PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO − JEPARA - Unika Repository

  TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

  Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1)

  Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

  Oleh:

HENDRO PUJOPRASETYO ANANG WIDODO

  NIM: 01.12.0047 NIM: 01.12.0069

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG JULI 2007

  PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

  Oleh:

HENDRO PUJOPRASETYO ANANG WIDODO

  NIM: 01.12.0047 NIM: 01.12.0069 Telah diperiksa dan disetujui untuk menjadi Tugas Akhir

  Semarang, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II (Aris Hermawan, ST., MT) (Ir. Kiki Saptono, MT)

  Disahkan oleh: Ketua Jurusan Teknik Sipil

  (Hermawan, ST., MT)

  K A T A P E N G A N T A R

  Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Perencanaan Struktur Gedung Dewan

  Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jl. Kolonel Sugiono Jepara“

  Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

  Selama pembuatan laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Aris Hermawan, ST., MT. selaku dosen pembimbing pertama yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

  2. Ir. Kiki Saptono, MT. selaku dosen pembimbing kedua yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

  3. Ir. Widija Suseno, MT. dan Daniel Hartanto, ST., MT. selaku dosen penguji yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

  4. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan semangat bagi penulis dalam menyusun laporan Tugas Akhir.

  5. Semua pihak terkait yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

  Semarang, Juli 2007 Penulis

LEMBAR ASISTENSI

LEMBAR ASISTENSI

  

DAFTAR ISI

  Halaman Halaman Judul ………………………….......…………………………… i Lembar Pengesahan …………………………………………………...… ii Kata Pengantar ………………………………………………………....... iii Lembar Asistensi ……………………………………………………...… iv Daftar Isi ……………………………………………………………...…. vi Daftar Tabel …………………………………………………………...… ix Daftar Gambar ………………………………………………………...… xii Daftar Notasi ……………………………………………………….......... xiii Daftar Lampiran …………………………………………………………. xix

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Nama Proyek …………………………………………………....….. 1

  1.2. Maksud dan Tujuan Proyek ………………………………………… 1

  1.3. Lokasi Proyek ………………………………………………………. 1

  1.4. Tujuan Penulisan Tugas Akhir …………………………….……….. 3

  1.5. Tujuan Perencanaan Struktur Gedung ……………………………… 3

  1.6. Pembatasan Masalah ……………………………………………….. 3

  1.7. Sistematika Penyusunan .…………………………………………… 4

  BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

  2.1. Uraian Umum ………………………………………………………. 6

  2.2. Tinjauan Pustaka …………………………………………………… 7

  2.2.1. Peraturan-peraturan ………………………………………… 7

  2.2.2. Beban yang bekerja pada struktur ….………………………. 8

  2.3. Landasan Teori ………………………….……………………..…… 9

  2.3.1 Pembebanan ……………………………………………….. 9

  2.3.2 Pembebanan gempa menggunakan analisa statik ekivalen … 10

  2.3.3 Perhitungan pondasi tiang pancang ….............................…... 11

  2.4 Asumsi-asumsi ……...………………………………….....………… 13

  BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

  3.1. Perhitungan Struktur Atas ……………….……………….................. 17

  3.1.1. Perhitungan Kuda-kuda ........................................................... 17

  3.1.1.1. Perencanaan gording kuda-kuda .............................. 17

  3.1.1.2. Pehitungan trekstang ................................................ 19

  3.1.1.3. Perencanaan kuda-kuda ........................................... 21

  3.1.2. Perhitungan profil dan sambungan .......................................... 25

  3.1.2.1. Cek penampang batang tekan (LRFD) .................... 25

  3.1.2.2. Cek penampang batang tarik (LRFD) ...................... 32

  3.1.2.3. Perhitungan sambungan baut ................................... 38

  3.2. Perhitungan Pelat Lantai ……………………………..........……..….. 42

  3.2.1. Pembebanan pelat lantai …………………………...……....... 42

  3.2.2. Penulangan pelat lantai .....................................................…... 43

  3.3. Perhitungan Tangga …..................………………………..……….… 46

  3.3.1. Pembebanan tangga dan bordes .………………....…….……. 46

  3.3.2. Perhitungan pondasi tangga ...........……………..……...……. 50

  3.4. Perhitungan Gaya Gempa ...…………………………..………….….. 52

  3.4.1. Perhitungan gaya geser dasar horiontal total akibat gempa ..... 52

  3.4.2. Perhitungan waktu getar ........................................................... 56

  3.5. Perhitungan Penulangan Balok ...........…………………………......... 58

  3.5.1. Penulangan lentur balok .......................................................… 58

  3.5.2. Penulangan geser balok ........…………………………..……. 62

  3.5.3. Penulangan torsi ....................................................................... 66

  3.6. Perhitungan Penulangan Kolom ……………………….…..………... 68

  3.6.1. Penulangan lentur kolom ....………………....…..……….….. 68

  3.6.2. Penulangan geser kolom .....…………………..…………..…. 73

  3.7. Perhitungan Pondasi ……………………….………...………….…... 75

  3.7.1. Pemilihan tipe pondasi …………………………………….… 75

  3.7.2. Menentukan daya dukung tiang pancang ……………….…... 75

  3.7.3. Menentukan jarak antar tiang pancang …..……..……….…... 77

  3.7.4. Menentukan efisiensi kelompok tiang pancang ………….….. 78

  3.7.5. Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang .....….…. 79

  3.7.6. Penulangan tiang pancang ....................................................... 82

  3.7.7. Penulangan pile cap ................................................................. 86

  3.7.8. Penulangan tie beam ................................................................ 98

  BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR ............................................................................... 100 BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

  5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan ………………..……... 124

  5.2. Rencana Anggaran Biaya ………………………………………….... 127

  5.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya…………………………..….. 131

  5.4. Prosentase Bobot Pekerjaan……………………………………..…... 132

  5.5. Daftar Pekerjaan ………………………………………………..….... 135

  5.6. Time Schedule ...................................................................................... 136

  5.7. Network Planning ................................................................................ 137

  DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. xxi LAMPIRAN ................................................................................................ xxii

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Sambungan Baut Kuda-kudaTabel 3.2. Perhitungan Pelat Lantai (two way slab) Arah XTabel 3.3. Perhitungan Pelat Lantai (two way slab) Arah YTabel 3.4. Distribusi Gaya Geser Dasar Horisontal Total Akibat

  Gempa Arah

  X Tabel 3.5. Distribusi Gaya Geser Dasar Horisontal Total Akibat Gempa Arah Y

Tabel 3.6. Waktu Getar Struktur dalam Arah XTabel 3.7. Waktu Getar Struktur dalam Arah YTabel 3.8. Penulangan Lentur Balok BI1 (400/700) Lt.1Tabel 3.9. Penulangan Lentur Balok BI2 (350/600) Lt.1Tabel 3.10. Penulangan Lentur Balok BA1 (200/300) Lt.1Tabel 3.11. Penulangan Lentur Balok BA2 (150/200) Lt.1Tabel 3.12. Penulangan Lentur Balok BI1 (400/700) Lt.2Tabel 3.13. Penulangan Lentur Balok BI2 (350/600) Lt.2Tabel 3.14. Penulangan Lentur Balok BA1 (200/300) Lt.2Tabel 3.15. Penulangan Lentur Balok BA2 (150/200) Lt.2Tabel 3.16. Penulangan Lentur Balok BI1 (400/700) Lt.3Tabel 3.17. Penulangan Lentur Balok BI2 (350/600) Lt.3Tabel 3.18. Penulangan Lentur Balok BA1 (200/300) Lt.3Tabel 3.19. Penulangan Lentur Balok BA2 (150/200) Lt.3Tabel 3.20. Penulangan Lentur Balok BI1 (400/700) Lt.4Tabel 3.21. Penulangan Lentur Balok BI2 (350/600) Lt.4Tabel 3.22. Penulangan Lentur Balok BA1 (200/300) Lt.4Tabel 3.23. Penulangan Lentur Balok BA2 (150/200) Lt.4Tabel 3.24. Penulangan Lentur Balok BI1 (400/700) Lt.5Tabel 3.25. Penulangan Lentur Balok BI2 (350/600) Lt.5Tabel 3.26. Penulangan Lentur Balok BA1 (200/300) Lt.5Tabel 3.27. Perhitungan Tulangan Sengkang Balok Lt.5Tabel 3.28. Perhitungan Tulangan Sengkang Balok Lt.1Tabel 3.29. Perhitungan Tulangan Sengkang Balok Lt.2Tabel 3.30. Perhitungan Tulangan Sengkang Balok Lt.3Tabel 3.31. Perhitungan Tulangan Sengkang Balok Lt.4Tabel 3.32. Perhitungan Tulangan Sengkang Balok Lt.5Tabel 3.33. Perhitungan Tulangan Torsi Lt.1Tabel 3.34. Perhitungan Tulangan Torsi Lt.2Tabel 3.35. Perhitungan Tulangan Torsi Lt.3Tabel 3.36. Perhitungan Tulangan Torsi Lt.4Tabel 3.37. Perhitungan Tulangan Torsi Lt.5Tabel 3.38. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 2 – 2 Lt.1Tabel 3.39. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 2 – 2 Lt.2Tabel 3.40. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 2 – 2 Lt.3Tabel 3.41. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 2 – 2 Lt.4Tabel 3.42. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 2 – 2 Lt.5Tabel 3.43. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 3 – 3 Lt.1Tabel 3.44. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 3 – 3 Lt.2Tabel 3.45. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 3 – 3 Lt.3Tabel 3.46. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 3 – 3 Lt.4Tabel 3.47. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Akibat M 3 – 3 Lt.5Tabel 3.48. Perhitungan Tulangan Sengkang Kolom Lt.1Tabel 3.49. Perhitungan Tulangan Sengkang Kolom Lt.2Tabel 3.50. Perhitungan Tulangan Sengkang Kolom Lt.3Tabel 3.51. Perhitungan Tulangan Sengkang Kolom Lt.4Tabel 3.52. Perhitungan Tulangan Sengkang Kolom Lt.5Tabel 3.53. Kapasitas Daya Dukung Satu Tiang Pancang dalam

  Kelompok Tiang dengan 1 Tiang Pancang

Tabel 3.54. Kapasitas Daya Dukung Satu Tiang Pancang dalam

  Kelompok Tiang dengan 4 Tiang Pancang

Tabel 3.55. Kapasitas Daya Dukung Satu Tiang Pancang dalam

  Kelompok Tiang dengan 6 Tiang Pancang

Tabel 3.56. Kapasitas Daya Dukung Satu Tiang Pancang dalam

  Kelompok Tiang dengan 9 Tiang Pancang

Tabel 3.57. Cek Geser Pons 1 Arah Pile Cap untuk KolomTabel 3.58. Cek Geser Pons 2 Arah Pile Cap untuk Kolom

  Tabel

  3.59. Penulangan Tie Beam

Tabel 3.60. Penulangan Poer Arah Panjang dan Pendek

  

DAFTAR GAMBAR

  65 Gambar 3.20. Sketsa Penulangan Lentur Kolom Arah M 3 – 3

  47 Gambar 3.14. Sketsa Penulangan Balok Induk Bagian Tumpuan

  55 Gambar 3.15. Sketsa Penulangan Balok Induk Bagian Lapangan

  57 Gambar 3.16. Sketsa Penulangan Geser Balok Induk Bagian Tumpuan

  59 Gambar 3.17. Sketsa Penulangan Geser Balok Induk Bagian Lapangan

  61 Gambar 3.18. Sketsa Penulangan Torsi Balok Induk

  63 Gambar 3.19. Sketsa Penulangan Lentur Kolom Arah M 2 – 2

  68 Gambar 3.21. Sketsa Penulangan Geser Kolom

  45 Gambar

  71 Gambar 3.22. Sketsa Jumlah dan Jarak Antar Tiang Pancang

  75 Gambar 3.23. Sketsa Penulangan Tiang Pancang

  82 Gambar 3.24. Sketsa Pile Cap dengan 1 Buah Tiang Pancang

  83 Gambar 3.25. Sketsa Pile Cap dengan 4 Buah Tiang Pancang

  85 Gambar 3.26. Sketsa Pile Cap dengan 6 Buah Tiang Pancang

  88 Gambar 3.27. Sketsa Pile Cap dengan 9 Buah Tiang Pancang

  3.13. Sketsa Pondasi Tangga

  44 Gambar 3.12. Sketsa Mekanika Tangga

  Halaman Gambar

  23 Gambar 3.5. Sketsa Pembebanan Kuda-kuda Akibat Angin Kanan

  1.1. Denah Situasi

  2 Gambar

  3.1. Sketsa Kuda-kuda Baja

  21 Gambar 3.2. Sketsa Pembebanan Kuda-kuda Akibat Beban Mati

  22 Gambar 3.3. Sketsa Pembebanan Kuda-kuda Akibat Beban Hidup

  23 Gambar 3.4. Sketsa Pembebanan Kuda-kuda Akibat Angin Kiri

  24 Gambar 3.6. Sketsa Profil Siku ⎦ ⎣ 100.100.10 (Tekan)

  3.11. Sketsa Denah Tangga

  25 Gambar 3.7. Sketsa Profil Siku ⎦ ⎣ 80.80.8 (Tekan)

  28 Gambar 3.8. Sketsa Profil Siku ⎦ ⎣ 100.100.10 (Tarik)

  32 Gambar 3.9. Sketsa Profil Siku ⎦ ⎣ 80.80.8 (Tarik)

  35 Gambar

  3.10. Sketsa Pelat Lantai

  40 Gambar

  92

DAFTAR NOTASI

  )

  t adalah tebal screew (mm) V d adalah baut dalam geser (N)

  V u

  adalah kuat geser terfaktor (N)

  V n adalah kuat geser nominal (N) W adalah berat baja profil per meter (kg/m) Z x adalah momen tahanan baja profil terhadap sumbu x (cm

  3

  )

  Z y adalah momen tahanan baja profil terhadap sumbu y (cm

  3

  σ tr adalah tegangan tarik (kg/cm

  3

  2

  )

  τ

  adalah tegangan geser (kg/cm

  2

  )

  Perhitungan Pelat Lantai a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm) C c

  adalah gaya tekan beton (N)

  )

  Perhitungan Kuda-kuda A g adalah luas penampang baja profil (cm

  2

  4

  )

  F u adalah tegangan leleh baja (kg) f y adalah tegangan tarik pada baja (kg/cm

  2

  )

  f r adalah tegangan tekan residual pada pelat sayap yang dirol (Mpa) h adalah tinggi profil (cm) I x adalah momen inersia baja profil terhadap sumbu x (cm

  4

  )

  I y adalah momen inersia baja profil terhadap sumbu y (cm

  )

  S y

  i x

  adalah jari-jari inersia baja profil terhadap sumbu x (cm)

  i y adalah jari-jari inersia baja profil terhadap sumbu y (cm) K t adalah gaya terbesar yang dipikul oleh baut (kg) s

  

1 adalah jarak antara sumbu baut paling luar ke tepi atau ke ujung bagian

  yang disambung (cm)

  S adalah jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berturutan (cm) S x adalah modulus penampang baja profil terhadap sumbu x (cm

  3

  )

  adalah modulus penampang baja profil terhadap sumbu y (cm

  t s adalah selimut beton (mm) d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) l x adalah bentang pendek pelat lantai (cm) l y

  adalah bentang panjang pelat lantai (cm)

  M u adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm) M n adalah momen nominal penampang (Nmm) T s

  adalah gaya tarik Baja (N)

  z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm) Perhitungan Tangga a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm) C c adalah gaya tekan beton (N) t s adalah selimut beton (mm) d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) M u adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm) M n adalah momen nominal penampang (Nmm) T s

  adalah gaya tarik baja (N)

  z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm) Perhitungan Gempa C adalah nilai faktor respon gempa d i adalah simpangan horizontal lantai ke-i F i adalah beban gempa nominal static ekuivalen pada lantai ke-i g adalah percepatan gravitasi I adalah momen inersia N i adalah nilai N spt pada lapisan ke-i R adalah faktor reduksi gempa t i adalah tebal lapisan ke-i W t adalah berat total gedung W i

  adalah berat lantai ke-i

  Perhitungan Balok A cp adalah luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm

  adalah selimut beton (mm)

  )

  A v

  adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan geser (mm

  2

  )

  a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm) C c adalah gaya tekan beton (N) C s adalah gaya tekan baja (N) t s

  d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) d’ adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm) E s

  A t adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir (mm

  adalah modulus elastisitas baja (MPa)

  f yl adalah kuat leleh tulangan torsi longitudinal (MPa) f yv adalah kuat leleh tulangan sengkang torsi (MPa) M n

  adalah momen nominal penampang (Nmm)

  M u adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm) p h adalah keliling dari garis pusat tulangan sengkang torsi terluar (mm) p cp adalah keliling luar penampang beton (mm)

  T n adalah momen puntir nominal (Nmm) T s adalah gaya tarik baja (N) T u adalah momen puntir terfaktor pada penampang (Nmm)

  V c

  adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N)

  2

  )

  2

  2

  )

  A l adalah luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir (mm

  2

  )

  A o

  adalah luas bruto yang dibatsi oleh lintasan aliran geser (mm

  )

  2

  

A oh adalah luas daerah yang dibatasi oleh garis pusat tulangan sengkang torsi

  terluar

  A s

  adalah luas tulangan tarik (mm

  2

  )

  A s ’ adalah luas tulangan tekan (mm

  V s adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan (N) V u adalah kuat geser terfaktor pada penampang (N) x adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm) z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

  β

  a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm) a b

  balance (mm) z

  adalah kuat geser terfaktor pada penampang (N) x b adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral dalam kondisi

  V u

  V c adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N) V s adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan (N)

  adalah gaya tarik baja (N)

  balance (N) P u adalah kuat beban aksial terfaktor (N) T s

  adalah kuat beban aksial nominal pada penampang dalam kondisi

  M n adalah momen nominal penampang (Nmm) M nb adalah momen nominal penampang dalam kondisi balance (Nmm) P n adalah kuat beban aksial nominal pada penampang (N) P nb

  adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)

  C c adalah gaya tekan beton (N) d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) d’ adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm) e adalah eksentrisitas (mm) e b adalah eksentrisitas dalam kondisi balance (mm) M u

  adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen dalam kondisi balance (mm)

  )

  1 adalah faktor reduksi ε s ′ adalah regangan tulangan tekan

  2

  A s ’ adalah luas tulangan tekan (mm

  )

  2

  A s adalah luas tulangan tarik (mm

  )

  2

  adalah luas bruto penampang (mm

  Perhitungan Kolom A g

  adalah regangan tulangan luluh ρ adalah rasio tulangan tarik ρ adalah rasio tulangan tarik

  ε y

  adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

  β

  dari permukaan tanah ke ujung pondasi

  )

  M n

  adalah momen nominal penampang (Nmm)

  M u adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm) M x adalah momen arah x M y

  adalah momen arah y

  m adalah banyak baris N 60 adalah rata-rata nilai SPT disekitar ujung pondasi atau nilai rata-rata SPT

  n adalah banyak tiang pancang tiap baris n x adalah banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x n y adalah banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y P n

  D adalah diameter tiang pancang d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) f s adalah tahanan selimut (kN/m

  adalah kuat beban aksial nominal pada penampang (N)

  P u adalah kuat beban aksial terfaktor (N) Q p adalah daya dukung ujung (kN) Q s adalah daya dukung selimut (kN) Q u

  adalah daya dukung ijin (kN)

  q p adalah tahanan ujung (kN/m

  2

  )

  2

  a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm) C c adalah gaya tekan beton (N) t s adalah selimut beton (mm)

  1 adalah faktor reduksi f s

  2

  ’ adalah kuat tekan tulangan (MPa)

  Perhitungan Pondasi A g

  adalah luas bruto penampang (mm

  

2

  )

  A p adalah luas ujung pondasi (mm

  )

  )

  A s adalah luas selimut pondasi (mm

  

2

  )

  A st

  adalah luas total tulangan longitudinal (mm

  2

  S adalah jarak antar tiang pancang

  T s adalah gaya tarik baja (N) x max adalah absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang y max adalah ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)

  η adalah efisiensi kelompok tiang θ adalah arc tg (D/S) ∑v adalah jumlah beban normal ∑ adalah ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang ∑y adalah ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang