Efektivitas Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Cahaya Siswa Kelas X 7 MAN 2 Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT

  

INTERACTION (ATI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL

BELAJAR FISIKA MATERI CAHAYA SISWA KELAS X

7 MAN 2 MODEL MAKASSAR

  

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika

  

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh :

  

NUR RIFKAH

NIM. 20404106048

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi ini beserta gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

  21 Juli 2010 M

  Makassar,

  09 Sya ' ban 1431 H Penyusun, NUR RIFKAH NIM: 20404106048

KATA PENGANTAR

  Assalamu ’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Alhamdulillahirabbil ‟alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam, dari-Nya kita berasal dan akan kembali kepada-Nya. Dengan rahmat dan kekuasaan-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga mampu menyusun skripsi ini hingga selesai.

  Shalawat dan salam teriring pula kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW, sebagai suri tauladan dan Rasul pilihan yang diutus untuk menyempurnakan agama yang terdahulu. Rasul yang patut kita jadikan contoh dalam kehidupan sebagai rahmatan lil

  ’alamin untuk kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Semoga

  kita semua termasuk orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup ini hingga akhir zaman, dengan islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa skripsi dengan judul

  ”Efektivitas Model

Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Cahaya Siswa Kelas X MAN 2 Model

  7 Makassar” ini dapat terselesaikan berkat do‟a, bimbingan, bantuan, motivasi, serta

  partisivasi berbagai pihak dan insan-insan yang digerakkan hatinya olah Sang Khalik. Semuanya itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Teristimewa orang tua tercinta, ayahanda Baharuddin dan ibunda Fatmawati yang ter sayang atas segala jerih payah, curahan kasih, iringan do‟a, tiada daya dan upaya ananda mampu membalas semuanya, kecuali hanya memanjatkan do‟a kepada Allah SWT. "Yaa Allah Ampunilah kami dan kedua orang

  tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami sewaktu kecil dan limpahkanlah ramat, hidayah serta taufik-Mu kepada kedua orang tuaku"amin.

  2. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, MA., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, sebagai suri tauladan bagi segenap elemen kampus beserta staf.

  3. Prof. Dr. H. Moh. Natsir Mahmud, M.A., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara kongkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tidak langsung.

  4. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Dra. Andi Halima, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Fisika yang selalu memberikan nasehat selama penulis menyelesaikan akademik di UIN Alauddin Makassaar.

  5. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd, selaku pembimbing I dan Dra. Mahirah B, M.Pd, selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak Gubernur Sulawesi Selatan, Bapak Walikota Makassar, Bapak Kepala Kementerian Agama, Kepala Satuan Pendidikan MAN 2 Model Makassar, serta ibu Nur Alam, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

  7. Pada saudara-saudaraku (Nur Amin, Juhena dan anaknya Selsi Salsabila), Mukhtar, M.Jabir, Jumiarsi, adik-adikku Munawar, twins (Rahma-Rahmi), dan Zulfahmi, juga Ridha Waty yang setiap saat mendo‟akan, memberi semangat juga atas pengertiannya. Semoga Allah SWT menyatukan kita dalam ridha, rahmat, dan hidayah-Nya. Amin Yaa Rabb.

  8. Pada nenek Hj. Jawariyah yang tak henti- hentinya mendo‟akan penulis. Semua paman dan tante dari pihak ayah dan ibu, yang telah memberikan motivasi dan moril demi tercapainya cita-cita penulis.

  9. Rekan-rekan mahasiswa UIN Alauddin Makassar, khususnya jurusan Pendidikan Fisika angkatan ”06” yang selalu membantu, menasehati dan menemani menjalani hari-hari di kampus baik dikala suka maupun duka, serta teman KKN angkatan ke-45 di Desa Pallangga Kec. Pallangga Kab. Gowa.

  10. Pada rekan-rekan penghuni PONSEL (Pondok Sepuluh), yang bersama-sama dalam suka dan duka. Semoga semua sukses selalu. Amin.

  Sebagai manusia biasa tentunya tidak ada yang sempurna. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Dari semua kekurangan yang ada, janganlah diartikan sebagai suatu kekurangan dan kekhilafan semata. Untuk itu, dengan kerendahan hati dan tangan terbuka segala bentuk kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini senantiasa penulis harapkan.

  Akhir kata, semoga bantuan dan partisipasi bapak/ibu dan saudara (i) lainnya bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan memperoleh balasan dan pahala yang berlipat ganda serta menjadi amal jariyah. Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara. Amin.

  Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

  21 Juli 2010 M Makassar,

  09 Sya ' ban 1431 H Penulis,

NUR RIFKAH NIM: 20404106048

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

ABSTRAK ........................................................................................................ xv

  22 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40-50 A. Jenis Penelitian ............................................................................

  7 MAN 2 Model Makassar .....................................................................................

  A. Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatmen Interaction (ATI) Pada Pengajaran Fisika Siswa Kelas X

  46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 51- 82

  42 E. Teknik Analisis Data ...................................................................

  41 D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................

  40 C. Instrumen Penelitian ....................................................................

  40 B. Subyek Penelitian ........................................................................

  18 D. Cahaya (Optik Geometri) ............................................................

  

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1-9

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

  16 C. Hasil Belajar ................................................................................

  10 B. Hakikat Belajar ............................................................................

  8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10-39 A. Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) ......

  7 F. Garis Besar Isi Skripsi .................................................................

  5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................

  5 D. Definisi Operasional Judul ..........................................................

  4 C. Hipotesis ......................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .......................................................................

  51

  B. Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar

  Melalui Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) ........................................................................

  55 C. Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Efektif Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X 7 MAN 2 Model Makassar .............................................

  78 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 83-84 A. Kesimpulan ..................................................................................

  83 B. Implikasi ......................................................................................

  84 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

  85 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................

  87 RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Diagram pemantulan cahaya ......................................................... 22Gambar 2.2 Pembentukan bayangan sebuah benda titik pada cermin datar ... 23Gambar 2.3 Dua cermin datar membentuk sudut 90º satu sama lain ............... 24Gambar 2.4 Bagian-bagian pada cermin cekung dan cermin cembung ........... 25Gambar 2.5 Penomoran ruang pada cermin cekung ....................................... 25Gambar 2.6 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung ...................................... 26Gambar 2.7 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung .................................... 27Gambar 2.8 Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan

  (s‟), dan jarak fokus (f) ........................................................................ 27

Gambar 2.9 Sinar merambat dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, dibiaskan mendekati garis normal ...................................... 31Gambar 2.10 Prisma kaca dibatasi oleh 2 segitiga dan 3 segiempaat ................ 32Gambar 2.11 Lensa cembung bersifat konvergen .............................................. 33Gambar 2.12 Macam-macam lensa cembung .................................................... 33Gambar 2.13 Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar dari arah bidang fokus 34Gambar 2.14 Macam-macam lensa cekung ....................................................... 34Gambar 2.15 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung .................................... 34Gambar 2.16 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung ....................................... 35Gambar 2.17 Penomoran ruang pada lensa tipis ................................................ 35Gambar 2.18 Pelukisan bayangan pada lensa tipis ............................................ 37Gambar 2.19 Diagram lensa ............................................................................... 38Gambar 2.20 Penggabungan lensa dengan sumbu utama berhimpit .................. 39Gambar 3.1 Spiral penelitian tindakan kelas .................................................... 43Gambar 4.1 Kurva uj dua pihak ....................................................................... 79

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.9 Kategori hasil belajar pada siklus I (pertama) .............................. 60Tabel 4.18 Persentase ketuntasan hasil belajar pada Siklus III ..................... 66Tabel 4.17 Kategori hasil belajar pada siklus III ........................................... 66Tabel 4.16 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada siklus III ................ 65Tabel 4.15 Hasil belajar siswa pada siklus III ............................................... 64Tabel 4.14 Persentase ketuntasan hasil belajar pada Siklus II ....................... 63Tabel 4.13 Kategori hasil belajar pada siklus II ............................................ 63Tabel 4.12 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada siklus II .................. 63Tabel 4.11 Hasil belajar siswa pada siklus II ................................................. 61Tabel 4.10 Persentase ketuntasan hasil belajar pada Siklus I ......................... 61Tabel 4.8 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada siklus I ................... 60Tabel 2.1 Indeks bias mutlak beberapa zat .................................................... 30Tabel 4.7 Hasil belajar siswa pada siklus I ................................................... 58Tabel 4.6 Persentase ketuntasan hasil belajar pada pre tes .......................... 58Tabel 4.5 Kategori hasil belajar pada pre tes ................................................ 58Tabel 4.4 Distribusi frekuensi nilai pre tes .................................................... 57Tabel 4.3 Hasil pre tes siswa sebelum perlakuan ........................................ 56Tabel 4.2 Hasil klasifikasi ........................................................................... 53Tabel 4.1 Hasil Aptitude Testing .................................................................. 52Tabel 3.2 Ketuntasan hasil belajar siswa ...................................................... 48Tabel 3.1 Kategori hasil belajar siswa .......................................................... 47Tabel 4.19 Hasil belajar siswa pada siklus IV ... ............................................ 67Tabel 4.20 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada siklus IV ................ 68Tabel 4.21 Kategori hasil belajar pada siklus IV ............................................ 69Tabel 4.22 Persentase ketuntasan hasil belajar pada Siklus IV ....................... 69Tabel 4.23 Hasil belajar fisika materi cahaya siswa kelas X

  7 MAN 2

  Model Makassar ............................................................................ 71

Tabel 4.24 Hasil observasi kegiatan siswa setiap siklus ................................. 72Tabel 4.25 Hasil belajar fisika sebelum dan sesudah penerapan model

  Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) .................... 80 xii

  

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

  Grafik 4.1 Kategori hasil belajar fisika materi cahaya siswa kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar ............................................................... 70

  Grafik 4.2 Peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar fisika materi cahaya siswa kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar .......................... 70

  Grafik 4.3 Peningkatan hasil belajar fisika materi cahaya siswa kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar ............................................................... 72

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran A Surat Validitasi Lampiran B Lembar Observasi

Lampiran C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Instrumen

  C.1 Aptitude testing dan jawaban tes C.2 Pre tes dan jawaban tes C.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I C.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II C.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III C.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus IV

  Lampiran D Persuratan

  

ABSTRAK

Nama Penyusun : Nur Rifkah NIM : 20404106048

Judul Skripsi : Efektivitas Model Pembelajaran Aptitude Treatment

  Interaction (ATI) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Cahaya Siswa Kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar

  Skripsi ini merupakan hasil penelitian tindakan kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan tentang gambaran pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas X MAN 2 Model

  7 Makassar dan tentang hasil belajar Fisika siswa kelas X MAN 2 Model Makassar

  7 melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI).

  Penelitian ini dilaksanakan selama 4 siklus dan setiap siklus diaksanakan dalam 1 kali pertemuan.

  Penelitian ini melibatkan dua variabel yakni variabel bebas adalah penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar fisika.

  Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 2 Model Makassar

  7

  sebanyak 31 orang. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk tes dan pedoman observasi. Teknik analisa data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (analisis uji t).

  Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata hasil belajar fisika sebelum penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment

  

Interaction (ATI) adalah 46,19. Adapun skor rata-rata setiap siklus setelah penerapan

  model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah 76,44. Dari analisis data dengan diketahuinya nilai db maka dapat diperoleh nilai t dalam tabel nilai. Nilai t pada taraf signifikansi 5% adalah 2,04. Berdasarkan analisis

  tabel

  inferensial menunjukkan nilai t hitung 26,27. Dengan demikian, nilai t hitung jauh lebih besar dari pada t tabel . Sebagai ketentuan H o ditolak jika t sama dengan atau lebih besar dari t tabel atau hipotesis nihil ditolak. Artinya penerapan model pembelajaran

  

Aptitude Treatment Interaction (ATI) efektif terhadap peningkatan hasil belajar

  fisika materi cahaya siswa kelas X 7 MAN 2 Model Makassar.

  Hasil belajar siswa tiap siklus mengalami peningkatan dan nilai tersebut sudah mencapai standar ketuntasan belajar. Peningkatan ini disebabkan karena motivasi siswa serta model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar serta pemahaman terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajarnya lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan pada posisi yang sangat

  penting. Hal ini terlihat pada masa awal penyiaran Islam, Rasulullah sendiri menggunakan pendekatan pendidikan bukan pemaksaan. Besarnya perhatian Nabi Muhammad SAW itu terlihat ketika beliau membebaskan tahanan perang non muslim dengan syarat yang bersangkutan terlebih dahulu mengajarkan tulis baca kepada orang-orang muslim yang masih buta huruf (Husni 2006, 4).

  Pentingnya pendidikan dijelaskan pula dalam Al- Qur‟an dan As-Sunnah yang merupakan pedoman agama Islam. Berbagai dalil yang berhubungan dengan pendidikan diantaranya dalam Surah Az-Zumar/39 : 9

  

              

           

  Terjemahnya: (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

  Ayat di atas dengan jelas memberikan perbandingan antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui seperti orang muslim dengan orang musyrik. Bahkan dijelaskan bahwa hanya orang-orang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Selain itu, dalam sebuah hadist Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menenuntut ilmu mulai dari buaian sampai meninggal dunia, yang dikenal dengan konsep pendidikan seumur hidup.

  Secara kultural, pendidikan pada umumnya berada pada lingkup peran, fungsi dan tujuan yang sama. Semuanya dalam upaya untuk mengangkat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya terutama dalam bentuk transfer

  

of knowledge dan transfer of values (Hasbullah 2006,149). Oleh sebab itu,

  pendidikan sekarang ini tidak hanya menuntut adanya peningkatan dari segi kualitas namun juga kuantitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam Undang-undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

  Dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui inovasi dan program pendidikan diantaranya perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, penataran guru, pelaksanaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan pengadaan buku paket.

  Namun, masalah dalam dunia pendidikan cukup kompleks. Pendidikan berkembang pada seluruh aspek kehidupan peradaban manusia. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan tuntutan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas tidak mungkin tumbuh secara alami, tetapi melalui suatu proses pengembangan yang diupayakan secara sistematis, konsisten, dan profesional. Salah satu wadah kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia adalah jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal (Sabri 2005, 14).

  Saatnya dunia pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang terbina serta memiliki keterampilan, sehingga lulusan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Agar harapan dan tujuan tersebut dapat tercapai, guru sebagai salah satu penunjang perkembangan pendidikan tentunya berusaha mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan metode dan strategi yang akan digunakannya, seperti memilih waktu yang tepat dan mengadakan pengelompokan siswa.

  Pembentukan kelompok siswa ini, karena kenyataan menunjukkan bahwa ada siswa yang pandai, sedang dan lambat dalam menerima pelajaran ( Sahabuddin 2007, 66). Hal demikian dapat menghambat proses pembelajaran. Jika dikaitkan dengan pembelajaran fisika yang memerlukan keterampilan dan pemahaman, maka dibutuhkan strategi dan model pembelajaran yang beragam untuk dapat mengaktifkan siswa khususnya pada mata pelajaran yang dianggap sulit seperti fisika.

  Fisika sebagai bagian integral ilmu pengetahuan juga berperan penting dalam rangka penguasaan teknologi pada zaman ini. Adanya penemuan baru yang di bidang teknologi adalah berkat penemuan fisika murni yang kemudian diaplikasikan dalam paket-paket teknologi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, konsep fisika sering diterapkan. Jadi, fisika seharusnya menjadi mata pelajaran yang mudah dimengerti, namun kenyataannya dikenal sebagai bidang ilmu pengetahuan yang sulit dipahami bahkan ditakuti banyak siswa.

  Pada dasarnya, hampir semua model dan strategi pembelajaran cocok digunakan dalam pembelajaran fisika. Salah satu model pembelajaran yang mutakhir saat ini adalah model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Aptitude

  

Treatment Interaction (ATI) merupakan model pembelajaran yang memperhatikan

  keragaman individu siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan model pembelajaran Aptitude Treatment

  

Interaction (ATI) seperti yang dilakukan oleh A.M. Sullivan di Pusat Riset Angkatan

Udara Amerika Serikat (1964), serta Gustafson dan Harnqvist (1977) di Swedia.

  Namun penelitian tersebut, secara spesifik tidak berkaitan langsung dengan optimalisasi prestasi akademik. Dengan demikian, model pembelajaran ini perlu diuji pengaruhnya terhadap hasil belajar khususnya pada pembelajaran fisika dengan asumsi bahwa prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.

B. Rumusan Masalah

  Bertitik tolak dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka dibatasi permasalahan agar memudahkan dalam penelitian. Untuk merumuskan lebih rinci, dikemukakan permasalahan yaitu:

  1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pengajaran fisika siswa kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar ?

  2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar melalui

  penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) ?

  3. Apakah penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) efektif terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X

  7 MAN 2 Model

  Makassar ?

  C. Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban teoritis yang bersifat dugaan terhadap permasalahan yang masih memerlukan pembuktian melalui data lapangan/empiris.

  Hipotesis yang menjadi jawaban sementara dari permasalahan di atas adalah bahwa penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) efektif terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X 7 MAN 2 Model Makassar.

  Adapun hipotesis statistik : : H = 0 atau

  1 : H

  1

  φ φ ≠ 0 Keterangan :

  : H = 0 ; penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) φ tidak efektif terhadap peningkatan hasil belajar fisika.

  1 : H

  1

  φ ≠ 0 ; penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) efektif terhadap peningkatan hasil belajar fisika.

  D. Definisi Operasional Judul

  Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini berjudul ”efektivitas model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X

7 MAN 2 Model Makassar. Untuk memberikan

  pemahaman yang jelas dan menghindari kesalahan dalam memahami orientasi judul tersebut, maka penulis mengemukakan definisi operasional judul. Adapun definisi operasional yang dimaksud adalah :

  1.

  6.

  9.

  ”Hasil” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan), pendapatan.

  8.

  ”Peningkatan” berasal dari kata tingkat. Dengan mendapat imbuhan, maka membentuk kata peningkatan yang berarti proses perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan).

  7.

  ”Interaction” berarti interaksi, pengaruh timbal-balik, saling mempengaruhi.

  ”Treatment” adalah perlakuan, cara memperlakukan, perawatan.

  ”Efektivitas” dalam kamus ilmiah populer yaitu ketepatgunaan; hasil guna; menunjang tujuan.

  5.

  ”Aptitude” dalam kamus Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily merupakan kata benda yang berarti bakat, kecerdasan, ketangkasan.

  4.

  ”Pembelajaran” berasal dari kata belajar. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dengan mendapat imbuhan, maka kata belajar menjadi pembelajaran membentuk kata benda yang berarti proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

  3.

  ”Model” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pola (contoh, acuan, ragam,) dari sesuatu yang akan dibuat.

  2.

  ”Fisika” adalah ilmu pengetahuan yang menyangkut gejala-gejala alam yang dinyatakan dalam zat dan energi.

  Berdasarkan definisi di atas, maka model pembelajaran dapat diartikan bentuk atau pola yang tergambar dari awal sampai akhir kemudian disajikan secara khas oleh guru dalam proses mengajar. Aptitude Treatment Interaction diartikan interaksi perlakuan bakat atau kecerdasan. Dengan demikian, model pembelajaran Aptitude

  

Treatment Interaction (ATI) dapat difahami sebagai suatu pendekatan yang memiliki

  sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuan masing-masing peserta didik.

  Adapun Hasil belajar fisika dimaksudkan di sini adalah hasil dari proses pembelajaran yang diperlihatkan oleh siswa secara individu ataupun kelompok. Hasil tersebut dapat meningkat atau menurun dari hasil yang telah dicapai setelah mengikuti pembelajaran fisika dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  Setiap kegiatan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai tujuan, demikian pula dengan penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment

  Interaction (ATI) pada pengajaran fisika siswa kelas X MAN 2 Model

  7 Makassar.

  b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas X MAN 2 Model

  7 Makassar melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). c. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Aptitude Treatment

  Interaction (ATI) terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X

  7 MAN 2 Model Makassar.

2. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi siswa, dapat mamahami konsep fisika dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI).

  b. Menjadi masukan bagi guru untuk lebih fokus dan berperan aktif dalam pelaksanaan proses pembelajaran fisika agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  c. Sebagai sumbangsih pemikiran dalam dunia pendidikan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya fisika.

  d. Bagi penulis, menjadi titik tolak dalam mengembangkan penelitian di masa mendatang serta sebagai proses berpikir ilmiah.

  F.

   Garis Besar Isi Skripsi

  Untuk memperoleh penjelasan atau uraian yang jelas tentang skripsi ini, maka penulis mengemukakan garis besar isi skripsi, yang terdiri dari lima bab yaitu : Bab I merupakan bab pendahuluan mengemukakan latar belakang munculnya masalah pokok yang dikaji dalam skripsi, kemudian ditegaskan secara kongkret dalam rumusan masalah. Selanjutnya, hipotesis atau dugaan sementara terhadap jawaban atas rumusan masalah, defenisi operasional variabel. Selain itu terdapat tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian, yaitu menambah referensi kepustakaan di bidang pendidikan khususnya di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

  Bab II merupakan tinjauan pustaka menyangkut variabel-variabel skripsi. Penjelasan tentang model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), yaitu suatu pendekatan yang memiliki sejumlah treatment yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pada bab ini juga disajikan hakikat belajar, hasil belajar, dan materi cahaya (optik geometri).

  Bab III mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Dalam hal ini, peneliti menjangkau subjek penelitian yang di jadikan sebagai responden sebanyak 31 orang, jenis instrument yang digunakan adalah tes dan pedoman observasi, juga prosedur pengumpulan data dan teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang telah terkumpul.

  Bab IV merupakan hasil penelitian dan analisis yang memberikan gambaran bagaimana hasil belajar fisika materi cahaya pada siswa kelas X MAN 2 Model

  7 Makassar melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction

  (ATI), dan bagaimana efektivitas model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap peningkatan hasil belajar fisika materi cahaya.

  Adapun Bab V merupakan penutup yang mengemukakan beberapa kesimpulan yang merupakan intisari dari pembahasan dalam skripsi ini, serta saran/implikasi penelitian itu sendiri dari penulis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Aptitude Treatment Interaction (ATI)

1. Hakikat Model Pembelajaran

  Secara subtantif, Aptitude Treatment Interaction (ATI) dapat diartikan sebagai suatu konsep/pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

  Jika dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik), Aptitude Treatment

  

Interaction (ATI) merupakan sebuah konsep (model) yang berisikan sejumlah

  strategi pembelajaran (treatment) yang sedikit banyaknya efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya (syafruddin 2005, 37). Hal ini didasari oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.

  Sejalan dengan pengertian di atas, Cronbach mendefinisikan Aptitude

  

Treatment Interaction (ATI) sebagai sebuah pendekatan yang berusaha mencari dan

  menemukan perlakuan-perlakuan (treatment) yang cocok dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa, yaitu perlakuan yang secara optimal efektif diterapkan untuk siswa yang berbeda tingkat kemampuannya.

  Adanya hubungan timbal balik antara hasil belajar yang diperoleh siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran, berarti prestasi akademik/hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru di kelas. Keberhasilan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) mencapai tujuan terlihat dengan adanya kesesuaian antara perlakuan yang telah diimplementasikan dalam pembelajaran dengan kemampuan siswa.

  Dari uraian di atas, dapat diperoleh beberapa makna essensial dari Aptitude

  Treatment Interaction (ATI) sebagai berikut:

  a. ATI merupakan konsep yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan untuk siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.

  b. ATI berasumsi bahwa optimalisasi hasil belajar akan tercipta bila perlakuan dalam pembelajaran disesuaikan dengan perbedaan kemampuan siswa.

  c. Adanya hubungan timbal balik (ketergantungan) terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru di kelas. Untuk mencapai tujuan seperti yang digambarkan di atas, Aptitude Treatment

  

Interaction (ATI) merupakan pendekatan yang berupaya menemukan dan memilih

  sejumlah metode/cara, strategi, kiat yang akan dijadikan sebagai perlakuan yang tepat, yaitu treatment yang sesuai dengan perbedaan kemampuan siswa. Melalui suatu interaksi yang bersifat multiplikatif dikembangkan perlakuan-perlakuan tersebut dalam pembelajaran, sehingga dapat diciptakan optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah terciptanya optimalisasi prestasi akademik melalui penyesuaian pembelajaran dengan perbedaan kemampuan siswa.

  Agar tingkat keberhasilan pengembangan model pembelajaran Aptitude

  

Treatment Interaction (ATI) dapat dicapai dengan baik, maka dalam

  implementasinya perlu beberapa prinsip seperti yang dikemukakan Snow (1989) berikut ini: a. Interaksi antara kemampuan (aptitude) dan perlakuan (treatment) pembelajaran berlangsung di dalam pola yang kompleks.

  b. Lingkungan pembelajaran yang sangat struktur cocok bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah. Sedangkan lingkungan pembelajaran yang kurang terstruktur lebih cocok untuk siswa yang pandai.

  c. Siswa yang memiliki rasa kurang percaya diri atau sulit dalam menyesuaikan diri, cenderung belajarnya akan lebih baik bila berada dalam lingkungan belajar yang sangat terstuktur. Sebaliknya, siswa yang memiliki rasa percaya diri tinggi (independent), belajarnya akan lebih baik dalam situasi pembelajaran yang agak longgar (fleksibel) (syafruddin 2005,41). Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, diketahui bahwa masalah mengelompokkan dan pengaturan lingkungan belajar bagi masing-masing karakteristik kemampuan siswa merupakan masalah mendasar yang harus mendapat perhatian utama dari praktisi pendidikan (guru).

2. Spesifikasi Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

  Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dikembangkan Snow tahun 1999 dengan berdasarkan pada asumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran dengan perbedaan kemampuan siswa.

  Bertolak dari asumsi di atas, maka pendekatan Aptitude Treatment

  

Interaction (ATI) dikembangkan dan dirancang dengan spesifikasi khusus dengan

  tahapan sebagai berikut: a. Tes kemampuan.

  Pemberian tes kemampuan (aptitude testing) terhadap siswa dimaksudkan untuk menentukan dan menetapkan klasifikasi kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan, sekaligus untuk mengetahui potensi masing-masing siswa dalam menghadapi informasi/pengetahuan baru.

  b. Pengelompokan siswa.

  Pengelompokan didasarkan pada hasil aptitude testing. Siswa di dalam kelas diklasifikasi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Bloom dan Gagne (1997 & 1982) menyebutkan pengelompokkan itu dengan cepat (faster learnes), sedang, dan lambat (slower

  learnes ).

  c. Tes awal (pre-tes) Melakukan tes awal (pre-tes) untuk mengetahui entry behavior siswa di kelas secara keseluruhan. Dengan prestasi ini diperoleh gambaran nilai/skor siswa secara riil sebelum mereka mendapatkan perlakuan (treatment) dalam pembelajaran sesuai dengan kelompok masing-masing. d. Memberikan perlakuan.

  Dalam pendekatan ini, masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang dipandang cocok sesuai dengan karakteristiknya. Kepada siswa yang berkemampuan ”tinggi” diberikan perlakuan berupa belajar mandiri (self-learning) dengan menggunakan modul dan buku-buku teks fisika yang relevan. Pemilihan belajar mandiri melalui modul didasari anggapan bahwa siswa akan lebih baik belajar jika dilakukan dengan cara sendiri yang terfokus langsung pada penguasaan tujuan khusus atau seluruh tujuan.

  Menurut Winkel bahwa melalui modul siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai dengan laju kemajuan/kecepatannya sendiri-sendiri dan dapat menghayati kegiatan belajarnya, baik dengan mendapat bimbingan belajar dari guru maupun tanpa bimbingan dari guru (syafruddin 2005, 51).

  Adapun siswa yan g memiliki kemampuan ”sedang dan rendah” diberikan pembelajaran secara konvensional sebagaimana biasanya atau reguler teaching. Selama pengembangan berlangsung, proses pembelajaran dilakukan secara optimal. Artinya, semaksimal mungkin harus mengikuti petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang sudah digariskan dalam kurikulum, seperti penggunaan media yang relevan dengan pokok bahasan yang diajarkan.

  Bagi kelompok siswa yang berkemampuan ”rendah” diberikan special dimaksudkan karena setelah diberikan pembelajaran

  treatment. Special treatment

  secara konvensional atau reguler teaching, maka siswa tersebut diberikan perlakuan dalam bentuk reguler teaching dan tutorial. Perlakuan (treatment) diberikan setelah mereka bersama-sama kelompok sedang mengikuti pembelajaran secara reguler. Hal ini dimaksudkan agar secara psikologis, siswa berkemampuan rendah tidak merasa diperlakukan sebagai siswa nomor dua di kelas.

  reguler teaching dan tutorial dipilih sebagai perlakuan khusus (special

treatment ) untuk kelompok ini, berdasarkan pertimbangan bahwa mereka lambat dan

  sulit dalam memahami serta menguasai bahan pelajaran. Abu Ahmadi mengemukakan seperti yang dikutip Syafruddin bahwa pengajaran/program tutorial bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal.

  Oleh karena itu, kelompok ini harus mendapat apresiasi khusus dari guru berupa pengulangan pelajaran atau tambahan jam belajar. Special treatment dapat diselenggarakan dalam bentuk pertemuan antara guru dan siswa dalam kelompok kecil yang diliputi oleh suasana tanya jawab, diskusi dan pengulangan pelajaran kepada siswa secara individu.

  e. Achievement

  • –test

  Di akhir setiap pelaksanaan, dilakukan post-tes kepada ketiga kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah). Post-tes merupakan penilaian prestasi akademik/hasil belajar setelah diberikan perlakuan kepada masing-masing kelompok kemampuan siswa. Nilai post-tes yang dicapai siswa pada akhir pembelajaran menjadi bahan analisis untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajarinya.

B. Hakikat Belajar

  Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surah Al-Mujadalah/58:11 yang berbunyi:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

2 12 0

Efektivitas Penerapan Goal Oriented Evaluation Model (GOEM) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 111

Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Point Cunter Point Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wonomulyo Kab Polewali Mandar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 85

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pada Siswa Kelas VII2 MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 112

Efektivitas Strategi Mengakraban Kembali dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 83

Efektivitas Model Pembelajaran Advance Organizer Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII di SMPN 30 Bulukumba Skripsi - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 96

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assissted Individualization (Tai) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Marioriwawo Kabupaten Watansoppeng - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 98

Pengaruh Keterampilan Interpersonal Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas X SMA Nasional Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 103

Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Integrative Learning Design Framework (IDLF) Siswa Kelas VIIB MTS AL-Hidayah Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 95

Efektivitas Model Pembelajaran Aptitud Treatment Interaction (ATI) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Materi Cahaya Siswa Kelas X 7 MAN 2 Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 108