PPT MARDANI PENGAJARAN IMAN KPD ALLAH

MENGAJARKAN MATERI IMAN KEPADA ALLAH

  

TERHADAP SISWA SMA KELAS X BERDASARKAN TEORI

KOGNITIF

DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PEMBELAJARAN HUMANISTIK

SERTA MEBANDINGKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

  

IMAM AL-GHOZALI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan Dosen Pengampu: Drs. Ma’arif Jamuin, M.Sc M A R D A N I G000110046 TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

A. LATAR BELAKANG

  

  mengajarkan materi iman kepada Allah terhadap anak, merupakan hal terpenting yang harus dilakukan. Bagi pendidik, mengajarkan materi iman kepada Allah terhadap peserta didik merupakan tantangan yang harus dihadapi, karna tidak semua fase perkembangan pemikiran anak dapat menerima secara langsung mengenai materi Iman kepada Allah, sehingga banyak pendidik memiliki cara tersendiri dalam mengajarkan materi beriman kepada Allah terhadap peserta didik, baik dalam cara penyampainnya ataupun mengembangkan metode metode belajar yang telah dipelajari LANJUTAN..

  

  namun hal tersebut belum cukup untuk memaksimalkan proses memahamkan siswa mengenai iman kepada Allah, sehingga perlu adanya pertimbangan mengenai kapan si anak dapat menerima materi iman kepada Allah yang sesuai dengan perkembangan pemikiran psikologisnya. Serta dibutuhkan metode-metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi Iman kepada Allah, sehingga proses pentransferan materi dapat berlangsung dengan baik, sesuai dengan proses perkembangan pemikiran anak.

B. PEMBAHASAN

   Materi Iman kepada Allah untuk siswa SMA kelas X PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH Iman kepada Allah adalah mengakui adanya Allah yang maha pencipta semua mahkluk, pada hakikatnya iman kepada Allah bagi manusia sudah terjadi ketika manusia itu dilahirkan, manusia membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak

  Bukti-Bukti adanya Allah 1.hakikat manusia sebagai makluk yang bertuhan

  Pada hakikat manusia membutuhkan yang maha kuasa tempat berlindung dan semua agama mengakui adanya tuhan 2.ayat-ayat Alquran Di dalam kitap alquran terdapat ayat-ayat adanya Allah tuhan yang maha kuasa di antaranya: a.surat Albaqarah ayat 163 ) 163 (ُميَِحرلا ُنَمَْحرلا َوُه حلِإ َهَلِإ َل ٌدَِاَو ٌهَلِإ ْمُكُُهَلِإَو Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang

berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang. b.surat ar rum ayat 25 ْمُتْنَأ اَذِإ ِضْرَ ْلا َنِم ًةَوْعَد ْمُكاَعَد اَذِإ حمُث ِهِرْمَأِب ُضضْرَ ْلاَو ُءاَمحسلا َموُقَت ْنَأ ِهِتاَياَء ْنِمَو

  ) 25 (َضنوُجُرْخَت Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan

bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu

  Aspek-Aspek yang mencakup iman kepada Allah SWT Adapun yang mencakup aspek iman kepada Allah SWT ialah[3]:

1. Iman Akan adanya Allah

  

Kebesaran Allah ini dapat dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ (Al-Quran dan

Hadis) danperasaan, hal ini sebagaimana terperinci di dalam poin-poin berikut ini : a. Dalil kebesaran Allah berdasarkan fitrah.

  Semua mahkluk di ciptakan oleh Allah dalam keadaan beriman kepada penciptanya, tanpa melalui proses berputar. Seseorang tidak akan berpaling

dari fitrah ini kecuali jika ada sesuatu yang memalingkan hatinya dari fitrah

tersebut. Sebagaimana sabda nabi “tidak ada anak yang terlahir kecuali di lahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi dan Nasrani atau Majusi(H.R Bukhari)

  b. Dalil Keberadaan Allah Berdasarka Akal Semua makhluk baik yang pada zaman dulu pmaupun yang kan dating pasti membutuhkan pencipta yang menciptakannya. Sedang mereka tidak

  Manfaat Beriman Kepada Allah  menguatkan Tauhid kepada Allah sehingga seseorang yang telah beriman kepada Allah tidak akan mengagungkan dirinya kepada sesuaatu selain Allah, baik dengan cara berharap ataupun takut kepadanya, dan ia tidak akan menyembah selain Allah.

   mewujudkan penghambaaan diri kepada Allah yaitu dengan melakukan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangya.

  fungsi beriman kepada Allah Menyadari kelemahan diri di depan Allah

  Menyadari bahwa segala sesuatu yang dinikmati dalam kehidupan ini berasal dari Allah SWT.

  Menyadari bahwa dirinya pasti akan kembali kepada Allah dan

dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatan yang pernah

dilakukan.

  Sadar dan segera bertaubat apabila terjadi kekhilafab dalam berbuat

dosa dan segera memohon ampun serta bertaubat kepada Allah

SWT sebagaiman firman Allah Q.S Al-imran : 135. ُرِفْغَي ْنَمَو ْمِهِبوُنُذِل اوُرَفْغَتْساَف َهحّلا اوُرَكَذ ْمُهَسُفْنَأ اوُمََّظ ْوَأ ًضةَشَِاَف اوَُّعَف اَذِإ َنيِذحلاَو

  ) 135 (َنوُمَّْعَي ْمُضهَو اوَُّعَف اَم ىََّع اوورِصُي ْمَلَو ُضهحّلا حلِإ َبوُنوذلا

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji

atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak

  

Mengajarkan materi beriman kepada Allah kepada siswa

SMA kelas X berdasarkan teori kognitif oleh piaget

  Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah suatu proses genetik yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Suyono, Haryanto, 2011:82-

  83

   Menurut Piaget Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya dibagi dalam empat periode utama atau tahapan- tahapan sebagai berikut :

   Tahap sensori motor ( sejak lahir sampai sekitar 2 tahun)

   Tahap pra-operasional ( sekitar usia 2 – 7 tahun)

   Tahap operasional konkret ( sekitar 7- 11 tahun)

   Tahap operasional formal ( usia 11 tahun dan seterusnya) Suyono, Haryanto, 2011:82-83

  Tahapan oprasional formal

  Tahapan oprasional formal, yang berawal dari sekitar usia 11 tahun berupa peningkatan cara berfikir abstrak yang berlangsung hingga sekitar usia 16 tahun atau seterusnya. (Winfred,Teories of learning, 2011:163)

  Mengajarkan materi beriman kepada Allah, menggunakan teori belajar humanistic

  Konsep dasar dalam pembelajaran ini menganggap bahwa proses belajar pada siswa akan benar-benar terjadi apabila sesuatu yang dipelajari memiliki arti bagi individu yang bersangkutan. Menurut Gayne & Briggs (Sugihartono dkk, 2007: 117) ialah bagaimana siswa mampu memperoleh arti atau mengambil manfaat bagi diri pribadi siswa dari materi yang dipelajari tersebut dalam bentuk kemampuannya menghubungkan dengan kehidupan nyata. Hal ini disebabkan arti atau kebermaknaan sebuah materi pelajaran tidaklah menyatu dalam materi tersebut. Akan tetapi, individu siswa sendirilah yang memberikan arti pada sebuah materi pelajaran tersebut.

APLIKASI TEORI HUMANISTIK DI

  

PENDAHULUAN SEBELUM PEMBELAJARAN

DI MULAI (Irham dan Wiyani, 2014: 192):

   Memberikan sugesti-sugesti positif terhadap siswa mengenai materi beriman kepada Allah

   Memberikan pemaparan tentang manfaat dari mempelajari materi beriman kepada Allah

   Memunculkan rasa ingin tahu siswa dengan berbagai kegiatan terutama mengaitkan tentang iman kepada Allah

  LANJUTAN

  Menciptakan lingkungan fisik pembelajaran yang positif dan menyenangkan mencakup tata ruang dan kondisi lainnya.

   Menciptakan lingkungan sosio-emosional yang menyenangkan bagi seluruh siswa.

   Meredakan rasa gelisah, takut, dan sebagainya yang mungkin dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran dimulai.

   Menghilangkan segala bentuk hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran dan mengajak siswa untuk terlibat secara penuh sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran

  Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Proses Pembelajaran 1.

  Guru memberi pemahaman kepada siswa tujuan materi Iman kepada Allah bagi kehidupan peserta didik.

2. Guru menyampaikan materi Iman kepada Allah

  kepada siswa dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik dan mengkombinasikannya dengan ayat-ayat terkait Iman kepada Allah 3. Guru mempersiapkan film terkait Iman kepada Allah sehingga siswa dapat mengamati bentuk konkrit Iman kepada Allah meskipun itu hanya

  

4. Guru membimbing siswa dalam mengambil

makna dan memahami hakekat serta manfaat dari Iman kepada Allah yang telah dipelajari.

  

5. Guru memotivasi siswa untuk mengaplikasikan

pemahaman materi Iman kepada Allah dengan menekankan kepada siswa untuk selalu berusaha bertindak positif.

  

6. Sebagai sarana mengukur pemahaman dan

keyakinan siswa terkait Iman kepada Allah, guru memberi tugas setiap individu untuk membuat makalah terkait Iman kepada Allah berdasarkan film yang telah dilihat dan sumber referensi lainnya selama satu minggu.

  Implikasi mengajarkan materi beriman kepada Allah, terhadap siswa SMA kelas X

1. Dengan berdasarkan aspek psikologisnya,

  mengajarkan iman kepada Allah terhadap siswa SMA kelas X, sangatlah baik karna sesuai dengan toeri kognitif piaget. Dengan ini siswa akan dapat menerima materi tersebut sesuai dengan tahapan perkembangnya, dan dapat menjadikan materi yang telah diajarkan tersebut sebagai pengetahuan.

2. Dengan mengajarkan iman kepada Allah,

  

terhadap siswa SMA kelas X, dengan

menggunakan teori pembelajaran humanistik

serta berdasarkan toeri kognitif, maka

diharapkan terjadi penghayatan terhadap

materi iman kepada Allah oleh peserta didik,

sehingga menimbulkan respon (positif dan

negatif) dari peserta didik mengenai alasan

mengapa diwajibkannya beriman kepada

Allah, serta bagaimana jika tidak beriman

kepada Allah, yang tentunya sesuai dengan

materi yang telah diajarkan

3. Dalam pembelajaran yang

  

menggunakan teori humanistik, tentu

peserta didik akan mampu menerima

sedikit banyaknya materi yang

disampaikan oleh guru, sehingga

siswa dapat mengerti dan menyadari

akan pentingnya beriman kepada

Allah, sebagai mana materi yang telah

diajarkan oleh pendidik/guru.

4. Mengajarkan keimanan, yakni beriman

  

kepada Allah terhadap siswa SMA kelas X,

dengan menggunakan dua aspek diatas,

yaitu aspek psikologis dan aspek metode

pembelajarannya, maka diharapkan siswa

dapat merubah kepribadian yang awalnya

bersifat negatif menjadi positif, baik dari

cara berfikir, bertingkah laku, serta

bersosialisasi dengan masyarakat

sekitarnya, sehingga dapat mencerminkan

ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah

sesuai dengan apa yang telah dipelajari

sebelumnya.

MEMBANDINGKAN MODEL

  

PEMBELAJARAN DIATAS DENGAN MODEL

PEMBELAJAR IMAM AL-GHOZALI

YANG MECAKUP HAL-HAL BERIKUT:

  1. KAPAN PESERTA DIDIK MENERIMA MATERI KEIMANAN

  2. BAGAIMANA MODEL DAN PROSES PEMBELAJARANNYA DAN PENGAPLIKASIANNYA

  3. IMPLIKASI PENGAJARAN KEIMANAN TERHADAP PESERTA DIDIK

  Mengajarkan iman kepada Allah terhadap anak menurut Imam Al-Ghozali

  Perhatian Al-Ghazali terhadap metode pengajaran lebih dikhususkan bagi pengajaran pendidikan agama untuk anak-anak. Untuk ini ia telah mencontohkan suatu metode keteladanan bagi mental anak-anak, pembinaan budi pekerti, dan penanaman sifat-sifat keutamaan pada diri mereka. Metode pengajaran menurut Al-Ghazali dapat dibagi menjadi dua bagian antara pendidikan agama dan pendidikan akhlak.

  

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003), hal. 89.

  Mengajarkan agama dan keimanan sedini mungkin 

  Al-Ghazali berpendapat bahwa pendidikan agama dalam hal ini keimanan, harus mulai diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Sebab dalam tahun-tahun tersebut, seorang anak mempunyai persiapan menerima kepercayaan agama semata-mata dengan mengimankan saja dan tidak dituntut untuk mencari dalilnya.

  Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Metode khusus pendidikan agama dan keimanan 

  Menurut al-Ghazali metode ini pada prinsipnya di mulai dengan hafalan dan pemahaman, kemudian dilanjutkan dengan keyakinan dan pembenaran, setelah itu penegakan dalil-dalil dan keterangan yang bisa menunjang penguatan akidah.

  Implikasi pengajaran imam Gozali Dengan adanya metode tersebut, maka al- Ghazali menyimpulkan bahwa pendidikan itu harus mengarah kepada pembentukan akhlak mulia, sehingga Ia menjadikan al-Qur’an sebagai kurikulum dasar dalam pendidikan. Ia juga menyimpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan dan pembinaan itu ada 2 yaitu :

   Kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah.

   Kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

  KESIMPULAN

  Mengajarkan beriman kepada Allah terhadap siswa SMA kelas X, hendaknya melihat dua aspek yang berkaitan guna tercapainya materi beriman kepada Allah,

adapun dua aspek tersebut yaitu:

1. Aspek psikologis

  Dalam mengajarkan materi beriman kepada Allah, terhadap siswa SMA kelas X, agar dapat mempertimbangkan kesiapan menerima materi tersebut, sehingga perlu adanya teori yang menjelaskan kapan peserta didik dapat menerima materi tersebut, dalam hal ini yaitu menggunakan teori kognitif, yang dipopulerkan oleh piaget, yang mana peserta didik dapat menerima materi atau hal-hal yang bersifat abstrak yaitu pada masa operasional formal, dimana pada tahapan inilah perkembangan pemikiran siswa SMA kelas X dapat menerima materi iman kepada Allah, yakni berumir 11 tahun keatas.

2. Aspek pembelajaran

  Dalam aspek pembelajaran untuk

menyampaikan materi Iman kepada

Allah, yang disampikan kepada siswa

SMA kelasX, maka akan lebih baik jika

menggunakan teori humanistik, yang

bertujuan untuk memanusiakan manusia

sesuai perkembangan potensi-potensi

yang dimiliki oleh peserta didik, karna

potensi yang dimiliki setiap individu

masing-masing siswa sangatlah