Eksistensi Sistem Pernikahan Anak Perempuan Sayyid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar (Perspektif Komunikasi Budaya) - Repositori UIN Alauddin Makassar

EKSISTENSI SISTEM PERNIKAHAN ANAK PEREMPUAN SAYYID DI DESA

  

CIKOANG KEC. MANGARABOMBANG KAB. TAKALAR

(Perspektif Komunikasi Budaya)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Serjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Jurusan Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh: SUKARNI NIM: 50700113099 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017

  PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sukarni Nim : 50700113099 Tempat/Tanggal Lahir : Takalar, 16 Januari 1995 Jurusan : Ilmu Komunikasi Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Alamat : Takalar

  Judul : Eksistensi Sistem Pernikahan Anak Perempuan Sayyid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar (Perspektif Komunikasi Budaya)

  Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 24 Agustus 2017 Penulis

  Sukarni

  ii

KATA PENGANTAR 

  

 

Assalamualaikum Wr. Wb.

  Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, atas limpahan berkah, rahmat, dan pertolongan serta hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan, kesehatan, dan keselamatan, serta kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam atas junjungan kami baginda Nabi Muhammad saw yang telah menyampaikan kepada kami nikmat Islam dan menuntun manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang dikehendaki serta diridhoi oleh Allah swt.

  Skripsi yang berjudul Eksistensi Sistem Pernikahan Anak Perempuan

  

Sayyid Di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar

(Perspektif Komunikasi Budaya) .

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Ikom) pada fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menemukan berbagai banyak rintangan dan kesulitan, baik itu yang datang dari pribadi peneliti sendiri maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran peneliti dapat melewati rintangan tersebut tentunya dengan petunjuk dari Allah SWT dan adanya bimbingan serta bantuan dari semua pihak. Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ucapan sederhana ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada:

  ii iii

  1. Rektor Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Lomba Sultan MA., Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hj. Siti Aisyah Kara, MA. PhD., Wakil Rektor IV Prof. Hamdan Juhannis, MA,.PhD serta seluruh staff UIN Alauddin Makassar.

  2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Dr. H.

  Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M., Wakil Dekan I Dr. H. Misbahuddin, M.Ag., Wakil Dekan II, Dr. H. Mahmuddin, M.Ag, dan Wakil Dekan III, Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I yang telah memberikan wadah buat penulis.

  3. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si., dan Haidir Fitra Siagian, S.Ag., M.Si., Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  4. Dr. Hasaruddin, M.Ag dan Haidir Fitra Siagian, S.Ag., M.Si., Ph.D selaku pembimbing I dan II yang telah meluangkan banyak waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  5. Dra. Audah Mannan, M.Ag dan Suryani Musi, S.Sos., M.I.Kom selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan arahan, saran, dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. iv

  6. Seluruh dosen, bagian Tata Usaha Umum dan Akademik, bersama Staf Pegawai Fakultas Dakwah & Komunikasi yang telah memberikan bekal ilmu, bimbingan, arahan, motivasi, dan nasehat selama penulis menempuh pendidikan di jurusan ilmu komunikasi.

  7. Sahabat-sahabat seperjuangan Rezky Febrianti Putri, Selvi Rahayu, Erna Dusra, Ade Irma dan Hasmira dan seluruh Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Dan Komunikasi anggkatan 2013. Terkhusus buat sahabat-sahabat tercinta Gank Alay yang selalu memberikan semangat dan membantu penilis. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  8. Teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Terkhusus untuk KKN Desa Bonto Deang. Bapak, ibu, kakak- kakak posko dan teman-temanku Fadly, Uci, Neni, Haerul, Anthy, Ulla, Rahma, Amal beserta seluruh masyarakat Desa Bonto Daeng yang telah menjadi semangat tersendiri bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Terima kasih atas pengalaman berharganya selama berKKN.

  9. Kedua orang tua penulis, ayahanda Massiri dg Lau dan ibunda Yatu dg Jintu yang telah membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, memberikan doa, motivasi, semangat dan dukungan.

  Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan. Terima kasih telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah swt senangtiasa melipat gandakan balasan atas amal baik dengan rahmat dan nikmat-Nya. Penulis menyadari sepenuhnya, karya tulis ini v

  merupakan sebuah karya tulis sederhana yang sarat dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran penulis harapkan untuk kesempatan penulisan dimasa mendatang. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan semoga tulisan ini bisa membari manfaat bagi semua. Amin.

  Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Makassar, Agustus, 2017 Penulis,

  Sukarni 50700113099

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................... vi DAFTAR TRANSLITERASI....................................................................... viii ABSTRAK .................................................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus ...........................................6 C. Rumusan Masalah ...........................................................................8 D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu ..............................................8 E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ...................................12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pernikahan ...................................................................14 B. Keturunan Sayyid ..........................................................................17 C. Komunikasi Dan Budaya...............................................................18 D. Komunikasi Dalam Perspektif Islam .............................................26 E. Teori Fenomenologi ......................................................................29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian .........................................33 B. Pendekatan Penelitiaan..................................................................34 C. Sumber Data..................................................................................34 D. Metode Pengumpulan Data ...........................................................36 E. Instrumen Penelitian......................................................................37 F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data .........................................37 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambarang Umum Objek Penelitian ............................................42 B. Sejarah Keberadaan Sayyid Di Cikoang .......................................48 D. Hasil Penelitian ..............................................................................52

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................65 B. Impikasi Peneltian ..............................................................66 C. Saran ..................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................68

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin Transliterasi adalah pengalihan huruf dari abjad yang satu ke abjad lainnya.

  Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin serta segala perangkatnya.

  Ada beberapa sistem transliterasi Arab-Latin yang selama ini digu-nakan dalam lingkungan akademik, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Namun, dengan sejumlah pertimbangan praktis dan akademik, tim penyusun pedoman ini menga dopsi “Pedoman Transliterasi Arab Latin” yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I., masing-masing Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Tim penyusun hanya mengadakan sedikit adaptasi terhadap transliterasi artikel atau kata sandang dalam sis-tem tulisan Arab yang dilambangkan dengan huruf (alif lam ma‘arifah).

  ﻻ Dalam pedoman ini, al- ditransliterasi dengan cara yang sama, baik ia diikuti oleh alif lam Syamsiyah maupun Qamariyah.

  Dengan memilih dan menetapkan sistem transliterasi tersebut di atas sebagai acuan dalam pedoman ini, mahasiswa yang menulis karya tulis ilmiah di lingkungan UIN Alauddin Makassar diharuskan untuk mengikuti pedoman transliterasi Arab- Latin tersebut secara konsisten jika transli-terasi memang diperlukan dalam karya tulis mereka. Berikut adalah penje-lasan lengkap tentang pedoman tersebut.

1. Konsonan

  Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada halaman berikut:

  Huruf Nama Huruf Latin Nama Arab

  ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب ba b be ت ta t te ث s\a s\ es (dengan titik di atas)

  ج jim j je ح h}a h} ha (dengan titik di bawah) خ kha

  kh

  ka dan ha د dal d de ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)

  ر ra

  r

  er ز zai z zet

  س sin s es ش syin sy es dan ye

  ص s}ad s} es (dengan titik di bawah) ض d}ad d} de (dengan titik di bawah)

  ط t}a t} te (dengan titik di bawah) ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah) ع ‘ain

  

  apostrof terbalik غ gain g ge

  ف fa f ef

  ق qaf q qi ك kaf k ka ل lam l el

  م mim m em ن nun n en و wau w we

  ﮭـ ha h ha ء hamzah

  

  apostrof ى ya y ye

  Hamzah ( ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

  Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Latin Nama

  ا َ◌ fath}ah a a

  ا ِ◌ kasrah i i ا ُ◌ d}ammah u u Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Nama

  ْ◌ َﻰ ـ fath}ah dan ya a i a dan i ْ◌ َﻮ ـ fath}ah dan wau au a dan u

  Contoh: َ◌ ﻒ ْـﯿ َـﻛ : kaifa ْ ل َ◌ ﻮ ﮭَـ: haula

3. Maddah

  

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

  transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Harkat dan Nama Huruf dan Nama

  Huruf Tanda ا ... َ ى | َ ... fath}ah a> a dan garis di dan alif atas

  ﻰ ـ ـ ِ◌ ◌ kasrah dan i> i dan garis di

  ya atas

  ﻮ ـ ُـ ـ d}ammah u> u dan garis di dan wau atas Contoh: ت َ◌ َﺎ ـ ﻣ : ma>ta

  ﻰ َـَﻣ ر : rama> َ◌ ﻞ ْـﯿ ِـﻗ : qi>la

  ْ ت ُ◌ ُﻮ ـ ﻤ َـﯾ:yamu>tu

  4. Ta marbu>t}ah Transliterasi untuk ta marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harkat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].

  Sedangkan ta marbu>t}ah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

  marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

  Contoh: ل ِ◌ ْﻔ َﺎ ط ﻷ ُ ا ﺔ َـﺿ :raud}ahر َو ْ◌ al-at}fa>l

  ُ◌ ﻠ َﺔ ِــ َﺎ ﺿ ـ ﻔ ْـَﻟ ُ ا ﺔ َـﻨ ْـﺪِﯾ َـﻤ ْـَﻟ ا :al-madi>nah al-fa>d}ilah

  ﺔ َــ ﻤ ْـﻜ ِـْﺤ ـ َﻟ ا : al-h}ikmah

  ُ◌

  5. Syaddah (Tasydi>d) Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

  sebuah tanda tasydi>d ( ّ◌ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

  Contoh: َ◌ ﻨ ﺎ ّـَـ َﺑ ر :rabbana> َ◌ ﻨ ﺎ ْــ َﯿ ّـﺠ َـﻧ :najjai>na>

  ُ◌ ّ◌ ﻖ َـﺤ ـ ْـ َﻟ ا :al-h}aqq ُ◌

  ّ◌ ﺞ َـﺤ ـ ْـ َﻟ ا :al-h}ajj َ◌ ﻢ ّـِـ ﻧ ُﻌ : nu“ima ﱞ ُو ﺪ َـﻋ : ‘aduwwun

  Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ّﻰ ـ ـ ـ ـ ِـ ),maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i>).

  Contoh: ﻰ ﱞ ِـﻠ َـﻋ : ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly) ﻰ ﱡـ ِـ ﺮ َﺑ َـﻋ : ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang

  Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ﻻ ( alif

  

lam ma‘arifah ). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

  biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  Contohnya: ُ◌ ﺲ ْـَﻤ ّ ـ ◌ ّﺶ ﻟ َا : al-syamsu (bukan asy-syamsu)

  ُ◌ ﺔ ـ َـ ﺰ َﻟ ـ ْـ َﻟ ﺰ ﱠﻟ ا : al-zalzalah (az-zalzalah)

  ُ◌ ﻔ َﺔ ـ ﻠ ْﺴ َـﻔ ـ ْـ َﻟ ا : al-falsafah َد ُ◌ ﻼ ـ ـ ِـ ﺒ ـ ْـ َﻟ ا :al-bila>du

  7. Hamzah

  Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Contohnya: ُو ْ ن َ◌ ﺮ ُـَﺄ ﻣ ـ ﺗ :ta’muru>na

  ْء ُ◌ َﻮ ّـﻨ ـ ْـ َﻟ ا :al-nau’ ْء ٌ◌ ﻲ َـﺷ : syai’un ْ ت ُ◌ ﺮ ِـ ُ◌ ُ ﻣ أ : umirtu

  8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

  Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), Sunnah, khusus dan

  

umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab,

maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

  Contoh:

  Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n Al-Sunnah qabl al-tadwi>n Al-‘Iba>ra>t bi ‘umu>m al-lafz} la> bi khus}u>s} al-sabab

  9. Lafz} al-Jala>lah (ﷲ )

  Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransli-terasi tanpa huruf hamzah.

  Contoh: ِ◌ ْﻦ ُ ﷲ ـ ِﯾد di>nulla>h ِ◌ ﺑ ِﺎ ِ ﷲ billa>h

  }

  Adapun ta marbu>t ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-

  jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

  ِ◌ ﻤ َﺔ ِ ﷲ ـ ـ ْـ َﺣ ْھُرﻓ ِﻲ hum ْ◌ ﻢ fi> rah}matilla>h

  10. Huruf Kapital

  Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).

  Contoh:

  Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n

  Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si> Abu>> Nas}r al-Fara>bi> Al-Gaza>li> Al-Munqiz\ min al-D}ala>l Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu>

  (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contohnya: Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd,

  Abu> al-Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)

  Nas}r

  Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)

DAFTAR SINGKATAN

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la> saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al-sala>m H = Hijrah M = Masehi SM = Sebelum Masehi l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun Q.S. …(…): 4 = Quran, Surah …, ayat 4 r.a = radhiallahu anhu/ anha/ anhum Beberapa singkatan dalam bahasa Arab:

  =

  ص ﺔ ﺤ ﻔ ﺻ

  =

  

م د ن ﺎ ﻜ ﻣ ن و ﺪ ﺑ

ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ

  =

  ﻢ ﻌ ﻠ ﺻ ﻢ ﻠ ﺳ و

  =

  ط ﺔ ﻌ ﺒ ط

  =

  

ن د ﺮ ﺷ ﺎ ﻧ ن و ﺪ ﺑ

ھ

  = \

  ه ﺮ ﺧ ا ﻰ ﻟ ا ﺎ ﺮ ﺧ ا ﻰ ﻟ ا ﺦ ﻟ ا

  =

  ج ء ﺰ ﺟ

  xix

ABSTRAK

Nama : Sukarni

  Nim : 50700113 099

Judul : Eksistensi Sistem Pernikahan Anak Perempuan Sayyid Di Desa

Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar (Perspektif

Komunikasi Budaya)

  Penelitian ini berjudu l ‘’ Eksistensi Sistem Pernikahan Anak Perempuan

  

Sayyid Di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar

(Perspektif Komunikasi Budaya)’’. penelitian ini bertujuan untuk menjawab

  pertanyaan, yakni: (1) Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan masyarakat dalam melaksanakan tradisi pernikahan anak perempuan sayyid di desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. (2) Strategi apa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Cikoang agar tradisi perempuan sayyid tersebut masih bertahan. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang dilakukan masyarakat dalam melaksanakan tradisi pernikahan anak perempuan sayyid di desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar dan untuk mengetahui bagaimana Strategi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Cikoang agar tradisi perempuan sayyid tersebut masih bertahan.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Deskriptif dengan tipe penelitian Studi Fenomenologi. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang peneliti gunakan adalah metode interaktif Miles dan Hiberman dilakukan dengan tiga tahapan yaitu: 1) reduksi data, 2) Penyajian data dan 3) Penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pola komunikasi budaya Sayyid di Desa Cikoang melalui pola komunkasi yang harmonis antara satu dengan yang lain secara terbuka dan nyaman saat berkomunikasi baik itu melalui pada tahap pertukaran informasi secara lisan maupun tindakan manusia secara terbuka melalui sistem pernikahan anak perempuan Sayyid. 2) Strategi yang dilakukan dalam melaksanakan agar tradisi pernikahan Sayyid ini masih bertahan, ada dua yaitu: pertama, sayyid mencarikan jodoh dan kedua, sejak kecil mereka didik diberikan pemahaman, pengetahuan-pengetahuan tentang kebiasaan komunitas mereka yang beda daripada yang lain, serta akibat jika melanggar ketentuan yang telah diatur oleh adat mereka.

  Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pernikahan anak perempuan Sayyid merupakan salah satu adat istiadat masyarakat Cikoang yang telah berlangsung hingga saat ini. Keberlangsungan adat ini membuat masyarakat memberi menghormatan dan penghargaan bagi para keturunanya.

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua

  makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Ini adalah satu cara yang dipilih oleh Allah swt. sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang

  1

  biak, dan melestarikan hidupnya. Pernikahan akan berperan setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan tujuan dan

  2 pernikahan itu sendiri.

  Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan sehingga mereka dapat berhubungan satu sama lain, sehingga mencintai, menghasilkan keturunan serta hidup

  3 dalam kedamaian sesuai dengan perintah Allah swt dan petunjuk dari Rasul-Nya.

  al- Qur’an Ar-Rum Ayat 21:

   

          

         

  Terjemahannya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

  4 kaum yang berpikir. 1 2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 6, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1980), h. 7.

  Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat 1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 3 9. 4 Abdul Rahman, Perkawinan Dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 1.

  Depertemen Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahan, (Jakarta, Al-Mujamma:1971 ), h. 644.

  2

  Berdasarkan al- Qur’an surah Ar-Rum Ayat 21 menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, Siti Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam sedangkan manusia yang lainnya tercipta dari air mani laki-laki dan perempuan (supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya) supaya kalian merasa betah dengannya (dan jadi-Nya di antara kamu sekalian) semuanya (rasa kasih sayang sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (yakni yang memikirkan tentang ciptaan Allah swt).

  Salah satu budaya kelompok masyarakat di daerah Sulawesi Selatan yakni di Desa Cikoang Kabupaten Takalar yang dihuni oleh penduduk asli suku Makassar dan kaum Sayyid dengan jumlah penduduk sekitar 3315 jiwa dengan 800 kepala keluarga, untuk kaum Sayyid sendiri dengan jumlah 1025 jiwa dengan 210 kepala keluarga, yaitu dalam tradisi sistem pernikahan anak perempuan Sayyid yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur mereka dimana kelompok masyarakat tersebut mengklaim diri mereka yang merupakan keturunan Sayyid, dikenal suatu konsep tentang pemutusan hubungan keluarga jika sang anak perempuan mereka menikah dengan laki-laki yang bukan keturunan Sayyid, karena perbuatan tersebut dianggap telah menjatuhkan derajat keluarga.

  Pernikahan mempunyai syarat dan rukun yang harus dipenuhi, hal itu dapat mempengaruhi sah atau tidaknya pernikahan aturan lain yang terdapat dalam literatur kitab-kitab fiqih klasik yang diantaranya adalah konsep kafā’ah, yakni kesepadanan antara calon mempelai pria dan wanita dalam berbagai hal termasuk agama, keturunan (nasab), kedudukan (hasab) dan semacamnya. Konsep kafā’ah inilah kemudian melahirkan adanya hukum pelarangan pernikahan antara wanita Syarifah

  3

  dengan laki-laki nons ayyid karena dianggap tidak kufu’ dan merusak nasab agung

  5 dan mulia dari Nabi Muhammad saw.

  Larangan pernikahan ini tentu menggangu nilai kesejajaran kedudukan manusia universal. Dimana didalam al-Qur’an terdapat ajaran persamaan derajat manusia, tidak ada kelebihan antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan suku, bangsa, status sosial dan lain-lain, merupakan bukan untuk dipertentangkan, sehingga membuat jurang pemisah atau perbedaan derajat, akan tetapi manusia hidup di dunia itu untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya dan bersahabat. Tidak hanya itu budaya pun turut andil di dalamnya sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat:13:

    

         

              

  Terjemahannya: Hai manusia, sesungguhnya kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

  6 Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal“.

  Berdasarkan al-Qur’an QS. al-Hujurat ayat:13 menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah, kelebihannya hanya terletak pada kadar ketakwaannya, manusia diciptakan oleh Allah dari jenis laki-laki dan perempuan, Allah maha mengetahui lagi maha mengenal, manusia dikumpulkan 5 Munggeni, Fatwa Larangan Pernikahan Wanita Syarifah Dengan Non Sayyid (Studi

  

Analisis Terhadap Kitab Bughyah Al-Mustarsyidin Karya Sayyid Abdurrahman Ba’Lawi), Skripsi

IAIN Walisongo (Semarang, 2000), h. 197. 6 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Jakarta, Al-Mujamma: 1971), h.

  847.

  4

  menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, orang-orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

  Jika umat Islam konsisten terhadap al- Qur’an dan as-Sunnah, tidak akan ada lagi diskriminasi yang sampai pada pelarangan dalam pemilihan jodoh berdasarkan keturunan, kekayaan atau kedudukan calon menantu. Adanya perbedaan nasab, kekayaan dan kedudukan merupakan sunnatullah dan hal ini boleh dijadikan pertimbangan dalam pernikahan untuk mengukur apakah ia kufu atau tidak. Tetapi ukuran ini hanya pada batas pertimbangan sehingga tidak sampai pada pelarangan pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang membahas tentang komunikasi antarbudaya yaitu kesalahan dalam persepsi sosial yang disebabkan oleh perbedaan- perbedaan budaya yang mempengaruhi proses persepsi pemberian makna kepada pesan yang dipengeruhi budaya itu sendiri.

  Dalam pemikiran Islam, pernikahan adalah perintah agama, dalam hal ini Islam memandang bahwa pernikahan merupakan suatu hubungan yang ideal yang tidak hanya mempersatukan antara laki-laki dan perempuan, akan tetapi pernikahan merupakan suatu kontrak sosial dengan seluruh aneka ragam tugas dan tanggung

  7

  jawab sehingga memunculkan hak dan kewajiban antara suami dan istri. Namun kebudayaan dalam tradisi pernikahan anak perempuan sayyid tidak sesuai dengan agama, dikarenakan komunitas Sayyid lebih memprioritskan nasab dibandingkan yang lainnya. Mengenai agama dan budaya, secara umum agama bukan bagian dari budaya dan budaya pun bukan bagian dari agama. Ini tidak berarti bahwa keduanya terpisah sama sekali, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. 7 Sudarsono, “Konsep Kafa’ah Dalam Perkawinan Menurut al-Nawawi dan Wahbah al- Zuhaili,” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010), h. 1.

  5

  Kebudayaan Di Desa Cikoang ini ada aturan tidak tertulis yang dipahami seluruh warga di desa tersebut, yakni aturan mengenai tradisi pernikahan dalam komunitas Sayyid. Dalam aturan pernikahan itu anak perempuan Sayyid tidak boleh menikah dengan orang yang bukan Sayyid, apabila perempuan keturunan Sayyid melakukan pelanggaran, maka keluarga mereka menganggap tidak pernah ada/tidak pernah lahir dalam kehidupan ini. Anak perempuan Sayyid yang melanggar aturan ini menjadi budaya turun-temurun keturunan Sayyid dalam menentukan jodoh anak mereka sedangkan laki-laki Sayyid boleh saja menikah dengan yang bukan Sayyid. Untuk menjaga keutuhan identitas mereka, maka para perempuan keturunan Sayyid atau yang dikenal dengan Syarifah tidak boleh menikah dengan kaum pria di luar

  8 komunitasnya.

  Hal ini didasarkan pada konsep kafa’ah sendiri yang lebih tertuju dalam hal kesepadanan termasuk agama, keturunan dan kedudukan bukan lainnya. Inilah yang kemudian menarik untuk dikaji lebih lanjut adanya pelarangan pernikahan wanita syarifah dengan non sayyid dengan alasan tidak kufu. Sebab mereka dalam masalah

  

kafā’ah lebih memprioritaskan nasab dibanding dengan kriteria yang lain. Penelitian

  ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, oleh karena itu Penyusun merasa tertarik untuk meneliti alasan-alasan dalam melindungi dan mempertahankan nasab yang mereka anggap paling mulia, termasuk larangan perkawinan Syarifah dengan non Sayyid.

8 Inda Rezky Mulia, Kedudukan Anak Perempuan Sayyid, Cikoang: Skripsi Pada Program Serjana Unhas Makassar, 2012, h. 6.

  6

B. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus

  1. Fokus Penelitian

  Fokus penelitiaan merupakan batasan penelitian agar jelas ruang yang akan di teliti. Oleh karena itu pada penelitiaan ini, penulis memfokuskan penelitiaan pada Eksistensi Sistem Pernikahan Anak Perempuan Sayyid (Studi Kasus Pada Keturunan Sayyid Di Desa Cikoang Kec. Mangarabombang Kab. Takalar)’’

  2. Deskripsi Fokus

  Berdasarkan pada fokus penelitian dari judul, maka dapat dideskripsikan subtansi permasalahan, oleh karena itu penulis memberikan deskripsi fokus sebagai berikut:

  a. Eksistensi

  Eksistensi berasal dari bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual. Jadi eksistensi adalah keadaan yang hidup atau menjadi nyata.

  b. Sistem Pernikahan Anak Perempuan Sayyid

  Dalam sistem pernikahan anak perempuan Sayyid ada aturan tidak tertulis yang harus ditaati, yaitu bagi perempuan Sayyid tidak bisa menikah di luar komunitasnya, apabila perempuan Sayyid menikah dengan orang diluar komunitasnya maka dia memutuskan garis keturunan Sayyid.

  c. Masyarakat Desa Cikoang

  Cikoang adalah salah satu desa yang terletak di pesisir selatan Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Desa

  7

  Cikoang merupakan dataran rendah yang berada pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah 555,49 Ha. Penduduk asli Cikoang adalah suku Makassar. Desa ini dihuni oleh penduduk asli suku Makassar dan kaum Sayyid. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Makassar. Penduduknya mayoritas memeluk agama Islam sebagai keyakinan mereka. Jumlah penduduk sekitar 3315 jiwa dengan 800 kepala keluarga. Mata pencarian utama masyarakat Cikoang adalah nelayan dan bertani. Jarak antara Desa Cikoang dengan Ibukota Kecamatan Mangarabombang ± 8 km, dari Ibukota Kabupaten Takalar ± 15 km, dan ke Kotamadya Makassar ± 60 km.

  d. Perspektif Komunikasi Budaya

  Perspektif komunikasi budaya adalah bagaiamana pandangan tentang pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan, tulisan bahkan secara imajiner antara dua orang yang ada dalam satu budaya itu sendiri.

  e. Pola Komunikasi

  Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga menghasilakan feedback dari penerima pesan.

  8

f. Strategi Komunikasi

  Strategi komunikasi adalah panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning ) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan.

  C. Rumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang permasalahan diatas maka penulis mengemukakan rumusan permasalahan diatas sebagai berikut :

  1. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan masyarakat dalam melaksanakan tradisi pernikahan anak perempuan Sayyid di Desa Cikoang Kec. Mangarabombang Kab. Takalar?

  2. Strategi apa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Cikoang agar tradisi perempuan Sayyid tersebut masih bertahan?

  D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu

  Terdapat sejumlah Dari beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Munggeni (2004) meneliti tentang ‘’Fatwa Larangan Pernikahan Wanita Syarifah

  Dengan Non Sayyid (Studi Analisis Terhadap Kitab Bughyah Al-Mustarsyidin Karya Sayyid Abdurrahman Ba’Lawi)’’ Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, jurusan ilmu Syari’ah dan Fakultas Syari’ah. Pada skripsi ini penulis memaparkan hasil penelitiannya tentang larangan pernikahan perempuan Sayyid dengan nonsayyid dan larangan laki-laki nonsayyid melamar wanita Syarifah walaupun tadi dan walinya rela. Dalam penelitiannya menggunakan jenis penelitian kualiatif dengan analisis deskripstif-analitis. Adapun pendekatan

  9

  penulis gunakan adalah pendekatan hermeneutik yakni pendekatan dengan

  9 mengadakan interpretif (menafsirkan) teks.

2. Indah Rezky Mulia (2012) meneliti tentang ‘’Kedudukan Anak Perempuan

  Sayyid Yang Menikah Dengan Laki-Laki Yang Bukan Keturunan Sayyid Terhadap Harta Warisan Orang Tua Di Desa Cikoang Kab. Takalar’’ Universitas Hasanuddin Makassar, Jurusan Ilmu Hukum dan Fakultas Hukum. Pada skripsi ini penulis memaparkan hasil penelitiannya tentang hukum kewarisan anak keturunan Sayyid menurut hukum Islam dan bagaimana perlindungan hukum yang diberikan kepada anak perempuan keturunan Sayyid yang menikah dengan

  10 laki-laki di luar komunitasnya.

  3. Patta Lolo (1996) meneliti tentang ‘’Peranan Sayyid Jalaluddin Perkembangan Agama Islam di Cikoang Kab. Takalar’’ Universitas IAIN Alauddin Ujung Pandang, jurusan Agama Islam dan Fakultas Adab. Pada skripsi ini penulis memaparkan hasil penelitannya tentang perkembangan agama Islam di Nusantara.

  11 Metode pendekatan melalui pendekatan sosiologi. Jenis penelitian kualitatif.

  9 Munggeni, Fatwa Larangan Pernikahan Wanita Syarifah Dengan Non Sayyid (Studi

Analisis Terhadap Kitab Bughyah Al-Mustarsyidin Karya Sayyid Abdurrahman Ba’Lawi), Skripsi

IAIN Walisongo (Semarang, 2000). 10 Indah Rezky Mulia, Kedudukan Anak Perempuan Sayyid Yang Menikah Dengan Laki-

Laki Yang Bukan Keturunan Sayyid Sayyid Terhadap Harta Warisan Orang Tua, Makassar: Skripsi

  Pada Program Serjana Universitas Hasanuddin, 2012. 11 Patta Lolo, Peranan Sayyid Jalaluddin Perkembangan Agama Islam, Cikoang: Skripsi IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1996.

  10 Tabel 1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya yang Relevan Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut:

  Nama Judul Penelitian Fokus Kajian Subjek Jenis Dan

  Lokasi Penelitian

  Hasil Penelitian

  Penelitian Sebelumnya Munggeni Fatwa Larangan

  Pernikahan Wanita Syarifah Dengan Non Sayyid (Studi Analisis Terhadap Kitab Bughyah Al- Mustarsyidin Karya Sayyid Abdurrahman Ba’Lawi)

  Fakus pada larangan pernikahan wanita syarifah dengan laki-laki Non Sayyid dalam Kitab Bughyah al- Murtasyidin

  Kitab Bughyah al- Mustarsyidin

  Penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif- analitis

  Perempuan Sayyid hanya bisa menikah dengan orang Sayyid pula dalam menjaga keutuhan kelompok mereka

  Indah Rezky Mulia

  ’Kedudukan Anak Perempuan Sayyid Yang Menikah Dengan Laki-Laki Yang

  Fokus pada Mengetahui kedudukan hukum anak perempuan

  Masyarakat di kalangan Sayyid di Desa Cikoang

  Penelitian kualitatif, lokasi Desa Cikoang

  Kedudukan a nak perempun Sayyid yang menikah dengan orang

  11

  Bukan Keturunan Sayyid Terhadap Harta Warisan Orang Tua Di Desa Cikoang Kab. Takalar keturunan

  Sayyid yang menikah dengan laki-laki dari luar komunitasnya terhadap harta warisan orang tua menurut hukum Islam dan hukum adat setempat.

  Kab. Takalar Kab Takalar diluar komunitasnya tidak berhak mendapatkan harta warisan orang tua.

  Skripsi Patta Lolo

  Peranan Sayyid Jalaluddin Perkembangan Agama Islam di Cikoang Kab.

  Takalar Mengetahui bagaimana peranan Sayyid jalaluddin dalam mengembangkan agma Islam

  Komunitas masyarakat Sayyid yang tinggal di Desa Cikoang Kab. Takalar

  Penelitian kualitatif, lokasi di Desa Cikoang Kab. Takalar

  Perkembangan agama islam di Cikoang karena Masuknya Sayyid Jalaluddin yang membawa angin

  12

  perubahan Penelitiaan Saat Ini

  Sukarni Eksisensi Sistem Fokus pada Komunitas Penelitian Pernikahan Anak sistem Sayyid yang kualitatif, Keturunan Sayyid pernikahan anak ada di Desa lokasi di (Studi Kasus perempuan Cikoang Desa Pada Keturuna Sayyid Di Desa termasuk Cikoang Sayyid Di Desa Cikoang. pemangku Cikoang Kec. adatnya.

  Mangarabombang Kab. Takalar

  Sumber : Olahan peneliti 2017 Berdasarkan tabel perbandingkan penelitian sebelumnya yang relevan di atas maka peneliti mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini yang akan diteliti, dimana untuk mempermudah peneliti dalam penelitiannya.

E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  Ada pun yang menjadi tujuan dari pembahasan ini berkisar pada dua hal pokok anatara lain :

1. Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi yang dilakukan masyarakat

  dalam melaksanakan tradisi pernikahan anak perempuan Sayyid di Desa Cikoang Kec. Mangarabombang Kab. Takalar

  13

2. Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Cikoang agar tradisi perempuan Sayyid tersebut masih bertahan.

  2 . Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitiaan ini adalah sebagai berikut :

  1. Teoritik Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti lainnya dan dijadikan sumber informasi dengan tema yang sama.

  2. Praktis Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman,di samping itu diharapkan hasil penelitian berguna bagi masyarakat untuk lebih memahami larangan sistem pernikahan anak perempuan Sayyid di Desa Cikoang Kec. Mangara bombang Kab Takalar.

  14

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pernikahan

1. Menurut Hukum Islam

  Pernikahan dalam literatur fiqih berbahasa Arab perkawinan atau pernikahan disebut dengan dua kata yaitu nikah dan zawaj. Kedua kata ini, kata yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari orang arab dan banyak terdapat dalam

  1

  al- Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam al-Qur’an Qur’an dan hadis Nabi. dengan arti kawin, seperti dalam QS. an-Nisa’ ayat:3:

Dokumen yang terkait

Sikap Keberagamaam Masyarakat di Desa Pattopakang Kec. Mangarabombang Kab. Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 93

Urgensi Budaya Sipakatau Masyarakat Desa Pa’rasangang Beru Kec. Galesong Kab. Takalar (Perspektif Filsafat) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 89

Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Media Plastisin di RA Al Badar Salaka Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 3 122

Pembinaan Anak Putus Sekolah di Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polman - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 93

Studi kritis Implementasi Perda Nomor 138 Tahun 2013 tentang Penetapan Kawasan Industrialisasi Rumput Laut Pada Dinas Kelautan dan Perikanan di Desa Punaga Kec. Mangarabombang Kab. Takalar (Perspektif Siyasah Syar’iyyah) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 102

Status Hak Waris Anak dari Pernikahan Sedarah (Perspektif Fikih Kontemporer) - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 3 94

Eksistensi Perda-Perda Syariat di Kabupaten Takalar (Analisis Yuridis, Politis dan Konstitusional) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 112

Etnobotani Tumbuhan Lontar (Borassus Flabellifer) di Desa Bonto Kassi Kecamatan Gelesong Selatan Kabupaten Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 5 105

Problematika Pernikahan Usia Muda (Studi Kasus di Desa Ugi Baru Kecamatan Mapilli Kabupaten Polman) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 79

Komunikasi Pasangan Pernikahan Antar Etnis Bugis dan Etnis Tionghoa Di Sengkang Kabupaten Wajo (Studi Komunikasi Antar Budaya) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 4 77