BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Riyan Rinanda BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan

  langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui pengendalian penduduk dan peningkatakan kualitas insani dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas.

  Hasil sensus penduduk tahun 2010 meningkat menjadi 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 % per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta jiwa jika di tahun 2010 maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta yakni sekitar 241,1 juta jiwa jika laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2045 menjadi sekitar 450 juta jiwa ini berarti 1 dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia. Hal ini menujukan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 melebihi proyeksi penduduk Indonesia 2000-2025, yaitu 234,1 juta jiwa. Program KB merupakan salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Apabila program KB tidak ditangani serius maka laju pertumbuhan penduduk Indonesia akan jauh lebih besar lagi.

  1 Turunnya pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia menurunkan tingkat kelahiran dari rata-rata 5-6 anak per keluarga pada tahun 1971Total fertility rate (TFR=5,6) menjadi 2-3 anak per keluarga pada tahun 2003 (TFR=2,3). Penurunan tingkat kelahiran erat kaitanya dengan meningkatnya pemilihan untuk memakai alat kontrasepsi (BKKBN, 2012). Banyak masalah atau kendala yang menghambat terealisasinya program KB salah satunya adalah banyak wanita kesulitan dalam menentukan sikap untuk memilih kontrasepsi yang akan digunakan, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita untuk memperoleh kontrasepsi.

  Menurut Saifuddin (2006), pada umumnya penggunaan kontrasepsi hormonal seperti kontrasepsi suntik adalah perubahan siklus haid, haid menjadi lebih lama, volume darah haid menjadi lebih meningkat, dan saat haid akan menjadi lebih sakit. Dalam memperkenalkan cara-cara kontrasepsi kepada masyarakat tidak mudah untuk segera diterima karena menyangkut pemilihan alat kontrsepsi oleh masyarakat untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut.

  Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, baik yang bersifat interen maupun eksteren sehingga manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut (Sunaryo, 2004), sehingga dibutuhkan sikap yang baik dari masyarakat untuk bisa menentukan suatu pilihan yang baik dan benar supaya bisa meminimalkan suatu masalah.

  Menurut data dari BKKBN (2012) Proporsi pasangan usia subur di Indonesia yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2011 sebesar 55,22% dari 22.085.365 orang. DIY dengan persentase tertinggi adalah (67,75%), Jawa Tengah (66,10%), jawa Barat (65,98%).

  Persentase tertinggi alat/cara KB yang dipakai peserta KB adalah suntik sebesar 12.441.320 atau 56,33% dari jumlah PUS, diikuti PIL KB sebesar 5.492.689 atau 24,87%, IUD (AKDR) sebesar 2.063.318 atau 9,34% (BKKBN, 2012). Kontrasepsi Suntik merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak dipilih dan digunakan oleh akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo. Angka peserta KB aktif tahun 2011 di Kabupaten Kulon Progo yang menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 22.046 atau 32,62% Pasangan Usia Subur (PUS), Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) sebesar 51.792 PUS atau 100,33% dengan cakupan keberhasilan program KB sebesar 85,92%. Tahun 2012 peserta KB aktif berjumlah 22.645 PUS atau 33,18% yang mengalami kenaikan sebesar 602 PUS dengan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) sebesar 52.404 PUS atau 96.91%, cakupan keberhasilan program KB sebesar 100,48%.

  Tahun 2013 angka peserta KB aktif berjumlah 22.643 PUS atau 33,14%, perkiraan permintaan masyarakat sebesar 53.998 dengan cakupan keberhasilan program KB 99,92%. tetapi terjadi penurunan cakupan keberhasilan program KB jika dilihat dari tahun 2012-2013 (BKKBN, 2013).

Tabel 1.1 Jumlah Peserta Aktif KB suntik di Kabupaten Kulon Progo.

  

No. Tahun Peserta KB Persentase PPM Persentase

Suntik (%) (%)

1. 2011 22.046 32,62% 51.792 100,33%

2. 2012 22.645 33,18% 52.404 101.48%

3. 2013 22.643 33,14% 53.998 99.92%

  Sumber : BKKBN Kabupaten Kulon Progo 2013 Pengguna kontrasepsi menurut data Puskesmas pengasih 2 berjumlah 76 akseptor KB dengan persentasi 2,97% dari jumlah peserta KB aktif di wilayah Kacamatan Pengasih. Tahun 2011 pencapaian akseptor KB suntik di Puskesmas Pengasih 2 berjumlah 57 orang PUS (19,9%), pada tahun 2012 jumlah akseptor KB suntik mengalami penurunan sebesar 65 orang PUS (53,9%), sedangkan pada tahun 2013 angka pencapaian aseptor KB suntik mengalami kenaikan sebesar 76 orang PUS (69,0%).

  Berdasarkan hasil pendahuluan survey wawancara kepada 10 ibu yang menggunakan KB suntik dan 10 ibu yang tidak menggunakan KB suntik dengan pemilihan KB suntik didapatkan data bahwa ibu yang menggunakan KB suntik memiliki sikap yang positif yaitu ibu yang menggunakan KB suntik meyakini bahwa KB suntik bisa memberikan kenyamanan, ibu yang menggunakan KB suntik merasa bahwa KB suntik lebih baik dari pada alat kontrasepsi yang lainya karena dinilai lebih murah jika dibandingkan dengan KB kontrasepsi mantap.

  Sedangkan wawancara kepada ibu yang tidak menggunakan KB suntik ibu cenderung merasa cemas jika menggunakan KB suntik dikarenakan sebagian besar ibu merasa takut terhadap jarum suntik, dan lebih pada sikap negatif yaitu ibu yang tidak memakai kontrasepsi suntik, mereka menilai penggunaan KB suntik tidak efisien dikarenakan harus ke petugas medis untuk melakukan KB suntik kembali setiap bulannya. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan faktor karakteristik dan sikap ibu akseptor KB dengan pengambilan keputusan penggunaan kontasepsi suntik di wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Banyak wanita yang kesulitan dalam menentukan sikap dalam memilih alat kontrasepsi yang baik untuk kesehatan, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode- metode tersebut tidak dapat diterima karena menyangkut pemilihan alat kontrasepsi oleh masyarakat untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut. Menurut Rogers, ada empat tahap untuk mengambil keputusan untuk menerima inovasi tersebut yaitu tahap pengetahuan (knowledge), tahap persuasi (persuasion), tahap pengambilan keputusan (decision), dan tahap konfirmasi (confirmation). Selain itu juga karakteristik dan sikap ibu sangat berpengaruh terhadap dalam pemilihan alat kontrasepsi sikap adalah menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab. Sikap seseorang sangat mempengaruhi perilaku baik sikap positif maupun negatif (Sunaryo, 2004).

2. Pada tahun 2013 angka pencapaian askeptor KB suntik di wilayah

  Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo mengalami kenaikan sebesar 76 orang PUS (69,0%).

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti : “Adakah hubungan faktor karakteristik dan sikap ibu akseptor KB dengan pengambilan keputusan penggunaan kontasepsi suntik di wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Mengetahui faktor karakteristik, sikap ibu akseptor KB dengan pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi suntik di wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo.

2. Tujuan Khusus

  a. Mengidentifikasi karakteristik ibu (tingkat pendidikan, umur, jumlah anak) dengan pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi suntik di wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo.

b. Mengetahui hubungan karakteristik dan sikap ibu terhadap akseptor

  KB dengan pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi pengelola KB di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih Kabupaten Kulon Progo, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya membantu meningkatkan dalam memilih alat kontrasepsi.

  2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Purwokerto diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan untuk penelitian berikutnya mengenai KB khususnya tentang faktor karakteristik dan sikap ibu akseptor KB dengan pemilihan kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo.

  3. Bagi masyarakat terutama Aseptor KB suntik dapat menambah wawasan keilmuan tentang karakteristik dan sikap ibu akseptor KB dengan memilih kontrasepsi suntik.

E. Keaslian Penelitian

  Penelitian mengenai faktor karakteristik dan sikap ibu akseptor KB memilih kontrasepsi suntik di wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo belum pernah diteliti, tetapi penelitian sejenisnya pernah dilakukan oleh :

1. Penelitian terkait sebagai berikut :

  2. Hubungan tingkat

  8 Hubungan Faktor Karakteristik..., Riyan Rinanda, Keperawatan S1 UMP, 2014

  Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 643,50 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 ( α < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah antara tingkat pengetahuan kontrasepsi suntik dengan sikap pemilihan kontrasepsi suntik mempunyai kekuatan hubungan yang signifikan (bermakna). Semakin baik tingkat pengetahuannya maka semakin meningkatkan sikap pemilihannya terhadap kontrasepsi suntik.

  Variabel terikat: pengambilan keputusan penggunaan kontrsepsi Penelitian ini menggunakan cross secsional, tekhnik pengambilan sampling menggunakan simple random sampling

  Variabel bebas: Tingkat pendidikan,umur,jumlah anak, sikap ibu.

  Variabel bebas: tingkat pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi suntik Variabel terikat: sikap pemilihan kontrasepsi suntik

  sectional, denga n menggunakan uji korelasi nonparametik Mann-whitney

  2011 desain cross

  Neneng Siti Robanah

  pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi suntik dengan sikap pemilihan kontrasepsi suntik dipuskesmas Mojolangu kota Malang

Tabel 1.2. Penelitian terkait

  No. Judul Nama Pengarang Tahun Desain Penelitian Variabel Diteliti Yang akan saya teliti Hasil

  Variabel terikat: pengambilan keputusan penggunaan kontrsepsi Penelitian ini menggunakan cross secsional, tekhnik pengambilan sampling menggunakan simple random sampling

  Variabel bebas: Tingkat pendidikan,umur,jumlah anak, sikap ibu.

  Variabel bebas: pendidikan, paritas, pengetahuan, pekerjaan, motivasi, dan peran suami Variabel terikat: kontrasepsi KB suntik

  probability sampling dengan purposive sampling

  Teknik pengambilan sampel non

  sectional .

  2008 Bersifat deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross

  Putriningrum

  mempengaruhi ibu dalam pemilihan kontrasepsi KB suntik di BPS. Ruvina Surakarta Rahajeng

  1. Faktor-faktor yang

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke enam faktor yang diteliti ada 4 faktor yang mempunyai pengaruh yaitu faktor pengetahuan, faktor pendidikan, faktor jumlah anak, factor peran suami.

  3. Hubungan pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan sikap akseptor dalam mengatasi efek samping kontrasepsi suntik DMPA diwilayah kerja puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

  Iswatun khasanah 2013 desain cross

  sectional, denga

  n menggunakan

  cluster sampling

  Variabel bebas: pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang kontrasepsi suntik DMPA Variabel terikat: sikap akseptor dalam mengatasi efek samping kontrasepsi suntik DMPA

  Variabel bebas: Tingkat pendidikan,umur,jumlah anak, sikap ibu.

  Variabel terikat: pengambilan keputusan penggunaan kontrsepsi Penelitian ini menggunakan cross secsional, tekhnik pengambilan sampling menggunakan simple random sampling

  Hasil uji statistik mendapatkan bahwa p value = 0,864 > α 0.05 berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan sikap akseptor dalam mengatasi efek samping kontrasepsi suntik DMPA.

2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang di atas adalah

Tabel 1.3 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang di atas

  Judul Faktor Karakteristik Dan Sikap Ibu Akseptor KB Kontrasepsi Suntik Di Wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo. Evidence based ( masalah) Pengguna kontrasepsi menurut data Puskesmas pengasih 2 berjumlah 76 akseptor KB dengan persentasi 2,97% dari jumlah

  peserta KB aktif di wilayah Kacamatan Pengasih. Tahun 2011 pencapaian akseptor KB suntik di Puskesmas Pengasih 2 berjumlah 57 orang PUS (19,9%), pada tahun 2012 jumlah akseptor KB suntik mengalami penurunan sebesar 65 orang PUS (53,9%), sedangkan pada tahun 2013 angka pencapaian aseptor KB suntik mengalami kenaikan sebesar 76 orang PUS (69,0%).

  Berdasarkan hasil pendahuluan survey wawancara kepada beberapa ibu-ibu yang menggunakan KB suntik dan ibu-ibu yang tidak menggunakan KB suntik dengan pemilihan KB suntik di dapatkan data bahwa ibu yang menggunakan KB suntik memiliki sikap yang positif yaitu ibu yang menggunakan KB suntik meyakini bahwa KB suntik bisa memberikan kenyamanan, ibu yang menggunakan KB suntik merasa bahwa KB suntik lebih baik dari pada alat kontrasepsi yang lainya karena dinilai lebih murah jika dibandingkan dengan KB kontap. Sedangkan wawancara kepada ibu yang tidak menggunakan KB suntik memiliki pertahan ego yang kuat yaitu ibu merasa cemas jika menggunakan KB suntik di karenakan sebagian besar ibu merasa takut terhadap jarum suntik, dan lebih pada sikap negatif yaitu ibu yang tidak memakai kontrasepsi suntik, mereka menilai penggunaan KB suntik tidak efisien dikarenakan harus ke petugas medis untuk melakukan KB suntik kembali setiap bulannya. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan sikap ibu terhadap kontrasepsi dengan pegambilan keputusan kontrasepsi suntik di wilayah Puskesmas Pengasih 2 Kabupaten Kulon Progo.

  9 Hubungan Faktor Karakteristik..., Riyan Rinanda, Keperawatan S1 UMP, 2014 Yang akan saya teliti Variabel bebas: Karakteristik dan sikap akseptor KB Variabel terikat: kontrsepsi Suntik Pengambilan sampel yang akan menjadi responden menggunakan simple random sampling dengan menggunakan rumus slovin sesuai dengan jumlah sampel di puskesmas 76 orang dengan respondennya sampel yang akan diteliti 43 orang kasus dan kontrol

  43 orang sehingga jumlah keseluruhan yang akan diteliti 86 akseptor , Desain penelitian yaitu cross sectional. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner

  10 Hubungan Faktor Karakteristik..., Riyan Rinanda, Keperawatan S1 UMP, 2014