebenarnya. Sulitnya mendapatkan tingkat pendapatan yang sebenarnya menjadi alasan penggunaan pendekatan pengeluaran untuk mengetahui distribusi pendapatan masyarakat. Dalam realitanya tingkat pengeluaran akan berbanding lurus dengan tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan masyarakat maka akan semakin besar tingkat pengeluaran. Asumsi ini menjadi acuan dalam kajian untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat.

  Tingkat pendapatan masih menjadi indikator utama tingkat kesejahteraan masyarakat, disamping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya. Perkembangan tingkat pendapatan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendapatan perkapita atau pendapatan rata-rata per penduduk. Peningkatan nilai PDRB nominal yang mencapai 16,94 persen per tahun selama periode 2000-2008 meningkatkan secara langsung pendapatan per kapita nominal sebesar 16,37 persen per tahun. Apabila efek kenaikan tingkat harga dihilangkan, peningkatan laju pertumbuhan PDRB rill sebesar 5,01 persen juga meningkatkan secara langsung pendapatan perkapita rill masyarakat sebesar 4,25 persen per tahun pada periode yang sama.

  Bila diamati pola perubahannya, peningkatan pendapatan per kapita nominal ternyata lebih berfluktuasi mengikuti perubahan tingkat harga umum atau inflasi, tetapi laju kenaikan pendapatan per kapita rill meningkat secara konsisten hingga mencapai 5,90 persen pada tahun 2008 dari 3,12 persen pada tahun 2001.

  Peningkatan pendapatan per kapita rill menunjukkan dua hal yaitu: 1. peningkatan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang melebihi kenaikan tingkat harga umum.

  2. peningkatan pendapatan rill yang melebihi kenaikan jumlah penduduk.

  Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia pada tahun 2009, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sudah semakin baik dibanding tahun 2007. Itu menandakan secara rata-rata masyarakat Indonesia semakin makmur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Versi BPS pendapatan per kapita Indonesia, pada 2009 adalah Rp 24,3 juta atau US$ 2.590,1.

  Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh Negara-negara yang sedang berkembang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riel per kapita, pendapatan ini pada umumnya masih rendah. Gejala umum yang sering terjadi dalam proses pembangunan di Negara- negara berkembang adalah hasrat konsumsi dari masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. (Sukirno 2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN DEVIDEN PERUSAHAAN LISTING DI BURSA EFEK INDONESI

4 29 39

PERBEDAAN TINGKAT INSOMNIA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH SENAM YOGA DI POSYANDU LANSIA DESA BLULUKAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN KARANGANYAR

0 2 11

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI IFRS.

0 4 13

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU PKK DESA PECANGAAN KULON KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 3 16

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU ANGGOTA DHARMA WANITA PERSATUAN KABUPATEN REMBANG.

0 0 14

PENDAHULUAN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU ANGGOTA DHARMA WANITA PERSATUAN KABUPATEN REMBANG.

0 2 20

PINJAMAN KREDIT BERDASARKAN JAMINAN DAN TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) PINJAMAN KREDIT BERDASARKAN JAMINAN DAN TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) BAYU MANDIRI DI JEPARA TAHUN 2011.

0 0 15

PERBEDAAN TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG KECIL SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPAT KREDIT PD BPR PASAR PERBEDAAN TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG KECIL SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPAT KREDIT PD BPR PASAR KECAMATAN KARANGGEDE BOYOLALI.

0 0 19

DAMPAK PIR-TRANS TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN PETANI DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG.

0 0 3

ANALISIS PERBEDAAN SIKAP DAN PERILAKU PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP PELAYANAN CREDIT UNION DITINJAU DARI KARAKTERSISTIK STATUS SOSIAL ANGGOTA CREDIT UNION BANURI HARAPAN KITA SKRIPSI

0 2 272