BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I WAHYU ARDI KURNIAWAN PKn'18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi berkembang dengan pesat. Kebutuhan
manusia yang tinggi menyebabkan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Kemajuan ini tentunya, didukung karena adanya internet sebagai jarigan global untuk memperoleh informasi. Internet merupakan sarana komunikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Perkembangan inipun semakin menjadi pesat setelah internet mulai dapat diakses melalui
telephoneseluler atau yang dikenal dengan istilah smartphone. Smartphone
memiliki fasilitas yang beraneka macam, mulai dari SMS, MMS, Chatting,
Email, Browsing, serta fasilitas sosial media (Siswanto, 2013:80), dan
bahkan informasi mengenai pemberitaan yang aktual dapat dijumpai dalam media sosial.
Media sosial memang dijadikan sebagai sarana untuk bersosialisasi dan berinteraksi, sehingga dapat menarik orang untuk melihat dan mengunjungi tautan maupun link yang berisi informasi baik mengenai pemberitaan maupun produk dan lain-lain. Di Indonesia, khususnya pada remaja, media sosial merupakan hal yang tidak boleh ketinggalan.
Berita sering kali dapat dijumpai dalam media sosial untuk memberikan informasi yang aktual sesuai dengan kenyataan dan menarik perhatian pembaca. Dj a‟far H. Assegaff (Djuroto, 2002:47) mengartikan berita sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termasa dan dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang kemudian dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa; karena penting atau akibatnya; karena mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan. Dalam hal ini berita dapat dengan mudah diakses di media sosial yang banyak digunakan oleh manusia untuk mendapatkan informasi maupun dijadikan sebagai media komunikasi massa yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat luas (Djuroto, 2002:47 ).
Berbicara mengenai berita tentunya tidak terlepas dari laporan tentang peristiwa nyata yang sudah diolah menjadi informasi yang aktual, berita memang bukan sesuatu hal yang awam bagi masyarakat. Penyampaian berita tentunya harus memperhatikan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi berdasarkan fakta dilapangan, sehingga tidak akan menimbulkan berita hoax atau berita palsu yang dibuat-buat dan tidak benar-benar terjadi.
Dalam hal ini membuat masyarakat akan mudah percaya mengenai berita yang belum diketahui sumbernya, karena masyarakat hanya paham mengenai berita sebagai sarana penyampaian informasi saja.
Berita terkadang menyajikan tayangan yang berbau unsur kejahatan maupun unsur kekerasan seperti pembunuhan, korupsi, pemerkosan, tawuran, bullying, dll. Dalam hal ini cenderung dapat berpengaruh pada perilaku remaja yang masih dalam tahapan mencari jati diri. Sekarang ini banyak kasus kejahatan maupun kekerasan yang dilakukan oleh remaja. Selain itu, berita juga menyajikan tayangan yang positif seperti berita tentang politik yang mampu menambah wawasan untuk ikut serta dan aktif dalam mengikuti kegiatan politik. Berita tentunya memberikan informasi yang dapat menambah pengetahuan pada masyarakat, khususnya bagi remaja dalam membantu proses perkembangan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Berita seperti ini dapat ditemukan dalam media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat luas.
Media sosial saat ini tampil sebagai pesaing media yang secara fisik telah hadir dalam kehidupan manusia, seperti koran, majalah, buletin, dan televisi yang dikenal selama ini sebagai media mainstream. Media sosial sebagai media baru bahkan mulai menjadi kebutuhan masyarakat luas.
Perannya semakin terlihat mulai menggeser peran media mainstream secara fisik. Media sosial sebagai media baru saat ini adalah menjadi bagian dari kebaradaan generasi di era teknologi. Begitu cepat pola bentuk komunikasi baru memasuki ruang kehidupan generasi muda dalam pusaran teknologi, antara lain facebook, twitter, istagram, dan blogger, merupakan fenomena di masyarakat moderen kekinian (Astuti, 2013:205).
Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) , Selamatta Sembiring mengatakan, situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India. Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya. Pengguna Twitter, berdasarkan data PT Bakrie Telecom, memiliki 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling besar di dunia sehingga mampu meraup keuntungan mencapai USD 145 juta
Berdasarkan fenomena ini menimbulkan dampak yang tidak sedikit implikasinya dalam kehidupan nyata. Terjadinya perubahan penggunaan gaya bahasa sampai pada bentuk etika bahasa. Dalam era teknologi bagi orang awam yang jarang menyentuh media sosial, penggunaan teknologi itu memang sangat membinggungkan (Astuti, 2013:205). Dalam hal ini menyebabkan ketidak sadaran akan pengunaan bahasa yang tidak sesuai dan memberikan kebebasan bagi penggunanya untuk membuat postingan yang semestinya tidak dilakukan, sehingga dapat menciptakan unsur kekerasan bahkan kejahatan yang tidak sesuai dengan norma dalam kehidupan.
Media sosial dapat dijadiakan sebagai sarana bagi masyarakat untuk menciptakan kehidupan sosial yang kuat, untuk melakukan suatu pergerakan sosial yang dapat membawa permasalahan ke media tesebut dalam menanggapi setiap peristiwa yang sedang terjadi. Dalam hal ini perlu adanya pengembangan sikap demokratis yang dapat menumbuhkan sikap keterbukaan dalam menanggapi hal-hal tesebut.
Sikap demokratis memang perlu untuk ditanamkan pada kalangan remaja, dimana pola pikir remaja masih mudah dalam menerima hal-hal baru yang telah dialaminya, sehingga dalam hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk perilaku yang mampu untuk menciptakan kepribadian yang baik dalam kehidupan sosial.
Namun, pada kenyataannya sikap demokratis yang ditunjukan oleh siswa di kelas maupun disekolah mengalami kemunduran. Hal ini ditujukkan dengan semakin seringnya para siswa berkelahi bahkan tawuran di dalam lingkungan sekolah maupun antar sekolah, maka dari itu dalam membangun sikap demokratis dapat dikembangkan melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang memuat aspek-aspek kehidupan sosial dalam masyarakat, khususnya bagi para remaja.
Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Manusia sangat membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dalam hal ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran.
Pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan manusia yang mandiri, mulia, dan bermanfaat bagi lingkungannya, dengan pendidikan menjadikan manusia sadar bahwa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Bangsa Indonesia ingin mewujudkan nilai-nilai demokrasi yaitu suatu masyarakat yang demokratis. Masyarakat demokratis atau didalam khasanah bahasa indonesia disebut masyarakat madani (civil society) adalah suatu masyarakat yang mengakui hak-hak asasi manusia. Masyarakat madani tidak lahir dengan sendirinaya karena memerluakan sistem nilai yang berbeda dengan masyarakat otoriter. Oleh sebab itu perubahan dari masyarakat otoriter dan sentaralis menuju kepada masyarakat demokratis yang mengakui akan hak-hak asasi manusia dan menghargai perbedaan antar anggotanya, dalam hal ini memerlukan proses pembentukan pribadi melalui pendidikan, salah satunya adalah pendidikan di sekolah. Pada umunya demokrasi diajarkan pada pembelajaran PKn (Yuliana, 2013:3).
PKn sebagai mata pelajaran pendidikan moral merupakan suatau usaha membimbing perkembangan kepribadian peserta didik yang berlandaskan pancasila. Seperti halnya pendidikan kewarganegaraan menurut Zamroni (Tanireja, 2014:3) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak- hak warga masyarakat. Dalam hal ini Pembelajaran Kewarganegaraan diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai demokrasi berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
PKn memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dalam menyikapi permasalahan-permasalahan publik (umum) yang aktual berkaitan dengan kehidupan sosial yang ada pada masyarakat secara bijaksana, serta dapat menghargai perbedaan pendapat yang muncul dari setiap warga negara di dalam kehidupan pemerintahan yang terbuka saat ini.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Peran pemberitaan di facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi inti penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peran pemberitaan di facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto?
2. Bagaimana tantangan facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto?
3. Bagaimana upaya pembelajaran PKn dalam menghadapi pemberitaan di facebook untuk membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih jelas bagaimana peran pemberitaan di facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto.
2. Mengetahui lebih jelas bagaimana tantangan facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto.
3. Mengetahui lebih jelas bagaimana upaya pembelajaran PKn dalam menghadapi pemberitaan di facebook untuk membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan masukan-masukan tentang pendidikan PKn sebagai sarana untuk membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto.
b. Memberikan informasi bagaimana peran pemberitaan di facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto. c. Dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan penelitian berikutnya bagi masyarakat dan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan peran pemberitaan di facebook dalam membangun sikap demokratis siswa di SMK Mulya Husada Purwokerto.
b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi kepala sekolah, guru di SMK Mulya Husada Purwokerto sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dalam membangun sikap demokratis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
c. Bagi Guru Memberikan masukan bagi guru untuk berperan serta membangun sikap demokratis pada peserta didik melalui pengetahuan dan pemahaman mata pelajaran PKn
d. Bagi Peserta Didik Memberikan masukan peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sikap demokratis agar dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.