PENGARUH TERAPI YOGA ANAK TERHADAP PERUBAHAN GANGGUAN EMOSIONAL PADA SISWA SISWI DI SDN 1 SUKODADI KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

(1)

i

PENGARUH TERAPI YOGA ANAK TERHADAP PERUBAHAN

GANGGUAN EMOSIONAL PADA SISWA SISWI

DI SDN 1 SUKODADI KECAMATAN WAGIR

KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Oleh :

LAILA TRI ANDINI

NIM. 201210420311075

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

ii

PENGARUH TERAPI YOGA ANAK TERHADAP PERUBAHAN

GANGGUAN EMOSIONAL PADA SISWA SISWI

DI SDN 1 SUKODADI KECAMATAN WAGIR

KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

Oleh :

LAILA TRI ANDINI

NIM. 201210420311075

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

iii


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Laila Tri Andini

NIM : 201210420311075 Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Perubahan Ganggguan Emosional pada Siswa-siswi di SDN Sukodadi 1 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

Laila Tri Andini 20121040311075


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Perubahan Gangguan Emosional pada Siswa Siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo S.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas dukungan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya.

2. Ibu Nurul Aini S.Kep., M.Kep. selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas dukungan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya.

3. Ibu Reni Ilmiasih, S.Kep., Ns., M.Kep, Sp.Kep.An. selaku dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing I yang di tengah kesibukan beliau dengan tulus ikhlas meluangkan waktu beliau untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan-masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing II yang di


(6)

vi

tengah kesibukan beliau dengan tulus ikhlas meluangkan waktu beliau untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan-masukan dalam penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Program Studi Ilmu Keperawatan dan Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Kedua orang tua saya yang telah membimbing dan mendo’akan dan mendukung serta menjaga langkah saya yang telah menjadi semangat dalam hidup saya.

7. Kepada Kepala Sekolah beserta staf guru pengajar dan para siswa siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, terima kasih atas kerjasamanya dan sudah kooperatif terhadap penelitian saya.

8. Teman-teman PSIK angkatan 2012, khususnya PSIK B.

9. Semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak saya sebutkan satu per-satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya di bidang keperawatan.

Malang, Agustus 2016


(7)

vii

ABSTRAK

Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Perubahan Gangguan Emosional Pada Siswa Siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Laila Tri Andini.1, Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp, Kep, An2, Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep3

Latar Belakang: Perkembangan emosi pada anak usia sekolah cenderung mengalami

peningkatan. Anak belum mampu dalam mengelola emosi dengan tepat sehingga anak lebih rentan berperilaku emosional. Dampak yang terjadi adalah anak akan berkembang menjadi mudah cemas, pemurung, impulsif bahkan agresif. Yoga memiliki beberapa komponen salah satunya adalah teknik relaksasi, teknik ini dapat menurunkan ketegangan dan stres dan teknik meditasi yang memiliki manfaat dalam meningkatkan konsentrasi serta emosional positif.

Metode Penelitian: Desain Penelitian yang digunakan adalah Pre-Experiment dengan

pendekatan One Group Pre-PosDesign. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Subjek penelitian ini adalah siswa siswi kelas I-III yang memiliki masalah emosional sebanyak 30 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposibe sampling. Analisa data menggunakan uji paired t-test.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata total hasil emosional skor sebelum

melakukan latihan yoga didapatkan skor rata-rata 15,43 sedangkan setelah melakukan latihan yoga didapatkan skor rata-rata 8,73. Hasil analisis uji paired sample t-test dengan program SPSS diperoleh nilai probabilitas (p)= 0,000, sedangkan nilai thitung =7,714. Nilai P<0,05. Hasil uji paired t-test menunjukan bahwa terapi yoga memiliki pengaruh terhadap perubahan gangguan emosional pada siswa siswi sekolah dasar.

Kesimpulan : Gangguan emosional mengalami penurunan setelah melakukan latihan

yoga karena dengan melakukan latihan yoga dapat merangsang hormon endorphin yang memberikan rasa nyaman, menurunkan stres dan menimbulkan relaksasi pada anak.

Kata Kunci : Terapi Yoga Anak, Gangguan Emosional

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang 2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang 3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang


(8)

viii

ABSTRACT

Laila Tri Andini.1, Reni Ilmiasih, S. Kep., Sp, Kep, AN2, Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep3

Background: The development of emotion in school age children inclined to

increase. Children are unable to manage emotions appropriately, it’s make children more behave emotionally. The impact is making child will grow into anxious, moody, impulsive and even aggressive. Yoga has several components which one is a relaxation technique, this technique can reduce tension and stress and meditation techniques that have benefits in improving concentration and positive emotional.

Methods: The study design is Pre-Experiment with One Group Pre-Post Design.

This research was conducted in September-October 2016 at SDN 1 Sukodadi Wagir District of Malang. The subjects is students of class I-III with emotional problems as many as 30 children. The sampling technique used purposive sampling. Data were analyzed using paired t-test.

Results: The results of this study showed an average total score of emotional

outcome before doing yoga exercises is 15.43, while after doing yoga exercises obtained an average score of 8.73. The results of the analysis of paired samples t-test with SPSS obtained probability value (p) = 0.000, while the value of t = 7.714. P values <0.05. The result of paired t-test showed that yoga therapy has an influence on change of emotional disorders in elementary school students.

Conclusion: Emotional disturbances decreased after doing yoga exercises because

yoga exercises can stimulate endorphin hormones that give a sense of comfort, reduce stress and induce relaxation in children.

Keywords: Kids Yoga Therapy, Emotional Disturbance

1. Students of Nursing Science Program University of Muhammadiyah Malang 2. Lecturer Nursing Science Program University of Muhammadiyah Malang 3. Lecturer Nursing Science Program University of Muhammadiyah Malang


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tumbuh dan Kembang Anak ... 10

2.1.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan ... 10

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ... 11

2.2 Konsep Perkembangan Anak Usia Sekolah ... 15

2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah ... 15

2.2.2 Ciri-ciri Masa Akhir Kanak-Kanak ... 16


(10)

x

2.3 Konsep Emosional ... 20

2.3.1 Definisi Emosi ... 20

2.3.2 Macam-macam Emosi ... 20

2.3.3 Masalah dalam Kehidupan Emosi ... 22

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi Anak ... 27

2.4 Konsep Yoga ... 31

2.4.1 Definisi Yoga ... 31

2.4.2 Yoga Anak ... 33

2.4.3 Manfaat Latihan Yoga bagi Anak ... 33

2.4.4 Gerakan-gerakan Yoga dan Manfaat Gerakan Yoga ... 36

2.4.4.1 Sukhasana... 37

2.4.4.2 Asanas ... 38

2.4.4.3 Relaksasi ... 46

2.4 Proses Yoga dapat Menurunkan Gangguan Emosional ... 46

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 48

3.2 Hipotesis Penelitian ... 50

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 51

4.2 Kerangka Kerja ... 52

4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 53

4.3.1 Populasi ... 53

4.3.2 Sampel ... 53

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 54

4.4 Variabel Penelitian ... 55

4.4.1 Variabel Independent... 55

4.4.2 Variabel Dependent ... 55

4.5 Definisi Operasional ... 55

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 57

4.7 Instrumen Penelitian... 57

4.8 Teknik Pengumpulan Data ... 58

4.9 Pengolahan Data ... 61


(11)

xi

4.11 Etika Penelitian ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 65

5.1.1 Distribusi Sampel Menurut Usia ... 66

5.1.2 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin ... 66

5.1.3 Distribusi Sampel Menurut Jumlah Saudara... 67

5.1.4 Distribusi Sampel Menurut Usia Orang Tua ... 67

5.1.5 Distribusi Sampel Menurur Pendidikan Terakhir Orang Tua ... 68

5.2 Hasil Penelitian ... 69

5.2.1 Identifikasi Hasil Emosional Sebelum Melakukan Latihan Yoga ... 69

5.2.2 Identifikasi Hasil Emosional Setelah Melakukan Latihan Yoga ... 70

5.2.3 Data Hasil Identifikasi Emosional Sebelum dan Setelah Melakukan Latihan Yoga ... 71

5.3 Hasil Analisa Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Perubahan Gangguan Emosional Pada Siswa Siswi SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang ... 73

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian ... 74

6.1.1 Identifikasi Hasil Emosional Siswa Siswi SDN Sukodadi 1 Sebelum Melakukan Latihan Yoga ... 74

6.1.2 Identifikasi Hasil Emosional Siswa Siswi SDN Sukodadi 1 Setelah Melakukan Latihan Yoga ... 78

6.1.3 Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Perubahan Gangguan Emosional Pada Siswa Siswi SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang ... 80

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 84

6.3 Implikasi Untuk Keperawatan ... 84

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 86


(12)

xii

7.2 Saran ... 87


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Emosi Dasar ... 21 Tabel 4.1 Desain penelitian one group pre-post test design ... 51 Tabel 4.2 Definisi Operasional ... 56 Tabel 4.3 Kisi-kisi lembar The Children’s Emotional Manifestation Scale

(CEMS) ... 58 Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di SDN 1

Sukodadi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Pada Bulan September 2016 ... 66 Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Saudara di

SDN 1

Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Pada Bulan

September 2016 ... 67 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Orang Tua

di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Pada

September 2016 ... 67 Tabel 5.4 Diskriptif hasil Identifikasi Emosional Pre-PostTest ... 71 Tabel 5.5 Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Perubahan Gangguan


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 49 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ... 52 Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 1

Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Pada Bulan

September 2016 ... 66 Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Orang Tua di SDN 1 Sukodadi Kecamtan Wagir Kabupaten Malang Pada Bulan September 2016 ... 68


(15)

xv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 5.1 Hasil Identifikasi Emosional Sebelum Melakukan Latihan Yoga di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten

Malang Pada Bulan September 2016 ... 69 Grafik 5.2 Hasil Identifikasi Emosional Setelah Melakukan Latihan

Yoga di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten

Malang Pada Bulan Oktober 2016... 70 Grafik 5.3 Hasil Identifikasi Emosional Sebelum dan Setelah Melakukan

Latihan Yoga di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Pada Bulan Oktober 2016... 71 Grafik 5.4 Identifikasi Hasil Perubahan Poin Emosional Sebelum dan Setelah

Melakukan Latihan Yoga di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Pada Oktober 2016 ... 72


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 92

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 93

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 94

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 95

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Emosional Anak ... 96

Lampiran 6 Lembar Observasi ... 98

Lampiran 7 SOP Yoga ... 99

Lampiran 8 Gerakan-Gerakan Yoga ... 101

Lampiran 9 Tabulasi Data Pre Test ... 106

Lampiran 10 Tabulasi Data Post Test ... 108

Lampiran 11 Hasil Analisa Data ... 110

Lampiran 12 Dokumentasi... 111


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Amalina, R. A., Sufyanti, Y., & Qur’aniati, N. (2012). Permainan Sosiodrama Terhadap Stimulasi Perkembangan Emosi Anak Usia Prasekolah.Skripsi. Surabaya. Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga.

Asrori, A. (2009). Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta. Skripsi. Surakarta: Program Studi Ilmu Psikologi, Universitas Sebelas Maret.

Baskar, A., Soetjipto, H.P., & Atamimi, N. (2007). Kecerdasan Emosi Ditinjau dari keikusertaan dalam Program Meditasi. Jurnal Psikologi. 35(2), 110-113. Berger, D.L., Silver, E.J., &Steinm, R.E. (2009). Effects of yoga on inner-city

children’s well-being: a pilot study. Alternative Therapies in Health and Medicine. 15(5), 36-42.

Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung : PT Refika Aditama.

Butzer, B., Day, D., Potts, A., Ryan, C., Coulombe, S., Davies, B., et al. (2014). Effects of a Classroom-Based Yoga Intervation on Cortisol and Behavior in Second-and Third-Grade Students: A Pilot Study. Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine. 1-19.

Cooper, J.L. (2009). Social-Emotional Development In Early-Childhood. National Center for Children in Povert (NCCP).

Dharma, K. K. (2011). Metodelogi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media. Physical Growth of Infants and Children (Doyle, D.A., 2009, ¶ 1,

http://www.merckmanuals.com, diperoleh tanggal 27 Januari 2016). Forness, S.R., Stephanny, F.N.F., Tanya, P., James, M.K., & Hill, M.W. (2011).

Special Education Implications og Point and Cumulative Prevalence for Children With Emotional or Behavioral Disorders. Journal of Emotional and Behavioral Disorders. 20(1), 4-18.

Gordon, T. (2009). Menjadi Orang Tua Efektif Mendidik Anak Agar Bertanggung Jawab Edisi 13. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J., & DeClaire, J. (2008). Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Edisi 1. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hagins, M., Haden, S.C., Daly, L. (2013). A Randomized Controlled Trial on the Effects of Yoga on Stress Reactivity in 6th Grade Students. Journal of Psychology. 20(3), 148-155.


(18)

xviii

Haden, S. C., Daly, L., & Hagins, M. (2014). A Randomised Controlled Trial Comparing the Impact of Yoga and Physical Education on the Emotional and Behavioural Functioning of Middle School Children. Journal of Psychology. 19(3), 148-155.

Hardjadinata, Y.E. (2012). Yoga For Kindergarden. Jakarta : PT Dian Rakyat.

Harviantini, F. (2007). Agresivitas Pada Remaja Ditinjau dari Intensitas Menonton Film Kekerasan Di Televisi. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi, UNIKA. Hidayat, A.A. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta

: Salemba Medika.

. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Hurlock, E.B. (2008). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi 6. Jakarta : Erlangga.

Ibung, D. (2008). Stress pada Anak (Usia 6-12 Tahun). Jakarta : Elex Media Komputindo.

Ilma, Q. (2013). Hubungan Antara Pola Tidur Dengan Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di SDN Ngijo 3 Karangploso. Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Strategi Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak (Indriasih, 2012, ¶ 1-4, http://www.tempo.com, diperoleh tanggal 27 Januari 2016).

Islafatun, N. (2014). The Magic Movements of Yoga. Jogjakarta : Trans Idea Publising. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana.

Janiwarty, B., & Pieter, H.Z. (2013). Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. Sebuah Teori dan Terapannya. Yogyakarta : Rapha Publishing.

Kauts, A., Sharma, N. (2012). Effect of Yoga on Concentrations and Memory in Relation to Stress. International Journal of Multidisiplinary Reseacrh.2(5), 1-14. Kirana, R.S. (2013). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada

Anak Pra Sekolah. Skripsi. Semarang: Jurusan Psikolohi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Lebang, E. (2015). Yoga Sehari-hari. Jakarta : Pustaka Bunda.

Li, H.C.W., & Lopez, V. (2006). Childen’s Emotional Manifestation Scale: development and testing. Jounal of Clinical Nursing. 14, 223-229.

Mahabbati, A. (2010). Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras).Jurnal Pendidikan Khusus. 7(2), 53.

Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Mashar, R. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta :


(19)

xix

Mendelson, T., Greenberg, M.T., Dariotis, J.K, Gould, L.F., Rhoades, B.I., & Leaf, P.J. (2010). Feasibility and Preliminary Outcomes of a school-Based Mindfulness Intervention for Urban Youth. Journal of Abnorm Child Physchol. 38, 985-994.

Nangia, D., Malhotra, R. (2012). Yoga, Cognition and Mental Health. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 2(7) 262-269.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Renika Cipta. Novianti, E., Keliat, B.A., Nuraini, T., & Susanti, H. (2012). Peningkatan

Kemampuan Komunikasi Ibu Mengelola Emosi Anak Usia Sekolah Melalui Terapi Kelompok Assertiveness Training. Jurnal Keperawatan Indonesia. 15(2), 109-110.

Nuryadi, Negara, J.D.K., Roring, L.A. (2015). Respon Hormon Kortisol terhadap Kecemasan dan Konsentrasi Studi Kaus pada Siswa SMA yang tidak Berolahraga, Olahraga Beregu, dan Olahraga Individu. South-East Asian Journal for Youth, Sport & Health Education, 1(1) 23-44.

Kematangan Emosi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Nurhadianti, 2013, ¶ 3, http://www.yayasanpersadaindonesia.co.id, diperoleh tanggal 12 Agustus 2016).

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Saam, Z., & Wahyuni, S. (2012). Psikologi Keperawatan. Jakarta : Rajawali Pers. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC.

Steiner, N.J., Sidhu,T.K., Pop,P.G., Frenette,E.C., & Perrin,E.C. (2012). Yoga in an Urban School for Children with Emotional and Behavioral Disorders: A Feasibility Study. Journal of Child and Family Studies. 22, 815-826.

Telles, S., Singh, N., Bhaardwaj, A.K., Kumar, A., & Balkrishna, A. (2013). Effect of Yoga or Physical Ecercise on Physical, Cognitive, and emotional Measures in Children: A Randomized Controlled Trial. Journal of Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health. 7(1), 2-16.

Turner, L., Chriqui, J. F., & Chaloupka, F. J. (2013). Witholding recess from Elementary School Students. Journal of School Health. 83, 533-541.

Parenting: Influence of Parent’s Level of Education (Walker, J. M. T., & Smrekar. C.

2011, http://www.answer.com, diperoleh tanggal 10 Oktober 2016) White, L. S. (2009). Yoga For Children. Journal of Pediatric Nursing. 35(5), 277-295.


(20)

xx

Wong., Donna, L., Marilyn, H. E., Wilson, D., Marilyn, L., Schwartz, P. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta : EGC.


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan emosi pada anak usia sekolah, anak sudah mampu menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi dan emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak dari proses peniruan dan latihan (Mansur, 2009). Pada periode masa kanak-kanak akhir, ada waktu dimana anak akan mengalami emosi yang hebat, karena emosi cenderung kurang menyenangkan dalam hal ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu dimana anak menjadi sulit diatur (Hurlock, 2008).

Anak generasi masa sekarang lebih sering mengalami masalah emosi dibandingkan anak generasi masa lalu. Anak-anak sekarang tumbuh dalam kesepian dan depresi, rasa marah, sulit diatur, cemas, gugup, impulsif, dan agresif sehingga, bila dipicu dengan persoalan kecil dapat menimbulkan masalah yang besar (Sunaryo, 2013). Perilaku-perilaku anak semacam itu merupakan salah satu indikasi anak tidak siap dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Rasa kecewa, marah, malu dan perasaan-perasaan negatif yang bersikap destruktif itu diakibatkan pada ketidakmampuan anak mengenal dan mengelola emosinya (Indriasih, 2012).

Hasil penelitian oleh WHO, didapatkan bahwa 1 dari 5 anak yang berusia kurang dari 16 tahun mengalami masalah emosional. Anak yang berusia 4-15 tahun yang mengalami masalah emosional sebanyak 104 dari


(22)

2

1000 anak. Angka kejadian tersebut semakin tinggi pada kelompok usia di atas 15 tahun, yaitu 140 dari 1000 anak (WHO, 2012). Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan 9,5%-14,2% anak mulai lahir hingga usia 5 tahun di Amerika mengalami masalah sosial-emosional yang berdampak negatif terhadap mereka (Cooper, 2009). Penelitian lain yang dilakukan oleh Chen, Killeya-Jones, dan Vega pada tahun 2005 menunjukkan angka 17,1% untuk insiden masalah emosional di Amerika Serikat (Forness, 2011)

Analisis data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia mengenai gejala gangguan mental emosional anak menunjukkan adanya angka yang cukup tinggi, yaitu 259 per 1000 anak. Studi morbiditas SKRT di Jawa dan Bali mendapatkan angka gejala gangguan mental emosional sebesar 99 per 1000 penduduk (Isfandi & Suhardi, 1997 dalam Amalina, Sufyanti, & Qur’aniati, 2012). Data penelitian yang menyoroti masalah emosi dan perilaku secara umum oleh Balitbang Direktorat Pendidikan Luar Biasa menemukan 696 siswa SD dari empat provinsi di Indonesia yang rata-rata nilai rapornya kurang dari 6, dinyatakan 30% mengalami masalah emosi dan perilaku. (Mahabbati, 2010).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, didapatkan data bahwa siswa siswi yang mengalami masalah emosi yaitu pada kelas 1 sekitar 19% dengan jumlah murid 37 orang, kelas 2 sekitar 12% dengan jumlah 23 orang, kelas 3 sekitar 17% dengan jumlah siswa 33 orang. Kelas 4 dan 5 didapatkan data bahwa sebagian besar anak mengalami masalah emosi. Masalah emosi yang sering terjadi di sekolah antara lain anak sering berkelahi dengan teman, sering mengamuk atau marah, anak kurang mampu bergaul dengan temannya di kelas, anak hanya diam di kelas, tidak berani maju ke


(23)

3

depan kelas, tidak mampu mengendalikan emosinya, serta sebagian anak masih ditunggui orang tuanya ketika pelajaran sedang berlangsung.

Penelitian yang dilakukan oleh Ibung (2008) menemukan bahwa anak dengan rentan usia sekolah (6-12 tahun) yang paling rentan mendapat stres, yaitu kemampuan anak dalam mengatasi masalahnya masih terbatas sedangkan interaksi sosial yang semakin luas menuntutnya untuk berperilaku sesuai dengan keinginan orang lain misalnya teman, guru, orang tua, dan saudara. Pada usia sekolah anak belum mampu dalam mengelola emosinya secara tepat sehingga anak lebih rentan berperilaku emosional (Novianti, Keliat, Nuraini & Susanti, 2012).

Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya emosi, yaitu rendahnya pemberian stimulasi mengenai masalah emosi pada anak seperti kegiatan bermain, keterbatasan kemampuan pendidik, dan orang tua dalam memberikan rangsangan emosi bagi anak seperti kurangnya orang tua dalam memberikan perhatian terhadap anak, dan kurangnya pengalaman anak dalam menyelesaikan konflik merupakan salah satu kendala kurang optimalnya pemberian rangsangan emosi pada anak (Mashar, 2011).

Goleman menjelaskan bahwa kondisi anak mudah marah, depresi, sulit diatur, cemas, gugup, dan masalah emosional lainnya merupakan cerminan kecerdasan emosi yang rendah. Jika hal itu tidak ditangani, dampaknya akan lebih parah, anak akan berkembang menjadi mudah cemas, pemurung, impulsif bahkan agresif (Indriasih,2012). Seorang anak bila tidak dapat mengontrol emosinya maka dapat mempengaruhi dirinya, keluarga, maupun lingkungan seperti sekolah. Sebagian besar anak terkadang memiliki kesulitan emosional selama masa sekolah. Terdapat presentasi kecil anak yang


(24)

4

memiliki permasalahan serius dan berkepanjangan sehingga anak akan digolongan dalam gangguan perilaku dan emosional. (Gargiolo, 2009). Segala sesuatu yang menganggu perkembangan emosi yang baik akan menghambat penyesuaian yang dilakukan anak. Dampak lebih lanjut akan mengakibatkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk, membentuk konsep diri yang tidak menyenangkan, dan melemahkan kepercayaan pada diri sendiri (Hurlock, 2005).

Ada banyak upaya untuk menurunkan gangguan emosional, yaitu

dengan relaksasi, self management, emotional feedom technique (EFT), terapi humor,

terapi musik, terapi bermain, terapi dzikir, terapi mindfullness, teknik

pernapasan, dan latihan olahraga. (Safaria, 2012). Meditasi atau yoga dapat menjadi alat dalam menyembuhkan emosi dan mengembangkannya secara positif (Goleman, 2002 dalam Baskara, 2007). Yoga atau meditasi menjadi salah satu cara alternatif yang saat ini digunakan di dunia Barat dan Indonesia (Baskara, Soejipto, dan Atamimi, 2007).

Yoga adalah suatu sistem holistik dengan menggunakan pikiran tubuh untuk kesehatan mental dan fisik yang melibatkan beberapa komponen seperti postur tubuh dan latihan untuk meningkatkan kekuatan dan kelenturan, latihan bernapas untuk meningkatkan fungsi sistem pernapasan, teknik relaksasi untuk mengembangkan status mental dan psikologi menurunkan ketegangan dan stres, dan meditasi untuk membangunkan pikiran tubuh dan meningkatkan konsentrasi, dan emosional. (Butzer, et al 2014). Praktek yoga ataupun meditasi yang dilakukan secara rutin akan mengubah individu menjadi lebih tenang. Individu akan mereaksi


(25)

5

gangguan-gangguan emosi dengan cara tidak melukai dirinya sendiri dan orang lain (Baskara, Soejipto, & Atamimi, 2007).

Yoga memiliki manfaat untuk meningkatkan kemampuan fisik, menurunkan stres, meningkatkan kemampuan kognitif, sangat baik dalam menurunkan agresi, perilaku negatif, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya. Beberapa studi menjelaskan bahwa yoga dapat meningkatkan kemampuan motorik seperti kemantapan dalam kemampuan fisik, dan meningkatkan sistem saraf otonom yang berhubungan dengan pengendalian rasa takut dan cemas. Latihan yoga dapat membantu anak menjadi lebih tenang dan lebih fokus, menurunkan jumlah ketidakhadiran siswa di kelas, dan meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan perencanaan (Haden, Daly, & Hagins, 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan Telles, et al (2013) menyatakan bahwa yoga anak memiliki manfaat yang sama dengan latihan fisik dimana manfaat dari latihan fisik, yaitu berhubungan dengan efek positif pada depresi, kecemasan, emosi, penghargaan diri, dan peningkatan nilai akademik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mendelson, et al (2010) dengan melakukan intervensi yoga pada 97 anak sekolah dasar selama 12 minggu ditemukan terdapat dampak positif terhadap respon stres, termasuk meningkatkan emosional. Penelitian yang dilakukan oleh White (2009) berpendapat bahwa yoga pada anak bermanfaat pada emosional, kesehatan fisik, dan kesehatan psikososial dan peningkatan kemampuan diri serta konsentrasi.

Dari hasil pemaparan di atas, maka peneliti dalam skripsi ini


(26)

6

Anak Terhadap Perubahan Gangguan Emosional Pada Siswa Siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh terapi yoga anak terhadap perubahan gangguan emosional pada siswa siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi yoga anak terhadap perubahan gangguan emosional pada siswa siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gangguan emosional pada siswa siswi SDN 1 Sukodadi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang sebelum dilakukan terapi yoga anak.

b. Mengidentifikasi gangguan emosional pada siswa siswi SDN 1 Sukodadi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang setelah dilakukan terapi yoga anak.

c. Menganalisis pengaruh terapi yoga anak terhadap perubahan gangguan

emosional pada siswa-siswi SDN 1 Sukokadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih

lanjut mengenai terapi yoga anak dan gangguan emosional pada siswa siswi Sekolah Dasar.


(27)

7

2. Untuk memajukan perkembangan ilmu keperawatan pediatrik terkait terapi yoga

anak pada siswa siswi Sekolah Dasar. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan

Hasul penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi institusi pendidikan S1 Keperawatan terutama di bidang kesehatan anak dan juga sebagai data penunjang untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi khususnya di sekolah tempat penelitian tentang pengaruh terapi yoga anak dan teknik dari yoga terhadap gangguan emosional anak.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan mengenai terapi yoga anak dengan meneliti penurunan gangguan emosional serta sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang memberikan manfaat di masa yang akan datang.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang sudah ada sebenarnya. Namun, dari segi variabel dan subjek penelitian ini benar-benar dan belum pernah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian yang pernah dilakukan, diantaranya:

1. Penelitian Telles (2013) dengan judul “Effect of yoga or physical exercise on physical,

cognitive and emotional measures in children: a randomized controlled trial” pada anak sekolah dasar (8-13 tahun) di 98 Sekolah Dasar Uttarakhand, India. Analisis


(28)

8

hoctest. Para siswi dibagi menjadi dua grup, yaitu grup yoga dengan jumlah 49

anak dan grup latihan fisik dengan jumlah 23 anak. Kedua grup dilakukan tes terlebih dahulu sebelum melakukan intervensi. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut terdapat satu hasil yang signifikan diantara dua grup yaitu penghargaan diri terhadap sosial mendapatkan hasil yang lebih tinggi di latihan fisik dibandingkan yoga. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disusun terletak pada variabel bebas. Penelitian terdahulu membandingkan antara latihan fisik dan yoga terhadap fisik, kognitif, dan hasil emosional pada anak. Sedangkan pada penelitian yang disusun meneliti pengaruh terapi yoga anak terhadap penurunan gangguan emosional pada siswa siswi sekolah dasar.

2. Penelitian Butzer (2012) dengan judul “Effect of a Classroom-Based Yoga Intervention on Cortisol and Behavior in Second-and Third-Grade Students: A Pilot

Study” pada anak sekolah dasar kelas dua dan tiga di Maine, USA. Analisa data

yang digunakan dalam penelitian adalah seri 2 x 2 split-plot ANOVAs.

Partisipan dari penelitian ini adalah siswa siswi sekolah dasar kelas dua dan

tiga yang akan mendapatkan kelas intervensi yoga atau Yoga 4 Classroom

(Y4C). Sebelum penelitian orang tua mendapatkan surat dari Intitutional Review Board (IRB) untuk mendapatkan perijinan siswa siswi dalam mengikuti kelas yoga. Didapatkan jumlah partisipan 18 anak kelas dua (11 laki-laki, 7 perempuan) dan 18 anak kelas tiga (9 laki-laki, 9 perempuan). Hasil yang didapat dari penelitian tersebut berdasarkan perbedaan kelas didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas dua dan tiga pada hasil air liur cortisol, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas dua dan tiga pada observasi perilaku. Pada kelas tiga mengalami hasil signifikan yang


(29)

9

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas dua pada interaksi sosial dengan teman kelas, perhatian, kemampuan untuk konsentrasi, kemampuan untuk diam saat pelajaran, nilai akademik, kemampuan dalam menangani stress atau cemas, kepercayaan diri atau penghargaan diri, dan semua perasaan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang disusun terletak pada variabel bebasnya. Penelitian terdahulu meneliti air liur corticol untuk mengetahui tingkat stress pada anak dan perubahan perilaku pada anak kelas dua dan tiga sedangkan penelitian yang disusun meneliti pengaruh terapi yoga anak terhadap penurunan gangguan emosional pada siswa siswi sekolah dasar.

3. Penelitian Haden (2014) dengan judul A Randomised Controlled Trial Comparing

the Impact of Yoga and Physical Education on the Emotional and Behavioural Functioning of Middle School Children. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas yoga terhadap emosional dan tingkah laku pada anak dengan membandingkan kegiatan olahraga. Subjek penelitian ini yaitu 30 anak SMP yang diambil secara acak pada kelompok Yoga maupun pada kelompok kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga dan yoga dilakukan selama 3 kali dalam seminggu selama 12 minggu. Emosional dan tingkah laku anak diukur pada sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hasil yag signifikan antara dua kelompok pada indikasi agresi atau laporan orang tua mengenai masalah di dalam maupun di luar pada diri anak mereka. Tetapi terdapat peningkatan pada emosi negatif pada anak yang mengikuti yoga dibandingkan dengan anak yang mengikuti kegiatan olahraga.


(1)

memiliki permasalahan serius dan berkepanjangan sehingga anak akan digolongan dalam gangguan perilaku dan emosional. (Gargiolo, 2009). Segala sesuatu yang menganggu perkembangan emosi yang baik akan menghambat penyesuaian yang dilakukan anak. Dampak lebih lanjut akan mengakibatkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk, membentuk konsep diri yang tidak menyenangkan, dan melemahkan kepercayaan pada diri sendiri (Hurlock, 2005).

Ada banyak upaya untuk menurunkan gangguan emosional, yaitu

dengan relaksasi, self management, emotional feedom technique (EFT), terapi humor,

terapi musik, terapi bermain, terapi dzikir, terapi mindfullness, teknik

pernapasan, dan latihan olahraga. (Safaria, 2012). Meditasi atau yoga dapat menjadi alat dalam menyembuhkan emosi dan mengembangkannya secara positif (Goleman, 2002 dalam Baskara, 2007). Yoga atau meditasi menjadi salah satu cara alternatif yang saat ini digunakan di dunia Barat dan Indonesia (Baskara, Soejipto, dan Atamimi, 2007).

Yoga adalah suatu sistem holistik dengan menggunakan pikiran tubuh untuk kesehatan mental dan fisik yang melibatkan beberapa komponen seperti postur tubuh dan latihan untuk meningkatkan kekuatan dan kelenturan, latihan bernapas untuk meningkatkan fungsi sistem pernapasan, teknik relaksasi untuk mengembangkan status mental dan psikologi menurunkan ketegangan dan stres, dan meditasi untuk membangunkan pikiran tubuh dan meningkatkan konsentrasi, dan emosional. (Butzer, et al 2014). Praktek yoga ataupun meditasi yang dilakukan secara rutin akan mengubah individu menjadi lebih tenang. Individu akan mereaksi


(2)

gangguan-gangguan emosi dengan cara tidak melukai dirinya sendiri dan orang lain (Baskara, Soejipto, & Atamimi, 2007).

Yoga memiliki manfaat untuk meningkatkan kemampuan fisik, menurunkan stres, meningkatkan kemampuan kognitif, sangat baik dalam menurunkan agresi, perilaku negatif, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya. Beberapa studi menjelaskan bahwa yoga dapat meningkatkan kemampuan motorik seperti kemantapan dalam kemampuan fisik, dan meningkatkan sistem saraf otonom yang berhubungan dengan pengendalian rasa takut dan cemas. Latihan yoga dapat membantu anak menjadi lebih tenang dan lebih fokus, menurunkan jumlah ketidakhadiran siswa di kelas, dan meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan perencanaan (Haden, Daly, & Hagins, 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan Telles, et al (2013) menyatakan bahwa yoga anak memiliki manfaat yang sama dengan latihan fisik dimana manfaat dari latihan fisik, yaitu berhubungan dengan efek positif pada depresi, kecemasan, emosi, penghargaan diri, dan peningkatan nilai akademik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mendelson, et al (2010) dengan melakukan intervensi yoga pada 97 anak sekolah dasar selama 12 minggu ditemukan terdapat dampak positif terhadap respon stres, termasuk meningkatkan emosional. Penelitian yang dilakukan oleh White (2009) berpendapat bahwa yoga pada anak bermanfaat pada emosional, kesehatan fisik, dan kesehatan psikososial dan peningkatan kemampuan diri serta konsentrasi.

Dari hasil pemaparan di atas, maka peneliti dalam skripsi ini


(3)

Anak Terhadap Perubahan Gangguan Emosional Pada Siswa Siswi di SDN 1

Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh terapi yoga anak terhadap perubahan gangguan emosional pada siswa siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi yoga anak terhadap perubahan gangguan emosional pada siswa siswi di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gangguan emosional pada siswa siswi SDN 1 Sukodadi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang sebelum dilakukan terapi yoga anak.

b. Mengidentifikasi gangguan emosional pada siswa siswi SDN 1 Sukodadi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang setelah dilakukan terapi yoga anak.

c. Menganalisis pengaruh terapi yoga anak terhadap perubahan gangguan

emosional pada siswa-siswi SDN 1 Sukokadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih

lanjut mengenai terapi yoga anak dan gangguan emosional pada siswa siswi Sekolah Dasar.


(4)

2. Untuk memajukan perkembangan ilmu keperawatan pediatrik terkait terapi yoga

anak pada siswa siswi Sekolah Dasar. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan

Hasul penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi institusi pendidikan S1 Keperawatan terutama di bidang kesehatan anak dan juga sebagai data penunjang untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi khususnya di sekolah tempat penelitian tentang pengaruh terapi yoga anak dan teknik dari yoga terhadap gangguan emosional anak.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan mengenai terapi yoga anak dengan meneliti penurunan gangguan emosional serta sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang memberikan manfaat di masa yang akan datang.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang sudah ada sebenarnya. Namun, dari segi variabel dan subjek penelitian ini benar-benar dan belum pernah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian yang pernah dilakukan, diantaranya:

1. Penelitian Telles (2013) dengan judul “Effect of yoga or physical exercise on physical,

cognitive and emotional measures in children: a randomized controlled trial” pada anak sekolah dasar (8-13 tahun) di 98 Sekolah Dasar Uttarakhand, India. Analisis


(5)

hoctest. Para siswi dibagi menjadi dua grup, yaitu grup yoga dengan jumlah 49

anak dan grup latihan fisik dengan jumlah 23 anak. Kedua grup dilakukan tes terlebih dahulu sebelum melakukan intervensi. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut terdapat satu hasil yang signifikan diantara dua grup yaitu penghargaan diri terhadap sosial mendapatkan hasil yang lebih tinggi di latihan fisik dibandingkan yoga. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disusun terletak pada variabel bebas. Penelitian terdahulu membandingkan antara latihan fisik dan yoga terhadap fisik, kognitif, dan hasil emosional pada anak. Sedangkan pada penelitian yang disusun meneliti pengaruh terapi yoga anak terhadap penurunan gangguan emosional pada siswa siswi sekolah dasar.

2. Penelitian Butzer (2012) dengan judul “Effect of a Classroom-Based Yoga Intervention on Cortisol and Behavior in Second-and Third-Grade Students: A Pilot Study” pada anak sekolah dasar kelas dua dan tiga di Maine, USA. Analisa data

yang digunakan dalam penelitian adalah seri 2 x 2 split-plot ANOVAs.

Partisipan dari penelitian ini adalah siswa siswi sekolah dasar kelas dua dan

tiga yang akan mendapatkan kelas intervensi yoga atau Yoga 4 Classroom

(Y4C). Sebelum penelitian orang tua mendapatkan surat dari Intitutional Review Board (IRB) untuk mendapatkan perijinan siswa siswi dalam mengikuti kelas yoga. Didapatkan jumlah partisipan 18 anak kelas dua (11 laki-laki, 7 perempuan) dan 18 anak kelas tiga (9 laki-laki, 9 perempuan). Hasil yang didapat dari penelitian tersebut berdasarkan perbedaan kelas didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas dua dan tiga pada hasil air liur cortisol, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas dua dan tiga pada observasi perilaku. Pada kelas tiga mengalami hasil signifikan yang


(6)

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas dua pada interaksi sosial dengan teman kelas, perhatian, kemampuan untuk konsentrasi, kemampuan untuk diam saat pelajaran, nilai akademik, kemampuan dalam menangani stress atau cemas, kepercayaan diri atau penghargaan diri, dan semua perasaan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang disusun terletak pada variabel bebasnya. Penelitian terdahulu meneliti air liur corticol untuk mengetahui tingkat stress pada anak dan perubahan perilaku pada anak kelas dua dan tiga sedangkan penelitian yang disusun meneliti pengaruh terapi yoga anak terhadap penurunan gangguan emosional pada siswa siswi sekolah dasar.

3. Penelitian Haden (2014) dengan judul A Randomised Controlled Trial Comparing

the Impact of Yoga and Physical Education on the Emotional and Behavioural Functioning of Middle School Children. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas yoga terhadap emosional dan tingkah laku pada anak dengan membandingkan kegiatan olahraga. Subjek penelitian ini yaitu 30 anak SMP yang diambil secara acak pada kelompok Yoga maupun pada kelompok kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga dan yoga dilakukan selama 3 kali dalam seminggu selama 12 minggu. Emosional dan tingkah laku anak diukur pada sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hasil yag signifikan antara dua kelompok pada indikasi agresi atau laporan orang tua mengenai masalah di dalam maupun di luar pada diri anak mereka. Tetapi terdapat peningkatan pada emosi negatif pada anak yang mengikuti yoga dibandingkan dengan anak yang mengikuti kegiatan olahraga.