PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG - Unika Repository

  1

PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE

  

JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES

MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar

  

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Meiliana Winata

NIM : 15.I1.0103

  

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017 i

ii

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

  ”. Penyelesaian laporan kerja praktek ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Dalam usaha penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya Penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, maka Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Orangtua Penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis hingga terselesaikannya laporan Kerja Praktek ini.

  2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada Penulis untuk dapat melakukan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang.

  3. Ibu Meiliana, S.Gz., M.S selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan membimbing Penulis dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini dan juga selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu Penulis dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan Kerja Praktek.

  4. Bapak Adi Wiratno selaku HRD yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk dapat melakukan Kerja Praktek.

  5. Bapak Despan Rajagukguk selaku BPDQCM yang telah membimbing dan memberikan kesempatan pada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

  6. Bapak Akhmad Irdiana selaku QC Raw Material Supervisor dan Pembimbing Lapangan yang telah membimbing dan menerima Penulis selama kegiatan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang Semarang. iii

  7. Bapak Boshido Bening Dinala selaku QC Process Supervisor yang telah membimbing dan mendampingi Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

  8. Bapak Widi, Mas Dharu, Bapak Marno, Mas Radit, Bapak Asmuni, Bapak Amal, dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan QC FG

  Analysis yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan mengenai pengawasan mutu bahan baku, proses produksi, hingga produk jadi (finished good).

  9. Bapak Marno, Bapak Usman, dan Bapak Aris, selaku QC Analis laboratorium yang telah membimbing dan mengajarkan Penulis tentang metode analisis.

  10. Segenap keluarga QC PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang yang telah membagikan berbagai informasi kepada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

  11. Segenap teman perjuangan Kerja Praktek saya yaitu Eileen, Bella, Natalia, Aurelia, dan adik

  • – adik dari SMK Farmasi Kimia Industri yang telah dengan semangat dan selalu menemani Penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dilaksanakan pada saat kerja praktek ini.

  12. Teman seperjuangan Kerja Praktek saya yaitu Novani yang telah dengan semangat dan selalu menemani Penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dilaksanakan pada saat kerja praktek ini.

  13. Grevands Wirawan yang telah memberi dukungan semangat dan bantuan kepada Penulis.

  14. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu proses administrasi Penulis dari awal Kerja Praktek hingga akhir Kerja Praktek.

  15. Semua pihak yang telah membantu Penulis selama kegiatan maupun penulisan laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

  Dalam penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan. iv

  Semarang, 06 September 2017 Penulis

  v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  vi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  vii

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk............................................. 5 Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie ....................................................................... 9 Gambar 3. Varian Rasa Produk Supermi....................................................................... 9 Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi ......................................................................... 10 Gambar 5. Varian Rasa Produk Sakura........ ................................................................. 10 Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun ................................................................................ 11 Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Mie ...................................................................... 11 Gambar 8. Produk Mi Telur Cap 3 Ayam ..................................................................... 12 Gambar 9. Varian Rasa Produk Intermie....................................................................... 12 Gambar 10. Varian Rasa Produk Sarimi Gelas ............................................................. 13 Gambar 11. Kode Produksi Etiket PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK. Divisi

  

Noodle Cabang Semarang ............................................................................................. 14

  Gambar 12. Kode produksi karton yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK. Divisi Noodle Cabang Semarang .......................................................... 15 Gambar 13. Kode Jenis Plastik ...................................................................................... 25 Gambar 14. Alat ukur digital thickness gauge .............................................................. 29

BAB I PENDAHULUAN

  1.1.Latar Belakang

  Selama berkuliah di Unika Soegijapranata, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian telah dibekali dengan ilmu pengetahuan yang terkait dalam dunia pangan. Mahasiswa juga dituntut menciptakan inovasi

  • – inovasi yang dapat memajukan teknologi bidang pangan. Oleh sebab itu, maka Unika Soejijapranata memberikan bekalan kepada mahasiswa agar dapat lebih mengembangkan ilmu dalam bidang pangan dengan praktek kerja sesungguhnya yaitu Kerja Praktek. Dalam kegiatan Kerja Praktek ini penulis memilih PT. Indofood (CBP) Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang selaku tempat yang akan menaungi penulis pada saat penulis melakukan Kerja Praktek. Industri pangan tersebut telah mengembangkan banyak hal positif dalam bidang pangan seperti sebagai pembuat mi instan tanpa pengawet, penetapan standar GMP yang tinggi pada lingkup kerjanya, dan lain-lain. PT. Indofood (CBP) Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang tersebut telah memiliki nama besar di Indonesia bahkan mancanegara. Produk yang dihasilkan dalam industri pangan tersebut tidak hanya bakmi, tetapi juga kecap, bumbu, dan snack. Selain itu, teknologi modern selalu mengacu pada perusahaan ini, standar yang tinggi akan menghasilkan produk yang tinggi pula. Sama halnya seperti perusahaan ini yang memiliki standar higienitas yang tinggi, kualitas, serta keamanan pangan yang senantiasa selalu diutamakan.

  1.2.Tujuan

  Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mengawasi pengawasan mutu etiket dan evaluasi yang ada dan mengetahui pengukuran fisik pada kemasan primer berupa etiket indomie jumbo dan cup popmie jumbo.

  1.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan

  Tempat dilaksanakannya Kerja Praktek ini adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, Jalan Tambak Aji II/8, Ngaliyan, Semarang.

  2 Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah selama hari kerja, yang dimulai Tepat tanggal 01 Agustus 2017 dan diakhiri pada tanggal 31 Agustus 2017. Jam kerja yang diberlakukan bagi penulis sama dengan jam bekerja yang diberlakukan bagi pekerja Indofood yaitu adalah jam 08.00 hingga jam 16.00 untuk hari Senin hingga Jumat, dan jam 07.00 hingga jam 12.30 untuk hari Sabtu.

1.4.Metode Kerja Praktek

  Kerja Praktek dilakukan dengan metode pengamatan dan pengawasan secara langsung, diskusi dengan para pegawai, wawancara, dan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan kerja praktek. Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktek ini adalah:

   Orientasi pabrik pada saat pertama masuk kerja dengan Bapak Adi selaku HRD. Orientasi meliputi pengenalan tentang pabrik, peraturan dan tata tertib, dan hak kewajiban yang diterapkan pada pabrik untuk para pegawai serta penulis.

   Diskusi dengan pembimbing lapangan mengenai jadwal kegiatan selama kegiatan Kerja Praktek.

   Diskusi dan praktek langsung dengan QC Raw Material (RM), QC Process, dan QC Finished Good (FG) mengenai proses pengawasan mutu mi instan dari bahan baku hingga produk jadi.

   Pengamatan dan praktek secara langsung pada proses pengawasan mutu bahan baku hingga produk jadi.

   Studi pustaka (mengumpulkan hasil pengamatan dan data yang kemudian dibandingkan dengan literatur).

BAB II SEJARAH UMUM PERUSAHAAN

  2.1. Sejarah Perusahaan

  PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang pada awalnya berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang berlokasi di Jakarta pada tanggal 27 April 1970. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1987 perusahaan ini mendirikan cabang di Semarang yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto bersama dengan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Kemudian, pada tanggal 01 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bergabung dengan cabang perusahaan Indofood group dan berubah nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. yang secara spesifik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mi instan. Kemudian perusahaan ini beralih nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dan nama ini digunakan hingga sekarang.

  2.2. Lokasi Perusahaan

  PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle adalah divisi terbesar yang ada pada Indofood. Pabrik PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle telah tersebar di 18 kota. Dimulai dengan dibangunnya satu pabrik yang berlokasi di daerah Ancol, Jakarta yang merupakan pusat dari perusahaan tersebut, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle dewasa ini telah memiliki beberapa cabang perusahaan di dalam negeri yaitu meliputi Palembang, Medan, Pekanbaru, Lampung, Cibitung, Tangerang, Bandung, Cirebon, Surabaya, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Jambi, dan Manado. Beberapa cabang perusahaan di luar negeri adalah Filipina, Beijing, Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan.

  Pada salah satu cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle yang berada di Semarang, perusahaan ini terletak di kawasan industri Tambak Aji, tepatnya berada di Jalan Tambak Aji II No. 08, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan,

  2 Semarang Barat. Luas bangunan pabriknya mencapai 19.695 m dan luas tanahnya

  2

  sebesar 33.015 m . Bangunan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

  4

  Noodle Semarang. Perusahaan ini memproduksi mi instan siap saji yang dilengkapi

  dengan pengemas dan bumbu serta minyaknya. Produk yang dihasilkan didistribusikan ke wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah, meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Popmie, Mie Telur, Sakura, dan Nikimiku dengan varian flavor yang beragam.

  Ditinjau dari segi geografisnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divsi Noodle Cabang Semarang ini dibatasi oleh perusahaan-perusahaan lain, seperti : Sebelah utara : PT. Lautan Luas Sebelah selatan : PT. WOI Sebelah timur : PT. Guna Mekar Industri Sebelah barat : PT. Apollo.

2.3. Ketenagakerjaan

  Jumlah karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang kurang lebih sebanyak 800 orang, namun jumlah tersebut dapat berubah-ubah setiap bulan bergantung pada turn over karyawan. Waktu kerjanya dibagi menjadi 2 macam, yakni 5 hari kerja dan 6 hari kerja. Karyawan dengan waktu kerja 5 hari, dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Karyawan dengan waktu kerja 6 hari dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB. Pada karyawan bagian produksi, waktu kerjanya dibagi menjadi menjadi 3 shift untuk hari Senin hingga Jumat yakni shift pertama pada pukul 07.00

  • – 14.30 WIB, shift kedua pada pukul 14.30 - 22.00 WIB, dan shift ketiga pada pukul 22.00
  • – 07.00 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu, waktu kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pertama pada pukul

  07.00

  • – 12.00 WIB dan shift kedua pada pukul 12.00 – 17.00 WIB

  5

2.4.Visi dan Misi Perusahaan

  PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan. Visi dan misi tersebut merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.

  2.4.1. Visi Perusahaan

  Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah menjadi perusahaan penyedia makanan bermerek dan bermutu bagi jutaan konsumen di Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia.

  2.4.2. Misi perusahaan

  Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah:

   Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi kami.

   Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.

   Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.

   Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.

   Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.

2.5.Logo perusahaan

  Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dapat dilihat pada Gambar 1.

  

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang

  6

2.6.Struktur organisasi

  PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin oleh seorang Branch Manager yang bertugas untuk memimpin dan mengarahkan semua kegiatan perusahaan demi mencapai produk yang berkualitas tinggi dengan selalu menerapkan sistem penjaminan mutu. Branch manager tersebut membawahi 6 departemen yakni :

  1. Branch Human Resources Manager (BHRM) BHRM menaungi Departemen Human Resources yang memiliki tugas untuk, mengkoordinasi, merencanakan, mengendalikan, serta mengarahkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya manusia, meliputi administrasi kepegawaian dan pengupahan, hubungan industrial, jaminan sosial, serta pelayanan umum demi mencapai sasaran perusahaan.

  2. Purchasing Officer

Purchasing officer membawahi Departemen Purchasing yang memiliki tugas untuk

  melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan oleh tiap departemen yang ada.

  3. Factory Manager (FM) Seorang factory manager membawahi Departemen Manufacturing yang memiliki tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, serta mengarahkan kegiatan

  manufacturing yang meliputi:

  a. Production Planning and Inventory Control (PPIC) Departemen ini dipimpin oleh PPIC supervisor yang bertugas untuk merencanakan jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) dan mengendalikan tingkat kesediaan raw material dan finished goods sehingga standar buffer stock tetap terjaga.

  b. Teknik Departemen ini dipimpin oleh technical supervisor yang bertugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan di bagian teknik, baik dalam hal perbaikan maupun perawatan mesin, demi menjamin kelancaran proses produksi.

c. Production

  Departemen ini dipimpin oleh production SPV yang membawahi 3 production shift

  

supervisor sekaligus yang memiliki tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan

  mengendalikan kegiatan produksi sesuai standar yang telah ditetapkan dan menjaga

  7 kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan pemborosan Raw Material dan utilitas.

d. Warehouse

  Departemen ini dipimpin oleh Warehouse Supervisor. Tugas dari warehouse supervisor adalah untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan pergudangan sehingga tercapai kesesuaian jumlah, keutuhan, dan keamanan barang.

  4. Branch Process Development & Quality Control Manager (BPDQCM) BPDQCM membawahi departemen PDQC yang bertugas untuk mengendalikan mutu (Incoming Quality Control, Process Quality Control, Outgoing Quality Control) dan market audit.

  5. Finance & Accounting Manager (FAM) FAM membawahi Departemen Finance & Accounting yang bertugas untuk merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan keuangan, serta menyajikan laporan dan analisis keuangan sebagai pendukung operasional perusahaan. 6. (ASPM)

  Area Sales & Promotion Manager

  ASPM membawahi Departemen Marketing yang bertugas untuk merencanakan dan mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan penjualan produk.

BAB III SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk

  PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memproduksi beberapa jenis mi instan dalam berbagai merk dan varian rasa. Produk-produk tersebut meliputi:

  1. Indomie Indomie dikenalkan pertama kali pada tahun 1972 dengan varian rasa Indomie kuah rasa kaldu ayam, rasa tersebut disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia. Kemudian, pada tahun 1982, dikeluarkan varian rasa baru yaitu Indomie kuah rasa kari ayam. Lalu, pada tahun 1983, Indofood mulai meluncurkan produk Indomie goreng. Hingga sekarang, Indofood sudah memiliki beraneka ragam varian rasa produk Indomie, antara lain :  Indomie kuah: rasa ayam bawang, ayam spesial, soto mie, kari ayam, dan lain- lain.

   Indomie goreng: rasa rendang, pedas, soto, ayam bawang, iga penyet, cabe ijo, dan lain-lain.  Indomie goreng jumbo: mie goreng jumbo dan mie goreng jumbo rasa ayam panggang.  Indomie Selera Nusantara: mie goreng cakalang, mie rasa empal gentong, mie rasa soto banjar limau kulit, dan lain-lain.  Indomie kriting: mie kriting goreng rasa ayam panggang, mie kriting goreng rasa ayam cabe rawit, mie kriting goreng rasa spesial.  Indomie kuliner Indonesia: mie kuah rasa soto lamongan dan mie goreng rasa dendeng balado.  Indomie ‘My Noodlez’: rasa seaweed, rasa salmon teriyaki, rasa pizza cheese.  Indomie Vintage: rasa kari ayam, goreng spesial, kaldu ayam. Beberapa varian rasa produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 2.

  9

  Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie

  2. Supermi Supermi mulai diproduksi pada tahun 1968 sebagai mi instan serbaguna. Supermi adalah produk yang diluncurkan sebelum Indomie sebagai mi instan serbaguna, namun sesudah Indomie sebagai mi instan berbumbu. Varian rasa Supermi meliputi Supermi rasa ayam bawang, Supermi rasa ayam spesial, Supermi rasa kaldu ayam, Supermi rasa sop buntut, dan lain-lain. Beberapa varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 3.

  

Gambar 3. Varian Rasa Produk Supermi

  10

  3. Sarimi Varian rasa Sarimi meliputi, Sarimi rasa ayam bawang, Sarimi rasa soto koya, Sarimi rasa baso sapi, Sarimi goreng ayam kecap, Sarimi goreng ayam kremes, Sarimi goreng sate, Sarimi goreng pecel, dan lain-lain. Adapun Sarimi terbagi menjadi 2 pilihan yakni isi 1 (single) dan isi 2. Beberapa varian rasa produk Sarimi dapat dilihat pada Gambar 4.

  Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi

  4. Mie Sakura Mie Sakura juga terdiri dari mie goreng serta mie kuah. Varian rasa Mie Sakura meliputi Sakura rasa ayam kecap pedas, Sakura rasa soto ayam, Sakura rasa baso sapi, Sakura mi goreng, dan lain-lain. Varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada Gambar 5.

  

Gambar 5. Varian Rasa Produk Mie Sakura

  11

  5. Pop Bihun Pop Bihun merupakan salah satu produk bihun instan yang terbuat dari bahan baku beras. Varian rasa Pop Bihun meliputi Pop Bihun spesial rasa kari ayam pedas, Pop Bihun spesial rasa ayam bawang, Pop Bihun spesial rasa soto ayam, Pop Bihun spesial goreng spesial, Pop Bihun regular rasa soto ayam, dan lain-lain. Varian rasa produk Pop Bihun dapat dilihat pada Gambar 6.

  

Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun

  6. Pop Mie Pop Mie merupakan jenis mi instan yang dikemas dalam bentuk cup. Pop Mie mulai diproduksi pada tahun 1987. Varian rasa Pop Mie juga beraneka ragam, yaitu Pop Mie rasa ayam, Pop Mie rasa ayam bawang, Pop Mie rasa baso, Pop Mie rasa soto ayam, Pop Mie goreng spesial, Pop Mie goreng pedas, dan lain-lain. Adapun Pop Mie terbagi menjadi 2 pilihan porsi, yaitu porsi mini dan porsi jumbo. Beberapa varian rasa produk Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 7.

  

Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Mie

  12

  7. Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Telur Cap 3 Ayam adalah produk mie yang mudah diolah menjadi masakan utama dengan berbagai kreasi. Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi 2 jenis yaitu Mie Telur keriting dan Mie Telur bulat. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 8.

  Gambar 8. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

  8. Intermi Intermi merupakan produk mi instan yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu mie kuah dan mie goreng. Varian rasa Intermi meliputi Intermi goreng, Intermi rasa baso sapi, Intermi rasa kaldu ayam, Intermi rasa ayam bawang, dan lain-lain. Varian rasa produk Intermi dapat dilihat pada Gambar 9.

  

Gambar 9. Varian Rasa Produk Intermi

  13

  9. Sarimi Gelas Sarimi gelas merupakan produk mi instan kuah dalam bentuk siap seduh dalam gelas. Bentuknya lebih kecil dari mi instan reguler dengan harga yang lebih murah juga karena menyesuaikan dengan ukurannya. Ada 3 varian rasa , yaitu ayam, soto, baso sapi dan kari. Varian rasa produk Sarimi Gelas dapat dilihat pada Gambar 10.

  

Gambar 10. Varian Rasa Produk Sarimi Gelas

3.2. Kode produksi

  Setiap kemasan produk mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki kode produksi yang berbeda. Tujuan dari adanya kode produksi tersebut adalah untuk mengetahui expired date (tanggal kadaluwarsa), tempat produksi, umur simpan, shift pembuatan, dan juga mesin pengemas dari produk mie tersebut.

  14

  3.2.1. Etiket Gambar dan keterangan etiket dapat dilihat pada Gambar 11.

  1

  2

  4

  5

  3

  6 Gambar 11. Kode produksi etiket PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK. Divisi

  

Noodle Cabang Semarang

  Keterangan:

  1. Tempat produksi Pada gambar tertera tulisan “SMG” yang artinya tempat produksinya di semarang.

  2. Expired date Format penulisannya yaitu “ddmmyy” artinya tanggal, bulan, dan tahun. Contoh: 021117

  3. Umur simpan Umur simpan pada mi instan adalah 8 bulan, sedangkan pop mie adalah 6 bulan.

  4. Shift pembuatan Dalam gambar tertera “B1” yang artinya produk ini dibuat oleh grup B pada waktu shift 1.

  5. Nomor mesin wrapping Dalam gambar tertera “15” yang artinya produk dikemas oleh mesin nomor 15.

  6. Tanggal pada saat produk diproduksi Dalam gambar tertera “04” yang artinya produk tersebut diproduksi pada tanggal 04.

  15

  3.2.2. Karton Gambar dan keterangan karton dapat dilihat pada Gambar 12. 2

  4 1 3

  5

  6 Gambar 12. Kode produksi karton yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses

  

Makmur TBK. Divisi Noodle Cabang Semarang

  Keterangan:

  1. Tempat produksi Pada gambar tertera tulisan “SMG” yang artinya tempat produksinya di semarang.

  2. Expired date Format penulisannya sedikit berbeda dibandingkan dengan format penulisan expired date di etiket.

  3. Shift pembuatan Dalam gambar tertera “A3” yang artinya produk ini dibuat oleh grup A pada waktu shift 3.

  4. Mesin atau line produksi Dalam gambar tertera “05” yang artinya produk diproduksi oleh mesin nomor 5.

  5. Tanggal produksi Dalam gambar tertera “15” yang artinya produk diproduksi pada tanggal 15.

  6. Umur simpan atau batas shelf life produk Dalam gambar tertera “8” yang artinya umur simpannya adalah 8 bulan.

BAB IV PENGAWASAN MUTU ( QUALITY CONTROL)

4.1. Pengawasan Mutu ( Quality Control)

  Menurut Muhandri dan Kadarisman (2006) mutu merupakan suatu hubungan atau kesesuaian antara karakteristik produk dengan standar yang berlaku, kebutuhan dan apa yang diinginkan konsumen. Menurut Puspitasari (2004) pengawasan mutu didefinisikan sebagai suatu aktivitas untuk menjamin adanya kesesuaian antara proses yang berlangsung dengan tujuan yang sudah direncanakan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan tersebut. Pengawasan mutu biasanya dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi hingga produk jadi yang siap didistribusikan ke konsumen. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat, dengan pengawasan mutu masyarakat dapat percaya bahwa produk yang didistribusikan adalah produk yang telah aman dari berbagai hazard (bahaya), baik bahaya kimiawi, biologis, atau fisik. Selain itu Baedhowie dan Pranggonowati (2005) menambahkan bahwa tujuan dilakukannya pengawasan mutu adalah untuk meningkatkan efisiensi biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya produksi.

  Berdasarkan pendapat Prawirosentono (2004) ada empat jenis pengawasan mutu produk, yaitu: a. Pengawasan Mutu Bahan Baku Pada jenis ini diamati apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi sudah sesuai dengan standar mutu yang ditentukan atau belum. Ketika bahan baku yang digunakan bermutu baik maka produk yang dihasilkan juga akan baik, begitu pula sebaliknya. Pengamatan yang diperlukan berawal dari rencana dibelinya bahan baku, diterimanya bahan baku di gudang, bagaimana penyimpanannya dalam gudang hingga sesaat sebelum bahan baku digunakan untuk proses produksi.

  b. Pengawasan Proses Produksi Pemantauan yang dilakukan pada jenis ini adalah cara kerja alat produksi yang beroperasi, produk jadi hasil kerja mesin yang dipantau dengan cara statistik. Selain itu

  17 pengawasan mutu dilakukan pada tiap tahap proses produksi agar ketidaksesuaian yang terjadi segera diketahui dan diperbaiki. Pengawasan mutu ini dapat dilakukan dengan cara sampling (mengambil sampel) pada waktu yang sama. Selanjutnya sampel tersebut dianalisis untuk mengetahui kesesuaiannya dengan standar yang berlaku.

  c. Pengawasan Produk Jadi Produk jadi yang keluar dari mesin produksi selanjutnya akan diperiksa kesesuaiannya dengan mutu yang telah ditentukan. Mesin yang tidak beroperasi secara optimal dapat diketahui dari produk akhir yang kurang sesuai dengan standar, dari ukuran hingga bentuk. Jika pada praktiknya terdapat produk jadi yang cacat maka produk akan di-

  reject .

  d. Pengawasan Kemasan Kemasan merupakan media pelindung produk supaya produk tetap aman hingga sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan kemasan untuk memastikan bahwa mutu produk yang telah dikemas tetap sesuai dengan yang diinginkan selama transportasi.

  Hubeis (2001) menyatakan bahwa pengawasan mutu dalam suatu perusahaan dilakukan untuk mendapatkan konsep utuh dan pasti dari produk akhir terkait dengan komposisi, desain, ataupun ketentuan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tentunya standar ukuran perlu ditentukan dulu sebelum pengawasan mutu dapat dilakukan. Apabila standar ukuran perusahaan belum dirilis maka perusahaan tidak bisa mengawasi apakah prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan standar atau belum.

  Prawirosentono (2004) melanjutkan bahwa konsep pengawasan mutu berarti menyangkut keseluruhan atau semua kondisi produk yang diperiksa. Semua kondisi produk yang teramati dicatat sebagai hasil analisis. Selanjutnya hasil analisis tersebut dapat dijadikan sebagai acuan maupun perbaikan prosedur lebih lanjut lagi.

  18

4.2. Incoming Quality Control

  

Incoming Quality Control adalah pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku

  yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan produksi. Pengawasan mutu bahan baku sangat penting untuk diterapkan karena tidak adanya pengawasan pada tahap awal, akan membuat produk yang dihasilkan mengalami penurunan mutu akibat adanya hal- hal yang tidak diinginkan yang bersumber dari bahan baku tersebut. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memberlakukan pengawasan mutu pada bahan baku seperti tepung terigu, minyak goreng, pengemas, seasoning (bumbu pelengkap), solid ingredient (bahan pelengkap), minyak/ minyak bumbu, dan larutan alkali.

4.2.1. Tepung

  Pengawasan mutu tepung dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran yang tidak diinginkan pada bahan awal pembuatan mi instan. Selain cemaran fisik, uji kimia tepung seperti kadar gluten,

  iron’s spot dan kadar abu juga perlu dipastikan apakah

  sudah sesuai dengan standar yang diberlakukan atau belum. Analisis fisik yang dilakukan oleh seorang QC di gudang tepung diawali dengan pengambilan sampel (disesuaikan dengan jumlah populasi). Setelah itu karung akan ditimbang satu per satu hingga didapatkan data berat sack tepung. Apabila ditemukan berat tepung terpaut jauh dengan standar yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan penolakan. Kemudian dilakukan pengayakan tepung dan dilihat apakah ada cemaran seperti kutu, serpihan kayu atau serangga di dalam tepung. Jika didapati ada cemaran tersebut maka akan dilakukan penolakan bahan baku tepung kembali ke supplier. Berdasarkan SNI 01- 3751-2009 mengenai syarat mutu tepung terigu, bentuk tepung yang digunakan untuk produksi harus dalam keadaan serbuk, bau normal dan bebas dari aroma asing, warna putih (khas terigu), tidak terdapat cemaran-cemaran seperti serangga ataupun potongan kayu, kadar air maksimal 14,5%; kadar abu maksimal 0,7%, kadar besi minimal 50 mg/kg dan kadar protein minimal 7%. Tepung yang sudah dianalisis fisik dan kimiawi dapat digunakan untuk proses produksi keesokan harinya, jika hasil yang diperoleh sesuai dengan standar yang ditetapkan.

  19

4.2.2. Pengemas

  Menurut Kotler (2008) pengemas didefinisikan sebagai media yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi produk. Kaihatu (2014) melanjutkan bahwa kemasan harus bisa memudahkan konsumen ketika menggunakan, memberikan informasi yang jelas dan menambah keindahan produk. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh seorang QC di bagian pengemas dilakukan untuk menguji kesesuaian kemasan yang dipesan dengan standar yang berlaku. Pengemas yang diuji terdiri dari 3 macam yaitu karton, etiket dan cup EPS (Expandable Polystyrene). Pengujian pengemas ini lebih ditinjau pada aspek fisiknya seperti pengecekan kesesuaian tulisan yang ada di karton dengan standar yang ditentukan (validasi), seperti misalnya barcode, nama perusahaan, spesifikasi produk dan desain. Kemudian pengemas jenis karton juga dicek kondisi ke- HALAL-an (tercemar bahan najis/haram), basah, bernoda, atau tercemar bau asing atau tidak. Khusus apabila barang tercemar dengan bahan najis / haram maka tidak akan dilanjutkan pemeriksaan fisik selanjutnya dan langsung ditolak. Jika terjadi ketidaksesuaian fisik karton dengan standar maka akan dilakukan penolakan karton yang diberlakukan hingga 1 truk. Selain itu dilakukan pengukuran panjang, lebar dan tinggi karton. Jika ukuran-ukuran tersebut tidak sesuai maka akan dikembalikan ke supplier. Hal ini dikarenakan pengemas karton yang terlalu kecil atau tidak sesuai dapat membuat isi produk kurang pas di pengemas sekunder (isi setiap karton menyesuaikan ukuran dan jenis brand produk). Namun jika ukuran terlalu besar maka akan membahayakan produk di dalamnya ketika ada goncangan dan akhirnya mengurangi keutuhan produk dan menurunkan mutunya. Kemudian pengujian beban (stacking) terhadap karton dilakukan dengan memberi beban 80 kg selama kurang lebih 5 menit. Apabila selama proses

  

stacking karton penyok maka dilakukan penolakan terhadap karton tersebut. Proses ini

perlu dilakukan untuk mengetahui ketahanan karton terhadap beban yang diberikan.

  Apabila karton tidak kuat menahan tumpukan-tumpukan saat distribusi ataupun saat penyimpanan (storage) maka produk di dalamnya dapat menjadi rusak dan tidak dapat diterima oleh masyarakat maupun didistribusikan.

  20 Pengujian terhadap etiket sendiri meliputi pengukuran ketebalan menggunakan

  

thickness gauge , pengukuran pitch (jarak pita hitam tepi ujung hingga tepi dalam),

  pengukuran lebar, dan pengujian fisik seperti warna dan spesifikasi produk. Jika ditemukan ketidaksesuaian dengan standar yang berlaku maka etiket akan dikembalikan ke supplier. Kemudian pengujian cup EPS untuk produk Pop Mie dilakukan pengukuran tebal bibir atas vertikal, berat, diameter atas dan bawah, tinggi, dan tebal dinding dengan penggaris dan jangka sorong. Selain itu juga dilakukan pengecekan terhadap tulisan pada kemasan. Tulisan tersebut tidak boleh ada yang hilang satu pun dan desain atau warna yang tercetak pada cup harus jelas. Jika ada parameter-parameter yang tidak sesuai maka cup tidak dapat digunakan dan dikembalikan ke bagian produksi cup tersebut.

4.2.3. Seasoning dan Solid Ingredient

  Pengawasan mutu terhadap bumbu pelengkap dan bahan pelengkap dilakukan oleh QC bagian seasoning. Pengujian bumbu pelengkap atau seasoning dilakukan dengan pengukuran panjang kemasan bumbu dari ujung yang satu hingga ujung yang lainnya dan pengukuran berat. Untuk bumbu pelengkap tertentu seperti saos sambal terdapat standar jumlah Escherichia coli yang diperbolehkan. Menurut pendapat Munif (2009) bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang dapat menyebabkan diare. Beberapa spesies bakteri ini dapat menyebabkan keracunan yang mengakibatkan peradangan usus. Namun analisis mikrobiologi ini tidak dilakukan dan hanya didasarkan pada hasil analisis dari COA (Certificate of Analysis) yang didapatkan dari supplier. Selain uji mikrobiologi, pengawasan mutu minyak bumbu, kecap, dan sambal juga dilengkapi dengan analisis kimia seperti analisis kadar FFA (Free Fatty Acid) dan kadar air. Jika ternyata ada parameter-parameter mutu yang tidak sesuai dengan standar maka akan dilakukan penolakan produk.

  Selain hal-hal di atas, perlu diperhatikan juga kondisi lingkungan tempat penyimpanan bumbu dan bahan pelengkap. Suhu dan RH (relative humidity) ruang penyimpanan harus dalam keadaan dingin dan tidak berfluktuasi. Adanya suhu dingin dapat mencegah bumbu menggumpal atau cacking. Penggumpalan dapat terjadi dengan mudah pada produk bubuk karena bubuk bersifat higroskopis atau mudah menyerap air. Bahan yang

  21 kering lebih higroskopis, yaitu cenderung mudah menyerap air daripada bahan awal (basah). Menurut Chung et al. (2000) kerusakan paling utama dari bumbu adalah penggumpalan akibat suhu dan RH ruangan tidak stabil, selain itu ada kebocoran, ketidaksesuaian ukuran panjang (khususnya bumbu rentengan) dan isi kosong. Bumbu yang menggumpal ini mengakibatkan tingkat kelarutan berubah, oksidasi lemak dan aktvitas enzim semakin meningkat, rasa asli dari bumbu pudar dan mutu organoleptik serta umur simpan menurun.

  4.2.4. Minyak

  Minyak goreng yang digunakan untuk proses produksi mi instan adalah RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) yang memiliki bentuk seperti pasta. Minyak disimpan di dalam tangki-tangki dan dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk produksi. Pemanasan dilakukan untuk mencairkan minyak yang sebelumnya berbentuk seperti pasta. Terdapat 9 tangki minyak goreng. Pengawasan mutu minyak goreng ini meliputi analisis kimia, yaitu kadar asam lemak bebas. Analisis ini perlu dilakukan untuk mengetahui presentase asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) yang ada di dalam minyak baru. Apabila FFA pada saat minyak datang sudah melebihi standar maka akan dilakukan penolakan. Hal ini dikarenakan jika presentase asam lemak bebas yang ada di minyak goreng awal sudah tinggi, maka kadar FFA akan semakin tinggi lagi pada saat proses produksi berlangsung, sebagai akibat dari pemanasan pada suhu tinggi. Selain itu minyak dengan FFA awal yang sudah tinggi dapat mempengaruhi mutu produk akhir yang dihasilkan. Berdasarkan SNI 7709-2012 mengenai Syarat Mutu Minyak Goreng Sawit, kadar asam lemak bebas yang diperbolehkan adalah maksimal 0,3%.

  4.2.5. Larutan Alkali

  Pengawasan larutan alkali sebagai bahan baku pencampuran dengan tepung terigu ini dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Pemeriksaan larutan alkali dilakukan dengan pengukuran pH, specific gravity, viskositas dan warna. Apabila parameter-parameter di atas tidak sesuai dengan standar yang berlaku maka larutan alkali tidak boleh dipakai untuk proses produksi. Warna larutan alkali pada umumnya adalah kuning dengan pH yang cenderung basa.

  22

  4.3. Process Quality Control

  Pengawasan mutu selama proses produksi berarti pengawasan atau pengendalian terhadap parameter-parameter mutu tertentu yang dilakukan melalui proses inspeksi di setiap mata rantai proses produksi mulai dari bahan awal, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu selama proses produksi ini sangat penting untuk dilakukan karena jika terjadi ketidaksesuaian parameter mutu dengan standar yang diberlakukan maka produk akhir yang dihasilkan dapat mengalami penurunan mutu. Selama proses produksi berlangsung, QC akan memantau semua parameter mutu yang berkaitan. Pengontrolan lamanya waktu pencampuran dan penggorengan, kadar air adonan yang dihasilkan dari campuran tepung dan larutan alkali, tebal dan jumlah untaian mie, tekanan uap masuk dan keluar, tekanan minyak, ketinggian minyak, kadar asam lemak bebas minyak dan suhu minyak. Ketika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan maka pihak QC proses akan segera mengecek pada tahap manakah yang memiliki masalah sehingga produk tidak sesuai dengan standar.

  4.4. Outgoing Quality Control

  Produk akhir akan dibawa menuju ke gudang penyimpanan dan akan disusun sesuai dengan tanggal produksi. Penyimpanan produk dilakukan di atas palet kayu. Menurut Hambali et al. (2007) teknik ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kontak produk dengan lantai sehingga kerusakan produk dapat dicegah. Selain itu juga memudahkan di dalam pengangkutan menggunakan forklift. Kemudian palet yang sudah berisi produk akan ditata dengan diadakannya jarak dengan dinding minimal 30cm. Hal ini bertujuan untuk mencegah produk kontak ke dinding. Penempatannya pun disesuaikan dengan lokasi-lokasi yang telah ditetapkan. Pada saat produk akhir diambil untuk didistribusikan, seorang QC FG (Finished Goods) harus memastikan bahwa sistem FIFO (First-in-first-out) berjalan. Menurut Roberts & Graham (2013) sistem ini perlu dilakukan supaya produk yang dikonsumsi masyarakat tidak kadaluarsa. Selain itu sistem ini juga dapat menekan produk-produk yang tersisa akibat tidak layak untuk dikonsumsi.

  23 Selain itu QC FG juga perlu memperhatikan aspek-aspek seperti jumlah maksimal tumpukan karton, sirkulasi udara, alat pest control, dan sebagainya. Jika jumlah tumpukan karton terlalu banyak, bisa jadi karton yang paling bawah akan runtuh dan merusak produk di dalamnya. Padahal fungsi dari kemasan sekunder atau karton sendiri adalah untuk melindungi produk selama transportasi dan distribusi. Selain itu adanya kontrol terhadap pest sangat penting, karena ketika ada hama tikus di dalam gudang, bisa jadi produk yang dihasilkan tidak layak konsumsi akibat adanya lubang bekas gigitan tikus atau urin tikus yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan kehalalan produk (Koswara, 2006). Pengawasan mutu produk jadi dilakukan untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian parameter-parameter mutu dengan standar yang berlaku. Pengendalian ini dilakukan terhadap produk jadi dengan cara pengambilan sampel sesuai jumlah populasi, yang kemudian dibuka dan dilakukan penimbangan berat mi yang telah dikemas. Setelah itu berat mi yang diperoleh disesuaikan dengan standar yang ada. Selain itu pengecekkan kemasan mi instan juga dilakukan, yaitu pengecekkan long seal (bagian tengah) dan end

  

seal (samping atau pinggir kemasan), pengecekkan karton (basah atau tidak), beserta

pengecekkan terhadap ada tidaknya kode produksi di bungkus mi instan tersebut.