Kampus Politeknik Negeri Bengkalis – Bengkalis email : noerbasgmail.com

AERIAL PHOTOGRAMETRY POTENSI KERUNTUHAN LAHAN

  1)

Noerdin basir

  1) Teknik Sipil, Jurusan Teknik sipil, Politeknik Negeri Bengkalis Kampus Politeknik Negeri Bengkalis

  • – Bengkalis email : noerbas@gmail.com

  Abstrak Abstrak Keruntuhan tanah atau landsliding adalah suatu penomena yang biasa terjadi di

Indonesia, terutama di daerah yang memiliki kontur berbukit dengan kemiringan besar dari 10%. Penomena

ini menjadi sangat menarik jika keruntuhan tanah ini terjadi di daerah delta, seperti di pulau Bengkalis

terutama di desa meskom dusun perapat tunggal, di daerah tersebut potensi keruntuhan yang sangat besar

dapat mengancam keselamatan masyarakat setempat. Diperlukan sebuah peta yang dapat memberikan informasi terkait potensi keruntuhan yang terjadi sehingga dapat mengurangi tingkat kerugian akibat

bencana ini. Pemanfaatan teknologi foto udara dengan menggunakan wahana pesawat tanpa awak untuk

melaksanakan pemetaan situasi dan morfologi dari daerah kajian merupakan sebuah metode yang paling

efektif, selain dari segi biaya yang relative murah, image yang dihasilkan juga memiliki resolusi yang tinggi

sehingga sangat membantu dalam pembuatan peta detail, peta hasil pemotretan foto udara ini akan

diperoses dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memberikan informasi terkait

potensi keruntuhan di daerah kajian. Diharapkan dari penelitian ini akan di peroleh peta photo potensi

keruntuhan yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat meminimalisir dampak negative yang terjadi serta menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam mengeluarkan

kebijakan terkait penanggulangan bencana akibat keruntuhan lahan gambut di desa meskom dusun perapat

tunggal. kata kunci : foto udara, SIG, UA,.

1. Pendahuluan

  Pendahuluan Keruntuhan tanah atau landsliding adalah suatu penomena yang biasa terjadi di Indonesia, terutama di daerah yang memiliki kontur berbukit dengan kemiringan besar dari 10%. Penomena ini menjadi sangat menarik jika keruntuhan tanah ini terjadi di daerah delta, seperti di pulau Bengkalis terutama di desa meskom dusun perapat tunggal, di daerah tersebut potensi keruntuhan yang sangat besar terutama pada kawasan pesisir utara yang menghadap langsung ke selat Melaka dengan besarnya perubahan garis pantai mencapai lebih dari 20 m/tahun yang dapat mengancam keselamatan masyarakat setempat. Keruntuhan tanah yang terjadi hanya dalam waktu 7 bulan, keruntuhan juga dapat dilihat dari Citra landsat ETM 7 untuk lokasi yang sama

  Gambar Citra landsat tanggal 1 Maret 2014 Gambar Citra landsat tanggal 21 Agustus 2013 Dari gambar di atas terlihat jelas kerusakan yang terjadi, pengamatan dengan peta detail untuk tujuan analisa situasi dan morfologi dari daerah kajian mutlak diperlukan guna memetakan pola retakan sehingga kita dapat memprediksi potensi keruntuhan. Pemanfaatan teknologi foto udara dengan menggunakan wahana pesawat tanpa awak untuk melaksanakan pemetaan situasi dan morfologi dari daerah kajian merupakan sebuah metode yang paling efektif, selain dari segi biaya yang relative murah, image yang dihasilkan juga memiliki resolusi yang tinggi sehingga sangat membantu dalam pembuatan peta detail, peta hasil pemotretan foto udara ini akan diperoses dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memberikan informasi terkait potensi keruntuhan di daerah kajian. Diharapkan dari penelitian ini akan di peroleh peta photo potensi keruntuhan yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang terjadi serta menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam mengeluarkan kebijakan terkait penanggulangan bencana akibat keruntuhan lahan gambut di desa meskom dusun perapat tunggal. Rumusan Masalah Perlunya sebuah foto udara dengan resolusi tinggi untuk membuat peta potensi keruntuhan lahan gambut serta membuat Sistem Informasi Geografis (SIG) Tujuan dari Penelitian ini adalah Membuat Peta photo udara potensi keruntuhan lahan gambut Membuat sistem informasi geografis.

  2. Tinjauan Pustaka

  Menurut Dykes & Warburton (2006) keruntuhan gambut dapat di definisikan sebagai pergerakan dari masa tanah yang meliputi : Gambut yaitu selimut gambut yang memiliki kadar abu kecil dari 20% serta kedalaman lebih besar dari 0.4 m, dengan kegagalan yang terjadi sepenuhnya pada kedalaman gambut dengan perhitungan kecil dari 0.6 kali kedalaman gambut Gambut yaitu selimut gambut yang memiliki kadar abu kecil dari 20% serta kedalaman antara 0.2 sampai 0.4 m, dengan kegagalan yang terjadi sepenuhnya pada kedalaman gambut Keruntuhan pada transisi antara lumpur dan gambut Dari pengamatan dilapangan diketahui klasifikasi keruntuhan lahan gambut di Desa meskom adalah Bog Burst, yaitu kegagalan dari tanah gambut untuk mempertahankan kadar air pada kubah gambut sehingga terjadinya keruntuhan

  Gambar Keruntuhan tambut tipe Bog Burst Identifikasi ini dapat diketahui dari pola keruntuhan yang terjadi dilapangan, yaitu terjadinya pola retakahan searah memanjang garis pantaidan satuan pada grafik harus dibuat sejelas mungkin. Setiap tabel dan gambar harus dirujuk dalam makalah..

  3. Metode Penelitian

  Gambar Lokasi Pulau Bengkalis

  1. Persiapan Pekerjaan Persiapan dilakukan sebelum kegiatan dimulai, termasuk survey pendahuluan, yaitu melakukan survey awal dilokasi kajian, menyiapkan peralatan dan kelengkapan lainnya. Berikut gambaran persiapan peralatan UAV Quadcopter 2.

  Pembuatan GCP (Ground Control Point) pada pekerjaan ini terlebih dahulu dibangun suatu kerangka polygon sebagai acuan dalam peaksanaan georeference nantinya. Untuk titik Pengenalan darat digunakan plastic warna yang memiliki kecerahan warna kontras dengan lingkungan sehingga mudah dikenali, patok BM di ambil dari patok yang berada di Politeknik negeri Bengkalis dengan elevasi 2.3 m dengan melakukan pengukuran dengan GPS geodetic metode static.GPS base di dirikan di patok BM acuan kemudian GPS rover pada lokasi penelitian, pengamatan dilakukan selama 3 jam 3.

  Pekerjaan Foto udara melakukan persiapan wahana terbang (UAV), kemudian merancang jalur terbang,dan uji auto focus terhadap objek kerja

  Bagian ini memuat penjelasan secara lengkap dan terinci tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini. Selain itu, langkah penelitian juga perlu ditunjukkan dalam bentuk diagram alir langkah penelitian atau framework secara lengkap dan terinci termasuk di dalamnya tercermin algoritma, rule, pemodelan-pemodelan, desain dan lain-lain yang terkait dengan aspek perancangan sistem. proses georeference dilakukan dengan metode Affine first order Analisa dan pembuatan peta,melakukan digitasi pola runtuhan dan ploting untuk menghasilkan peta

  4. Hasil dan Pembahasan

  Analisa Georeference Image dari hasil photo udara harus dilakukan proses georeference untuk menyamakan koordinat Bumi. Berikut titik ikat Poligon Ground Kontrol Poin (GCP) yang diperoleh dari pengukuran GPS Geodetik metode Statik.

  N0

  X Y Ket 1 177318.412 168585.127 BM_1 2 177317.9135 168586.2151 GC1 3 177355.1138 168587.6215 GC2 4 177340.7226 168527.8857 GC3

  Dari data GCP diatas selanjutnya dilakukan proses georeference dengan menggunakan aplikasi arcgis 10.1 berikut hasil Dari hasil table diatas diperoleh nilai RMS Error 5.7229 -10 < 1 artinya proses Georeference dapat di terima. Berikut peta hasil Georeference dengan system koordinat WGS 84 UTM ZONE 48.

  Analisa Buffer

  Buffering, merupakan suatu fungsi yang terdapat dalam sistim informasi, berfungsi untuk menganalisa lingkup Kerusakan yang terjadi, fungsi ini juga akan menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk lingkaran dengan jarak tertentu dari unsur titik dari kerusakan lahan gambut yang di tinjau. unsur spasial yang menjadi masukan untuk . Analisis digunakan untuk menentukan kawasan dengan tingkat kerusakan tertentu dari suatu wilayah berupa garis/koridor dengan menciptakan zona/wilayah buffer disekitar daerah yang dipilih.

  Buffer line pola keruntuhan

  Untuk melihat pola runtuhan pada lahan gambut, di gunakan buffer line analisis, dengan melakukan On Screen Digitasi garis, nilai buffer range di peroleh dari pengamatan dilapangan dengan. Berikut Gambaran

  5. Kesimpulan dan Saran

  Hasil analisa Georeference nilai RMS Error < 1 yang berarti proses georeference dari Image

  Dari

  orthophoto dapat diterima, Tingkat kerusakan yang terjadi di Dusun Meskom Khususnya di areal perkebunan PT Meskom sangat memperihatinkan dengan luas area yang rusak seluas 50.782 m2 . Dari Peta Orthophoto juga dapat dilihat telah terjadinya kerusakan pada titik kawasan yang tidak memiliki buffer zone atau sabuk hijau. Melihat dari tingkat kerusakan dan luasan kerusakan dari Image Orthophoto Saran 1.

  Perlunya pengawasan lingkungan yang sangat ketat, terutama untu usaha perkebunan yang berada di daerah pesisir dengan menjaga kawasan sabuk hijau (buffer zone).

  2. Perlu segera di bangun dinding penahan tanah pada titik runtuhan untuk mencegah hanyutnya material runtuhan

  3. Komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan

  Daftar Pustaka Brahim I., 2009, Penggunan UAV Bagi Applikasi Awam .

  URL

  ING Engineering, 2012, UAVs Offer Sensor Solutions to the OIL & GAS Industries, URL: Lin Z., 2008, UAV for Mapping

  • – Low Altitude Photogrammetric Survey. The International Archived of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Vol. XXXVII. Part B1. Beijing p1183. MikroKopter, 2012, MikroKopter. URL Teufert J., 2011, Rapid Terrain and Infrastructure Mapping in Precarious Conditions using mini-UAV. Esri User Conference in San Diego Jul 2011. PT.Duta Lintas Pratama, Proposal Penawaran jasa foto dan video udara

  Biodata Penulis

  Noerdin Basir, memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil (ST), Program Studi Teknik SIpil [Universitas Riau], lulus tahun 2002. Tahun 2010 memperoleh gelar Magister Teknik (MT) dari Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan [ITS].. Saat ini sebagai Staf pada Program Studi Teknik Sipil [Politeknik negeri Bengkalis ].