OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM MENJALANKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI MELALUI PATEN DAN (PATEK) SEBAGAI PARADIGMA PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU BAGI KECAMATAN DAN KELURAHAN - Repository IPDN
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS
KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM
MENJALANKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
MELALUI PATEN DAN (PATEK) SEBAGAI PARADIGMA
PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU
BAGI KECAMATAN DAN KELURAHAN
Disampaikan dalam Seminar Penguatan Kapasitas
Aparatur SKPD, Kecamatan Dan Kelurahan
Se-Kabupaten Bandung Barat-Provinsi Jawa Barat
Oleh :
Fernandes Simangunsong
SELAMAT DATANG
PESERTA
PENGUATAN KAPA SITAS APARATUR SKPD,
KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM
MEMAHAMI PERAN STRATEGIS
KECAMATAN DAN KELURAHAN
SEBAGAI UJUNG TOMBAK PELAYANANSE-KABUPATEN BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT
Kesepakatan
BersamaSelamat… Pagi! Semangat… Pagi! PESERTA SEMINAR Luar…..Biasa Salam Kita
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP,
M.Si- Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
- NIP : 19770304 1995 11 1 001
- Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
- Pangkat: Pembina TK. I (IV/b)
- Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
- Email/HP :
- 08122445916
RENUNGAN AWAL TENTANG PENDAPAT AHLI TENTANG
RENUNGAN AWAL TENTANG PENDAPAT AHLI TENTANG
KEGAGALAN PEMERINTAH :
KEGAGALAN PEMERINTAH :
1. Peter F. Drucker (1968) dalam ‘The Age of Discontinuity’ Kemungkinan
1. Peter F. Drucker (1968) dalam ‘The Age of Discontinuity’ Kemungkinan bangkrutnya birokrasi. bangkrutnya birokrasi.
2. Barzelay (1982) dalam ‘Breaking Through Bureaucracy’ M asyarakat
2. Barzelay (1982) dalam ‘Breaking Through Bureaucracy’ M asyarakat bosan dan muak pada birokrasi yang rakus dan bekerja lamban. bosan dan muak pada birokrasi yang rakus dan bekerja lamban.
3. Osborne & Gaebler (1992) dalam ‘Reinventing Government’ => Kegagalan
3. Osborne & Gaebler (1992) dalam ‘Reinventing Government’ => Kegagalan
utama pemerintah saat ini adalah karena kelemahan manajemennya,
utama pemerintah saat ini adalah karena kelemahan manajemennya,
bukan pada apa yang dikerjakan pemerintah, melainkan bagaimana
bukan pada apa yang dikerjakan pemerintah, melainkan bagaimana caranya pemerintah mengerjakannya. caranya pemerintah mengerjakannya.
4. Osborne & Plastrik (1996) dalam ‘Banishing Bureucracy’ => agar
4. Osborne & Plastrik (1996) dalam ‘Banishing Bureucracy’ => agar
birokrasi lebih efektif, perlu dipangkas agar ramping, ‘the least
birokrasi lebih efektif, perlu dipangkas agar ramping, ‘the least
government is the best government’ government is the best government’
5. E. S. Savas (1987) => Perlunya privatisasi, ramping struktur kaya fungsi,
5. E. S. Savas (1987) => Perlunya privatisasi, ramping struktur kaya fungsi, pemilahan dan pemilihan fungsi publik. pemilahan dan pemilihan fungsi publik.
• Mc Leod (1998) mengemukakan pendapatnya bahwa krisis
multidimensional di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh adanya salah urus (mismanagement) pada semua sektor, baik swasta dan terutama pemerintah.
• Diperlukan pembaruan manajemen pemerintahan pada semua
tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan implementasi sampai tahapan evaluasi.
• Paradigma good governance pada dasarnya adalah upaya membangun
filosofi, strategi serta teknik mengelola urusan-urusan publik secara lebih transparan dengan melibatkan para pihak-pihak yang terlibat (stakeholder and shareholder).
• Diantara semua komponen bangsa, setelah terjadinya reformasi,
ternyata birokrasi merupakan sektor yang paling lamban berubahnya.
Kondisi Kecamatan di Indonesia
Bagaimana dengan Kondisi Kecamatan di Kabupaten Bandung
Barat?
Kondisi Kecamatan di Indonesia
Bagaimana dengan Kondisi Kecamatan di Kabupaten
Bandung Barat?
Mimpi Para Camat di Indonesia Bagaimana dengan Camat di Kabupaten Bandung Barat?
Sensitivitas Para Camat
Bagaimana dengan Camat di Kabupaten
Bandung Barat?
Bagaimana Pandangan Aparat Kecamatan, Benar atau Salah ?
Bagaimana Pandangan Aparat Kecamatan diKabupaten Bandung Barat?
Kantor Kecamatan Masa Depan Kabupaten Bandung Barat?
Kantor Kecamatan Masa Depan di Kabupaten Bandung Barat?
Pernah tidak Bupati Bandung Barat Melakukan Kunjungan atau
Sidak ke Kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung Barat?
Paten di Indonesia Yang Terbaik ada di Sragen, tapi di
Sragenpun masih ada yang Seperti Ini, Kabupaten Bandung
Barat Jangan Berkecil Hati
Bila Paten sudah berjalan di Kabupaten Bandung Barat
, Pemerintah Daerah Harus memberikan Punishment and Reward kepada Pejabat di Kecamatan?
Paten harus terwujud 1 Juli 2014 bagaimana dengan
Kabupaten Bandung Barat?
Paten menjadi salah Satu Jalan agar Bupati/Walikota dapat Terpilih untuk
kedua kali atau Ketingkat Yang Lebih Besar (Gubernur), bagaimana Bupati Bandung Barat?
EMPAT PILAR UNTUK MEMBANGUN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENEGAKAN HUKUM YANG ADIL
MANAJEMEN PERTUMBUHANPEMERINTAHAN
EKONOMIYANG BAIK
YANG CUKUP DEMOKRASI POLITIK YANG BERMORALB. Konsep Good Government
• Berdasarkan praktek pemerintahan di berbagai
negara ditengarai adanya “bad government”, yang ditandai dengan banyaknya korupsi, kolusi, nepotisme , yang membuat negara mengarah ke kebangkrutan. Oleh karena itu, diperlukan konsep baru mengenai cara berpemerintahan yang baik (good government).
- Good governance
- Bad Good
• Government
Government
Perbandingan Ciri-ciri Bad
Government dengan good GovernmentCiri-ciri Bad Government Ciri-ciri Good Government
1. Lamban dan bersifat reaktif
1. Proaktif
2. Arogan
2. Ramah dan Persuasif
3. Korup
3. Transparan
4. Birokratisme
4. Mengutamakan proses dan produk
5. Boros
5. Proporsional dan
6. Bekerja secara naluriah profesional
7. Enggan berubah
6. Bekerja secara sistemik
8. Kurang berorientasi pada
7. Pembelajaran sepanjang kepentingan publik hayat
8. Menempatkan stakeholder
& shareholder ditempat
utama
•
•
2004, 2005, dan 2006 terkorup- Persepsi Korupsi menurut
•
2008 : 3. 2009 : 1 P E R C L td .
pebisnis – gambaran pelayanan publik
- IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN
hanya sedikit lebih baik dari Myanmar dan Kamboja.
PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16.
se-Asia. 2007 : 2 ;
Korupsi Dilihat Dari : Indikator Korupsi
- The World Competitiveness Index
2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49; Singapura 3. Institute of Management Development (IMD) Geneva
- Growth Competitiveness Index Indonesia ranking 50 dengan skor 4,26.
- Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis waktu menunggu persetujuan ijin-ijin relatif lebih lama dibanding negara Asia lain.
- Jumlah hari mendapatkan ijin di Indonesia contoh waktu yang diperlukan untuk mengurus ijin-ijin tertentu di Indonesia.
Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis di Beberapa negara Jumlah Jumlah Biaya * Modal Prosedur Hari Minimum* Negara Bangladesh
8 35 91,0 0,0 Kamboja 11 94 480,1 394,0 China 12 41 14,5 1.104,2 Hongkong
5 11 3,4 0,0 India 11 89 49,5 0,0
Indonesia 12 151 130,7 125,6 Korea Selatan
12 22 17,7 332,0 Laos 9 198 18,5 28,5 Malaysia 9 30 25,1 0,0 Filipina
11 50 19,5 2,2 Singapura 7 8 1,2 0,0 Sri Lanka 8 50 10,7 0,0 Taiwan 8 48 6,3 224,7 Thailand 8 33 6,7 0,0 Vietnam
11 56 28,6 0,0 Catatan : * sebagai % dari pendapatan per kapita Sumber : World Bank (2005), dikutip dari Purwanto (2006)
Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia
APA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN
PUBLIK? Alur Pikir Penataan Kelembagaan Kecamatan Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Bupati/ Bupati/ Walikota Walikota Dukungan politik Susunan Pemberian Susunan Pemberian Delegasi Delegasi Organisasi Yg Pelayanan Kepuasan Organisasi Yg Pelayanan Kepuasan Kewenangan Kewenangan
Sesuai dgn Prima kepada Masyarakat Sesuai dgn Prima kepada Masyarakat Kpd Camat Kpd Camat Kewenangan Masyarakat Kewenangan Masyarakat Dukungan dengan : Anggaran
Personil yang memadai , sesuai kemampuan Model : Logistik keuangan Daerah Sadu Wasistiono
• Fungsi utama Pemerintah Daerah pada
masa UU Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan masyarakat”.
- Konsekuensi
logisnya, unit-unit pemerintahan yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.
• Perlu ada pembagian fungsi yang jelas
antara unsur staf, unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan
MODEL PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAERAH
Dukungan politik Pemerintah Pusat
Staf Pelayanan Transfer Organisasi Kepuasan Prima Kepada Dinas Pemerintah kewenangan Pemerintah
Masyarakat Masyarakat Daerah Daerah Lemtekda DPRD Daerah Badan Semi Otonom Otonom
Masyarakat Keterangan :
Daerah
: Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf) : Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini)
: Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas
(Auxiliary) Hak cipta : Sadu Wasistiono
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
• Membangun budaya melayani di kalangan
birokrasi
(lihat semangat yang terkandung di dalam UU
Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)• Membangun kesadaran bahwa fungsi utama
pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU Nomor 5 Tahun 1974.
• Memperkuat unit-unit organisasi yang
berhadapan langsung dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).
• Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-
orang yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front line officer).
- Mengembangkan
unit-unit organisasi pelayanan agar dekat dengan konsumen (konsep “close to the customers”).
• Mengembangkan sistem pelayanan “one
stop service” dan atau “one roof system” yang sesungguhnya.
• Mengadakan survey kepuasan pelanggan
secara periodik.• Mengadakan lomba diantara unit-unit
pemberian pelayanan yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.
- Mengembangkan
pendekatan “public choice” sehingga kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek keadilan.
• Mengembangkan sistem insentif yang
menarik bagi unit-unit yang berhasil
PERKEMBANGAN MODEL PEMBERIAN
PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH
MODEL I : SISTEM TERPENCAR (SPREAD
SYSTEM)DINAS2 MASYARAKAT
MODEL II : SISTEM PELAYANAN SATU ATAP
(ONE ROOF SYSTEM/ ORS)
DINAS2 MASYARAKAT
Unit di Samsat berfungsi mengumpulkan berkas
Penyelesaian perijinan tetap di tangan dinas masing2
MODEL IIIA : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU
(ONE STOP SERVICE/ OSS)
Dinas2 Konsultasi teknismasuk keluar
MASYARAKAT- Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,
- Dinas memberikan konsultasi teknis
MODEL IIIB : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU
(ONE STOP SERVICE/ OSS) (ADA CABANG ONLINE)
Dinas2 Konsultasi teknis ONLINEmasuk keluar
KEC/
MASYARAKAT
KELURAHAN- Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,
- Dinas memberikan konsultasi teknis
- Kecamatan Sebagai Frontliner dari PTSP
Can you find the
dog?
APAKAH KECAMATAN DAPAT
DIJADIKANPUSAT PELAYANAN MASYARAKAT
(PUSYANMAS) ?
• B erdasarkan prinsip “close to the customers”, sudah
seharusnya pemerintah memberikan pelayanan yang mudah, murah, terjangkau, dan terutama dekat dengan pelanggan (masyarakat).
- Kunci utamanya adalah :
1) Adanya kemauan politik dari Bupati/Walikota; 2) Adanya dukungan politik dari DPRD;
3) Adanya kesadaran masyarakat sebagai pemilik
kedaulatan untuk menuntut pelayanan yang prima.
4) Adanya kesungguhan dari aparat birokrasi untuk
mengubah cara Pandang dalam menjalankan tugas pokok dn fungsinya dari paradigma penguasa menjadi paradigma pelayan masyarakat.* KHUSUS UNTUK KECAMATAN, SUDAH DIKELUARKAN
KEBIJAKAN BERUPA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN).
PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN
PENGANTAR
DALAM RANGKA MERESPON DINAMIKA PERKEMBANGAN YANG BAIK DIPERLUKAN MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN DAN TUNTUTAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN
DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS DAN MENDEKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT SERTA MEMPERHATIKAN KONDISI GEOGRAFIS DAERAH, PERLU MENGOPTIMALKAN PERAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH TERDEPAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK
LANDASAN
• UNDANG-UNDANG NO 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
• UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2009 TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
• PERATURAN PEMERINTAH NO 19 TAHUN 2008
TENTANG KECAMATAN
• PERMENDAGRI NO 24 TAHUN 2006 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
“ P A T E N “
UMUM
PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DISINGKAT
MERUPAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN DARI TAHAP PERMOHONAN SAMPAI KE TAHAP TERBITNYA DOKUMEN DALAM SATU TEMPAT
RUANG LINGKUP
PELAYANAN
BIDANG
PERIZINAN
PELAYANAN
BIDANG
NON PERIZINAN
MAKSUD TUJUAN “ PATEN “
“ PATEN “
MEWUJUDKAN MEWUJUDKAN MENINGKATKAN KECAMATAN SEBAGAI KUALITAS DAN KECAMATAN SEBAGAI MENDEKATKAN PUSAT PELAYANAN PUSAT PELAYANAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DAN MASYARAKAT DAN MASYARAKAT MENJADI SIMPUL MENJADI SIMPUL PELAYANAN BAGI PELAYANAN BAGI KANTOR/BADAN KANTOR/BADAN PELAYANAN TERPADU PELAYANAN TERPADU DI KABUPATEN/KOTA DI KABUPATEN/KOTA
PERSYARATAN “ PATEN ”
SUBSTANTIF ADMINISTRATIF TEKNIS
PERSYARATAN SUBSTANTIF “PATEN” BIDANG PERIZINAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT (Perbup)
BIDANG NON PERIZINAN
PERSYARATAN ADMINISTRATIF
“ PATEN ” STANDAR PELAYANAN (Perbup) JENIS PELAYANAN PERSYARATAN PELAYANAN PROSES / PROSEDUR PELAYANAN PEJABAT YANG BERTANGGUNGJAWAB DALAM PELAYANAN WAKTU PELAYANAN
URAIAN TUGAS PERSONIL (Perbup)
BIAYA PELAYANAN
PERSYARATAN TEKNIS “PATEN” •
- • TEMPAT PEMROSESAN BERKAS • TEMPAT PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI • TEMPAT PENYERAHAN DOKUMEN • TEMPAT PEMBAYARAN • TEMPAT PENANGANAN PENGADUAN
- •
TEMPAT PIKET
• RUANG TUNGGU • PERANGKAT PENDUKUNG LAINNYA - PETUGAS INFORMASI • PETUGAS PENDAFTARAN / PENERIMA BERKAS • PETUGAS OPERATOR KOMPUTER • PETUGAS PEMEGANG KAS • PETUGAS LAIN SESUAI KEBUTUHAN
- • MEMPERSIAPKAN RANCANGAN KEBIJAKAN DAN JUKNIS YANG DIBUTUHKAN
- •
SEKDA SEBAGAI KETUA
• - • KABAG PEMERINTAHAN SEBAGAI SEKRETARIS
- • MEMIMPIN, MENGKOORDINASIKAN DAN MENGENDALIKAN PENYELENGGARAAN PATEN • MENYIAPKAN RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
- • MELAKUKAN PENATAUSAHAAN ADMINISTRASI PATEN •
- DILIMPAHKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN YANG PASTI, MUDAH,
- CEPAT, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL PENYELENGGARAAN TUGAS LAIN YANG DITUGASKAN
- KEPADA CAMAT
- UNTUK MENDAPATKAN PENYUSUNAN
- MASUKAN DALAM PROSES PENYELENGGARAN LAYANAN MEMENUHI SEMUA
- PERSYARATAN PADA SAAT MEMINTA LAYANAN
- Asas-asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik:
• Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara
• Dalam hal Penyelenggara melakukan perbuatan
• Pengajuan gugatan terhadap penyelenggara
• Dalam hal Penyelenggara diduga
• Laporan tersebut tidak
• Jenis-jenis sanksi bagi Penyelenggara atau
• 6. pemberhentian dengan hormat tidak atas
• Kepmendagri Nomor 138-270 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan.• Surat Edaran Mendagri Nomor 100/121/PUM
tanggal 3 Februari 2009 tetang Upaya Strategis Peningkatan Pelayanan Publik di Daerah;• Surat Edaran Mendagri Nomor 4318/312/PUM
tangal 28 Februari 2011 tetang Penerapan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN);• Surat Edaran Mendagri Nomor 138/113/PUM
tanggal 13 Januari 2012 tetang Percepatan Penerapan PATEN di daerah.
TEMPAT PENDAFTARAN
SARANA PRASARANA
PELAKSANA TEKNIS (PNS) UNTUK MENUNJANG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN “PATEN” KECAMATAN DAPAT MENYEDIAKAN SISTEM INFORMASI
PENETAPAN ”PATEN”
BUPATI MENETAPKAN KECAMATAN YANG TELAH MEMENUHI PERSYARAKATN PENYELENGGARAAN “PATEN”
PENETAPANNYA DENGAN KEPUTUSAN BUPATI
TIM TEKNIS PATEN BUPATI MEMBENTUK TIM TEKNIS PATEN DENGAN • PEMBENTUKAN KEPUTUSAN BUPATI • MENGIDENTIFIKASI KEWENANGAN BUPATI MENGENAI
PELAYANAN ADMINISTRATIF YANG DILIMPAHKAN KEPADA CAMAT
TUGAS • MEMFASILITASI TERSELENGGARANYA ‘PATEN” • MEREKOMENDASIKAN KECAMATAN YANG TELAH “PATEN” KEPADA MEMENUHI SYARAT PENYELENGGAN BUPATI
ASISTEN PEMERINTAHAN SEBAGAI WAKIL KETUA
KEANGGOTAAN • KABAG KEUANGAN SEBAGAI ANGGOTA • UNSUR LAINNYA YANG TERKAIT BIDANG PELAYANAN
PENANGGUNGJAWAB PENYELENGGARAAN PATEN
CAMAT • MENETAPKAN PELAKSANAAN TEKNIS •
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN KINERJA PATEN KEPADA BUPATI MELALUI SEKDA
SEKRETARIS PENANGGUNGJAWAB KESEKRETARIATAN/
CAMAT • BERTANGGUNGJAWAB KEPADA CAMAT •
MELAKSANAKAN TEKNIS PELAYANAN
KEPALA SEKSI •
BERTANGGUNG JAWAB KEPADA CAMAT
PELAYANAN
PEJABAT PENYELENGGARAN “PATEN” MELAKUKAN PENGELOLAAN LAYANAN SECARA
TRANSPARAN DAN AKUNTABEL PEMBIAYAAN DAN PENERIMAAN “PATEN” PEMBIAYAAN PENERIMAAN APBD PENYELENGGARAAN PATEN MENGHASILKAN
PENERIMAAN, WAJIB MELAKUKAN BAGIAN TIDAK PENYETORAN KE KAS TERPISAHKAN DARI DAERAH RENCAN KERJA DAN ANGGARAN KECAMATAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN “PATEN”
BUPATI MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PATEN CAKUPAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI YANG
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DAPAT DIDELEGASIKAN
KEPADA TIM TEKNIS PATEN DILAKUKAN SECARA TERTULISLAIN-LAIN MASYARAKAT BERPERAN SERTA AKTIF DALAM SETIAP PENERIMA LAYANAN PENYELENGGARAAN PATEN DIBERIKAN KEMUDAHAN
IKUT SERTA DALAM
INFORMASI STANDAR LAYANAN MEMBERIKAN
HAL-HAL PENTING BERKAITAN DENGAN UU NO
25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan; i. Akuntabilitas; j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. (Pasal
4).atau Pelaksana melalui peradilan tata usaha negara apabila pelayanan yang diberikan menimbulkan kerugian di bidang tata usaha negara. (Pasal 51).
melawan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik, sebagaimana diatur dalam UU ini, masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap Penyelenggara ke pengadilan. (Pasal 52 ayat 1)
tidak menghapus kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan keputusan ombudsman dan/atau Penyelenggara. (Pasal 52 ayat 2).
melakukan tindak pidana dalam penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat dapat melaporkan Penyelenggara kepada pihak berwenang. (Pasal 53 ayat 1).
menghapus kewajiban Penyelenggara untuk melaksanakan keputusan ombudsman dan/atau
KETENTUAN SANKSI
Pelaksana : 1. teguran tertulis; 2. teguran tertulis, dan apabila dalam waktu 3 bulan tidak melaksanakan ketentuan dimaksud dikenai sanksi pembebasan dari jabatan; 3. teguran tertulis, dan apabila dalam waktu 1 tahun tidak melaksanakan ketentuan dimaksud dikenai sanksi pembebasan dari jabatan; 4. penurunan gaji sebesar 1X kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun. 5. penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama satu tahun.
permintaan sendiri; 7. pemberhentian tidak dengan hormat; 8. pembekuan misi dan/atau izin yang diterbitkan oleh instansi pemerintah. 9. pencabutan izin yang diterbitkan oleh instansi pemerintah. (Pasal 54 ayat 1 sd ayat 11). 10. sanksi pidana; 11. sanksi pidana dan ganti rugi; (Pasal 55 ayat 1 sd 3).
PERATURAN LAIN UNTUK PERCEPATAN PATEN
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
TERIMA KASIH
TERIMAKASIH Atas Perhatiannya
Mohon Maaf Kalau
Kurang Memuaskan!!!!