STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI MUSIK DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENORHEA PADA SISWI KELAS VIII DI MTsN SIDOHARJO SAMIGALUH KULON PROGO

  

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI MUSIK DAN

TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENORHEA

PADA SISWI KELAS VIII DI MTsN

SIDOHARJO SAMIGALUH

  

KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TYAS AGITA ICHSANI 201210201145 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

  

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI MUSIK DAN

TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENORHEA

PADA SISWI KELAS VIII DI MTsN

SIDOHARJO SAMIGALUH

  

KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TYAS AGITA ICHSANI 201210201145 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

  

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI MUSIK DAN

TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENORHEA

PADA SISWI KELAS VIII DI MTsN

SIDOHARJO SAMIGALUH

  

KULON PROGO

NASKAH PUBLIKASI

  Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas

  ‘Aisyiyah Yogyakarta

  Disusun oleh: TYAS AGITA ICHSANI 201210201145 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

  

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI MUSIK DAN

TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENORHEA

PADA SISWI KELAS VIII DI MTsN

SIDOHARJO SAMIGALUH

  1 KULON PROGO

Tyas Agita Ichsani², Sarwinanti³

  Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

  Email tyasgitta@yahoo.com

  Abstract:

  Dysmenorrhea is the main cause of female students’ repeated absence in school and becomes the obstacles of their activity. Classical music and yoga have a therapeutic effect to reduce the dysmenorrheal pain. This study aimed to determine the differences in the effectiveness of music therapy and yoga therapy on the dysmenorrhea level of class

  VIII female students at MTsN in Class VIII at Sidoharjo Junior High School Samigaluh Kulon Progo. This study was a quasi-experimental research with non-equivalent control group design. The study involved 20 respondents who were taken using purposive sampling technique. The dysmenorrheal level was measured using the Numeric Rating Scale. The effectiveness of music therapy and yoga therapy on the dysmenorrheal pain was tested with the Paired T-Test technique and the comparison of the effectiveness was tested by using Independent T-Test. Music therapy and yoga therapy significantly influenced dysmenorrheal decreased levels (p = 0.000). Yoga therapy had a more significant effectiveness in reducing dysmenorrhea compared with music therapy (p = 0.032). The dysmenorrheal level of music therapy respondents decreased by 2.8 in average, and the yoga therapy respondents decreased by 2.3 in average. The study recommends the use of yoga therapy as more effective dysmenorrheal pain management.

  Keywords: Dysmenorrhea, music therapy, yoga therapy, teenagers.

  

Abstrak: Dismenorhea adalah penyebab utama absensi berulang remaja putri di sekolah

  dan penghambat aktivitas remaja. Musik klasik dan yoga memiliki efek terapeutik untuk menurunkan nyeri dismenorhea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas terapi musik dan terapi yoga terhadap tingkat dismenorhea pada siswa kelas

  VIII di MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian quasi

  

eksperimen dengan desain non equivalent control group. Penelitian melibatkan 20

  responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Tingkat dismenorhea diukur dengan menggunakan Numeric Rating Scale. Efektivitas terapi musik dan terapi yoga terhadap nyeri disminorehea diuji dengan teknik Paired T-Test dan perbandingan efektivitasnya diuji dengan teknik Independent T-Test. Terapi musik dan terapi yoga berpengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat dismenorhea (p=0,000). Terapi yoga memiliki efektivitas yang lebih signifikan dalam menurunkan tingkat dismenorhea dibandingkan terapi musik (p=0,032). Rata-rata responden terapi yoga mengalami penurunan tingkat dismenorhea sebesar 2,8 dan rata-rata responden terapi musik mengalami penurunan tingkat dismenorhea sebesar 2,3. Penelitian ini menyarankan penggunaan terapi yoga sebagai manajemen penanganan nyeri dismenorhea yang lebih efektif. Kata kunci: Dismenorhea, terapi musik, terapi yoga, remaja.

  PENDAHULUAN

  Nyeri haid atau yang biasa dikenal dengan dismenorhea adalah gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita yang sedang mengalami menstruasi. Gejala utama pada

  

dismenorhea adalah nyeri kram (tegang) yang dirasakan di bagian bawah perut dan

  menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha (Kasdu, 2005). Dampak dari

  

dismenorhea dengan skala ringan atau berat sangat merugikan dan mengganggu bagi

  wanita yang mengalaminya, khususnya bagi remaja putri yang masih bersekolah dapat mengganggu aktivitas belajar mereka di sekolah dan tidak jarang hal ini menyebabkan motivasi belajar menurun karena siswi yang mengalami dismenorhea tidak dapat berkonsentrasi saat belajar dan dapat mengakibatkan tertinggalnya pelajaran karena mereka tidak masuk sekolah saat dismenorhea yang dirasakan sangat menyiksa (Hapsari, 2011).

  Mengatasi dismenorhea dapat dilakukan dengan cara non farmakologi seperti teknik distraksi, teknik relaksasi dan teknik stimulasi kulit (Potter & Perry, 2005). Salah satu distraksi yang paling efektif adalah musik, pemberian terapi musik dapat membuat penderita dismenorhea menjadi rileks sehingga hanya memerlukan obat-obatan yang lebih sedikit dan juga sebagai metode penyembuhan non farmakologi yang efektif (Tamsuri, 2007). Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi

  

dismenorhea . Yoga adalah salah satu tekhnik relaksasi yang dianjurkan untuk

  menghilangkan nyeri haid. Pelatihan yang terarah dan berkesinambungan dipercaya mampu menyembuhkan nyeri haid dan menyehatkan badan secara keseluruhan (Anurogo & Wulandari, 2011).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2016 di MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo pada siswi kelas VIII, didapat data siswi putri sebanyak 63 siswi dan terdapat 46 siswi yang mengalami dismenorhea pada saat menstruasi dengan gejala yang berbeda-beda. Gejala dismenorhea yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari terutama dalam proses belajar di sekolah karena menyebabkan terganggunya konsentrasi dalam kegiatan belajar dan terdapat sebagian siswi yang sering ijin untuk beristirahat di rumah disebabkan karena dismenorhea. Berdasarkan data-data yang ditemukan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan terhadap pemberian terapi musik dan terapi yoga untuk mengetahui terapi yang lebih efektif untuk menurunkan dismenorhea.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain non equivalent

  

control group. Intervensi yang diberikan adalah terapi musik dan terapi yoga. Penelitian

  melibatkan 20 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Tingkat

  

dismenorhea diukur dengan menggunakan NRS (Numeric Rating Scale). Efektivitas terapi

  musik dan terapi yoga terhadap nyeri disminorhea diuji dengan teknik Paired T-Test dan perbandingan efektivitasnya diuji dengan teknik Independent T-Test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Penelitian dilaksanakan di MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo yang terletak di Sumoroto Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo. Responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

  2

  Tabel 1 Karakteristik Responden Penelitian

  Terapi Yoga Terapi Musik Karakteristik Responden F % F % Usia 13 tahun

  2

  20

  3

  30 14 tahun

  8

  80

  7

  70 IMT Normal 10 100 10 100 Menarche <13 tahun

  9

  90

  9

  90 ≥13 tahun

  1

  10

  1

  10 Jumlah (n) 10 100 10 100

  Pada tabel 1 diketahui bahwa pada responden kelompok terapi yoga sebagian besar responden berusia 14 tahun (80%) dan mengalami menarche dini (90%). Sementara itu sebagian besar responden kelompok terapi musik diketahui berusia 14 tahun (70%) dan mengalami menarche dini (90%). Seluruh responden pada kedua kelompok juga diketahui memiliki IMT normal.

  Tabel 2 Hasil Pretest dan Posttest Tingkat Nyeri Dismenorea Responden Kelompok Terapi Musik MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo

  Pretest Posttest Tingkat Nyeri Dismenorea F % F %

  Tidak nyeri

  2

  20 Nyeri ringan

  2

  20

  6

  60 Nyeri sedang

  6

  60

  2

  20 Nyeri berat

  2

  20 Nyeri tidak tertahan Jumlah (n) 10 100 10 100

  Berdasarkan table 2 diketahui bahwa pada saat pretest sebagian besar responden kelompok terapi musik diketahui mengalami nyeri sedang (60%) dan pada saat posttest sebagian besar responden justru diketahui mengalami nyeri ringan (60%). Bahkan ditemukan adanya responden yang tidak mengalami nyeri (20%) pada saat posttest.

  Tabel 3 Hasil Pretest dan Posttest Tingkat Nyeri Dismenorea Responden Kelompok Terapi Yoga MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo

  Pretest Posttest Tingkat Nyeri Dismenorea F % F %

  Tidak nyeri

  4

  40 Nyeri ringan

  5

  50

  6

  60 Nyeri sedang

  5

  50 Nyeri berat Nyeri tidak tertahan Jumlah (n) 10 100 10 100

  Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa pada saat pretest responden kelompok terapi yoga diketahui mengalami nyeri sedang (50%) dan ringan (50%) dan pada saat posttest sebagian besar responden justru diketahui mengalami nyeri ringan

  3

  Pretest 20 0,7 0,370 Tidak ada perbedaan Posttest 20 1,2 0,032 Ada perbedaan

  Pada saat pretest sebagian besar responden kelompok terapi musik diketahui mengalami nyeri dismenorhea sedang (60%). Sementara itu hasil pretest menunjukkan bahwa kelompok terapi yoga mengalami nyeri dismenorhea sedang (50%) dan ringan

  Berdasarkan table 6 diketahui bahwa responden pada kelompok terapi musik dan kelompok terapi yoga memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian terapi musik dan terapi yoga sama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri dismenorhea. Akan tetapi dilihat dari nilai selisih mean (rata-rata) kedua kelompok dapat diketahui bahwa pemberian terapi yoga (mean=2,8) lebih efektif dalam menurunkan nyeri dismenorhea dibandingkan terapi musik (mean=2,3).

  Keterangan Musik 10 2,3 0,000 Ada perbedaan Yoga 10 2,8 0,000 Ada perbedaan

  Signifikansi (p)

  N Selisih Mean

  Pretest-Posttest

  Tabel 6 Hasil Uji Paired T-Test Data

  adalah 1,2 dan perbedaan tersebut adalah signifikan karena nilai signifikannya di bawah 0,05 (p=0,032).

  dismenorhea

  Berdasarkan table 5 diketahui bahwa pada saat pretest terdapat perbedaan rata-rata tingkat nyeri dismenorhea antara kelompok terapi musik dan yoga sebesar 0,7. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata tingkat nyeri dismenorhea yang ada tersebut adalah tidak signifikan karena nilai signifikansinya di atas 0,05 (p=0,370). Dengan demikian rata-rata tingkat nyeri dismenorhea kedua kelompok pada saat pretest dapat diasumsikan sama. Sementara itu pada saat posttest, perbedaan rata-rata tingkat nyeri

  Tabel 5 Hasil Uji Independent T-Test Data N Selisih Mean Signifikansi (p) Keterangan

  (60%). Bahkan ditemukan adanya responden yang tidak mengalami nyeri (40%) pada saat posttest Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk

  0,05 menunjukkan bahwa seluruh data penelitian berdistribusi normal. Dengan demikian seluruh data penelitian memenuhi syarat pengujian normalitas data statistik parametrik.

  10 0,056 distribusi normal Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai signifikansi seluruh data penelitian besarnya lebih dari 0,05. Nilai signifikansi seluruh data penelitian yang besarnya di atas

  Posttest music

  10 0,302 distribusi normal

  Pretest music

  10 0,191 distribusi normal

  Posttest yoga

  10 0,073 distribusi normal

  Pretest yoga

  Data N Signifikansi (p) Keterangan

1. Tingkat Nyeri Dismenorhea Sebelum Terapi Musik dan Yoga

  4

  (50%). Prevalensi nyeri dismenorhea berat pada saat pretest hanya ditemukan pada kelompok terapi musik dengan persentase hanya sebesar 20%.

  Prevalensi dominan nyeri dismenorhea yang berada pada kategori ringan dan sedang pada penelitian ini sesuai dengan pendapat Schmidt, dkk. (2009) yang mengemukakan bahwa pada usia remaja nyeri dismenorhea yang muncul biasanya masih dapat ditoleransi. Meskipun dimulai saat usia remaja, akan tetapi intensitas nyeri

  dismerhoea umumnya akan mencapai puncaknya pada akhir usia akhir 20-an sampai awal usia 30-an.

  Selain itu kriteria inklusi IMT normal pada penelitian ini juga mendukung prevalensi nyeri haid (dismenorhea) yang berada pada kategori ringan dan sedang pada penelitian. Chauhan dan Kala (2012) mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki

  IMT tidak normal cenderung mengembangkan nyeri dismenorhea yang berat terutama pada remaja yang mengalami kegemukan (overweight).

  Kejadian dismenorhea pada responden remaja pada penelitian ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ditinjau dari usianya, seluruh responden diketahui berada pada rentang usia remaja awal di mana sebagian besar responden diketahui berusia 14 tahun baik pada kelompok terapi musik (70%) maupun pada kelompok terapi yoga (80%). Sementara itu sebagian besar karakteristik menarche responden adalah menarche dini atau menarche sebelum berusia 13 tahun baik pada kelompok terapi musik (90%) maupun pada kelompok terapi yoga (90%).

  Ogunfowokan dan Babatunde (2010) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa remaja pada masa awal umumnya memiliki teknik manajemen dismenorhea yang buruk dengan tidur (36%) dan minum air hangat (16%). Remaja pada masa awal belum mengetahui teknik-teknik manajemen apa saja yang bisa diterapkan untuk mengatasi nyeri dismenorhea seperti jenis analgesik yang dapat diminum, teknik distraksi dan posisi fisik apa saja yang dapat mengurangi nyeri.

  Ditinjau dari usia menarche yang didominasi oleh menarche dini pada kedua kelompok. Baranowski, dkk (2015) mengemukakan bahwa menarche dini merupakan salah satu faktor resiko bagi kejadian dismenorhea. Penelitian Kural, dkk (2015) mengungkapkan bahwa remaja yang mengalami menarche dini cenderung mengalami

  dismenorhea karena mengalami paparan uterin prostaglandin yang lebih lama.

  2. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Pada Tingkat Dismenorhea

  Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan dari pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat dismenorhea pada siswa kelas VIII di MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo (p=0,000). Rata-rata responden mengalami penurunan tingkat dismenorhea sebesar 2,3 setelah menerima terapi musik.

  Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pradhipta (2011) yang juga menemukan adanya pengaruh signifikan dari pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat dismenorhea pada siswa kelas II di SMA Negeri 1 Karangnongko Klaten (p=0,000). Pada penelitian Pradhipta (2011) rata-rata responden mengalami penurunan tingkat nyeri dismenorhea sebesar 2,2. Terapi musik dengan musik Mozart efektif dalam menurunkan nyeri dismenorhea karena musik Mozart memiliki kemampuan untuk memanipulasi kondisi hipotalamus untuk merelaksasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis (Wade dan Tafris, 2013).

  3. Pengaruh Pengaruh Pemberian Terapi Yoga Pada Tingkat Dismenorhea

  Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan dari pemberian terapi yoga terhadap penurunan tingkat dismenorhea pada siswa kelas VIII di MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo (p=0,000). Rata-rata responden mengalami penurunan tingkat dismenorhea sebesar 2,8 setelah menerima terapi yoga.

  5

  Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Aryanie (2014) yang juga menemukan adanya pengaruh signifikan dari pemberian terapi yoga terhadap penurunan tingkat dismenorhea pada mahasiswi prodi ilmu keperawatan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta (p=0,000). Yoga menawarkan terapi kombinasi antara fisik, mental dan pernafasan. Pengaturan nafas dan meditasi mental dapat menurunkan stres, kecemasan dan depresi melalui mekanisme koordinasi nafas, irama jantung dan irama gelombang otak. Tekanan darah akan menurun, ritme jantung menjadi stabil, saturasi oksigen meningkat sehingga relaksasi tubuh tercapai dan homeostasis tubuh menjadi seimbang dan HPA Axis merangsang kelenjar pituari untuk menurunkan produksi ACTH (Adreno

  Cortico Tropin Hormone) dan menstimulasi produksi endorphin sehingga persepsi nyeri dan stres serta emosi negatif lain berangsur menurun (Carlson, dkk 2009).

4. Perbedaan Pengaruh Pemberian Terapi Musik dan Terapi Yoga Pada Tingkat Dismenorhea.

  Hasil pengujian menemukan bahwa terapi yoga lebih efektif dalam menurunkan tingkat dismenorhea pada pada siswa kelas VIII di MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo dibandingkan dengan terapi musik (p=0,000). Perbedaan efektivitas tersebut dapat dilihat nilai mean (rata-rata) penurunan kedua kelompok di mana pemberian terapi yoga rata-rata menurunkan nyeri dismenorhea sebesar 2,8 dan rata-rata penurunan nyeri dismenorhea pada terapi musik hanya sebesar 2,3.

  Dilihat dari mekanismenya, efektivitas terapi yoga sebenarnya memang sudah terlihat jauh lebih unggul dibandingkan dengan terapi musik. Pada terapi musik, mekanisme penurunan nyeri yang berlaku adalah manipulasi kondisi hipotalamus untuk merelaksasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis dalam menciptakan persepsi palsu yang positif untuk merangsang produksi endorphine (Wade dan Tafris, 2013). Sementara itu terapi yoga selain melakukan mekanisme relaksasi untuk merangsang produksi endorphine juga melakukan mekanisme fisik untuk melenturkan otot, mengurangi ketegangan otot sehingga mampu mengurangi kontraksi uterus dan pembengkakan dinding uterus sehingga menurunkan nyeri dan menurunkan laju perdarahan (Daniels, 2014).

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Sebelum dilakukan terapi musik (60%) responden mengalami nyeri dismenorhea kategori sedang dan setelah terapi musik sebagian besar (60%) responden mengalami nyeri dismenorhea kategori ringan. Ada pengaruh signifikan pemberian terapi musik terhadap penurunan nyeri dismenorhea (p=0,000) dimana terjadi penurunan nyeri rata- rata 2,3 pada setiap responden. Sebelum dilakukan terapi yoga (50%) responden mengalami nyeri dismenorhea kategori sedang dan setelah terapi yoga sebagian besar (60%) responden mengalami nyeri dismenorhea kategori ringan. Ada pengaruh signifikan pemberian terapi yoga terhadap penurunan nyeri dismenorhea (p=0,000) dimana terjadi penurunan nyeri rata-rata 2,8 pada setiap responden. Pemberian terapi yoga secara signifikan terbukti lebih efektif dalam menurunkan nyeri dismenorhea dibandingkan dengan pemberian terapi musik (p=0,000).

  Saran

  Bagi siswi yang mengalami dismenorhea disarankan untuk menggunakan terapi musik dan terapi yoga sebagai manajemen penanganan dismenorhea. Bagi MTsN Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo pihak sekolah melalui guru penjaskes disarankan untuk memberikan pelatihan yoga kepada para murid, khususnya para siswi. Bagi tenaga kesehatan disarankan untuk mempromosikan terapi musik dan terapi yoga sebagai salah satu terapi alternatif ke dalam intervensi untuk memberikan pelayanan

  6

  asuhan keperawatan bagi masalah dismenorhea yang sering dialami remaja. Bagi peneliti lain disarankan untuk mengendalikan aktivitas responden dengan memberikan kriteria eksklusi yaitu siswi yang tidak memiliki kegiatan lain seperti les, klub atau ekstrakurikuler di sepulang sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

  Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

  Baranowski, A.P., Abrams, P., Fall, M. (2015). Urogenital Pain in Clinical Practice.

  CRC Press: Boston. Carlson, K.J., Eisenstat, S.A., Ziporyn, T.D. (2009).

  Havard Giude to Women’s Health.

  Harvard University Press: Cambridge Chauhan, M., & Kalla, J. (2012). Relation Between Dysmenorrhea and Body Mass

  Index in Adolescents with Rural Versus Urban Variation. J Ibstet Gynaecol India, 62(4): 442-445. Daniels, N. (2014). A Comprehensive Guide to Yoga for Your Mind Body and Soul.

  Anugroho, D. & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. ANDI: Yogyakarta. Aryanie,V. (2014). Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Tingkat Dismenore Pada

  Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas XI Usia 16-18 Tahun Di SMA 1 Barat Magetan Jawa Timur. Skripsi Tidak Dipublikasikan. STIKES

  ‘Aisyiyah Yogyakarta. Kasdu, D. (2005). Solusi Problem Wanita Dewasa. Puspa Swara: Jakarta. Kural, M., Noor, N.N., Joshi, T., Pandit, D., Patil, A. (2015). Menstrual Characteristic and Prevalence of Dysmenorrhea in College Going Girls. J Family Med Prim Care,

  4(3): 426-431. Ogunfowokan, A.A., Babatunde, O.A. (2010). Management of Primary Dysmenorrhea by School Adolescents in ILE-IFE Nigeria. JOSN, 26(2): 131-136.

  Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan. Volume 2 (edisi 4).

  (Ratna Komelasari, penerjemah).EGC: Jakarta. Pradhipta, R. A. (2011). Pengaruh Musik Terhadap Nyeri Haid (Dismenorea) Pada

  Remaja Putri Kelas II Di SMA N 1 Karangnongko Klaten. Skripsi Tidak

  Dipublikasika n. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Schmidt, P.J., Rapkin, A., O’Brien, P.M.S. (2009). The Premenstrual Syndrome.

  Informa Health Care: Florida. Steinberg, L.D. (2008). Adolescence. McGraw-Hill Higher Education: Philadelphia.

  Bookrix: Boston. Hapsari, V. D. (2011). Pengaruh Senam Dysminorea Terhadap Tingkat Nyeri

  7

  Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Pelaksanaan Nyeri. EGC: Jakarta. Wade, C., Tavris, C. (2013). Psikologi Edisi 9. Erlangga: Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI YOGA ANAK TERHADAP PERUBAHAN GANGGUAN EMOSIONAL PADA SISWA SISWI DI SDN 1 SUKODADI KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

0 26 29

PEMBERIAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK AUTISME

1 20 2

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI MUSIK MURROTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SLB AUTIS KOTA SURAKARTA

0 0 10

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Afitaria Qulsum

0 0 7

PERBANDINGAN PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK DAN AROMA TERAPI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENORE) PADA SISWI DI MTs NW SAMAWA SUMBAWA BESAR

0 1 10

TERAPI MUROTTAL EFEKTIF MENURUNKAN TINGKAT NYERI DIBANDING TERAPI MUSIK PADA PASIEN PASCABEDAH

0 0 7

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUD SALATIGA

0 0 13

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI MUSIK DAN TERAPI BACAAN AL QUR’AN TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI DISMENOREA PADA MAHASISWI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Studi Komparasi Pemberian Terapi Musik dan Terapi Bacaan Al Qur'an t

0 0 11

STUDI KOMPARASI EFEK PEMBERIAN JUS SEMANGKA DAN JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI GALUR KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - STUDI KOMPARASI EFEK PEMBERIAN JUS SEMANGKA DAN JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI GALUR KULON PROGO - DIGILIB UNISAYOG

0 0 15

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP N 4 GAMPING YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA

0 0 18