EKO JULIANTO TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK ETANOL 80 KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA MENCIT

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI EKO JULIANTO TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK ETANOL 80% KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA MENCIT

  FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI & FITOKIMIA SURABAYA 2011

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Lembar Pengesahan TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK ETANOL 80% KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA MENCIT SKRIPSI Dibuat untuk memenuhi syarat Mencapai gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2011 Oleh : Eko Julianto NIM : 050710052 Disetujui Oleh : Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Drs. Herra Studiawan, Apt. MSi. Ajik Azmijah ,S.U,drh

NIP. 19570310198601101 NIP. 195011191978832001

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

  Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul:

  “Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80 % Kulit Batang cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT dan SGPT Pada Mencit“ untuk dipublikasikan atau

  ditampilkan di internet, digital library Perpustakaan Universitas Airlangga atau media lain untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

  Demikian pernyataan publikasi skripsi/karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

  Surabaya, 14 Agustus 2011 Eko Julianto

  NIM: 050710052

  i

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan, bahwa sesungguhnya hasil skripsi/tugas akhir ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini menggunakan data fiktif atau merupakan hasil dari plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh.

  Surabaya, 14 Agustus 2011 Eko Julianto

  NIM: 050710052

  ii

KATA PENGANTAR

  5. Dr. Aty Widyawaruyanti, Msi selaku dosen proyek penelitian ini yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan petunjuk, bimbingan serta dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  10. Teman

  9. Kedua Orang tuaku serta seluruh keluargaku tercinta yang selalu menyayangi dan mendoakan, memberi bantuan baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Laboran Departemen Farmakognosi dan Fitokimia serta lab.Patologi FKH Unair yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah mendidik dan membimbing saya sampai menyelesaikan pendidikan sarjana ini.

  6. Dr. Bambang Prayogo.,Apt sebagai dosen wali yang telah sabar membimbing dan memberikan motivasi selama masa pendidikan sarjana ini.

  4. Dr. Agil Mangestuti, Msi dan Dr. Achmad Fuad.,Apt selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menguji skripsi ini.

  iii

  3. Ajik Azmijah ,S.U,drh selaku dosen pembimbing serta yang juga telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini terselesaikan.

  2. Drs. Herra Studiawan, MS, Apt selaku dosen pembimbing utama yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberi petunjuk, bimbingan serta dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan fasilitas selama mengikuti kuliah dan melakukan penelitian ini.

  Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

  “Toksisitas Akut Dan Subakut Granul Ekstrak Etanol 80 % Kulit Batang Cempedak Dengan Parameter Histopatologi Hati Serta Enzim SGOT dan SGPT Pada Men cit“ ini dapat saya selesaikan dengan sebaik – baiknya.

  Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, hanya karena rahmat dan ridha-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya dengan judul

  • – teman ”komunitas lab.hewan” yang telah banyak memberikan motivasi dan pencerahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  11. Mbak Lidya,Mbak Anggi,Rori,Dina,Ima,Dewi,Suci,Widji,Prita,Nike yang telah memberi banyak masukan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Riga Ayu Dinar yang telah menemani dalam suka maupun duka serta memberikan masukan dan memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat banyak kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembaca pada umumnya demi kemajuan Universitas Airlangga.

  Wassalamu’alaikum Wr.Wb Surabaya, Agustus 2011

  Penulis

  iv

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

RINGKASAN TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT GRANUL EKSTRAK ETANOL 80% KULIT BATANG CEMPEDAK DENGAN PARAMETER HISTOPATOLOGI HATI SERTA ENZIM SGOT DAN SGPT PADA MENCIT Eko Julianto

  Penggunaan tanaman obat sebagai obat alternatif dalam pengobatan oleh masyarakat semakin meningkat sehingga diperlukan penelitian untuk membuktikan khasiat dan keamanan tanaman obat tersebut. Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dan subakut dengan parameter histopatologi hati serta enzim SGOT dan SGPT mencit pada granul ekstrak etanol 80% kulit batang

  Artocarpus champeden Spreng atau lebih banyak dikenal dengan nama cempedak.

  Uji toksisitas akut dan subakut dilakukan dengan hewan coba mencit. Untuk Uji toksisitas Akut menggunakan mencit sebanyak 20 ekor yang dibagi ke dalam 2 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit yaitu masing-masing 5 ekor jantan dan 5 ekor betina . Kelompok kontrol diberikan CMC-Na 0,5%. Kelompok I merupakan kelompok uji yang diberikan granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) yang diberikan dalam bentuk suspensi CMC-Na 0,5%. Dosis yang diberikan pada kelompok I merupakan dosis tertinggi (dosis LD

  50 yang relatif tidak berbahaya)

  yaitu 21 g ekstrak/Kg BB mencit atau 0,42 g / 20 g BB mencit. Pemberian sediaan dilakukan satu kali dengan cara per oral. Kemudian diamati jumlah hewan coba yang mati selama 24 jam setelah pemberian dan dilanjutkan pengamatan selama 7 hari. Hasil uji toksisitas akut pada mencit menunjukkan bahwa pada dosis tersebut tidak menimbulkan kematian pada hewan coba sehingga dapat disimpulkan bahwa semua toksisitas akut yang berbahaya dapat disingkirkan dan LD

  50 tidak perlu ditentukan.

  Parameter yang digunakan pada uji toksisitas subakut adalah aktivitas enzim SGOT, SGPT dan gambaran histopatologi organ hati. Dipilihnya aktivitas enzim SGOT dan SGPT sebagai tolak ukur kemungkinan terjadinya kelainan hati oleh karena peningkatan aktivitas enzim-enzim tersebut merupakan indikator yang kuat dan peka terhadap adanya kelainan sel-sel hati. Parameter lain yang digunakan pada penelitian ini adalah melihat gambaran histopatologi organ hati, karena efek toksik terlihat dari adanya kelainan hati berupa deganerasi dan nekrosis.

  Pada uji toksisitas subakut dilakukan pemberian suspensi granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng ) sehari sekali dengan rute per oral selama 14 hari. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan 36 ekor dibagi dalam 4 kelompok dimana masing-masing kelompok 9 ekor. Setiap kelompok diuji dengan dosis yang berbeda yaitu kelompok yang diuji dengan dosis efektif 10 mg/ kg BB mencit atau 0,2 mg / 20 g BB mencit (KEL.I), 5x dosis efektif atau 1 mg / 20 g BB mencit (KEL.II), dan 10x dosis efektif 2 mg / 20 g BB mencit (KEL.III). Pada kelompok kontrol diberikan CMC-Na 0,5%. Dosis efektif yang digunakan adalah dosis yang mempunyai aktivitas obat pada manusia sehat yang dikonversikan pada hewan

  v

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  coba. Pada akhir masa uji dilakukan pembedahan dan diambil organ hati serta darahnya dari jantung (intra cardial). Kemudian diamati perubahan yang terjadi pada preparat histopatologi yaitu berupa degenerasi dan nekrosis. Perubahan diamati pada lima lapang pandang, diberi skor kemudian diolah datanya.

  Data dari enzim SGOT dan SGPT setelah didapat dianalisis menggunakan uji ANAVA pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil yang didapat untuk SGPT setelah dianalisis didapatkan harga sig= 0,225. Sig tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara kontrol dengan semua kelompok perlakuan . Sedangkan enzim SGOT setelah dianalisis didapatkan harga sig = 0,978. Sig tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara kontrol dengan semua kelompok perlakuan.

  Sedangkan hasil analisis Histopatologi dengan menggunakan uji Kruskal Wallis untuk degenerasi pada perubahan degenerasi didapatkan harga signifikansi (Asymp.Sig.) = 0,000 . Harga signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna diantara semua kelompok uji.

  Selanjutnya dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitney U antara kelompok kontrol dengan kelompok 1x dosis efektif ; kontrol dengan 5x dosis efektif ; kontrol dengan 10x dosis efektif, didapatkan hasil adanya perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dengan seluruh kelompok uji. Sedangkan hasil analisis Kruskal Wallis untuk histopatologi hati pada perubahan berupa nekrosis didapatkan harga signifikansi (Asymp.Sig.) = 0,548 signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada perbedaan bermakna diantara semua kelompok uji. Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Atrocarpus champeden Spreng) dapat menyebabkan perubahan histopatologi hati berupa degenerasi.

  Berdasarkan pada pengamatan kedua parameter tersebut yakni pengujian enzim SGOT, SGPT dan pengamatan histopatologi dari hati mencit dapat disimpulkan bahwa granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Atrocarpus

  champeden Spreng) tidak mempengaruhi terhadap peningkatan enzim SGOT dan

  SGPT mencit, sedangkan penggunaan granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Atrocarpus champeden Spreng) selama 14 hari dapat menyebabkan degenerasi sel hati. Sehingga dapat dikatakan bahwa granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Atrocarpus champeden Spreng) tidak menyebabkan hepatotoksik.

  vi

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRACT

  The test was about acute toxicity and subacute toxicity effects from granul ethanolic 80% extract of cempedak(Artocarpus champeden Spreng) The effect of its use was observed by SGOT and SGPT enzyme activities and the histopathology of the liver organ of male white mice.

  Study of acute toxicity used twenty mice for each extract and for subacute toxicity used thirty six mice and divide into four groups, one as control group with CMC-Na 0,5% and three groups were tested (Group I,Group II and Group III). Study of acute toxicity, control group only be given CMC-Na 0,5% suspension. Test group I was given higher dose of granul ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng). Each test groups was given ethanolic extract cempedak (Artocarpus champeden Spreng) orally 1,0 ml during 24 hours and observe for seven days.

  Study of subacute toxicity, control group only be given CMC-Na 0,5% suspension. Test group I was given effective dose granul ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng), test group II was given 5x effective dose of ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng), and test group III was given 10x effective dose of ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng). Each test groups was given granul ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng) orally one ml during a two weeks every day. After a two weeks those mice in eutanasi, be cut opened and then take the liver and blood from intra-cardial.

  Data from SGOT and SGPT enzymes were analyzed using ANAVA 95%. The change on the histopathology picture of the liver organ was recorded, and then scored and processed using the Kruskal-Wallis test. The result showed that SGOT value of sig = 0,978. That sig was higher than 0,05. Its mean that there was no significant differences between control and treatment group. SGPT value value of sig = 0,225. That sig was higher than 0,05. It means that there was no significant differences between control and treatment group. And the result of Kruskal-Wallis Analysis for degeneratif value show that Asymp. Sig = 0,000 that lower than 0,05. It means that there was have differentiation between treatment groups was significant. And than necrosys value show that Asymp. Sig = 0,548 that higher than 0,05. Its mean that the differentiation between treatment groups was no significant. It means that granul ethanolic extract of cempedak (Artocarpus champeden Spreng) didn’t have hepatotoxic effect on mice liver.

  Keyword : cempedak (Artocarpus champeden Spreng), hepatotoxic effects,

  SGOT and SGPT, liver histopathology, acute and subacute toxicity

  vii

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

  Halaman

  LEMBAR PERSETUJUAN

  i …………………………………………

  

LEMBAR PERNYATAAN................................................................. ii

KATA PENGANTAR

  iii ……………………………………………….

  RINGKASAN

  v ………………………………………………………..

  ABSTRAK

  vii ……………………………………………………………

  DAFTAR ISI

  …………………………………………………………. viii

  DAFTAR GAMBAR

  ………………………………………………… xi

  DAFTAR TABEL

  xii ……………………………………………………

  DAFTAR LAMPIRAN

  ……………………………………………… xiii

  BAB I PENDAHULUAN

  ……………………………………………. 1

  1.1. Latar Belakang……………………………………………. 1

  1.2. Rumusan Masalah………………………………………… 4

  1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………. 4

  1.3.1. Tujuan Umum ……………………………………… 4

  1.3.2. Tujuan Khusus……………………………………… 4

  1.4 Hipotesis…………………………………………………... 5

  5 1.5 Manfaat Penelitian………………………………………...

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  6 …………………………………….

  2.1. Tinjauan tentang Artocarpus champeden Spreng………… 6

  2.1.1. Klasifikasi Tanaman………………………………... 6

  2.1.2. Nama Daerah Tanaman……………………………... 7

  2.1.3. Deskripsi Tanaman…………………………………. 7

  2.1.4. Kandungan Kimia…………………………………... 8

  2.1.5. Bioaktivitas dan Kegunaan Tanaman………………. 8

  2.2. Tinjau an Toksisitas……………………………………….. 9 9 2.2.1. Tujuan Studi Toksisitas…………………................

  2.2.2. Macam Studi Toksisitas……………………………. 9

  2.2.2.1. Toksisitas Akut………………………………… 9

  10

  2.2.2.2. Toksisitas Sub Akut……………………………

  11

  2.3. Tinjauan Hati………..……………………………………

  11 2.3.1. Anatomi dan Fisiologi Hati………………………..

  13 2.3.2. Fungsi Hati………………………………………...

  13 2.3.2.1. Fungsi Vaskular untuk Menyimpan Darah….

  13 2.3.2.2. Fungsi Metabolisme………………………….

  14

  2.3.2.3. Fungsi Ekskresi………………………………

  2.3.2.4. Fungsi Prote

  14 ksi………………………………

  14

  2.3.2.5. Fungsi Detoksifikasi…………………………

  15 2.3.3. Test Gangguan Hati……………………………….

  15

  2.3.4. Tinjauan Parameter Kerusakan Hati………………

  18 2.4. Tinjauan Enzim………………………………………….

  18 2.4.1. Sifat Umum Enzim……………………………….

  2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berlangsungnya

  18 Reaksi Enzim……………………………………

  viii

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  18 2.4.2.1. Kadar Enzim dan Substrat………………….

  19

  2.4.2.2. Suhu…………………………………………

  19 2.4.2.3. pH…………………………………………..

  19 2.4.2.4. Inhibitor…………………………………….

  2.4.3. Tinjauan Enzim SGOT dan SGP

  19 T………………

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

  22 ………………………….

  24 3.1. Skema Kerangka Penelitian…………………………….

  BAB IV METODE PENELITIAN

  25 ………………………………

  25 4.1. Bahan ……….…………………………………………..

  25 4.1.1. Bahan Kimia………….…………………………...

  4.1.2. Bahan Larutan Uji Toksisi

  25 tas……………………...

  25 4.1.3. Bahan Uji………………………………………….

  4.2.

  26 Hewan Coba……………………………………………..

  4.3. Alat-

  26 Alat Penelitian……………………………………..

  26 4.4. Penyiapan Obyek Penelitian…………………………….

  26 4.5. Cara Kerja………………………………………………..

  4.5.1. Pemilihan Dosis Uji

  26 Toksisitas Akut...……………

  27 4.5.2. Pemilihan Dosis Uji Toksisitas Subakut…………...

  27 4.5.3. Penyiapan Bahan Uji……………………………….

  27

  4.5.4. Pengumpulan Data Uji Toksisitas Akut……………

  4.5.5. Pe 28 ngumpulan Data Uji Toksisitas Subakut……….

  28 4.5.6. Analisis Data Uji Toksisitas Akut…………..........

  28 4.5.7. Analisis Data Uji Toksisitas Subakut……………..

  28 4.5.7.1. Pemeriksaan Preparat……………………….

  29 4.5.7.2. Analisis Data Preparat……………………….

  29 4.5.7.3. Pembuatan Preparat Histopatologi………….

  30 4.5.7.4. Analisis Enzim SGOT dan SGPT…………….

  BAB V HASIL PENELITIAN

  34 ……………………………..............

  34

  5.1. Data Hasil Penelitian….…………….……………………

  34

  5.1.1. Uji Toksisitas Akut…….…………………………… 5.

  1.2. Uji Toksisitas Subakut………………………………. 35

  5.1.2.1. Nilai Skor Perubahan Gambar Histopatologi

  35 Hati Pada Mencit……………………………..

  5.1.2.2. Hasil Pengamatan Histopatologi Hati Pada

  36 Mencit………………………………………...

  5.1.2.3. Hasil Pengamatan Enzim SGOT & SGPT

  38 Mencit………………………………………...

  40 5.2. Analisis Data……………………………………………….

  40

  5.2.1. Uji Toksisitas Akut……………………………………

  40 5.2.2. Histopatologi Sel Hati………………………………...

  5.2.2.1. Uji Statistik Kruskal-

  40 Wallis……………………

  42 5.2.2.2. Uji Mann Whitney U…………………………..

  5.2.3. Aktivitas Enzim SGOT & SG

  43 PT Mencit…………….

  43

  5.2.3.1. Uji ANAVA (One Way)………………………

  BAB VI PEMBAHASAN

  46 …………………………………………… BAB VII KESIMPULAN......................................................................

  52

  52 7.1. Kesimpulan………………………………………………….

  52 7.2. Saran………………………………………………………..

  ix

  x

  ………………………………………………… 53

  LAMPIRAN

  ………………………………………………………….. 57

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1. Pohon dan buah cempedak……………………………. 6

Gambar 2.2. Kulit b atang pohon cempedak……………………….... 7Gambar 2.3. Gambaran histopatologi sel hati normal yaitu sitoplasma tidak mengalami pembengkakan dan tidak

  pucat serta pada inti tidak terjadi penggumpalan

  17 kromatin, sinusoid (s)………………………………..

Gambar 2.4. Gambaran histopatologi sel hati yang mengalami degenerasi yaitu terjadinya pembengkakan pada

  sitoplasma nampak bervakuola dan lebih pucat

  17 daripada sel normal …………………………………

Gambar 2.5. Gambaran histopatologi sel hati yang mengalami nekrosis berupa piknotik yaitu terjadinya

  penggumpalan kromatin, inti tampak lebih padat dan

  18 bewarna gelap hitam…………………………………... Gambar 2.6.

  Reaksi penentuan aktivitas enzim SGOT…………….. 20 Gambar 2.7. Reaksi penentuan aktivitas enzim SGPT…………….. 21

Gambar 3.1. Skema keran

  24 gka konseptual………………………… Gambar 4.1.

  Skema pemberian bahan uji toksisitas akut………….. 31 Gambar 4.2.

  32 Skema pemberian bahan uji toksisitas subakut………

Gambar 5.1. Gambaran histopatologi hati normal pada perbesaran

  37 400x……………………………………………………

Gambar 5.2. Gambaran histopatologi hati pada perbesaran 400x yang terjadi degenerasi yakni terjadi pembengkakan

  pada sitoplasma, sitoplasma Nampak bervakuola

  37 daripada sel normal…………………………………….

Gambar 5.3. Gambaran histopatologi hati pada perbesaran 400x yang terjadi nekrosis berupa piknotik yakni terjadinya

  penggumpalan kromatin dan tidak dikenali lagi inti (nukleus), inti tampak lebih padat dan berwarna gelap

  38 hitam…………………………………………………...

  xi ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel II.1.

  10 Kategori Toksisitas Zat Kimia Pada Tikus……………………… Tabel IV.1. Formulasi Granul Sediaan Kapsul Ekstrak Kulit Batang

  25 Cempedak………………………………………………………... Tabel IV.2.

  29 Skor Perubahan Gambaran Histopatologi Hati Mencit…………. Tabel V.1. Hasil Uji Toksisi

  34 tas Akut pada Mencit…………………………. Tabel V.2. Nilai Skor Perubahan Histologi Mencit pada Kelompok

  35 Perlakuan yang mengalami perubahan berupa degenerasi……… Tabel V.3. Nilai Skor Perubahan Histologi Mencit pada Kelompok

  36 Perlakuan yang mengalami perubahan berupa nekrosis………… Tabel V.4. Aktivitas Enzim SGOT Mencit pada Seluruh Kelompok

  38 Perlakuan………………………………………………………… Tabel V.5. Aktivitas Enzim SGPT Mencit pada Seluruh Kelompok

  39 Perlakuan………………………………………………………… Tabel V.6. Harga Rerata Hasil Pengamatan Histopatologi pada Perubahan

  41 berupa Degenerasi……………………………………………….. Tabel V.7. Hasil Uji Kruskal-

  41 Wallis pada Perubahan berupa Degenerasi….. Tabel V.8. Harga Rerata Hasil Pengamatan Histopatologi pada Perubahan

  41 berupa Nekrosis……………………………………………….. Tabel V.9. Hasil Uji Kruskal-

  42 Wallis pada Perubahan berupa Nekrosis…….. Tabel V.10. Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol dengan Kelompok 1

  42 yang Mengalami Perubahan berupa Degenerasi………………… Tabel V.11. Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol dengan Kelompok 2

  43 yang Mengalami Perubahan berupa Degenerasi………………… Tabel V.12. Hasil Uji Mann-Whitney U Antara Kontrol dengan Kelompok 3

  43 yang Mengalami Perubahan berupa Degenerasi………………… Tabel V.13. Hasil Rerata Aktivitas SGOT Hewan Coba Tiap Kelomp

  44 ok…… Tabel V.14. Ringkasan ANAVA untuk Aktivitas Enzim SGOT Hewan Coba

  44 Tabel V.15.

  44 Hasil Rerata Aktivitas SGPT Hewan Coba Tiap Kelompok…… Tabel V.16. Ringkasan ANAVA untuk Aktivitas Enzim SGPT Hewan Coba

  45

  

xii xiii

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  63

  79

  78

  77

  75

  72

  70

  67

  61

  Lampiran 1 Contoh Perhitungan Toksisitas Akut……………………….. 57

  60

  58

  Konversi dosis……………………………………………… Volume maksimum pemberian obat pada hewan coba…….. Hasil pemeriksaan organ hati mencit……………………….

  Hasil uji Kruskal- Wallis……………………………………. Hasil uji Mann- Whitney U…………………………………. Hasil uji ANAVA…………………………………………… Klasifikasi toksisitas………………………………………..

  Hasil skoring histopatologi hati……………………………. Data hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT………………….

  P engambilan dan pemeriksaan serum………………………. Pembuatan preparat histopatologi hati……………………...

  Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Contoh Perhitungan Toksisitas Subakut……………………..

  80 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Saat ini, dunia berada dalam iklim back to nature atau dikenal dengan gerakan kembali ke alam yang dalam pelaksanaannya membiasakan hidup dengan menghindari bahan-bahan kimia sintesis dan lebih mengutamakan bahan alami. Semua hal yang serba natural semakin digemari dan dicari orang, salah satunya adalah penggunaan tumbuhan untuk pengobatan (Kardinan & Kusuma, 2003). Para ahli dari berbagai negara seperti Jerman, India, Cina, Australia, Indonesia dan sebagainya, tidak henti-hentinya mengadakan penelitian dan pengujian berbagai tumbuhan yang secara tradisional dipakai untuk penyembuhan penyakit tertentu. Hasil penelitian dan pengujian secara ilmiah tersebut disimpulkan bahwa dapat dipertanggungjawabkan sebab telah diketahui adanya komposisi kandungan kimiawi yang berguna sebagai obat (Thomas,1992). Di Indonesia penggunaan obat tradisional masih banyak dilakukan dan hal ini sudah menjadi tradisi masyarakat di Indonesia sejak lama. Sampai saat ini masyarakat masih menggunakan obat tradisional, bahkan ada kecenderungan hal tersebut meningkat, karena obat tradisional dianggap relatif tidak menimbulkan efek samping yang bermakna (Sutarjadi, 1991).

  Tumbuhan Artocarpus champeden (suku Moraceae) atau yang dikenal masyarakat dengan nama daerah cempedak, secara empirik digunakan untuk bahan ramuan tradisional, antara lain sebagai obat demam,disentri, malaria, dan penyakit kulit. Cempedak mempunyai tujuh kandungan senyawa flavonoid : artonin A , sikloheteropilin, heteroflavon C, artoindosianin E, artoindosianin R, artoindosianin A-2, heteropilin (Widyawaruyanti et al, 2007) dan empat senyawa flavon : artocarpon A & artocarpon B (Widyawaruyanti et al, 2007), artoindosianin A & artoindosianin B (Hakim et al,1999). Selain itu terdapat kandungan lain yaitu empat senyawa triterpen : sikloeukalenol, glutinol, sikloartenon, 24- metilsikloartenon serta suatu senyawa sterol yaitu β-sitosterol (Hakim et al, 1996).

  1

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  2 Berdasarkan penelitian penelitian Boonlaksiri et al, (2000) melaporakan bahwa senyawa stilbene terprenilasi dari Artocarpus intreger (nama lain dari cempedak) mempunyai aktivitas anti malaria in vitro pada Plasmodium falcifarum . Sedangkan penelitian yang lain menunjukkan kulit batang cempedak dapat menurunkan jumlah parasit Plasmodium berghei darah mencit yang telah terinfeksi malaria (Utomo,2003;Hidayati,2004). Aktivitas malaria juga ditunjukkan dari beberapa isolat yang diperoleh dari tanaman ini dan salah satunya isolat terindentifikasi sebagai heteroflavon C, suatu flavon terprenilasi menunjukan aktivitas yang lebih poten daripada kloroquin (Widyawaruyanti et al, 2007).

  Maretnowati (2007) telah melakukan uji toksisitas akut dan subakut ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang Artocarpus champeden Spreng dengan parameter histopatologi hati mencit menunjukkan bahwa harga LD

  50 ekstrak

  etanol dan ekstrak air kulit batang cempedak di atas 21 g/kg BB untuk mencit relatif kurang berbahaya. Akan tetapi pada pemberian ekstrak etanol dapat menyebabkan terjadinya perubahan gambaran histopatologi berupa degenerasi dan nekrosis pada dosis 10x dosis lazim sedangkan ekstrak air dapat menyebabkan terjadinya degenerasi dan tidak terjadi nekrosis. Penelitian lainnya uji toksisitas ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak juga menunjukkan zat yang relatif kurang berbahaya akan tetapi pula ekstrak ini dapat menyebabkan perubahahan morfologi hati dan meningkatkan kadar enzim SGOT dan SGPT pada mencit (Wardhani, 2008).

  Mengingat cempedak mempunyai aktivitas yang poten sebagai obat antimalaria dan prospektif untuk obat fitofarmaka sehingga perlu dikembangkan. Pengembangan produk fitofarmaka ini perlu dilakukan untuk menjamin keefektifan,khasiat,keamanannya.

  Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melanjutkan penelitian dengan melakukan uji toksisitas tablet obat antimalaria yang berasal dari ekstrak etanol 80% kulit batang Artocarpus champeden Spreng diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi keamanan pemakaian obat tersebut terhadap manusia.

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  3 Pada penelitian ini akan dilakukan uji toksisitas dengan menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus). Uji toksisitas yang dilakukan yaitu uji toksisitas akut dan subakut. Uji toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan parameter LD

  50 untuk mendapatkan dosis yang aman. Sedangkan uji toksisitas

  subakut dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi organ hati untuk mengetahui derajat kerusakan yang mungkin di timbulkan akibat pemakaian obat dalam jangka waktu tertentu dan peningkatan enzim SGOT dan SGPT.

  Pemilihan hati sebagai organ sasaran yang mungkin dirusak oleh adanya efek toksik dari obat dikarenakan hati merupakan organ tubuh yang rentan terhadap pengaruh bahan toksik. Kerentanan tersebut terkait dengan posisinya dalam sirkulasi cairan tubuh. Hati memiliki dua sumber suplai darah, yaitu dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatika, dan dari aorta melalui arteri hepatika. Setelah diabsorbsi, zat-zat toksik maupun bahan obat akan masuk ke peredaran darah dan kemudian didetoksifikasi dalam hati menjadi zat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi melalui ginjal. Adanya zat-zat toksik dalam jumlah besar dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati (Koeman, 1987 ; Price dan Wilson, 2002). Selain itu, hati merupakan organ parenkim terbesar dan memegang peranan penting pada proses metabolisme tubuh (Hadi, 2002).

  Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah aktivitas enzim SGOT dan SGPT karena aktivitas enzim-enzim tersebut merupakan indikator yang kuat dan peka terhadap adanya kerusakan atau kelainan sel-sel hati.

  Terjadinya kerusakan sel-sel tersebut menyebabkan bebasnya enzim-enzim intraseluler masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadarnya di dalam darah meningkat (Hadi, 2002). Parameter yang lain adalah gambaran histopatologi organ hati. Ini digunakan untuk mengetahui derajat kerusakan yang mungkin ditimbulkan akibat pemakaian obat dalam jangka waktu tertentu. Sel hati yang mengalami kerusakan ditandai dengan adanya degenerasi dan nekrosis (meliputi piknosis, karioeksis, dan kariolisis).

  Pada penelitian toksisitas ini mengacu pada peneltian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wardhani pada tahun 2008. Uji toksisitas yang dilakukan peneliti sebelumnya yaitu menguji ekstrak kulit batang cempedak dengan etanol

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  4 80 % sedangkan pada penelitian ini menggunakan sediaan granul yang dibuat berasal dari penelitian sebelumnya. Diharapkan pada penelitian ini sediaan granul ini dapat meningkatkan kemananannya dibanding dalam keadaan ekstraknya.

  1.2. Rumusan Masalah

  1. Apakah granul ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus

  champeden Spreng) dapat menimbulkan efek toksisitas akut berdasarkan

  parameter LD

  50 ?

  2. Apakah granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) dapat menimbulkan efek toksisitas subakut berdasarkan parameter histopatologi organ hati dan aktivitas enzim SGOT dan SGPT ?

  1.3. Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum

  Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut dan subakut dari granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) pada mencit.

  1.3.2. Tujuan Khusus

  1. Menentukan toksisitas akut dari granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) berdasarkan parameter LD

  50

  2. Mengetahui efek toksisitas subakut dari granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) berdasarkan parameter histopatologi organ hati dan aktivitas kadar enzim SGOT dan SGPT pada mencit

  5

  1.4. Hipotesis

  Granul berasal dari ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus

  champeden Spreng) tidak menimbulkan efek toksik dan tidak mempengaruhi aktivitas enzim SGOT dan SGPT pada hati mencit.

  1.5. Manfaat Penelitian

  1. Untuk memperkirakan spektrum efek toksik berdasarkan toksisitas relatifnya dengan keamanan penggunaan tablet berasal dari granul ektrak etanol 80% kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng)

  2. Untuk memberikan informasi dalam merencanakan pengujian pada manusia

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  6 BAB II

  Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Sub kelas : Monochlamydae Bangsa : Morales Suku : Moraceae Marga : Artocarpus Jenis : Artocarpus champeden Spreng (Van Steenis, 1975;

  Backer & Van den Brink,1965)