TESIS PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM KANONIK KATOLIK DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

  TESIS PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM KANONIK KATOLIK DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN OLEH: FLORENCIA IRENA, S.H. NIM. 031324253021 PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM KANONIK KATOLIK DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Oleh: FLORENCIA IRENA, S.H. NIM. 031324253021 PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  Tesis ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Panitia Penguji, Pada tanggal 5 Februari 2016 PANITIA PENGUJI TESIS: Ketua : Prof. Dr. Drs. Abd. Shomad, S.H., M.H. Anggota : 1. Dr. Sri Handajani, S.H., M.Hum.

   2. Leonora Bakarbessy, S.H., M.H.

   3. Dian Purnama Anugerah, S.H., M.Kn., LL.M.

  MOTTO “Apa yang telah kau tabur itulah yang nantinya akan kau tuai”

  ABSTRAKSI

  Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (UU Perkawinan) yang menyatakan bahwa suatu perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu serta perkawinan tersebut dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agama Katolik mempunyai kumpulan hukum resmi gereja yang berlaku bagi umatnya, yaitu Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici). Meskipun tidak mengenal perceraian, dalam agama Katolik mengenal adanya pembatalan perkawinan. Hukum Kanonik mengatur pembatalan perkawinan yang mana perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan tidak sah sehingga tidak terbentuklah suatu perkawinan. Begitu juga dalam UU Perkawinan mengatur tentang pembatalan perkawinan jika para pihak tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan suatu perkawinan atau karena ada larangan untuk melangsungkan perkawinan. Permasalahan dalam tesis ini adalah aturan hukum antara Hukum Kanonik Katolik dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengenai pembatalan perkawinan dan akibat hukum pembatalan perkawinan terhadap suami isteri, anak, dan harta benda perkawinan dalam Hukum Kanonik Katolik dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan pendekatan yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut adalah pendekatan perundang-undangan (Statue

  Approach ), pendekatan perbandingan (Comparative Approach) dan pendekatan

  konseptual (Conceptual Approach). Hasil penelitian memperoleh jawaban bahwa Hukum Kanonik dan UU Perkawinan mempunyai persamaan dan perbedaan dalam mengatur pembatalan perkawinan, mengenai akibat hukum pembatalan pada Hukum Kanonik hanya mengatur terhadap suami isteri, sedangkan pada UU Perkawinan mengatur terhadap suami isteri, anak, dan harta benda perkawinan.

  Kata Kunci: Hukum Kanonik, Pembatalan Perkawinan, Undang-Undang Perkawinan.

  ABSTRACTION

  Article 2 of Law Number 1 Year 1974 (also known as Indonesian Marital Act/Undang-Undang Perkawinan) regulates marriage annulment. The article states that a marriage is considered legal if the marriage is done based on the bride and the bridegroom’s religious view and is registered in accordance with legislation in force. Catholicism uses a codification of canonical laws (Codex luris

  canonici ) to regulate catholic marriage. Although the concept of divorce does not exist in Catholicism, the concept of marriage annulment exists in Catholicism.

  Catholic Canonical laws regulates declaration of nullity stating that a marriage contract between a man and a woman is invalid and thus the marriage never exists. Similarly, Indonesian Marital Act also regulates marriage annulment. In the act, a marriage is nullified if the party (or parties) involved in marriage fails to meet requirements in conducting marriage or because of some reasons prohibiting marriage. The issue discussed in this thesis is the comparison between concept of marriage annulment stated on Catholic Canonical Laws and on Indonesian Marital Act in terms of legal consequences of marriage annulment for husband and wife, children, and post-marital properties. This thesis is a normative legal research. In this thesis, the writer applied several approaches, namely statute approach, comparative approach, and conceptual approach. The findings of this thesis indicate that despite both Catholic Canonical Laws and Indonesian Marital Act regulate marriage annulment and its legal consequences; there is difference between these two. Catholic Canonical Laws merely states legal consequences of marriage annulment for husband and wife while Indonesian Marital Act also states the legal consequences of marriage annulment for husband and wife, children, and post-marital properties.

  Keywords: Catholic Canonical Laws, Marriage Annulment, Indonesian Marital Act

  Penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas berkat dan tuntunanNya yang tak berkesudahan telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat kelulusan Magister Kenotariatan Universitas Airlangga. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

  Hukum Universitas Airlangga beserta para Wakil Dekan; 2. Bapak Dr. Agus Sekarmadji, S.H., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

  3. Ibu Dr. Sri Handajani, S.H., M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan pikiran, serta membimbing dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan baik; 4. Seluruh panitia penguji antara lain yang terhormat Bapak Prof. Dr. Drs.

  Abd. Shomad, S.H., M.H., selaku Ketua Tim Penguji Tesis, Ibu Dr. Sri Handajani, S.H., M.Hum., Ibu Leonora Bakarbessy, S.H., M.H. dan Bapak Dian Purnama Anugerah, S.H., M.Kn., LL.M., selaku anggota tim penguji tesis, yang telah berkenan memberikan masukan dan arahan untuk menyempurnakan penulisan tesis ini; 5. Para Guru Besar, Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Magister

  Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis;

  6. Seluruh Staff Tata Usaha pada Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, khususnya Ibu Emi, Mas Eswanto, Pak Munif, dan Mas Wawan yang selama ini telah membantu dalam proses administrasi mulai dari awal masuk perkuliahan hingga berakhirnya masa studi ini; 7. Romo Aegidius Eko Aldianto, O.Carm, selaku Romo Paroki Gereja Santa

  Theresia Pandaan, Keuskupan Malang, yang telah memberikan waktu serta dengan sabar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis;

  8. Pengadilan Negeri Bangil khususnya Bapak A. Rico H. Sitanggang, S.H., M.Kn., selaku Hakim Anggota Pengadilan Negeri Bangil, yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis terkait penulisan tugas akhir ini dan Bapak Yohanes Akung Mardianto yang berbaik hati membantu dalam proses administrasi sehingga penulis dapat melakukan wawancara di Pengadilan Negeri Bangil; 9. Kedua orang tua, kakak dan adik, keponakanku yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi tiada henti terhadap penulis;

  10. Rekan-rekan seperjuangan di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Angkatan 2013/2014: Anita Ongko Wijaya, Alex Lauwda, Indira Ibrahim, Irmadela Verdiana, Naily Ulya Faiqah, Yudith S.

  Baga, Balgis H.S., Asvina Masita, Made Dwi Sulistyawati, Monica J. J, Rosita,Desak Agung M.M, Lucky Marvin, Adolf L.F.H, Mulya Lazwardi, Renaldo Liadi, Nenny M. S. yang kompak sehingga membuat suasana kuliah bagai dalam lingkungan keluarga;

  11. Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua.

  Surabaya, Februari 2016 Penulis

  DAFTAR ISI

  halaman

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii MOTTO .................................................................................................................. iv ABSTRAKSI ............................................................................................................. v KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................................. x DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1 2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7 3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 7 4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8 5. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 8 6. Metode Penelitian ................................................................................................. 20 7. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 23 BABIIATURAN HUKUM ANTARA HUKUM KANONIK KATOLIK DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 MENGENAI PEMBATALAN PERKAWINAN 1. Aturan Hukum Kanonik Katolik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

  pembatalan perkawinan ......................................................................................... 25 2. Aturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengenai pembatalan perkawinan…………………………………………………………….. .............. 59

  3. Persamaan dan perbedaan pengaturan hukum mengenai pembatalan perkawinan antara Hukum Kanonik Katolik dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ............................................................................................................ 71

  BAB IIIAKIBAT HUKUM PEMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP SUAMI ISTERI, ANAK, DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM HUKUM KANONIK KATOLIK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 1. Akibat hukum pembatalan perkawinan terhadap suami isteri............................... 82 2. Akibat hukum pembatalan terhadap anak ............................................................. 84 3. Akibat hukum pembatalan perkawinan terhadap

  harta benda perkawinan ......................................................................................... 89

  BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ............................................................................................................ 99 2. Saran ..................................................................................................................... 102 DAFTAR BACAAN

  DAFTAR TABEL

  halaman Tabel 1. Persamaan dan perbedaan aturan Hukum Kanonik Katolik dengan

  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengenai pembatalan perkawinan ................................................................................................... 82 Tabel 2. Persamaan dan perbedaan akibat hukum pembatalan perkawinan terhadap suami isteri, anak, dan harta benda perkawinan antara Hukum

  Kanonik Katolik dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ............... 104