KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan P

  

KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS

BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Eufrasia Keke

  

NIM : 031124010

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

   2007

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

  • Para Suster SSpS Provinsi Flores Timur.
  • Para Suster SSpS Provinsi Jawa.
  • Komunitas Biara SSpS Roh Suci Yogyakarta.
  • Para Keluarga Katolik di lingkungan Bartolomeus Babarsari BaciroYogyakarta.
  • Keluarga besar kampus IPPAK Universitas Sanata Dharma.
  • Teman-teman angkatan 2003.

  MOTTO

  ¾ “Harta yang paling berharga dan mutiara yang paling indah adalah keluarga.”

  (Arswendo Atmowiloto).

  ¾ “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.” (Rom 12:16).

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah ”KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI

  

ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN

BARTOLOMEUS BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA”. Penulisan

  Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis akan situasi kehidupan keluarga yang ada di Lingkungan Babarsari pada saat ini, di mana komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka dalam keluarga sudah hampir luntur. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan alat-alat komunikasi yang semakin canggih misalnya HP, internet, E-mail, sehingga betapa jarang orang melakukan komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka. Padahal komunikasi antarpribadi dalam hidup kita, merupakan sesuatu yang sangat penting, karena pada saat itulah kita dapat berhubungan dan bertukar pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain.

  Menanggapi situasi tersebut di atas, penulis melihat pentingnya komunikasi antarpribadi di dalam kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, penulis mengadakan studi pustaka tentang komunikasi antarpribadi dalam keluarga Katolik. Penulis melakukan suatu penelitian wawancara yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keluarga-keluarga Katolik menciptakan komunikasi antarpribadi yang menghidupkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara menunjukkan bahwa setiap responden mengungkapkan betapa pentingnya komunikasi antarpribadi dalam keluarga. Dengan komunikasi antarpribadi, mereka dapat mengungkapkan perasaan atau menjalin relasi yang hidup dari hati ke hati. Walaupun banyak kesibukan-kesibukan keluarga dalam bekerja, setiap responden selalu mempunyai waktu dan kesempatan untuk berkomunikasi dari hati ke hati. Maka, dapat dikatakan bahwa keluarga Katolik yang ada di lingkungan Bartolomeus Babarsari sudah memahami arti sebuah komunikasi antarpribadi dalam kehidupan berkeluarga. Mereka menemukan bahwa komunikasi antarpribadi dari hati ke hati, dapat memupuk relasi yang menghidupkan antara satu dengan yang lain dan segala permasalahan akan segera teratasi di dalam kehidupan berkeluarga.

  Untuk menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, penulis mengusulkan program katekese sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya komunikasi antarpribadi, dengan model pengalaman hidup dan model Biblis. Melalui program yang ditawarkan ini, diharapkan para keluarga Katolik semakin menyadari betapa pentingnya komunikasi antarpribadi dalam keluarga, sehingga dapat terciptanya suatu keluarga yang bahagia dan harmonis.

  

ABSTRACT

  Thesis is entitled: “Catechism for Communication among Family members in the Community of Bartolomeus Babarsari of Baciro Parish Yogyakarta”. The Writing of the thesis was based on the writer’s concern with family life in the community and communication among members of the which seems declining. This happens because of the rapid achievements of the means of communication like Hp’s, internet, and others. That is why face to face communication among members of family seems rare. Where of personal or face to face communication is important as by doing such we can exchange ideas, feelings, and others to others.

  To answers the problem, the writer has done desk study and interviews to some members of the community to guide out how far Catholik families have developed personal communation among members. The results of the interview showed that personal communation among members of each family is important. By personal communication, they are able to ekspress their feelings, ideas heart to heart. Inspire their limited time because of their jobs, their save some times to communicate each other. This it can be said that the Catholic families in the Bartolomeus Babarsari community know the importance of personal communication. They have realized that personal or face to face communication can enrich their founding, relationship which in turn can solve the problems they have had in their family life.

  As the follows up of the research, the conter proposes catecheses program as to become an effort of making the family members realize how important face to face communication is by means of daily life experience and Biblical models catecheses. Hopefully each Catholic family gain its benefit from it and realizes that face to face communication is important to build a happy family living in harmony.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tritunggal Maha Kudus atas segala cinta dan berkat, serta kesetiaan-Nya yang senantiasa membimbing dan menyertai penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Meskipun dalam proses, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami dan rasakan, tetapi semuanya dapat dilalui dengan sikap yang sabar dan tenang. Skripsi berjudul “KATEKESE TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA”. Penulis mencoba mengetengahkan permasalahan yang masih berkaitan dengan pentingnya komunikasi antarpribadi dalam keluarga, sehingga dapat menciptakan suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera karena ada relasi komunikasi yang baik dalam keluarga.

  Dalam skripsi ini, penulis bermaksud untuk memberi sumbangan pemikiran bagi keluarga Katolik dalam meningkatkan pentingnya komunikasi antarpribadi melalui katekese. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dari hati yang ikhlas penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada: 1.

  Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku kaprodi yang telah memberi ijin

  2. Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku dosen pembimbing utama dan sebagai pembimbing akademik, yang dengan sabar telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dari awal penyusunan sampai dengan pertanggungjawaban skripsi ini.

3. Dr. CB. Putranto, S.J., yang dengan terbuka hati telah menyumbangkan gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

  4. Drs. L. Bambang Hendarto, M.Hum., selaku dosen penguji kedua yang dengan sabar telah menuntun dan membimbing penulis selama masa studi sampai pertanggungjawaban skripsi ini.

  5. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. , selaku dosen penguji ketiga yang telah merelakan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing dan mengoreksi tulisan ini.

  6. Keluarga besar IPPAK yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman serta penyediaan semua fasilitas pendukung demi memperlancar studi penulis.

  7. Para suster Provinsi SSpS Flores Timur, khususnya Tim Pimpinan Propinsi dan setiap suster yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memilih studi dalam bidang Kateketik dan dengan caranya masing-masing telah mendukung selama studi berlangsung, hingga penyelesaian penyulisan skripsi ini.

  8. Para suster SSpS Provinsi Maria Bunda Allah Jawa, khususnya para suster komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta, yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis dari awal sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

  9. Para Keluarga Katolik di Lingkungan St. Bartolomeus Babarsari yang bersedia menerima penulis untuk melakukan wawancara dan keterbukaan hati dalam mengungkapkan pengalaman hidupnya yang konkrit sehingga dapat membantu penulis dalam proses penyusunan tulisan ini.

  10. Ketua lingkungan yang memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan katekese bersama keluarga Katolik di lingkungan Bartolomeus Babarsari.

  11. Teman-teman angkatan 2003 yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, di mana telah berperan dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari segala macam kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan terbuka, penulis menerima kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca, khususnya bagi para keluarga Katolik dalam menciptakan komunikasi antarpribadi.

  Yogyakarta, 12 September 2007

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Permasalahan.................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5 D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 5 E. Metode Penulisan .............................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6 BAB II. KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA............ 8 A. Komunikasi Secara Umum................................................................. 8

  1. Pengertian Komunikasi .................................................................. 8

  2. Pengertian Komunikasi Antarpribadi............................................. 10

  3. Peranan Komunikasi Antarpribadi................................................. 14

  4. Segi-Segi Komunikasi.................................................................... 15

  a. Keterampilan dasar Komunikasi ................................................. 15

  b. Kiat-kiat mempelajari komunikasi.............................................. 16

  5. Pelancar dan Penghalang Komunikasi ........................................... 17

  6. Peranan Komunikasi Melalui Media.............................................. 19

  B. Keluarga Kristiani .............................................................................. 21

  1. Pengertian Keluarga ........................................................................ 22

  2. Pengertian Keluarga Kristiani ......................................................... 23

  3. Tantangan-Tantangan aktual dari lingkungan keluarga .................. 25

  a. Tantangan Keluarga Besar ......................................................... 26

  b. Tantangan Keluarga Inti............................................................. 26

  4. Peranan Keluarga Katolik .............................................................. 31

  5. Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ................................... 35

  C. Fokus Penelitian .................................................................................. 40

  D. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 40

  BAB III. GAMBARAN SITUASI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI PAROKI BACIRO YOGYAKARTA ............................................................................ 41 A. Persiapan Penelitian .............................................................................. 41 1. Permasalahan Penelitian ................................................................... 41 2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 42 3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 42 B. Metodologi Penelitian ........................................................................... 42

  1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 43

  2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 43

  3. Responden Penelitian .......................................................................... 43

  4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian......................... 43

  5. Teknik Analisa Data............................................................................ 44

  6. Keabsahan Data................................................................................... 44

  C. Laporan Hasil Penelitian ...................................................................... 45

  Paroki Baciro Yogyakarta .................................................................. 45

  a. Pembagian Lingkungan.................................................................... 46

  b. Jumlah Umat .................................................................................... 47

  c. Mata Pencaharian Umat ................................................................... 47

  d. Macam-macam Kegiatan ................................................................. 47 1). Kegiatan Rutin ............................................................................. 47 2). Kegiatan Insidental ...................................................................... 49

  3). Kegiatan Sosial ............................................................................ 49

  2.Temuan Khusus: Hasil Wawancara ...................................................... 50

  a. Pemahaman Keluarga tentang Komunikasi .................................... 51 1)

  Pemahaman Keluarga tentang komunikasi antarpribadi.......... 51 2)

  Manfaat Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ............... 51

  b. Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ............... 52

  c. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi ... 57

  d. Komunikasi melalui media atau Sarana.......................................... 58 1)

  Hal-hal positip dari media....................................................... 58 2)

  Hal-hal negatip dari media...................................................... 59

  D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 61

  1. Pemahaman Keluarga tentang Komunikasi ..................................... 61

  2. Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga ................ 62

  3. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam berkomunikasi.... 63

  4. Komunikasi melalui media atau Sarana........................................... 65

  E. Kesimpulan Penelitian ........................................................................... 66

  BAB IV. SUMBANGAN KATEKESE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI YOGYAKARTA .............................................................................. 68 A. Pokok-pokok Katekese....................................................................... 68

  1. Pengertian Katekese ...................................................................... 68

  2. Isi Katekese ................................................................................... 70

  3. Tujuan Katekese............................................................................ 71

  4. Katekese Umat .............................................................................. 73

  5. Model-model Katekese ................................................................. 75

  a. Model Pengalaman Hidup ......................................................... 76

  b. Model Biblis.............................................................................. 78

  B. Program Katekese .............................................................................. 80

  1. Pengertian Program....................................................................... 80

  2. Pemikiran Dasar Program Katekese.............................................. 81

  3. Usulan Tema Katekese.................................................................. 82

  4. Penjabaran Program ...................................................................... 84

  5. Contoh Persiapan Katekese I : Model Biblis................................. 89

  6. Contoh Persiapan Katekese II: Model Pengalaman Hidup ........... 100

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 109 A. Kesimpulan ........................................................................................ 109 B. Saran ................................................................................................... 112 DAFTAR PUSTAKA…………………........................................................... 114 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil wawancara..................................................................... (1) Lampiran 2 : Teks cerita: ” Kesaksian Hidup Keluarga mengenai situasi Komunikasi” ......................................................................... (17) Lampiran 3 : Teks Cerita “Kesetiaan” ........................................................ (18)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia ditambah dengan Kitab-Kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia (Konferensi Wali Gereja Indonesia,1993).

  B. Singkatan Dokumen Gereja

  CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Aspostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 oktober 1979. FC : Familiaris Consortio, Amanat Apostolik Paus Yohanes Paulus Ke II tentang Keluarga Kristiani Dalam Dunia Modern, 22 November 1981.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.

C. Singkatan Lain Art : Artikel.

  HP : Handphone.

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. KAS : Keuskupan Agung Semarang. KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia. KK : Kepala Keluarga. LBI : Lembaga Biblika Indonesia.

  MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia. NTT : Nusa Tenggara Timur. NO : Nomor. PPL : Program Pengalaman Lapangan. PIA : Pendampingan Iman Anak PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia.

  PRODI : Program Studi PNS : Pegawai Negeri Sipil.

  RT : Rukun Tetangga. RW : Rukun Warga. SD : Sekolah Dasar. SMS : Short Messsage Service. SSpS : Servarum Spiritus Sancte (Konggregasi Misi Abdi Roh Kudus). Sr : Suster. St : Santo. TK : Taman Kanak-kanak.

BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Penulisan Komunikasi antar pribadi dalam keluarga pada zaman ini sudah hampir hilang. Banyak keluarga dalam berkomunikasi hanya menggunakan alat komunikasi,

  sehingga banyak keluarga kurang terbuka antara satu dengan yang lain, seperti komunikasi antarpribadi antara orang tua maupun komunikasi antar pribadi dengan anak-anak, dan sering komunikasi yang dilakukan hanya sekedar saja. Padahal komunikasi antar pribadi dalam hidup kita merupakan suatu hal yang sangat penting, karena pada saat itulah kita dapat berhubungan dengan satu sama lain dan saling bertukar pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain. Komunikasi yang dimaksudkan penulis adalah komunikasi antar pribadi atau komunikasi tatap muka, karena disana dapat terjadi suatu perjumpaan dari hati ke hati.

  Di zaman ini kita melihat betapa sering manusia ingin hidup enak dan serba instan demi kebahagiaan pribadi atau keluarga. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih, yang benar-benar sangat mempengaruhi gaya hidup manusia. Salah satu perkembangan teknologi ini dapat kita lihat pada perkembangan alat-alat komunikasi. Sebelum zaman era globalisasi, manusia hanya memakai alat komunikasi yang sangat sederhana seperti melalui surat menyurat saja, dibandingkan dengan alat-alat komunikasi zaman ini yang semakin canggih.

  Perkembangan teknologi komunikasi mempunyai makna positif yakni orang semakin mudah, cepat, dan murah untuk berkomunikasi. ”Teknologi adalah alat yang Teknologi komunikasi seperti HP atau SMS merupakan terobosan yang murah dan cepat membuat berita dari belahan dunia lain sampai ke tangan kita dalam hitungan detik” (Santoso, 2005: 6). Tetapi teknologi yang sama juga dapat digunakan untuk melakukan apa saja, termasuk mengganggu hubungan pribadi antara dua orang terdekat, termasuk pasangan yang terikat dalam perkawinan.

  Perkembangan alat-alat komunikasi pada zaman ini sangat berpengaruh dalam kehidupan keluarga. Dalam kehidupan keluarga, komunikasi langsung atau komunikasi antar pribadi semakin jarang ditemukan, sehingga orangtua sering merasa kurang dekat dengan anak-anak mereka, demikian juga sebaliknya. Orangtua sering hanya memperhatikan kebutuhan jasmani saja, misalnya kebutuhan sehari-hari, uang sekolah, dan tidak kalah pentingnya alat-alat komunikasi yang dapat memperlancar atau mempermudah relasi dan komunikasi antar anggota keluarga yang berjauhan karena jarak. Sekalipun demikian, ”kecanggihan berbagai hal tersebut hanyalah sebagai sarana dan tidak dapat menggantikan bahkan sekadar merepresentasikan relasi dan komunikasi sejati antar anggota keluarga yakni relasi langsung dan personal yang tulus dan eksistensial”(Teluma, 2006: 8). Maka, kecenderungan relasi antar anggota keluarga zaman ini yang tergantung pada media komunikasi, sebenarnya telah mereduksi ciri komunikasi sejati dalam keluarga. Orang tua kadang sering mengeluh tentang sikap anak-anak mereka yang tidak mau mendengarkan mereka lagi karena selalu sibuk dengan Hpnya.

  Demikian juga sebaliknya, orangtua selalu sibuk dengan pekerjaannya di kantor maupun di sekolah, sehingga tidak punya waktu untuk memperhatikan anak- anaknya secara langsung karena menganggap bahwa perhatian lewat alat-alat komunikasi kepada anak-anak cukup membahagiakan mereka. Seringkali orangtua suatu hal yang sangat penting demi perkembangan iman anak kearah kedewasaan. Mereka kurang menyadari bahwa anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua yang merupakan pemenuhan kebutuhan rohani anak yang dapat memperkembangkan iman dalam pribadi anak. Jadi boleh dikatakan bahwa dalam keluarga-keluarga pada zaman sekarang, sering kurang adanya komunikasi antar pribadi dan komunikasi hanya sekedar basa-basi saja, karena tidak mempunyai waktu untuk duduk tenang dan berkomunikasi secara langsung dengan anak-anak maupun komunikasi antarpribadi antara suami-istri

  Dengan melihat situasi perkembangan zaman yang ada, penulis merasa prihatin dengan situasi keluarga pada saat ini, khususnya bagi kaum keluarga yang ada di Babarsari, yang boleh dikatakan banyak keluarga selalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga kurang ada kesempatan untuk hadir dan berada di rumah dalam keseharian.

  Kesibukan kerja membuat seseorang atau anggota keluarga menjadi jarang untuk bertatap muka atau komunikasi antarpribadi dalam keluarga, jarang adanya perjumpaan antarpribadi dari hati ke hati.

  Sebenarnya dalam keluarga perlu dan harus ada komunikasi dari hati ke hati, agar keluarga dapat berkembang dan bertumbuh dalam iman, karena dalam keluargalah, anak mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan dirinya dan merupakan tempat bagi mereka untuk berbagi atau mensharingkan pengalamannya di dalam keseharian, dan untuk mengungkapkan isi hatinya. Selain itu juga antara suami dan isteri, diperlukan juga sikap terbuka dan rileks untuk mensharingkan dan membagikan pengalamannya masing-masing, baik di tempat kerja maupun situasi yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga, sehingga dengan dan melalui komunikasi antarpribadi dapat terciptanya suatu keharmonisan di dalam hidup berkeluarga. Perlu keluarga untuk hidup bahagia, dan mendukung pada pertumbuhan dan perkembangan iman anak baik dari segi sosial, mental, maupun iman.

  Salah satu wadah yang dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga ialah program katekese umat. Sebab isi katekese umat bertolak dari situasi persoalan-persoalan yang direfleksikan dalam terang Sabda Allah. Karya katekese merupakan wadah pewartaan Gereja untuk menyampaikan kabar gembira Kerajaan Allah yang menyelamatkan.

  Menurut penulis, program katekese sangat efektif untuk memotifasi umat umumnya, agar semakin memahami pentingnya komunikasi antar pribadi di dalam hidup berkeluarga. Dengan melihat kenyataan di atas, maka penulis memilih judul skripsi: “KATEKESE

  

TENTANG KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM HIDUP

BERKELUARGA DI LINGKUNGAN BARTOLOMEUS BABARSARI- YOGYAKARTA.”

  Penulis berharap melalui pemaparan skripsi ini umat semakin menyadari pentingnya komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga demi mencapai suatu kebahagiaan dan keharmonisan dalam hidup berkeluarga.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah pemahaman keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari tentang komunikasi antar pribadi?

  2. Bagaimana anggota keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari menciptakan suasana kekeluargaan dengan menggunakan komunikasi antar pribadi pada zaman ini?

  3. Katekese model apakah yang dapat membantu para anggota keluarga di lingkungan Babarsari untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi demi tercapainya suatu kebahagiaan bersama?

C. Tujuan Penulisan 1.

  Membantu para anggota keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari untuk memahami, menghayati, dan melaksanakan komunikasi antar pribadi di dalam hidup berkeluarga.

  2. Memberi sumbangan permenungan bagi keluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari tentang pentingnya komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga demi tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan dalam keluarga.

  3. Mengetahui pengembangan katekese yang dapat membantu keluarga di lingkungan Babarsari dalam meningkatkan komunikasi antar pribadi demi tercapainya kesejahteraan dalam hidup berkeluarga.

  4. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Memberi masukan kepada umat, khususnya bagi kaum keluarga di lingkungan Babarsari untuk semakin menyadari pentingnya komunikasi antar pribadi di dalam hidup berkeluarga.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menciptakan komunikasi antar pribadi dalam kehidupan berkomunitas.

  E. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif, analitis dan interpretatif. Melalui metode deskriptif, penulis mencoba memaparkan gambaran umum tentang komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga di lingkungan Babarsari. Realitas tersebut coba dipahami dan dimengerti penulis melalui analisis.

  Pemahaman yang mendalam dari realitas umum komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga tersebut dipahami melalui metode interpretasi.

  Oleh karena mempelajari bidang katekese, selama studi di Prodi IPPAK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, maka penulis mencoba mencari bentuk katekese yang dapat membantu kaum keluarga di dalam meningkatkan komunikasi antar pribadi demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan di dalam hidup berkeluarga.

  F. Sistematika Penulisan

  Judul Skripsi yang dipilih penulis adalah “Katekese tentang Komunikasi Antar pribadi dalam Hidup Berkeluarga di Lingkungan Bartolomeus Babarsari Paroki Baciro Yogyakarta”. Judul ini, penulis bahas dalam lima bab, yang akan diuraikan sebagai berikut: Bab I, Menguraikan pendahuluan yang menguraikan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

  Bab II, Berbicara tentang komunikasi antar pribadi dalam kehidupan keluarga, yang terdiri dari: komunikasi secara umum dan komunikasi antar pribadi, pengertian komunikasi, peranan komunikasi, segi-segi komunikasi orangtua dan anak, halangan

  Keluarga Kristiani, Tantangan-tantangan aktual dalam lingkungan keluarga, keluarga dalam pandangan Katolik, komunikasi antar pribadi dalam keluarga, fokous Penelitian, pertanyaan penuntun.

  Bab III, Berbicara mengenai Gambaran situasi komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga di lingkungan Bartolomeus Babarsari Paroki Baciro Yogyakarta, yang terdiri dari dua bagian yakni: Pertama, Persiapan Penelitian yang meliputi: Permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Kedua, mengenai metodologi penelitian yang meliputi: pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden, teknik dan pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan data, hasil penelitian, pembahasan penelitian, kesimpulan penelitian..

  Bab IV, Berbicara tentang sumbangan katekese dalam usaha meningkatkan komunikasi antar pribadi dalam hidup berkeluarga yang meliputi: Latar Belakang Katekese dan program katekese.

  Bab V, Pada bab ini adalah bagian penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA Dalam Bab II ini berupa Kajian Pustaka yang akan penulis uraikan dalam dua

  bagian. Pertama, tentang Komunikasi secara umum yang meliputi: Pengertian komunikasi, pengertian komunikasi antar pribadi, peranan komunikasi, segi-segi komunikasi, pelancar dan penghalang dalam berkomunikasi.

  Kedua, tentang Keluarga Kristiani yang meliputi: Pengertian Keluarga, pengertian keluarga Kristiani, Tantangan-tantangan aktual dalam lingkungan keluarga, baik tantangan yang berasal dari keluarga besar maupun tantangan yang berasal dari keluarga inti itu sendiri, peranan keluarga Katolik, Komunikasi antar pribadi dalam keluarga.

A. Komunikasi secara umum

  1. Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yakni “Communicare”, yang berarti

  “membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar- menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman” (Hardjana, 2003: 10). Komunikasi berawal dari sebuah gagasan yang ada pada seseorang.

  Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima. Penerima menerima pesan, kemudian menanggapi dan menyampaikan tanggapannya kepada pengirim pesan.

  Menurut Simons (1976: 25), komunikasi selalu berhubungan dengan adanya melalui media tertentu kepada penerima dalam konteks dan situasi tertentu untuk mencapai kebersamaan makna. Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (1990), dijelaskan bahwa Komunikasi adalah “pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”.

  Menurut Gilarso (1996: 44), Komunikasi adalah “suatu proses timbal balik antara dua orang atau lebih, di mana yang seorang memberi informasi dan yang lain terbuka untuk menerima informasi”. Syarat mutlak dalam berkomunikasi adalah yang satu mau bicara, membuka hati, dan yang secara jujur berani mengungkapkan keinginan-keinginan dan isi hatinya, sedangkan yang lain mau mendengarkan, mau menerima dan mau mengerti.

  Selain itu Devito (1997: 23), mengemukakan bahwa “komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim atau menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, yang terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik”.

  Lunandi (1989: 47), mengatakan bahwa “komunikasi adalah usaha manusia dalam hidup pergaulan untuk menyampaikan isi hati dan pikirannya, dan untuk memahami isi pikiran dan isi hati orang lain”.

  Dari semua pengertian komunikasi di atas mempunyai suatu kesamaan makna yakni komunikasi merupakan suatu hal yang berhubungan dengan pesan atau informasi yang dikirim oleh seseorang melalui media tertentu dan merupakan suatu bentuk relasi timbal balik antara dua orang atau lebih. Relasi antar manusia dibangun hanya melalui komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi menjadi sarana yang paling ampuh untuk membangun sebuah relasi antara kita dengan orang lain. Melalui lain. Dengan berkomunikasi, kita dapat mengungkapkan pikiran, isihati, ide atau pendapat, dan keinginan kita kepada orang lain.

  Adapun fungsi dari sebuah komunikasi yakni: Pertama, dalam hidup pribadi: melalui komunikasi, kita dapat mengungkapkan perasaan dan gagasan kita, menjelaskan perasaan, isi pikiran dan perilaku kita sendiri, dan semakin mengenal diri sendiri. Kedua, dalam hubungan dengan orang lain: melalui komunikasi, kita dapat mengenal orang lain, menjalin perkenalan, persahabatan dengan orang lain, kita dapat bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang lain, dapat saling membantu dan mengubah sikap serta perilaku hidup bersama dengan orang lain (Hardjana, 2003: 21).

2. Pengertian Komunikasi Antar pribadi

  Komunikasi antarpribadi merupakan suatu interaksi tatap muka antar dua orang atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2003: 85).

  Komunikasi antar pribadi dapat diartikan dengan berkomunikasi dari hati ke hati. Komunikasi dari hati ke hati merupakan suatu komunikasi, di mana seseorang saling berhubungan dan saling mengungkapkan perasaan masing-masing, dalam hal ini komunikasi, tidak hanya saling berbicara tentang hal urusan perkara dan masalah, tetapi juga mengenai keprihatinan, kekhawatiran, atau kegembiraan, harapan, dan cita- cita. Bentuk komunikasi “dari hati ke hati” dengan mengutarakan hati dan perasaan- perasaan disebut juga dialog. Dalam dialog, kita saling tukar perasaan dan isi hati, bukan adu pendapat atau pikiran. Maka, atas dasar saling percaya dan saling sehingga dengan demikian kita dapat saling mengerti dengan hati dan saling mengerti isi hati kita masing-masing (Gilarso, 1996: 48).

  Komunikasi antar pribadi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kebahagiaan hidup kita. Sadar atau tidak, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Salah satu segi yang paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah kesempatan untuk saling berbagi perasaan atau pengalaman yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengalami dan saling berbagi perasaan, kita dapat menciptakan dan mempertahankan suatu relasi yang baik dengan sesama.

  Dalam berkomunikasi antar pribadi, diperlukan suatu sikap terbuka, karena dengan keterbukaan hati, seseorang dapat mengerti dan memahami situasi yang dialami oleh sesama atau yang menjadi lawan bicara kita. Bagi kebanyakan orang, hal ini memang sulit atau tidak mudah untuk dilakukan, apalagi berhadapan dengan orang yang belum dikenalnya. Namun, ada juga yang dengan mudah untuk berkomunikasi, walaupun baru pertama kali mengenal seseorang. Hal ini tergantung dari kekuatan pribadi seseorang atau keterbukaan hati seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Keterbukaan hati, bukan hanya mengenai ungkapan perasaan atau pengalaman pribadi, tetapi juga keterbukaan hati untuk memulai menyapa atau berkomunikasi dengan orang lain.

  Lunandi (1989: 38), mengemukakan bahwa “orang yang mau senantiasa tumbuh sesuai dengan zaman adalah orang yang mampu terbuka untuk menerima masukan dari orang lain, merenungkannya dengan serius dan mengubah diri bila perubahan dianggapnya sebagai pertumbuhan kearah kemajuan”. Dalam hal ini keterbukaan hati dalam menyatakan atau dalam mengungkapkan dirinya sendiri secara Kalau kita merasa enak berbicara dengan orang yang bersifat terbuka, orang lain pun akan merasa enak berbicara dengan kita, kalau kita bersikap terbuka. Keterbukaan tidak hanya menyangkut keyakinan dan pendirian mengenai suatu gagasan, namun keterlibatan dalam berkomunikasi untuk menuju pertumbuhan melibatkan juga perasaan, seperti kecemasan, harapan, kebanggaan, kekecewaan.

  Selain itu juga dalam berkomunikasi antar pribadi diperlukan suatu sikap saling percaya dan saling mendukung. Ketika ada kepercayaan, seseorang akan dengan bebas untuk mengungkapkan diri apa adanya. Menaruh kepercayaan, tidak hanya terhadap kekuatan kata-kata seseorang, tetapi juga pada sikap menerima dengan penuh kepercayaan terhadap sesama. Dengan kepercayaan yang ada, dapat menambah suatu keyakinan dan mempererat persahabatan kita dengan sesama. Kepercayaan mengikat hati untuk bersama-sama berpegang pada kebaikan yang mengecualikan mencari kepentingan diri sendiri (Harjana, 2001: 31).

  Kepercayaan merupakan kunci dari sebuah persahabatan. Seseorang mampu membuka diri dalam berkomunikasi, kalau ada rasa saling percaya antara satu dengan yang lain. Pada situasi sekarang ini, ditemukan betapa banyak orang sulit untuk menaruh kepercayaan kepada orang lain, sehingga orang selalu berhati-hati untuk berkomunikasi atau membuka diri di dalam mengungkapkan perasaan maupun pengalaman suka duka yang dialaminya. Apalagi berhubungan dengan hal yang bersifat sangat pribadi, karena takut rahasianya diketahui oleh banyak orang.

  Powell (1985: 15 ), membedakan komunikasi itu dalam lima taraf mulai dari taraf tertinggi sampai taraf terendah yaitu:

  Taraf Kelima, adalah basa basi yaitu taraf komunikasi yang paling dangkal,

  biasanya terjadi antara dua orang yang bertamu secara kebetulan. Taraf Keempat yakni membicarakan orang lain artinya di sini orang sudah mulai saling menanggapi, namun tetap masih dalam taraf dangkal, khususnya belum mau mengungkapkan diri tapi pengungkapan diri tersebut masih sebatas pada taraf pikiran. Taraf Kedua adalah taraf hati atau perasaan artinya orang mulai berani saling mengungkapkan perasaan dalam komunikasi maka hubungan kita itu terasa unik, berkesan, dan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi kita masing-masing. Taraf Pertama yakni hubungan puncak artinya komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya yang mutlak di antara kedua belah pihak. Dalam hal ini tidak ada lagi ganjalan-ganjalan berupa rasa takut maupun rasa kuatir.

  Dedy Mulyana (2005: 70), mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah “Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal”. Secara verbal dalam hal ini dengan menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tertulis. Melalui kata-kata kita dapat mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran. Sedangkan secara non verbal yakni dengan isyarat lain yakni melalui bahasa tubuh, gerakan, ekspresi mata.

  Dalam kehidupan sehari-hari antara verbal dan non verbal, selalu berjalan bersama- sama dan sulit untuk dipisahkan. Ketika seseorang membisikkan kata-kata cinta, biasanya disertai dengan suara yang lembut, mata berbinar, wajah berseri, belaian tangan yang halus, dan lain sebagainya. Selain itu juga bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi “diadik”, yang melibatkan hanya dua orang seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat (Dedy Mulyana, 2005: 73).

  Lunandi (1987: 34), mengemukakan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain: a.

  Citra diri: bagaimana manusia melihat dirinya sendiri dalam hubungan dengan manusia lain dalam situasi tertentu.

  b.

  Citra pihak lain: bagaimana manusia melihat pihak yang diajaknya berkomunikasi. d.

  Lingkungan sosial: keberadaan manusia-manusia lain sebagai penerima komunikasi maupun hanya hadir di sana. Lingkungan sosial yang saling mempengaruhi.

  e.

  Kondisi: fisik, mental, emosi, kecerdasan.

  f.

  Bahasa badan: gerakan-gerakan tubuh yang “berbicara tanpa kata-kata”.

  Pengetahuan tentang komunikasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang telah dipaparkan di atas, sebetulnya merupakan suatu penegasan dari apa yang kita lihat, kita rasakan, dan kita lakukan dalam kehidupan nyata setiap hari.

3. Peranan Komunikasi Antar pribadi

  Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan berkomunikasi yang baik, kita dapat mengetahui maksud dan tujuan dari lawan bicara yang kita hadapi. Jonhson, dalam Supratiknya (1981: 9), mengemukakan beberapa peranan komunikasi antarpribadi dalam menciptakan kebahagiaan bersama yakni: a.

  Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia.

  Perkembangan seseorang sejak masa bayi sampai pada masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Hal ini diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu semakin luas dengan bertambahnya usia.

  b.

  Identitas atau jati diri manusia terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Di dalam berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan, dan mencatat dalam hati semua tanggapan berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat menemukan diri sendiri dengan segala keunikannya.

  c.

  Perbandingan sosial dapat dilakukan lewat komunikasi dengan orang lain. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran dan pengertian yang kita miliki tentang dunia yang ada di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang ada.

  d.

  Kesehatan mental kita juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain.

  Melalui komunikasi antarpribadi, kita dapat berbicara dengan diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri, meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan keputusan- keputusan yang akan diambil. Dengan komunikasi antarpribadi, kita dapat mengenal, membina, memelihara, dan memperbaiki hubungan pribadi dengan orang lain (Devito, 1997: 23).

4. Segi-Segi Komunikasi a. Ketrampilan Dasar Komunikasi

  Menurut Supratiknya (1981: 11), agar mampu memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain kita perlu memiliki sejumlah ketrampilan yang menjadi dasar bagi kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, yakni: 1)

  Kita harus mampu saling memahami. Agar dapat saling memahami satu sama lain, perlu ada sikap saling percaya. Sesudah saling percaya, kita harus saling membuka diri yakni dengan mengungkapkan tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi, termasuk kata-kata yang diucapkan atau perbuatan yang dilakukan oleh lawan bicara kita.

2) Kita harus mampu mengkomunikasikan perasaan kita secara tepat dan jelas.

  Dengan saling mengungkapkan pikiran-perasaan dan saling mendengarkan dengan penuh perhatian, kita memulai mengembangkan dan memelihara komunikasi yang baik dengan orang lain. 3)

  Kita harus mampu saling menerima dan saling memberi dukungan atau saling menolong. Dalam hal ini, kita harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang bersifat menolong yakni dengan menunjukkan sikap memahami dan bersedia menolong sesama dengan memberi dukungan agar orang tersebut mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. 4)