Perilaku Remaja Pengguna Miras (Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

Perilaku Remaja Pengguna Miras

( Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)

  Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan PMI Konsontrasi Kesejahteraan Sosial pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

  UIN Alauddin Makassar Oleh:

  Rusdi Rahman

  NIM.50600111029

  FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2016

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt atas rahmat hidayah beserta taufik-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat rampung dalam bentuk yang sederhana ini. Salawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw, yang diutus oleh Allah untuk menyebarkan agama Islam yang sampai di Indonesia ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, keberhasilan bukan

semata-mata diraih oleh penulis, melainkan diperoleh berkat dorongan dan bantuan dari

  baik berupa bimbingan, motivasi, pikiran, tenaga, dan doa.

  berbagai pihak, Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang berjasa dalam penyusunan karya tulis ini. Dengan penuh kerendahan

hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musyafir, M.Si selaku rektor UIN Alauddin Makassar, Wakil rektor I, Wakil rektor II, dan Wakil rektor III, yang telah berusaha dan menjadikan kampus UIN Alauddin Makassar menjadi kampus yang bernuansa islami, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur dan beriptek.

  2. Dr. H. Abd Rasyid Masri, S.Ag.,M.Pd.,M.Si.,MM. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, beserta Wakil dekan I, Wakil dekan II, dan Wakil dekan III, para dosen, pegawai dan Staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

  3. Dra. St Aisyah, BM.,M.Sos.I., selaku Ketua Jurusan PMI Kons. Kesejahteraan Sosial, Dr. Syamsuddin, AB., M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan PMI Kons.

  Kesejahteraan Sosial dan Suharyadi selaku Staf Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

  4. Drs. H. Syamsul Bahri, M.Si, Drs. Abd. Wahab Rahman,. MM selaku pembimbing I dan pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis hingga penyelesaian skripsi ini.

  5. Dr. H. Muh.Ilham, M.Pd, Drs. H. Syakhruddin, DN, M.Si, selaku Munaqisy I dan Munaqisy II yang telah menguji dengan penuh kesungguhan demi menyempurnakan skripsi ini.

6. Seluruh warga Desa Buakkang yang membantu selama proses penelitian.

  7. Buat teman-teman, Muh Ridwan, Muh Rasyid Endarman, Rosmuliani, Sapriadi, telah memberikan bantuannya sehingga saya bisa menyelesaikan kuliah mulai dari awal perkuliahan sampai kepada proses akhir penyelesaian studi.

  8. Terakhir, Ayahanda Abd Rahman Dg. Rewa dan Ibunda Rabia Dg. Mami yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran keringat, dan doa yang tiada putus-putusnya buat penulis. .

  Sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

  Samata, 23 Desember 2016 Penulis Rusdi Rahman

  

DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi

TABEL .................................................................................................................. viii

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

  

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................8 C. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus...........................................8 D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu..............................................9 E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................................11 TINJAUAN TEORETIS..................................................................13 BAB II A. Pengertian Perilaku.......................................................................13 B. Pengertian Remaja Dan Perkembangannya..................................17 C. Pengertian Minumam Keras.........................................................24 D. Perilaku Menyimpang Dan Kenakalan Remaja..........................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................37

A. Jenis Penelitian............................................................................37 B. Lokasi Penelitian..........................................................................38

  D.

  Sumber Data.....................................................................39

  E. Metode Pengumpulan Data................................................40 F.

  Instrumen Penelitian.........................................................41 G.

  Teknik Pengelolahan Analisis Data.....................................42

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................44

A. Lokasi Penelitian......................................................................44 B. Perilaku Remaja Pengguna Minuman Keras.............................52 C. Faktor Penyebab Terjerumus Minuman Keras..........................58

BAB V PENUTUP ...................................................................................61

A. Kesimpulan...............................................................................65 B. Implikasi Penelitian...................................................................62

KEPUSTAKAAN .....................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................

  DAFTAR TABEL

  Struktur Desa Buakkang...........................................................................................................45 Tabel 1

  Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin..................................................................46 Tabel 2

  Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian............................................................47 Tabel 3

  Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.........................................................48 Tabel 4

  Sarana Pendidikan.......................................................................................................49 Tabel 5

  Pola Penggunaan Lahan...............................................................................................51 Tabel 6

  Jumlah Pengguna Berdasarkan Pendidikan.................................................................56 Tabel 7

  Jenis Kelamin Para Pengguna Minuman Keras...........................................................57

  

ABSTRAK

Nama : Rusdi Rahman NIM : 50600111029

Fak/Jur : Dakwah dan Komunikasi/ PMI Kons. Kesejahteraan Sosial

Judul Skripsi

  : “Perilaku Remaja Pengguna Miras (Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Gambaran perilaku remaja pengguna minuman keras di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?, b

  2) agaimana perilaku remaja pengguna minuman keras di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa ?, dan 3) kenapa melakukan minuman keras di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?.

  Jenis penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, dengan menggunakan metode pendekatan sosiologi dan komunikasi melalui teknik pengamatan observasi dan wawancara. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer yaitu informasi yang bersumber dari pengamatan langsung lokasi penelitian dengan cara observasi dan wawancara. Sedangkan sumber sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi atau studi kepustakaan untuk melengkapi data primer. Pengumpulan data dilakukan melalui field research melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Perilaku Remaja Pengguna Miras

  (

  ada beberapa faktor,

  Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)”

  

yaitu pergaulan, coba_coba dan salah pergaulan sedangkan perilaku yang ditimbulkan yakni

mencuri dan berkelahi oleh karena itu perlu perhatian pemerintah setempat serta perlunya

menanangkan nilai-nilai agama dalam diri paragenerasi. Adapun perilaku remaja pengguna

minuman keras di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa menimbulkan

konflik, melakukan pencurian ini sangat meresahkan warga.

  Implikasi penelitian “Perilaku Remaja Pengguna Miras (Studi Di Desa

  Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)” ini bisa membuat para remaja yang menkonsumsi minuman keras supaya meninggalkan minumam keras selain dari pada itu generasi selanjutnya tidak ada lagi coba-coba, pemerintah harus berperan penting didalamnya untuk menyadarkan mereka, para guru, tokoh agama, tokoh masyarakat tokoh pemuda serta orang tua, dan penelitian ini dapat dikembangkan lagi oleh peneliti yang lain.

  1 BAB I PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang

  Indonesia sebagai negara berkembang berusaha meningkatkan pembangunan di berbagai bidang dalam rangka membangun bangsa yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan batin menuju masyarakat adil makmur. Pembangunan mencerminkan upaya untuk sampai pada tujuan pembangunan nasional yang tercantum dalam Undang- undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

  1

  ketertiban dunia. Bangsa Indonesia dalam meningkatkan sumber daya manusia di era globalisasi yang serba canggih, perlu mempersiapkan generasi muda penerus bangsa melalui pendidikan formal dan nonformal baik dibidang agama, pendidikan dibidang yang menunjang daya saing bagi bangsa asing. Oleh karena itu perlunya menanangkan nilai-nilai kehidupan dalam diri remaja sejak dini.

  Globalisasi membawa perubahan psikososial yang ditandai dengan perubahan nilai-nilai kehidupan. Perubahan itu berupa: pola hidup sosial religius cenderung ke arah masyarakat individual materealistik dan sekuler; hidup mewah dan mengikuti perkembangan yang tren; struktur keluarga cenderung ke arah, hubungan keluarga cenderung rapuh dan longgar; Nilai-nilai agama tradisi yang dianut oleh masyarakat berubah menjadi masyarakat yang sekuler dan serba membolehkan (permissive

1 Jimly Asshidiqie,Komentar Atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009 ), h.5.

  2

societ ); masyarakat cenderung bersama diluar nikah dan meragukan lembaga

  perkawinan; hubungan interpersonal dalam keluarga dan masyarakat terganggu akibat

  2 ambisi dan materi.

  Dadang Hawari mengungkapkan bahwa sebagian masyarakat menyangka modernisasi serta merta membawa kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan. Masyarakat melupakan gejala dibalik modernisasi berupa azab sengsara. Gejalah ini merupakan dampak dan ketegangan psikososial dan kondisi ini dapat disaksikan ditengah masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas, penyalagunaan obat terlarang dan narkotika, kenakalan remaja, kehamilan remaja,

  3

  aborsi, dan hubungan seks diluar nikah. Dengan datangnya era globalisasi dianggap mendatangkan kesejehteraan akan tetapi hanya segelintir orang yang mendapatkan manfaatnya, mendapatkan keuntungan generasi muda kita sebahagian telah rusak nilai-nilai kehidupannya seperti yang sering ditayangkan oleh media swasta dalam Negeri yaitu pemerkosaan, pembegal, mesum, hamil diluar nikah dan kebanyakan pelakunya adalah remaja.

  Kalau dianalisa yang dialami generasi sekarang, maka ditemukan betapa banyak bentuk penyimpangan, kurannya moral dan perbuatan yang melanggar norma-norma agama seperti seks bebas, penyalagunaan narkotika dan lain-lainya. Dewasa ini, problem yang sedang dihadapi oleh anak-anak kita adalah terkoyaknya

  2 3 Ahmad Afiif, Mengapa Kami Nakal (Makassar: Alauddin University Press, 2012 ), h.3.

  Ahmad Afiif, Mengapa Kami Nakal (Makassar: Alauddin University Press, 2012 ), h.4.

  3

  kehidupan psikis mereka, ternodainya kehidupan oleh budaya asing yang berdampak

  4 pada moral yang membinasakan.

  Masa remaja adalah suatu tahapan kehidupan yang bersifat peralihan dan sangat rentan terhadap berbagai masalah karena rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif. Namun harus diakui bahwa masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki, seperti bakat, kemampuan dan minat. Selain itu juga remaja sebaiknya diberikan bimbingan agama sebagai pedoman hidup karena masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai hidup.

  Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotype mengenai penyimpangan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidak selarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi

  5 pada dirinya maupun akibat pada lingkungan.

  Perubahan fisik menyebabkan remaja nampak seperti orang dewasa walaupun secara emosi, sosial maupun ekonomi masih berada dalam pengaruh orangtua. Keadaan seperti ini menjadikan remaja mencari identitas diri dan berada pada sifat kebingungan, kebimbangan dan kecemasan.

  Kondisi seperti ini, dalam diri remaja muncul keinginan untuk selalu mencoba sesuatu yang dilihatnya, bertanya tentang dirinya, memilih untuk kepercayaan.

4 Mardiana Syahrir, Skripsi, Anak Soleh, Merencanakan, Membentuk Dan Memberdayakan ( Makassar: Alauddin Press, 2011 ), h.13.

  5 Irwanti Said,M.Pd. “Analisis Problem Sosial”.( Makassar: Alauddin University Press. 2012),

h. 35.

  4

6 Penyimpangan perilaku remaja, Kondisi seperti ini tanggung jawab bersama baik

  orangtua, guru maupun pemerintah. Namun disayangkan bahwa sebagian pihak-pihak tertentu bersikap acuh tak acuh, kurang peduli bahkan tidak berdaya untuk mengemukakan buah pikiran dan gagasan untuk memberikan solusi alternatif-

  7 konstruktif dari berbagai problematika yang dihadapi oleh generasi.

  Kondisi sosial yang patologis telah menyebabkan kontrol orang dewasa tehadap remaja. Maka sumber utamanya pada hakikatnya bukanlah masalah yang patologisnya, akan tetapi faktor kecepatan perubahan sosial (bahkan ada percepatan perubahannya), sehingga terjadi banyak kelebihan pada sektor politik, ekonomi, pendidikan, lingkungan keluarga dan lembaga-lembaga sosial ditengah masyarakat. Oleh karena itu norma, kontrol dan sangsi sosial menjadi semakin lemah, yang

  8

  membawa akibat anak-anak dan para remaja. Berkurangnya kontrol orang terhadap anak di perkuat oleh paham individualisme. Berkurannya perhatian dan kontrol orang dewasa salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja.

  Perilaku menyimpang adalah hal yang sulit dilakukan. Problemanya adalah menyimpang terhadap apa ? Penyimpangan terhadap orangtua, pulang terlalu malam atau merokok dapat dikatakan menyimpang juga dan karena itu dinamakan kenakalan. Penyimpangan terhadap tata krama masyarakat, seperti duduk mengangkat kaki dihadapan orang lebih tinggi derajatnya dapat digolongkan penyimpangan. Sebaliknya, menyebabkan kematian beberapa orang seperti yang di 6 Syamsu Yusuf LN., “Psikolagi Perkembangan Anak Remaja” (PT.Remaja Rosda Karya, 2009), h.211. 7 Mardiana Syah rir, Sipkripsi, “Anak Soleh Merencanakan, Membentuk Dan Memberdayakan

  “(Makassar: Alauddin Press, 2011), h. 8 Kartini Kartono Patologi sosial 2 “Kenakalan Remaja” (Jakarta: Raja wali pers, 2014), h.73.

  5

  9

  utarakan dalam kasus 2, biasa dikatakan penyimpangan. Perilaku dalam arti kenakalan anak menurut, M.Gold dan J.Petronio, yaitu kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang melanggar hukum dan yang

  10

  diketahui oleh anak sendiri jika perbuatan yaitu adalah melanggar hukum Hal ini dapat diketahui bahwa kenakalan yang dimaksud adalah perilaku menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum, salah satu yang biasa dilakukan oleh anak muda di kota maupun di pedesaan salah satunya adalah minum-minuman keras, yang dapat memabukkan. Banyak sekali jenis minuman yang dapat memabukkan baik yang dibuat secara tradisional, oplosan maupun secara modern, banyak beredar dalam masyarakat luas baik dikota maupun dipedesaan padahal jika dilihat dari peraturan menteri perdagangan republik Indonesia membatasi barang- barang yang berbau alkohol baik peredarannya, pengadaannya dan penjualannya diawasi sebagaimana yang tercantum sebagai berikut. .

  Mengingat keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 20/MDAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan

  11 Terhadap Pengadaan, Pengedaran dan Penjualan minuman Beralkohol. Dalam

  peredaran alkohol ada tempat tertentu atau jenis tertentu yang bisa dijual didalam masyarakat dalam pengawasan pemerintah.

  9 10 Salitowarmono Psikologi Remaja (Rajawali, 2010,), h. 251. 11 Salitowarmono Psikologi Remaja (Rajawali Pers, 2010), h. 252.

  Peraturan Mentri Perdagangan RI : 20/MDAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Pengedaran dan Penjualan minuman Beralkohol.

  6 Minuman keras adalah minuman yang dapat memabukkan dan menghilangkan kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam Islam, minuman keras disebut khamar.

  Sesuai hadits Rasulullah saw yang dirwayatkan oleh H.R. Muslim no.3735. bersabda sebagai berikut :

  َ رَ َ ك َمل َ نلا َ :َ َص َ نلاَن َ ض ر َ لَ َ خ َ ق ا َ قا َ لَ

  َ يَ هَ ََ عَ ل َي بَ َ عَ ن َيبَ ََ ع ََ اَ ب َ عَ ن َ رَ َ مَ س َ وَ س َ للاَى َ صَ ل َ ل اَ ه م ل ع َ ل وَ َ عَ م َ نَ َ كَ:َ ل

  َ رََ ( ) لمم هاو ر َ رَ

  َ خ َ لَ َ ما .

  َ حَ ر َ وَ ك

  Artinya: Da ri Ibnu Umar r.a.,ia berkata, “saya tidak mengetahui sesuatu, kecuali berasal dari Nabi saw. Beliau bersabda, „ tiap-tiap yang memabukkan disebut

  12

  khamar dan tiap- . tiap khamar hukumnya haram „.” (H.R. Muslim no.3735).

  Berdasarkan hadits di atas, jelas bahwa khamar tidak hanya berarti minuman keras yang terbuat dari anggur, tetapi juga minuman keras lainnya. Bahkan, sabda Rasulullah saw, tersebut menjelaskan bahwa tiap-tiap yang memabukkan adalah khamar. Tidak terbatas pada minuman keras aja tetapi mencakup segala sesuatu yang memabukkan, baik yang berbentuk minuman maupun bentuk lain, seperti makanan, tablet cair, disuntikkan, dan hisap.

  Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah di Indonesia yang subur yang terdiri banyak suku, agama dan budaya tradisi dan kebiasaan. Khususnya Sulawesi Selatan yaitu kebiasaan minuman keras salah satunya minum tuak yang dinamakan ballo oleh masyarakat, bukannya jadi kebiasaan akan tetapi suda dianggap sebagai pelengkap hidup, Minuman keras tuak adalah minuman khas Sulawesi Selatan yang

12 Roli Abdul Rohman dan M.khamzah Menjaga Akidah dan Akhlak (Tiga Serangkai, 2006), h. 62-63.

  7

  sangat di gemari oleh masyarakat. salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan yang sebagian masyarakatnya penghasil sekaligus suka menkonsumsi tuak adalah Kabupaten Gowa, yang tepatnya di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.

  Tidak bisa di pungkiri bahwa pedesaan adalah salah satu penghasil yang namanya minuman keras yaitu minuman tradisonal, karena di Desa inilah pohon tumbuh yang dimana airnya bisa dijadikan alkohol yaitu aren. Minuman ini hanya dikalangan dewasa saja, orang-orang tertentu saja akan tetapi anak remaja mulai masuk dalam dunia ini, dan sekarang remaja ikut serta dalam hal minuman ini.

  Seiring perkembangan jaman muncullah minuman keras yang lain yang bukan hanya tuak akan tetapi minuman-minuman yang lain seperti anggur, mirin, oplosan, bir dan lainya suda masuk di Desa-Desa. Ini karena mudahnya akses dan pengwasan Pemerintah Sehingga perilaku remaja semakin tidak sesuai dengan norma yang ada didalam masyarakat di sebabkan mudahnya didapat barang-barang tersebut karena akses ke kota muda dijangkau kurannya perhatian ini akan bertamba buruk jikalau tidak dibarengi dengan pendidikan agama maupun dari pihak pemerintah dan masyarakat.

  8 B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan yang mendasar tentang pembahasan bagaimana “Perilaku Remaja Pengguna Miras

  ( Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)”

  Adapun sub yang menjadi topik permasalahannya sebagai berikut: 1.

  Bagaimana Perilaku Pengguna Minuman Keras? 2. Apa yang menyebabkan mereka terjerumus Minuman Keras C.

   Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1.

   Fokus Penelitian

  Fokus penelitian ini merupakan batasan penulis agar jelas ruang lingkup yang akan diteliti tidak mengembang sesuai koridor yang telah ada. Oleh karena itu, penulis memfokuskan penelitian mengenai

  “Perilaku Remaja Pengguna Miras (Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)” 2.

   Deskripsi fokus

  Berdasarkan fokus penelitian dapat dideskripsikan berdasarkan substansi permasalahan dan pendekatan penelitian ini, maka Penulis memfokuskan penelitian mengenai

  “Perilaku Remaja Pengguna Miras (Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)”

  Sebagaimana studi kasus maka penulis berfokus pada daerah yang akan diteliti, dan berfokus pada bagaimana perilaku remaja pengguna minuman keras yang ada di Desa Buakkang, apa yang menyebabkan mereka terjerumus dalam penggunaan minuman keras.

  9 Perilaku penyimpangan terhadap minuman keras yang dilakukan anak-anak

  remaja Desa Buakkang karena tidak adanya pendidikan agama yang melekat pada diri mereka serta pergaulan, tidak adanya perhatian penuh terhadap pemerintah setempat serta masyarakat. Ini yang suda masuk dalam dunia remaja-remaja. Masalah ini adalah masalah yang serius yang harus ditangani karena ini menyangkut masalah rusaknya generasi, oleh karena itu perlu upaya untuk mencegah supaya tidak berdampak besar.

  D.

   Kajian Pustaka/ Penelitian Terdahulu

  Dalam hal ini penulis pada penelusuran di lapangan, hanya menemukan skripsi yang hampir sama dan penelitian terdahulu dengan judul penelitian yang penulis lakukan yaitu skripsi yang berjudul: 1.

  Yunita Dwihana Frihastuti (2012) Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Minuman Keras Pada Remaja Laki-Laki Di Desa Banjar Harjo Kalibawang Kulo Progo Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asu orangtua dengan perilaku minum-minuman keras pada remaja laki-laki. Semakin tinggi kontrol dari orang tuanya maka semakin rendah perilaku minum-minuman keras. Sebaliknya semakin rendah kontrol dari orangtua maka semakin tinggi perilaku minum-minuman keras.

  13

13 Yunita Dwihana Frihastuti.

  “Hubunagan Polah Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Minum-

Minuman Keras Pada Remaja Laki-Laki Di Desa Banjar Harjo Kalibawang Kulo Progo

Yogyakarta ”, Skripsi (Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta 2012)

  10 2. Faktot-faktor Penggunaan Minuman Keras di

  Desi Maria Ulfah (2005) “ kalangan Remaja di Desa Losari Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.

  ” Berdasarkan penelitian (1) Faktor-faktor yang melatar belakangi di antaranya, faktor rasa ingin tahu, pelarian dari masalah yang dihadapi, mudahnya remaja mendapatkan minuman keras, faktor ekonomi, faktor pendidikan agama.(2) Lingkungan pergaulan di Desa Losari Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi terhadap kalangan remaja yang mempunyai kebiasaan minum- minuman keras, dan sering mengadakan nongkrong di pinggir jalan, sampai larut malam. Dan kadang diselingi minum-minuman keras, dengan cara patungan Karena umumnya kalangan remaja di Desa Losari perekonomiannya menengah kebawah. (3) Kontrol Orang Tua Terhadap Kalangan Remajanya di Desa Losari Walaupun pendidikan agama diperkenalkan sejak kecil oleh orang tuanya, akan tetapi karena, setelah memasuki usia remaja tidak tidak diperkenalkan kembali, sehingga anak yang memasuki usia remaja cenderung melakukan penyimpangan dari ajaran agama dengan minum-minuman

  14 keras.

  3. Berdasarkan Pauji (2010) “Perilaku Pengguna Narkoba dan Minuman Keras”

  Penelitian penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa pernikahan dapat memberi pengaruh positif terhadap pengguna Narkoba dan Miras baik secara moral dan sosial karena dapat menhindarkan diri dari pola hidup perilaku 14 menyimpang, malak nodong dan mencuri. Narkoba dan minuman keras

  Desi Maria Ulfah “Faktot-faktor Penggunaan Minuman Keras di Kalangan Remaja di Desa .

  

Losari Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Skripsi, (Semarang: Fak.Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang 2005)

  11

  sangat merugikan bagi kesehatan, misalnya bagi pengguna narkoba/miras secara fisik mengalami jantung berdebar-debar, hipertensi bahkan berujung

  15 pada kematian.

  Dengan demikian, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek, dan tempatnya sehingga saya memilih judul “Perilaku Remaja Pengguna

  Miras (Studi Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa)” pada dasarnya suda ada yang meneliti tentang perilaku pengguna minuman keras akan tetapi didaerah yang akan saya teliti tidak pernah saya temukan orang melakukan penelitian dengan judul sama yang saya akan teliti.

  E.

   Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Dalam rangka untuk mengarahkan pelaksanaan penelitian dan mengungkapkan masalah yang dikemukakan pada pembahasan pendahuluan, maka perlu dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian.

1. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini sebagaimana tercermin dalam perumusan masalah di halaman sebelumnya, adalah : a.

  Untuk mengetahui dampak perilaku pengguna minuman keras yang ada di Desa Buakkang b. Untuk mengetahui kenapa mereka melakukan perilaku minum-minuman keras

15 Pauji “Perilaku Pengguna Narkoba dan Minuman Keras” Skripsi (Jakarta: Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010).

  12 2.

   Kegunaan Penelitian

  Kegunaan yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, antara lain: Kegunaan Teoretis, yaitu untuk membuat masyarakat UIN Alauddin pintar dalam membaca situasi yang mana harus dihindari yang menyebabkan berhadapan dengan hukum mahasiswa yang menjadi penerus generasi Bangsa dan sebagai kader yang mampu mencegah dan mengajarkan anak mereka.

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Tinjauan tentang Perilaku 1. Pengertian Perilaku Perilaku adalah sebagaimana tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

  yang mempunyai bentengan yang sangat luas, antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah sekumpulang perilaku yang dimiliki manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perilaku seseorang di kelompokkan kedalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku

  1

  dapat diterima, perilaku aneh, perilaku menyimpang. Perilaku adalah semua yang menghasilkan respon, respon yang diterima dan yang tidak diterima oleh orang yang menanggapinya, seperti perilaku negatif.

  Kamus psikologi mendefinisikan bahwa perilaku mempunyai empat arti, yaitu (a) sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan yang dilakukan oleh suatu organisme; (b) secara khusus, bagian dari satu kesatuan pola reaksi; (c) satu perbuatan atau aktivitas; dan (d) satu gerak atau kompleks gerak-gerak. Hal tersebut senada dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perilaku berarti tanggapan atau

1 Been Rafanany, Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain Selancar Membaca Koran ( Pinang Merah Publisher, 2012), h. 29.

  reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap, tidak saja badan atau

  2 ucapan.

  Jika dilihat dari defenisi psikologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perilaku adalah reaksi, sikap, tanggapan, ucapan badan, yang dilakukan oleh individu dan kelompok.

  Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh di salah artikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat yang lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku secara khusus di tujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial .

  Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian perilaku sebagai berikut: 1). Menurut Thahya suprianto bahwa disamping faktor motivasi, hal lain yang juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah tingkat-tingkat kematangan dan kedewasaannya. Dimana tingkat kematangan diartikan sebagai kemampuan dan kemauan seseorang untuk bertanggung jawab (psychological manurity), Job adalah berkembangnya pengetahuan dan keterampilan seseorang

  manurity

  sedangkan psychological manurity menyangkut kemauan seseorang untuk

  

3

bertanggung jawab dalam perbuatannya. 2 Istianah A Rahman, Perilaku Disiplin Remaja ( Makassar: Alauddin University Press,2012), h.28. 3 Abd. Rasyid Masri, “Sosiologi” Konsep dan Asumsi Dasar Utama Sosiologi (Makassar: Alauddi Press, 2009), h.97.

  2).

  Menurut B: Behavior, E: Enviroment, dan P: Person. Formulasi bandura menerangkan bahwa perilaku, lingkungan individu salin berhubungan atau berinteraksi satu sama lain bahkan salin mempengaruhi. Ini berarti bahwa individu dapat mempengaruhi itu sendiri.

  4

  3). Menurut Stone dalam Sri Hastuti memberi asumsi dasar dari teori perilaku dalam kaitanya dengan kehidupan sosial dengan tiga kategori.

  (a).

  Perilaku individu secara sosial dipelajari dari pembentukan (asosiasi). Dimana (asosiasi) disini merupakan kebiasaan yang memcerminkan hubungan antara respons dengan penguatan-penguatan lingkungan

  (b).

  Manusia pada dasarnya bersifat hedonistik, hanya mencari kesenangan dan menhindari hal-hal yang menyakitkan artinya manusia senantiasa mencari keuntungan dan meminimalisasi kerugian. (c).

  Perilaku manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan artinya perubahan perilaku sosial banyak ditentukan oleh lingkungan maka perubahan perilaku semakin cepat.

  

5

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.

  a.

  Perilaku tertutup (Convert behavior) Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (Convert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini 4 Been Rafanany, Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain Selancar Membaca Koran (Pinang Merah Publisher, 2012), h. 29. 5 Abd. Rasyid Masri, “Sosiologi” Konsep dan Asumsi Dasar Utama Sosiologi (Makassar:

  masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas kepada orang lain.

  b.

  Perilaku terbuka (Overt behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

  Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati dilihat oleh orang lain.

2. Jenis perilaku

  Para ahli menbedakan perilaku dengan beberapa jenis diantaranya Skinner menurutnya perilaku ada dua jenis yaitu alami dan perilaku opera sebagai berikut: a)

  Perilaku Alami (Innate behavior) adalah perilaku yang dibawah sejak lahir berupa refleks dan insting. Contoh dari perilaku ini adalah :gerakan refleks atau spontan ketika tangan terkena panas api, kehidupan mata bila kena cahaya yang kuat. Perilaku ini secara otomatis digerakkan tampa melalui pusat susunan syaraf. Jadi respons akan timbul seketika setiap terkena stimulus otomatis.

  b) Perilaku opera (Operant behavior) adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku jenis ini dikendalikan oleh pusat syaraf atau kesadaran otak.

  Pada kaitan ini setelah stimulus diterima, kemudian dilanjutkan ke otak. Perilaku

  6 ini lebih dominan dibanding perilaku alami.

  Jika dilihat dari pendapat Skinner bahwa perilaku ada dua jenis perilaku, perilaku alami yang dimana dibawa sejak lahir yaitu gerak refleks dan insting yang 6 Been Rafanany, Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain Selancar Membaca Koran (Pinang kedua adalah perilaku opera perilaku jenis dikendalikan oleh urat syaraf atau kesadaran otak, yang melalui proses belajar pelatihan

3. Pembentukan Perilaku

  Dalam terjadinya sebuah perilaku ada yang namanya pembentukan perilaku tidak terjadi begitu saja tapi ada beberapa pembentukan dimasyarakat.

  a.

  Pembentukan Perilaku Melalui Kondisioning (kebiasaan) Perilaku dapat dibentuk melalui membiasakan diri dengan untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Misalnya, bangun pagi, menggosok gigi, dan sebagainya.

  c.

  Pembentukan Perilaku Dengan Pengertian (Insight) Perilaku ini dibentuk dengan belajar kognitif disertai dengan pengertian

  7 d.

  Pembentukan Perilaku Menggunakan Model Perilaku yang terbentuk dengan menggunakan contoh atau model.

  Pembentukan perilaku seperti ini dengan cara teori belajar sosial (social learning ) misalnya, umunnya seorang anak berperilaku mencontoh orang tuanya.

  theory

B. Pengertian Remaja dan Perkembangannya

1. Pengertian Remaja

  Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan

  8

  individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Istilah remaja dalam psikologi dikenal adolescence yang berasal dari kata latin adolescence (kata 7 Been Rafanany, Rahasia Membaca Pikiran Orang Lain Selancar Membaca Koran (Pinang Merah Publisher, 2012), h. 29. 8 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT. Remaja

  9

  bendanya adolescence yang berarti remaja) yang b erarti “tumbuh” menjadi dewasa”. Salman mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

  Secara etimologi kalimat remaja berasal dari murahaqoh, kata kerjanya adalah

  

raahaqo yang berarti al-iqtirab (dekat). Secara terminologi, berarti mendekati

  10

  kematangan secara fisik, akal dan jiwa serta sosial. Permulaan adolescene tidak berarti tidak sempurnanya kematangan, karena dihadapan adolescene, dari usia 7-10 adalah tahun-tahun untuk menyempurnakan kematangan.

  Berdasarkan bentuk perkembangan dan pola perilaku yang tampak khas bagi usia-usia tertentu, menurut Elizabeth B. Hurlock, masa remaja itu berbagai dalam dua kurun waktu yaitu masa remaja awal (usia 13/14 tahu-17 tahun) dan masa remaja akhir (usia17-21tahun). Namun dalam pembagian tersebut dapat kita merangkaikan usia remaja yang dimaksud adalah sejak 13 tahun sampai 21 tahun.

  Menurut para ahli, pengertian remaja dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Sri Rumini & Siti Sundari, masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai

9 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Yosdayarya 2014), h. 183.

  10 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Yosdayarya 2014), h. 184 dengan 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

  b.

  Zakiah darajat, bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,

  kognitif sosial-emosional. Dalam masa ini anak mengalami perubahan dan masa

  perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak- anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

  c.

  Santrock, bahwa (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 -15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18

  • – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks,

  11 Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja awal 12-15 tahun.

  Defenisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

11 Haryanto, pengertian remaja menurut para ahli,. 2010

  da 21/05/2016-jam 21:07

  2. Fase Remaja

  Fase remaja adalah sebuah tingkatan-tingkatan perkembangan remaja, itu bisa dilihat dari perkembangannya secara nyata melalui fisik yang mengalami perubahan yang dialami baik itu bentuk fisik, suara yang berubah, tingkah laku, dan adanya rasa suka sama lawan jenis.

  Ada beberapa fase perkembangan remaja sebagai berikut: a. Perkembangan fisik/ remaja b.

  Bentuk lebih banyak memanjang dari pada melebar, terutama bagian badan, kaki dan tangan c.

  Akibat berproduksinya kelenjar hormone, maka jerawat sering timbul di bagian muka.

  d.

  Timbulnya dorongan seksual terhadap lawan jenis, akibat dari kematangan kelenjar seks (gonads).

  3. Perkembangan Remaja a.

   Perkembangan kognitif (intelektual)

  Ditinjau dari perkebangan kognitif menurut Piaget, masa remaja adalah mencapai masa opientasi formal. Remaja secara mental telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada berfikir konkret.

  Proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan dari mulai usia 12-20 tahun. Pada usia 16 tahun, berat otak sudah menyamai orang dewasa. Sistem syaraf yang memproses informasi yang berkembang secara cepat pada usia ini. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis

  12

  atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berembang sampai usia 20 tahun atau lebih. Keating Adam dan Gullota merumuskan lima hal pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi formal, yaitu sebagai berikut: 1.

  Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang bertekanannya kepada kesadarannya sendiri disini dan sekarang (here and now), cara berpikir remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan (word of possiblilities). Remaja sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi dan dapat membedakan antara yang nyata yang konkret dengan yang abstrak dan yang mungkin.

  2. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah.

  3. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengekpresikan berbagai kemungkinan dan mencapainya.

  4. Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik dan ekspansi (perluasan) berpikir.

  5. Cara berpikir semakin meluas, bisa meliputi aspek agama, keadilan, moralitas dan identitas.

  b. Perkembangan Emosi, Masa Remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik terutama organ-organ seksual mempengaruhi 12 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, BPK ,(Jakarta : Gunung Mulya, 2004), h. 44. berkembannya emosi, perasaan dan dorongan baru yang di alami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih jauh dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan temperamental (muda tersinggun/ marah atau muda sedih/

  13 murung ), sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.

  c. Perkembangan Kepribadian Kepribadian merupakan sistem yang dinamis dari sifat, sikap dan kebiasaan yang menghasilkan sikap dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat konsisten respons individu yang beragam, sifat-sifat ini kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial, kagnitif, dan nilai-nilai.

  Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan intergritas kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya

Dokumen yang terkait

Dampak Poligami terhadap Interaksi Sosial Anak di Sekolah (Studi Kasus di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 3 109

Perilaku Beragama Nelayan Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 93

Kemiskinan dan Konversi Agama (Studi Kasus Masyarakat Balangbuki Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 85

Perilaku Penyimpangan Remaja yang Menghisap Lem Fox di Desa Bonde Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 99

Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pemerintahan Desa Majannang Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 84

Pengaruh Kepribadian, Kedisiplinan dan Kemampuan Terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi Kasus Kepala Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 139

Peranan Remaja Mesjid dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Bagi Remaja Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polman - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 93

Adat Mappatamma Dalam Pandangan Hukum Islam.(Studi di Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 73

Penyelesaian Kasus Penambangan Pasir Ilegal (Studi Kasus Penambangan Pasir di Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 89

Dinamika Masyarakat Pertambangan (Studi Kasus pada Warga Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 5 90