Efektivitas pembelajaran kooperatif Tipe think pair share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Kemagnetan Pada Siswa Kelas IX MTs Madani Alauddin Pao-pao - Repositori UIN Alauddin Makassar

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR

  

KEMAGNETAN PADA PESERTA DIDIK KELAS IX

DI MTs MADANI ALAUDDIN PAO-PAO

Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  UIN Alauddin Makassar Oleh

  

AINUN JARIAH

20404110007

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah swt berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul: “Efektivitas Pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Kemagnetan pada Siswa kelas IX diMTs Madani Alauddin Pao Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai – Pao”. tugas akhir dalam menyelesaikan Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

  Dalam menyusun skripsi ini, peneliti banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, maka penelitian skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta Syarifuddin dan Sumarni selaku orang tua yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan doanya kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini. Terimaksih atas cinta yg tak pernah usai, semoga setiap air mata yang jatuh dari air matamu atas segala kepentinganku, menjadi jembatan untukmu menunuju surga nanti. Amin...!!!

  Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam- dalamnya, penulis sampaikan kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir pababari M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta pembantu Rektor I, II, III, IV atas segala fasilitas yang diberikan dalam menimba ilmu didalamnya.

  2. Dr. Muhammad Amri, Lc,. M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Pembantu Dekan I, II, III atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan nasihat kepada penulis.

  3. Dr. Muhammad Qaddafi, S.Si, M.Si dan Rafiqah, S.Si, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

  4. Rafiqah, S.Si. M.Pd. dan Ali Umardani, S.pd, M. Pfis Pembimbing I

  selaku

  dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang sangat berharga bagi penulis.

  5. Ahmad Afif, S. Ag., M.Pd.I. selaku Penasehat Akademik yang senantiasa

  memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis menempuh studi di

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

  6. Seluruh staf pengajar dan karyawan yang berada dalam lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan yang telah membantu kelancaran proses penulisan skripsi ini

  7. Kakak Miftahul Jannah S. pd. , Kakak Ipar Adi Pranajaya S.E. dan Adik Muhammad Izzul islam, yang selalu menyertai langkah penulis.

  8. Teman sekelas penulis Fisika Jurusan Pendidikan Fisika yang selama ini membantu dan selalu memberikan semangat apabila penulis dilanda kesulitan, kalian sangat berarti dan akan aku kenang selalu.

  9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2010, dan semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga dengan bantuannya dapat bernilai ibadah di sisi Allah swt.

  10. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan dorongan, dukungan beserta doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Akhirnya, peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Hanya ucapan terima kasih yang penulis haturkan, semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang melimpah dari Allah swt dan harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

  Wassalamu’alaikum wr.wb.

  Makassar, Januari 2017 Penulis Ainun Jariah .

  NIM. 20404110007

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv-vi DAFTAR ISI ................................................................................................... vii-ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... x-xi DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii ABSTRAK ...................................................................................................... xvi BAB

  I PENDAHULUAN ..................................................................... 1-13 A. Latar Belakang ...........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ......................................................................

  8 C. Hipotesis ....................................................................................

  9 D. Defenisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup ...................

  9 E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................

  10 BAB

  II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 14-46 A. Pengertian Belajar ......................................................................

  14 B. Aktivitas Belajar .........................................................................

  17 C. Hasil Belajar ..............................................................................

  26 D. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................

  35 vii

  viii E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-pair Share ............

  45 BAB

  III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 47-55 A. Jenis Penelitian ..........................................................................

  47 B. Populasi Dan Sampel .................................................................

  48 C. Instrumen Penelitian ..................................................................

  49 D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

  49 E. Teknik Analisis Data .................................................................

  51 BAB

  IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 56-71 A. Hasil Penelitian ...........................................................................

  56

  1. Deskripsi hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-

  pair share dalam pembelajaran fisika Materi Kemagnetan

  di Kelas IX MTs Madani Alauddin Pao-Pao. ....................... 57

  2. Deskripsi Hasil Belajar Fisika Peserta didik kelas IX

  B

  MTs Madani Alauddin Pao-Pao Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share ......

  61

  3. Deskripsi hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-pair share dalam pembelajaran fisika Materi Kemagnetan di Kelas IX MTs Madani Alauddin Pao-Pao.......................................

  62 B. Pembahasan ................................................................................

  69 BAB

  V PENUTUP ................................................................................. 72-73 A. Kesimpulan ................................................................................

  72 B. Implikasi Penelitian ...................................................................

  73 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74-75 LAMPIRAN .................................................................................................... 76-78

  xi DAFTAR TABEL Tabel II.1. : Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif .............................

  63 Tabel VI. 7. : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi kemagnetan dalam Peningkatan Hasil Belajar Setelah Penerapan Model Pembelajaran Tipe Think-Pair

  65 Tabel IV.10. : Hasil Pengujian Normalitas Data hasil Belajar Peserta Didik Kelas IX B MTs Madani Alauddin Pao-Pao .............

  65 Tabel IV. 9. : Kategori Hassil Belajar Peserta Didik Kelas IX B MTs Madani Alauddin Pao-Pao ...................................................

  64 Tabel IV.8. : Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai Posstest .

  MTs Madani Alauddin Pao-Pao (Posttest) ..............................................................................

  B

  di kelas IX

  Share

  62 Tabel IV.6. : Nilai Statistik Deskriptif Hasil Posttest Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Tipe Think-pair share ......

  44 Tabel III.1. : Tingkat Penguasaan Materi ................................................

  MTs Madani Alauddin Pao-Pao dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair Share ..................

  B

  60 Tabel IV.5. : Data lembar observasi dalam kelas IX

  59 Tabel IV.4. : Kategori Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik ...................

  59 Tabel IV.3. : Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest ..

  Pair Share di kelas IX B MTs Madani Alauddin Pao-Pao (Pretest) ...............................................................................

  58 Tabel IV.2. : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi kemagnetan dalam Peningkatan Hasil Belajar Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Tipe Think-

  53 Tabel IV.1. : Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretest Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Tipe Think-pair share ......

  67

DAFTAR GRAFIK

  xii

  Grafik IV.1. : Diagram batang hasil belajar peserta Didik sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair Share ................

  61 Grafik IV.2 : Diagram batang hassil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran koopertif Tipe Think-Pair Share.............................

  66

  ABSTRAK Nama : Ainun Jariah NIM : 20404110007 Judul : “Efektivitas pembelajaran kooperatif Tipe think pair share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Kemagnetan pada siswa kelas IX MTs Madani Alauddin Pao-pao ”.

  Penelitian ini membahas model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) sebagai alternatif dalam proses pembelajaran pada siswa kelas IX

  MTs Madani Alaudddin Pao-Pao. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap pembelajaran fisika materi kemagnetan dan bagaimana hasil belajar fisika sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think

  

Pair Share dalam pembelajaran fisika materi kemagnetan pada siswa kelas IX

MTs Madani Alauddin Pao-Pao.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs Madani

Alauddin Pao-Pao tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 49 siswa. Dengan

menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu anggota populasi memberi

  peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur sehingga diperoleh sampel sebanyak satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. Instrumen penelitian

  

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar, dan

observasi siswa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik

deskriptif dan inferensial.

  Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) mencapai nilai rata-rata 46,66, pedoman Depdikbud tentang kategori hasil kognitif siswa yang menunjukkan persentase yang terbesar ditunjukkan pada kategori rendah yaitu sebesar 12,5% dari 24 siswa. sedangkan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) mencapai nilai rata-rata 76,6, pedoman Depdikbud tentang kategori hasil kognitif siswa yang menunjukkan persentase yang terbesar ditunjukkan pada kategori tinggi yaitu sebesar 29,16% dari 24 siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung = 13,44 dan nilai t tabel = 2,06. Karena nilai t > t maka H ditolak sehingga H diterima. Dengan demikian dapat

  hitung tabel a

  disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kemagnetan.

  Sehubungan hasil yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair Share layak dipertimbangkan sebagai metode dalam pembelajaran fisika, Guru fisika hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan dan mengembangkan penelitian yang sejenis, agar dapat meneliti lebih mendalam lagi mengenai penerpan model pembelajaran kooperatif Tipe pada mata pelajaran fisika.

  Think-Pair Share

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong

  timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bias mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui itu. Keadaan yang seperti ini berlangsung didalam segala jenis dan bentuk lingkaran sosial sepanjang kehidupan. Pendidikan tidak akan ada habisnya karena pendidikan merupakan suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam pembinaan sumber daya manusia. Salah satu solusinya adalah dengan mempersiapkan mutu pendidikan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

  Pendidikan adalah usaha sadar menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik (siswa) dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik (guru).

  Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia maka pendidikan harus diprioritaskan dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga kependidikan baik secara personal maupun profesional, harus benar-benar dipikirkan. Karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan pendidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

  Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia pasal 31 ayat 2 disebutkan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.” Dengan adanya undang-undang ini mengisyaratkan bahwa layanan pendidikan harus menyeluruh ke segala lapisan masyarakat sebagai wujud perkembangan manusia Indonesia yang seutuhnya untuk dapat memperoleh pendidikan.

  Peran pendidkan begitu besar dalam upaya mengembangkan potensi, bakat, kepribadian, sikap mandiri dan tanggung jawab kepada sesama. Peran pendidikan menjadi salah satunya harapan untuk mengangkat derajat kemulian seseorang dari keterbelakangan, kebodohan, kesengsaraan, dan kemiskinan yang menjadi sindrom menakutkan dalam kehidupan. Allah berfirman dalam Al-quran yang berbunyi:

        

     “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

  orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadallah [58]: 11).

  Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah swt. akan meninggikan orang- orang yang beriman dan berilmu di atas orang yang tidak berilmu, begitu pula dengan masyarakat dari suatu bangsa. Orang-orang yang berpengetahuan, pada gilirannya mempunyai keistimewaan tertentu dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan. Sehingga tidak berlebihan jika orang-orang yang berpengetahuan mendapat posisi yang terhormat dan kemuliaan yang tinggi di lingkungan masyarakat.

  Sejalan dengan hal tersebut pendidikan saat ini menghadapi banyak tantangan.Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah peningkatan mutu pendidikan yang disebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi atau hasil belajar.

  Upaya peningkatan hasil belajar itu tidak mudah untuk dicapai secara maksimal karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar itu sendiri. Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan sistem pendidikan ataupun dalam hal yang berlangsung berkaitan dengan praktik pembelajaran seperti penggunaan metode pembelajaran.

  Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional, telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar.

  Dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam, tujuan pembelajaran khususnya Fisika di SMP yaitu terwujudnya siswa-siswa yang berprestasi sesuai bakat dan potensi yang dimiliki, memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global, sehingga tugas guru tidak hanya menuangkan sejumlah informasi pada siswa, tetapi mengusahakan bagaimana konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam pikiran siswa. Guru sebagai orang yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran sesungguhnya dapat mengupayakan banyak hal diantaranya adalah penggunaan pembelajaran yang tepat, menyenangkan, membangkitkan antusias siswa dan mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri.

  Pada saat proses pelaksanaan pembelajaran, siswa lebih banyak belajar secara individual, cenderung pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.

  Aktivitas siswa hanya mencatat, mendengar dan sedikit bertanya. Interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar pada umumnya berlangsung satu arah, yaitu guru ke siswa, guru lebih banyak aktif dibanding siswa, interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam pembelajaran sangat rendah, terkadang siswa yang hanya duduk di depan saja yang berani bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan.

  Selain itu, aktivitas yang ditunjukkan siswa tidak pada tempatnya yaitu siswa lebih suka ribut dan berbicara dengan temannya dari pada mendengarkan guru, sehingga kondisi pembelajaran di kelas kurang kondusif. Hal ini menimbulkan belajar menjadi monoton dan siswa kurang terlibat secara aktif, akibatnya siswa cenderung lebih cepat bosan kurang serius sehingga materi pelajaran dirasakan sulit sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar.

  Siswa dinyatakan mendapatkan hasil belajar yang baik apabila mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran tersebut. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan untuk mata pelajaran fisika di sekolah tersebut adalah 72. Namun masih ada siswa yang berada dibawa kriteria ketuntasan minimal yaitu rata-rata nilai siswa 70 untuk pengetahuan siswa.

  Seorang peneliti perlu mengadakan langkah-langkah pembaharuan agar hasil belajar siswa meningkat, salah satunya dengan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menumbuhkan sikap tersebut diharapkan siswa menjadi aktif dan paham akan materi yang disampaikan, sehingga tujuan dari pembelajaran akan mudah dicapai dan siswa mendapatkan hasil belajar diatas keriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru disekolah tersebut.

  Berdasarkan wawancara kebeberapa siswa yang dilakukan peneliti disekolah tersebut, dapat diketahui bahwa guru memberikan materi fisika sering menggunakan metode ceramah dan setelah itu guru tersebut menyuruh siswa membaca buku yang berkaitan materi yang disajikan. Oleh karena itu, kebanyakan siswa hanya pasif mendengarkan dan sebagian siswa tidak membaca buku disebabkan siswa tersebut tidak mengerti apa yang ia baca. Suasana pembelajaran yang demikian membuat siswa bosan karena tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sehingga banyak siswa yang bermain sendiri, mengontrol dengan teman dan tidak memperdulikan penjelasan guru. Hal ini membuat siswa tidak memahami materi pelajaran, akibatnya hasil belajar siswa banyak yang rendah.

  Metode pembelajaran yang dipilih harus mampu menciptakan proses belajar yang menarik. Metode pembelajaran yang akan dipilih hendaknya memperhatikan bahwa inti dari proses belajar mengajar ialah adanya kegiatan siswa belajar, artinya harus berpusat pada siswa bukan kepada guru. Akan tetapi, yang tampak sekarang ini terkadang dalam suatu kelas guru lebih aktif dari pada siswa, apalagi jika guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru mendominasi pembicaraan sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa untuk duduk, mendengar dan mencatat, akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas belajar.

  Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian siswa berkurang dengan berlalunya waktu. Selain itu asumsi siswa mengenai fisika itu sulit juga berakibat buruknya pada proses pembelajaran, yakni mereka hanya belajar fisika dengan mendengarkan penjelasan seorang guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan rumus yang sudah dihafalkan.

  Secara mekanika mungkin siswa dapat menyelesaikan soal fisika dengan cepat dan benar, namun hal ini tidak diimbangi dengan pemahaman esensi masalah sehingga mereka akan kebingungan bila ditanya tentang fisika yang sedang diajarkan.

  Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dan berinteraksi dengan siswa lainnya dan guru, serta memungkinkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Selain itu, siswa tidak lagi memandang siswa lain sebagai saingan atau ancaman, melainkan mitra yang mendukung untuk mencapai tujuan dan kesuksesan.

  Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dapat menumbuhkan sikap positif siswa seperti kemampuan bekerjasama serta saling mengerti dan menerima perbedaan individu. Ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah (2004), Ririn (2008) menunjukkan bahwa pembelajaran Fisika dengan setting kooperatif mampu menumbuhkan sikap positif serta meningkatkan hasil belajar Fisika siswa.

  Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.

  Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe Think-Pair-Share (TPS). Think-Pair-Share (TPS) dapat mengembangkan belajar aktif serta memungkinkan pembelajaran siswa untuk lebih banyak berfikir, merespon, dan

  1 saling membantu satu sama lain.

  Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) ini merupakan tipe yang mudah sehingga siswa dapat bekerja sama, saling membantu, mempelajari informasi atau keterampilan dan adanya sistem penilaian dari peningkatan individu dan bekerja sama dalam kelompok. Kemudian pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan cara yang efektif untuk mengubah belajar di dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe ini memiliki prosedur yang diterapkan secara eksplisit unutk memberi waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. 1 Nurmaladewi. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

  

Kooperatif Tipe Think-Phair Share (TPS) pada Siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Belawa

2 kabupaten wajo(skripsi), Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

  • –Universitas
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pembelajaran kooperatif tipe Think-

  

Pair-Share (TPS) adalah, (a.) Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar

  kelompok,(b.) Cocok untuk tugas sederhana, (c.) Lebih banyak kesempatan untuk

  2 kontribusi.

  Melihat kenyataan diatas penulis tertarik ingin mengkaji secara ilmiah tentang “Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share (TPS)

  

Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Kemagnetan Pada Siswa Kelas IX B Di MTs

Madani Alauddin Pao-Pao.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah pokok adalah untuk mengetahui Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

  

Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Materi Kemagnetan pada siswa Kelas IX Di

  MTs Madani Alauddin Pao-Pao. Masalah pokok tersebut diuraikan pada sub masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran Tipe Think-pair share dalam pembelajaran fisika Materi Kemagnetan di Kelas IX B MTs Madani Alauddin Pao-Pao?

  2. Bagaimanakah hasil belajar Peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran Tipe Think-pair share dalam pembelajaran fisika Materi Kemagnetan di Kelas IX MTs Madani Alauddin Pao-Pao?

  B

2 Nurmaladewi. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

  

Kooperatif Tipe Think-Pair Share (TPS) pada Siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Belawa

2 kabupaten wajo(skripsi), Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

  • –Universitas

  3. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Think-pair share efektif terhadap hasil belajar fisika Materi Kemagnetan di Kelas IX B MTs Madani Alauddin Pao-Pao? C.

   Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

  Model pembelajaran kooperatif tipe Think-pair share efektif dalam

meningkatlkan hasil belajar fisika materi kemagnetan pada siswa kelas IX di

B MTs Madani Alauddin Pao-Pao.

D. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup

  Untuk menghindari penafsiran yang keliru dalam memahami maksud dari penelitian ini, peneliti mengemukakan batasan definisi operasional variabel yang dianggap perlu sebagai berikut: 1.

   Variabel bebas : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share (TPS)

  Model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat

  • – Pao dalam pelajaran Fisika setelah mengikuti proses belajar mengajar. Skor hasil belajar fisika diperoleh dari hasil belajar.

  B

  dan sukses dalam Sertifikasi Guru/Kunandar-Ed. 1-4, Jakarta; Rajawali Pers, 2009. h. 367-368

  Di MTs Madani Alauddin Pao-Pao. 3 Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  B

  kemagnetan Pada Peserta didik Kelas IX

  Think-Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Fisika materi

  c. Untuk mengetahui efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

  b. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran Tipe Think-pair share dalam pembelajaran Fisika Materi Kemagnetan di Kelas IX B MTs Madani Alauddin Pao-Pao.

  MTs Madani Alauddin Pao-Pao.

  a. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran Tipe Think-pair share dalam pembelajaran fisika Materi Kemagnetan di Kelas IX

  memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

  Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

   Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan Penelitian

  4 E.

  MTs Madani Alauddin Pao

  B

  Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang menunjukan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas IX

   Variabel Terikat : Hasil belajar

  3 2.

  4 syukrianto arsyam. Efektifitas penerapan model master atau kuasai terhadap hasil belajar

matematika pada siswa kelas X SMan 1 sinjai timur(skripsi), Makassar: Fakultas Tarbiyah dan

2) Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi pembelajaran dan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran terutama pembelajaran fisika Khususnya di MTs Madani Alauddin Pao-Pao.

  b. Bagi Guru Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam bidang studi fisika, untuk mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa sehingga proses pembelajaran tidak monoton pada metode ceramah saja.

  c. Bagi Siswa Dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar fisika dan lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi dalam memecahkan masalah sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

  d. Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan kajian ini.

F. Garis Besar Isi Skripsi

  Garis besar isi skripsi bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca tentang isi-isi skripsi secara singkat dan padat. Garis-garis besar isi skripsi ini sebagai berikut:

  BAB I, Pendahuluan merupakan pengantar sebelum lebih jauh mengkaji dan membahas apa yang menjadi substansi penelitian ini. Didalam bab I ini memuat latar belakang yang mengemukakan kondisi yang seharusnya dilakukan dan kondisi yang ada sehinnga jelas adanya masalah yang menuntut untuk dicari solusinya. Rumusan masalah yang mencakup beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Definisi operasional yaitu definisi- definisi variabel yang menjadi pusat perhatian pada penelitian ini. Tujuan yaitu suatu hasil yang ingin dicapai oleh peneliti berdasarkan rumusan masalah yang ada. Dan manfaat yaitu suatu hasil yang diharapkan oleh peneliti setelah melakukan penelitian.

  BAB II, Memuat kajian pustaka yang menjelaskan bahwa pokok masalah yang akan diteliti memiliki relevansi dengan sejumlah teori yang ada di buku. Dalam hal ini peneliti mengemukakan kajian pustaka yang terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama mengenai pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Sub bab kedua mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang terdiri atas faktor intern dan ekstern. Sub bab ketiga membahas pengertian pembelajaran kooperatif dan teori-teori yang berkaitan dengan dengan metode pembelajaran tipe Think-pair share, serta tahap-tahap pelaksanan pembelajaran kooperatif tipe Think-pair share. Sub bab keempat membahas tentang pengertian hasil belajar serta penilaian hasil belajar siswa pada aspek kognitif.

  BAB III, Metode penelitian yng memuat jenis penelitian yang membahas tentang jenis penelitian yang dilakukan pada saat penelitian berlangsung. Populasi dan teknik pengambilan sampel penelitian. Instrument penelitian yaitu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Teknik analisis data yaitu suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh pada saat penelitian.

  BAB IV, Hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Pada bab ini memuat dua sub bab yaitu hasil penelitian yang mencakup gambaran umum objek penelitian, analisis data deskriptif dan inferensial. Sub bab kedua adalah pembahasan mengenai hasil penelitian yang diperoleh.

  BAB V, bab terakhir dalam skripsi ini yang mengemukakan beberapa kesimpulan, yang dimana kesimpulannya bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think-pair share terhadap hasil belajar siswa dan implikasi penelitian yang dikemukakan penulis dalam melihat permasalahan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

  suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru untuk mengubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan

  8 menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi.

  Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain juga yang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman-pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.

  Menurut Witherington (1952 h.165) “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebias aan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgard. Menurut Crow and Crow (1958 h.225) “belajar adalah diperolehnya kebiasaan- kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”. Sedang menurut Hilgard (1962 h.252) “

8 Rahmat Saleh. Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD(Student

  

team Achievement Devision) Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa

Kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa(skripsi), Makssar: Fakultas Tarbiyah belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena

  

9

adanya respons terhadap suatu situasi”.

  Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita.

  Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditujukan dengan berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya,dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

  Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri. Belajar adalah suatu proses aktif, artinya bukan hanya aktivitas yang tampak seperti gerakan badan, tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, dan

  10 mengingat.

  Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dimana perubahan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Perubahan itu terjadi secara sadar. 9 b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.

  Sukmadinata Nana yaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. c. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

  d. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

  e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

  11 f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

  Prinsip-prinsip belajar terdiri dari: a. Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa.

  b. Belajar itu memerlukan bimbingan, baik secara langsung oleh Guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.

  c. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi pembelajar.

  Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-

  12 harapannya.

  d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.

  e. Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu.

  f. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dan kesulitan yang perlu dipecahkan.

  g. Belajar adalah hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan perilakunya.

  h. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para 11 siswa.

  Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta. 2003. h. 14 i. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja. j. Bahan belajar yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk

  13 dipelajari.

  Berdasarkan uraian prinsip-prinsip belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk mengubah sikap dan perilaku yang dilakukan setipa orang atau siswa demi meningkatkan kualitas hidup.

B. Aktivitas Belajar

  1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan seluruh panca indra

  14 yang dapat membuat anggota tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar.

  Aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam hal kegiatan belajar, memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, dengan kerja sendiri baik secara rohani maupun teknis.

  15 Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

  Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik.

  13 Kunandar, Guru Profesional Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, Ed.1-4. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. h. 324 14 Sardiman, A.M. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2004. h.24 Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah cara atau usaha mengoptimalkan

  16 kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran.

  Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk upaya untuk mengoptimalkan siswa demi menunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

  2. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapat diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam belajar mengajar, yakni

  17 siswa dan guru.

  Menurut Hamalik, terdapat delapan manfaat aktivitas pembelajaran yaitu sebagai berikut:

  1. Siswa mencari Pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

  2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

  3. Memupuk kerja sama yang harnonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

  4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, 16 sehingga bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

  Sudjana,Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Cet. VII; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004. h. 10

  5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

  6. Membina dan memupuk kerja sama antara sekolah dan masyarakat dan hubungan antara guru dengan orang tua siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa.

  7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan kongrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

  8. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya dengan kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

  Prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercermin dari partisbiologisi belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kuat atau lemahnya partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam belajar, bergantung pada seberapa kuat motivasinya dalam belajar. Semakin kuat motivasi tersebut semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkannya untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya motivasi akan melemahkan upaya dan daya nya untuk belajar.

  18

  3. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Jenis-jenis Aktivitas belajar menurut Djamrah sebagai berikut:

  1. Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka.

  2. Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan kesuatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Ballard and Clandchy pada Siswa Kelas VII MTs. Madani Alauddin Pao-pao Kab. Gowa. - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 64

Efektivitas Strategi Mengakraban Kembali dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 83

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Al-Quran Hadis di MTs. Madani Alauddin Paopao - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 50

Perbandingan Pemahaman Matematika antara Kelas yang Menggunakan Metode Student Fasilitator and Explaining dengan Metode Peer Teaching pada siswa Kelas VIII MTs Madani Alauddin Pao-pao - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 94

Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Metode Polya terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negeri Sinjai Utara - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 87

Hubungan Suasana Lingkungan Kelas Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fisika Pada Peserta Didik Di MTs Faqihul Ilmi Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 81

Efektivitas Model Pembelajaran Aptitud Treatment Interaction (ATI) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Cahaya Siswa Kelas X 7 MAN 2 Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 108

Efektivitas Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Cahaya Siswa Kelas X 7 MAN 2 Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 108

Efektivitas Penerapan Metode Mnemonik Terhadap Kemampuan Menghafal Rumus-rumus Fisika Siswa Kelas VIII MTs Darussalam Labuan Bajo, Flores, NTT - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 120

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 175