KEARIFAN LOKAL DALAM PELESTARIAN BIODIVERSITI LAHAN RAWA

K E A R IF A N

LOKAL

DALAM

B IO D IV E R S IT I

N o o r g i n a y u w a t i ',

1 ,3

'B a l a i

R IN G K A S A N

B a la i

P e n g k a jia n

A chm ad


P e n e litia n
T e k n o lo g i

P E L E S T A R IA N

R A W A SRQPONMLKJIHGF

LAHAN

R a fie k '

d a n L in d a

P e r ta n ia n
P e r ta n ia n

Lahan

In d r a y a ti'


Raw a

K a lim a n ta n

S e la ta n

ihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

um berdaya alam dan biodiversiti (keanekaragam an hayati) sangat penting
artinya bagi kelangsungan kehidupan, dan pengelolaannya di lahan rawa
m em iliki keterkaitan yang erat dengan kekayaan keanekaragam an
budaya
lokal yang dim iliki m asyarakat. Petani di lahan rawa sudah sejak ratusan
tahun yang lalu telah m enghasilkan
dan m engem bangkan
pengetahuan
lokal yang arif untuk m em anfaatkan biodiversiti dalam usaha pertaniannya.
Kearifan lokal yangjuga disebut kearifan tradisional adalah pengetahuan yang
secara turun tem urun dim iliki oleh m asyarakat untuk m engelola lingkungan

hidupnya yaitu pengetahuan yang m elahirkan perilaku sebagai hasil adaptasi
m ereka terhadap lingkungannya, yang m em punyai im plikasi positifterhadap
kelestarian lingkungan. Kearifan lokal m asyarakat yang penting dalam
m em anfaatkan biodiversiti di lahan rawa lebak adalah berupa teknologi yang
dapat dim anfaatkan petani sebagai pertanda akan adanya m usim kering dan
datangnya air, kesesuaian tanah dengan tanam an serta penggunaan bahan
insitu sebagai pupuk organik. Sedangkan kearifan lokal m asyarakat dilahan
pasang surut adalah berupa teknologi pem ilihan lokasi pertanam an, pem ilihan
tanam an, pengelolaan hara, gejala alam dan pengendalian ham a penyakit.
Bentuk kearifan lokal petani dalam m em anfaatkan biodiversiti ini dapat
dijadikan sum ber inspirasi dan bahan pengkayaan teknologi pengelolaan
lahan rawa.

S

A.

PENDAHULUAN

Sum berdaya alam dan biodiversiti (keanekaragam an

hayati) sangat
penting artinya
bagi kelangsungan
kehidupan
m an usia. Pengelolaan
sum berdaya dan biodiversiti di Indonesia m em iliki keterkaitan yang erat
BIODIVERS/TICBA
RAW A

303

dengan kekayaan budaya lokal yang dim iliki. Ketergantungan
antara
pengelolaan biodiversiti dengan sistem -sistem sosial dan budaya lokal yang
hidup di tengah m asyarakat bisa dilihat dari pengetahuan dan cara-cara
kehidupan tradisional (Nababan, 1995)
Upaya petani dalam m enggeluti usahatani dan berinteraksi dengan
lahan rawa selam a ratusan tahun telah m enghasilkan pengetahuan lokal yang
selaras dengan kaidah keseim bangan dan kelestarian alam . Pengem bangan
pengetahuan lokal oleh petani banyak sekali yang berhubungan dengan

pem anfaatan . dan pelestarian biodiversiti. Petani di lahan rawa selam a ini
telah m enciptakan dan m em elihara beragam kearifan lokal yang berhubungan
dengan usaha pertanian dan kehidupannya. Kearifan lokal yang m ereka
kem bangkan
secara tidak langsung turut berperan dalam m elestarikan
biodiversiti. Di sisi lain, adaptasi m ereka yang intensif selam a bertahuntahun dengan lingkungan lahan rawa m endorong m ereka m engem bangkan
pengetahuan
dan teknologi lokal yang berkaitan erat dengan berbagai
tanam an, hewan dan ternak baik intraspesies m aupun antarspesies. Sem uanya
kem udian m endorong terciptanya biodiversiti pertanian di lahan rawa.
Kearifan lingkungan yang sebagian besar ada di m asyarakat pedesaan
berpangkal dari sistem nilai dan religi yang dianut dalam kom unitasnya.
Kearifan lingkungan tersebut sering juga disebut kearifan tradisional (Iokal)
yang m erupakan pengetahuan turun-tem urun dim iliki oleh m asyarakat untuk
m elahirkan perilaku sebagai hasil dari adaptasi m ereka terhadap lingkungan.
Kearifan lokal tersebut m em punyai im plikasi positif terhadap kelestarian
lingkungan. M enurut Adim ihardja (1998) bahwa sistem pengetahuan dan
teknologi lokal yang digunakan m asyarakat dari berbagai suku bangsa
m em iliki kesesuaian dengan logika ilm u pengetahuan m odern. Nam un
dem ikian perlu disadari bahwa sistem pengetahuan dan teknologi lokal tersebut

tidak dipaham i secara tuntas dan sem purna. Kearifan budaya lokal seharusnya
dipaham i sebagai suatu pengetahuan yang dinam is dan berkem bang terus
sejalan dengan tuntutan kebutuhan m anusia. Pem aham an terhadap sistem
pengetahuan dan teknologi lokal dari berbagai lingkungan tersebut m asih
m em punyai relevansi dalam m enunjang pem bangunan.
Uraian berikut m engem ukakan tentang beberapa bentuk kearifan lokal
m asyarakat di lahan rawa seperti penilaian pem ilihan lokasi pertanam an,
keberhasilan penanam an berkaitan dengan gejala alam seperti tum buhan dan
hewan, pengelolaan bahan organik dan pengendalian organism e pengganggu
tanam an, etika atau aturan dan kepercayaan dalam m em anfaatkan dan
m elestarikan biodiversiti.

304

B/ODIVERSIT/CBA
RAW A

B . B IO D IV E R S IT I

DALAM


P E R S P E K T IF

K E A R IF A N

LOKAL

ihgfedcbaZY

M enurut UU No. 5 Tahun 1994 biodiversiti didefinisikan sebagai
keanekaragam an di antara m akhluk hidup dari sem ua sum ber daratan, lautan
dan ekosistem akuatik lain serta kom pleks-kom pleks ekologi yang m erupakan
bagian dari keanekaragam annya;
m encakup biodiversiti di dalam spesies,
antarspesies dan ekosistem (Utam a dan Kohdrata 2011). Biodiversiti atau
biodiversitas ini dapat pula didefinisikan sebagai perbedaan (variasi) hayati
pada sem ua tingkatan dari organisasi biologis. Biodiversiti m erupakan suatu
ukuran keragam an relatif di antara organism e pada ekosistem yang berbeda
(Posey dan Outfield SRQPONMLKJIHGFEDCBA
d a l a m Halim e t a l 2012). Keragam an dalam hal ini

term asuk keragam an dalam satu spesies atau antarspesies, dan perbandingan
keragam an antarekosistem .
Secara sederhana para ahli ekologi sering
m endefinisikannya sebagai keseluruhan dari plasm a nutfah (gen), spesies dan
ekosistem dari suatu wilayah.
Biodiversiti pertanian m erupakan produk dari interaksi sistem alam
dan sistem sosial dalam proses yang berhubungan dengan produksi pertanian.
Evolusi bersam a diantara kedua sistem ini selam a ribuan tahun diwujudkan
dalam fungsi struktur, social dan ekonom i biodiversiti pertanian yang khas.
Kom ponen agroekosistem dan agrobiodiversitasnya akan secara terus m enerus
m enyediakan cadangan bahan-bahan
hayati secara langsung dan tidak
langsung, dan dibutuhkan pengetahuan untuk m enggam barkan
kebutuhan
generasi um at m anusia pada saat ini dan akan datang. Agroekosistem
bagaim anapun akan terus m enjadi m edan pertem puran, dim ana aspek alam iah
dari agrobiodiversiti dan social budaya, term asuk sistem pengetahuan di
dalam nya, akan bertahan atau terancam dalam perjalanan pem bangunan dan
perubahan lingkungan (Sajise, 2003).
Kearifan lokal m engacu pada pengetahuan lokal, tradisional dan unik

yang terdapat dan berkem bang di sekitar kondisi spesifik m asyarakat setem pat
pada wilayah geografis tertentu. Lebih jauh, pengem bangan sistem kearifan
lokal ini m eliputi seluruh aspek kehidupan, term asuk pengelolaan sum berdaya
alam . Sistem pengetahuan lokal ini bersifat kolektif dan m enggam barkan
perwujudan pengalam an dengan pengam atan yang seksam a. Kearifan lokal
ini tersim pan dalam aktivitas dan m em ori m asyarakatnya,dan
diperlihatkan
dalam nyanyian, folklore, ungkapan, tarian, nitos, nilai-nilai budaya,
keyakinan, ritual, hokum adat, bahasa lokal, praktek pertanian serta spesies
tum buhan dan pem eliharaan hewan (Halim e t a l 2 0 1 2 )
M enurut Nababan (1995), prinsip-prinsip kearifan tradisional yang
dihorm ati dan dipraktekkan oleh kom unitas-kom unitas
m asyarakat
antara
lain (I) ketergantungan m anusia dengan alam yang m ensyaratkan keselarasan
hubungan dim ana m anusia m erupakaan bagian dari alam itu sendiri yang
harus dijaga keseim bangannya, (2) penguasaan atas wilayah adat tertentu
BIOD/VERS/TICBA
RAW A


305

bersifat eksklusif sebagai hak penguasaan dan atau kepem ilikan bersam a
kom unitas SRQPONMLKJIHGFEDCBA
( c o m m u n a l p r o p e r t y r e s o u r c e s ) atau kolektifyang
dikenal sebagai
wilayah adat, (3) sistem pengetahuan dan struktur pengaturan (pem erintahan)
adat m em berikan kem am puan untuk m em ecahkan m asalah-m asalah yang
m ereka hadapi dalam pem anfaatan sum berdaya alam , (4) sistem alokasi dan
penegakan hukum adat untuk m engam ankan sum berdaya m ilik bersam a dari
penggunaan berlebihan, baik oleh m asyarakat sendiri m aupun oleh orang luar
kom unitas, dan (5) m ekanism e distribusi haasil panen sum ber daya alam m ilik
bersarna yang bisa m eredam kecem buruan sosial dim asyarakat

C.

K E A R IF A N

1 . K e a r ifa n


LOKAL

DALAM

lo k a l d i L a h a n

R aw a

PEM ANFAATAN

B IO D IV E R S IT I

L e b a k ihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI

Pem anfaatan lahan rawa lebak untuk pertanian sangat dipengaruhi oleh
iklim , karena m enurut Ism ail e t a l , (1993), lahan rawa lebak adalah lahan
yang rejim aim ya dipengaruhi oleh hujan, baik yang turun setem pat m aupun
didaerah sekitam ya sehingga secara periodik setiap tahun tergenang dengan
waktu yang cukup lam a (3 - 6 bulan) dengan fluktuasi air yang sulit diprediksi.
Lahan rawa lebak telah dim anfaatkan oleh petani untuk usahatani padi sejak
ratusan tahun yang lalu. Keberhasilan usahatani padi sangat ditentukan oleh
kondisi cuaca setem pat dan wilayah sekitam ya terutam a daerah hulu yang
akan berpengaruh langsung pada kondisi air rawa.
M enurut Ar-Riza e t a l . , (2007), pem ilihan lokasi dan saat tanam yang
tidak tepat utam anya untuk pertanam an padi surung (padi m usim hujan)
akan m em bawa resiko gagal pan en karena terkena cekam an rendam an air
rawa yang terus m eninggi. Pada budidaya padi rintak (padi m usim kem arau),
kondisi air rawa yang m enyurut secara perlahan akan sangat m em udahkan
petani untuk m enentukan saat tan am yang tepat, tetapi sebaliknya karena air
rawa yang m enyurut berfluktuasi tidak teratur akibat curah hujan yang sangat
fluktuatif akan m enyulitkan petani dalam m enentukan saat tanam yan tepat.
Penentuan saat tanam yang terlam bat akan m em bawa resiko gagal panen
akibat cekam an kekeringan pada saat padi m enjelang berbunga sedangkan
saat tanam yang terlalu cepat,akan m em bawa resiko terendam nya bibit yang
baru ditanam ,akibat air rawa yang naik kem bali karena curah hujan yang
m asih fluktuatif.
Dam pak dari waktu tanam yang tidak tepat akan m enyebabkan sem akin
besam ya jum lah input (benih, pupuk dan curahaan tenaga kerja) yang
digunakan petani, karena petani terpaksa m elakukan persem aian padi lebih
dari satu kali. Dem ikian juga pada kegiatan persiapan lahan dan penggunaan
pupuk dipersem aian.

306

BIODIVERSITICBA
RAW A

Kearifan lokal yang dilakukan petani di lahan rawa lebak berkem bang
berdasarkan wacana kebudayaan
penduduk
setem pat dan kem udahan
dalam m elakukan
pengam atan.
Berdasarkan
kedua prinsip itu petani
m engem bangkan pengetahuan lokal dalam prioritas yang berbeda. Bagi petani
yang m em entingkan bertani pad a kondisi lahan kering (m usim kem arau), m aka
pengetahuan m engenai peram alan datangnya m usim kering m enjadi penting.
Sedangkan bagi petani penangkap ikan pengetahuan m engenai peram alan
datangnya hujan dan tergenangnya air m enjadi penting. Dalam berinteraksi
dengan alam m ereka tidak berupaya untuk m enguasai atau m elawannya, tetapi
berusaha untuk m enyesuaikan dengan dinam ika yang terjadi. Penga1am an
tersebut m enjadi sum ber inspirasi dan catatan penting, sehingga berkem bang
m enjadi kearifan lokal dalam m enyikapi alam dan perubahannya.
Hasil penelitian Noorginayuwati dan A. Rafieq (2006) m enunjukkan
bahwa petani dilahan rawa lebak Kalim antan Selatan telah m em anfaatkan dan
m engem bangkan beragam pengetahuan lokal tentang biodiversiti (m igrasi
ikan, burung, berang berang dan tum buhan) untuk peram alan iklim dan
pasang surutnya air. Pengetahuan lokal ini dihubungkan dengan perubahan
fisiologis tanam an dan perilaku hewan sehingga dapat dijadikan pedom an
dalam m elaksanakan usahatani seperti m enanam tepat waktu.
Kedatangan m usim kering m erupakan suatu hal penting bagi petani
di lahan rawa lebak. Beberapa perilaku biodiversiti dan geja1a alam yang
dim anfaatkan petani sebagai pertanda m usim kering diantaranya:
1. Apabila ikan m ulai m eninggalkan
kawasan lebak m enuju sungai
m erupakan pertanda akan datangnya m usim kering. Gejala alam ini
biasanya terjadi pada bulan April atau M ei. M asyarakat beranggapan,
pada saat tersebut suhu air m eningkat dan ikan m encari daerah yang
berair dalam (suhu lebih dingin)
2. Apabila tinggi m uka air sem akin m enurun, tetapi ikan saluang SRQPONMLKJI
(R a sb o ra
a g y r o t a e n i a ) m asih bertahan, m aka kekeringan m asih akan lam a, karena
m asih ada hujan atau air kirim an dari dataran tinggi yang m engalir
m elalui anak sungai
3. Apabila tiga kali kedatangan air secara bertahap dan berftuktuasi,
sedangkan yang ketiga lebih tinggi dari sebelum nya, m aka akan terjadi
m usim kering yang panjang
4. Apabila burung putih seperi kuntul ( B u b u l c u s i b i s ) dan sejenis bangau
m eletakkan telurnya di sem ak-sem ak padang parupuk ( P h r a g m i t e s k a r k a
( R e z t ) T r i n . E x S t e u d ) m aka pertanda air akan surut ( r i n t a k ) . M asyarakat
beranggapan bahwa setelah telurnya m enetas, air akan surut sehingga
anak burung lebih m udah m encari m akan (ikan)
5. Apabila gerak asap ( m a m a n d u k ) terlihat tegak ( c a g a t ) dan berlangsung
agak lam a berarti pertanda m usim kering akan panjang dan sebaliknya.

BIOD/VERS/TICBA
RAW A

307

Beberapa
datangnya
a.

perilaku

dan

gejala

alam

sebagai

pertanda

air di lahan lebak diantaranya:

M unculnya

fenom ena

m encapai

derajat

biasanya

K apat

naik kem bali
. M antaas

terjadi

Oktober.

pada

setelah

awal

H ulu Sungai Tengah,

hujan dan berakhirnya

benda putih m enyerupai

hipa fungi)

yang

sangat

m usim

m usim

tinggi

m uka air

k a p a t . M enurut

petani di

k a p a t berarti

b a r a t (hujan),

yaitu tanda

bertem u

kering.
(diduga

b e n a n g -b e n a n g

beterbangan

terjadinya

di suatu tem pat.

Biasanya

Kalsel),

lem but,

di lahan lebak ( l a y a p ) . Fenom ena

bahwa

diletakan

40 hari terjadinya

M unculnya
datangnya

beranggapan

air apabila

(la y a p )

m usim

disebut SRQPONMLKJIHGFEDCBA
k a p a t , yaitu
suhu udara

yang

M asyarakat

oleh m enguapnya

(Kabupaten

dengan

alam

tertinggi.

k a p a t ditunjukan

b.

biodiversiti

di udara

berasal dari

sebagai

akan dalam nya

ini terjadi

pada bulan

pertanda

kem bali

Oktober

air

sam pai

Nopem ber.
c.

Petani

di Desa

m enandai

Tapus

datangnya

Dalam

L) yang tum buh

h a lp a n

(Kabupaten

air ( b a s u r u n g ) ,

Hulu

apabila

Sungai

kum pai

di tanah yang agak tinggi

Utara,

payung

m ulai

Kalsel)
(C y p e ru s

m enguning

dan

rebah.
d.

Apabila

buah dari tum buhan

(m atang)
e.

f.
g.

dan berjatuhan

Apabila

terdapat

buahnya

m asak

Apabila

tum buhan

berbunga

dan jatuh

Apabila
Apabila

m usim

daun

bercahaya
I.

Apabila

air

hujan (air m asih

datang

Hulu Sungai

berloncatan

(naik)

m enetas

keadaan

pengetahuan

m em punyai

kesesuaian
tekstur

M enurut

o c to v a lv is )

m ulai

petani

(b a ta r ik )

bertelur

Desa

m aka

Tam bangan

ikan betok ( A n a b u s t e s t u d i n e u s )
setelah

datangnya

yang berhubungan
lokal

tentang

lahan baik dari ketinggian

tem pat

tanah.
yang

(L u d w ig ia

ditem ukan

telurnya

dengan

spp)

m aka pertanda

air akan lam bat turun

Utara, Kalsel),

m elepaskan

bersam aan

hujan. CB

(E c h in o c lo a

spp) berbunga

pipisangan

bisa

(la y a p ).

gondok

hujan

deras.

air setelah

Telur ikan

sekitar

40 hari

panas.

Selain
juga

m asih

L) yang

h y d r o p ip e r

atau m ulai m usim

dalam )

rum put

m aka pertanda

yang

lahan.

air akan dalam .

keladi lum bu ( C a l a d i u m

(Kabupaten
akan

308

akan

enceng

ke air m aka pertanda

dari tum buhan

ikan-ikan

(P o ly g o n u m

air akan datang
dan

t r i f l o r a ) m em erah

(H y d ro c e ra

air m ulai m enggenangi

babatangan

k a k u d in g

agak kuning

pertanda

lahan

rum put

m aka pertanda

tum buhan

pertengahan
h.

pacar halang

m aka pertanda

pengetahuan

Petani m enanam

lebih

tinggi,

sem angka,

sedangkan

dengan

peram alan

hubungan
m aupun

jagung,

padi di lahan

iklim , petani

biodiversiti
kandungan

kacang
yang

dengan

hum us

dan

dan ubi nagara pada
lebih

rendah.

BIODIVERSITI

Petani

RAW A

beranggapan bahwa tanah bukaan baru dan dekat hutan um um nya sangat
subur. Apabila banyak ditem ukan tum buhan gelam SRQPONMLKJIHGFEDCBA
(M e la le o c a le o c a d e n d r o n )
pertanda tanah tersebut m asam . Apabila ditem ukan pad a batang tum buhan
warn a kekuning-kuningan
( t a g a r b a n y u ) pertanda tanah m asam . Dem ikian
juga apabila ditem ukan banyak kum pai babulu ( P a s p a l i d i u m
p u c ta tu m
b u r m f ) dan airnya berwarna kuning pertanda tanah tersebut m asam . W alaupun
dem ikian tanah m asam tersebut m asih dapat ditanam i seperti ubi nagara, tetapi
apabila ditanam i sem angka m aka diperlukan pengapuran. Kem asam an tanah
akan berkurang apabila lahan ditanam i beberapa kali karena sisa-sisa rum put
yang tum buh dan m ati akan m enjadi hum us. Apabila kem asam an tanah tidak
bisa diatasi m aka lahan ditinggalkan karena dianggap tanah tidak produktif
( b a n g k i n g ) . CBA

G am bar

82. Rum put

p ip is a n g a n

iL u d w ig ia

o c to v a lv is )

Tanah yang subur adalah tanah yang tidak banyak ditum buhi oleh
tanam an liar seperti p a r u p u k ,
m engandung
hum us yang ban yak dari
pem busukan rum put serta m em punyai aliran sungai yang dalam . Sungai ini
berfungsi untuk pem buangan air m asam sehingga sejak dahulu sebagian petani
m em buat dan m em elihara r a y (parit) yang dibuat setiap jarak 30 d e p a (I d e p a
= 1,7 m ). Pada m ulanya parit dibuat untuk sarana transportasi dan perangkap
ikan ( b e j e ) pada m usim kering, ternyata berfungsi untuk m engalirkan air yang

BIODIVERSITI

RAWA

309

m asam

akibat

m enanam

pem busukan

padi

pada

tanam an SRQPONMLKJIHGFEDCBA
( b a c a m ) . Petani tidak akan

sisa-sisa

bulan

Agustus

dan

Septem ber

karena

ketersediaan air

yang kurang.
Untuk
Juni dengan

m enyiasatinya
m enanam

M enurut

petani

(Kabupaten

Banjar,

tanah

subur

yang

lapisan
yang

bawah
berwarna

hitam

adalah

adanya

dapat

sebagai

ditem ukan

indikator

yang

juga

tanah

yang

M enurut
dibagi

sedang

m enjadi
pem atang

310

dan p e t a k
akibat

biasanya

adanya

(ls o p te r a

bahwa

gundukan tanah
terletak

gundukan

tanah

di hutan

tanah ( t a n a h

1832). Indikator lain

B u lle ,

dan kalim buai

dan air tidak

Kalsel),

kem erahan,

Gundukan

w a r ik a n .

dicirikan

m asam .

tanah

(P a m o c e a

Vegetasi juga

yang

baik apabila

papisangan dan kerak nasi

h a la n g , p a p a y u n g a n ,

berdasarkan

kategori,
m ungkur.

tiga tipologi

k e p a la

m enunjukkan

kuning

atas terdapat

yang

tanah

Ham bawang
Tapin,

R e in w ).

petani,
em pat

berwarna

cacingnya

Gam bar 83. Rum put babatangan

lebak

Pem atang

(Kabupaten

k e la s G a s tr o p o d a )

kualitas

pada bulan M ei hingga

dan

Batalas

ada anai-anai

pacar

(S a m b u s c u s ja v a n ic a

liat

disebut
banyak

(M o lu s c a

pertanda

tum buhan

Desa

oleh

subur

haliling

sebagai

Lokgabang

dan

yang

m u n g g u ) yang di dalam nya

g la u c a )

tanam
pendek.

putih, dan pada lapisan

yang

Tanah

m elakukan

yang berum ur

Desa

dicirikan

tanah

(sagu).

r u m b ia

di

Kalsel)

berwarna

ini m erupakan

petani

varietas

yaitu:

endapan

tinggi

yaitu:
Donicie
rancah,

lum pur

(P o ly g o n u m

p e ta k

dan
baruh

dari

h y d r o p ip e r

rendahnya
ram bah,

Idak

perm ukaan
p e ta k

(1941)

dan danau.

luapan

L)

air yang

tanah

lahan

p e m a ta n g ,

m em bagi
R ancah

p e ta k

raw a lebak
adalah

m em bentuk

lahan

tebing- C

BIODIVERSITI

RAWA

tebing yang lebih tinggi. SRQPONMLKJIHGFEDCBA
B a r u h adalah lahan yang lebih jauh dari sungai dan
lebih rendah dari r a n c a h , sedangkan danau adalah daerah yang paling rendah
dan paling jauh dari sungai.
Tanam an sem angka dan kaeang tanah lebih m enyukai tanah g a m b u n g
(petak pem atang) yaitu tanah yang agak tinggi dan rata dengan hum us yang
= ± 40 em ). Ubi nagara m enyukai tanah yang
tebal sekitar satu hasta (I hasta CBA
lem bahnya sedang dan hum us tidak terlalu tebal (petak sedang). Sedangkan
jagung, eabai, dan labu m enyukai p e t a k m u n g k u r dengan hum us tipis dan dekat
dengan tanah liat. Tanam an ini m em erlukan topangan yang kuat bagi akarnya
agar tidak m udah rebah. M enurut petani bahwa jeruk dapat tum buh baik pada
tanah alluvial m aupun bergam but di lebak dangkal atau tengahan. Petani
m em ilih lokasi untuk usahatani jeruk dengan m em perhatikan keadaan tanah,
air dan vegetasi yang berada di tepi atau alur sungai kecil (Noorginayuwati e t
al,2006).
Kearifan lokal pem anfaatan biodiversitijuga berkem bang pada perbaikan
kualitas hasil dan pengendalian ham a jeruk. Dalam perbaikan kualitas jeruk,
petani m enggunakan air gula m erah atau sirup untuk m enam bah rasa m anis
dengan eara m enyiram kannya pad a saat berbunga. M enurut Pantastieo (1986)
unsur kalsium (Ca) berpengaruh terhadap rasa m anis buahjeruk. M akin tinggi
kadar Ca m aka m akin tinggi pula kadar TZT (rasa m anis). Sedangkan unsur
fosfor (P) berpengaruh positifterhadap tekstur kulit, volum e eairan dan arom a
buah jeruk. Hasil analisis gula m erah m enunjukan kandungan Ca dan P yang
tinggi (Tabell). Dalam pengendalian ham ajeruk, petani m enggunakan ekstrak
daun sirsak (0,5 kg/I air), ditam bah detergen (lOg), kem udian dieneerkan
dengan air m enjadi 15 liter dan siap diaplikasikan.
Tabe\ 72. Kom ponen

kim ia

beberapajenis

gula

Gula m erah
(Aren)

Gula m erah
(Kelapa)

Gula m erah
(Tebu)

Gula pasir
(Tebu)

368

386

356

356

Protein (% )

0

3

0,4

0

Lem ak (% )

0

10

0,5

0

No

Kom ponen

I

Kalori (kal)

2
3

Kim ia

4

Karbohidrat

95

76

90,6

94

5

Kalsium (m g/100g)

75

76

51

5

6

Fosfor (m g/1 Oug)

35

37 HGFEDCBA
44

7

Besi (m g/1 ~Og)

3

2,6

4,2

0,1

8

Vitam in A (SI)

0

0

0

0

9

Vitam in B (m g/1 ~Og)

0

0

0,02

0

10

Vitam in C (m g/1 ~Og)

0

0

0

0

II

Air (% )

9

10

7,4

5,4

810DIVERSITI

RAW A

(% )

I

311

2 . K e a r ifa n

L okal di L ahan

P asan g

S u r u t ihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI

Dalam usahatani di lahan pasang surut, petani m em punyai wahana
kearifan lokal yang kuat seperti penilaian dan pem ilihan lahan, pengelolaan
bahan organik, pem ilihan jenis dan varietas tanam an, pengendalian ham a
dan penyakit tanam an, penyuburan lahan, dan beberapa kepercayaan serta
pantangan (tabu). Petani dalam m em ulai usahataninya
akan berupaya
m elakukan pem ilihan lahan untuk lokasi pertanam annya dengan m elakukan
penilaian terhadap kesuburan tanahnya.
Petani etnis M elayu (Kalbar) m em percayai
dan m engem bangkan
kearifan lokal yang berhubungan dengan fenom ena alam . M ereka percaya
tibanya m usim hujan biasanya ditandai dengan berbunganya tanam an jam bu,
kopi, m angga dan durian. Kem udian dicirikan pula oleh bekicot yang m em anjat
pohon, kodok bertelur di atas dan berbunyi, keong m as m enelungkup dan
ular hitam keluar pagi dan sore. Apabila SRQPONMLKJIHGFEDCBA
u w a - u w a (sejenis kera) m ulai ram ai
berbunyi m aka pertanda datangnya m usim panas. M enurut petani bila kurakura bersuara keras m aka tanda m usim panas akan datang sebaliknya bila
kodok ram ai berbunyi dan anai-anai m asuk kedalam rum ah m aka pertanda
hari akan hujan. Bila burung putih datang ke lahan m aka berarti terjadi banjir.
Oleh karena itu dalam m enentukan kegiatan usaha tani, m ereka m enggunakan
tanda-tanda diatas untuk m em persiapkan segal a sesuatunya seperti persiapan
benih untuk ditanam , m elakukan pengolahan tanah dan sebagainya. Untuk
m enentukan tinggi air pasang di lahan usaha, petani biasanya m enggunakan
telur keong yang terdapat diatas tum buhan yang ada di lahan usahanya
(Gam bar 3)

Gam bar 84. Telur keong penciri tinggi air m aksim al. CBA

312

BIODIVERSITI

RAW A

Petani m em anfaatkan biodiversiti tum buhan sebagai penciri kesuburan
tanah. M isalnya tum buhan purun tikus SRQPONMLKJIHGFEDCBA
(E le o c h a r is
d u lc is )
m encirikan
keadaan air m enggenang perm anen ( w a t e r l o g g i n g ) dan kem asam an tinggi (pH